Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN I: Contoh muatan isi Pedoman OP Bendungan

Isi dari pedoman OP, hendaknya paling tidak meliputi:


1. Pendahuluan: Latar belakang, maksud tujuan; riwayat pembangunan (studi desain,
konstruksi beserta tahun pelaksanaan dan pelaksananya) dan pengelolaan bendungan
(jelaskan kejadian khusus/musibah dan kegiatan penting yang telah dilakukan seperti:
studi, rehabilitasi, penggantian pintu, dll); sertifikat keamanan bendungan yang dimiliki;
pembangun/pemrakarsa pembangunan, pemilik, pengelola bendungan; dll.

2. Petunjuk Umum, yang berisikan antara lain:


a. Penjelasan umum mengenai bendungan, bangunan pelengkap beserta waduknya
secara lengkap,
Lengkapi dengan:
- Gambar situasi bendungan dan waduk, tataletak bendungan, potongan memanjang
dan potongan melintang tubuh bendungan bangunan pelengkap.
- Skema alokasi pemanfaatan ruang waduk: tampungan mati, tampungan efektif,
tampungan banjir, elevasi MAW maksimum, elevasi muka air normal, elevasi
minimum MAW untuk operasi PLTM, elevasi minimum irigasi.
b. Revisi, pemutakhiran dan distriubusi pedoman OP,
c. Penetapan Penanggungjawab dari masing-masing kegiatan OP,
d. Peralatan komunikasi,
e. Jalan masuk ke bendungan, dan
f. Prosedur peringatan bahaya, dll.

3. Menejemen Penyelenggaraan OP. Penyelenggaraan OP hendaknya dilakukan


berdasarkan 3 siklus menejemen sbb:
a. Perencanaan (Planning), pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan antara
lain:
• Mengidentifikasi macam-macam kegiatan OP dan frekuensi masing-masing kegiatan
OP tersebut (dengan melakukan pemeriksaan berasama)
• Menyusun prosedur operasi,
• Membuat sistem dokumentasi bendungan, dan
• Menulis pedoman OP atau membuat rencana OP untuk tahun berikut dengan terlebih
dahulu mengevaluasi pedoman OP/pelaksnaan OP yang telah berjalan saat ini.
b. Pelaksanaan (Implementasi), kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara
lain:
• Mengidentifikasi sumber-sumber untuk biaya OP dan memastikan dana yang tersedia
mencukupi,
• Menyusun prioritas kegiatan OP (dalam hal dana yang tersedia tidak sesuai dengan
rencana anggaran biaya yang diusulkan).
• Mengelola pelaksanaan OP dengan membentuk sistem untuk memonitor dan
mengawasi pekerjaan OP, dan
• Mendokumentasikan semua catatan dan laporan pelaksanaan kegiatan OP.
c. Evaluasi, dilakukan untuk menilai apakah kegiatan OP yang sudah berjalan sudah
berjalan efektif atau belum. Evaluasi yang dilakukan meliputi kegiatan:
Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Pelaksanaan Konstruksi
Bendungan Lolak, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara 1
• Membuat standar evaluasi,
• Mengumpulkan informasi hasil evaluasi, dan
• Menilai efektifitas pelaksanaan penyelenggaraan OP bendungan.

4. Organisasi OP, bab ini menjelaskan antara lain:


a. Bagan organisasi,
b. Tugas dan tanggung jawab masing-masing petugas OP, lengkap dengan bagan alir
tanggung jawab OPP dan kaitannya dengan instansi Pembina di lingkungan PUPR
termasuk Komisi Keamanan Bendungan/Balai Teknik Bendungan
c. Hubungan (administrasi) dengan instransi lain seperti pengelola bendungan lain di hulu
dan hilir, pengelola PLTA, PDAM, Pemda, Dinas Pengairan/Dinas PSDA, Dinas
Pertanian, Perikanan, Lingkungan Hidup, Kepolisian (security), swasta, dll, dan
d. Rencana pelatihan pada petugas OP secara berkala.

5. Petunjuk Operasi bendungan, bab ini menjelaskan:


a. Lingkup kegiatan operasi bendungan;
b. Macam-macam operasi bendungan: operasi normal, banjir, darurat;
c. Operasi waduk
1) Deskripsi mengenai waduk: luas dan volume tampungan pada: m.a.w max, m.a.n,
dan m.a.w rendah; grafik hub luas, volume dan elevasi; alokasi tampungan
tampungan wadu, zonasi pemanfaatan ruang waduk, dll;
2) Penyusunan pola operasi waduk (POW);
3) Penyusunan rencana operasi tahunan waduk (RTOW);
4) Operasi normal, pelaksanaan dan evaluasinya;
5) Operasi banjir, khususnya bagi bendungan dengan pelimpah berpintu; ketentuan
operasi, pintu-pintu yang dioperasikan , prosedur operasi, dll.
6) Operasi darurat: ketentuan operasi, pintu-pintu yang dioperasikan , prosedur operasi,
dll.
7) Pembatasan dalam operasi bendungan (bila ada), debit minimal/maksimal yang
dapat dikeluarkan. Elevasi m.a.w pada berbagai periode operasi, yang meliputi
periode tidak banjir, banjir, dan pengisian (khususnya bagi bendungan dengan
pelimpah berpintu)
d. Operasi bangunan pelengkap dan peralatan hidromekanik elektrik, yang berisikan
antara lain:
1) Deskripsi bangunan pelengkap,
2) Lingkup kegiatan operasi bangunan pelengkap dan peralatan hidromekanik elektrik,
3) Operasi bangunan pelengkap dan peralatan hidromeknik elektrik mencakup rencana
operasi secara keseluruhan, urutan pembukaan pintu atau katup, operasi alternatif,
pembatasan operasi untuk melindungi peralatan,
4) Prosedur operasi pintu – pintu air pada kondisi normal dan selama banjir, dengan
mempertimbangkan perubahan muka air hulu dan hilir, kapasitas tamping palung
sungai di hilir, serta rencana pengendalian banjir,
5) Prosedur operasi khusu/darurat, diluar operasi rutin/normal,

Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Pelaksanaan Konstruksi


Bendungan Lolak, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara 2
6) Penjelasan mengenai operasi pintu yang memerlukan izin khusus,
7) Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan, harus
dilakukan minimal satu kali dalam setahun,
8) Penjelasan (peringatan) perlunya mematuhi prosedur operasi, dan bahayanya bila
dilanggar.
e. Pengumpulan dan pengolahan data hidrologi: curah hujan, kebutuhan air, debit sungai-
sungai di DAS, debit keluaran dan pola operasi bendungan di hulu, laju sedimentasi
waduk, informasi mengenai musim dari BMKG, dll.
f. Laporan operasi (rencana, pelaksanaan, masalah yang ada, dll)

6. Petunjuk Pemeliharaan
Petunjuk pemeliharaan menjelaskan antara lain:
a. Lingkup kegiatan pemeliharaan bendungan: bangunan teknik sipil, peralatan
hidromekanik, listrik, waduk, lingkungan bendungan, termasuk pemeriksaan dalam
rangka pemeliharaan, dll;
b. Program pemeliharaan :
1) Pemeliharaan pencegahan: rutin, berkala.
2) pemeliharaan tak terduga (extra ordinary maintenance).
c. Catatan/laporan pemeliharaan (apa yang dipelihara, material yang digunakan, alat
spesifiknya, metode pemeliharaannya, dll.;
d. Tabel Jadwal pemeliharaan komponen-komponen bendungan dan waduk: rutin dan
berkala/terjadwal.
e. Tabel Jadwal pemeliharaan dan uji operasi peralatan hidromekanikal-elektrikal, system
peringatan banjir, telemetri, dll: rutin, berkala/terjadwal
Secara garis besar kegiatan pemeliharaan bendungan dibedakan menjadi pemeliharaan
pencegahan yang dilakukan secara rutin dan berkala untuk mencegah terjadinya
kemerosotan mutu atau kerusakan pada bendungan dan bangunan pelengkapnya, dan
pemeliharaan tak terduga yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi,
kerusakan akibat kemerosotan mutu, banjir, vandalism, dll.

7. Petunjuk Pemantauan,
Petunjuk pemantauan bendungan menjelaskan, antara lain:
a. Lingkup pekerjaan pemantauan mencakup :
1) pengukuran/pembacaan instrumen dan evaluasi datanya,
2) pemeriksaan bendungan,
3) uji operasi peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan,
b. Pengukuran/pembacaan instrumen yang dilengkapi dengan prosedur pembacaan
instrument dan evaluasi datanya, menjelaskan mengenai :
1) Jenis, jumlah dan lokasi instrumen yang terpasang (lengkapi dengan tabel: jenis &
frekuensi pembacaan; perawatan & kalibrasi; batas bacaan aman & bahaya; dll),
gambar denah dan potongan penempatan instrumen, tabel
2) Batas bacaan aman dan bacaan bahaya bagi masing-masing instrumen;
3) Prosedur pembacaan, ploting data, interpretasi data;
4) Prosedur perawatan dan kalibrasi instrumen.
Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Pelaksanaan Konstruksi
Bendungan Lolak, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara 3
c. Pemeriksaan, yang mencakup:
Lingkup pekerjaan pemeriksaan:
1) pemeriksaan rutin (harian, mingguan, bulanan), oleh petugas lapangan dan
koordinator (juru dan pengamat)
2) pemeriksaan berkala biasa, 2~4 kali setahun dengan minimal 2x setiap tahun saat
waduk penuh dan muka air rendah, oleh engineer supervisor dan petugas lapangan.
3) Pemeriksaan besar dalam rangka evaluasi keamanan bendungan secara menyeluruh
teknis dan non teknis, oleh konsultan independent.
4) Pemeriksaan luar biasa, setelah gempa, hujan badai, sabotase.
5) Pemeriksaan khusus: dilakukan setelah terjadi kejadian khusus yang dapat
mengancam keamanan bendungan.
Berdasarkan metodenya, pemeriksaan dibedakan menjadi:
- pemeriksaan visual: dilakukan secara visual pada objek yang berada di permukaan
tanah dan permukaan air: puncak dan lereng bendungan, bangunan pelengkap, bukit
tumpuan, waduk, peralatan hidromeknik, dll.
- pemeriksaan bawah air yang dilakukan pada objek yang berada di bawah air dengan
cara pemeruman (bathimetri), penyelaman atau dengan kamera bawah air: lereng
hulu bendungan, kolam peredam enerji, permukaan beton, peralatan hidromekanikal
yang berada dibawah air, dll.
d. Uji operasi
Dilakukan terhadap semua peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan,
seperti: peralatan hiromekanik dan elektrik, system peringatan banjir, sistem telemetri,
dlll. Jelaskan:
i. Jenis-jenis peralatan yang perlu diuji dan frekuensi uji;
ii. Prosedur uji operasi;
iii. Daftar simak uji operasi, dll.

8. Pelaporan, didalam pedoman OP perlu dijelaskan semua jenis laporan, cara penyiapan
serta lampiran format – format laporan. Penjelasan harus mencakup: jenis laporan,
frekwensi pelaporan, distribusi, format laporan. Jenis laporan tersebut antara lain:
a. Laporan operasi;
b. Laporan pemeliharaan, termasuk hasil pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan OP dan biayanya;
c. Laporan pemantauan:
- laporan pemantauan rutin: harian, mingguan, bulanan;
- laporan pemantauan tengah tahunan (hasil pemeriksaan tengah tahuan dan evaluasi
instrumentasi);
- laporan tahunan Operasi Pemeliharaan dan Pemantauan;
- laporan pemeriksaan besar (5 tahunan);
- laporan pemeriksaan luar biasa (setelah terjadi kondisi luar biasa: gempa, badai,
sabotase);
- laporan pemeriksaan khusus (setelah terjadi kondisi khusus yang mengancam
keamanan bendungan seperti: longsoran besar, retakan besar, amblesan besar, dll).

Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Pelaksanaan Konstruksi


Bendungan Lolak, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara 4
Semua laporan pemantauan disampaikan ke Balai Teknik Bendungan kecuali laporan
pemantauan rutin.

9. Sistem dokumentasi, menjelaskan macam-macam dokumen bendungan yang terdiri dari


dokumen desain, pelaksanaan kosntruksi, dokumen OP, dokumen pembebasan lahan, izin
– izin dalam pembangunan dan pengelolaan bendungan, dll.

10. Penyusunan biaya Operasi dan Pemeliharaan


Biaya yang direncanakan meliputi: biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya tak
terduga. Uraian rinci mengenai perhitungan perkiraan biaya OP suatu bendungan, dalam
panduan OP dapat ditulis dalam bab tersendiri, dengan mengacu pada Surat Edaran
Dirjen SDA nomor 01/SE/D/2016 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan Angka
kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) Bendungan.
Sebelum menyusun AKNOP, lebih dulu perlu dilakukan identifikasi kebutuhan kegiatan
OP melalui pemeriksaan berasama antara petugas operasi, pemeliharaan dan
pemantauan dengan dipimpin oleh Koordinator OP.

11. Kesehatan dan keselamatan umum


Petunjuk ini dibuat untuk melindungi petugas OP bendungan dan masyarakat umum dari
potensi bahaya yang ada di bendungan. Di dalam petunjuk ini dijelaskan :
a. Potensi bahaya yang ada dibendungan;
b. Area yang boleh dikunjungi masyarakat umum dan yang dilarang;
c. Prosedur untuk memasuki area terlarang pada bendungan, atau area berbahaya baik
untuk pengunjung/tamu maupun petugas OP, misal: saat melakukan pemeriksaan
konduit, terowongan, gallery, bagian bawah Menara intake, tower intake, waduk, dll.
d. pembatasan lalulintas pada suatu area bendungan;
e. Kecepatan maksimum yang aman bagi kendaraan di area bendungan;
f. Standar pemeliharaan sanitasi;
g. Pencegahaan polusi terhadap air waduk yang digunakan untuk air minum dan rekreasi;
h. Pencegahan terjadinya musibah, dengan cara: pemasangan tanda peringatan bahaya;
menghilangkan potensi bahaya; larangan bagi masyarakat memasuki area saluran
luncur, kolam olak, gedung operasi; penyediaan petugas keamanan, dll.

12. Lampiran
pedoman OP harus dilampiri dengan lampiran:
a. Gambar desain, gambar purna konstruksi yang meliputi gambar bangunan sipil,
mekanikal, elektrikal, dan instrumentasi, demikian pula format isian, grafik yang
menunjang OP.
b. Format: pemeriksaan rutin, format pemeriksaan berkala biasa (dilakukan 2~4 kali
pertahun), laporan pemantauan berkala biasa, laporan operasi, laporan pemeliharaan,
laporan tahunan operasi pemeliharaan dan pemantauan.

13. Dalam penyusunan pedoman OP hendaknya dijelaskan pula terkait peristiwa-peristiwa


kritis yang terjadi pada bendungan (riwayat permasalahan), seperti terjadinya longsoran,
banjir, dll.
Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Pelaksanaan Konstruksi
Bendungan Lolak, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara 5
LAMPIRAN II: ISI LAPORAN TAHUNAN OPERASI PEMELIHARAAN PEMANTAUAN
Isi laporan tahunan OPP, hendaknya paling sedikit memuat hal-hal sbb:
1) Hasil pemeriksaan visual;
2) Hasil pemantauan perilaku bendungan, yang meliputi aspek: deformasi, rembesan,
tekanan pori dan tekanan angkat (uplift);
3) Interpretasi data instrumentasi: bandingkan hasil data pemantauan dengan asumsi
desain, dan untuk bendungan lama bandingkan pula dengan trend data pemantauan
instrumentasi;
4) Kondisi peralatan instrumentasi;
5) Hasil uji operasi peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan;
6) Pelaksanaan operasi (normal, banjir, darurat);
7) Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan (jenis, peralatan, bahan, dll);
8) Kejadian khusus/musibah dan peristiwa (accident and incident);
9) Kegiatan pemeriksaan/inspeksi dan studi yang dilakukan pada tahun yang
bersangkutan.
10) Evaluasi penyelenggaraan kegiatan OP.
11) Kesimpulan dan saran/usulan

File:26Nov2021

Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Pelaksanaan Konstruksi


Bendungan Lolak, Kab. Bolaang Mongondow, Prov. Sulawesi Utara 6

Anda mungkin juga menyukai