P1 P2 P3 P4
L1 L2 L3
Gambar 3.1. Sketsa Potongan Memanjang Sungai
2 P2 840.280
35.50 1.64 0.046
3 P3 838.640
28.90 2.05 0.071
4 P4 836.590
30.30 2.14 0.071
5 P5 834.450
Jumlah 112.20 Rerata Slope 0.051
Sumber : Hasil Perhitungan
Keterangan :
Jarak didapatkan dari pengukuran jarak antar patok pada peta
Elevasi didapatkan dari peta
Contoh Perhitungan :
Mencari Beda Tinggi
1. Beda tinggi P1 ke P2 = Elevasi P1 – Elevasi P2
= 841.460 – 840.280
= 1.18 m
2. Beda tinggi P2 ke P3 = Elevasi P2 – Elevasi P3
= 840.280 – 838.640
= 1.64 m
3. Beda tinggi P3 ke P4 = Elevasi P3 – Elevasi P4
= 838.640 – 836.590
= 2.05 m
4. Beda tinggi P4 ke P5 = Elevasi P4 – Elevasi P5
= 836.590 – 834.450
= 2.14 m
Mencari Slope
1. Slope patok P1 = Beda tinggi / Jarak
0
=
0
=0
2. Slope patok P2 = Beda tinggi / Jarak
1.18
=
17.50
= 0.067
3. Slope patok P3 = Beda tinggi / Jarak
1.64
=
35.50
= 0.046
4. Slope patok P4 = Beda tinggi / Jarak
2.05
=
28.90
= 0.071
5. Slope patok P5 = Beda tinggi / Jarak
2.14
=
30.30
= 0.071
S
slope ( s)
n
0.000 0.067 0.046 0.071 0.071
5
0.051
3.2.2. Kedalaman Sungai Maksimum
Debit sungai yang diperhitungkan untuk dimensi bendung adalah Q 25. Untuk
menghitung kedalaman sungai maksimum, rumus yang digunakan adalah :
Q=A.V
2 1
1
V . R 3 .s 2
n
Dimana :
Q = debit aliran (m3/dt)
A = luas penampang basah saluran (m3)
V = kecepatan aliran (m/dt)
n = angka kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m)
s = kemiringan saluran / slope
Untuk penentuan lebar bendung diambil lebar rata-rata dari bagian sungai yang
stabil. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan lebar bendung ini,
yaitu :
1. Menentukan besar debit rencana, dalam hal ini dipakai Q25 = 18 m3/dt (ditentukan
oleh asisten).
2. Mencoba-coba tinggi muka air (h) dengan Q25, sehingga didapat luas penampang
basah melalui pengukuran secara langsung pada potongan melintang penampang
sungai per pias (dalam hal ini pada P2).
3. Penentuan keliling basah (P), dengan mengukur secara langsung pada potongan
melintang penampang sungai (dalam hal ini pada P2).
4. Penentuan jari-jari hidrolis (R), serta kecepatan aliran (V) dan debit (Q).
5. Setelah nilai h dan Q diketahui, maka dibuat lengkung debitnya. Dari sini akan
diketahui nilai h pada Q25 = 18 m3/dt, dimana keadaan sungai di sini masih dalam
keadaan asli. Dengan h yang diketahui tersebut akan kita dapatkan lebar muka air
sungai (T). Lebar muka air inilah yang akan dijadikan sebagai lebar bendung.
Keterangan:
Slope yang digunakan = 0.051 (dari tabel 3.1)
Nilai n = 0.032 (Coarse Sand)
Contoh Perhitungan :
Misal pada pias I
1. Mencari H = Elevasi n – Elevasi n-1
= 841.000 – 840.280
= 0.720 m
2. Mencari A = 3.8646 m2 (didapat dari gambar)
3. Mencari P = 19.5716 m (didapat dari gambar)
4. Mencari R = A /P
= 3.8646 / 19.5716
= 0.1883 m
2 1
1
5. Mencari V = . R 3 .s 2
n
= 1/0.032 x (0.1883) 2/3 x (0.051) ½
= 2.3182 m/dt
6. Mencari Q =VxA
= 2.3182 x 3.8646
= 8.5415 m3/dt
7. Mencari T = lebar pias, didapat dari gambar
= 9.729 m
8. Mencari D =A/T
= 3.8646 / 9.729
= 0.379 m
v
9. Mencari Fr = gH
2.3182
= 9,81 0,720
= 0.872 < 1 Kondisi Aliran Subkritis
Keterangan Gambar :
Pemilihan lokasi yang tepat untuk dibangunnya sebuah bendung adalah pada bagian
sungai yang lurus. Dimana pada bagian tersebut tidak terjadi adanya endapan
maupun gerusan.
Data-Data Teknis :
Q10 = 3.5 m3/dt (Rencana)
n = 0.032
b/h =3 (Tabel De Vos)
m = 1.5 (Tabel De Vos)
v = 0.700 m/dt (Tabel De Vos)
Perhitungan :
A = (b + mh) h = (3h +1.5h)h = 4.5 h2
P = b + 2h (m2 + 1)0.5 = 3h + 2 h 3,25 = 6.606 h
R = A / P = 4.5 h2 / 6.606 h = 0.681 h
Q =V.A
3.5 = 0.700 x 4.5 h2
h = 1.054 m
Maka :
b = 3 h = 3.162 m
A = 4.5 h2 = 4.5 x (1.054 2)
= 5.000 m2
P = 6.606 h = 6.606 x 1.054
= 6.963 m
R = 0.681 h
= 0.681 x 1.054
= 0.718 m
w = 1/3 h
= 1/3 x 1.054 = 0.351 m
H =h+w
= 1.054 + 0.351
= 1.405 m
T = b + 2.m.h
= 3.162 + 2. 1.5. 1.054
= 6.325 m
D = A/T
= 5.000 / 6.325
= 0.791 m
2
1
V = xR 3 xS 0.5
n
2
1
0.7 = x0.718 3 xS 0.5
0.032
maka S = 0.00078
Cek Aliran :
V
Fr
gxh
0,700
= 9,81 x 1,2994
= 0.218 < 1 aliran sub kritis
Rumus perhitungan :
Perhitungan Yz
1
Q
2 g ( z He Yz ) 2 (Dengan cara trial & error didapat nilai Yz )
B.Yz
Perhitungan Vz
Q
Vz
Be.Yz
Perhitungan Fz
Vz
Fz
9,81.Yz
Mencari Y2
1
y2 ( 1 8.(10.630 2 ) 1) x 0.148
2
Y2 = 2.154 m
USBR Tipe II
Syarat :
1. Debit persatuan lebar (q) >45 m3/dt/m
2. Bilangan Froude (Fr) > 4,5
Data Perencanaan :
1. Up stream
Elevasi dasar = + 840.280
Elevasi mercu = + 845.780
Tinggi air di atas mercu (Hd) = 0.902 m
Tinggi garis energi (He) = 0.906 m
Elevasi Muka Air = El. Mercu + Hd
= 845.780 + 0.902
= + 846.682
2. Down stream
Elevasi lantai = + 88.168
Panjang loncatan = 11.950 m
Tinggi air sebelum loncatan (Y1) = 0.148 m
Tinggi air sesudah loncatan (Y2) = 2.154 m
Elevasi Muka Air = El. Lantai + Y2
= 838.168 + 2.154
= + 840.322
Data aliran
Q = 58 m3/dt
H = beda muka air hulu dan hilir
= El. Muka Air Hulu – El. Muka Air Hilir
= 846.682 – 840.322
= 6.360 m
3. Karakteristik material
Jenis material = Pasir kasar
Koefisien rayapan Lane =5
Koefisien rayapan Bligh = 12
Exit gradien yang diijinkan = 1/5 – 1/6 (pasir kasar)
Silt factor (f) = 0.4 (pasir)
2. Teori Lane
1
Lv . LH
H 3
C
LH
Lv H .C
3
A
K L
G H
BCEF I J M N
B'
O P
V W
X Y A'
Q RT U
Z
S
Teori Line
L
Lv H H .C
3
( 27.057 1.764)
(49.115 + 1.764) + ≥ 6.360 x 5
3
50.879 + 9.607 ≥ 31.800
60.486 ≥ 31.800 ... (Aman!!! )
C1 62.145 1.339
E2 48.738 1.050
C2 46.566 1.003
E3 36.963 0.796
Rekapitulasi perhitungan :
Ketebalan
Titik
Hitung Rencana
A 1.039 1.5 (aman!!! )
B 0.833 1.5 (aman!!! )
C 0.822 1.5 (aman!!! )
Exit Gradien
Perbedaan muka air hulu dan muka air hilir = 2.154 m
d = El. Lantai hulu – El. Pile 3
= 840.280 – 829.904
= 10.376 m
Sehingga = b / d = 28.821 / 10.736 = 2.778
Dari kurva Exit Gradien didapat :
1 / ( ) = 0.22
Jadi GE = (H / d) * [1 / ( )]
= 2.154 / 10.276 x 0.22
= 0.046
Karena GE terletak pada 0.046 < 1/6 maka ..... (aman!!! )
3.13. Desain Dinding Penahan
3.13.1. Definisi Dinding Penahan
Dinding penahan dibangun di bagian kanan dan kiri bendung yang berfungsi
untuk menahan tanah yang ada di samping kiri dan kanan bendung supaya tidak
longsor.
Perhitungan terhadap stabilitas dinding penahan pada tubuh bendung dipilih
pada bagian tertinggi. Perhitungan dengan memperhatikan keadaan air normal dan pada
perencanaan ini tidak diperhitungkan gempa.
e = ( M / V) – (L/2) 1/6
maka :
tanah = ( V / L) * [1 (6.e)/ L] < ijin
dimana :
e = eksentrisitas
M = Mz – Ma (tanah)
Tekanan tanah
Pa = Ka . t . h2 + ½ . Ka . z . h2
Dimana :
Pa = tekanan tanah (tm)
H = tinggi jatuh (m)
z = berat jenis tanah
Data-data teknis :
P = 5.500 m
Hd = 0.902 m
Data perencanaan :
1. h = P + Hd = 5.5 + 0.902 = 6.402 m
2. W = 1/3 h = 1/3 . 6.402 = 2.134 m
3. H = h + W + 1.5 = 10.036 m
4. b = 0,26 . H = 2.609 m
5. B = 0,425 H = 4.265 m
3.13.3. Kontrol Stabilitas Terhadap Guling, Geser, dan Daya Dukung Tanah
1 sin 1 sin 40
Ka = 1 sin = = 0.217
1 sin 40
Kp = 1 / Ka = 1 / 0.217 = 4.559
f = tg = tg 40 = 0.839
t = [( 1 + w ) / ( 1 + e)]. w. Gs
e = (w . Gs) / Sr ; Sr = 1
w = (e . Sr) / Gs = 0.28 / 2.2 = 0.127
t = [(1 + 0.127)/ (1 + 0.28)] . 1 . 2.2 = 1.938 t/m3
sat = [w . (Gs + 1)] / (1+e)
= [1. (2.2 + 1)] / ( 1 + 0.28)
= 2.500
sub = sat - w
= 2.500 – 1 = 1.500 t/m3
Menentukan rembesan air pada tubuh dinding penahan :
d = (1/3 H)+1)
= 4.345 m
Yo = (h2+d2)0,5 – d
= 3.392 m
0,500 m 0,264 m
2,109 m 1,392 m
0,500 m
W5
2,134 m
W1 W6 W7 1,634 m
3,392 m
W2
Pa1
W8 1,258 m
W9
6,402 m 6,402 m
W10
PW W3
W4
Pa3 Pa4
6.402 w 0,500 m
6,402 m
1,000 m
PP
0,500 m
0.500 sub Kp 3.392 t Ka 6.644 sub Ka 6.644 w Ka
3,449 m 4,265 m 1,429 m 2,167 m 1,445 m
4,264 m
PV1
1.500 w 1,500 m
PV2
6.402 w 6,402 m
Pan Volume per meter (m3) Gaya per m (t) Lengan (m) Momen Tahan (tm )
Pvn Volume per meter (m3) Gaya per m (t) Lengan (m) Momen Tahan (tm )
Sehingga :
c.Nc sat.D.Nq 0,5.sat.N
ijin = fk
0.2 x 75.31 2.500 x1.500x 64.20 0.5x 2.500x109.41
=
3
392.575
= = 130.858
3