1.1 Pendahuluan
Penyelidikan tanah di lapangan dibutuhkan untuk data perencanaan pondasi bangunan seperti: bangunan
gedung, bendungan, jembatan, jalan, dermaga dan lain-lain. Bergantung pada maksud dan tujuannya,
penyelidikan tanah dapat dilakukan dengan cara menggali lubang uji (test pit), pengeboran dan uji secara
langsung di lapangan (in-situ test). Dari data yang diperoleh, sifat-sifat teknis tanah dipelajari, kemudian
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menganalisis daya dukung dan penurunan.
Ketelitian penyelidikan tanah tergantung dari besarnya beban struktur/bangunan, tingkat keamanan yang
diinginkan, kondisi lapisan tanah, dan biaya yang tersedia untuk penyelidikan tanah. Oleh karena itu untuk
struktur/bangunan yang sederhana atau ringan, kadang-kadang tidak dibutuhkan penyelidikan tanah, karena
kondisi tanahnya dapat diketahui berdasarkan pengalaman setempat.
Tujuan penyelidikan tanah, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dari contoh tanah maka dibedakan menjadi contoh tak terganggu (undisturbed sample)
dan contoh tanah terganggu (disturbed sample).
Jenis-lenis tabung pengambilan contoh (sampler):
a. Tabung contoh tekan terbuka (open drive sampler)
b. Tabung contoh berpiston
c. Tabung contoh belah (split barrel sampler)
1.5 Pengujian di Laboratorium.
Sifat-sifat fisik dan mekanis tanah yangdipelajari dari hasil uji laboratorium pada contoh
tanah yang diambil dari pengeboran. Hasil pengujian yang diperoleh dapat digunakan
untuk menghitung daya dukung , penurunan dan rembesan. Disamping itu data tanah
dapat dipakai untuk mengetahui perilaku tanah yang mengalami tekanan, kembang susut
atau mudah longsor dan kemungkinan penanggulangannya.
Secara umum , pengujian tanah di laboratorium yang sering dilakukan untuk perencanaan
dan pelaksanaan pondasi, adalah:
1. Sifat fisik (physical properties)
Ukuran butir
Liquid limt & plastic limit ( batas atterberg)
Kadar air
Unit weight ( ), specific gravity gs
Dll.
2. Sifat mekanis (mechanical properties) parameter kuat geser c,
Unconfined compression test (uji kuat tekan bebas)
Direct shear test (uji geser langsung)
Triaxial compression test (uji tekan 3 sumbu)
Vane shear test
3. Sifat kemampatan (compressibility characteristics)
Uji konsolidasi (oedometer test)
4. Sifat hidrolis (hydraulics properties)
Uji permeabilitas (constant head & falling head)
Lokasi titik pengeboran harus diusahakan sedekat mungkin dengan letak pondasi. Hal ini
pentingterutama bila bentuk lapsan tanah pendukung pondasi tidak beraturan. Biladenah
struktur belum tersedia pada waktu pengeboran, maka denah lobang bor disusun dalam
bentuk segi empat.
Untuk area yang luas, diperlukan jarak lobang bor yang agak lebar diselingi dengan
beberapa uji lapangan tambahan, seperti: sondir, test pit. Jumlah lobang bor sangat
tergantung pada kekomplekan lapisan tanahdan biaya yang tersedia. Yang jelas semakin
banyak lobang bor semakin teliti informasi yang diperoleh tentang kondisi tanahnya. Bila
biaya terbatas diperlukan pertimbangan yang matang guna menentukan jumlah lobang
bor yang dapat mewakili kondisi tanah.
1.6.2
Kedalaman lobang bor tergantung pada kedalaman tanah yang masih dipengaruhi oleh
penyebaran tekanan pondasi struktur/bangunan. Tekanan vertikal pada kedalaman 1,5 kali
lebar pondasi(B) adalah masih kira-kira 0,2 kali besarnya tekanan pada dasar pondasi.
Oleh karena itu kedalaman lobang bor harus sekurang-kurangnya 1,5 kali lebar pondasi.
Disamping itu kedalaman dan jarak lobang bor juga dipengaruhi beban kolom yang harus
dipikul oleh pondasi.
1.6.3
Bor Log
Data yang didapat dari pengeboran (atau test pit) harus direkam secara akurat pada saat
data didapatkan. Progres pengeboran dan informasi tentang lapisan tanah baik yang
dilihatlangsung maupun yang terbawa dalam auger/sampler.
Pada umumnya bor log memuat informasi sebagai berikut:
- Nama dan alamat lengkap perusahaan pengeboran
- Nama dalamat proyek
- Jenis dan jumlah pengeboran
- Tanggal pengeboran
- Jenis rig dan peralatan pengeboran
- Elevasi muka tanah pada lokasi pengeboran
- Nama operator pengeboran
- Elevasi muka air
- Jumlah sample
- Nilai SPT
- Diskripsi sampler
- Diskripsi lapisan lengkap
Contoh bor log adalah seperti berikut ini:
Dari data pengeboran dapat digabungkan dari beberapa titik hasil pengeboran dan dari
penggabungan tersebut akan didapatkan profil tanah (soil profile). Profil tanah tersebut
akan dapat menggambarkan penyebaran lapisan baik vertikal maupun horisontal. Sebagai
contoh penggabungan beberapa data pengeboran sebagai berikut:
Pada perencanaan pondasi, nilai N dapat dipakai sebagai indikasi kemungkinan model
keruntuhan pondasi yang akan terjadi (Terzaghi dan Peck , 1948). Keruntuhan geser lokal
(local shear failure) terjadi bila N < 5, dan keruntuhan geser umum(general shear failure)
terjadi bila N > 30. Hubungan nilai N dengan kerapatan relatif untuk tanah berbutir /pasir
yaang diusulkan oleh Terzaghi dan Peck (1948) adalah sebagai berikut:
Untuk tanahlempung jenuh, Terzaghi dan Peck (1948) memberikan hubungan secara
kasar dengan kuat tekan bebas (unconfined compressive strength).
Sedangkan Peck, Hanson dan Thornburn (1963) mengusulkan hubungan empirik antara
nilai SPT N dansebagai berikut:
Em C B C S C R N
0.60
Data SPT juga dapat dikoreksi menggunakan koreksi overburden (overburden correction)
yang mengkompensasikan pengaruh tegangan efektif. Pengujian pada kedalaman cukup
pada tanah endapan yang homogen akan menghasilkan nilai SPT yang lebih besar
dibanding pengujian pada lapisan dangkal pada tanah yang sama. Untuk itu perlu koreksi
karena pengaruh tegangan efektif ini.
1.7.2. Pengujian Sondir (Cone Penetration Test)
Pengujian sondir banyak digunakan di Indonesia, di samping pengujian SPT. Pengujian
inisangat berguna untuk memperoleh nilai variasi kepadatan tanah pasir yang tidak padat.
Pada tanah pasir padat dan tanah berkerikil dan berbatu penggunaan alat sondir tidak
efektif karena kesulitan menembus lapisan tanah. Nilai tahanan konus yang diperoleh dari
pengujian dapatdikorelasikan dengan daya dukung tanah dan penurunan pondasi dangkal
dan pondasi tiang.
Hubungan antara biaya dengan penyelidikan dan pengujian tanah dapat digambarkan
sebagai berikut:
Skope penyelidikan
Deskripsi rencana bangunan
Deskripsi lokasi
Keadaan geologi
Detail eksplorasi lapangan (jumlah, kedalaman , jenis boring)
Deskripsi lapisan tanah
Kondisi muka air tanah
Rekomendasi pondasi
Kesimpulan dan batasan penyelidikan tanah.
Disamping laporan utama tersebut harus pula dilampirkan lampiran sebagai berikut:
Lampiran-lampiran:
Peta lokasi
Denah lokasi boring
Boring log
Hasil uji laboratorium
Grafik lain yang perlu
Contoh-contoh:
1. Denah Bangunan
3. Profil Tanah
4.
5.
6. Rekomendasi Pondasi