Anda di halaman 1dari 101

MODUL:

PRINSIP OPERASI DAN


PEMELIHARAAN BENDUNGAN
+
PEMERIKSAAN VISUAL
BENDUNGAN URUGAN

JAKARTA 30 MEI 2018


30-May-18 ZAIN
OLEH : ZAINUDDIN 1
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
II ORGANISASI OP
III OPERASI WADUK
IV PEMELIHARAAN
V PEMANTAUAN PERILAKU BENDUNGAN
VI PEMERIKSAAN/INSPEKSI
VII PEMERIKSAAN VISUAL (modul terpisah)
VIII BIAYA OP (modul terpisah)
30-May-18 ZAIN 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM

SETELAH MENGIKUTI DIKLAT,


DIHARAPKAN PESERTA
MAMPU “MEMAHAMI” PRINSIP
OP BENDUNGAN

30-May-18 ZAIN 3
KONSEPSI KEAMANAN
BENDUNGAN

KEAMANAN STRUKTUR KESIAPSIAGAAN


dan OPERASIONAL TINDAK DARURAT

DESAIN DAN SIAP MENGHADAPI


KONSTRUKSI LAYAK
KONDISI TERBURUK
TEKNIS

30-May-18 ZAIN 4
I. PENDAHULUAN
1.1 Perlunya OP bendungan
• Pembangunan bendungan memerlukan investasi yang sangat besar baik
berupa: dana, maupun pengorbanan masyarakat. Sudah seharusnya
bendungan sebagai hasil pembangunan tersebut dikelola dengan baik baik
agar investisai yang sangat besar tersebut tetap dapat memberi manfaat
bagi masyarakat.
• Pasal 74 Permen PUPR 27/PRT/M/2015:
• Pengelolaan bendungan beserta waduknya ditujukan untuk menjamin:
• a. kelestarian fungsi dan manfaat bendungan beserta waduknya;
• b. efektivitas dan efisiensi pemanfaatan air; dan
• c. keamanan bendungan.

• Pasal 76
• (1) Pengelolaan bendungan beserta waduknya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 74 dan Pasal 75 dapat berupa tahapan:
• a. operasi dan pemeliharaan;
• b. perubahan atau rehabilitasi; dan


c. penghapusan fungsi bendungan.
(

30-May-18 ZAIN 5
I. PENDAHULUAN.

• Kegiatan operasi dan pemeliharaan


bendungan adalah merupakan satu
kegiatan yang sangat penting agar waduk
dapat bekerja secara normal, sehingga
memberikan manfaat sesuai dengan rencana
sepanjang umur efektif bendungan dan
keamanan (safety) bendungan tetap terjaga.
• Kegiatan operasi dan pemeliharaan yang
tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, akan mengurangi efetifitas
bendungan dan bahkan dapat membahyakan
kesalamatan bendungan yang
bersangkutan.
30-May-18 ZAIN 6
• Sejalan dengan umur bendungan, bendungan akan selalu
mendapat ancaman dari fenomena alam berupa panas,
dingin, hujan, banjir dan juga mahkluk hidup, sehingga
akan terjadi proses kemerosotan mutu (deterioration) dan
juga perusakan-perusakan oleh mahkluk hidup. Agar proses
tersebut tidak berjalan diluar rencana maka bendungan harus
selalu dipantau, dioperasikan dan dipelihara secara memadai.
• Dengan dilakukannya pemantauan secara rutin,
pengelola bendungan akan dapat mengetahui sedini
mungkin problem yang sedang berkembang sebelum
menjadi ancaman yang nyata, sehingga pengelola
bendungan akan dapat mengambil langkah yang diperlukan
secara cepat sehingga problem tidak berkembang semakin
parah.

• Dengan pemeliharaan yang baik, kondisi bendungan akan


selalu siap dioperasikan (operasi normal dan darurat) dan
keamanan bendungan akan selalu terjaga.
• Dengan operasi yang benar, bendungan dapat memberi
manfaat suseai rencana dan terjaga keamanannya.
30-May-18 ZAIN 7
Disamping itu, semua bendungan juga memiliki banyak
“uncertainties” (ketidak pastian), karena desain
bendungan tidak seluruhnya didasarkan pada data
hasil investigasi dan parameter desain yang
exact/pasti, tetapi sebagian didasarkan pada asumsi-
asumsi tertentu.
Demikian pula dalam pelaksanaan konstruksi, kita
tidak bisa menjamin bahwa jenis material dan kwalitas
timbunan pada suatu zona timbunan seragam sesuai
dengan spesifikasi teknis yang direncanakan.
Demikian pula hasil perbaikan permukaan fondasi dan
bawah permukaan fondasi.
Kenyataan yang ada tidak selalu sama dengan asumsi-
asumsi tersebut; akibatnya pada tahap OP bendungan
sering timbul masalah-masalah dari yang kecil sampai
yang besar yang dapat mengancam keamanan
bendungan.

30-May-18 ZAIN 8
Agar masalah-masalah yang sedang berkembang pada suatu
bendungan dapat diketahui sedini mungkin, bendungan
harus selalu dipantau kemudian bila terjadi kerusakan segera
dilakukan perbaikan serta dioperasikan dengan benar.

1.2. Tujuan OP (1):


Kegiatan O&P merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
menjaga kelestarian fungsi dan keamanan bendungan.
Pasal 84 Permen PUPR 27/2015
Operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya terdiri atas:
a. operasi dan pemeliharaan bendungan;
b. pemeliharaan waduk; dan
c. pemantauan bendungan;

Tujuan kegiatan OP adalah: untuk menjaga kelestarian fungsi


dan keamanan bendungan, sehingga bendungan dapat:
- berfungsi secara normal,
- mampu memberi manfaat sesuai dengan rencana,
- keamanan bendungan selalu dapat terjaga.

30-May-18 ZAIN 9
Secara garis besar kegiatan pokok OP meliputi a.l:

1). Operasi waduk


2). Pemeliharaan bangunan-bangunan teknik sipil
3). Operasi dan pemeliharaan peralatan
hidromekanik
4). Pemantauan perilaku bendungan
5). Pelaporan
6). Peng-arsipan dokumen bendungan,
7). Penyusunan anggaran biaya OP
8). dll. à (contoh: pemutakhiran Panduan OP, RTD)

30-May-18 ZAIN 10
1.2 Panduan Operasi dan Pemeliharaan
Setiap bendungan adalah merupakan bangunan yang unik, oleh
karenanya setiap bendungan harus dilengkapi dengan:
“PANDUAN OPERASI dan PEMELIHARAAN ” yang secara
khusus dipersiapkan untuk bendungan tersebut.
Isi panduan paling tidak mencakup:
- Ketentuan/Petunjuk umum
- Organisasi OP
- Petunjuk operasi
- Petunjuk pemeliharaan
- Petunjuk pemantauan atau pengamatan
bendungan
- Sistem pelaporan
- Perkiraan biaya
- Lampiran
Selain itu bendungan juga harus dilengkapi dengan Rencana
Tindak /Tanggap Darurat (RTD) yang memberikan petunjuk
bagaimana cara melakukan upaya-upaya/tindakan pencegahan
selama terjadinya kondisi darurat
30-May-18 ZAIN 11
a). Petunjuk umum.
Isinya paling tidak mencakup:
• Penjelasan mengenai: fungsi, manfaat, gambaran
bendungan dan komponen-komponennya (lihat contoh).
• Revisi/pemutakhiran dan distribusi panduan : minimal
setiap 5 th atau bila terjadi perubahan yang mendasar
Panduan harus direvisi.
• Peralatan komunikasi pada kondisi normal & darurat :
tilpun, HP, radio, intranet, internet, dll. Harus ada prosedur
baku, dan pengamanan dari pengguna yg tdk ber-hak.
• Jalan masuk: menuju bendungan, kebagian yang perlu
dioperasikan dipelihara dan dipanatau, jalan alternatif pada
kondisi darurat, dll., dilengkapi dg gambar dan peta
• Prosedur peringatan bahaya: saat pembukaan pintu
pelimpah, saat bendungan dalam kondisi bahaya yg
mengarah pd keruntuha, dll.
• Dan lain-lain
30-May-18 ZAIN 12
Keterangan :
1. Lereng Hulu
2. Puncak
3. Lereng Hilir
4. Pelimpah Utama
5. Pelimpah Darurat
6. Bangunan Pengeluaran
7. Rumah Pengendali
8. Pemecah Energi
9. Kolam Olak
10.Saluran Air Keluar
11. Waduk
12. Jaring Apung
13. Papan Duga
14. Patok geser
15. Patok Tetap/bench mark
16. Pisometer pipa terbuka
17. Drainase Kaki dan Terjunan
18. Rembesan pd Tebing Tumpua
19. Alat ukur rembesan V-notch
20. Saluran pengumpul rembesan
21. Jalan Masuk
PETUGAS OP HARUS PAHAM 22. Pintu Masuk
BENAR THD BENDUNGANNYA 23.Tempat untuk memutar
SECARA RINCI TERMASUK
30-May-18
FUNGSI SETIAP KOMPONENNYA ZAIN 13
30-May-18 ZAIN 14
DESAIN POTONGAN MELINTANG
BENDUNGAN JATI GEDE

30-May-18 ZAIN Skip 23 Organisasi OP 15


BENDUNGAN GAJAH MUNGKUR WONOGIRI
SAAT KERING

30-May-18 ZAIN 16
b). Organisasi OP, Pelaporan, Dokumentasi, dll.
Mencakup antara lain:
1). Organisasi:
• Bagan organisasi
• Tugas dan tanggung jawab petugas, lengkap dengan
bagan alir tanggung jawab OP dan
• Kaitannya dengan instansi lain seperti: Organisasi induk
(BBWS/BWS/ Dinas SDA/PU), UMB/SPB Propinsi dan
Pusat atau instansi yang bertanggung jawab dalam
bidang OP, PPTPA/Dewan SDA, Balai Bendungan, dll.
• Hubungan (administrasi) dg instansi lain sperti: Pemda,
Dinas Pertanian, Perikanan, Lingkungan Hidup,
Kepolisian (security) pengelola PLTA, Pengelola
bendungan lain, swasta, dll.
• Kebutuhan pelatihan bagi petugas OPP.

30-May-18 ZAIN 17
b). Organisasi OP, Pelaporan, Dokumentasi, dll. (lanjutan)

2). Pelaporan:.
• Jenis laporan (lap pelaks O, lap pemeliharaan, lap keam
bdgn/Pemantauan) , frekwensi, distribusi, format
• Perkiraan biaya OP
• Lampiran: gambar desain, gambar purna konstruksi,
format isian, grafik.

3). Dokumentasi:
• Jenis dokumen bendungan(desain, konstr, OP)
• Penyimpanan (kantor lapangan, Pengelola, Pemilik,
Komisi Keamanan Bendungan/Balai Bendungan).
• Kewajiban Pemilik/Pengel untuk memutakhirkan
dokumen tersebut diatas.
• .
30-May-18 ZAIN 18
c). Petunjuk operasi
Isinya paling tidak mencakup:
1). Pola operasi, rencana operasi tahunan dan
evaluasinya.
2). Operasi harian rutin; dilengkapi dengan prosedur
operasi yg dibuat dg mempertimbangkan
ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah &
waktu), pengendalian banjir, dll.
3). Perkiraan air masuk (pengumpulan data hidrologi) &
lap m.a tinggi
4). Operasi bangunan pelengkap dan peralatan
mekanik-listrik mencakup rencana operasi
keseluruhan, urutan operasi/pembukaan pintu/klep,
operasi alternatif, pembatasan operasi untuk
melindungi peralatan.
5.). Prosedur operasi pintu-pintu air selama, banjir, dg
mempertim-bangkan perubahan m.a hulu dan hilir
serta tujuan pengendalian
30-May-18 ZAIN 19
6). Prosedur operasi khusus/darurat,
diluar operasi rutin/normal
7). Pembatasan dalam operasi:
(pengisian, pengeluaran, penurunan
m.a waduk) terkait dengan keamanan
bendungan, dll.
8). Penjelasan mengenai operasi pintu
yang memerlukan izin khusus.
9). Uji operasi utk semua peralatan yang
terkait dg keamanan bendungan
10. Penjelasan (peringatan) perlunya
mematuhi prosedur operasi, dan
bahaya bila dilanggar, seperti:
kerusakan pada peralatan,
membahayakan keselamatan operator
atau keselamatan daerah hilir

30-May-18 ZAIN 20
d). Petunjuk pemeliharaan
Antara lain, menjelaskan mengenai:
• Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yg ada,
mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil
agar tetap dlm kondisi aman dan berfungsi baik.
• Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan
secara rutin, berkala (terjadwal) dan tak terduga (extra
ordinary maintenance)/diluar jadwal utk bendungan, bang
pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta
bahan dan peralatan khusus yg diperlukan.
• Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan
atau laporan pemeliharaan yang hrs dibuat oleh petugas,
mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan,
bagaimana pek pemeliharaan dilaksanakan.
• Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan,
seperti tabel dibawah (lihat bab Pemeliharaan).

30-May-18 ZAIN 21
e).Petunjuk Pemantauan
Antara lain, menjelaskan mengenai:
1). Pengukuran/Pembacaan instrumen dan
evaluasi datanya
2). Pemeriksaan (rutin, berkala biasa,
pemeriksaan besar, luar biasa, khusus)
3). Uji operasi

Penjelasan rinci tentang pemantauan


disampaikan di Bab V

30-May-18 ZAIN 22
II. ORGANISASI OP
2.1 Umum
• Syarat utama agar OP dpt dilaksanakan dengan efektif
efisien adalah :
- Adanya wadah berupa organisasi dengan tugas dan
tanggung jawab yang jelas
- Memiliki prosedur kerja yang jelas
- Memiliki sistem pelaporan yg baku (format, waktu,
distribusi).
- Didukung oleh staf yang memadai ditinjau dari kwantitas
dan kwalitasnya; untuk itu perlu program pelatihan serta
dukungan sarana, peralatan dan dana yang memadai
utk pelaksanaan tugas
• Kebutuhan minimal personil OP tergantung pada ukuran
dan komplek-sitas bendungan.
30-May-18 ZAIN 23
CONTOH TIPIKAL ORGANISASI OP BENDUNGAN DAN
KEBUTUHAN PERSONIL (bendungan berukuran sedang)
ENJINER SENIOR / SUPERVISOR
Sarjana Teknik Sipil, pengalaman bidang
rekayasa dan OP bendungan
5 – 10 tahun

PENGAMAT BENDUNGAN
Minimal Sarjana Muda Teknik Sipil, telah
mengikuti pelatihan rekayasa dan OP
bendungan, pengalaman OP minimal 5 tahun

Juru Bendungan Bidang Operasi Juru Bendungan Bidang Pemeliharaan Juru Bendungan Bidang Pemantauan
(Operator) SMU/SMK dan pengalaman bidang SMU, pelatihan khusus di bidang
SMU/SMK dan pengalaman pemeliharaan bendungan, katup dan pintu- instrumentasi, pembacaan dan
bidang operasi SDA pintu air pencatatan

Sekuriti Operasi Personil Tetap Personil Tidak Instrumentasi /


2-3 personil 2-3 personil 2-3 personil Tetap Pemantauan
(tetap) (tetap) (tetap) (pekerja lepas) 2-3 personil (tetap)

Catatan : Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan

30-May-18 ZAIN 24
Skip 32 Operasi
2.2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

a). ENJINER SENIOR (ENJINER SUPERVISI / SUPERVISOR)

- Bertanggung jawab dalam penyusunan biaya O&P bendungan


berdasarkan masukan atau informasi dari Pengamat.
- Memberikan pengarahan teknis kepada Pengamat dan Juru
Bendungan dan sekaligus bertanggung jawab mengenai
program, koordinasi dan evaluasi pelaksanaan program O&P
bendungan.
- Melakukan pemeriksaaan rutin 3 bulanan.
- Melakukan pemeriksaan berkala 1/2 tahunan terhadap perilaku
dan kinerja bendungan kaitannya dengan penyelenggaraan O&P
dan keamanan bendungan dan menyiapkan laporan
tahunannya, serta melakukan pemeriksaan besar 5 tahunan
bersama-sama dengan Tenaga Ahli (Konsultan).

30-May-18 ZAIN 25
b). PENGAMAT BENDUNGAN
- Bertanggung jawab terhadap program dan pelaksanaan O&P
bendungan, berikut revisinya, sesuai aturan dan kebutuhan yang
telah ditentukan di dalam Panduan O&P Bendungan.
- Bertanggung jawab terhadap program dan pelaksanaan
pemantauan perilaku bendungan, termasuk interpretasi dan atau
evaluasi awalnya.
- Bertanggung jawab terhadap pengarsipan, dokumentasi dan
distribusi laporan hasil pemantauan, pengamatan dan O&P
Bendungan kepada instansi-instansi terkait.
- Memberikan masukan atau informasi kepada Enjiner Supervisi
mengenai komponen atau bagian-bagian yang memerlukan
pemeliharaan dan atau perbaikan untuk perhitungan biaya
O&P-nya.
- Bertindak dan bertanggung jawab di dalam mengkoordinasikan
kegiatan O&P bendungan-bendungan yang berada di bawah
pengawasannya.
- Mengkoordinasikan personil dan bertanggung jawab terhadap
sekuriti bendungan dan bangunan-bangunan pelengkap/fasilitas.
30-May-18 ZAIN 26
c). JURU BENDUNGAN – BIDANG OPERASI

- Mengatur pengeluaran air waduk lewat pintu-pintu air atau


katup-katup sesuai dengan kebutuhan pengguna air dan pola
pengoperasian waduk yang tertuang di dalam Panduan O&P
Bendungan.
- Mengendalikan dan mengatur pengoperasian waduk dalam
rangka mengurangi risiko kerusakan akibat banjir di daerah
hilir bendungan. Untuk itu perlu adanya suatu sistem
peringatan banjir bagi penduduk di daerah hilir bendungan.
- Mencatat elevasi muka air waduk setiap hari, kaitannya dengan
kondisi cuaca/hujan, prakiraan kondisi hidroklimatologi serta
debit aliran air yang masuk ke/keluar dari waduk.
- Bertanggung jawab terhadap pengoperasian sehari-hari
pintu/katup dan bangunan pengatur lainnya guna mengalirkan
air waduk sesuai dengan pola pengoperasian waduk serta
kebutuhan air di daerah hilir.

30-May-18 ZAIN 27
d). JURU PEMELIHARAAN

► Pemeliharaan se-hari2 thd bendungan beserta


bangunan2 pelengkapnya, jalan masuk, jalan
kerja, sistem drainasi, sabuk hijau dll.
► Penyimpanan seluruh catatan pek pemeliharaan
(perawatan dan perbaikan) yang tlh
dilaksanakan.
► Pemeliharaan peralatan hidromekanik
► Pembuatan daftar komponen2 yg memerlukan
perawatan/pemeliharaan/perbaikan/penggantian
, dll.

30-May-18 ZAIN 28
e). JURU BENDUNGAN – BIDANG PEMANTAUAN
- Melaksanakan pemeriksaan visual bendungan beserta bangunan
pelengkapnya secara rutin, harian, mingguan dan bulanan serta
9/15
9/14
mempersiapkan laporan-laporan yang perlu untuk dikirimkan
kepada unit yang menangani monitoring.
- Membantu pemeriksaan rutin 3 bulanan yang dilakukan oleh
Enjiner Supervisi.
- Membuat daftar kebutuhan komponen-komponen atau peralatan
pemantauan dan atau perbaikannya dan dilaporkan kepada
Enjiner Supervisi untuk perhitungan pembiayaannya.
- Melakukan pembacaan instrumentasi bendungan serta
mengakomo-dasikan ke dalam catatan data bendungan.
- Mempersiapkan kurva (plotting) hasil pengukuran dan pembacaan,
segera setelah pembacaan instrumen, sebagai dasar dan bahan
analisa untuk menetapkan tindak lanjutnya.
- Mempersiapkan laporan hasil pembacaan
instrumentasi/pemantauan untuk segera dikirimkan kepada unit
pemantauan bendungan untuk keperluan penafsiran.

30-May-18 ZAIN 29
TUGAS POKOK MASING-MASING PERSONIL
DALAM PEMANTAUAN BENDUNGAN

30-May-18 ZAIN 30
III. OPERASI WADUK
3.1 Umum
Pada dasarnya operasi waduk dilakukan dengan cara mengatur
pengeluaran air waduk melalui pintu-pintu atau katup pada
bangunan pelengkap, yang terdiri dari:
- Bangunan sadap/intake
- Bangunan pelimpah
- Fasilitas pengeluaran darurat (emergency release) yang dapat
berupa bangunan pengeluaran bawah (bottom outlet) atau pintu
emergensi.
Jenis operasi waduk (2), dibedakan menjadi:
- Operasi normal/operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari
sesuai prosudur standar untuk melayani kebutuhan air dihilir.
- Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu
kejadian yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan
bendungan dilakukan dengan menurunkan m.a.w dg cepat.
- Operasi banjir, yaitu: operasi yang dilakukan pada saat banjir
pada bendungan yang dilengkapi pelimpah berpintu, untuk
menjaga/mempertahankan muka air waduk pada elevasi yang
aman/sesuai pola operasi waduk.
30-May-18 ZAIN 31
Operasi waduk, dilakukan berdasar “rencana operasi
tahunan”.
Rencana operasi tahunan dibuat berdasar, “pola
pengusahaan /operasi waduk” yang dibuat untuk
jangka 5 tahunan.

Kegiatan operasi waduk meliputi antara lain:


1). Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi
2). Menyusun pola operasi waduk (rules curves)
3). Membuat dan melaksanakan rencana tahunan
operasi waduk
4). Melakukan evaluasi pelaksanaan operasi waduk
5). Melaksanakan operasi waduk pada kondisi
darurat&banjir
6). Penyusunan laporan dan dokumentasi
30-May-18 ZAIN 32
3.1 Pengumpulan data hidrologi
Pada tahap desain umumnya telah dihitung: kapasitas tampung,
alokasi air waduk, grafik hubungan elev, luas genangan dan
volume air yang tertampung.
Korelasi tersebut akan dipengaruhi oleh: laju
pengisian/penampungan air dan laju sedimentasi.
Oleh karena itu, untuk pengoperasian waduk diperlukan data
hidrologi sbb:
- Pengusahaan/pola operasi waduk dihulu (bagi waduk
kaskade).
- Pengusahaan/pola operasi waduk yang bersangkutan pada
tahun-tahun sebelumnya
- Curah hujan
- Kebutuhan air dari berbagai pemanfaatan
- Data debit sungai-sungai di DAS dan sungai dimana
bendungan berada
- Informasi mengenai musim dari BMG
- Laju sedimentasi dikolam waduk

30-May-18 ZAIN 33
3.2 Penyusunan Pola Operasi Waduk
3.2.1 Umum
Pola operasi waduk adalah kerangka dasar operasi waduk untuk
jangka panjang (umumnya 5 tahunan) yang menjadi patokan dalam
penyusunan rencana tahunan operasi waduk. Pola operasi waduk
biasanya diwujudkan dalam bentuk rule curves zona operasi yang
dibatasai oleh lengkung batas operasi normal atas dan lengkung
batas operasi normal bawah. à prinsipnya mengandung jadwal
pengisian dan pengeluaran air (lihat contoh dilembar berikut).
Bila dalam kegiatan operasi, muka air waduk masih berada didalam
zona operasi, pada prinsipnya operasi/pengeluaran air waduk masih
dapat dilaksanakan sesuai rencana.
Bila muka air waduk berada diluar batas atas dan bawah, maka
rencana pengeluaran air waduk perlu disesuaikan.
Secara berkala setiap 5 tahun, pola operasi harus ditinjau kembali.
Untuk waduk pengendali banjir yang memiliki pelimpah berpintu
seperti Bendungan Wonogiri bentuk lengkung operasinya berbeda
dengan pola operasi diatas (lihat contoh dibawah)

30-May-18 ZAIN 34
PP Bendungan: Pola operasi normal,
tahun basah, tahun kering.
30-May-18 ZAIN Skip 39 35
ILUSTRASI PEMBGIAN ALOKASI AIR WADUK
BENDUNGAN WONOGIRI

30-May-18 ZAIN 36
POLA OPERASI WADUK BENDUNGAN WONOGIRI SESUAI KEPEMEN PU
NO.229/KPTS/1986

- Periode banjir 1 Desember – 15 April: elevasi muka air waduk tidak boleh melebihi
CWL (Control Water Level) el.+134,5 m
- Periode recovery 16 April – 30 April: elevasi muka air waduk tidak boleh melebihi
NHWL (Normal High Water Level) el+136,0 m.
- Periode tidak banjir 1 Mei – 30 Nopember: elevasi muka air waduk tidak boleh
melebihi el+136,0 m.
30-May-18 ZAIN 37
3.2.2 Pertimbangan dlm penyusunan pola operasi waduk
1).Kondisi aliran sungai pada “tahun basah” untuk grafik batas atas
dan “tahun kering” untuk batas bawah à berdasar hasil
pengamatan debit bulanan jangka panjang.
2).Kebutuhan air yang harus terpenuhi sesuai Rencana Pokok
Penyediaan Air. Untuk irigasi, biasanya ada keputusan dari
Gubernur/Pemda tentang rencana tanam musim tanam rendeng
dan gadu pada setiap tahun. Rencana penyediaan air disusun
berdasar kebutuhan air irigasi dan berbagai kebutuhan lain
seperti PLTA, air baku dll.
3).Pengeluaran air dari waduk dihulu untuk kondisi musim basah dan
kering. Untuk bendungan kaskade seperti bendungan Jatiluhur
harus mempertimbangkan pengeluaran air dari waduk Cirata dan
Saguling.
4).Kapasitas palung sungai di daerah hilir. Pengeluaran air waduk
melebihi kapasitas palung sungai akan menimbulkan banjir,
khususnya didaerah rendah.
5).Program pemeliharaan sarana-sarana hidromekanik dan listrik
seperti: unit PLTA, katup dan pintu, tail race,dll
6).Keamanan bendungan, seperti adanya potensi longsoran akibat
penurunan air waduk yang terlalu cepat atau terlalu rendah.
Untuk bendungan dengan pelimpah berpintu, penetapan CWL
(control water level) yang terlalu tinggi atau penetapan awal masa
recovery yang tidak tepat waktu
30-May-18 ZAINdapat menyebabkan over 38
topping.
3.3 Pembuatan Rencana Tahunan Operasi
Waduk
Recana operasi waduk tahunan, disusun setiap tahun berdasar
pola operasi waduk jangka panjang. Rencana operasi tahunan
dibuat lebih rinci dan mendekati kenyataan. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam penyusunan a.l :
1). Prakiraan ketinggian muka air pada awal tahun.
2). Informasi ramalan musim yang dihadapi, dari BKMG.
3). Prakiraan lengkung debit sungai.
4). Kondisi/kesiapan unit pembangkit listrik dan prasarananya (bila
bendungan memiliki PLTA).
5). Rencana tahunan kebutuhan air (irigasi, air baku, PLTA)
6). Sasaran khusus produksi listrik/padi (seperti: pada tahun 2007
pemerintah mentargetkan kenaikan produksi padi sebesar 2 juta
ton).
7). Kebutuhan ketinggian muka air untuk menunjang olah raga atas
usulan KONI untuk kegiatan pertandingan nasioanal,
internasional.

30-May-18 ZAIN 39
30-May-18 ZAIN 40
AM= Air masuk
AK= Air keluar
Hil= Air yang hilang
PL= Produksi listrik
DMA= m.a. waduk

30-May-18 ZAIN 41
PENGUSAHAAN WADUK IR. H. DJUANDA
SEBELUM DIBANGUN SAGULING DAN CIRATA

30-May-18 ZAIN 42
Saguling
645.00
642.5
645
642.5
CONTOH POLA OPERASI
642.50
640.00
0 640
0
WADUK KASKADE
DMA (m El.)

CITARUM
635.00 635

630.00 630

625.00 625
TAHUN 2001
620.00 620
01/01/2001 01/04/2001 01/07/2001 01/10/2001 01/01/2002

Cirata
222 222
219.5 219.5
217 217
DMA (m El.)

212 212

207 207

202 202
01/01/2001 01/04/2001 01/07/2001 01/10/2001 01/01/2002

Ir. H. Juanda
112 112
107 106.5 107
106.5 0
102 102
0
DMA (m El.)

97 97
92 92
87 87
82 82
77 77
72 72
Jan-01

Nov-01

Jan-02
Feb-01

Mar-01

Apr-01

Jun-01

Jul-01
May-01

Aug-01

Sep-01

Oct-01

Dec-01

30-May-18 ZAIN 43
Normal Kering Maks Kenyataan
Gambar - 1
POLA PENGUSAHAAN WADUK SERI CITARUM
TAHUN 2004

Saguling CONTOH POLA


644

640
Apr
AprApr
Apr
MMar1ar5 10
Apr
MM
25
1520
5eiM
10
ei15
eiM
2025
MeiJun
5 10
eiJun
1520
Jun
Jun25
Jun1 5 10
6 4 3 .0
OPERASI WADUK
KASKADE
Jun
Jul 1520
MMarar25 Jul
Jul 25
Jul 15
636 MMarar1520 Jul
Jul 10 15
Feb5 10
Feb Agu
Agu 20
Feb251 Agu
Agu 25
15
Feb Agu
632 Feb1520
Feb Agu
Sep1015 6 3 0 ,17
10 Sep
Sep20 25
5 Sep 1 5 10
1 Sep 615220
9
25.6

CITARUM TH
25 Sep
Okt 1520 Nop
Nop Nop1Des
Nop
Des
25 5Des
10
Jan15
Jan 20 Okt
Okt 25
Okt
Okt Nop
Nop
5 10 20
15
628 10
15 6 2 5.4
6 2 5.0
624

2004
620

A M N Rata-2 138.9 152.0 152.6 173.9 114.4 62.3 43.3 38.0 32.4 63.4 128.5 87.6 M 3/det
A KN Rata-2 109.5 107.3 107.0 130.1 113.2 83.8 71.9 66.5 66.2 82.3 116.7 88.1 M 3/det
A M K Rata-2 104.0 105.5 109.1 129.9 77.5 37.2 25.7 15.4 13.2 24.9 55.9 74.8 M 3/det
A KK Rata-2 92.6 78.1 79.2 87.2 89.5 59.8 59.7 38.1 25.2 23.9 58.6 75.3 M 3/det
A M Real&Ren M 3/det
A K Real&Ren M 3/det

Cirata
222.0
1 5Jan
10
Jan
Jan
15
12520Peb
10
5Peb
Peb
15
12520
10
M5Mar
Mar
Mar
15
ar
MA2ar
A
15
pApr10
pr15
1r252
M
0
10M
5ei
Mei15
ei
1250
2
Jun
10Jun
5Jun
15
12520Jul
10
5Jul
Jul
152
1250A
5
10
AgAgsgs15
1s2
5Sep
2
10
0Sep
5Sep
Sep
15
Sep
2
Sep
2
Okt
015
Okt
5Okt
10
Okt
15
Okt
2Okt
2015
N5No10
NopNopN2
opD2
o0
pD1
es
5
pD5
es
2 10
es
215
02 2
.0
05
218.0
TMA ( m dpl. )

214.0

2 0 9 ,0
210.0
2 0 8 ,9
240 6 .5
206.0 1 5Jan
10
Jan
Jan
15
12520Peb
10
5Peb
Peb
15
12520
10
M5Mar
Mar
Mar
M
15
ar
Mar
A
2ar
A15
pA
5pr10
pr15
1r252
M
0
10M
5ei
Mei15
ei
1250
2
Jun
10Jun
5Jun
15
12520Jul
10
5Jul
Jul
152
1250A
5
10
AgAgsgs15
1s2
5Sep
2
10
0Sep
5Sep
Sep
15
Sep
2
Sep
2
Okt
015
Okt
5Okt
10
Okt
15
Okt
2Okt
20
N15
No5Nop10
NopN15
opN2
opD2
o0
pD1
es
5
pD5
es
2 10
es
015
62 2
05
.0

202.0

A M N Rata-2 233.0 218.2 232.1 238.7 196.6 123.3 101.9 90.7 90.6 137.9 199.9 173.8 M 3/det
A KN Rata-2 204.4 161.0 173.1 183.2 194.3 150.1 137.6 132.1 132.3 160.3 183.4 166.7 M 3/det
A M K Rata-2 188.8 169.0 172.4 172.9 156.2 85.9 76.5 31.0 38.4 57.4 115.4 138.5 M 3/det
A KK Rata-2 160.8 132.6 137.4 158.4 147.8 110.2 121.6 72.7 56.3 59.2 115.4 134.8 M 3/det
A M Real&Ren M 3/det
A K Real&Ren M 3/det

Ir. H. Djuanda
108.0 15Jan
10
Jan
Jan
15
120
525
Peb
10
Peb
Peb
15
20
525
Mar
10
Mar
Mar
15525
Apr
10
Apr
Apr
15
120
525
Mei
10
Mei
Mei
1520
525
Jun
10
Jun
Jun
15
120
525
Jul
10
Jul
Jul
15
20
125
5Ags
10
Ags
Ags
115
20
5Sep
10
25
Sep
Sep
15
120
525
Okt
10
Okt
Okt
15
120
525
10
Nop
Nop
120
525
Des
10 10 15
Des
Des 7.0
20
25
104.0
100.0
96.0
9 2 .7
92.0
9 0 ,74
88.0 8 7.9
84.0
80.0 79 .9

76.0
72.0
Jan P eb M ar A pr M ei Jun Jul A gs Sep Okt No p Des
Maksimum Minimum Normal
Kering Realisasi
A M N Rata-2 231.4 184.1 184.3 194.8 206.2 210.1 163.1 148.1 138.1 137.7 170.4 204.5 M 3/det
A KN Rata-2 95.4 87.5 95.8 112.4 207.9 210.0 210.0 210.0 210.0 210.0 178.4 178.7 M 3/det

30-May-18
A M K Rata-2
A KK Rata-2
177.4
95.4
249.4
87.5
152.8
96.8
174.7
112.4
159.1
161.2
117.6
206.1
126.9
138.5
75.5
123.6
58.8
70.3
64.7
168.8
128.0
178.4
148.4
129.5
M 3/det
M 3/det ZAIN 44
KP Rata-2 95.4 87.5 96.8 112.4 161.2 206.1 188.5 123.6 70.3 168.8 178.4 129.5 M 3/det
A M Real&Ren M 3/det
A K Real&Ren M 3/det
A K Ho llo wJet M 3/det
3.4 Evaluasi pelaksanaan operasi waduk
• Rencana tahunan operasi waduk, dibuat berdasar prakiraan dan
asumsi-asumsi. Kenyataan, sering berbeda dengan rencana, secara
rutin kenyataan yang terjadi perlu dipantau dan dievaluasi guna
penyesuian bagi rencana tahunan operasi waduk.
• Langkah-langkah yang perlu diambil bila terjadi ketidak sesuaian
kenyataan dengan rencana:
1) Bila ketinggian muka air waduk tidak sesuai dengan rencana,
tetapi masih berada didalam batas-batas zona operasi, pelaksana
operasi pada prinsipnya masih dianggap sesuai dengan rencana
operasi; penyesuaian-penyesuaian jangka pendek dapat dilakukan
sesuai keperluan.
2) Bila muka air waduk berada diatas “garis operasi normal atas”,
berarti ada kelebihan air yang harus dibuang kehilir. Pengeluaran air
tambahan tersebut sedapat mungkin dilewatkan turbin (bila ada PLTA).
Bila pengeluaran lewat turbin sudah tidak mungkin, pengeluaran dapat
dilakukan lewat pintu pengeluaran lain seperti pintu untuk irigasi.
- Sebelumnya diputuskan untuk pembukaan pintu, lebih dulu perlu
koordinasi kepengelola waduk di hulu untuk mengurangi pengeluaran
air diwaduknya.
- Demikian pula bila air waduk melimpas dipelimpah, juga perlu
dilakukan langkah koordinasi kepengelola waduk dihulu seperti diatas.
Bila kondisi ini terjadi perlu dilakukan evaluasi efektifitas rencana
30-May-18 ZAIN 45
operasi yang ada.
3). Bila muka air dibawah “garis operasi
normal bawah”
pengeluaran air harus dikurangi, dengan mengambil langkah-
langkah sbb:
- Pertama, teliti apakah kondisi tersebut akibat penahan air di
waduk-waduk hulu. Bila benar demikian, koordinasikan dengan
pengelola waduk diatas untuk menambah pengeluaran air.
- Bila penurunan muka air waduk diakibatkan kondisi musim
(kering), maka perlu dilakukian pengurangan pengeluaran air
dibawah rencana tahunan.
Besar pengurangan tergantung kebutuhan dan keadaan, dengan
dilaksanakan secara bertahap (dengan menggunakan metode
empirik praktis) dan diusahakan agar dapat memenuhi kebutuhan
minimum yang disepakati, misal 80% kebutuhan.
Bila pengeluaran terpaksa harus lebih kecil dari kebutuhan
pengairan, maka harus dilakukan koordinasi dengan insatansi
terkait untuk persiapan pengaturan distribusi air pada saluran-
saluran pengairan dilapangan.

30-May-18 ZAIN 46
3.5 Operasi pada kondisi darurat
• Setiap bendungan harus dilengkapi dengan Rencana Tindak Darurat (RTD)
yang disusun berdasar kondisi spesifik bendungan dan daerah setempat. RTD
harus dilengkapi antara lain dengan: petunjuk mengenai indikasi keadaan
darurat serta tindakan perlindungan dan pencegahannya (penjelasan rinci, lihat
pada konsepsi tindak darurat).
• Kondisi darurat adalah kondisi/kejadian yang dapat mengancam keamanan
dan keutuhan bendungan, dapat terjadi akibat: hujan badai, banjir besar,
gempa, keluaran air yang tak terkendali, longsoran besar, perilaku abnormal,
sabotase, serangan/perang.
• Tindak perlindungan dan pencegahan, dari urutan yg terendah dapat berupa:
- tindakan observasi/pemantauan intensif thd indikasi keadaan darurat dan
evaluasi,
- upaya pencegahan dengan perbaikan, rehabilitasi, pengosongan waduk
sebagian, pengosongan waduk secara total dan
- pada kondisi terburuk berupa evakuasi penduduk didaerah genangan bajir.
• Penanganan kondisi darurat termasuk operasi waduknya, tidak dibenarkan
dilakukan dengan cara coba-coba tetapi sejak awal harus sudah direncanakan
dengan matang kemudian dituangkan dalam Petunjuk Operasi Darurat atau
Rencana Tindak Darurat.
• Petugas OP harus memahami benar RTD dan secara berkala perlu dilakukan
pelatihan penyegaran
30-May-18 ZAIN 47
• Selama operasi waduk, debit keluaran air
waduk dari waktu untuk berbagai
keperluan (irigasi, air baku, PLTA, dll)
perlu dicatat dan datanya diarsipkan.

30-May-18 ZAIN 48
IV. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan: merupkan pekerjaan rutin yg diperlukan
untuk memelihara bangunan dan sistem yg ada,
mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil
agar tetap dlm kondisi aman dan berfungsi baik.
• Setiap bendungan harus memiliki rencana/program
pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau
berkala bagi: bendungan, bang pelengkap dan peralatan
(sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan
khusus yg diperlukan.
• Petugas OP wajib membuat catatan / laporan
pemeliharaan yang isinya mencakup: kondisi bangunan,
periode pemeliharaan, bagaimana pek pemeliharaan
dilaksanakan, dll.
• Contoh jenis-jenis pemeliharaan dalam rangka
pencegahan dan perbaikan, disajikan pada tabel
dibawah.
30-May-18 ZAIN 49
CONTOH BENDUNGAN YANG DIPELIHARA DENGAN BAIK

30-May-18 ZAIN 50
• Pemeliharaan pencegahan (Preventive maintenance)
dilakukan untuk menjaga agar bendungan selalu dalam kondisi baik, dapat
berfungsi dengan baik, dan mencegah terjadinya kondisi yang memburuk
(secara cepat diluar rencana).
• Pemeliharaan rutin tipikel yang biasa dilakukan
dibendungan, a.l: :
- pemotongan rumput,
- Pembersihan semak dan pepohonan yang berakar dalam,
- Pembersihan sampah dan debris,
- Pemeliharaan puncak dan jalan ases.
- Perbaikan pagar untuk mencegah binatang ternak masuk ke bendungan,
- Pembersihan liang binatang,
- Pengoperasian dan pelumasan pintu/katup,
- Penambahan rip-rap (bila diperlukan),
- Pemasangan perapat pada permukaan sambungan beton (sealing joints in
concrete facings),
- Pembersihan bangunan pelimpah dan pipa pengeluaran (outlet conduits),
- Pemeliharaan patok/titik-titik pemantauan (patok geser, CM)
- Penjagaan keamanan peralatan operasi (maintaining security of operating
equipment)
- Penanaman dan pemupukan rumput.

30-May-18 ZAIN 51
• Kebutuhan pekerjaan pemeliharaan/ perbaikan dari
hasil temuan pemeriksaan/inspeksi, harus dibuat
daftarnya secara rinci dan dibuat program
pemeliharaan pencegahannya.
• Perbaikan bendungan harus dijadwalkan berdasar:
tingkat keparahan kerusakan, ketersediaan sumber
daya (biaya, alat, SDM) yang tersedia dan kondisi
cuaca.
Contoh: temuan adanya penurunan yang besar pada
puncak bendungan, harus diprioritaskan untuk segera
diperbaiki karena penurunan yang berkelanjutan
dapat memicu terjadinya rekahan pada tubuh
bendungan akibat aliran air waduk. Perbaikan minor
terhadap alur kecil akibat erosi di lereng hilir, dapat
ditempatkan pada prioritas yang rendah karena tidak
secara langsung mengancam keamanan bendungan.

30-May-18 ZAIN 52
Pekerjaan pemeliharaan yang perlu segera dilakukan
• Remove all underbrush and trees from the dam, and establish a good
grass cover.
• Fill animal burrows.
• Repair livestock trails and fences (pagar), to keep livestock off dam.
• Restore and reseed eroded areas, and gullies on embankment dams.
• Repair defective spillways, gates, valves, and other appurtenant
features.
• Repair any concrete or metal, parts that have deteriorated.
Pekerjaan pemeliharaan pencegahan yang dilakukan
secara kontinyu
• Routine mowing and general maintenance.
• Maintenance and filling of any cracks and joints on concrete dams and
in concrete spillways.
• Observation of any springs or areas of seepage, comparing quantity
and quality (clarity) with prior observations.
• Routine technical inspection of the dam.
• Monitoring of development in the watershed that would materially
increase runoff from storms.
• Monitoring of development downstream and updating the emergency
notification plan to include new houses or other occupied structures
within the area.
30-May-18 ZAIN 53
Erosi pada tubuh bendungan
Erosion merupakan salah satu
problem yang paling sering terjadi
dalam pemeliharaan tubuh
bendungan. Erosi adalah proses alami
yang terjadi secara terus menerus
yang akan merusak permukaan tubuh
bendungan. Pemeliharaan secara
berkala sangat penting untuk
mencegah terjadinya kerusakan dan
kemungkinan keruntuhan bendungan.

Erosi sering terjadi pada daerah


berikut:
- lintasan pejalan kaki, binatang ternak dan
kendaraan roda 2 dan roda 4;
- Pertemuan timbunan dengan dinding
pelimpah atau struktur lain.
- Pertemuan timbunan tubuh bendungan dengan
tumpuan.
30-May-18 ZAIN 54
25/8/2015 ZN 55
Perbaikan tubuh bendungan
(Repairing Embankments)
• The surfaces of an earthen dam may deteriorate for
several reasons. For example, wave action may cut
into the upstream slope, vehicles may cause ruts in
the crest or slopes, trails left by livestock on the dam
can result in erosion of the embankments, or runoff
waters may leave erosion gullies on the downstream
slope. Other special problems, such as shrinkage
cracks or rodent damage, may also occur. Damage of
this nature must be repaired continually.
• The following maintenance procedures should not be
used to solve serious problems. Conditions such as
embankment slides, structural cracking, and sinkholes
threaten the safety of a dam and require immediate
repair under the direction of a professional engineer.

30-May-18 ZAIN 56
30-May-18 ZAIN 57
30-May-18 ZAIN 58
RETAKAN MEMANJANG MENGAKIBATKAN PERGESERAN LINING

30-May-18 ZAIN 59
Large slide on embankment require immediate repair
30-May-18 under the direction of aZAIN
professional engineer 60
Pemeliharaan Spillway
• Erosion/scouring at the spillway outlet, whether it be a pipe or
overflow spillway, is one of the most common spillway problems
encountered. Severe undermining of the outlet can displace
sections of pipe, cause slides in the downstream slope of the
dam as erosion continues, and eventually lead to complete
failure of a dam.
The following four factors, often interrelated, contribute to
erosion at the spillway outlet.
• Outlet at an elevation above the stream channel: If the outlet
flows emerge at the correct elevation, tailwater in the stream
channel can absorb a substantial amount of the high velocity
flow.
• Sediment Carrying Capacity: Flows emerging from the
spillway are generally free of sediment and therefore have
substantial sediment-carrying capacity. In obtaining the
potential sediment load, the moving water will scour soil
material from the channel and leave eroded areas. Such
erosion is difficult to estimate and requires that the outlet be
protected for a safe distance downstream from the dam.
30-May-18 ZAIN 61
BANGUNAN PELIMPAH
4/4

Hambatan aliran di
saluran pengarah
bangunan
pelimpah

LANTAI PELIMPAH MENGGANTUNG AKIBAT


EROSI ATAU GERUSAN
30-May-18 ZAIN 62
• Cavitation/Negative Pressure: Flows leaving the
outlet at high velocity can create negative pressures
that can cause material to be loosened and removed
from the floor and walls of the outlet channel. This
action is known as “cavitation” and can also affect
concrete or metal surfaces. Venting can sometimes be
used to relieve negative pressures; however, the size
and location of a vent should be determined by a
professional engineer.

• Weakened Soil Structure Around . The Pipe: Water


leaking through pipe joints or flowing along a pipe from
the reservoir may weaken the soil structure around the
pipe. Inadequate compaction adjacent to the structure
during construction and the absence of sand
diaphragms will compound the problem.
30-May-18 ZAIN 63
Pelimpah tambahan/Auxiliary (Emergency) Spillways
• The function of an auxiliary spillway is to convey flood flows
past the dam in a manner that will ensure that the dam is not
overtopped. Vegetated-earth, rock, and concrete spillways are
commonly used as an economical means to provide
emergency spillway capacity. Normal flows are carried by the
principal spillway, and infrequent, large flood flows pass
primarily through the auxiliary spillway. For dams with pipe
conduit as their principal spillways, an auxiliary spillway is
almost alwaysrequired as a back-up in case the pipe
becomes plugged. These spillways are often neglected
because the owner rarely, if ever, sees them flow. Auxiliary
spillways usually are designed to flow only once every 25 to
100 years or more; however, maintenance is still very
important.
• Obstructions in the spillways should be removed immediately
after their discovery. For earthen spillways trees and woody
vegetation are one of the more common maintenance
concerns. Trees and brush should always be kept under
control in emergency spillways so that flows will not be
impeded.
30-May-18 ZAIN 64
Pemeliharaan dan perbaikan selokan/saluran drainasi
• As with erosion around spillways, erosion adjacent to gutters
results from improper construction or a poor design in which
the finished gutter is too high with respect to adjacent
ground—preventing much of the runoff from entering the
gutter. Instead, the flow concentrates along the side of the
gutter, eroding and potentially undermining it.
• Care should be taken when replacing failed gutters or
designing new gutters to assure that the channel has
adequate capacity, adequate erosion protection and a
satisfactory filter have been provided, surface runoff can
easily enter the gutter, and the outlet is adequately protected
from erosion.
• Berms on the downstream face that collect surface water and
empty into these gutters add to the runoff volume. Sod
surfaced gutters may not adequately prevent erosion in these
areas. Paved concrete gutters may not be desirable because
they do not slow the water and can be undermined by
erosion.

30-May-18 ZAIN 65
Maintaining & Repairing Dam Slopes with Riprap
• A serious erosion problem called benching can develop on the
upstream slope of a dam. Waves caused by high winds or high-speed
boats can erode the exposed face of an embankment by repeatedly
striking the surface just above the pool elevation, rushing up the slope,
then tumbling back into the pool. This wave action erodes material
from the face of the embankment and displaces it down the slope,
creating a “bench.” Erosion of unprotected soil can be rapid and, during
a severe storm, could lead to complete failure of a dam.
• The upstream face of a dam is commonly protected against wave
erosion and resultant benching by placement on the face of a layer of
rock riprap over a layer of filter material. Sometimes, materials such as
bituminous or concrete facing, bricks, or concrete blocks are used for
this upstream slope protection. Protective benches are sometimes
actually built into small dams by placing a berm (8 - 10 ft wide) along
the upstream face a short distance below the normal pool level,
supplying a surface on which wave energy can dissipate. Generally,
however, rock riprap offers the most economical and effective
protection.
• Nonetheless, benching can occur in existing riprap if the embankment
surface is not properly protected by a filter. Water running down the
slope under the riprap can erode

30-May-18 ZAIN 66
Pengendalian Vegetasi/Controlling
Vegetation
It is vital to keep the entire dam clear of unwanted
vegetation such as brush or trees. Excessive
growth may cause several problems:
• Obscured view of the surface of an embankment,
preventing thorough inspection of the dam.
• Large holes due to uprooting of trees by high wind
or erosion, which could lead to a dam breach.
• The creation of passageways for water by root
systems that decay and rot.
• Lifting of concrete slabs or structures by growing
root systems.
• Prevention of the growth of desirable grasses.
• Development of rodent habitats

30-May-18 ZAIN 67
30-May-18 ZAIN 68
30-May-18 ZAIN 69
30-May-18 ZAIN 70
30-May-18 ZAIN 71
30-May-18 ZAIN 72
Pengendalian binatang
ternak/Controlling
Livestock
Livestock should not be
allowed to graze on an
embankment surface. When
soil is wet, livestock can
damage vegetation and
disrupt the uniformity of the
surface.
Moreover, they tend to walk in
established paths and thus
can promote severe erosion.
Such paths should be
regraded and seeded, and
the livestock permanently
fenced out of the area.

30-May-18 ZAIN 73
Controlling and Repairing Animal Damage
• Burrowing animals (beaver, muskrat, groundhogs, and others) are
naturally attracted to the habitats created by dams and lakes; however,
their presence can endanger the structural integrity and proper
performance of embankments and spillways.
• The burrows and tunnels of these animals generally weaken earthen
embankments and serve as pathways for seepage from the lake. This
kind of damage has resulted in several failures of dams. Controlling
burrows is an essential maintenance item.
• Methods of repairing rodent damage depend upon the nature of the
damage but in all cases extermination of the population is the crucial first
step. If the damage consists mostly of shallow holes scattered across an
embankment, repair may be necessary to maintain the appearance of the
dam, to keep runoff waters from infiltrating the dam, or to discourage
rodents from subsequently returning to the embankment. In these cases,
tamping of earth into the rodent hole should be sufficient repair. Soil
should be placed as deeply as possible and compacted with a pole or
shovel handle.
• Large burrows on an embankment should be filled by “mud-packing”.
This simple, inexpensive method involves placing one or two lengths of
metal stove or vent pipe vertically over the entrance of the den with a
tight seal between the pipe and den. A mud-pack mixture is then poured
into the pipe until the burrow and pipe are filled with the earth-water
mixture.
30-May-18 ZAIN 74
30-May-18 ZAIN 75
30-May-18 ZAIN 76
Pengendalian kerusakan akibat lintasan kendaraan
(Controlling Damage from Traffic)
• Vehicles, except for maintenance, should be banned from
dam slopes and kept out by fences or barricades. Vehicles
driving across an embankment dam can create ruts in the
crest if it is not surfaced with roadway material.

Instalasi dan pemeliharaan saringan sampah (Installing and


Maintaining Trash Racks)
• Pipe spillway inlets that become plugged with debris or trash
reduce spillway capacity. As a result, the potential for
overtopping the dam is greatly increased, particularly if the
emergency spillway is inadequate or blocked.

30-May-18 ZAIN 77
Pembersihan (Cleaning)
• Regularly clean and remove debris from
spillways, sluiceways, approach channels,
inlet and outlet structures, stilling basins,
discharge conduit, dam slopes, trash
racks, and debris-control devices.
Cleaning is especially important after
upstream storms, which tend to send more
debris into the lake.

30-May-18 ZAIN 78
Pemeliharaan beton (Maintaining Concrete)
• Concrete is most easily repaired in its early stages.
Deterioration can accelerate and, if left unattended,
can result in serious problems or dam failure. Consult
an experienced engineer to determine both the extent
of deterioration and the proper method of repair. Seal
joints and cracks in concrete structures to avoid
damage beneath the concrete.
• Knowledge of the locations and change in widths of
cracks and joints in concrete dams, in concrete
spillways, and other concrete appurtenances of
embankment dams are important because of the
potential for seepage through those openings. Various
crack and joint measuring devices are available, and
most allow very accurate measurement.
• The measurement of the crack widths and lengths is
an indication of the amount of movement. Concrete
cracks can be measured
30-May-18 ZAIN 79
Maintaining Outlet Gates
• The simplest procedure to ensure the smooth operation of
outlet gates is to operate all gates through their full range at
least once and preferably twice annually. In fact, many
manufacturers recommend operating gates as often as four
times a year.

• When inspecting/operating outlet gates, it is important to do


the following:
- Check the mechanical parts of the hoisting mechanism,
including drive gears, bearings, and wear plates, for
adverse or excessive wear.
- Check all bolts, including anchor bolts, for tightness.
- Check valves for wear.
- Replace worn and corroded parts.
- Make mechanical and alignment adjustments as
necessary.

30-May-18 ZAIN 80
Pemeliharaan jaringan listrik (Electrical
Maintenance)
• Electricity is typically used at a dam for lighting
and to operate outlet gates, spillway gates,
recording equipment, and other miscellaneous
equipment. It is important that an electrical system
be well maintained, including a thorough check of
fuses and a test of the system to ensure that all
parts are properly functioning. The system should
be free from moisture and dirt, and wiring should
be checked for corrosion and mineral deposits.
Carry out any necessary repairs immediately, and
keep records of the work. Maintain generators
used for auxiliary emergency power— change the
oil, check the batteries and antifreeze and make
sure fuel is readily available.

30-May-18 ZAIN 81
Pemeliharaan komponen logam (Maintaining Metal
Components)
• All exposed, bare ferrous metal on an outlet
installation, whether submerged or exposed to air, will
tend to rust.
• To prevent corrosion, exposed ferrous metals must be
either appropriately painted (following the paint
manufacturer’s directions) or heavily greased. When
areas are repainted, ensure that paint does not get on
gate seats, wedges, or stems (where they pass
through the stem guides), or on other friction surfaces
where paint could cause binding.
• Use heavy grease on surfaces where binding can
occur. Because rust is especially damaging to contact
surfaces, remove existing rust before the periodic
application of grease.

30-May-18 ZAIN 82
Vandalism
• Vandalism is a common problem for all dam owners. Particularly susceptible to
damage are the vegetated surfaces of the embankment, mechanical equipment,
manhole covers, and rock riprap. Every precaution should be taken to limit
access to the dam by unauthorized persons and vehicles. “No trespassing” signs
are commonly used to restrict access.
• Dirt bikes (motorcycles), off-road-vehicles, and four-wheel drive vehicles can
severely damage the vegetation on embankments. Worn areas can lead to
erosion and more serious problems. Constructed barriers such as fences, gates,
and cables strung between poles are effective ways to limit access of these
vehicles to the dam. A highway metal guardrail constructed immediately
adjacent to the toe of the downstream slope is an excellent means for keeping
vehicles off embankments.
• Fishing from embankments can also create problems. Fishermen will often build
fires which can kill adjacent vegetation. Fishermen also create paths and may
tend to kill the vegetation in areas of repeated use.
• Mechanical equipment and its associated control mechanisms should be
protected. Buildings containing mechanical equipment should be sturdy, have
protected windows and heavy-duty doors, and should be secured with dead bolt
locks or padlocks.
• Detachable controls such as handles and wheels should be removed when not
in use and stored inside. Other controls should be secured with locks and heavy
chains, where possible. Manhole covers are subject to removal and are often
thrown into the lake or spillway by vandals.

30-May-18 ZAIN 83
Kemanan umum (Public Safety)
• Owners should be aware of their
responsibility for public safety, including
the safety of people not authorized to use
the facility. “No Trespassing” signs should
be posted and fences and warning signs
should be erected around dangerous
areas.

30-May-18 ZAIN 84
30-May-18 ZAIN 85
30-May-18 ZAIN 86
30-May-18 ZAIN 87
BANGUNAN PELIMPAH
4/4

LANTAI PELIMPAH MENGGANTUNG


30-May-18 ZAIN 88
Gambar-8 Bagian saluran luncur spillway yang menyempit tahun 2006

Gambar-9 Bagian saluran luncur spillway tahun 2008

30-May-18 ZAIN 89
LERENG HILIR
EROSI LERENG
HILIR 4/4

30-May-18 ZAIN 90
30-May-18 ZAIN 91
30-May-18 ZAIN 92
30-May-18 ZAIN 93
30-May-18 ZAIN 94
Contoh Daftar Simak Pemeliharaan Perbaikan
Perihal Tindakan
i Bendungan dan bangunan pelimpah dari beton
a. Gerusan kecil (lapis muka bangunan Memakai pasta beton khusus, beton serat baja,
pelimpah, kolam olak, blok peredam energi) shortcrete, dsb

b. Retakan kecil Injeksi dengan adukan encer yang tidak menyusut


(non-shrink grout injection), injeksi epoxy dalam
kondisi terlindung atau dalam kondisi perubahan
suhu rendah.
c. Bahan rombakan (debris) di apron bangunan Pembersihan, pembuangan
pelimpah, serambi (galleries)
d. Timbunan (endapan) lumpur pada :
- drainasi permukaan (surface drain) Pembilasan dan pembersihan
- drainasi bawah tanah Pembersihan
d. Penampilan pada umumnya Bersih dan rapi
e. Pipa ventilasi dan pengeluaran Bebas dari gangguan
ii Bendungan dan bangunan pelimpah bendungan urugan

a.Jalan pada puncak dan saluran pembuang air Pemeliharaan teratur terhadap jalan dan saluran
permukaan pembuang air permukaan

b. Daerah berumput Pemotongan rumput secara teratur

c. Belukar, pohon-pohon Dijaga tetap rendah dan penebangan pohon-


pohon atau dipindahkan
d. Lubang binatang atau serangga Jerat binatang/serangga,liang diisi kembali
e. Bangunan pelimpah dan drainasi Tindakan sama seperti untuk bendungan beton

30-May-18 ZAIN 95
Perihal Tindakan

iii Peralatan pengendali bangunan pelengkap


bendungan dan sebagainya

a.Konstruksi baja, pintu, tangga, pagar bordes, palka, Perlindungan terhadap karat atau lapis pelindung
dan sebagainya. (pembersihan, pengecatan, galvanisir)
b.Pengepasan, penyekat (seal) pada pintu kedap air, Perbaiki kerusakan
kabel listrik
c. Semua sistem kelistrikan Pemeliharaan sesuai dengan rekomendasi pabrik
dan Panduan Operasi & Pemeliharaan
d. Engsel pada bagian bergerak Pelumasan
e.Peralatan perancah Penjagaan agar tetap dalam kondisi baik
f. Kisi sampah dan peralatan tak bergerak lainnya Pembersihan, pencucian dan pengecatan

iv Peralatan Pengendali Hidrolik

a.Semua bagian bergerak dalam kotak roda gigi tertutup, Jaga tetap bersih dan rapi, pelihara lapisan
rangkaian roda gigi terbuka, bantalan poros dan pekerjaan pelindung
presisi, kumparan katup dan lain-lain.

b.Semua pintu tipe drum, radial, angkat, katup pengatur, Diberi gemuk atau dilumasi sesuai dengan
penguras, dan pintu pipa pesat; pompa penyediaan air rekomendasi pabrik dan Pedoman Operasi dan
bersih, pintu darurat tipe rol; pembangkit tenaga hidro; Pemeliharaan
saringan sampah, papan penahan, balok sekat dan bagian
struktur lainnya.
-Kopeling dan motor Pemeliharaan kekencangan dan kelurusan bautnya
-Rem motor, pompa mekanik dan hidrolik dan sebagainya Pemeliharaan dan pemeriksaan teliti secara berkala
sesuai dengan rekomendasi pabrik

30-May-18 ZAIN 96
Perihal Tindakan

a.Peralatan pembantu Dipelihara oleh petugas di lokasi atau oleh


-Mesin kipas ventilasi, peralatan, generator listrik, ahli sesuai dengan rekomendasi pabrik
mesin darurat. Perbaikan dengan epoxy
a.Kerusakan kecil karena kavitasi dalam peralatan Pengelasan khusus
hidrolis Pengelasan khusus
-Besituang Perbaikan atau penggantian
-Bajatuang Pelumasan dan pemeliharaan bantalan atau
-Pelapis selubung baja tahan karat pengantian ganjal PTFE (Polly tetra Floride
-Polyurethane, karet Ethylene)
a.Roda pintu (gate rollers) Pemeliharaan dan pelurusan
b.Dudukan pintu air Minyak/gemuk
c.Sling pintu air Perbaikan atau penggantian
d.Slot dan kerangka pintu air Penggantian
e.Peralatan yang rusak

v Peralatan Pemantauan (Monitoring) Pemeliharaan rutin alat


pemantauan/monitoring sebagaimana
diuraikan dalam sub-bagian 2.2.2.6 dari Bab
II

30-May-18 ZAIN 97
vi Alat Pengangkat (untuk pintu air, katup, korok, Pemeliharaan bantalan, roda gigi, suku
instalasi saringan) : cadang, tali (sling) baja;
Mesin derek, lift, monorel dan sebagainya

vii Peralatan pembersih kimiawi, Air minum / bersih Pemeliharaan Instalasi (Plant Maintenance)
(Dosing Equipment)

viii Daerah Pengaliran Sungai, Daerah waduk dan


sekitarnya

a.Jalan masuk Pemeliharaan jalan normal/rutin (termasuk


L jembatan, gorong-gorong, dan sebagainya)

b.Daerah rekreasi umum Pemandangan indah, seni pertamanan,


perabotan dan sebagainya.
c. Pekerjaan kayu dan bangunan umumnya Pengecatan dan penggantian bagian rusak

d. Mobil, instalasi mesin dan peralatan Pemeliharaan rutin

e. Alat pemadam kebakaran Pemeliharaan rutin dari gangguan

30-May-18 ZAIN 98
Perihal Tindakan

a.Titik tetap survey Pemeriksaan terhadap gangguan

b.Pengelolaan Daerah Pengaliran Sungai Pengendalian erosi dan pencegahan


longsoran tanah; pemeliharaan pemadam api
dan menara, pemagaran dan pemeliharaan
rumput; hubungan dengan otorita lain untuk
mengadakan perlindungan hutan,
pengendalian polusi, pemantauan dan
pelaksanaan peraturan

c.Rumput liar dan hama berbahaya di areal waduk. Pembasmian

d.Jaringan tenaga listrik, jalur pipa, jalur komunikasi Pemeliharaan rutin


dan sebagainya

e.Penyediaan air bersih Pemeliharaan rutin

f.Saluran pembuangan air Pemeliharaan sistem saluran pembuangan

g.Perancah “portable” Pemeliharaan dalam kondisi baik

30-May-18 ZAIN 99
V. PEMANTAUAN PERILAKU
BENDUNGAN
5.1 Umum
Tujuan:
Untuk mengetahui sedini mungkin problem yang sedang
berkembang sebelum menjadi ancaman yang nyata terhadap
keamanan bendungan, dan mengetahui kondisi bendungan
(status keamanan bendungan) .

Secara garis besar, kegiatan ini dapat dikelompokkan


menjadi:
1). Pembacaan/pengukuran instrumen bendungan
2). Pemeriksaan atau inspeksi (rutin, berkala, luar biasa)
3). Uji operasi peralatan yang berkaitan dengan keamanan
bendungan seperti pintu-pintu air, peralatan warning system,
dll.

30-May-18 ZAIN 100


PILAR 3: KONSEPSI DAN KESIAPAN TINDAK
DARURAT à SIAP MENGHADAPI KONDISI TERBURUK

SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN


30-May-18 ZAIN 299

Anda mungkin juga menyukai