BAB I
PENDAHULUAN
BAB I–halaman : 1
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 2
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
Lokasi
BAB I–halaman : 3
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
4. Perlengkapan inspeksi yang harus dibawa saat inspeksi antara lain: ringkasan
data bendungan, ringkasan laporan inspeksi sebelumnya, gambar-gambar,
daftar simak, kamera, alat bantuk inspeksi seperti: pica AM, teropong, lampu
senter, waterpas kecil, pale geologi, kompas, alat baca instrumen, dll.
b. Survey Bathimetri Waduk
Survei bathimetri/pemeruman dilakukan untuk mendapatkangambaran
kondisiprofil/penampang dasar waduk saat ini,sehingga dapat diketahui
volumetampungan dan kecenderunganterjadinya sedimentasi jika dibandingkan
dengan hasil surveibathimetri sebelumnya.
Patok tetap dan Patok BM, dibuat dari bahan beton bertulang,dimensi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (lihat referensi).
a. Metode pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dengan penunjukan penyedia jasakonsultansi
(Kontrak) sebagai pelaksana paket kegiatan denganperincian sebagai
berikut;pengukuran waduk terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
pekerjaanlapangan, tahap penggambaran dan tahap analisis.Apabilawaduk
dalam keadaan kosong (tidak ada air) pengukuranbathimetri kemungkinan
tidak diperlukan.Seluruh kegiatan pengukuran harus mendapat
persetujuanDireksi Pekerjaan, sebelum pengukuran mulai dikerjakan.
- Pengukuran/Pemeruman.
Pemeruman dilakukan mengikuti prosedur sebagai berikut:
a) Titik awal dan akhir pemeruman harus diberi patok dandiberi nomor atau
kode tertentu. Tiap patok diberitanda dengan jelas seperti bendera merah
sehinggaterbaca dengan jelas oleh regu tachimetri.
b) Sebelum pemeruman dilakukan, terlebih dahulu harusdilakukan kalibrasi
kedalaman atau test bar. Hal inidilakukan untuk mencari faktor koreksi
rata-rata alatterhadap kedalaman perairan yang sebenarnya.
c) Jarak antar jalur pemeruman ditetapkan antara 200–300 m atau tergantung
pada kondisi lapangan danpetunjuk Direksi.
d) Apabila jalur pemeruman tepat melintasi kolam jaringapung maka jalur
pemeruman dapat dibelokkanmemutar kolam jaring apung dan keluar lagi
menujuarah patok pemeruman di seberang.
e) Bila bentuk permukaan waduk sangat tidak beraturanmaka jaraknya
dipersempit, sebaliknya jika bentukpermukaan waduk relatif teratur maka
jarak antar jalurbisa diperlebar.
f) Koordinat awal dan akhir dari tiap jalur pemerumanharus dibaca terlebih
dahulu dengan alat EDM atau Tountuk mengetahui koordinat yang
sebenarnya. Sistemkoordinat yang dipergunakan biasanya
UniversalTraverse Mercator (UTM).Apabila perlu koordinattersebut dapat
dikonversi ke dalam sistem koordinatyang diinginkan.
BAB I–halaman : 4
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 5
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 6
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 8
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 9
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
utama dan cadangan untuk operasipintu dan katup, sistem dan prosedur
peringatan banjir termasukkehandalan peralatan yang digunakan, dll.
k. Instrumentasi; periksa kondisi dan fungsi instrumentasi denganmelakukan
pembacaan secara langsung dan/atau lakukankajian/evaluasi terhadap serf data
pemantauan yang ada.Periksa dan pastikan alat-alat hidrologi, system pemantau
jarakjauh Berta peralatan komunikasinya semua berfungsibaik.dokumentasi dan
evaluasi terhadap data hasilpemantauannya
l. Hidrologi dan banjir desain; kaji laporan analisis hujan dan banjirdesain yang
ada dan kreteria desain yang digunakan, lakukananalisis hujan dan banjir desain
dan penelusuran banjir berdasardata mutakhir, periksa kecukupan pelimpah,
tinggi jagaan, polooperasi, potensi bencana didaerah hilir bila terjadi
keruntuhanbendungan, dll.
Disamping aspek diatas diperlukan pengujian terhadap kondisikualitas air
waduk/bendungan melalui uji laboratorium.
m. Sistem OP dan RTD
Pemeriksaan harus dilakukan pule terhadap pelaksanaankegiatan pengelolaan
operasi dan pemeliharaan bendungan,meliputi :
1. Sistem OP mencakup : pemeriksaan ketersediaan panduan OPdilapangan,
waktu penyusunan; kecukupan instruksi/petunjukdalam panduan
ketersediaan dokumen penting, gambargambar,grafik, format laporan;
dipahamikah panduan olehpetugas; kecukupan tenaga dari aspek jumlah
dankemampuan, perlukah penyempurnaan, dll.
2. RTD dan kesiapannya: periksa keandalan sistem komunikasi,prosudur
operasi, tenaga listrik cadangan, sistim gawar banjir,peralatan/ instrumentasi
telemetering hidrologi, dipahamikah RTD oleh petugas, perlukah
penyempurnaan.
n. Evaluasi Keamanan Bendungan
Evaluasi keamanan bendungan berdasarkan hasilpemeriksaan/inspeksi pada
rnasing masing bidang aspek kajiansesuai obyek inspeksi, dilakukan dalam 2
tahap sebagai berikut :
a. Evaluasi tahap pertama;
1. Kaji semua data yang ada yang terkait dengan desain,konstruksi. OP
bendungan dan bangunan pelengkapnya,sehingga benar-benar menahami
penuh bendungan danriwayat operasi serta pemeliharaannya.
2. Identifikasi semua potensi masalah yang dampaknyamerugikan terhadap
keamanan hulu dan hilir bendunganBerta periksa kecukupan bendungan
dan bangunanpelengkapnya untuk memenuhi fungsinya,
dengandidukung: data yang relevan, pertimbangan dan analisisteknis
diantaranya dengan membandingkan perilakubendungan dengan perilaku
yang direncanakan dalamdesain.
b. Evaluasi tahap kedua;
Melakukan analisis teknik untuk menilai status/tingkat keamananbendungan
ditinjau dari :
1. Aspek struktur; periksa stabilitas tubuh bendungantermasuk stabilitas
terhadap gempa pada kondisi normaldan luar biasa, minimal pada
BAB I–halaman : 10
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 11
Laporan interim
INSPEKSI BESAR BENDUNGAN GRENENG
BAB I–halaman : 13