Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

U
DIREKTORAT JENDERAL SUMBERDAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BRANTAS
SATUAN KERJA OPERAS! DAN PEMELIHARAAN SUMBER DAYA AIR BRANTAS
JI. Menganti 312 Surabaya, 60228 Telp (031) 7526631,752388
(Fax.7523488)
-------------------------

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

KEGIATAN:

PEMERIKSAAN BESAR

BENDUNGAN BAJULMATI

TAHUN ANGGARAN 2024


DAFTARISI

DAFTAR ISi 1

1. LATAR BELAKANG 1

2. MAKSUD DAN TUJUAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI 2

3. SASARAN 2

4. NAMA PEKERJAAN DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA 2

5. SUMBER PENDANAAN 2

6. LO KASI PEKERJAAN 2

7. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN 2

8. DATA PENUNJANG YANG BERKAITAN 2

9. STANDAR DAN PEDOMAN YANG DIGUNAKAN 3

10. DASAR HUKUM/PERATURAN YANG DIGUNAKAN 4

11. LINGKUP KEGIATAN 5

12. KELUARAN YANG DIHASILKAN 5

13. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN 6

14. DATA DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN 15

15. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIAJASA KONSULTANSl.


15

16. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN 16

17. KUALIFIKASI DAN JUMLAH TENAGA AHLl 16

18. LA PO RAN
24
19. PRODUKSI DALAM NEGERl 25

20. ALIH PENGETAHUAN 25

21. LAIN-LAIN 26

ii
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMERIKSAAN BESAR
BENDUN GAN BAJULMA TI

DALAM RANGKA
MONITORING DAN EV ALUASI KEAMANAN BENDUNGAN
KABUPATEN BANYUW ANGI DAN SITUBONDO, PROVINSI JAWA
TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2024

Kementerian/ Lembaga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
I Program Pengelolaan Sumber Daya Air
Hasil : Meningkatkan Kinerja Pengelolaan Sumber Daya Air
Unit Eselon II/ Satker : BBWS Brantas / OP SDA Brantas
Kegiatan : Pemeriksaan Besar Bendungan Bajulmati
Indikator Kinerja Kegiatan : Mengetahui status/tingkat keamanan bendungan ditinjau dari
aspek struktur, hidrolik, rembesan serta operasional-nya
Satuan Ukur dan Jenis : Dokumen
Keluaran : l (satu)
Volume : Kegiatan
Satuan Ukur

1. Latar Belakang Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar, juga menyimpan potensi
bahaya yang besar pula. Bendungan yang runtuh akan menimbulkan banjir
bandang yang dahsyat samapi jauh kedaerah hilir yang akan mengakibatkan
timbulnya banyak korban jiwa, harta benda, fasilitas umum dan kerusakan
lingkungan yang sangat parah didaerah hilir.
Untuk mencegah terjadinya musibah tersebut, setiap bendungan harus selalu
dipantau dan dipelihara dengan baik. Dengan pemantauan yang baik,
pengelola akan mengetahui sedini mungkin problem yang sedang berkembang
bendungan
pada bendungan-nya, untuk kemudian melakukan langkah-langkah yang
tepat untuk mencegah berkembang buruknya problem tersebut.
Keberhasilan pemantauan bendungan perlu didukung dengan kegiatan inspeksi
(pemeriksaan) rutin, inspeksi berkala dan inspeksi luar biasa dan khusus. Inspeksi
berkala terdiri dari inspeksi berkala biasa yang dilakukan setiap ½ tahun dan
Pemeriksaan Besar yang harus dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam
kurun waktu 5 tahun.
Pemeriksaan Besar, pada dasarnya adalah merupakan kegiatan inspeksi
bendungan secara menyeluruh terhadap aspek teknis dan non teknis dalam rangka
evaluasi keamanan suatu bendungan (safety evaluation of existing dam).
Dari
kegiatan ini diharapkan akan teridentifikasi problem-problem yang
sedang
berkembang, demikian pula kekurangan pada sistem keamanan bendungan,
dan akhimya akan diketahui tingkat keamanan/kekokohan struktur dan
pada
keamanan operasional bendunga serta tindak lanjut apa yang diperlukan
untuk
mempertahankan atau meningkatkan keamanannya.
Memenuhi amanat SNI no.1731-189-F tentang Tatacara Keamanan
Bendungan, pada saat ini Balai Wilayah Sungai Brantas akan melakukan
Pemeriksaan dan
Bendungan, Besar
untuk menunjang kegiatan Pemeriksaan Besar ini juga
akan
dilakukan pengukuran sedimentasi waduk.
1
2. Maksud dan Tujuan a. Maksud:
Pengadaan Jasa 1) Melakukan survei/pengukuran tampungan
Konsultansi waduk,
2) Melakukan Pemeriksaan Besar dan evaluasi keamanan
bendungan
b. Tujuan:
I) Mengetahui penyebaran pengendapan sedimen di waduk, laju
sedimentasi waduk, kapasitas tampungan dan umur waduk yang
tersisa, hubungan antara elevasi dan volume waduk.
2) Mengetahui status/tingkat keamanan bendungan ditinjau dari
aspek struktur, hidrolik, rembesan serta operasional-nya; meng-
identifikasi masalah yang ada; menetapkan rencana perbaikan dan
3. Sasaran atau penyempumaan yang diperlukan.

Sasaran yang diharapkan dari dilaksanakannya pekerjaan ini adalah untuk


meningkatkan operasi dan keamanan bendungan, agar bendungan-
4. Nama Pekerjaan dan bendungan dapat terjaga kelestarian atas fungsi dan keamanannya.
Organisasi Pengguna
Jasa a. Nama Pekerjaan
Pemeriksaan Besar Bendungan Bajulrnati Dalam Rangka Monitoring Dan
Evaluasi Keamanan Bendungan Bajulmati, Kab. Banyuwangi dan
Situbondo, Jawa Timur.
b. Organisasi Pengguna Jasa
Instansi pelaksana pekerjaan ini adalah PPK Operasi dan Pemeliharaan
SDA V, Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Brantas, Balai
Besar Wilayah Sungai Brantas, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
5. Sumber Pendanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Sumber pendanaan pekerjaan Pemeriksaan Besar Bendungan Bajulmati ini
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
tertuang dalam Daflar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja OP
SDA Brantas Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp 3.500.000.000,- (Tiga Miliar
Lima Ratus Juta Rupiah).
Apabila Alokasi dalam dokurnen anggaran (DIPA TA 2024) yang disahkan
tidak tersedia dan / atau tidak mencukupi, maka pengadaan
barang/jasa dapat dibatalkan dan kepada calon Penyedia barang/jasa tidak
6. Lokasi Pekerjaan diberikan ganti rugi dalam bentuk apapun.
Lokasi pekerjaan ini di Bendungan Bajulmati, Desa Watukebo, Kecamatan
Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi danDesa Wonorejo, Kecamatan
7. Jangka Waktu Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur.
Penyelesaian Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 300 Hari Kalender, terhitung setelah
Pekerjaan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani (iadwal tahap
pelaksanaan terlampir). Konsultan wajib membuat Rencana kerja dan
Jadwal pelaksanaan Pekerjaan rinci.
8. Data Penunjang Yang
Berkaitan 1) Data Dasar
I) Dokumen detail desain
Bendungan
2) Laporan Akhir Pelaksanaan
Konstruksi
3) Data/laporan riwayat operasi, pemeliharaan dan pemantauan
bendungan termasuk catatan data instrumentasi
4) Panduan
OP

2
2) Data teknis Bendungan
a. Hidrologi
Induk Sungai : Sungai Bajulmati
Kapasitas Areal Irigasi : 1.800 ha
b. Bendungan
- Tipe Bendungan : Urugan Batu
- Elevasi Puncak : +91.80
- Lebar Puncak : 6m
- Panjang Puncak : 250m
- Tinggi Diatas Dasar Sungai - m
- Tinggi Diatas Galian : 46.8m
- Volume Tubuh Bendungan (Beton) : ± 810.850 m3
c. Waduk
- Elevasi Muka Air Banjir (FWL) : + 90.75
- Elevasi Muka Air Normal (NWL) : + 87.60
- Elevasi Muka Air Minimum (LWL) : + 73.40
- Luas Daerah Tangkapan Air : 98.43 km2
- Kapasitas Tampungan Efektif : 7.500.000 m3
d. Pelimpah
- Tipe : Pelimpah Samping Tan
- Lebar Saluran Peluncur : 18-21 m
- Panjang mercu : 90m
e. Air Baku : 110 L/dtk
r. Irigasi : 1.800 ha

9. Standar dan
Pedoman yang Standar dan pedoman yang digunakan sebagai acuan dan dasar dalam
Digunakan pekerjaan ini, antara lain :

a. SNI 3432:2020, Tata Cara Penetapan Banjir Desain dan Kapasitas


Pelimpahan untuk Bendungan
b. RSNI M-03-2002, Metode analisis stabilitas lereng statik
bendungan urugan.
c. SNI3417:2008, Metode Penentuan Posisi Titik Perum Menggunakan
Alat
Penyipat Ruang.
d. SNI 03-1724-1989, Tata Cara Perencanaan Hidrologi
e. SNI 03-6737-2002, Metode Perhitungan Awal Laju Sedimentasi Waduk..
f. Pd T-14-2004-A, Pedoman analisis stabilitas bendungan tipe urugan akibat
gempa, DeptKimpraswil 10 Mei 2014
g. Pedoman Analisis dinamik bendungan urugan, Kep Dirjen SDA no.
27/KPTS/D/2008 tgl 31 Januari 2008.
h. Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Kep Dirjen SDA
no.
05/KPTS/2003 tgl 14 Maret 2003
1. Manual Inspeksi Visual Bendungan urugan, Ditjen SDA 2004.
j. PT-02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan lrigasi, Ditjen Air 1986.
k. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan,
Keputusan
Direktur Jendral Sumber Daya Air Nomor: 199/KPTS/D/2003, Maret
2003
1. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan Bagian l
(Umum), Kep Dirjen SDA no.199/KPTS/D/2003, Mei 2003.
m. Pedoman Operasi, Pemelibaraan dan Pengarnatan Bendungan Bagian 2
(Pengelolaan Operasi dan Perneliharaan), Kep Dirjen
SDA no. 199/KPTS/D/2003, Mei 2003.
n. Pedoman Operasi, dan Pengamatan Bendungan Bagian 3
Pemeliharaan (Sistem Pernantauan), Kep Dirjen SDA
Instrurnentasi dan
no.199/KPTS/D/2003, Mei
2003. 3
o. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan Bagian 4
(Inspeksi Keam an an Untuk Peralatan Hidromekanikal dan Elektri kal),
Kep Dirjen SDA no.199/KPTS/D /2003, M ei 2003.
p. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengam atan Bendungan Bagian 5
(Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal dan ELektrikal), Kep
Dirjen SDA no.199/KP TS/D/2003, M ei 2003.
q. SNI dan Pedoman terkait yang dikeluarkan oleh Dept PU, Pu sAI R, Ditjen
SDA (KKB /Balai Bendungan).
r. "PEDOMAN STAND AR M INIMA L TAHUN 2023" Biaya
Remunerasi (BR) dan Biaya Langsung (BL) untuk Badan Usaha Jasa
Konsultansi (INKINDO).
10. Dasar 1) Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan
Hukum/Peraturan yang atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Digunakan Barang/Jasa Pemerintah;
2) Undang-Undang No.17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refonnasi Birokrasi
Nomor PER/05/M.PAN/3/2008 Tahun 2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah;
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun
2015 tentang Standart dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan
Jasa
Konsultansi;
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
19/PRT/M/2017 Tahun 2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa
Konsultansi Konstruksi;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun
2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan
Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan;
7) Peraturan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
(SMKK);
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 1 Tahun
2022 tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan
Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 7 Tahun
2023 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan
Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang
Bendungan;
10) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
524/KPTS/M/2022 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja
Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi;
l l) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
01/SE/M./2019 tentangPedoman Pengisian Awai Waduk;
12) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umurn dan Perumahan Rakyat No.
15/SE/M/2019 tentangTata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat;
13) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Urnum dan Perumahan Rakyat No.
16/SE/M/2022 tentang Susunan Tenaga Ahli Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan Konstruksi Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat;

4
11. Lingkup Kegiatan Garis besar lingkup pekerjaan jasa konsultansi ini, terdiri dari :
I) Pemeriksaan Lapangan dan Uji Operasi, untuk mengidentifikasi masalah
dan potensi masalah yang ada meliputi pemeriksaan visual dan
pemeriksaan bawah air.
2) Evaluasi Instrumentasi, untuk mengetahui perilaku bendungan berdasarkan
data tekanan pori, rembesan dan deformasi.
3) Investigasi Geoteknik (laporan dibuat bila se!ama pemeriksaan besar
dilakukan investikasi geoteknik untuk mengambil sampel material dari
tubuh bendungan),
4) Analisis Hidrologi, menganalisis perhitungan debit banjir inflow dan
banjir outflow
5) Analisis Teknik, analisis teknik dilakukan dalam rangka evaluasi
keamanan bendungan di tinjuadari aspek teknis, untuk mengetahui
status/tingkat keamanan bendungan ditinjau dari aspek:
a. Keamanan terhadap kegagalan struktural (structural failure),
bendungan harus aman/stabil pada semua kondisi dan kombinasi
beban yang bekerja dan aman dioperasikan pada semua kondisi
operas1.
b. Keamanan terhadap kegagalan hidraulik (hydraulic failure),
bangunan pelimpah barns mampu mengalirkan banjir desain dengan
aman, tinggi jagaan harus cukup, aman terhadap erosi
eksternal/permukaan, kapasitas sarana pengeluaran darurat
mencukupi, dl I.
c. Keamanan terhadap kegagalan rembesan (seepage failure),
bendungan harus aman terhadap piping,erosi internal, sembulan
pasir, pelarutan material, rekah hasil pemeriksaan lapangan.
6) Evaluasi Pedoman OP dan Rencana Tindak Darurat (RTD), melakukan
evaluasi sistem dan pelaksanaan OP serta kesiapsiagaan tindak darurat,
dilakukan dalam rangka evaluasi keamanan bendungan ditinjau dari aspek
non teknis.
7) Pengukuran Tampungan Waduk, untuk mengetabui kapasitas tampungan
waduk terkini, mengetahui laju sedimentasi (dengan cara membandingkan
basil pengukuran dari tahun ke tahun), dan mengetahui perubahan bentuk
lereng hulu bendungan.
8) Pendampingan Komisi Keamanan Bendungan dan Balai Bendungan dalam
Inspeksi Lapangan
9) Pemaparan laporan pemeriksaan besar dalam sidang KKB
10) Perbaikan laporan dan penyusunan laporan final

12. Keluaran Yang a. Laporan Ringkas (Summary report)


Dihasilkan b. Laporan Utama (Main Report)
c. Laporan penunjang (Supporting report) yang terdiri atas :
l. Laporan Pemeriksaan Lapangan dan Uji Operasi
2. Laporan Evaluasi Instrumentasi
3. Laporan lnvestigasi Geoteknik
4. Laporan Analisis Hidrologi
5. Laporan Analisis Teknik
6. Laporan Evaluasi Pedoman OP dan Rencana Tindak Darurat (RTD)
7. Laporan Pengukuran Tampungan Waduk

5
8. Laporan Angka Kebutuhan Nyata Operasi clan Pemeliharaan
(A.KNOP) Bendungan
9. Buku Ukur
10. Album Gambar
13. Strategi Pencapaian
13.1. Umum
Keluaran
Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam lingkup pekerjaan
di atas, konsultan hams melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Persiapao dan Orientasi Lapaogan
Sebelum memulai pekerjaan konsultan harus melalukan persiapan
seperlunya, diantaranya adalah mobilisasi peralatan, personil, bahan dan
perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini yang
semuanya harus dalam kondisi baik. Disamping itu juga harus melakukan
orientasi lapangan untuk mengetahui kondisi umum lapangan secara
menyeluruh, mengidentifikasi kendala yang ada, kemudian menjabarkan
program pelaksanaan dan Rencana Mutu Kontrak. Setelah pekerjaan
selesai, lokasi yang ditinggalkan harus dalam keadaan bersih dan
dirapihkan kembali.
b. Pengumpu)an dao Analisa Data
Konsultan berkewajiban mengumpulkan dan menganalisa data yang
diperlukan untuk masing-masing pekerjaan. Konsultan hams memeriksa
ketelitian data yang dipakai dan bertanggung jawab terhadap mutu data yang
dipakai. Data yang harus dikumpulkan antara lain:

I) Semua laporan studi yang pemah dilakukan,


2) Laporan desain termasuk review/revisi/modifikasi desain,
3) Laporan pelaksanaan konstruksi, meliputi: kendali mutu (quality control),
laporan akhir proyek (completion report), dll.
4) Laporan yang berkaiatan dengan pengelolaan/OP bendungan, anrata lain
laporan pemantauan, laporan pelaksanaan OP, laporan inspeksi, clan
lainlain
5) Data hidrologi terbaru, peta geologi regional, dan lain
sebagainya.
c. Evaluasi, Analisis dan Penggambaran
Evaluasi, Analisis dan Penggambaran dari seluruh pekerjaan ini harus
mengikuti Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) tekait, dan
Konsultan wajib memahami NSPM tersebut.
d. Asistensi dan Diskusi
a. Konsultan wajib melakuk an asistensi dan diskusi dengan pemberi tugas
atau yang dikuasakan, pada setiap akan memulai dan akhir dari suatu
kegiatan.
b. Konsultan wajib melakukan diskusi dengan Balai Teknik Bendungan
dalam rangka mendapatkan masukan sesuai NSPM terkait.
e. Presentasi Dalam Sidang Komisi Keamanan Bendungan (KKB)
Konsultan wajib menyiapkan laporan dan bahan presentasi untuk kemudian
di presentasi dalam Sidang Komisi Keamanan Bendungan, serta melakukan
perbaikan-perbaikan sesuai dengan saran sidang KKB .
f. Ketersediaan Konsultan
Konsultan harus menunjuk seorang wakilnya yang sewaktu-waktu dapat
dihubungi dalam rangka pelaksanaan pekerjaan dan mempunyai kuasa untuk

6
bertindak dan mengambil keputusan atas nama Konsultan.
g. Data dan Gambar-gambar
Konsultan barns menyerahkan foto dan gambar serta soft copy dalam
Harddisk External (HDD) yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
h. Peralatan Kerja
Konsultan harus menyiapkan semua peralatan yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan

13.2. Pekerjaan Pengukuran Tampungan


Waduk

a. Peralatan survei teristris dan bathimetri


1). Jenis peralatan dan kewajiban
kalibrasi
Semua peralatan survei yang digunakan harus dalam keadaan baik dan
sebelum digunakan harus dikalibrasi lebih <lulu.
Peralatan yang digunakan untuk melakukan survei sedimentasi waduk
antara lain:
(1) Receiver GPS tipe DGPS
(2) Antene GPS
(3) Echosounder Single Beam, Multi beam atau Multi Tranducer
(4) Bar check dengan panjang tali minimum 15 m
(5) Software untuk mengintegrasikan GPS dengan ecbosounder
(6) Perahu dengan kapasitas minimum 5 orang
(7) Laptop sesuai spesifikasi software
(8) Alat pengukur sudut (T0/T2/Total Stasion)
(9) Alat Pengukur Jarak (water pass/EDM)
(10) Perabu
(11) Patok Pembantu
(12) BM /Patok tetap (SDM) untuk Jalur Pemeruman (sounding)
(13) Alat bantu lainnya seperti bendera
(14) Perangkat lunak yang digunakan untuk penggambaran seperti
Autocad, Map info atau Surfer.
2). Peralatan GPS
Peralatan GPS yang digunakan dalam survei sedimentasi waduk
hams mempunyai kemampuan differential secara real time dengan
spesifikasi minimal sebagai berikut:
(1) Tipe DGPS single frekuensi 12 channel dengan akurasi:
Posisi horizontal: 10 em
Posisi vertikal : 20 cm
(2) Tipe RTK dual frequency 40 channel dengan akurasi :
Posisi horizontal: cm
Posisi horizontal: I0em :2 cm
(3) Piranti Lunak data-logging
Laptop untuk penyimpanan data dan pengolahan yang mampu
untuk mendukung piranti lunak yang digunakan.
3). Echo Sounder
Peralatan pengukuran bathimetri dengan menggunakan echo sounder
hams memenuhi kriteria dengan spesifikasi teknis minimum sebagai
berikut:
(1) Mempunyai frekuensi ganda (dual frequency) 15 kHz sampai 350
kHz, dioperasikan dengan ams DC
(2) Software untuk data logging
7
(3) Mempunyai tingkat akurasi :
• 0, l 0 m ± 0,5% kedalaman pada frekuensi rendah
• 0,01 m ± 0,5% kedalaman pada frekuensi tinggi.

b. Pengukuran Topografi Teristris di Sekitar Daerah Genangan Waduk


Pengukuran atau survei topografi teristris dilakukan pada daerah di sekitar
genangan waduk yang tidak tergenang, minimal sampai pada elevasi muka
air maksimum (saat banjir maksimum). Pada daerah sekitar tubuh
bendungan, pengukuran diperluas sampai puncak bendungan dan patok•
patok geser di puncak dan di lereng hulu-hilir bendungan, untuk
mempero\eh gambaran potongan memanjang dan melintang bendungan
guna mendukung analisis stabilitas bendungan.

Patok-patok tetap (SDM) dan patok rencana jalur-jalur pemeruman


daerah genangan waduk hams digunakan sebagai patok-patok pengikat
dalam pengukuran darat di sekitar daerah genangan. Apabila referensi
elevasi yang ada di lokasi masih bersifat lokal maka hams dilakukan
transformasi datum ke Titik Tinggi Geodesi Nasional yang dibuat oleh
Bakosurtanal.

Pengukuran topografi teristris/ tachimetri ini dilakukan dengan langkah•


langkah sebagai berikut:
1). Pada saat mengukur tepi waduk (muka air) harus dicatat waktunya
(jam).
2). Jika tepi waduk terjal maka tachimetri dilakuka:n dari tepi waduk
sampai pada perubahan ketinggian dan ditambah dengan satu titik
tachimetri di atas bukit. Jarak antara titik tachimetri bisa kurang dari
50 meter.
3). Jika tepi waduk landai maka tachimetri dilakukan. Sebaliknya jika
landai rnaka jarak antara titik tachimetri sekurang-kurangnya per 50
meter.
4). Setiap dijumpai adanya teluk dan tanjung harus dilakukan
pengukuran
darat dengan metode tachimetri dimulai dari muka air saat itu sampai
pada tepi waduk pada elevasi genangan tertinggi atau sebaliknya.
Jarak antara titik-titik tachimetri sekurang-kurangnya 25 m,
disesuaikan dengan bentuk topografi dan kemiringan lerengnya.
5). Surveyor wajib menggambar sket lapangan untuk menghindari
kesalahan interpretasi.
6). Setiap patok pemeruman dan patok tetap (patok SDM) yang
dijumpai
harus di ukur.
7). Perhitungan elevasi dan koordinat tidak dilakukan secara manual tetapi
hams dengan perangkat lunak komputer.

Peralatan utama yang digunakan dalam pengukuran topografi teristris


adalah alat pengukur sudut (T0/T2/Total Station) lengkap dengan
peralatan penunjuang lainnya (bak ukur, reflektor, statif, tribach), alat
pengukur jarak (water pass/EDM) dan OPS.

c. Pemeruman/Bathimetri
1 ). Pemeruman dilakukan untuk mendapatkan peta topografi dasar waduk
menggunakan GPS dan echo sounder. Pemeruman dilakukan pada
sepanjang jalur-jalur pemeruman (range lines) yang telah ditentukan
sebelumnya (biasanya dilakukan sebelum penggenangan waduk)

8
b. Pekerjaan persiapan
Sebelum pelaksanaan inspeksi, konsultan harus melakukan
pekerjaan persiapan yang mencakup antara lain:
1) Pengumpulan data, yang mencakup antara lain: data hidrologi
terbaru, dokumen desain, dokumen pelaksanaan konstruksi, dokumen
OP termasuk data pemantauan, laporan inspeksi sebelumnya, system
OP,RTD,dll.
Dokumen atau data desain dan konstruksi yang ada di proyek
kemungkinan sangat terbatas, dalam kondisi demikian konsultan
harus mengumpulkan data dari berbagai sumber lain yang dapat
dipercaya.
2) Kajian data: setiap inspeksi harus didahului dengan mempelari data
yang ada, laporan-laporan inspeksi/kajian sebelurnnya. Bila belum
pernah dilakukan inspeksi, pelajari dokumen desain, konstruksi dan
riwayat OP, sehingga konsultan benar benar memahami kondisi
bendungan serta riwayat operasi, pemeliharaan dan pemantauannya.
3) Telaah desain, pelajari secara mendalam:
1. Perilaku bendungan; bandingkan perilaku aktual bendungan
dengan perilaku yang direncanakan;
11. Kriteria desain, kondisi dan kombinasi pembebanan; sudah
sesuaikah dengan NSPM yang berlaku;
iii. Perubahan parameter desain (pola banjir, besaran gempa, anomali
perilaku bendungan, kemerosotan mutu, geometri bendungan, dll),
pelajari pengaruhnya terhadap bendungan;
iv. Hidrologi;
Kaji laporan analisis hujan dan banjir desain yang ada
dan kriteria desain yang digunakan;
- Lakukan analisis curah hujan dan banjir desain,
serta penelusuran banjir berdasar data mutakhir; dan
Periksa kecukupan pelimpah, tinggi jagaan, pola operasi,
potensi bencana di daerah hilir bila terjadi keruntuhan
bendungan, dll.
v. Unjuk kerja.
Pelajari apakah bendungan dan bangunan pelengkapnya mampu
melaksanakan fungsinya (struktur, hidraulik, rembesan, operasi)
sesuai rencana.

4) Telaah dokumen pelaksanaan konstruksi, pelajari secara


mendalam:
i. Kemungkinan adanya metode pelaksanaan yang tidak baik, yang

dapat mengakibatkan kondisi yang mengancam keamanan


bendungan.
11. Catatan pelaksanaan konstruksi, periksa apakah bendungan
dilaksanakan sesuai dengan desain asli atau telah dilakukan
modifikasi karena kondisi yang tidak diantisipasi;
iii. Kemungkinan adanya kondisi fondasi yang tidak diharapkan
seperti: weak zone, rembesan/mata air, grout take yang besar
(menandakan fondasi yang tidak baik, dll); dan
5) Telaah riwayat OP, pelajari:
i. Catatan rekaman data
instrumentasi;
10
ii. Laporan pemantauan;
iii. Laporan pelaksanaan operasi;
iv. Laporan pemeliharaan ;
v. Laporan inspeksi/pemerik saan; dan
vi. Laporan kejadian luar biasa/khusus,
dll.

c. Pemeriksaan lapangan : lakukan pemeriksaan terhadap obyek yang


berada di atas tanah dan di atas air serta obyek di bawah air
untuk mengidentifikasikan semua potensi masalah yang ada di lapangan
seperti:
1. Pemeriksaan visual pada obyek inspeksi yang berada di atas permukaan
tanah dan air seperti: permukaan tubuh bendungan, bangunan
pelengkap, tebing tumpuan, tebing waduk, peralatan hidromekanik clan
elektrikal, sistem peringatan dini, telemetri, instrumentasi, dll;
ii. Pemeriksaan bawah air terhadap obyek inspeksi di bawah air
antara lain:
- Pennukaan lereng hulu bendungan; periksa kemungkinan
adanya
lubang benam, longsoran, kemerosotan mutu lapis lindung
lereng, dll.
- Kolam peredam energi dan kolam loncat air; periksa
kemungkian
adanya erosi dan gerusan
Pemeriksaan bawah air dilakukan dengan
cara:
- Pemeruman seperti dijelaskan di
atas,
Penyelaman clan atau dengan kamera televisi bawah air bila
kejemihan air memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan
dengan cara tersebut.
- Pemeriksaan secara langsung saat air
surut.
Metode/cara yang dipilih tergantung pada kondisi masing-masing
bendungan, bila Proyek telah melakukan pemeriksaan lereng hulu
secara rinci disaat muka air waduk surut, dan basil pemeriksaan tadi
didokumentasikan dengan baik; maka hasil pemeriksaan tadi dapat
digunakan sebagai dasar evaluasi saat Pemeriksaan Besar.
iii. ldentifikasi dan pencatatan masalah
Semua informasi, laporan clan catatan yang berkaitan dengan
masalah yang timbul harus dikumpulkan dan dipelajari, dan
bendungan perlu diperi.ksa atas:
unjuk kerja/performance yang tidak sesuai dengan yang
direncanakan
terjadinya kerusakan konstruksi
penyimpangan yang terkait dengan deformasi, tekanan
pon, rembesan
timbulnya bahaya dari kondisi geologi
tidak berfungsinya peralatan hidromekanik-elektrik
indikasi terjadinya kemerosotan mutu, melemahnya bangunan
dan atau fondasi.
penyimpangan terhadap NSPM (nonna, standar, pedoman, dan
manual) dan lain sebagainya yang dampaknya
berpotensi mengganggu fungsi dan keamanan bendungan.
JV. Pemeriksaan lapangan hams dilakukan secara teliti,
dengan menggunakan daftar simak;

11
v. Unjuk kerja (performance) bendungan dan bangunan pelengkapnya
yang tidak sesuai dengan rencana/desain;
vi. Terjadinya kerusakan konstruksi;
vii. Penyimpangan perilaku bendungan terkait dengan deformasi,
tekanan pori, tekanan angkat, rembesan (kuantitas dan kualitas), dll;
viii. Timbunan bahaya atau ancaman terkait dengan kondisi geologi (di
lokasi bendungan, tumpuan dan waduk), untuk itu tim konsultan
perlu diperkuat dengan geologist. (laporkan kondisi fondasi dan
tumpuan terkait problem yang sering muncul, seperti kemerosotan
mutu fondasi yang mencakup: terhanyutnya buturan tanah/material
yang mudah larut, bergesemya batuan, terpotongnya/tergalinya
fondasi, serta ketidakstabilan fondasi yang mencakup: likuifaksi,
longsoran, penurunan fondasi, pergerakan tennasuk pergerakan
patahan, dll);
IX. Tidak berfungsinya peralatan instrumen dengan benar, untuk itu
periksa kondisi dan fungsi instrumentasi keamanan bendungan
dengan melakukan pembacaan secara langsung dan/atau Jakukan
kajian/evaluasi terhadap seri data pemantauan yang ada, periksa dan
pastikan peralatan instrumentasi yang ada berfungsi dengan baik.
Periksa dan pastikan alat-alat hidrologi, system pemantau jarak
jauh serta peralatan komunikasinya semua berfungsi baik.
x. Tidak berfungsinya peralatan: hidromekanik-elektrik termasuk
stoplog, gawar banjir, telemetri, dll; untuk itu lakukan uji operasi
terhadap semua peralatan tersebut secara langsung;
xi. Indikasi terjadinya kemerosotan mutu, melemahnya bangunan dan
atau fondasi, dll;
xii. Dan hal-hal lain yang dampaknya berpotensi menggangu fungsi dan
keamanan bendungan;
xi11. Bila hasil pemeriksaan visual ditemukan indikasi-indikasi potensi
masalah, lakukan tindakan SIMPLE : Sketch (buat gambar sket),
Investigate (periksa secara teliti), Measure (lakukan pengukuran),
Photograph (buat foto dokumentasi), Locate (tandai lokasinya),
Engaged (diskusikan dengan ahli terkait); dan
xiv. Dalam laporan pemeriksaan lapangan, setiap potensi/masalah
yang dijumpai perlu dilengkapi dengan deskripsi yangjelas, yang
meliputi:
- What : apa potensi/masalahnya;
-Where: dimana lokasinya (deskripsikan posisinya secara
jelas);
- When : kapan masalah tersebut mulai
terjadi;
- Extent : seberapa parah masalalmya;
dan
-Deskripsi lain yang penting, misal untuk masalah retakan :
jelaskan pola retakannya, panjangnya (bagi retakan lurus),
kedalaman, lebar bukaan, adanya offset (perbedaan ketinggian
diantara sisi kiri dan kanan bukaan retakan),
perkembangannya; untuk rembesan jelaskan debitnya,
warna/tingkat kekeruhannya, perkembangannya, di!.

12
Setelah dilakukan pemeriksaan lapangan agar dilaku kan evaluasi
apa penyebabnya jika ditemuk an potensi masalah, apa dampaknya
terhadap keamanan dan fungsi bendungan, dan rekomendasi yang
disarankan.
Hasil butir i) sampai dengan xiv) dim asukk an dalam laporan
pemeriksaan
lapangan/buat laporan tersendiri.

Perlengkapan inspeksi yang harus dibawa saat inspeksi antara lain:


ringkasan data bendungan, ringkasan laporan inspeksi sebelumn
ya, gambar-gambar, daftar simak, kamera, alat bantu inspeksi seperti:
pita
uku r, teropong, lampu senter, waterpas kecil, palu geologi, kompas, alat
baca ins trumen, dll.
d. Uji operasi;
1. Uji operasi dilakukan terhadap semua peralatan yang terkait
dengan keamanan bendungan seperti: peralatan hidromekanik
(gate, valve, stoplog, dll), tenaga listrik utama dan cadangan untuk
operasi pintu dan katup, sistem dan prosedur peringatan banjir
termasuk kehandalan peralatan yang digunakan, dll;
n. Untuk menghindari kesalahan uji operasi, sebelum pengujian
hendaknya konsultan mempelajari manual operasi dengan cermat;
111. Selama pengujian (misal: uji pintu pelimpah) lakukan pengamatan
dan catat: kelancaran pengankatan/gerakan pintu, bacaan pada panel
(kondisi sebelum uji, tahap-tahap pengangkatan kemudian
bandingkan dengan bacaan pada manual), getaran yang terjadi,
penyimpangan yang terjadi, dll; dan
iv. Buat dokumentasi dan berita acara pelaksanaan
uji.
e. Evaluasi keamanan bendungan (Analisis Teknik)
1). Evaluasi tahap pertama;
- Kaji semua data yang ada yang terkait dengan desain,
konstruksi, OP bendungan dan bangunan pelengkapnya, sehingga
benar-benar memahami penuh bendungan dan riwayat operasi serta
pemeliharaannya.
- Identifikasi semua potensi masalah dari kegiatan huruf ( 13.3b -
d)
yang dampaknya merugikan terhadap keamanan hulu dan hilir
bendungan serta periksa kecukupan bendungan dan bangunan
pelengkapnya untuk memenuhi fungsinya, dengan didukung: data
yang relevan, pertimbangan dan analisis teknis diantaranya dengan
membandingkan perilaku bendungan dengan perilaku yang
direncanakan dalam desain.

2). Evaluasi tahap kedua;


Lakukan analisis teknis lanjutan khususnya pada semua potensi
masalah yang teridentifikasi pada evaluasi tahap pertama untuk
menilai status/tingkat keamanan bendungan dan bangunan
pelengkapnya ditinjau dari:
1. Aspek struktural dan operasional : Periksa stabilitas
tubuh
bendungan termasuk stabilitas terhadap gempa pada kondisi
normal dan luar biasa, minimal pada potongan : bagian tertinggi,
bagian yang perilakunya mentimpang dan bagian yang
geometrinya berubah cukup besar dan bagian kritis lainnya.
Periksa pula aspek struktur bangunan pelengkap bila ditemukan
13
indikasi adanya ganggu an/k ondisi yang berpotensi
berpengaruh pada aspek struk tur;
ii. Aspek hidrolik : Cek banjir desain berdasar data hidrologi
mutakhir, kecukupan kapasitas pelimpah, tinggi jagaan,
erosi ekstemal,dll.
iii. Aspek rembesan : Erosi internal, piping, boiling, uplift, pelarutan
material bendungan dan fondasi, dll, berdasar kondisi da:n data
yang tersedia, kemudian membuat kesimpulan dan saran.

Analisis teknik bendungan hams dilakukan berdasar:


V Kondisi aktual dilapangan (beban aktual yang bekerja,
parameter material timbunan, geometri aktual bendungan,
dll), salah satunya dengan mempertimbangkan data
instrumentasi; dan
✓ Nonna, standar/SNI, pedoman dan manual yang berlaku.
f. Keamanan bendungan dari aspek non teknis
Untuk mengetahui keamanan bendungan dari aspek non teknis,
lakukan telaah terhadap:
1) Sistem Operasi dan Pemeliharaan (OP)
Periksa ketersediaan panduan OP di lapangan :
1. Waktu penyusunan;
11. Kecukupan instruksi/petunjuk dalam
panduan;
iii. Ketersediaan dokumen penting seperti : gambar, grafik, format
laporan;
iv. Dipahamikah panduan oleh petugas;
v. Sesuaikah pelaksanaan OP dengan panduan;
vi. Perlukah penyempurnaan panduan OP;
vu. Bagaimana kecukupan tenaga OP dari aspek jumlah dan
kemampuan;
viii. Perlukah pelatihan bagi petugas;
dan
ix. Bagaimana kecukupan anggaran untuk biaya OP, dll.
2) Kesiapan Tindak Darurat (RID)
Periksa ketersediaan RTD, cukup rincikah penjelasan mengenai
indikasi problem dan upaya pencegahannya pada berbagai tingkat kelas
bahaya bendungan; sistem pelaporan, keandalan sistem komunikasi,
prosedur operasi, tenaga listrik cadangan, dipahamikah RTD oleh
petugas, perlukah penyempumaan dan pelatihan petugas dan pihak
terkait, dll.
3) Pemantauan
1. Periksa kondisi dan fungsi instrumentasi dengan cara melakukan
pengukuran langsung dan evaluasi datanya untuk memastikan
instrumen berfungsi dengan baik;
11. Periksa sudakah pemantauan dilaksanakan dengan benar (metode,
frekuensi pemantauan, pelaporan, distribusi pelaporan, dll.); dan
iii. Lakukan evaluasi terhadap seluruh data historis pemantauan
instrumen untuk mengetahui adanya anomali perilaku bendungan
yang dapat berpengaruh terhadap keamanan bendungan.
4) Dokumentasi
Periksa ketersediaan dan sistem dokumentasi bendungan yang
meliputi
: dokumen desain, dokumen pelaksanaan konstruksi, dokumen OP dan
14
pemantauan, dll.
g. Buat laporan seperti dijelaskan pada nomor 12, termasuk kesimpulan
status keamanan bendungan dan saran tindak lajut yang diperlukan.

14. Data dan Fasilitas dari BBWS Brantas akan menyediakan informasi data dan fasilitas kepada konsultan
Pejabat Pembuat sehubungan dengan pekerjaan pemeriksaan besar yang akan dilakukannya,
Komitmen diantaranya adalah :

a. Laporan - laporan dari pekerjaan konsultan terdahulu yang relevan


dengan pekerjaan ini, meliputi :
- Dokumen detail desain Bendungan
- Laporan Akhir Pelaksanaan
Konstruksi
- Data/laporan riwayat operasi, pemeliharaan dan pemantauan
bendungan termasuk catatan data instrumentasi
- Panduan OP
b. Staf
pengawas/pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak
sebagai pengawas atau pendamping dalam rangka pelaksanaan jasa
konsultansi.
c. Pengguna Jasa tidak menyediakan fasilitas yang akan digunakan
15. Peralatan dan Material
oleh
dari Penyedia Jasa
Penyedia Jasa
Konsultansi
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, sebagai
berikut :

a. Kebutuhan Komunikasi
- Surat Menyurat, Komunikasi, Internet (1 Ls/
Bulan)

b. Kebutuhan Pengadaan Peralatan Kantor


- Bahan Komputer Tinta Printer Hitam (3 Set/ Bulan)
- Bahan Komputer Tinta Printer Warna (2 Set/ Bulan)
- Flashdisk 64 GB (5 pes)
- ATK (I Ls/ Bulan)
c. Kebutuhan Sewa Peralatan Kantor
- Sewa Kantor (I UB)
- Sewa Komputer (9 Unit/ Bulan)
- Sewa Printer (3 Unit/ Bulan)
d. Kebutuhan Sewa Peralatan Survei
- GPS Geodetik (40 UH)
- Total Station (20 UH)
- Waterpass (20 UH)
- Echo sounder ( 12 UH)
- Survey Boat (8 UH)
- Drone (2 UH)
- Patok Bantu (I Ls)

e. Kebutuhan Sewa dan Operasional Kendaraan


- Sewa Kendaraan Roda 4 (I Unit/ Bulan)

15
16. Jadwal Tahapan Jadwal tahapan pelaksanaan pekerjaan secara umum adalah sebagai berikut :
Pelaksanaan Kegiatan

No Bulan
Uraian
I II II IV V VI VII VIII IX X
1. Pengumpulan dan Telaah/Kaji Semua Data
Identifikasi Semua Potensi Masalah (Teknis
dan non teknis)
2.
melalui Pemeriksaan lapangan dan uji
operasi
3. Pekerjaan Survei Sedimen
Analisis Teknik (keamanan struktur,
4. operasional,
hidrolis, rembesan)
Inspeksi Bersama Dengan Balai
5. Bendungan danKKB
6. Pembuatan laporan
7. Sidang Teknis KKB

17. Kualifikasi Dan Jumlah Di dalam melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu Tim Tenaga Ahli
yang Tenaga Ahli bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan.
Dengan demikian diperlukan Konsultan lndividu yang berpengalaman dengan kualifikasi
sebagai berikut:

16
Kualifikasi
Perkiraan Jumlah
Posisi Tingkat Org/B ulan
Keahlian Pengalaman
Pendidikan

A. Tenaga Ahli
L Ketua Tim Magister / S2 SKK Ahli Madya Memiliki pengalaman I Orang
/10
Jurusan Teknik Operasi dan minimal 5 (lima) Tahun Bulan
Sipil/Pengairan Pemeliharaan pada pekerjaan sejenis
Bendungan Tipe
Urukan

2. Ahli Sarjana / SJ SKK Ahli Madya Memiliki pengalaman I Orang/


Bendungan Jurusan Teknik Operasi dan minimal 5 (lima) Tahun 10 Bulan
Sipil/Pengairan Pemeliharaan pada pekerjaan sejenis
Bendungan Tipe
Urukan

3. Ahli Hidrologi Sarjana / SI SKK Ahli Muda Memiliki pengalaman 1 Orang I


Jurusan Teknik Hidrologi minimal 5 (lima) Tahun 9 Bulan
Sipil/Pengairan pada pekerjaan sejenis

4. Ahli Sarjana / SI SKK Ahli Madya Memiliki pengalaman 1 Orang I


Hidromekanikal dan Jurusan Teknik Operasi dan minimal 3 (tiga) Tahun 9 Bulan
Elektrikal Mesin Pemeliharaan pada pekerjaan sejenis
Bendungan Tipe
Urukan

5. Ahli Sarjana / SI SKK Ahli Madya Memiliki pengalaman 1 Orang/


Instrumentasi Jurusan Teknik Operasi dan minimal 3 (tiga) Tahun 9 Bulan
Bendungan Sipil Pemeliharaan pada pekerjaan sejenis
Bendungan Tipe
Urukan

6. Ahli Geoteknik Sarjana /SI SKK Ahli Memiliki pengalaman 1 Orang I


Jurusan Teknik Madya Geologi minimal 3 (tiga) Tahun 9 Bulan
Geologi/Teknik pada pekerjaan sejenis
Sipil

17
Kualifikasi
Perkiraan Jum lah
Posisi Tingkat Org/B ulan
Keahlian Pengalam an
Pendidik an

7. Abli O&P Sarjana / SI SKKAhli Memiliki pengalaman I Orang/


Jurusan Teknik Madya Operasi minimal 3 (tiga) Tahun 10 Bulan
Si pil/Penga iran dan pada pekerjaan sejenis
Pemeliharaan
Bendungan Tipe
Urukan

8. Ahli Geodesi Sarjana / SI SKKAhli Memiliki pengalaman I Orang/


Jurusan Teknik Madya Sistem minimal 3 (tiga) Tahun 9 Bulan
Geodesi lnformasi pada pekerjaan sejenis
Geografis

9. Ahli K3 Sarjana / Sl SKK Ahli Muda Memiliki pengalaman 1 Orang/


Jurusan Teknik Keselamatan minimal 3 (tiga) Tabun 9 Bulan
Sipil/Pengairan Konstruksi pada pekerjaan sejenis

B. Sub Tenaga Ahli


I. Asisten Ahli Sarjana / SI Memiliki l Orang/
Bendungan Jurusan Teknik pengalaman 10 Bulan
Sipil/Pengairan minimal 3 (tiga)
Tabun pada
pekerjaan sejenis

2. Asisten Ahli Sarjana / SI Memiliki pengalaman l Orang/


O&P Jurusan Teknik minimal 3 (tiga) Tahun 10 Bulan
Sipil/Pengairan pada pekerjaan sejenis

3. Surveyor 03 Teknik Sipil/ SKT Juru Ukur/ Memiliki 2 Orang/


Topografi Geodesi Teknisi Survey pengalaman l Bulan
Pemetaan TS 004 minimal 3 (tiga)
Tahun pada
pekerjaan sejenis

4. Surveyor D3 Teknik SKT Juru Ukur/ Memiliki pengalaman l Orang/


Batimetri Sipil/Geodesi Teknisi Survey minimal 3 (tiga) Tahun l bulan
Pemetaan TS 004 pada pekerjaan sejenis

5.CAD SMK/STM Memiliki pengalaman I Orang/


Operator Sipil/Bangun minimal 3 (tiga) Tahun 6 Bulan
an Air pada pekerjaan sejenis

18
Kualifikasi
Perkiraan Jumlah
Posisi Tingkat Org/B ulan
Keahlian Pengalaman
Pendidikan

6.Tenaga SMK/STM Sipil 4


Orang/ Lapangan
l Bulan Pengukuran
Topografi
C. Sub Tenaga Penunjang
l .Administrasi dan S 1 / D3 Jurusan Pengalaman kerja 1
Orang/ Keuangan Ekonomi minimal 3 (tiga) tahun
10 Bulan
di bidang
administrasi dan atau
keuangan
2.Office Boy SMA/SMK I Orang/
10 Bulan

I. Tenaga Ahli
1) Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim disyaratkan seorang S2 (Jurusan Teknik Sipil atau Teknik
Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang telah telah
diakreditasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada pekerjaan
sejenis sekurang- kurangnya 5 (Lima) tahun dan pemah menjadi Ketua
Tim untuk pekerjaan sejenis minimal 2 (dua) kali, memiliki sertifikat
keahlian (SKK) Ahli Madya Operasi dan Pemeliharaan Bendungan
Tipe Urukan. Secara garis besar tugas dan tanggungjawab ketua tim,
adalah:
1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan
pekerjaan.
2. Melakukan koordinasi terhadap seluruh personil
pelaksanaan pekerjaan, serta melakukan monitoring terhadap teknis
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh seluruh Tenaga Ahli.
3. Secara aktif melakukan asistensi dengan Direksi Pekerjaan dan
Pihak
Pemberi Pekerjaan yang dilaksanakan secara berkala.
4. Bersama dengan tenaga ahli lainnya membuat metodologi dan
rencana kerja.
5. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengumpulan data
dan kunjungan lapangan serta wawancara dengan narasumber.

2) Ahli Bendungan (Dam Engineer)


Ahli Bendungan minimal seorang Sarjana Strata 1 (SI) Jurusan Teknik
Sipil atau Teknik Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau
yang telah diakrectitasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman
pada pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang
dilengkapi referensi kerja dari pengguna jasa/Pejabat Pembuat
Komitmen, memiliki sertifikat keahlian (SKK) Ahli Madya Operasi
dan Pemeliharaan Bendungan Tipe Urukan. Secara garis besar tugas dan
tanggungjawab tenaga ahli bendungan, adalah:

19
1. Bersama tenaga ahli lain, ikut serta dalam merencanakan konsep
Rencana Pengelolaan Bendungan.
2. Melakuk an kegiatan surv ey kondisi eksisting pada bendungan serta
melakukan analisa data pada bendungan serta mengidentifikasi
pelanggaran pada sempadan bendungan dan Menyusun tata Kawasan
bendungan.
3. Mendampingi Team Leader dalam rapat/diksusi dengan Direksi
Pekerjaan/Pemilik Pekerjaan yang berkaitan dengan bidang
bendungan.

3) Ahli Geoteknik (Geologist Specialist)


Sarjana di bidang Teknik Geologi / Teknik Sipil dengan pengalaman 3
(tiga) tahun pada pekerjaan sejenis, memiliki sertifikat keahlian
(SKK) Ahli Madya Geologi. Secara garis besar tugas dan
tanggungjawab tenaga ahli geoteknik, adalah:
1. Mengumpulkan studi-studi terdahulu terkait
Bendungan.
2. Melakukan kajian terkait geologi/geoteknik
Bendungan.
3. Merekomendasikan hasil kajian dan temuan
dilapangan
4. Menyusun anggaran atas kajian
geologi/geoteknik.

4) Ahli Hidrologi (Hydrologist)


Ahli Hidrologi minimal seorang Sarjana Strata 1 (SI) Jurusan Teknik
Sipil atau Teknik Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang
telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada
pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun yang dilengkapi
referensi kerja dari pengguna jasa/Pejabat Pembuat Komitmen,
memiliki sertifikat keahlian (SKK) Ahli Muda Hidrologi. Secara garis
besar tugas dan tanggungjawab tenaga ahli hidrologi, adalah:
1. Melakukan identifikasi dan evaluasi data studi terdahulu yang
berkaitan dengan analisi hidrologi dan hidrolika;
2. Melaksanakan analisa data hidrologi dan
hidrolika;
3. Melaksanakan survey dan inventarisasi data hidrologi dan hidrolika,
meliputi data hidro-klimatologi, data debit, peta topografi dan lain-
lain;
4. Menyiapkan dan mengkoordinir anggota tim dalam
melaksanakan survey lapngan hidrologi dan hidrometri;
5. Melakukan analisis hidrologi seperti analisis debit andalan, debit
kebutuhan, studi manfaat bendungan dan analisis debit banjir dan
studi optimasi dan simulasi pemanfaatan bendungan;
6. Melakukan kalibrasi hasil analisis hidrologi dan hidrolika dengan
data primer hasil pengukuran hidrometri di lapangan;
7. Bertanggungjawab menyusun laporan yang berkaitan dengan
tanggung jawabnya (laporan hidrologi, neraca air serta kualitas air)
serta memberikan masukan bagi tenaga ahli lainnya;
8. Mendampingi Team Leader dalam rapat/diskusi dengan
Direksi
20
Pekerjaan/P emilik Pekerjaan, yang berhubungan dengan bidan
g hidrologi.

5) Ahli HidromekanikaJ dan Ahli Elektrikal (Mechanical and Electrical


Specialist
)
Ahli Hidro Mekanikal dan Elektrikal minimal seorang Sarjana Strata l
(SI) Jurusan Teknik Mesin lulusan perguruan tinggi negeri atau yang
telah diakreditasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada
pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun yang dilengkapi
referensi kerja dari pengguna jasa/Pejabat Pembuat Komitmen,
memiliki sertifikat keahlian (SKK) Ahli Madya Operasi dan
Pemeliharaan Bendungan Tipe Urukan. Secara garis besar tugas dan
tanggungjawab tenaga ahli Hidromekanikal dan Elektrikal, adalah:
l. Menginventarisasi sarana dan prasarana hidromekanikal dan elektrikal
bendungan;
2. Melakukan Uji Operasi terkait dengan peralatan hidromekanikal dan
elektrikal bendungan;
3. Merekomendasi hasil perbaikan /usulan perbaikan, kebutuhan peraltan,
dan menganggarkan biaya peralatan hidromekanikal dan elektrikal
bendungan;
4. Membuat laporan yang diperlukan bersama Team Leader dan anggota
tim yang lain.

6) Ahli Instrumentasi Bendungan (DAM Instument Specialist)


Ahli Instrumentasi Bendungan disyaratkan seorang Sarjana Srata I (SI)
jurusan Teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi,
berpengalaman pada pekerjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun,
memiliki sertifikat keahlian (SKK) Ahli Madya Operasi dan Pemeliharaan
Bendungan Tipe Urukan. Secara garis besar tugas dan tanggungjawab
tenaga ahli Instrumentasi Bendungan, adalah:
1. Melakukan pengecekan dan pengetesan semua instrumen bendungan,
termasuk hidromekanikal;
2. Menyusun sistem operasi dan pemeliharaan semua instrumen
bendungan, termasuk hidromekanikal;
3. Menunjang perencanaan struktur dalam rancang bangun instrumentasi
bendungan dan bangunan penunjangnya;
4. Mengumpulkan data pengamatan instrumentasi bendungan;
5. Membuat rekomendasi hasil dari evaluasi pembacaan instrumentasi
jika ada gejala anomaly pada tubuh bendungan;
6. Membuat Japoran yang diperlukan bersama Team Leader dan anggota
tim yang lain;
7. Mendampingi Team Leader dalam rapat/diskusi dengan
Direksi
Pekerjaan/Pemilik Pekerjaan yang berkaitan dengan bidang

21
pengu ku ran instrumentasi bendungan.

7) Ahli Geodesi (Geodetic Specialist)


Ahli Geodesi disyaratkan seorang Sarjana Srata I (SI) jurusan Geodesi
lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
lulus ujian negara atau yang telah diakreditasi, berpengalaman pada
peke:rjaan sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, memiliki sertifikat
keahlian (SKK) Ahli Madya Sistem lnfonnasi Geografis. Secara garis
besar tugas dan tanggungjawab tenaga ahli Gcodesi, adalah:
8. Menyiapkan spesifikasi teknis pekerjaan pengukuran topografi,
tennasuk pengecekan alat;
9. Melaksanakan identifikasi dan evaluasi data studi terdahulu yang
berkaitan dengan data dan peta hasil pengukuran, khususnya titik-titik
tetap/ referensi terdekat yang ada di lapangan;
I 0. Menyiapkan dan mengkoordinir tim survey topografi dalam rangka
pekerjaan survey pemetaan topografi berikut penanggung jawab
peralatan penunjang pengukuran;
11. Menetapkan titik-titik batas areal pengukuran berdasarakan hasil
persetujuan dengan pihak Pemilik Pekerjaan;
12. Melakukan pemeriksaan dan pengecekan perhitungan dan analisis
pengolahan data pengukuran;
13. Bertanggung jawab dan melakukan pemeriksaan dan pengecekan
gambar peta hasil pengukuran topografi;
14. Bertanggung jawab menyusun Laporan Topografi dan Sedimentasi
yang di lengkapi dengan Buku Deskripsi Bench Mark & Foto serta
memberikan masukan bagi tenaga ahli lainnya;
15. Mendampingi Team Leader dalam rapat/diskusi dengan Direksi
Pekerjaan/Pemilik Pekerjaan yang berkaitan dengan bidang
pengukuran topografi.

8) Ahli OP Bendungan
Ahli OP minimal seorang Sarjana Strata 1 (SI) Jurusan Teknik Sipil atau
Teknik Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang telah
diakreditasi oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada pekerjaan
sejenis sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, memiliki sertifikat keahlian
(SKK) Ahli Madya Operasi dan Pemeliharaan Bendungan Tipe Urukan.
Secara garis besar tugas dan tanggungjawab tenaga ahli OP Bendungan,
adalah:
l. Meugumpulkan data yang berkaitan dengan O&P sistem
operasional.
2. Menganalisa kondisi dan problem yang berkaitan dengan O&P sistem
operasional.
3. Merumuskan rencana perbaikan dan peningkatan (improvement)
kinerja
O&P operasional.
4. Memberikan masukan atau rekomendasi berkaitan dengan
bendungan
22
dalam kaitann ya untuk peningkatan dan kemudahan O&P.
5. Berkoordinasi dengan ahli lain mengenai data yan g berhubun
gan perencanaan stru ktur dan stabilitas bendun gan .
6. M empersiapkan spesifikasi tekn is untuk menghitung RA
B.
7. Bertanggun g jawab dalam penyu sun an AKN OP Bendun gan
dan manual OP Bendun gan.
8. M endampingi Team Leader dalam rapat/diskusi dengan Direksi
Pekerjaan/Pernilik Pekerjaan.

9) Ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan


Kerja)
Ahli K3 minimal seorang Sarjana Strata 1 (SI) Jurusan Teknik Sipil atau
Teknik Pengairan lulusan perguruan tinggi negeri atau yang telah diakreditasi
oleh instansi yang berwenang, berpengalaman pada pekerjaan sejenis
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, memiliki sertifikat keahlian (SKK) Ahli
Muda Keselamatan Konstruksi. Secara garis besar tugas dan tanggungjawab
tenaga ahli OP Bendungan, adalah :
I. Mengidentifikasi dan memetakan potensi bahaya yang mungkin terjadi
di lingkungan kerja. Hal ini termasuk membuat tingkatan dampak
dari bahaya (impact) dan kemungkinan terjadinya bahaya tersebut
(probability).
2. Membuat rencana program keselamatan dan kesehatan kerja yang
meliputi upaya preventif dan upaya korektif. Upaya preventif
bertujuan untuk mengurangi terjadinya bahaya atau kecelakaan di
lingkungan kerja. Upaya korektifbertujuan untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di lingkungan kerja.
3. Membuat dan memelihara dokumen terkait kesehatan dan keselamatan
kerja. Dokumentasi yang baik termasuk faktor penting dalam mencegah
dan menanggulangi bahaya. Hal ini termasuk merancang prosedur baku
dan memelihara barang atau catatan terkait kesehatan dan keselamatan
kerja.
4. Mengevaluasi insiden kecelakaan yang mungkin terjadi, serta
menganalisis akar masalah termasuk tindakan preventif dan korektif
yang diambil.
5. Ikut serta dalam kegiatan survey serta kegiatan lainnya yang
terkait.
6. Bertanggung jawab terhadap laporan, gambar dan dokumen
terkait.
II. Tenaga Sub Profesional
Tenaga Profesional untuk mendukung pekerjaan ini terdiri dari :
a. Asisten Ahli Bendungan ( l orang)
b. Asisten Ahli OP Bendungan (1
orang)
c. Surveyor Bathymetri ( I orang)
d. Surveyor Topografi (2 orang)
e. Operator Draftman/CAD (1
Orang)
f. Tenaga Lokal Topografi (4 orang)
HI. Tenaga Penunjang
Tenaga Penunjang untuk mendukung pekerjaan ini sebanyak, terdiri
dari:
a. Administrasi & Keuangan (1
Orang)
23
b. Office Boy ( 1
18. Laporan Orang)

Konsultan hams menyerahkan kepada Pengguna Jasa laporan-laporan


tersebut pada angka 12 keluaran yang dihasilkan dalam bentuk hard copy
sebanyak 5 rangkap/eksemplar (lihat pada lampiran) dan dalam bentuk
softcopy file yang disimpan di dalam sebuah hard disk drive (HOD), dan
untuk keperluan evaluasi pelaksanaan pekerjaan, konsultan juga hams membuat
dan menyerahkan laporan sebagai berikut:
a. Laporan Program Mutu
Draft Laporan Program Mutu dibuat sebanyak 5 (Lima) eksemplar,
diserahkan kepada Pengguna Jasa selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
sesudah SPMK diterbitkan. Draft Laporan Program Mutu dibahas dengan
direksi pekerjaan untuk memperoleh masukan dan persetujuan. Isi Laporan
program Mutu harus mengikuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor
10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi. Laporan Program Mutu yang telah diperbaiki diserahkan kepada
direksi pekerjaan/Pengguna Jasa sebanyak 5 (lima) rangkap.
b. Laporan Pendahuluan (Inception
Report)
Laporan Pendahuluan memuat:
I). Rencana kerja penyedia jasa
menyeluruh,
2). Jadwal penugasan personil dan
peralatan,
3). Jadwal kegiatan,
4). Hasil pengumpulan data dan hasil orientasi
lapangan,
5). Identifikasi permasalahan dan rencana pemecahan
masalah. Dan hal lain yang perlu dilaporakan
Laporan diserahkan kapada direksi pekerjaan setelah konsultan
melakukan orientasi lapangan dan melakukan pengumpulan data, selambat-
lambatnya I (satu) bulan setelah SPMK diterbitkan. Draft laporan
pendahuluan dibuat rangkap 5 (lima) untuk dibahas didalam rapat
dengan direksi pekerjaan. Setelab laporan diperbaiki sesuai saran rapat,
laporan diserabkan kepada direksi pekerjaan sebanyak 5 (lima) rangkap, dan
kemudian dijadikan panduan dalam melaksanakan kegiatan studi dan
mengikat untuk dipenuhi pada Laporan Akhir. Laporan maksimal hams
diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK.
c. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan memuat: tentang uraian pekerjaan pada bulan yang
bersangkutan meliputi progress pekerjaan dan deviasinya. Aktivitas-
aktivitas yang telah dilaksanakan, serta permasalahan yang dihadapi. Selain
itu laporan ini juga sudah harus menguraikan tentang rencana kerja bulan
berikutnya. Laporan harus diserahkan maksimal tanggal 5 setiap bulannya
sebanyak 5 (Lima) buku laporan.
d. Laporan Antara (Interim
Report)
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan :
kemajuan pekerjaan, basil survey dan penyelidikan serta analisis dan
metode analisis, perencanaan pendahuluan dan program kerja
selanjutnya Laporan harus
24
diserahkan selambat-lambatnya pada minggu terakhir bulan ke 5 (Lima) sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan untuk didiskusikan dan
sebanyak 5 (lima) buku laporan yang sudah diperbaiki berdasarkan
hasil diskusi.
e. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)
Satu bulan sebelum berakhirnya kontrak, Konsultan harus
menyerahkan Konsep Laporan Akhir yang terdiri dari Japoran-laporan
yang tersebut pada angka 12 "Keluaran Yang Dihasilkan" dan laporan
kemajuan pekerjaan bulan terakhir sebanyak 5 rangkap ditambab file
dalam bentuk soft copy yang disimpan di HDD. yang memuat tentang
kemajuan pekerjaan, keuangan, dan kesirnpulan penting untuk dibahas di
dalam rapat bersama dengan Direksi Pekerjaan dan instansi terkait.
f. Laporan Akhir (Final
Report)
Laporan Akhir terdiri dari laporan-laporan yang tersebut pada angka 12
"Keluaran Yang Dihasilkan" tersebut di atas dan laporan kemajuan
pekerjaan bulan terakhir yang telab diperbaiki sesuai dengan basil rapat
bersama. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir kontrak
pekerjaan sesuai Kontrak dibuat dalam rangkap l O (sepuluh).

g. Laporan Penunjang
Laporan Penunjang, terdiri dari
:
I. Laporan Pemeriksaan Lapangan dan Uji
Operasi
2. Laporan Evaluasi
Instrumentasi
3. Laporan Investigasi
Geoteknik
4. Laporan Analisis
Hidrologi
5. Laporan Analisis
Teknik
6. Laporan Evaluasi Pedoman OP dan Rencana Tindak Darurat
(RTD)
7. Laporan Pengukuran Tampungan
Waduk
8. Laporan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan
(AKNOP) Bendungan
9. Buku Ukur
10. Album
Gambar
Jumlab laporan yang diserahkan masing-masing sebanyak 3 (tiga)
buku kecuali Laporan Manual OP Bendungan (termasuk pola operasi dan
RTOW)
sebanyak 10 (sepulub) buku.
19. Produksi Dalam Negeri Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
hams dilakukan di dalam wilayab Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
20. AIih Pengetahuan
Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengadakan pelatihan, kursus singkat,
diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam
rangka alib pengetahuan kepada staf/petugas dari Pemilik Pekerjaan.
25
21. Lain-Lain
1) Penerapan SMK3
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Undang-
undang Ketenaga Kerjaan yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi mengenai penerapan SMK3 (Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja) bidang layanan jasa
konstruksi, maka diwajibkan bagi penyedia jasa yang melaksanakan
pekerjaan mengikuti JAMSOSTEK (BPJS Ketenagakerjaan).
2) Hal-hal lain
yang belum tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja ini dan
sifatnya mengikat akan berpedoman pada Dokumen Lelang, SNI/SK-SNI,
pedoman dan pensyaratan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dan
persyaratan teknis yang umum berlaku di Indonesia saat ini, namun
dalam pelaksanaannya diperlukan fleksibilitas yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan.

Surabaya, 30 Oktober 2023


· uat Komitmen
us,s, ·liharaan SDA V

ST.MT.
01503 2 003

26

Anda mungkin juga menyukai