Anda di halaman 1dari 161

MODUL 04

PROSES DESAIN DAN TATA CARA PEMBUATAN


RENCANA INDUK, STUDI KELAYAKAN &
DETAIL DESAIN DRAINASE PERKOTAAN
PROSES DESAIN
Pengantar
Tujuan dari penyajian materi ini

 memberikan pengantar dan suatu gambaran umum


mengenai proses desain, serta
 membahas bentuk hubungan antara berbagai
tahapan,

desain yang lebih detail baru akan dibahas kemudian


dalam materi selanjutnya
Gambaran Umum
Langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan dalam proses desain adalah sebagai berikut:
1. Survey ukur tanah sepanjang saluran drainase (pengalir) yang ada dan yang akan
diperbaiki atau yang akan dibangun;
2. Penyelidikan tanah untuk mendapatkan parameter desain bagi tebing saluran dan
bangunan air/bangunan pelengkap;
3. Analisis hidrologi (dilakukan untuk menentukan debit aliran rencana dari beberapa
penyalir yang harus diperbaiki/dibangun);
4. Desain hidrolik dan penentuan dimensi dari penyalir yang diusulkan untuk
diperbaiki/dibangun (menyesuaikan saran yang diutarakan dalam tahap Rencana Induk
atau tahap persiapan sub-proyek, disesuaikan dengan data survey ukur tanah serta
keadaan lapangan sesungguhnya);
5. Desain struktur (yang menyangkut desain bangunan pelengkap seperti: gorong-gorong,
lantai pengeras untuk mencegah erosi, bak pengendap dari penyalir beton serta pasangan
batu termasuk juga penutup, manholes sebagaimana yang diperlukan)
6. Penyiapan gambar-gambar desain;
7. Penyiapan dokumen tender dan pelelangan
PENGUMPULAN DATA
Survey Ukur Tanah

Data yang didapatkan dari hasil survey ukur


tanah adalah lay-out bentuk tanah maupun
bentuk permukaan tanah di sekitar dan
sepanjang penyalir dan bangunan penyalir
yang ada maupun yang diusulkan.

Desain detail tidak mungkin dilakukan


tanpa ada data Ukur Tanah
Informasi Ukur Tanah Yang
Diperlukan

1. Rencana pemotongan yang merincikan data topografi sepanjang rute saluran


drainase yang dikenal atau dipengaruhi usulan perbaikan;
2. Penampang melintang yang dipatoki, sepanjang rute saluran drainase yang
dipengaruhi oleh usulan perbaikan;
3. Penampang memanjang sepanjang rute saluran drainase;
4. Rencana situasi dan penampang tambahan di tempat dimana gorong-gorong
jembatan dan bangunan pelengkap drainase akan ditempatkan;
5. Pemetaan topografi dari daerah atau luasan yang terbatas, terdiri dari kontur
dan spot level (aras titik) yang cukup mencakupi serta cukup intensif
sehingga batas daerah tangkapan dapat dikenali.
Bentuk Khusus Yang Disurvei
Untuk Pekerjaan Drainase

1. Sungai, alur dan saluran drainase;


2. Detail dari pertemuan aliran (confluence);
3. Perlintasan dengan Jalan (jembatan);
4. Gorong-gorong;
5. Bendung;
6. Bangunan-bangunan air lainnya yang berhubungan:
antara lain pintu air, stasiujn pompa, kolam tando,
dll.
PENGUMPULAN DATA
Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah perlu dilakukan untuk menentukan


parameter desain dari bangunan seperti berikut ini:
 Stabilitas lereng dan tebing saluran.
 Desain dari bangunan-bangunan yang berkaitan.
 Desain dari bangunan-bangunan drainase.
 Penyesuaian (modifikasi) dari bangunan yang ada.
Sasaran dari Penyelidikan
Tanah
Sasaran khusus dari penyelidikan tanah adalah untuk
menentukan:
1) Lokasi, urutan, ketebalan, dan sebaran meluas dari tiap lapisan
tanah, termasuk pemerian dan penjelasan dari tanah baik
strukturnya maupun lapisannya.
2) Tebal dan jenis batasan serta lokasi urutan dan ketenalan, kondisi
dan telaan batuan di setiap lapisannya.
3) Air tanah, termasuk muka air tanah, kedalaman dan tahanannya di
lajur artetisnya.
ANALISIS
HIDROLOGI
Kegiatan ini meliputi:
1) Penentuan banjir rencana yang mencakup:
– Pengecekan atau mengkaji ulang daerah tangkapan yang telah
ditentukan pada tahap rencana induk, setelah peninjauan
lapangan dilakukan oleh perencana teknik.
– Pengkajian kategori tata guna lahan yang digunakan untuk
menetapkan nilai koefisien limpasan C.
– Penentuan periode ulang rencana.
– Pemilihan rumus limpasan dan penggunaannya untuk menghitung
ulang perkiraan debit rencana yang digunakan dalam Rencana
Induk.
2) Kriteria Desain:
Pemilihan kriteria desain terdiri dari:
– Koefisien limpasan
– Periode ulang rencana
– Waktu konsentrasi.

Catatan:
Banyak program komputer yang tersedia dan dapat
digunakan untuk membantu perhitungan limpasan
rencana.
DESAIN
HIDRAULIK
Desain hydraulik mencakup penentuan lay-out jaringan drainase,
jenis saluran, dimensi, ukuran dan kemiringannya.

Kajian ini mencakup:


1. Penggunaan Persamaan Manning dan analisis air balik (back
water) untuk memperkirakan kapasitas saluran penyalir;
2. Penggunaan Persamaan Colebrook White untuk
memperkirakan kapasitas pipa dalam keadaan tertekan
(aliran saluran tertutup);
3. ...
3. Perkiraan kecepatan rencana dengan mempertimbangkan
penggerusan dan pengendapan di saluran tanpa perkerasan.
4. Desain kondisi peralihan dan pengamanan terhadap
penggerusan di jembatan dan gorong-gorong yang diusulkan
maupun yang ada.
5. Penetapan kemiringan rencana saluran, dan penghitungan
dimensi yang diperlukan agar aliran rencana dapat disalurkan
tanpa melimpas.
6. Perhitungan kehilangan energi yang dilakukan sepanjang aliran
dan pada tempat-tempat terjadi perubahan arah atau perubahan
aliran.
7. Desain dari lubang-lubang masuk (inlets) dan saluran yang
diberi penutup.
PEMBUATAN MODEL
Pembuatan model hidraulik mungkin perlu dilakukan untuk
memeriksa aspek hidraulik dari pekerjaan yang diusulkan.

Disamping itu, model juga dapat memberi parameter teknis


yang digunakan dalam detail desain dari bangunan drainase
supaya bangunan tersebut dapat benar-benar berfungsi
dengan baik.
DESAIN
BANGUNAN
Desain bangunan mencakup desain detail, detail lokasi dan
penentuan ukuran unsur-unsur bangunan dari sistem drainase.

Hal-hal tersebut mencakup:


1. Saluran drain (penyalir), lantai dan dinding
2. Gorong-gorong
3. Bendung/bendungan
4. Waduk
5. Jembatan
6. Penutup saluran
Yang perlu dipertimbangkan
dalam desain

• Standar atau Codes yang digunakan


• Pemilihan bahan dan cara membangun
didasarkan pada analisis ekonomi, misalnya:
• Pemilihan beton cyclop terhadap alternatif beton
bertulang,
• Saluran dari pasangan beu/bata terhadap saluran
beton,
• Penggunaan penyangga (stuts) untuk mengurangi
pasangan bata pada penyalir yang dalam
• Desain penutup dari saluran di pinggir jalan:
• Bila diperlukan
• Keadaan pembebanan
• Penutup yang dapat diangkat (bagaimana mengangkutnya,
berapa orang yang diperlukan, alat apa yang diperlukan)

• Jenis gorong-gorong
• Bangunan khusus.
• Penyesuaian bangunan penahan bahan dari jembatan yang ada
ke jembatan baru.
• Penggunaan data tanah untuk menentukan parameter teknik yang
diperlukan untuk desain detail
PERSIAPAN
PENGGAMBARAN

Penggambaran detail dibuat untuk:


• Pembuatan spesifikasi teknik
• Memperkirakan biaya pelaksanaan dari
pekerjaan drainase (dibaca bersama dengan
spesifikasi teknik)
• Melaksanakan pekerjaan drainase sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan oleh perencana.
Jenis Gambar
Set gambar yang lengkap mencakup hal-hal sebagai berikut:
 Ukuran Gambar
 Rencana Tata letak umum dari kota
 Rencana yang memperlihatkan lokasi tempat pekerjaan di dalam kota.
 Tata letak umum yang memperlihatkan:
• Luas daerah penyaliran
• Daerah tangkapan
• Saluran-saluran besar
• Lokasi bangunan-bangunan besar
 Profil memanjang dari setiap saluran
 Tata letak dari setiap saluran
 Rincian dari tempat pertemuan-pertemuan atau persilangan yang
besar
 Gambar untuk bangunan (tata letak, penampang, rincian)
Aturan Penggambaran

Penggambaran harus mengikuti aturan penggambaran


yang baku:
• Khusus untuk penggambaran hasil ukur tanah
(surveying) adalah sebagai berikut:
 Seluruh penampang melintang harus digambar dengan
melihat ke arah hilir (sesuai arah aliran)
 Istilah tebing kiri dan tebing kanan juga dibuat sesuai
dengan arah aliran ke hilir tersebut (sesuai dengan aturan
yang lazim)
 Penampang memanjang digambar dengan arah aliran
dari kiri ke kanan
Skala
Skala yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

(a) Gambar pelaksanaan:


o Tata letak = 1 : 1.000
o Penampang memanjang = Horizontal 1 : 500 atau 1 : 1.000
o Penampang melintang = Vertikal 1 : 50 atau 1 : 100

(b) Bangunan
o Tata Letak = 1 : 100 atau 1 : 50
o Penampang = 1 : 100 atau 1 : 50
o Detail = 1 : 10
DUKUMEN TENDER

Komposisi Dokumen Tender adalah:


1. Spesifikasi Teknik
2. Persyaratan Administrasi
3. Gambar Lokasi Umum, Gambar-gambar
pelaksanaan
4. Harga dan jumlah satuan kerja (Bill of
Quantity)
PELELANGAN

• Permaketan pelelangan mencakup pembagian


keseluruhan pekerjaan pembangunan menjadi
peket yang cukup besarnya.
• Perlu dibuatkan dokumen tender terpisah bagi
tiap paket tersebut.
PELELANGAN
Pertimbangan yang teliti diperlukan bagi pemilihan jumlah
paket dan besar masing masing kontrak.

Pertimbangan dalam penetapkan besar masing-masing


kontrak mencakup:
o Kemampuan kontraktor lokal
o Jumlah kontraktor
o Jumlah anggaran yang tersedia
o Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
o Faktor cuaca musiman
o Sifat pekerjaan pembangunan tersebut
TATA CARA PEMBUATAN
RENCANA INDUK,
STUDI KELAYAKAN &
DED DRAINASE
PERKOTAAN
Konsep Pendekatan Pembangunan
Drainase Perkotaan

Latar Belakang
• Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan penduduk
menyebabkan tekanan terhadap ruang dan lingkungan
• Perkembangan kawasan terbangun yang sangat pesat
sering tidak terkendali dan tidak sesuai dengan tata
ruang maupun konsep pembangunan yang
berkelanjutan
• Banyak kawasan-kawasan rendah yang
semula berfungsi sebagai tempat
penampungan air sementara (retarding pond)
dan bantaran sungai berubah menjadi tempat
hunian penduduk.
Berdampak pada rendahnya kemampuan
dan kapasitas drainase perkotaan dan
kapasitas prasarana pengendali banjir untuk
mengeringkan kawasan terbangun dan
mengalirkan ke pembuangan akhirnya yaitu
ke laut.
 Memerlukan peningkatan pengelolaan
diantaranya mencakup bagaimana
merencanakan suatu sistem drainase
perkotaan yang berkesinambungan, yang
terdiri dari:
o Rencana Induk Drainase Perkotaan
o Studi Kelayakan Drainase Perkotaan
o Rencana detail (Detailed Engineering Design)
 Memerlukan pedoman penyusunan
Konsep Drainase Berwawasan
Lingkungan

Paradigma Lama (yang digunakan sampai saat ini):


Drainase pengatusan yaitu mengatuskan air
kelebihan (terutama air hujan) ke badan air
terdekat. Air kelebihan secepatnya dialirkan ke
saluran drainase kemudian ke sungai dan akhirnya
ke laut.
Dipandang sebagai masalah lokal dan sektoral yang
dapat diselesaikan secara lokal dan sektoral tanpa
memperhatikan kondisi sumber daya air dan
lingkungan hulu,tengah dan hilir secara komprehensif
Drainase Pengatusan
Paradigma lama:
Pada setiap proyek drainase, dilakukan upaya untuk membuat alur-alur
saluran pembuang dari titik genangan ke arah sungai dengan
kemiringan yang cukup untuk membuang air genangan secepat-
cepatnya.

Paradigma baru:
lingkungan diselesaikan dengan memperhatikan kondisi
sumber daya air dan lingkungan di hulu, tengah dan hilir
secara komprehensif.
Drainase Pengatusan

Paradigma lama: Paradigma baru:


Pada setiap proyek drainase, Lingkungan diselesaikan
dilakukan upaya untuk membuat dengan
alur-alur saluran pembuang dari Memperhatikan kondisi
titik genangan ke arah sungai sumber daya
dengan kemiringan yang cukup air dan lingkungan di
untuk membuang air
hulu, tengah dan hilir
genangan secepat cepatnya.
secara omprehensif.
Drainase Ramah Lingkungan
(Ecodrain)

Upaya untuk mengelola air kelebihan (air hujan) dengan


berbagai metode diantaranya dengan menampung melalui
bak tandon air untuk langsung dapat digunakan,
menampung dalam tampungan buatan atau badan air
alamiah, meresapkan dan mengalirkan lagi ke sungai
terdekat tanpa menambah beban pada sungai yang
bersangkutan serta senantiasa memelihara sistem tersebut
sehingga berdaya guna secara berkelanjutan.
 Dengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi yang
bersangkutan, banjir di hilir serta kekeringan di hulu
dapat dikurangi.
 Mengurangi longsor di hulu akan berkurang karena
fluktuasi lengas tanah tidak ekstrim.
 Dengan tersedianya air yang cukup, lengas tanah yang
cukup maka flora dan fauna di daerah tersebut akan
tumbuh lebih baik.
 Mengurangi perubahan iklim mikro maupun makro di
wilayah yang bersangkutan.
Drainase Ramah Lingkungan dan
Perubahan Iklim

Perubahan iklim ditandai dengan:


• kenaikan muka air laut,
• kenaikan temperatur udara,
• perubahan durasi dan intensitas hujan,
• perubahan arah angin dan
• perubahan kelembaban udara.
Dampak perubahan iklim dapat diantisipasi dengan
pembangunan drainase yang berwawasan lingkungan.

Reformasi drainase yang diperlukan adalah mengembalikan


pola pikir masyarakat dan pengambil keputusan serta para
akademisi bahwa apa yang dilakukan masyarakat,
pemerintah termasuk para akademisi yang mengembangkan
drainase pengatusan, justru sebenarnya bersifat
destruktif, yaitu:
meningkatkan banjir di hilir, kekeringan di hulu dan tengah,
dan penurunan muka air tanah serta dampak ikutan
lainnya. Hal ini akan meningkatkan perubahan iklim global.
Perlu dikampanyekan drainase ramah lingkungan:

Drainase yang mengelola air kelebihan (air


hujan) dengan cara ditampung untuk digunakan
sebagai sumber air bersih, menjaga lengas tanah
dan meningkatkan kualitas ekologi, diresapkan ke
dalam tanah untuk meningkatkan cadangan air
tanah, dialirkan atau diatuskan untuk menghindari
genangan serta dipelihara agar berdaya guna
secara berkelanjutan.
Metode Drainase Ramah Lingkungan
1. Metode Kolam Konservasi

Dilakukan dengan membuat kolam-kolam baik di


perkotaan, permukiman, pertanian atau perkebunan.
Untuk menampung air hujan terlebih dahulu, diresapkan
dan sisanya dapat dialirkan ke sungai secara perlahan-
lahan.

Dapat dilakukan dengan memanfaatkan cekungan-


cekungan, daerah bekas galian, atau sengaja dibuat
dengan menggali.
Metode Drainase Ramah Lingkungan
2. Metode Sumur Resapan

Metode praktis cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air


hujan yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan tertentu. Sumur
resapan dapat dikembangkan pada areal olahraga atau areal wisata.

Konstruksi dan kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan kondisi


lapisan tanah setempat.

Sumur resapan ini hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga


masyarakat tidak memasukkan air limbah rumah tangga ke sumur
resapan
Metode Drainase Ramah Lingkungan
3. Metode River side polder
Metode menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan
(hujan) di sepanjang bantaran sungai. Pembuatan polder pinggir
sungai ini dengan melebarkan bantaran sungai di berbagai tempat
secara selektif di sepanjang sungai. Lokasi polder perlu dicari, sejauh
mungkin polder yang dikembangkan mendekasi kondisi alamiah,
dalam arti bukan polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dan
tanggul-tanggul linkar hidraulis yang mahal.
Pada saat muka air sungai naik akan masuk ke polder dan keluar jika
banjir reda.
Banjir di hilir dapat dikurangi dan konservasi terjaga
Metode Drainase Ramah Lingkungan
4. Metode Areal Perlindungan Air Tanah

Dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk air


tanah, di mana di kawasan tersebut tidak boleh dibangun
bangunan apapun. Areal tersebut dikhususkan untuk meresapkan
air hujan ke dalam tanah.

Di berbagai kawasan perlu sesegera mungkin dicari tempat yang


cocok secara geologi dan ekologi sebagai areal untuk recharge
dan perlindungan air tanah sekaligus sebagai bagian penting dari
komponen drainase kawasan
TATA CARA PENYUSUNAN
RENCANA INDUK SISTEM
DRAINASE PERKOTAAN
Maksud

Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan


dan pegangan dalam merencanakan
penyusunan Rencana Induk Sistem
Drainase Perkotaan yang memadai dan
berwawasan lingkungan
Tujuan

Tujuan tata cara ini adalah untuk


mendapatkan keseragaman
pemahaman cara penyusunan rencana
induk sistem drainase perkotaan yang
memadai dan berwawasan lingkungan
Ruang Lingkup
Tata cara ini memuat pengertian, ketentuan
umum dan teknik berupa data dan informasi,
kriteria perencanaan, dan cara pengerjaan
penyusunan rencana induk sistem drainase
perkotaan yang memadai dan berwawasan
lingkungan
KETENTUAN UMUM

1) Rencana induk disusun dengan memperhatikan


rencana pengembangan kota dan rencana
prasarana dan sarana kota.

Sebagai contoh: Master Plan Drainase


Surabaya (SDMP 2018) mengacu pada
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Surabaya tahun 2015
KETENTUAN UMUM

2) Rencana Induk disusun dengan memperhatikan


keterpaduan pelaksanaannya dengan prasarana dan
sarana kota lainnya, sehingga dapat meminimalkan
biaya pelaksanaan, biaya operasional dan
pemeliharaannya;

3) Rencana Induk disusun untuk arahan pembangunan


sistem drainase di daerah perkotaan selama 25
tahun, dan dapat dilakukan peninjauan kembali
disesuaikan dengan keperluan.

4) Rencana Induk disahkan oleh instansi atau lembaga


yang berwenang.
KETENTUAN UMUM

Rencana Induk sistem drainase disusun dengan


memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Kondisi topografi, rencana pengembangan kota
dan rencana prasarana dan sarana kota
lainnya.
• Keterpaduan pelaksanaan fisiknya dengan
prasarana dan sarana kota lainnya, sehingga
dapat meminimalkan biaya pelaksanaan, biaya
operasional dan pemeliharaan
KETENTUAN UMUM

• Ketersediaan air tanah, air permukaan,


kekeringan dan banjir yang mungkin
terjadi.
• Kelestarian lingkungan hidup perkotaan
terkait dengan ketersediaan air tanah
maupun air permukaan.
• Partisipasi masyarakat yang berbasis
pada kearifan lokal.
KETENTUAN UMUM

• Ketergantungan dengan rencana induk lainnya


dalam rangka pengembangan rencana induk
tata kota untuk arahan pembangunan sistem
drainase di daerah perkotaan yang mencakup
perencanaan jangka panjang, jangka menengah
dan jangka pendek sesuai dengan Rencana
Umum Tata Ruang Kota, dan dapat dilakukan
peninjauan kembali disesuaikan dengan
keperluan.
KETENTUAN UMUM
Pemerintah Daerah menyediakan alokasi ruang
(space) untuk penempatan saluran drainase dan
sarana drainase serta bangunan pelengkapnya.

Daerah perkotaan/permukiman yang elevasi muka


tanahnya selalu lebih rendah daripada elevasi muka
air sungai atau laut dapat dibangun sistem polder.

Pembangunan sistem drainase harus berwawasan


lingkungan.
KETENTUAN UMUM

Bangunan pelengkap yang dibangun pada


saluran dan sarana drainase kapasitasnya
minimal 10% lebih tinggi dari kapasitas
rencana saluran dan sarana drainase.

Rencana induk sistem drainase perkotaan yang


berwawasan lingkungan disahkan oleh instansi
atau lembaga yang berwenang.
TEKNIK
Data dan Informasi
1. Data spasial adalah data dasar yang sangat dibutuhkan
dalam perencanaan drainase perkotaan, yang
diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka,
mencakup antara lain:
a. Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta
daerah kerja), peta sistem drainase dan sistem
jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan,
peta topografi masing-masing berskala antara
1: 5.000 sampai dengan 1:25.000 atau
disesuaikan dengan tipologi kota.
TEKNIK

b) Data kependudukan yang terdiri dari


jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan,
penyebaran dan data kepadatan
bangunan.
c) Data rencana pengembangan kota, data
geoteknik, data foto udara terbaru (untuk
kota metropolitan).
d) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
TEKNIK

2. Data Hidrologi
a) Data hujan minimal sepuluh tahun
terakhir.
b) Data tinggi muka air, debit sungai,
pengaruh air balik, peil banjir, dan data
pasang surut.
TEKNIK
3. Data sistem drainase yang ada, yaitu:
a) Data kuantitatif banjir/genangan yang
meliputi: luas, lama, kedalaman rata
rata dan frekuensi genangan berikut
permasalahannya serta hasil rencana
induk pengendalian banjir wilayah
sungai di daerah tersebut.
b) Data saluran dan bangunan pelengkap.
c) Data sarana drainase lainnya seperti kolam
tandon, kolam resapan, sumur-sumur
resapan.
Isu Strategis
• Ketegasan fungsi drainase:
berfungsi mengalirkan air hujan saja atau
dengan mengalirkan air limbah permukiman
(grey water).
• Pengaturan fungsi lahan basah.
• Pengendalian debit puncak
• Penanganan drainase belum terpadu.
• Kelembagaan dan kelengkapan peraturan
Tantangan
• Penurunan kualitas lingkungan permukaan
• Optimalisasi pelayanan dan efisiensi sarana dan
prasaran drainase yang sudah terbangun
• Peningkatan dan pengembangan sistem yang
ada, pembangunan baru secara ekektif dan
efisien menjangkau masyarakat berpenghasilan
rendah
• Pemerataan sub-bidang drainase dengan
memperhatikan kondisi ekonomi nasional dan
daerah setempat.
Arah Kebijakan
• Penyelenggaran/penanganan terpadu dengan
sektor terkait terutama pengendalian banjir, air
limbah dan sampah).
• Mengoptimalkan sistem yang ada, disamping
pembangunan baru.
• Melakukan koordinasi dengan instansi terkait,
dunia usaha dan masyarakat.
• Mendorong Pemkab/Pemkot dalam pembangunan
S&P drainase untuk melancarkan perekonomian
regional dan nasional serta meningkatkan tenaga
kerja.
SASARAN KEBIJAKAN

• Terbebasnya saluran drainase dari sampah


(mengembalikan fungsi)
• Berkurangnya wilayah genangan
permanen dan temporer hingga 75% dari
kondidi saat ini.
• Tercapainya kualitas pelayanan yang
sesuai atau melampaui standar pelayanan
• Peningkatan kinerja institusi
SASARAN KEBIJAKAN
Rencana Induk disusun dengan
memperhatikan keterpaduan
pelaksanaannya dengan prasarana
dan sarana kota lainnya, sehingga
dapat meminimalkan biaya
pelaksanaan, biaya operasional dan
pemeliharaannya;
SASARAN KEBIJAKAN
Rencana Induk disusun untuk arahan
pembangunan sistem drainase di
daerah perkotaan selama 25 tahun, dan
dapat dilakukan peninjauan kembali
disesuaikan dengan keperluan.

Rencana Induk disahkan oleh instansi


atau lembaga yang berwenang.
KETENTUAN TEKNIS
Data dan Informasi
1) Data klimatologi yang terdiri dari :
data hujan, angin, kelembaban data temperatur dari station
klimatologi atau BMG terdekat;
2) Data hidrologi yang terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai,
laju sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir, karakteristik
daerah aliran dan data pasang surut;
3) Data sistem drainase yang ada, yaitu data kuantitatif
banjir/genangan berikut permasalahannya dan hasil rencana
induk pengendalian banjir di daerah tersebut,
KETENTUAN TEKNIS
4) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta
daerah kerja), peta sistem drainase dan sistem
jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan,
peta topografi masing-masing berskala antara
1 : 5.000 sampai dengan 1 : 50.000 atau
disesuaikan dengan tipologi kota;
5) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah,
kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran dan
data kepadatan bangunan.
KETENTUAN TEKNIS

KALA ULANG
1) Penentuan Kala Ulang
Kala ulang yang digunakan ditentukan berdasarkan
luas daerah pengaliran saluran, dan tipologi kota
yang akan direncanakan system drainasenya.
Acuan yang dapat digunakan adalah seperti pada
tabel berikut ini.
KETENTUAN TEKNIS

TIPOLOGI KOTA Daerah Tangkapan Air (Ha)


< 10 10-100 100-500 > 500
-Kota Metropolitan 2 th 2-5 th 5-10 th 10-25 th
-Kota Besar 2 th 2-5 th 2-5 th 5-20 th
-Kota Sedang 2 th 2-5 th 2-5 th 5-10 th
-Kota Kecil 2 th 2 th 2 th 2-5 th
KETENTUAN TEKNIS
2) Untuk perencanaan bangunan pelengkap
digunakan kala ulang yang sama dengan
sistem saluran di mana bangunan pelengkap ini
berada;

3) Untuk perhitungan kala ulang curah hujan


didasarkan pada data hidrologi minimal 10
tahun terakhir (mengacu pada tata cara
analisis curah hujan drainase perkotaan).
KETENTUAN TEKNIS
Pengertian kala ulang banjir rancangan
Rerata perulangan kurun waktu dimana debit banjir yang
terjadi menyamai atau melampaui besarnya debit banjir
yang ditetapkan (banjir rancangan).
1 2 3 2 2 1 3 1 2 1 1

QT Q = 50 m3/dt

1 2 3 . . . . 18 19 20

Tahun ke

QT = 50 m3/dt.
T = [ 1+2+3+2+2+1+3+1+2+1+1] / 11 = 1,73 tahun.
KETENTUAN TEKNIS

Pemilihan kala ulang banjir rancangan

Kala ulang banjir rancangan ditetapkan dengan pertimbangan hidro-ekonomi.

Total cost

Min. total cost

Const. cost
Cost

Risk cost

T optimal T (tahun)
KRITERIA
PERENCANAAN
HYDROLOGI
KRITERIA PERENCANAAN HYDROLOGI

1. Analisis hujan :
1) Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan analisis
frekuensi terhadap data curah hujan harian maksimum
tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-
kurangnya 10 tahun;
2) Analisis frekuensi curah hujan, menggunakan metode:
Log Pearson tipe III, Gumbel, atau sesuai dengan kala
ulang 1,2,5,10 dan 25 (mengacu pada tata cara
perhitungan debit rencana desain saluran)
2. Debit Banjir

1) Debit rencana dihitung dengan metode rasional


yang telah dimodifikasi, atau metode hydrograf
(disesuaikan dengan luas daerah tangkapannya)
2) Dalam hal digunakan metode rasional koefisien
limpasan (run off) ditentukan berdasarkan tata
guna lahan daerah tangkapan;
3) Waktu konsentrasi adalah jumlah waktu
pengaliran di permukaan dan waktu drainase;
4) Koefisien penyimpangan dihitung dari waktu
rumus konsentrasi dan waktu drainase
KRITERIA PERENCANAAN
HIDROLIKA
Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut:
(1)Kapasitas saluran dihitung dengan
menggunakan rumus Manning atau rumus lain yang
sesuai;
(2) Saluran drainase yang alirannya terpengaruh oleh
pengempangan (back water effect) kapasitasnya
dihitung dengan menggunakan aliran berubah lambat
laun.
(3) Kecepatan maksimum ditentukan oleh kekasaran
dinding dan dasar saluran. Untuk saluran tanah diambil
V=0,70 m/det, pasangan batu kali diambil V= 2 m/det
dan pasangan beton diambil V=3m/det
Parameter Penentuan Prioritas
Penanganan
1) Parameter genangan, meliputi: tinggi
genangan, luas genangan, dan lamanya
genangan yang terjadi;

2) Parameter frekuensi terjadinya genangan


setiap tahunnya;
3)Parameter ekonomi, dihitung perkiraan
kerugian atas fasilitas ekonomi yang ada
seperti kawasan industri, fasum, fasos,
perkantoran, perumahan, daerah
pertanian dan pertamanan.

4) Parameter gangguan sosial, seperti:


kesehatan masyarakat; keresahan sosial
dan kerusakan lingkungan
CARA PENGERJAAN
Mengumpulkan Data

1) Kumpulkan studi-studi terkait;


2) Kumpulkan data hidrologi, hidrolika, dan
bangunan pelengkap;
3) Kumpulkan data sosial ekonomi, penduduk
dan data lainnya yang ada hubungannya
dengan studi terkait,
4) Kumpulkan data keadaan saluran drainase
dan badan air penerima yang ada, sistem,
geometri dan dimensi saluran
Mengumpulkan Data

5) Kumpulkan data daerah pengaliran


sungai atau saluran meliputi: topografi,
morfologi, sifat tanah dan tata guna lahan;
6) Kumpulkan data prasarana dan fasilitas
kota yang telah ada dan direncanakan;
7) Kumpulkan data rencana pengembangan
kota, foto udara, pembiayaan, institusi
dan kelembagaan, dan peran serta
masyarakat.
Menyusun Kondisi Sistem Drainase

1) Susun besaran daerah pengaliran (catchment


area) dalam (ha),saluran, sungai, menjadi sub-
sub sistem daerah pengaliran;
2) Hitung panjang saluran (dalam m’) dan nama
badan air penerimanya dari setiap saluran
yang ada;
3) Ukur penampang saluran dan kemiringan
saluran minimal 3 titik berbeda (awal, tengah,
dan akhir) dari masing-masing saluran
Menyusun Kondisi Sistem Drainase

4) Gambar bentuk dan dan ukuran


penampang saluran-saluran yang ada,
serta mencatat kondisinya saat ini dan
tahun pembuatannya;
5) Kumpulkan data, gambar dan kapasitas
bangunan pelengkap yang ada dan
dilengkapi dengan mencatat kondisi saat
ini dan tahun pembuatannya;
6) Catat permasalahan utama yang terjadi
pada masing-masing saluran.
Membuat Peta Genangan
Meliputi Genangan rutin dan genangan potensial :
1) Petakan lokasi genangan yang berada dalam
area studi;
2) Catat luas, tinggi, dan lama genangan, serta
frekuensi dan waktu kejadian dalam satu tahun,
untuk setiap daerah genangan;
3) Catat penyebab genangan;
4) Taksir dan catat besaran kerusakan atau
kerugian yang ditimbulkan dalam bentuk biaya.
Alur Pikir Penyusunan Studi Pengendalian
Banjir Perkotaan Surabaya dan Sekitarnya

STUDI PENYUSUNAN PENGENDALIAN BANJIR


KAWASAN PERKOTAAN SURABAYA
ANALISIS
Analisis kondisi
1) Analisis kapasitas saluran dan genangan;
2) Analisis kapasitas bangunan pelengkap;
3) Analisis struktur saluran dan bangunan
pelengkap;
Analisis Kebutuhan
1) Tentukan rencana alur saluran sesuai
topografi;
2) Tentukan kala ulang pada masing-masing
saluran;
3) Analisis intensitas hujan sesuai dengan kala
ulang;
4) Hitung debit rencana masing-masing saluran;
5) Analisis perbedaan antara kebutuhan dan
kondisi yang ada.
MENYUSUN USULAN
PRIORITAS
1) Susun tabel skala prioritas berdasarkan kepentingan dan
pengembangan daerah;
2) Analisis berdasarkan pembobotan;
3) Usulkan skala prioritas;
4) Catat kepentingan daerah yang strategis;
5) Catat pengaruh langsung terhadap daerah lingkungan kumuh;
6) Catat fasilitas umum dan fasilitas sosial;
7) Catat pengaruh terhadap pengembangan tata ruang perkotaan;
8) Susun kegiatan berdasarkan tahapan mendesak 5,10,20 dan 25
tahun
MENYUSUN USULAN SISTEM
DRAINASE PERKOTAAN

1) Susun pola aliran dan sistem drainase kota dengan


alternatif sistem;
2) Buat urutan prioritas sub-sistem drainase;
3) Tentukan debit rencana (m3/det) dari masing-masing
saluran;
4) Rencanakan bentuk-bentuk penampang dan
bangunan pelengkapnya pada masing-masing saluran;
5) Tentukan luas lahan yang akan dibebaskan;
6) Perkirakan besar biaya ganti rugi lahan
MENYUSUN USULAN BIAYA

1) Hitung besaran biaya pembangunan


yang dibutuhkan untuk seluruh
pembangunan perbaikan sistem
drainase yang diusulkan sesuai
tahapan;
2) Susun rencana sumber-sumber
pembiayaan yang diharapkan;
3)Hitung besaran biaya operasi dan
pemeliharaan seluruh sistem
drainase pertahun;
4) Identifikasi besaran biaya yang
dapat ditanggung oleh masyarakat;
5) Usulkan kegiatan untuk
meningkatkan sumber pembiayaan
MEMBUAT JADUAL KEGIATAN
PEMBANGUNAN SISTEM DRAINASE
1) Tentukan jadual prioritas Zona yang akan
ditangani;
2) Tentukan Zona sistem drainase yang akan
dikerjakan;
3) Tentukan waktu pembuatan studi kelayakan
4) Tentukan waktu pembuatan rencana induk;
5) Tentukan waktu pelaksanaan pembangunan
fisik;
6) Tentukan waktu kegiatan OP
USULAN LANGKAH-LANGKAH
DUKUNGAN TERHADAP
PENGEMBANGAN SISTEM DRAINASE

Usulkan bentuk kelembagaan:


1. Usulkan instansi yang berwenang
menangani sistem drainase;
2. Usulkan peningkatan fungsi
organisasi pengelola;
TATA CARA PENYUSUNAN
STUDI KELAYAKAN DRAINASE
PERKOTAAN
PENDAHULUAN
• Dokumen studi kelayakan merupakan
suatu dokumen kelayakan teknik,
kelayakan ekonomi dan kelayakan
lingkungan.
• Keputusan prioritas pembangunan
didasarkan pada hasil kajian ketiga
jenis kelayakan tersebut
MAKSUD DAN TUJUAN
• Maksud
Tata cara ini dimaksudkan sebagai pegangan
bagi perencana dan pelaksana yang bergerak
dalam bidang studi kelayakan drainase
perkotaan
• Tujuan
Tujuan tata cara ini adalah untuk memberikan
dasar-dasar dalam perencanaan studi kelayakan
drainase perkotaan.
RUANG LINGKUP
Tata cara penyusunan studi kelayakan
ini bersifat umum yang memuat pengertian,
ketentuan-ketentuan umum dan teknik
drainase, analisis ekonomi dan keuangan,
kelayakan ekonomi, dan cara pengerjaan
studi kelayakan sistem drainase di daerah
perkotaan.
PENGERTIAN
(Sama dengan yang ada di Rencana
Induk Sistem Drainase Perkotaan)
• Tambahan Pengertian
33) Zona
adalah daerah pelayanan suatu aliran
saluran drainase.
34) Analisis keuangan
perhitungan yang berkepentingan langsung
dalam benefit dan biaya-biaya proyek. Yang
dihitung sebagai benefit adalah apa
yang diperoleh orang-orang atau badan-
badan swasta yang menanamkan
modalnya dalam proyek itu saja.
35) Analisis ekonomi
atau perhitungan sosial bila yang
berkepentingan langsung dalam benefit dan
biaya proyek adalah pemerintah dan
masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal
ini yang dihitung seluruh benefit yang terjadi
dalam masyarakat sebagai hasil dari proyek
dan semua biaya yang terpakai, untuk itu
lepas dari siapa dalam masyarakat yang
menikmati benefit dan siapa yang
mengorbankan sumber-sumber tersebut.
36) Harga berlaku
• Biaya yang meliputi dampak inflasi.
• Harga yang betul-betul dikeluarkan
untuk proyek pada masa lalu atau
mendatang,
• Untuk dasar perhitungan analisa
finansial.
37) Harga konstan (constant price)
• Tidak memperhitungkan dampak inflasi.
• Untuk dasar perhitungan analisis ekonomi
• Penting dari komponen drainase kawasan.
KETENTUAN-KETENTUAN
KETENTUAN UMUM
1) Penyusunan studi kelayakan drainase
dilakukan berdasarkan prioritas zona yang
telah ditentukan dalam Rencana Induk Sistem
Drainase;
2) Biaya atau cost adalah semua barang dan jasa
yang mengurangi pendapatan bersih pihat-
pihak yang terkait (project participation)
3) Benefit atau manfaat adalah peningkatan
penerimaan bahan ataupun jasa yang
meningkatkan pendapatan bersih pihak-pihak
terkait.
a. Direct benefit: manfaat yang langsung diperoleh sesuai
dengan tujuan investasi.
b. Indirect benefit: manfaat yang merupakan dampak dari
adanya proyek suatu investasi.
4) Interest atau bunga: uang yang harus dibayarkan
oleh yang meminjam kepada peminjam.
5) Rate of interest (suku bunga): perbandingan antara
besarnya bunga dengan jumlah pinjaman untuk
jangka waktu yang sama, misalnya selama satu
tahun.
Macam-macam cost dalam
ekonomi proyek
1. Biaya investasi (investment cost): biaya modal
yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek.
2. Biaya tetap (fixed cost) atau overhead: biaya yang
tidak terpengaruh oleh adanya kegiatan-kegiatan
misalnya gaji
3. Biaya variablel (variable cost): biaya yang
langsung berhubungan dengan kegiatan-
kegiatan.
4. Biaya tambahan ( incremental cost) biaya yang
diakibatkan oleh kenaikan output suatu produk,
disebut juga marginal cost.
5. Biaya hilang ( sunk cost): biaya yang dikeluarkan
pada waktu yang lalu sebelum kepastian
pelakasanaan proyek .
6. Biaya kesempatan (opprtunity cost):biaya yang
diakibatkan karena penggunan sumber daya
karena keterbatasan kesempatan
Jenis bunga (Inerest)
Compound interest
Simple interest:
(bunga berganda/bunga
bunga majemuk): tingkat suku
berbanding bunga untuk tiap periode
proporsional dengan dikenakan pada jumlah
akumulasi pinjaman dan
jumlah uang yang bunga dari waktu awal
dipinjam, tingkat pinjaman. (bunga
suku bunga dan total berbunga)

pinjaman
KELAYAKAN TEKNIS
1) Perhitungan hidrologi dilakukan untuk
mendapat debit rencana dengan
memperhatikan ketentuan:
a. tinggi jagaan disesuaikan dengan besaran
debit, dan jenis material tanggul;
b. debit maksimum bangunan perlintasan
(gorong-gorong) dihitung sebesar 1,1 kali
sampai 1,5 kali debit maksimum saluran;
c. kecepatan aliran maksimum dalam saluran
ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar
saluran. Untuk saluran tanah V=0,70 m/det,
pasangan batu kali V = 2 m/det, pasangan
beton V= 3 m/det. Kecepatan maksimum dan
minimum saluran juga ditentukan oleh
kemiringan talud saluran.
d. Kecepatan aliran minimum yang diijinkan
adalah kecepatan paling rendah yang
menyebabkan endapan dalam saluran,
umumnya ditentukan:
V= 0,30 m/ det
d. Bentuk saluran drainase umumnya: trapesium, segi
empat, setengah lingkaran, segi tiga dan kombinasi
dari masing-masing bentuk tersebut.
e.Keceptan saluran rata-rata dihitung dengan Rumus
Manning atau Strikler atau Chezy.
f. Apabila di dalam saluran eksisting maupun yang
direncanakan terbuat dari bahan yang berbeda
maka nilai kekasaran dinding digunakan nilai
ekuivalen(neq)
Rumus-rumus kecepatan aliran
• Chezy
g. Debit rencana drainase perkotaan
dihitung dengan metode rasional yang
telah dimodifikasi dan atau tipical
hydrogram for urban area.
h. Debit rencana salura primer dalam kota
atau yang melintasi kota dihitung dengan
flood hydrograf
I. Koefisien limpasan (run off) ditentukan
berdasarkan tata guna lahan daerah
tangkapan.
2) Usulan pembangunan sistem
drainase harus dibuat minimal 2
alternatif dengan ketentuan:
a. meminimalkan pembebasan
lahan;
- penampang ekonomis
- Untuk normalisasi gunakan profil
ekonomis atau dinding tegak,
- untuk rehabilitasi gunakan profil
rencana semula.
b. semaksimal mungkin menggunakan
sistem drainase aliran gravitasi.
- Pada daerah rendah atau pantai
sebagian gunakan gunakan sistem
polder, dan sebagiannya lagi gunakan
cara gravitasi.
- Pada dataran tinggi harus digunakan
sistem gravitasi
3) Kriteria kelayakan teknis
a. memenuhi persyaratan kekuatan
struktur;
b. Memenuhi persyaratan hidrologi
c. Memenuhi persyaratan hidrolika
d. material yang dibutuhkan dapat
diperoleh dengan mudah di lokasi
pembangunan;
e. dapat dilaksanakan dengan
kemampuan yang ada (tenaga, peralatan);
f. Operasi dan pemeliharaan dapat dilakukan
dengan mudah
KELAYAKAN EKONOMI
Analisis biaya dilakukan dengan
memperhatikan pengaruh langsung dan
tidak langsung biaya pembangunan dan
biaya operasi dan pemeliharaan.
1) Manfaat proyek dihitung dari pengaruh
langsung dan tidak langsung;
2) Biaya proyek dihitung dari biaya
pembangunan dan biaya operasi serta
pemeliharaan
3) Pengaruh manfaat langsung terdiri dari:
(1) sistem drainase yang rusak;
(2) pengurangan biaya untuk pembuatan
dan perbaikan prasarana dan
sarana kota lainnya yang rusak;
(3) pengurangan biaya untuk pembuatan
dan perbaikan bangunan dan rumah
rumah yang rusak;
(4) pengurangan biaya penanggulangan
akibat genangan;
(5) Biaya harga tanah.
4) Pengaruh tidak langsung terdiri dari :
(1) pengurangan biaya sosial akibat
bencana banjir, seperti : kesehatan,
pendidikan,dan lingkungan;
(2) pengurangan biaya ekonomi yang
harus ditanggung masyarakat akibat
banjir, seperti : produktifitas,
perdagangan, jasa pelayanan;
(3) kenaikan harga tanah.
5) Usulan biaya pembangunan terdiri dari :
(1) biaya dasar konstruksi untuk
pekerjaan baru maupun perbaikan;
(2) biaya pembebasan tanah;
(3) biaya pembuatan rencana teknik dan
pengawasan;
(4) biaya administrasi;
(5) biaya pajak;
(6) biaya tidak terduga yang tidak lebih
dari 10% biaya konstruksi.
6) biaya operasi dan pemeliharaan meliputi:
(1) peralatan;
(2) upah;
(3) material;
(4) adminitrasi dan umum;
(5) penyusutan.
7) kriteria kelayakan ekonomi dan keuangan
(1) Net Present Value (NPV) > 0
(2) Economic Internal Rate of Return
(EIRR) > tingkat bunga berlaku
(3) Benefit Cost Ratio > 1
KELAYAKAN LINGKUNGAN

Dilaksankan sesuai dengan ketentuan yang


berlaku yaitu Perturan Menteri Negara
Kingkungan hidup Nomor 13 Tahun 2010
Tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup
CARA
PENGERJAAN
Mengumpulkan Data dan Informasi

Data dan informasi yang dikumpulkan adalah


sebagai berikut :
1) umum
(1) Siapkan rencana induk;
(2) kumpulkan studi yang terkait;
(3) kumpulkan data penduduk,
perkembangan penduduk;
(4) kumpulkan data sosial-ekonomi.
3) Ekonomi
(1) kumpulkan data aspek sosial ekonomi yang
terpengaruh oleh prasarana drainase;
(2) kumpulkan data kerugian langsung yang diakibatkan oleh
genangan (kerusakan
prasarana, biaya pemeliharaan);
(3) kumpulkan data kerugian tidak langsung yang ditimbulkan
karena adanya genangan, gangguan kesehatan dan
terganggunya aktifitas ekonomi;
(4) kumpulkan data partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan prasarana drainage, baik pra-konstruksi,
konstruksi maupun pasca-konstruksi;
(5) kumpulkan data harga tanah yang berlaku di lokasi
perencanaan.
4) Lingkungan
(1) kumpulkan data lingkungan pada
lokasi rencana kegiatan proyek;
(2) kumpulkan data lingkungan pada
lokasi pembebasan tanah;
(3) kumpulkan data lingkungan pada
tempat penampungan penduduk
yang terkena proyek.
Kelayakan Teknik

1) Analisis permasalahan :
(1) lakukan evaluasi terhadap kapasitas
sistem saluran berdasarkan data
primer dan sekunder yang tersedia;
(2) Lakukan evaluasi permasalahan :
a) frekuensi genangan;
b) tinggi, lamanya genangn serta luasnya
genangan;
c) kapasitas saluran yang tidak memadai;
d) sedimentasi;
e) bangunan pelengkap yang tidak
berfungsi;
f) pemeliharaan yang tidak memadai.
2) Analisa kebutuhan
(1) tentukan lokasi prioritas yang akan
ditangani, berdasarkan arah perkembangan
kota dan permasalahan yang ada;
(2) buat rencana perbaikan dan pemeliharaan
yang disesuaikan dengan kondisi setempat;
(3) buat rencana pembangunan baru sistem
drainase yang dibutuhkan;
(4) hitung debit rencana untuk masing-masing
sistem saluran dan bangunan
perlengkapannya;
(5) hitung besaran penampang saluran dan
besaran fasilitas bangunan pelengkapnya;
(6) buat kebutuhan penampang saluran dan
besaran fasilitas bangunan pelengkapnya;
(7) lakukan kajian teknis terhadap rencana
kegiatan dan tentukan kelayakannya
berdasarkan kriteria kelayakan teknis;
(8) tentukan rencana teknik untuk masing-masing
saluran dan bangunan pelengkapnya, dengan
prioritas produksi dalam negeri;
(9) buat rencana kerja pembangunan masing-
masing usulan.
Kelayakan Ekonomi
1) hitung biaya kerugian akibat banjir atau genangan;
2) hitung rencana biaya pembangunan operasi dan
pemeliharaan;
3) buat analisis ekonomi dan keuangan (besaran
EIRR, NPV, dan BCR);
4) tentukan kelayakan proyek berdasarkan kriteria
yang berlaku;
5) tentukan sumber pembiayaan untuk pembangunan,
perbaikan dan pemeliharaan
sistem drainase.
Kelayakan Lingkungan

Analisis kelayakan lingkungan dilaksanakan


berdasarkan peraturan yang berlaku:
1) Buat klasifikasi kegiatan yang memerlukan Amdal
dan yang tidak memerlukan Amdal;
2) Buat RKL dan RPL untuk kegiatan yang memerlukan
kegiatan Amdal (sesuai dengan ketentuan yang
berlaku);
3) Buat UPL dan UKL untuk kegiatan yang tidak
memerlukan Amdal (sesuai dengan tata cara
penyusunan UKL dan UPL drainase perkotaan);
4) Buat Amdal untuk kegiatan yang memerlukan Amdal.
Usulan Kegiatan Proyek
Setelah teruji kelayakan teknis, ekonomi dan
lingkungan susun jadwal kegiatan pelaksanaan
yang meliputi:
1) kegiatan persiapan;
2) kegiatan pembebasan tanah;
3) kegiatan rencana detil;
4) kegiatan pengadaan jasa pemborong;
5) kegiatan konstruksi;
6) kegiatan uji coba;
7) kegiatan operasi dan pemeliharaan.
TATA CARA PEMBUATAN
DETAIL DESAIN
DRAINASE PERKOTAAN
PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan
• Maksud
Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan dalam melaksanakan penyusunan
rencana detail sistem drainase perkotaan.
• Tujuan
Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan
keseragaman dalam cara penyusunan rencana
teknik detail sistem drainase perkotaan yang
sesuai dengan persyaratan teknis.
Ruang Lingkup
Proses Perencanaan Teknis Sistem Drainase Perkotaan
adalah proses yang dimulai dari penyiapan rencana induk,
studi kelayakan (FS) sampai pada perencanaan detail teknis
(DED).
Proses ini mencakup pekerjaan-pekerjan Survey, Investigasi
dan Desain. Dalam hal ini diuraikan pengertian, ketentuan
ketentuan umum dan teknis berupa data dan informasi
pengukuran, penggambaran, penyelidikan tanah dan kriteria
perencanaan, serta cara pengerjaan Detail Engineering Desain
(DED) Sistem Drainase di daerah perkotaan.
KETENTUAN-KETENTUAN
Ketentuan Umum

1) Untuk dapat membuat perencanaan detail teknik


sistem drainase, harus dilakukan dahulu studi
kelayakan dari rencana induk sistem drainase.
2) Pengesahan laporan perencanaan
detail teknis harus oleh penanggung
jawab yang ditunjuk instansi yang
berwenang.
TEKNIS
Data dan informasi
1) Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin,
kelembaban dan temperatur dari stasiun klimatologi atau
badan meteorologi dan geofisika terdekat.
2) Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air, debit
sungai, laju sedimentasi, pengaruh air balik, peilbanjir,
karakteristik daerah aliran dan pasang surut.
TEKNIS
3) Data kondisi daerah terdiri dari:
karakteristik daerah aliran, pasang surut
dan data genangan.
4) Data sistem drainase yang ada yaitu: hasil
rencana induk dan studi kelayakan, data
kondisi saluran dan data kuantitatif banjir
yaitu: genangan berikut permasalahannya
TEKNIS
5) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta
daerah kerja) peta system drainase dan
sistem jaringan jalan yang ada, peta tata
guna lahan, peta topografi yang disesuaikan
dengan tipologi kota dengan skala antara 1 :
5.000 sampai dengan 1 : 10.000.
6) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah,
kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran
dan data kepadatan bangunan.
PENGUKURAN

Pengukuran situasi dengan poligon tertutup untuk menggambarkan posisi


saluran dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pengukuran yang dilaksanakan harus dapat memberikan gambaran
yang cukup jelas tentang keadaan medan lapangan yang diukur dan
sesuai dengan keperluan perencanaan saluran drainase.
2) Pengukuran saluran meliputi: pengukuran profil memanjang dan profil
melintang.
3) Pengukuran profil melintang dilaksanakan pada jalur lurus setiap 50 m.
dan kurang dari 50 m untuk jalur belokan atau daerah padat.
4) Toleransi kesalahan pengukuran leveling
maksimum 7 Φ d (mm), dengan d adalah jarak
yang diukur dalam km.
5) Toleransi kesalahan penutupan sudut poligon
sebesar maksimal l0 Φn (detik), dengan n
adalah jumlah titik polygon.
6) Pengukuran menggunakan suatu titik acuan
ketinggian dan koordinat tertentu yang terikat
dengan titik trianggulasi yang ada,bila titik
trianggulasi tidak ada, dapat dipakai
titik acuan yang ada.
PENGGAMBARAN

Ketentuan yang diperlukan dalam penggambaran


sebagai berikut :
a) Peta sistem drainase. jaringan jalan. tata guna
lanah dan topografi (kontur setiap 0,5 m sampai 2
m) dibuat dengan skala 1:5.000 sampai 1:10.000
b) Gambar potongan memanjang saluran, horizontal
1:1.000 vertikal 1:100
c) Gambar potongan melintang saluran, horizontal
dan vertikal : skala 1:100
d) Gambar detil bangunan. skala 1:10 sampai 1:100.
PENYELIDIKAN TANAH
Ketentuan yang perlu dilaksanakan sebagai
berikut :
a) Pengambilan sampel dipilih tempat-tempat
yang akan memikul konstruksi bangunan
pelengkap saluran seperti : jembatan, rumah
pompa, gorong-gorong yang relatif besar,
dinding penahan tanah dan lainnya.
b) Minimal dua sampel untuk daerah yang labil
untuk menentukan konstruksi saluran.
c) Jenis penyelidikan tergantung dari jenis
konstruksi.
KRITERIA PERENCANAAN
HIDROLOGI

Kriteria perencanaan hidrologi terdiri dari :


a. Hujan dengan ketentuan sebagai berikut:
(1). Perkiraan hujan rencana dilakukan dengan
analisis frekuensi terhadap data curah hujan
harian maksimum tahunan, dengan lama
pengamatan sekurang-kurangnya10 tahun.
(2). Analisis frekuensi terhadap curah hujan.
menggunakan metode Probabilitas Distribusi Normal,
Log normal distribusi, Pearson Type III, log Pearson
tipe III dan Gumbel. Perhitungan didasarkan pada
ketentuan standar return period yang telah disepakati.

(3). Untuk pengecekan data hujan menggunakan metode


kurva masa ganda atau yang sesuai.

(4). Perhitungan intensitas hujan ditinjau dengan


menggunakan metode Mononobe, Hasper Der
Weduwen dengan program Cuicago Trainhyad
b. Debit banjir dengan ketentuan sebagai
berikut :
(1). Debit rencana dihitung dengan metode
rasional yang telah dimodifikasi.
(2). Koefisien limpasan (runoff) ditentukan
berdasarkan tata guna lahan daerah
tangkapan (lihat pada label dalam lampiran).
(3). Waktu konsentrasi adalah jumlah dari waktu
pengaliran dipermukaan dan waktu drainase.
(4). Koefisien penyimpangan dihitung dari rumus
waktu konsentrasi dan waktu drainase.
Kriteria Perencanaan Hidraulika

Kriteria perencanaan hidraulika ditentukan sebagai


berikut :
a) Kapasitas saluran dihitung dengan rumus Manning atau yang
sesuai.
b) Untuk saluran drainase yang terpengaruh oleh pengempangan
(back water effect) perlu
diperhitungkan pasang surutnya dengan Standard Step Method.
c) Kecepatan maksimum ditentukan oleh dinding dan dasar saluran,
untuk saluran tanah v =
0,7 m/dt , pasangan batu kali v = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3
m/dt.
Kriteria Perencanaan Struktur

Terdiri dari :
1) Muatan dengan ketentuan sebagai berikut :
(1). Berat bahan diperhitungan sebagai beban di dalam
hitungan perencanaan mengacu pada SNI pedoman
perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung).
(2). Beban rencana dapat dipergunakan sesuai dengan
standar yang berlaku, kombinasi muatan atas struktur
ditentukan secara individual sesuai dengan fungsi, cara
dan tempat penggunaannya.
2) Stabilitas struktur dengan ketentuan sebagai berikut:
(1). Stabilitas struktur penahan tanah akan dikontrol
keamanannya terhadap kekuatan amblas, geser, dan
guling. Besarnya faktor keamanan untuk pondasi,
masing-masing sebesar 1,5.
(2). Pasangan batu dengan tegangan tekan maksimum 8
kg/cm2. Untuk klasifikasi beton dipakai fc = 17,5 M.Pa
(mengacu pada SNI.T- 15.1991.03, tentang tata cara
perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung).
CARA
PENGERJAAN
MENGUMPULKAN
DATA DAN INFORMASI

Kumpulkan data seperti


diuraikan di atas
MELAKSANAKAN
PENGUKURAN

Pengukuran dilaksanakan sesuai


ketentuan pada penjelasan
sebelumnya.
MENGGAMBAR SALURAN

Penggambaran yang dilaksanakan sebagai


berikut :
1. Gambarkan situasi detail lapangan
berdasarkan pengukuran.
2) Gambarkan saluran yang ada, yang
terdiri dari potongan memanjang dan
melintang sesuai dengan ketentuan.
MENGANALISIS DATA
STRUKTUR
a) Analisis hasil penyelidikan tanah sesuai
dengan ketentuan.
b) Hitung berat dan beban rencana untuk saluran
berdasarkan hasil penyelidikan dengan
kondisi struktur tanah.
c) Tentukan stabilitas struktur, stabilitas
kemiringan talud.
d) Tentukan struktur saluran dan bangunan
pelengkap berdasarkan kondisi tanah dan
tersedianya bahan bangunan di lokasi.
MENGGAMBAR DESAIN
Mengambar desain dilaksanakan sebagai
benkut :
a) Gambarkan desain saluran dan bangunan
pelengkap, berdasarkan analisis hidrologi,
hasil
penggambaran kondisi dilapangan, analisis
hidraulika dan analisis struktur,
b) Lengkapi gambar-gambar detail untuk
saluran atau bangunan tertentu.
MENENTUKAN PAKET PEKERJAAN
Paket pekerjaan ditentukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Tentukan paket-paket pekerjaan berdasarkan fungsi saluran dan bangunan
pelengkap atau berdasarkan perkiraan kemampuan kontraktor setempat.
2) Hitung volume pekerjaan yang dibuat per paket pekerjaan.
3) Hitung rencana anggaran biaya.
4) Tentukan urutan prioritas paket-paket pekerjaan yang akan dilaksanakan di
lapangan, berdasarkan kepentingan dan pengembangan daerah, pembobotan,
ketersediaan dana.
5) Buat jadwal pekerjaan setiap paket pekerjaan, dibuat per tahun anggaran atau
berdasarkan tersedianya dana untuk pelaksanaan
NOTA PERHITUNGAN
Susun nota perhitungan sebagai
Kumpulan dari hasil analisis hidrologi,
analisis hidarulika, analisis struktur,
kriteria-kriteria yang digunakan, dan
catatan lain yang dianggap perlu
DOKUMEN TENDER
Membuat dokumen tender sesuai Kategori paket
pelelangan pekerjaan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Buat syarat-syarat teknis
2. Buat syarat-syarat umum
3. Buat syarat-syarat administrasi berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
Sekian
Terima kasih
Sumber :
Ir. Anggrahini Syafii, M.Sc
Dr. Ir. Suseno Darsono, M.Sc
Prof. Dr. Ir. Suripin, M.Eng

Anda mungkin juga menyukai