U
DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BRANTAS
SATUAN KERJA OPERAS! DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR BRANTAS
JI. Menganti 312 Surabaya, 60228 Telp (031) 7526631,752388
(Fax.7523488)
-------------------------
(KAK)
KEGIATAN:
PEMERIKSAAN BESAR
BENDUNGAN BAJULMATI
DAFTAR ISi 1
1. LATAR BELAKANG 1
3. SASARAN 2
5. SUMBER PENDANAAN 2
6. LO KASI PEKERJAAN 2
18. LA PO RAN
24
19. PRODUKSI DALAM NEGERl 25
21. LAIN-LAIN 26
ii
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMERIKSAAN BESAR
BENDUN GAN BAJULMA TI
DALAM RANGKA
MONITORING DAN EV ALUASI KEAMANAN BENDUNGAN
KABUPATEN BANYUW ANGI DAN SITUBONDO, PROVINSI JAWA
TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2024
1. Latar Belakang Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi
bahaya yang besar pula. Bendungan yang runtuh akan menimbulkan banjir
bandang yang dahsyat samapi jauh kedaerah hilir yang akan mengakibatkan
timbulnya banyak korban jiwa, harta benda, fasilitas umum dan kerusakan
lingkungan yang sangat parah didaerah hilir.
Untuk mencegah terjadinya musibah tersebut, setiap bendungan harus selalu
dipantau dan dipelihara dengan baik. Dengan pemantauan yang baik,
pengelola akan mengetahui sedini mungkin problem yang sedang berkembang
bendungan
pada bendungan-nya, untuk kemudian melakukan langkah-langkah yang
tepat untuk mencegah berkembang buruknya problem tersebut.
Keberhasilan pemantauan bendungan perlu didukung dengan kegiatan inspeksi
(pemeriksaan) rutin, inspeksi berkala dan inspeksi luar biasa dan khusus. Inspeksi
berkala terdiri dari inspeksi berkala biasa yang dilakukan setiap ½ tahun dan
Pemeriksaan Besar yang harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam
kurun waktu 5 tahun.
Pemeriksaan Besar, pada dasarnya adalah merupakan kegiatan inspeksi
bendungan secara menyeluruh terhadap aspek teknis dan non teknis dalam rangka
evaluasi keamanan suatu bendungan (safety evaluation of existing dam).
Dari
kegiatan ini diharapkan akan teridentifikasi problem-problem yang
sedang
berkembang, demikian pula kekurangan pada sistem keamanan bendungan,
dan akhimya akan diketahui tingkat keamanan/kekokohan struktur dan
pada
keamanan operasional bendunga serta tindak lanjut apa yang diperlukan
untuk
mempertahankan atau meningkatkan keamanannya.
Memenuhi amanat SNI no.1731-189-F tentang Tatacara Keamanan
Bendungan, pada saat ini Balai Wilayah Sungai Brantas akan melakukan
Pemeriksaan dan
Bendungan, Besar
untuk menunjang kegiatan Pemeriksaan Besar ini juga
akan
dilakukan pengukuran sedimentasi waduk.
1
2. Maksud dan Tujuan a. Maksud:
Pengadaan Jasa 1) Melakukan survei/pengukuran tampungan
Konsultansi waduk,
2) Melakukan Pemeriksaan Besar dan evaluasi keamanan
bendungan
b. Tujuan:
I) Mengetahui penyebaran pengendapan sedimen di waduk, laju
sedimentasi waduk, kapasitas tampungan dan umur waduk yang
tersisa, hubungan antara elevasi dan volume waduk.
2) Mengetahui status/tingkat keamanan bendungan ditinjau dari
aspek struktur, hidrolik, rembesan serta operasional-nya; meng-
identifikasi masalah yang ada; menetapkan rencana perbaikan dan
3. Sasaran atau penyempumaan yang diperlukan.
2
2) Data teknis Bendungan
a. Hidrologi
Induk Sungai : Sungai Bajulmati
Kapasitas Areal Irigasi : 1.800 ha
b. Bendungan
- Tipe Bendungan : Urugan Batu
- Elevasi Puncak : +91.80
- Lebar Puncak : 6m
- Panjang Puncak : 250m
- Tinggi Diatas Dasar Sungai - m
- Tinggi Diatas Galian : 46.8m
- Volume Tubuh Bendungan (Beton) : ± 810.850 m3
c. Waduk
- Elevasi Muka Air Banjir (FWL) : + 90.75
- Elevasi Muka Air Normal (NWL) : + 87.60
- Elevasi Muka Air Minimum (LWL) : + 73.40
- Luas Daerah Tangkapan Air : 98.43 km2
- Kapasitas Tampungan Efektif : 7.500.000 m3
d. Pelimpah
- Tipe : Pelimpah Samping Tan
- Lebar Saluran Peluncur : 18-21 m
- Panjang mercu : 90m
e. Air Baku : 110 L/dtk
r. Irigasi : 1.800 ha
9. Standar dan
Pedoman yang Standar dan pedoman yang digunakan sebagai acuan dan dasar dalam
Digunakan pekerjaan ini, antara lain :
4
11. Lingkup Kegiatan Garis besar lingkup pekerjaan jasa konsultansi ini, terdiri dari :
I) Pemeriksaan Lapangan dan Uji Operasi, untuk mengidentifikasi masalah
dan potensi masalah yang ada meliputi pemeriksaan visual dan
pemeriksaan bawah air.
2) Evaluasi Instrumentasi, untuk mengetahui perilaku bendungan berdasarkan
data tekanan pori, rembesan dan deformasi.
3) Investigasi Geoteknik (laporan dibuat bila se!ama pemeriksaan besar
dilakukan investikasi geoteknik untuk mengambil sampel material dari
tubuh bendungan),
4) Analisis Hidrologi, menganalisis perhitungan debit banjir inflow dan
banjir outflow
5) Analisis Teknik, analisis teknik dilakukan dalam rangka evaluasi
keamanan bendungan di tinjuadari aspek teknis, untuk mengetahui
status/tingkat keamanan bendungan ditinjau dari aspek:
a. Keamanan terhadap kegagalan struktural (structural failure),
bendungan harus aman/stabil pada semua kondisi dan kombinasi
beban yang bekerja dan aman dioperasikan pada semua kondisi
operas1.
b. Keamanan terhadap kegagalan hidraulik (hydraulic failure),
bangunan pelimpah barns mampu mengalirkan banjir desain dengan
aman, tinggi jagaan harus cukup, aman terhadap erosi
eksternal/permukaan, kapasitas sarana pengeluaran darurat
mencukupi, dl I.
c. Keamanan terhadap kegagalan rembesan (seepage failure),
bendungan harus aman terhadap piping,erosi internal, sembulan
pasir, pelarutan material, rekah hasil pemeriksaan lapangan.
6) Evaluasi Pedoman OP dan Rencana Tindak Darurat (RTD), melakukan
evaluasi sistem dan pelaksanaan OP serta kesiapsiagaan tindak darurat,
dilakukan dalam rangka evaluasi keamanan bendungan ditinjau dari aspek
non teknis.
7) Pengukuran Tampungan Waduk, untuk mengetabui kapasitas tampungan
waduk terkini, mengetahui laju sedimentasi (dengan cara membandingkan
basil pengukuran dari tahun ke tahun), dan mengetahui perubahan bentuk
lereng hulu bendungan.
8) Pendampingan Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bendungan dalam
Inspeksi Lapangan
9) Pemaparan laporan pemeriksaan besar dalam sidang KKB
10) Perbaikan laporan dan penyusunan laporan final
5
8. Laporan Angka Kebutuhan Nyata Operasi clan Pemeliharaan
(A.KNOP) Bendungan
9. Buku Ukur
10. Album Gambar
13. Strategi Pencapaian
13.1. Umum
Keluaran
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam lingkup pekerjaan
di atas, konsultan hams melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Persiapao dan Orientasi Lapaogan
Sebelum memulai pekerjaan konsultan harus melalukan persiapan
seperlunya, diantaranya adalah mobilisasi peralatan, personil, bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini yang
semuanya harus dalam kondisi baik. Disamping itu juga harus melakukan
orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum lapangan secara
menyeluruh, mengidentifikasi kendala yang ada, kemudian menjabarkan
program pelaksanaan dan Rencana Mutu Kontrak. Setelah pekerjaan
selesai, lokasi yang ditinggalkan harus dalam keadaan bersih dan
dirapihkan kembali.
b. Pengumpu)an dao Analisa Data
Konsultan berkewajiban mengumpulkan dan menganalisa data yang
diperlukan untuk masing-masing pekerjaan. Konsultan hams memeriksa
ketelitian data yang dipakai dan bertanggung jawab terhadap mutu data yang
dipakai. Data yang harus dikumpulkan antara lain:
6
bertindak dan mengambil keputusan atas nama Konsultan.
g. Data dan Gambar-gambar
Konsultan barns menyerahkan foto dan gambar serta soft copy dalam
Harddisk External (HDD) yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
h. Peralatan Kerja
Konsultan harus menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan
c. Pemeruman/Bathimetri
1 ). Pemeruman dilakukan untuk mendapatkan peta topografi dasar waduk
menggunakan GPS dan echo sounder. Pemeruman dilakukan pada
sepanjang jalur-jalur pemeruman (range lines) yang telah ditentukan
sebelumnya (biasanya dilakukan sebelum penggenangan waduk)
8
b. Pekerjaan persiapan
Sebelum pelaksanaan inspeksi, konsultan harus melakukan
pekerjaan persiapan yang mencakup antara lain:
1) Pengumpulan data, yang mencakup antara lain: data hidrologi
terbaru, dokumen desain, dokumen pelaksanaan konstruksi, dokumen
OP termasuk data pemantauan, laporan inspeksi sebelumnya, system
OP,RTD,dll.
Dokumen atau data desain dan konstruksi yang ada di proyek
kemungkinan sangat terbatas, dalam kondisi demikian konsultan
harus mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang dapat
dipercaya.
2) Kajian data: setiap inspeksi harus didahului dengan mempelari data
yang ada, laporan-laporan inspeksi/kajian sebelurnnya. Bila belum
pernah dilakukan inspeksi, pelajari dokumen desain, konstruksi dan
riwayat OP, sehingga konsultan benar benar memahami kondisi
bendungan serta riwayat operasi, pemeliharaan dan pemantauannya.
3) Telaah desain, pelajari secara mendalam:
1. Perilaku bendungan; bandingkan perilaku aktual bendungan
dengan perilaku yang direncanakan;
11. Kriteria desain, kondisi dan kombinasi pembebanan; sudah
sesuaikah dengan NSPM yang berlaku;
iii. Perubahan parameter desain (pola banjir, besaran gempa, anomali
perilaku bendungan, kemerosotan mutu, geometri bendungan, dll),
pelajari pengaruhnya terhadap bendungan;
iv. Hidrologi;
Kaji laporan analisis hujan dan banjir desain yang ada
dan kriteria desain yang digunakan;
- Lakukan analisis curah hujan dan banjir desain,
serta penelusuran banjir berdasar data mutakhir; dan
Periksa kecukupan pelimpah, tinggi jagaan, pola operasi,
potensi bencana di daerah hilir bila terjadi keruntuhan
bendungan, dll.
v. Unjuk kerja.
Pelajari apakah bendungan dan bangunan pelengkapnya mampu
melaksanakan fungsinya (struktur, hidraulik, rembesan, operasi)
sesuai rencana.
11
v. Unjuk kerja (performance) bendungan dan bangunan pelengkapnya
yang tidak sesuai dengan rencana/desain;
vi. Terjadinya kerusakan konstruksi;
vii. Penyimpangan perilaku bendungan terkait dengan deformasi,
tekanan pori, tekanan angkat, rembesan (kuantitas dan kualitas), dll;
viii. Timbunan bahaya atau ancaman terkait dengan kondisi geologi (di
lokasi bendungan, tumpuan dan waduk), untuk itu tim konsultan
perlu diperkuat dengan geologist. (laporkan kondisi fondasi dan
tumpuan terkait problem yang sering muncul, seperti kemerosotan
mutu fondasi yang mencakup: terhanyutnya buturan tanah/material
yang mudah larut, bergesemya batuan, terpotongnya/tergalinya
fondasi, serta ketidakstabilan fondasi yang mencakup: likuifaksi,
longsoran, penurunan fondasi, pergerakan tennasuk pergerakan
patahan, dll);
IX. Tidak berfungsinya peralatan instrumen dengan benar, untuk itu
periksa kondisi dan fungsi instrumentasi keamanan bendungan
dengan melakukan pembacaan secara langsung dan/atau Jakukan
kajian/evaluasi terhadap seri data pemantauan yang ada, periksa dan
pastikan peralatan instrumentasi yang ada berfungsi dengan baik.
Periksa dan pastikan alat-alat hidrologi, system pemantau jarak
jauh serta peralatan komunikasinya semua berfungsi baik.
x. Tidak berfungsinya peralatan: hidromekanik-elektrik termasuk
stoplog, gawar banjir, telemetri, dll; untuk itu lakukan uji operasi
terhadap semua peralatan tersebut secara langsung;
xi. Indikasi terjadinya kemerosotan mutu, melemahnya bangunan dan
atau fondasi, dll;
xii. Dan hal-hal lain yang dampaknya berpotensi menggangu fungsi dan
keamanan bendungan;
xi11. Bila hasil pemeriksaan visual ditemukan indikasi-indikasi potensi
masalah, lakukan tindakan SIMPLE : Sketch (buat gambar sket),
Investigate (periksa secara teliti), Measure (lakukan pengukuran),
Photograph (buat foto dokumentasi), Locate (tandai lokasinya),
Engaged (diskusikan dengan ahli terkait); dan
xiv. Dalam laporan pemeriksaan lapangan, setiap potensi/masalah
yang dijumpai perlu dilengkapi dengan deskripsi yangjelas, yang
meliputi:
- What : apa potensi/masalahnya;
-Where: dimana lokasinya (deskripsikan posisinya secara
jelas);
- When : kapan masalah tersebut mulai
terjadi;
- Extent : seberapa parah masalalmya;
dan
-Deskripsi lain yang penting, misal untuk masalah retakan :
jelaskan pola retakannya, panjangnya (bagi retakan lurus),
kedalaman, lebar bukaan, adanya offset (perbedaan ketinggian
diantara sisi kiri dan kanan bukaan retakan),
perkembangannya; untuk rembesan jelaskan debitnya,
warna/tingkat kekeruhannya, perkembangannya, di!.
12
Setelah dilakukan pemeriksaan lapangan agar dilaku kan evaluasi
apa penyebabnya jika ditemuk an potensi masalah, apa dampaknya
terhadap keamanan dan fungsi bendungan, dan rekomendasi yang
disarankan.
Hasil butir i) sampai dengan xiv) dim asukk an dalam laporan
pemeriksaan
lapangan/buat laporan tersendiri.
14. Data dan Fasilitas dari BBWS Brantas akan menyediakan informasi data dan fasilitas kepada konsultan
Pejabat Pembuat sehubungan dengan pekerjaan pemeriksaan besar yang akan dilakukannya,
Komitmen diantaranya adalah :
a. Kebutuhan Komunikasi
- Surat Menyurat, Komunikasi, Internet (1 Ls/
Bulan)
15
16. Jadwal Tahapan Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan secara umum adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan Kegiatan
No Bulan
Uraian
I II II IV V VI VII VIII IX X
1. Pengumpulan dan Telaah/Kaji Semua Data
Identifikasi Semua Potensi Masalah (Teknis
dan non teknis)
2.
melalui Pemeriksaan lapangan dan uji
operasi
3. Pekerjaan Survei Sedimen
Analisis Teknik (keamanan struktur,
4. operasional,
hidrolis, rembesan)
Inspeksi Bersama Dengan Balai
5. Bendungan danKKB
6. Pembuatan laporan
7. Sidang Teknis KKB
17. Kualifikasi Dan Jumlah Di dalam melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu Tim Tenaga Ahli
yang Tenaga Ahli bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
Dengan demikian diperlukan Konsultan lndividu yang berpengalaman dengan kualifikasi
sebagai berikut:
16
Kualifikasi
Perkiraan Jumlah
Posisi Tingkat Org/B ulan
Keahlian Pengalaman
Pendidikan
A. Tenaga Ahli
L Ketua Tim Magister / S2 SKK Ahli Madya Memiliki pengalaman I Orang
/10
Jurusan Teknik Operasi dan minimal 5 (lima) Tahun Bulan
Sipil/Pengairan Pemeliharaan pada pekerjaan sejenis
Bendungan Tipe
Urukan
17
Kualifikasi
Perkiraan Jum lah
Posisi Tingkat Org/B ulan
Keahlian Pengalam an
Pendidik an
18
Kualifikasi
Perkiraan Jumlah
Posisi Tingkat Org/B ulan
Keahlian Pengalaman
Pendidikan
I. Tenaga Ahli
1) Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang S2 (Jurusan Teknik Sipil atau Teknik
Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang telah telah
diakreditasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada pekerjaan
sejenis sekurang- kurangnya 5 (Lima) tahun dan pemah menjadi Ketua
Tim untuk pekerjaan sejenis minimal 2 (dua) kali, memiliki sertifikat
keahlian (SKK) Ahli Madya Operasi dan Pemeliharaan Bendungan
Tipe Urukan. Secara garis besar tugas dan tanggungjawab ketua tim,
adalah:
1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan
pekerjaan.
2. Melakukan koordinasi terhadap seluruh personil
pelaksanaan pekerjaan, serta melakukan monitoring terhadap teknis
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh seluruh Tenaga Ahli.
3. Secara aktif melakukan asistensi dengan Direksi Pekerjaan dan
Pihak
Pemberi Pekerjaan yang dilaksanakan secara berkala.
4. Bersama dengan tenaga ahli lainnya membuat metodologi dan
rencana kerja.
5. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengumpulan data
dan kunjungan lapangan serta wawancara dengan narasumber.
19
1. Bersama tenaga ahli lain, ikut serta dalam merencanakan konsep
Rencana Pengelolaan Bendungan.
2. Melakuk an kegiatan surv ey kondisi eksisting pada bendungan serta
melakukan analisa data pada bendungan serta mengidentifikasi
pelanggaran pada sempadan bendungan dan Menyusun tata Kawasan
bendungan.
3. Mendampingi Team Leader dalam rapat/diksusi dengan Direksi
Pekerjaan/Pemilik Pekerjaan yang berkaitan dengan bidang
bendungan.
21
pengu ku ran instrumentasi bendungan.
8) Ahli OP Bendungan
Ahli OP minimal seorang Sarjana Strata 1 (SI) Jurusan Teknik Sipil atau
Teknik Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang telah
diakreditasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, memiliki sertifikat keahlian
(SKK) Ahli Madya Operasi dan Pemeliharaan Bendungan Tipe Urukan.
Secara garis besar tugas dan tanggungjawab tenaga ahli OP Bendungan,
adalah:
l. Meugumpulkan data yang berkaitan dengan O&P sistem
operasional.
2. Menganalisa kondisi dan problem yang berkaitan dengan O&P sistem
operasional.
3. Merumuskan rencana perbaikan dan peningkatan (improvement)
kinerja
O&P operasional.
4. Memberikan masukan atau rekomendasi berkaitan dengan
bendungan
22
dalam kaitann ya untuk peningkatan dan kemudahan O&P.
5. Berkoordinasi dengan ahli lain mengenai data yan g berhubun
gan perencanaan stru ktur dan stabilitas bendun gan .
6. M empersiapkan spesifikasi tekn is untuk menghitung RA
B.
7. Bertanggun g jawab dalam penyu sun an AKN OP Bendun gan
dan manual OP Bendun gan.
8. M endampingi Team Leader dalam rapat/diskusi dengan Direksi
Pekerjaan/Pernilik Pekerjaan.
g. Laporan Penunjang
Laporan Penunjang, terdiri dari
:
I. Laporan Pemeriksaan Lapangan dan Uji
Operasi
2. Laporan Evaluasi
Instrumentasi
3. Laporan Investigasi
Geoteknik
4. Laporan Analisis
Hidrologi
5. Laporan Analisis
Teknik
6. Laporan Evaluasi Pedoman OP dan Rencana Tindak Darurat
(RTD)
7. Laporan Pengukuran Tampungan
Waduk
8. Laporan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan
(AKNOP) Bendungan
9. Buku Ukur
10. Album
Gambar
Jumlab laporan yang diserahkan masing-masing sebanyak 3 (tiga)
buku kecuali Laporan Manual OP Bendungan (termasuk pola operasi dan
RTOW)
sebanyak 10 (sepulub) buku.
19. Produksi Dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
hams dilakukan di dalam wilayab Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
20. AIih Pengetahuan
Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka alib pengetahuan kepada staf/petugas dari Pemilik Pekerjaan.
25
21. Lain-Lain
1) Penerapan SMK3
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Undang-
undang Ketenaga Kerjaan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi mengenai penerapan SMK3 (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja) bidang layanan jasa
konstruksi, maka diwajibkan bagi penyedia jasa yang melaksanakan
pekerjaan mengikuti JAMSOSTEK (BPJS Ketenagakerjaan).
2) Hal-hal lain
yang belum tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ini dan
sifatnya mengikat akan berpedoman pada Dokumen Lelang, SNI/SK-SNI,
pedoman dan pensyaratan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan
persyaratan teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun
dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
ST.MT.
01503 2 003
26