PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
2.1.1 Umum
B.2 - 1
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Pada dasarnya, bendungan tidak boleh runtuh bahkan pada keadaan yang paling
kritis sekalipun, terutama karena bendungan memiliki potensi resiko yang tidak
diinginkan dan setiap keruntuhan bendungan tidak akan dapat diterima oleh
masyarakat yang tinggal di sebelah hilir bendungan tersebut.
B.2 - 2
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan dan sesuai
dengan ketetapan personil pada Kerangka Acuan Kerja. Untuk memperlancar
tugas, pelaksanaan pekerjaan akan didukung oleh fasilitas penunjang berupa
peralatan yang memadai dan sistem kerja yang seefisien mungkin.
Untuk memenuhi maksud dan tujuan seperti yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja serta dapat mendukung proses studi sehingga didapatkan suatu hasil
yang optimal maka konsultan mencoba menguraikan pendekatan umum tentang
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini, antara lain :
B.2 - 3
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
e. Perlu adanya organisasi pelaksanaan yang sederhana dan efisien agar dapat
memudahkan koordinasi masukan-masukan dari setiap disiplin ilmu dan
hubungan kerja personil.
f. Sistem Pelaksanaan
Dalam rangka melaksanakan pekerjaan ini diperlukan suatu program kerja
yang sistematis dan terarah agar kelancaran pelaksanaan pekerjaan dapat
terjamin.
B.2 - 4
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Tahap 7 : Instrumentasi
Tahap 8 : Hidrologi, Kualitas Air, dan Banjir Desain
Tahap 9 : Sistem OP dan RTD
Tahap 10 : Kajian Evaluasi Keamanan Bendungan
B.2 - 5
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 6
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 7
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 8
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 9
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 10
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
1. Pemeriksaan Visual
Inspeksi Visual, yaitu inspeksi yang dilakukan secara visual pada obyek
inpeksi yang berada di permukaan tanah dan air, seperti permukaan
bendungan, bangunan pelengkap, tebing tumpuan dan tebing
Bendungan, peralatan hidromekanikal dan lain sebagainya yang
mencakup hal-hal sebagai berikut :
(a) Bendungan Urugan, harus diperiksa terhadap: retakan, bocoran,
basahan, mats air, lubang benam, kejadian erosi buluh, gerusan,
abrasi, tumbuhnya tanaman yang berlebihan, kelurusan puncak,
tonjolan atau amblesan lereng dan berem, Hang binatang,
kemerosotan mute riprap maupun bahan pelindung lereng lainnya
dan lain sebagainya.
B.2 - 11
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 12
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 13
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 14
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 15
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 16
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
(iii). Bendungan
Cekungan Bendungan, walaupun tidak secara langsung
mempengaruhi kestabilan bendungan, harus diperiksa berkaitan
dengan pengoperasian bendungan dan Bendungan yang aman.
Daerah sekitar Bendungan harus diperiksa apakah terdapat
indikasi persoalan yang akan berpengaruh pada pada keamanan
bendungan dan Bendungan. Bentuk-bentuk permukaan tanah dan
struktur geologi regional harus dinilai. Daerah-daerah yang
mengandung mineral, batubara, gas, minyak, dan pengambilan air
tanah harus diperiksa. Daerah tersebut harus diperiksa apakah
terdapat indikasi terjadinya amblesan (subsidence), seperti lubang
benam, parit-parit, dan penurunan badan jalan dan bangunan.
Reaksi dari bangunan-bangunan lain dengan formasi sama dapat
memberikan informasi akan perilaku yang mungkin terjadi pada
bendungan dan bangunan-bangunan pelengkapnya.
B.2 - 17
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 18
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 19
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Efek dari curah hujan yang tinggi pada longsoran yang sudah
ada maupun yang potensial sepanjang jalan masuk harus
dievaiuasi, demikian juga pada lerenglereng sepanjang saluran
intake dan saluran air buri (tailwater) untuk menentukan
apakah berpengaruh buruk pada karakateristik kapasitas aliran
pada bangunan pelimpah maupun bangunan-bangunan
pengeluaran atau tidak. Lereng-lereng diatas jalan masuk dan
bangunan-bangunan pengendali yang apabila iongsor akan
menyebabkan terhalangnya jalan masuk ketempat
pengoperasian maupun menghalangi pengoperasian fasilitas
tersebut harus diperiksa.
B.2 - 20
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
3. Pemeriksaan Khusus
Meliputi:
B.2 - 21
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 22
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 23
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 24
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
perlu pula dibuat deskripsi dari kedua jenis titik ikat yang memuat
sketsa lokasi dimana titik ikat tersebut dipasang dan dilengkapi
dengan nilai koordinat maupun elevasinya.
Ukuran BM, CP dan Patok Kayu yang dipasang adàlah :
Benchmark (BM) ukuran 20x20x100 cm.
Control Point (CP) ukuran 10x10x80 cm.
Tiap BM dipasang baut di atasnya dan diberi tanda silang
sebagai titik X, Y, Z nya Sedangkan identifikasi nomor dibuat
pada permukaan salah satu sisinya.
BM dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di
atas tanah setinggi ± 25 cm.
Patok kayu dibuat dari bahan yang kuat ditanam sedalam 30
cm, dicat merah dan dipasang paku di atasnya serta diberi kode
dan nomor yang teratur sesuai petunjuk Direksi.
CP dipasang agar kelihatan satu sama lainnya dengan BM
karena akan digunakan untuk titik target pengamatan azimuth
matahari dan untuk memudahkan pengecekan sudut jurusan
pada titik tersebut.
Setiap BM dan CP, harus di beri nomor kode yang teratur
sesuai petunjuk Direksi.
Pen kuningan
Ø6 cm
20
Nomor titik
65
Dicor beton
75
20
Beton 1:2:3
15
10
20
Pasir dipadatkan
20
40
B.2 - 25
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 26
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
d1 d2
A 1 d3
jarak AB = d1 + d2 + d3
2 B
B.2 - 27
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
AB
β B
AC
dimana :
β = sudut mendatar
AC = bacaan skala horisontal ke target kiri
AB = bacaan skala horisontal ke target kanan.
Pembacaan sudut jurusan dilakukan dalam posisi teropong
biasa dan luar biasa. Spesifikasi teknis pengukuran poligon
adalah sebagai berikut:
jarak antara titik-titik poligon adalah 50 meter
alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2
alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100 meter
jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2)
selisih sudut antara dua pembacaan 5” (lima detik)
ketelitian jarak linear (K1)
c. Pengamatan Azimuth Astronomis
B.2 - 28
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
atau
M T M
dimana :
T = azimuth ke target
M = azimuth pusat matahari
T = bacaan jurusan mendatar ke target
M = bacaan jurusan mendatar ke matahari
β = sudut mendatar antara jurusan ke matahari
dengan jurusan ke target.
Pengukuran azimuth matahari dilakukan pada jalur poligon
utama terhadap patok terdekat dengan titik pengamatan
pada salah satu patok yang lain.
Matahari
T M
M
T
B.2 - 29
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Slag 2
Slag 1
m2
m1
Bidang referensi
D D
B.2 - 30
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
T 8 D mm
e. Pengukuran Levelling
Pengukuran levelling dimaksudkan untuk menentukan
ketinggian titik-titik poligon dan ketinggian patok poligon,
BM, dan patok poligon cabang, sehingga dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
Levelling Poligon Utama
Levelling Poligon Cabang.
Levelling Poligon Utama
Pengukuran levelling poligon utama harus dilaksanakan
dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Pengukuran levelling poligon harus dilakukan dengan
menggunakan alat Waterpass automatis seperti Wild
NAK.2 atau Ni.2 atau yang sederajat ketelitiannya.
b. Pengukuran levelling harus dilakukan dengan sistem
pengukuran “double-stand” atau sistem “pulang pergi”.
B.2 - 31
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 32
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 33
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 34
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dimana :
A = azimuth matahari
Q = lintang pengamatan (dari peta topografi)
= deklinasi matahari (dari almanak matahari)
h = sudut miring ke matahari (dari hasil
pengukuran).
Perhitungan sudut tegak (sudut miring / zenith)
Sudut tegak yang digunakan dalam hitungan diberi
koreksi sebagai berikut, salah indeks (i) dari alat ukur,
koreksi ini diperoleh melalui pengecekan alat ukur
atau kalibrasi alat
B.2 - 35
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dimana :
rm = sudut refraksi normal pada tekanan
udara 760 mm.Hg, temperatur 0OC dan
kelembaban nisbi 60%. Harga rm dapat
dicari dari Tabel VI pada Buku Almanak
Matahari
p
cp = , dengan p adalah tekanan udara
760
dalam mm.Hg. Bila tekanan udara tidak
diukur, tetapi tinggi tempat pengamatan
diketahui dari dari peta topografi, maka
harga cp dapat dicari dari Tabel VIIa
Almanak Matahari
283
ct = , dengan t adalah temperatur
273 t
udara dalam 0OC. (harga ct dapat dicari dari
Tabel VIII pada Buku Almanak Matahari)
p pH . Cos hn atau
p pH . Sin Z n
B.2 - 36
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
P
12
β1
A1 23
βA B
P dPA d12 d23
dA1
A 2
B.2 - 37
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
3 Gambar B.2 - 10
4
Bentuk Geometris Poligon Tertutup Dengan Sudut Dalam
4 3
Gambar B.2 - 11
Bentuk Geometris Poligon Tertutup Dengan Sudut Luar
B.2 - 38
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
d d
x x . fx y y . fy
d d
8. Menghitung koordinat yang benar :
X X X'
Y Y Y'
fx 2 fy 2
SL
d
B.2 - 39
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
atau
d 100 . BA BB
T 10 d
dimana :
T = toleransi
10 = angka yang menyatakan tingkat
ketelitian (mm)
d = jarak total pengukuran (Km).
e) Dari salah penutup beda tinggi tiap kring, koreksi
dapat dibagikan ke beda tinggi tiap seksi dengan cara
konvensional, tanda koreksi (+ atau -) adalah
kebalikan dari tanda salah penutup.
f) Elevasi titik-titik pada tiap-tiap seksi diantara titik-
titik simpul tersebut diperoleh dari perhitungan
B.2 - 40
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Sin 2h
Hitungan beda tinggi (∆H) dari tempat berdiri alat ke
titik detail dihitung dengan rumus :
B.2 - 41
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 42
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 43
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
gambar layak untuk dicetak dan disetujui pihak direksi dan siap
untuk dilakukan pekerjaan selanjutnya oleh tim perencana.
B.2 - 44
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 45
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Pengukuran Bathimetri
B.2 - 46
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 47
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 48
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 49
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Mulai
Persiapan Alat
Echo sounder + kelengkapannya
Transducer + kelengkapannya
Perahu survei + GPS
Peralatan barcheck
Pemasangan Paillschaal
Penetapan BM
Barcheck
Perhitungan
Tidak Kontrol
Perhitungan
Ya
Selesai
B.2 - 50
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
i) Erosivitas Hujan
Erosi lempeng sangat tergantung dari sifat hujan yang jatuh dan
ketahanan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan serta sifat
gerakan aliran air di atas permukaan tanah sebagai limpasan
permukaan. Untuk menghitung besarnya indeks erosivitas hujan
digunakan rumus empiris sebagai berikut :
E I 30 = E x I 30 x 10 -2
E = 14,374 R 1,075
R
I 30
77,178 1,010 R
dengan :
B.2 - 51
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 52
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 53
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 54
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
E - pot = R x K x LS x A
dengan :
E-pot = Erosi potensial ( ton/tahun )
R = Indeks erosivitas hujan
K = Erodibilitas tanah
LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng
A = Luas daerah aliran sungai (Ha)
B.2 - 55
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 56
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 57
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Tabel B.2 - 2 Koefisien Lempung (Wc), lanau (Wm) dan pasir (Wp)
Tipe operasi Berat Jenis Awal (kg/m3)
Wc Wm Wp
I 416 1120 1150
II 561 1140 1150
III 641 1150 1150
IV 961 1170 1150
Untuk mengetahui berat jenis sedimen terendap setelah T tahun,
dapat dihitung dengan menggunakan rumus Miller (1953),
sebagai berikut:
WT W1 0.4343.K .
T
ln T 1
T 1
dimana :
WT = berat volume rata-rata setelah operasi Bendungan T
tahun
W1 = berat volume awal
K = konstanta berdasarkan tipe operasi Bendungan dan
ukuran sedimen
B.2 - 58
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 59
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 60
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
S Ady K.apdy
y0 H
0 y0
B.2 - 61
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
ap = Luasan relatif
dy = pertambahan kedalaman
Modifikasi dan pengembangan Metode Area Reduction dengan
Metode Moody disebut dengan Moody’s Modification – Area
Reduction Method, atau biasa disebut dengan metode
Modification – Area Reduction.
Dengan mengintegralkan persamaan dasar diatas, dan
menyederhanakannya maka didapatkan persamaan :
dimana :
1 v0 S V0
a0 H . A0
S V ( pH )
h1 ( p)
H . A( pH )
menguraikan persamaan tersebut untuk berbagai kondisi
elevasi, yaitu :
l v( p )
h( p )
a( p)
dimana :
V(pH) = Volume Bendungan mula-mula pada kondisi
elevasi
B.2 - 62
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 63
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 64
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 65
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
2.1.5.6 Instrumentasi
Periksa kondisi dan fungsi instrumentasi dengan melakukan pembacaan
secara langsung dan/atau lakukan kajian/evaluasi terhadap serf data
pemantauan yang ada. Periksa dan pastikan alat-alat hidrologi, system
pemantau jarak jauh Berta peralatan komunikasinya semua berfungsi
baik. Dokumentasi dan evaluasi terhadap data hasil pemantauannya.
Kaji laporan analisis hujan dan banjir desain yang ada dan kreteria
desain yang digunakan, lakukan analisis hujan dan banjir desain dan
penelusuran banjir berdasar data mutakhir, periksa kecukupan
pelimpah, tinggi jagaan, pola operasi, potensi bencana didaerah hilir
bila terjadi keruntuhan bendungan, dan lain - lain. Disamping aspek
diatas diperlukan pengujian terhadap kondisi kualitas air waduk /
bendungan melalui uji laboratorium.
2.1.5.7.1 Analisa Hidrologi
B.2 - 66
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 67
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 68
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
S 0 0
k
S Yi Y
k
dengan k = 1,2,3,...,n
i 1
n
Y Y
2
S i
S
k
k
D 2y
i 1
Dy n
nilai statistik Q dan R
Q= maks S k ; 0 k n
R= maks S
k - min S k
0kn 0kn
Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai
Q/n dan R/n. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan
nilai Q/n syarat dan R/n syarat, jika lebih kecil maka data
masih dalam batasan konsisten.
Tabel B.2 - 7 Nilai Q/n0.5 dan R/n0.5
Q/n0.5 R/n0.5
n 90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.10 1.22 1.42 1.34 1.43 1.60
30 1.12 1.24 1.48 1.40 1.50 1.70
40 1.31 1.27 1.52 1.44 1.55 1.78
B.2 - 69
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Nilai Rata-Rata
n
X
i =1
i
X=
n
dengan :
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Standar Deviasi
X
n
2
i -X
i=l
Sd =
n -1
dengan:
Sd = standar deviasi
X = nilai rata-rata
Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Koefisien Skewness
n
n
(Xi - X) 3
(n - 1) (n - 2) i = l
Cs =
Sd 3
dengan :
Cs = Koefisien Skewness
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
B.2 - 70
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
n = Banyaknya Data
Koefisien Kurtosis
n
Xi - X
4
n2
i=l
Ck =
(n - 1) (n - 2) (n - 3) Sd 4
dengan :
Ck = Koeffisien Kortusis
Sd = Standar Deviasi
X = Nilai Rata-Rata
Xi = Nilai Varian ke i
n = Banyaknya Data
Untuk menentukan metode yang sesuai, maka terlebih dahulu
harus dihitung besarnya parameter statistik yaitu koefisien
kemencengan (skewness) atau Cs, dan koefisien kepuncakan
(kurtosis) atau Ck.
Distribusi Normal
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetrisnya (skewness)
hampir sama dengan nol (Cs 0 atau -0.05 < Cs < 0.05)
dengan nilai kurtosis (Ck) = 2.7 < Cs < 3.0.
Distribusi Gumbel
Memiliki sifat khas yaitu nilai asimetisnya (skewness) Cs
1,1396 dan nilai kurtosisnya Ck 5,4002.
B.2 - 71
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
- 0.05 < Cs < 0.05 0.998 < 1.1395 tidak ada batasan
tidak memenuhi tidak memenuhi memenuhi
2.7 < Ck < 3.3 3.701 < 5.4 tidak ada batasan
tidak memenuhi tidak memenuhi memenuhi
Sumber : Harto, 1993:245
Log X
i=l
i
Log X =
n
Standar Deviasi :
log X
n
2
i log X
Sd i 1
n 1
Koefisien Skewness :
n
n ( log X - log X i )3
i = l
Cs =
(n - 1) (n - 2) . ( Sd ') 3
dengan :
Log X = nilai rata-rata
Log Xi = nilai varian ke i
n = banyaknya data
Sd = standar deviasi
Cs = koefisien Skewness
B.2 - 72
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Log Xt = log X + G . Sd
dengan :
P = Probabilitas (%)
m = nomor urut data dari seri yang telah disusun
n = banyaknya data
B.2 - 73
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
K = 1 + 3,22 log n
dengan :
OF = nilai yang diamati (observed frequency)
EF = nilai yang diharapkan (expected frequency)
k = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data
Urutan pemeriksaan kesesuaian distribusi ini adalah
sebagai berikut :
a) Data diurutkan dari nilai terbesar ke nilai terkecil atau
sebaliknya
b) Data pengamatan dikelompokkan menjadi beberapa
kelas interval ”k”
B.2 - 74
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 75
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dk derajat kepercayaan
0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025 0.01 0.005
1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024 6.635 7.879
2 0.0100 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378 9.210 10.597
3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348 11.345 12.838
4 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143 13.277 14.860
5 0.412 0.554 0.831 1.145 11.070 12.832 15.086 16.750
B.2 - 76
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
.
Catatan : Xn-m dan Sn-m adalah mean atau nilai rata-rata dan simpangan
baku yang dihitung dengan membuang data, sementara Xn dan
Sn dihitung tanpa membuang data hujan maksimum.
B.2 - 77
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 78
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Durasi hujan
4 8 13 17 21 25 33 50 67 83 100
(%)
Persentase
curah hujan 32 44 52 60 65 68 75 87 92 96 100
(%)
B.2 - 79
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 80
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Durasi (jam)
B.2 - 81
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
44
Curah hujan dalam (%)
40
30
20 16
6 7 8 7
10 2 2 2 2 2 2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Distribusi hujan dalam jam
Gambar B.2 - 19 Distribusi Hujan dengan Durasi 12 Jam dalam Bentuk Genta
B.2 - 82
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dimana :
fo = kapasitas infiltrasi permulaan yang
tergantung dari hujan sebelumnya, dapat diperkirakan
50 – 80% dari curah hujan total
fc = harga akhir dari infiltrasi
fp = kapasitas infiltrasi pada waktu t ( mm )
k = konstanta yang tergantung tekstur tanah
t = waktu sejak hujan mulai
B.2 - 83
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 84
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dengan :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
Ro = Hujan satuan (mm)
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan
sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan
debit, dari puncak sampai 30% dari debit
puncak
A = Luas daerah pengaliran sampai outlet
Untuk menentukan Tp dan T0,3 digunakan pendekatan
rumus sebagai berikut :
Tp = tg + 0,8 tr
T0,3 = tg
tr = 0,5 tg sampai tg
tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit
puncak banjir (jam). tg dihitung dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Sungai dengan panjang alur L 15 km :
tg = 0,4 + 0,058 L
- Sungai dengan panjang alur L 15 km :
tg =0,21 L0,7
dengan :
tr = Satuan Waktu hujan (jam)
B.2 - 85
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
i
tr t
0.8 tr tg
(m3/dt/mm
Q
0,32Q
0,3.Qp p
t
(jam)
Tp T0,3 1,5T0,3
dengan,
Q(t) = Limpasan sebelum mencari
debit puncak (m3)
T= Waktu (jam)
2. Pada kurva turun (decreasing limb)
a. Selang nilai : 0 t (Tp+T0,3)
( t Tp)
T 0 ,3
Q( t ) Qp . 0,3
b. Selang nilai :
(Tp+T0,3) t (Tp+T0,3+1,5T0,3)
B.2 - 86
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
( t T p 0,5 T 0 ,3 )
1,5T0 ,3
Q(t ) Qp 0,3
c. Selang nilai : t > (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
t Tp 1,5T0 , 3
2, 0.T
Q(t) = Qp . 0,3 0,3
dengan :
Qk = Debit Banjir pada jam ke - k
Ui = Ordinat hidrograf satuan
(I = 1, 2, 3 ...... .n)
Pn = Hujan netto dalam waktu yang berurutan (n
= 1,2,..n)
Bf = Aliran dasar (base flow)
Sebagai kontrol untuk hidrograf satuan sintetis
Nakayasu, nilai total volume tampungan hidrograf
dibanding luas daerah pengaliran yang menghasilkan
hujan netto dengan nilai sama dengan 1 (satu). Persamaan
control hidrograf adalah sebagai berikut:
n
Qn1 Qn
V
n 1 2
.t
Ro
V 1
A
dengan :
∑∆V = total volume tampungan hidrograf satuan
(m3)
Qn, Qn+1 = unit hidrograf satuan (n = 1,2,..n) (m3/dt)
∆t = interval waktu unit hidrograf (dt)
Ro = hujan netto (mm)
A = luas daerah pengaliran (km2)
B.2 - 87
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
1. Waktu Naik, TR
3
L
TR = 0,43 + 1,0665 SIM + 1,2775
100 SF
2. Debit puncak, QP
QP = 0,1836 x A0,5886 x JN0,2381 / TR0,4008
3. Waktu dasar, TB
TB = 27,4132 x TR0,4157 x SN0,7344 x RUA0,2574 / S0,0986
4. Koefisien Tampung, K
K = 0,5617 x A0,1798 x D0,0452 / S0,1446 / SF1,0897
Qp
TR TB
Gambar B.2 - 21 Hidrograf Satuan Sintetik Gamma - 1
dimana :
TR = waktu naik hidrograf (jam)
L = panjang sungai utama (km)
SF = faktor sumber
SIM = faktor simetri
QP = debit puncak hidrograf (m3/jam)
A = luas DAS (km2)
JN = jumlah pertemuan sungai semua pangsa
TB = waktu dasar hidrograf (jam)
SN = frekuensi sumber
RUA = faktor luas DAS hulu
B.2 - 88
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dimana :
= indeks infiltrasi, dalam mm/jam
A = luas DPS dalam km2
SN = frekuensi sumber, tidak berdimensi
dimana :
QB = aliran dasar (m3/dt)
A = luas DPS (km2)
D = kerapatan jaringan sungai (km/km2)
B.2 - 89
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
berikut:
q1 q1.R1 - - - B Q1
q2 q2.R1 q1.R2 - - B Q2
q3 q3.R1 q2.R2 … - B Q3
q4 q4.R1 q3.R2 … q1.Rm B Q4
q5 q5.R1 q4.R2 … q2.Rm B Q5
…. …. q5.R2 … q3.Rm B Qn
qn qn.R1 … … q4.Rm B Qn + 1
qn.R2 … q5.Rm B Qn + 2
… … B Qn +3
… qn.Rm B Qn + m -1
B.2 - 90
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
dengan :
B.2 - 91
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 92
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 93
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 94
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 95
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Program ArcGIS
Peta sebaran kualitas air dibuat dengan programArcGIS
9.3. dengan menggunakan tool Kriging.
Langkah-langkah pembuatan peta indeks kekeringan
pada program ArcGIS 9.3 dengan metode Kriging adalah
sebagai berikut :
a. Buka program ArcMap, kemudian pilih lembar
kerja baru.
B.2 - 96
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 97
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 98
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
- Beri nama pada Field baru sesuai nama hasil uji tes
kualitas air, dan masukkan nilai hasil uji test sesuai
titik sample.
B.2 - 99
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 100
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 101
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 102
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Analisa Struktur
i) Stabilitas Geser
Keamanan terhadap gaya geser diformulasikan sebagai
berikut :
f * V U c * A
SF SF
H
dimana :
SF = Faktor keamanan
f = Koefisien gesekan, disajikan pada Tabel VI-2
V = Resultan gaya vertikal yang ditinjau terhadap
bidang geser (ton)
U = Resultan gaya uplift yang ditinjau terhadap
bidang geser (ton)
H = Resultan gaya horisontal yang ditinjau
terhadap bidang geser (ton)
c = Kekuatan geser bahan (ton/m2); untuk beton
dapat diambil 1100 kN/m2 = 110 ton/m2
A = Luas dasar yang ditinjau (m2)
B.2 - 103
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 104
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B V 6* Me
e , maka : qmaks,min qall
6 L * B L * B2
2. Daya dukung pada keadaan terjadi tegangan tarik
pada dasar pondasi atau harga :
B 2 *V
e , maka : q maks q all
6 L* X
dengan :
e = Eksentrisitas resultan gaya yang bekerja dari
as bidang bangunan (m)
d = Jarak resultan gaya terhadap titik yang
ditinjau (m)
B = Lebar dasar bangunan (m)
V = Resultan gaya vertikal yang bekerja (ton)
L = Panjang bangunan (m)
Me = V*e (m)
X = 3*d
q = Daya dukung tanah yang terjadi (ton/m2)
qall = Daya dukung tanah yang diijinkan (ton/m2)
B.2 - 105
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 106
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
C. Metode Pengujian
Dalam pelaksanaannya, sejumlah prosedur
pengujianlapangan telah dilaksanakan untuk dapat
menarik sebuah kesimpulan mengenai nilai kuat tekan
dan kualitas beton pada bangunan tersebut. Metode
pengujian yang digunakan adalah Non-Destrutive Test
(NDT) dengan menggunakan peralatan hammer.
B.2 - 107
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 108
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 109
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 110
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
k = ....................
Dimana :
k = koefisien filtrasi yang telah dimodifisir
(m³/dt)
kv = koefisien filtrasi vertikal (m³/dt)
kh = koefisien filtrasi horizontal (m³/dt)
Sedangkan untuk memperkirakan besarnya kapasitas
filtrasi yang mengalir melalui tubuh dan pondasi
bendungan yang didasarkan pada jaringan trayektori
aliran filtrasi, dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Qf = ..... x k x H x L
Dimana :
Qf = Kapasitas rembesan (m³/dt)
Nf = angka pembagi dari garis trayektori aliran
B.2 - 111
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
filtrasi
Np = angka pembagi dari garis equi-potensial
k = koefisien filtrasi (m³/dt)
H = tinggi tekanan air total (m)
L = panjang profil melintang tubuh bendungan
(m)
Sebuah bendungan urugan dapat disebut aman
terhadap rembesan yang terjadi pada bagian tubuh
bendungannya apabila kecepatan rembesan kritis (Vc) >
kecepatan rembesan yang terjadi (Vs).
Untuk mengetahui kecepatan rembesan yang terdapat
dalam tanah jenuh (saturated soil) Darcy pada tahun
1856 memperkenalkan suatu persamaan sederhana,
yaitu :
v=kxi
Dimana :
v = Kecepatan pada bidang aliran keluarnya filtrasi
(m/dt)
k = Koefisien filtrasi (cm/dt)
i = Gradient hidrolik (m)
Erosi buluh (piping) terjadi bila air Bendungan
mengalir atau merembes melalui pori-pori tanah
timbunan atau pondasi menghasilkan suatu gaya tarik
yang cukup kuat membawa butiran tanah keluar
melalui titik keluaran. Penggerusan atau erosi tersebut
berlangsung terus dan membentuk pipa di dalam
timbunan atau pondasi. Pipa tersebut terus membesar
sebagai hasil dari gerusan dan mengakibatkan
runtuhnya bendungan.
Lima kondisi yang memicu terjadinya piping, adalah :
- Terbentuknya alur aliran air
- Gradien hidraulis pada tempat keluaran telah melebihi
dari nilai batas yang tergantung dari jenis tanahnya
B.2 - 112
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
F=
Dimana :
Icr = Gradien hidraulik kritis (tanpa dimensi)
ical = Gradien keluaran dari hasil analisa rembesan
(tanpa dimensi)
F = Faktor keamanan terhadap gejala piping >4
(tanpa dimensi)
B.2 - 113
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 114
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
icr
FS 3
iexit
icr = gradien hidrolik kritis (m)
iexit = gradien hidrolik keluaran (m)
FS = factor safety
Perhitungan keamanan terhadap piping sebagai berikut:
' Gs 1 (2,622 1)
icr 0,901
w 1 e 1 0,80
h
iE
l
H 5,45
h 0.605 m
Nd 9
h 0,605
iE 0,208
l 3
i 0,901
FS cr 4,464 3
iexit 0,208
B.2 - 115
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 116
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 117
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 118
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 119
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Gambar B.2.26.
Gambar B.2 - 32 (a) Analisis stabilitas lereng pada tanah homogen φ' - c’, (b) Besaran
Cd, (c) Poligon gaya antara W, F dan Cd
B.2 - 120
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
c d = γH[f (α ,β ,θ ,φ )]
cr = c γH [f (α ,β ,θ ,φ )]
atau
dengan
m = angka stabilitas
B.2 - 121
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Tegangan normal,
atau
B.2 - 122
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 123
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
5. Metode Fellenius
Mpenahan = R . r
B.2 - 124
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 125
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 126
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 127
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
.
Gambar B.2 - 40 Setting Keyin Materials pada SLOPE/W
Untuk memulai analisa longsoran. Langkah – langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Klik “draw” pada toolbar, geser kursor ke “slip surface”
dan klik “radius”
- Buat persegi panjang pada bagian bawah bendungan,
dengan cara klik as bendungan bagian bawah, tarik
garis vertikal ke atas sampai beberapa elevasi, tarik garis
horizontal ke arah kanan sampai bagian ujung
bendungan, tarik vertikal ke arah bawah sampai elevasi
dasar bendungan, tarik kembali secara horizontal ke
arah kiri sampai bagian as bendungan bagian bawah.
- Klik “draw” pada toolbar, geser kursor ke “slip surface”
dan klik “grid”
- Arahkan kursor pada bagian atas lereng bendungan
bagian hilir, klik kursor pada lembar kerja, tarik dari kiri
B.2 - 128
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 129
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 130
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 131
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 132
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 133
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 134
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Periode
ac
Ulang T
(g)
(tahun)
10 0.127
20 0.155
50 0.196
100 0.227
200 0.255
500 0.289
1,000 0.313
5,000 0.364
10,000 0.385
Sumber : Pedoman Pd-T- 14-2004 A
Batuan pondasi bendungan Klego berupa clay stone dan
sandstone sehingga nilai Modification Coefficient (V)
berdasarkan Tabel D diambil sebesar 1,0 (kondisi tanah
kaku dillluvium).
Analisa Geoteknik
Analisa Geoteknik memiliki tujuan untuk mendapatkan
parameter geoteknik untuk analisis dan evaluasi
stabilitas keamanan bendungan, baik stabilitas
rembesan maupun stabilitas lereng bendungan.
Maksud dari analisa geotrknik adalah :
Kondisi geologi permukaan dan tektonik regional
disekitar bendungan
Kondisi geoteknik material tubuh bendungan dan
material pondasi bendungan eksisting
Lingkup Pekerjaan :
- Survei pengamatan geologi permukaan disekitar
bendungan.
- Pemboran inti dengan mesin bor putar hidrolik
ukuran core barrel normal (NX size).
B.2 - 135
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Program laboratorium :
B.2 - 136
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 137
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 138
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Dalam penyusunan laporan pada kegiatan ini, ada beberapa bentuk laporan yang
harus diserahkan kepada pemilik proyek/pengguna jasa. Selengkapnya dokumen
yang harus diserahkan kepada Pengguna Jasa antara lain sebagai berikut :
1) Rencana Mutu Kontrak : 5 (Lima) buku
2) Laporan Pendahuluan : 5 (Lima) buku
3) Laporan Bulanan : 5 (Lima buku masing-masing
tiap Laporan bulanan dengan
jumlah total 35 (Tiga Puluh Lima)
buku
4) Laporan Antara : 5 (Lima) buku
5) Laporan Akhir Sementara : 5 (Lima) buku
6) Laporan Akhir : 5 (Lima) buku
7) Laporan Ringkas (Executive Summary) : 5 (Lima) buku
8) Laporan Penunjang
a. Laporan Survey Topografi dan Sedimentasi : 5 buku
b. Laporan Pemeriksaan Visual : 5 buku
c. Laporan Evaluasi Analisis Hidrologi dan Kualitas Air : 5 buku
d. Laporan Evaluasi dan Analisis Instrumentasi : 5 buku
e. Laporan Evaluasi Sistem OP dan RTD : 5 buku
f. Laporan Evaluasi Keamanan Bendungan : 5 buku
g. Laporan Khusus (Inspeksi di Atas dan Bawah Permukaan Air) : 5 buku
h. Laporan Usulan dan Biaya Rehabilitasi : 5 buku
i. Album Gambar : 5 buku
9) Dokumentasi :
B.2 - 139
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
I. Kegiatan Persiapan
B.2 - 140
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
VII Instrumentasi
A1. Periksa kondisi dan fungsi instrumentasi dengan melakukan pembacaan
secara langsung dan/atau lakukan kajian/evaluasi terhadap serf data
pemantauan yang ada.
Periksa dan pastikan alat-alat hidrologi, system pemantau jarak jauh Berta
peralatan komunikasinya semua berfungsi baik. Dokumentasi dan evaluasi
terhadap data hasil pemantauannya.
B.2 - 141
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
B.2 - 142
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
X Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan laporan pada kegiatan ini, ada beberapa bentuk laporan
yang harus diserahkan kepada pemilik proyek/pengguna jasa. Selengkapnya
dokumen yang harus diserahkan kepada Pengguna Jasa antara lain sebagai
berikut :
1) Rencana Mutu Kontrak
2) Laporan Pendahuluan
3) Laporan Antara
4) Laporan Akhir Sementara
5) Laporan Akhir
6) Laporan Ringkas (Executive Summary)
7) Laporan Penunjang
a) Laporan Survey Topografi dan Sedimentasi
b) Laporan Pemeriksaan Visual
c) Laporan Evaluasi Analisis Hidrologi dan Kualitas Air
d) Laporan Evaluasi dan Analisis Instrumental
e) Laporan Evaluasi Sistem OP dan RTD
B.2 - 143
USULAN TEKNIS
PEMERIKSAAN BESAR BENDUNGAN KLEGO
Selain laporan juga didukung dengan kegiatan diskusi dan presentasi untuk
mendukung kegiatan dengan pihak pengguna jasa, antara lain :
i) Diskusi Konsep Rencana Mutu Kontrak
Pembahasan Laporan Pendahuluan mengenai dokumen Rencana Mutu
Pelaksanaan Kegiatan yang disusun oleh penyedia jasa merupakan Jaminan
Mutu terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimanan yang
dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
ii) Diskusi Konsep Pendahuluan
Pembahasan Laporan Pendahuluan mengenai landasan teori, metode
pelaksanaan pekerjaan, analisis yang dibutuhkan, kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan dan hasil peninjauan Lapangan. Diskusi dilakukan 1 (satu)
bulan setalah SPMK diterbitkan.
iii) Diskusi Konsep Interim/Antara
Konsultan harus melakukan presentasi terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan terutama pekerjaan hasil kegiatan survey dan investigasi,
kegiatan bathymetri, kegiatan samplimg sedimen dan kegiatan inspeksi besar
bendungan di lapangan.
iv) Diskusi Konsep Laporan Akhir
Diskusi Akhir dilaksanakan untuk membahas Laporan Akhir (Draft).
Konsultan harus melakukan presentasi terhadap isi dari draft laporan akhir
kepada Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan/Pengawas serta Tim Teknis Balai
Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Komentar dan usulan usulan akan
dimasukkan dalam Laporan Akhir (Final).
v) Diskusi Dengan Direktorat Bina OPSDA di Jakarta
Diskusi ini dilaksanakan untuk membahas semua pelaksanaan kegiatan baik
kegiatan survey dan investigasi, hasil kegiatan inspeksi besar waduk serta
kajian desain teknis bendungan kepada pembina bidang Operasi dan
Pemeliharaan Bendungan.
B.2 - 144