PENGUKURAN GEOLISTRIK
LOKASI
KABUPATEN MANGGARAI
TAHUN 2022
1
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Kegiatan
1.3. Waktu dan Lokasi Kegiatan
1.4. Metode yang digunakan
1.5. Peralatan yang digunakan
2
BAB I
PENDAHULUAN
air yang bersumber dari air tanah sangat dibutuhkan untuk memenuhi
hidup manusia.
Air tanah terbentuk akibat peresapan atau infiltrasi air hujan diatas
kepadatan, umur batuan, susunan butir dan ukuran butir. Pemerataan dan
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang bersumber dari air tanah
letak keterdapatan air tanah yang berada dalam pori-pori batuan (akuifer) di
bawah permukaan tanah
yang potensial (kuantitas dan kualitas air tanah) pada lokasi pengeboran.
Dalam pencarian potensi air tanahini metode yang digunakan adalah metode
sifat kelistrikan pada suatu formasi batuan terhadap arus listrik yang
diijeksikan searah kedalam bumi melalui dua elektroda arus pada dua titik
dipermukaan bumi, karena pada dasarnya semua batuan memiliki sifat yang
3
berbeda dalam menghantarkan arus listrik tergantung pada beberapa faktor
seperti:
Kerapatan batuan
Umur batuan
Kandungan elektrolit.
pengeboran.
4
2. GL. 2 Rumah Sakit Pratama
1. Tahap Pra-lapangan
lainnya.
5
1.5. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran geolistrik
adalah sebagaiberikut:
Palu 3 buah
6
BAB.II
GEOLOGI DAN HIDROGEOLOGI
Ruteng.
Secara umum ditemukan adanya sumur bor dan sumur gali yang
7
dalam satuan batuan Alluvium (Qal) yang terdiri dari Kerikil dan Kerakal
Andesit, Dasit dan Basalt, Granit, Pasir dan Lumpur serta Lanau yang
8
2.3 Hidrogeologi daerah penyelidikan
Berdasarkan pada peta Hidrogeologi Indonesia Lembar Flores Bagian
Barat oleh Soetrisno S dan data lapangan yang ada, batuan yang menjadi
akuifer air tanah ayng potensial adalah batu pasir lepas dalam satuan
Aluvium. Pada jenis batuan ini aliran air tanah mengikuti ruang antar butir
Lokasi Pengukuran
Geolistrik di Reok
9
BAB III
PENYELIDIKAN CARA TAHANAN JENIS
mudah suatu batuan dilalui arus listrik, maka batuan tersebut mempunyai
oleh air.
10
I
r r
r : Jarak Elektroda
Elektroda disusun pada garis lurus seperti pada gambar diatas, dimana
konfigurasi elektroda ini adalah (M,N < 1/5 A,B) Jika arus dialirkan kedalam
bumi melalui elektroda arus sebesar (mA) akan menghasilkan beda potensial
(∆V) beda potensial ini akan terbaca pada alat ukur arus yang dialirkan tadi
∆V
R=
dimana :
11
Sedangkan faktor geometri (K) dapat dihitung dengan rumus :
{ (AB)² - (MN)²}
K= -----------------------
2 (MN)
dimana:
K = Faktor Geometri
= 3,14
ρa = K . R
dimana :
ρa = Tahanan jenis semu (ohm-meter)
K = Faktor geometri
Data hasil perhitungan tersebut diatas diplot kedalam kertas log ganda
tiga lapis atau “ two layer master curv ”, maka akan diperoleh tahanan jenis
bahan/batuan dan ketebalan dari lapisan batuan tersebut.Dalam tahap
Data – data yang telah terkumpul baik dari studi awal, pengamatan
12
Geomorfologi / Fisiografi,Stratigrafi,Hidrogeologi dan digabungkan dengan
akuifer.
13
Sumber : Keller dan Frischnech 1966, Danielsdan Alberty 966, Telford et al, 1990 dalam loke 2004
14
BAB IV
HASIL PENAFSIRAN DAN PEMBAHASAN
untuk menduga keberadaan lapisan akuifer pada Rumah Sakit Pratama Reok
panjang bentangan kabel 175 meter kiri dan 175 meter kanan (titik 1) dan 200
jenis batuan menurut Peta Geologi lembar Ruteng, Nusa Tenggara Timur
15
Hasil Interpretasi Geolistrik;
Hasil Interpretasi GL. 1 Rumah Sakit Pratama
Lapisan Kedalaman Tahanan Jenis Litologi Hidrogeologi
(m) (Ohm-m)
1 0 -3 8.93 Top Soil Non-akuifer
2 3 - 10 13.82 – 20.68 Batu Pasir lepas, Tufa Akuifer air tanah
dan Napal Tufaan dangkal
3 10 - 18 6.11 Batu Lempung Non-akuifer
4 18 - 50 17.51 – 21.00 Batu Pasir lepas, Tufa Akuifer air tanah dalam
yang potensial
dan Napal Tufaan
5 >50 1.60 Batu lempung Non-akuifer
Dari hasil pengukuran lapangan dapat digambarkan kondisi litologi pada titik
16
2) Kawasan perencanaan pembangunan Rumah Sakit Pratama Reok
dilakukan pengukuran geolistrik dengan panjang bentangan kabel 200
meter kiri dan 200 meter kanan (titik 2). Secara geografis titik 2
pengukuran berada pada koordinat : 08°17'47.47" LS dan 120°27'42.75"
BT. (Foto 3&4)
17
Hasil Interpretasi GL. 2 Rumah Sakit Pratama
Lapisan Kedalaman Tahanan Jenis Litologi Hidrogeologi
(m) (Ohm-m)
1 0 -3 0.52 -3.88 Top Soil Non-akuifer
2 3 - 18 12.56 – 13 62 Batu Pasir lepas, Tufa dan Akuifer air tanah
Napal Tufaan dangkal
3 18 -33 7.51 Lempung Non-akuifer
4 33 - 73 16.81 – 27.26 Batu Pasir lepas, Tufa dan Akuifer air tanah
yang potensial
Napal Tufaan
5 >73 2.02 –8.18 Batuan Lempung Non-akuifer
Dari hasil pengukuran lapangan dapat digambarkan kondisi litologi pada titik
ini adalah sebagai berikut:
Lapisan paling atas adalah lapisan yang memperlihatkan nilai tahanan
jenis antara 0.52 – 3.18 ohm-m yang merupakan nilai tahanan jenis dari
satuan lapisan batuan atas berupa campuran dari material pasir dan
lempung. Lapisan ini ketebalannya sangat tipis ± berkisar 3 meter dihitung
dari muka tanah.
Lapisan kedua adalah lapisan yang mempunyai nilai tahanan jenis
diantara 12.56 – 13.62 ohm-m. Lapisan ini ditafsirkan sebagai Batu Pasir
dan Tufa yang diindikasikan mengandung air tanah dangkal dengan tebal
lapisan ± 15 meter.
Lapisan ketiga adalah lapisan yang mempunyai nilai tahanan jenis 7.51
ohm-m. Lapisan ini ditafsirkan sebagai batuan lempung yang tidak
mengandung air tanah atau non-akuifer. Ketebalan lapisan ini ± 15 meter
dibawah lapisan kedua.
Lapisan keempat adalah lapisan yang mempunyai nilai tahanan jenis
diantara 16.81 – 27.26 ohm-m. Lapisan ini ditafsirkan sebagai Batu Pasir
dan Tufa yang diindikasikan mengandung air tanah dalam yang potensial
dengan tebal lapisan ± 40 meter.
Lapisan kelima adalah lapisan yang mempunyai nilai tahanan jenis antar
2.02 - 8.18 ohm-m. Lapisan ini ditafsirkan sebagai batuan lempung yang
tidak mengandung air tanah atau non-akuifer.
18
4.2 Identifikasi lapisan yang membawa air
Pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilakukan dalam menentukan
lapisan-lapisan yang diduga dapat bertindak sebagai akuifer adalah sebagai
berikut:
1. Keadaan geologi, yaitu susunan batuan yang terdapat dilokasi pengukuran
geolistrik.
2. Ketentuan umum secara teoritas tentang sifat kelistrikan batuan (daya
hantar listrik) dan nilai resistivitas batuan.
3. Kualitas data yang diperoleh
Berdasarkan hasil pengolahan data geolistrik dikorelasikan dengan
data geologi dan table korelasi nilai tahanan jenis batuan, maka lapisan
batuan yang berada dibawah titik pengukuran geolistrik adalah lempung, batu
pasir, material hancuran beku andesit, tuffa dan tuffa pasiran. Merujuk kepada
table korelasi nilai tahanan jenis, batuan yang mengadung air tanah
mempunyai kisaran (range) nilai tahanan jenis berkisar antara 10 - 100 ohm-
meter
19
BAB.V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penafsiran dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Pengukuran geolistrik dapat memberikan gambaran bawah permukaan
tanah tentang penyebaran lapisan baik tegak maupun mendatar.
2. Kondisi hidrologi didaerah penyelidikan termasuk dalam sistem akuifer
melalui ruang antar butir dengan kelulusan beragam. Muka air tanah
umumnya dangkal.
3. Secara geologi diarea pengukuran terdapat satuan lempung, batu pasir,
tuffa dan napal tufaan.
4. Pada tiitk pengukuran geolistrik di Rumah Sakit Pratama Reok terdapat
air tanah yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan bagi memenuhi
kebutuhan operasional Rumah Sakit.
5. Pengukuran geolistrik di Rumah Sakit Pratama Reok ini dilakukan
sebanyak 2 (dua) titik. Dari kedua titik pengukuran ini memiliki nilai pola
penyebaran tahanan jenis yang hamprr sama yang artinya di lokasi
keduanya tersusun oleh jenis batuan yang sama ( termasuk dalam satu
satuan batuan) dengan perkiraan potensi air tanah yang sama. Titik
Pengukuran Geo 2 merupakan titik yang direkomendasikan untuk
dilakukan pengeboran air tanah.
5.2.Saran
Dari hasil interpretasi data geolistrik, terdapat lapisan akuifer yang
cukup signifikan sebagai akuifer air tanah yang cukup potensial untuk disadap
(dalam arti kuantitas dan kualitas air tanah yang cukup stabil) khususnya
pada lokasi (Titik Geo 2 Rumah Sakit Pratama). Apabila ingin dilakukan
pengeboran disarankan untuk melakukan pengeboran eksplorasi untuk
mengetahui apakah ada potensi air tanah yang cukup potensial, setelah itu
baru dilakukan ekploitasi untuk pemenuhan kebutuhan air.
20
5.3 Penutup
Demikianlah laporan hasil kegiatan pengukuran geolistrik di Lokasi
Rumah Sakit Pratama Kecamatan Reok Kabupaten Manggarai dibuat untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
21
Lampiran
22
Lapisan Akuifer
air tanah yang
Potensial
Lapisan Non-Akuifer/
Kedap air
23
Lapisan Akuifer air
tanah dangkal
Lapisan non-Akuifer
Lapisan non-Akuifer
24