Anda di halaman 1dari 31

Module 3.

SITE GRADING
Departement of Regional and City Planning
School of Architecture, Planning, and Policy Development
Institut Teknologi Bandung

CONTENT
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengantar Pematangan Lahan


Tujuan Perataan Lahan
Pertimbangan dan Prinsip Perataan Lahan
Persoalan Perataan Lahan
Rencana Perataan Lahan
Metoda Perataan Lahan

OBJECTIVES
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mahasiswa dapat menguraikan dengan ringkas 2 jenis


pematangan lahan
Mahasiswa dapat menjelaskan dengan ringkas cakupan
pekerjaan pada 6 tahap pembangunan tapak
Mahasiswa mampu menyebutkan dengan tepat pengertian
perataan Lahan
Mahasiswa dapat menjelaskan dengan ringkas paling tidak 2
alasan perlunya perataan lahan
Mahasiswa dapat menjelaskan dengan ringkas 3 tujuan perataan
lahan
Mahasiswa dapat menjelaskan dengan ringkas 3 pertimbangan
dalam penentuan keputusan perataan lahan
Mahasiswa dapat menjelaskan 8 prinsip perataan lahan

8.
9.
10.
11.
12.
13.

Mahasiswa dapat menjelaskan dengan ringkas 2 persoalan


utama perataan lahan dan 8 kesulitan yang dapat timbul dalam
perataan lahan
Mahasiswa dapat merencanakan perataan lahan
Mahasiswa dapat menyebutkan dengan benar 2 tujuan
penghitungan gali-timbun
Mahasiswa dapat menyebutkan dengan benar 7 pertimbangan
untuk menentukan titik elevasi percobaan
Mahasiswa dapat menentukan paling tidak 7 lokasi yang dapat
ditetapkan sebagai acuan titik elevasi akhir
Mahasiswa dapat menguraikan dengan ringkas 3 metoda
penghitungan gali-timbun

PENGANTAR PEMATANGAN LAHAN


Pematangan lahan terdiri dari:

pematangan administratif/hukum pembebasan lahan


pematangan teknis grading/cut & fill
infrastruktur: jalan utama, jalan drainase

Tahap pembangunan tapak:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Layout rinci struktur dan jaringan jalan (properti lines, alinement)


Konstruksi profil jalan alinemen horisontal/vertikal grading
Kontruksi rencana grading penghalusan dari profil jalan ke titik
elavasi
Pembangunan utilitas, mulai dari drainase
Penyiapan lansekaping (daftar tumbuhan + jumlah)
Pembuatan gambar rinci obyek-obyek khusus + spesifikasi
konstruksi

TUJUAN PERATAAN LAHAN


Grading diperlukan karena :
Pembangunan tapak sering perlu penyesuaian muka
lahan (yang kadang-kadang sangat merusak) yang
dibuat dalam rencana grading
Grading sangat berpengaruh pada biaya,
penempatan/pemasangan utilitas & tampilan akhir
proyek.

Tujuan grading (= mengubah garis kontur), adalah :


1. Menyesuaikan permukaan lahan dengan tujuan
peletakan/penggunaan dan menjaganya sebagai suatu
bagian sistem yang mantap
2. Menyesuaikan struktur binaan manusia terhadap
topografi eksisting
3. Mengarahkan aliran air menjauhi wilayah
struktur/bagunan atau kegiatan

PERTIMBANGAN DAN PRINSIP


PERATAAN LAHAN
Hal-hal yang diperhatikan untuk memutuskandilakukannya
keputusan grading:
a)
b)
c)

Sulit mendapatkan keseimbangan sistem tanah yang


asli
Rasio cul & fill bervariasi, tergantung pada cara
penanganan (bisa bengkak 15-25% bila tidak
dipadatkan, bisa menyusut 5-10% bila dipadatkan).
Harus memperhatikan kriteria fungsi, ekonomi,
drainase, penampilan dan kerusakan ekologi
minimum.

Prinsip Grading:
a) Harus mendukung proyek keseluruhan (teknis, biaya, ekologis)
b) Harus sesuai dengan tujuan penempatan/peletakan dan
kemampuan pemeliharaannya sebagai bagian dari suatu sistem
yang mantap/stabil
c) Kemiringan LAHAN harus mimiliki drainase positif, yaitu:
membuat air mengalir menjauhi wilayah bangunan/struktur
daan kegiatan
menghindari banjir
d) Kemiringan (grade) baru harus diusahakan sedekat mungkin
dengan grade yang lama jangan banyak perubahan
e) Harus memperhatikan nilai-nilai kesuburan LAHAN
f) Harus mempunyai pandangan visual yang indah/menyenangkan
dan serasi dengan konteks lansekap sekitarnya
g) Hindari cut (& fill) yang tidak perlu
h) Pertimbangan ekonomi: jumlah cut & fill (dikurangi
penyusutan/pemadatan) harus seimbang dalam keseluruhan tapak.
jangan sampai mengangkut tanah dari/ke tempat lain.

SITE GRADING :

recommended gradients

SITE GRADING :

recommended gradients

(www.taunton.com)

SITE GRADING :

techniques

Grading to create
levels area
Grading for drainage

Grading to
create
berm

Grading to modify existing


land-form

SITE GRADING :

techniques

Grading for increased site interest

Grading related to good views

SITE GRADING :

techniques

Grading related to bad views

Grading to emphasize or control


circulation

Grading to fit structures to site

PERSOALAN PERATAAN LAHAN


Kesulitan/kerugian grading:

Kesulitan utama:
Sulit mengembalikan keseimbangan sistem tanah ke keadaan
sebelum grading

Rasio cut & fill bervariasi (bergantung pada penanganan)

Rincian kesulitan yang mungkin terjadi:


a)
b)
c)
d)

Tidak seimbang (antara) cut & fill (kurang/kelebihan biaya)


Terjadi kantong-kantong genangan di tanah, jalan, atau sisi
bangunan (tidak rata)
Kemiringan lahan menyebabkan erosi/bahaya: misalnya longsor
Terjadi kesulitan dalam pembangunan/penggunaan akses atau
pemeliharaannya

e)

Timbunan terlalu padat akibat penggunaan alat berat:

f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)

Drainase terganggu (resapan berkurang)


Sulit untuk tanaman dapat tumbuh

Top soil & subsoil tercampur sehingga menghilangkan bahan


organik yang bernilai/perlu
Tanah yang baru dimatangkan atau dibersihkan dari tumbuhan
bisa kena erosi permukaan polusi air di hilir
Hubungan visual atau fungsional yang tidak serasi antara
bangunan/jalan dengan lingkungan sekitar
Perubahan/tansisi yang janggal/buruk antara satu bagian dengan
bagian lain
Rusaknya pepohonan/tumbuhan yang ada akibat perubahan level
tanah
Hilang/berkurangnya (drainase) tanah subur
Banyaknya penggunaan tangga atau dinding penyangga
(retaining wall yang mahal/tidak diinginkan)

RENCANA PERATAAN LAHAN


Tahapan dalam rencana grading dan alat yang digunakan:
a)
Menentukan titik awal/percobaan untuk menghasilkan drainase
positif sesuai dengan:

studi-studi pengembangan penggunaan tapak/lahan dan rencana


sirkulasi
studi-studi dalam bentuk visual (yang dikerjakan di atas peta
topografi)

Rencana grading dapat mengubah peletakan bangunan


atau sirkulasi
b)

Alat berat: mampu memindahkan bukit, memotong karang,


mengangkut atau membuang tanah, memproduktifkan tanah



Site planner harus tahu kemampuan alat berat


Rencana grading yang ekonomis akan memperhatikan kemampuan
dan keterbatasan alat-alat tersebut untuk menghindarkan pemapasan
yang mahal.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan


dalam penetapan titik elevasi awal/percobaan:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

Penempatan ketinggian lantai dasar bangunan (biasanya 6 inci


[15cm] di atas tanah)
Penyesuaian ketinggian bangunan yang sudah ada dan kaitan
dengan milik di sebelahnya sehingga tidak menyimpangkan aliran
air.
Kaitan dengan ketinggian jalan, parkir dan kegiatan lain terhadap
ketinggian bangunan untuk mendapatkan drainase positif.
Pohoh-pohon yang indah perlu diselamatkan dengan
memasukkannya dalam pertimbangan atau perencanaan.
Masalah-masalah batuan atau drainase harus dihindarkan
dengan memeriksa tapak secara teliti.
Hemat biaya-biaya untuk dinding penopang selama konsep
grading lain dapat digunakan
Seimbangkan cut & fill untuk menghindarkan pengangkutan tanah
ke/dari tempat lain.

Penetapan titik elevasi akhir dapat didasarkan pada titiktitik sbb:

a) Ketinggian lantai dasar bangunan


b) Sudut-sudut bangunan dan depan pintu
c) Sudut-sudut tempat parkir, teras dan
perkerasan lainnya
d) Sudut-sudut tangga bagian atas dan bawah
e) Bagian atas dan bawah dinding, parit, selokan
f) Karang dasar dan dasar-dasar pohon besar
g) Tepi-tepi atau memasukkan elevasi struktur
drainase (lembah, manhole, inlet air hujan,
dsb.)

METODA PERATAAN LAHAN


1. Metoda grading:
Tujuan penghitungan:
menentukan apakah ada keseimbangan antara cut &
fill dalam tapak.
apakah material harus ditambahkan atau dibuang
ke/dari tapak.
Cut/papas/potong/gali:
jika kontur baru disesuaikan dengan kemiringan rujukan

Fill/timbun/urug:
jika kontur baru dipindahkan di atas kemiringan existing

Jenis grading:
Grading kasar (sebelum konstruksi):
top soil harus ditimbun dulu di tempat lain bisa
dipakai lagi
perhitungkan 10% volume & berat akan hilang

Grading akhir (setelah konstruksi)

2. Metoda Penghitungan Cut & Fill:

Contour - Area Method (Barrow & Pit Method)

End - Area Method

biasa digunakan untuk pekerjaan jalan raya atau perataan yang


memanjang.

Elevations at grid corners

paling baik untuk tujuan umum proses TL karena:


cukup akurat untuk hitungan awal
langsung cocok dengan proses pembuatan rencana grading
berkontur
segera memberikan gambaran grafis jumlah & lokasi eartwork pada
soil yang luas

dapat digunakan pada perubahan/ perataan lahan yang luas dan juga
penggalian yang dalam.

Model grafis:

lebih teliti dan/sehingga mengurangi kontrol grafis

Metode perhitungan cut & fill (Barrow & Pit


Method):
a) tapak kecil:
hitung beda tinggi rata-rata
hitung volume= E x p x l

b) tapak besar:
bagi dalam bujur sangkar (grid)
tanda tiap sudut grid
Selanjutnya ama dengann tapak kecil

Perhitungan:
D
(1) G =
L

G = grade
D = beda tinggi = CI
L = jarak

--- x 100%

(2) Untuk pembuatan rencana kontur:


(1 ft = 30 cm) atau (50cm-an)

CI
D = ------ x 100
%G

D = jarak antar konter


CI = interval kontur yang diinginkan
%G = kemiringan yang direncanakan

Contoh: %G = 2.4%
CI = 1 ft
1 ft
D = ---x 100 = 41.6 ft.
2.4
Contoh kemiringan:
jalan (0.5 - 8%)
parkir (0.5 - 5%)
fasilitas (0.5 - 5%)
jalan utama ke bangunan (1 - 4%)
rumput untuk rekreasi (2 -3%)

Contoh Penghitungan Cut & Fill:


D
G = ---- x 100
L
CI
D = --- x 100
%G

Contoh
Rencana Grading

Contoh
Daerah Galian dan Timbunan

Grading tools

Contoh
Grading pada Tapak Perumahan

Contoh
Grading pada Tapak
Perumahan

Contoh
Grading untuk Kawasan Rekreasi

Anda mungkin juga menyukai