Anda di halaman 1dari 6

PENYELIDIKAN LOKASI

 Kuliah ini berisi tentang program penyelidikan, penyelidikan pendahuluan dan detail,
jumlah titik bor, kedalaman bor, teknik pemboran, pengambilan dan perawatan sampel, uji
SPT, uji sondir, kipas geser, uji beban pelat, uji geofisika dan interpretasi dan korelasi hasil
uji, penyelidikan longsor dan gerakan tanah.
 Instrumentasi dan monitoring, penyelidikan lokasi untuk perencanaan, perancangan serta
evaluasi kinerja infrastruktur transportasi, uji CBR lapangan,
dynamic cone penetration test (DCP), Falling Weight Deflectometer (FWD), pemetaan
situasi (terestrial, aerial), batimetri, pengamatan kondisi fisik lingkungan, pengukuran dan
sampling kualitas air, hidrometri (muka air, pasang surut, kecepatan aliran, angin, dan
gelombang), pengukuran dan sampling sedimen, kompilasi dan analisis data klimatologi.
 URUTAN PELAKSANAAN:
1. Tujuan penyelidikan lokasi
2. Program/rancangan penyelidikan lokasi
3. Metode penyelidikan tanah dan eksplorasi (boring).
4. In-situ test
5. Penyelidikan dan monitoring settlement
6. Instrumentasi dan monitoring
7. Gerakan tanah pada lereng
8. Pengeboran pada daerah longsor
9. Studi kasus penyelidikan pada daerah longsor
10. Penyelidikan lokasi untuk menentukan trace jalan.
11. Uji CBR dan DCP untuk pelaksanaan konstruksi jalan.
12. Evaluasi struktural perkerasan jalan existing.
 Contoh penyelidikan lokasi pada:
1. Tempat pemukiman
2. Jalan yg longsor
3. Bandara yg terendam air
4. Gedung miring akibat tanah ambles
5. Gedung yg miring
6. Perlu relokasi daerah kumuh untuk kelancaran air sungai
7. lokasi sungai yg perlu diperbaiki

1
 Penyelidikan tanah dilapangan dibutuhkan untuk perancangan seperti :
Fondasi Bangunan Cara Penyelidikan Tanah
1. Bangunan Gedung 1. Lubang uji (test pit
2. Dinding Penahan Tanah 2. Pengeboran
3. Bendungan 3. Insitu test (pengujian lap)
4. Jalan
5. Dermaga
 Dari data yang diperoleh, sifat-sifat teknis tanah dipelajari kemudian dijadikan
pertimbangan dalam menganalisis penurunan dan kapasitas dukung.
 TUJUAN PENYELIDIKAN TANAH:
- Menetukan sifat-sifat tanah yang terkait - Pada proyek jalan raya dan irigasi,
dengan perancangan struktur yang penyelidikan tanah berguna untuk
dibangun diatasnya menentukan letak-letak ssaluran, gorong-
gorong, penentuan lokasi dan macam
bahan timbunan
- Menentukan kapasitas dukung tanah - Menyelidiki keamanan suatu struktur bila
menurut tipe fondasi yang dipilih penyelidikan dilakukan pada bangunan
yang telah ada sebelumnya
- Menentukan tipe dan kedalaman fondasi - Untuk memprediksi besarnya penurunan
- Untuk mengetahui posisi muka air tanah - Menentukan besarnya tekanan tanah
terhadap dinding penahan tanah atau
pangkal jembatan
 CARA PENYELIDIKAN TANAH:
Pengujian pemboran maupun tes pit memberikan informaasi kondisi tanah dasar fondasi.
Penyelidikan detail pengeboran diikuti dengan pengujian dilaboratoriun dan dilapangan.
Penyelidikan tanah untuk perancangan fondasi terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Pengeboran atau penggalian lubang uji
2. Pengambilan contoh tanah ( setiap jarak 0.75 – 3 m)
3. Pengujian contoh tanah dilapangan atau dilaboratorium
4. Analisis hasil uji tanah untuk perancangan kapasitas dukung
Pengambilan sampel pada lapisan batuan yaitu core (inti batu) menggunakan alat bore
putar (rotary drill).

2
 Alat penyelidikan

 LAPORAN HASIL PENGEBORAN:


Laporan hasil pengeboran harus dibuat jelas dan tepat. Hal-hal kecil yang berkaitan dengan
pelaksanaan perlu dicatat seperti pergantian alat dan tipenya, kedalaman lubang dan
metode penahan lubang bor. Hasil pengeboran dicatat dalam suatu boring log yang berisi
1. Kedalaman lapis tanah
2. Evaluasi permukaan titik bor, lapisan tanah dan muka air tanah
3. Simbol dan jenis tanah secara grafis
4. Deskripsi tanah
5. Posisi dan kedalaman pegambilan contoh. Sebutkan disturb atau undistrub
6. Nama proyek, lokasi, tanggal, dan nama penanggung jawab pekerjaan pengeboran
 JENIS PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN:
1. Uji penetrasi standar atau SPT
2. Uji penetrasi kerucut statis (static cone penetration test) atau sondir
3. Uji beban pelat
4. Uji geser kipas
5. Uji pressuremeter
 PENGUJIAN DI LABORATORIUM:
Pengujian dilaboratorium dilakukan pada sampel tanah yang diperoleh dari hasil pemboran
yang digunakan untuk analisis kapasitas dukung dan penurunan. Pengujian yang
sering digunakan dalam perancangan fondasi adalah :
1. Pengujian dari pengamatan langsung
2. Kadar air
3. Analisis butiran
4. Batas attetberg
5. Triaxial,tekan bebas,geser langsung
6. Geser kipas

3
7. Konsolidasi
8. Permeabilitas
9. Analisa bahan kimia dll.
 Uji penetrasi standar atau SPT
Dalam dunia teknik bangunan, SPT adalah singkatan dari Standard Penetration
Test. SPT merupakan metode pengujian tanah yang dilakukan melalui cara penumbukan
untuk mengetahui perlawanan dinamik maupun pengambilan contoh.
Singkatnya, SPT digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap kedalaman.
 Cara uji penetrasi lapangan dengan Standard Penetration Test
- Standard Penetration Test (SPT) adalah suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan
dengan pengeboran untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah maupun
pengambilan contoh tidak terganggu (Undisturbed Sampe, UDS) dengan teknik
penumbukan
- Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm
vertikal.
- Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan
secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m.
 Pengeboran Tanah
Pengeboran tanah dilakukan untuk mendapatkan drilling log stratifikasi tanah, pengambilan
sampel tanah tak terganggu (undisturb sampling) dan pengujian Standard Penetration Test
(SPT), untuk mendapatkan daya dukung tanah dan properti tanah — at Bandara
Internasional Soekarno Hatta.
 LANGKAH PENGUJIAN PENETRASI LAPANGAN:
Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk
masing-masing tahap.
1. Tahap pertama : dicatat sebagai dudukan,
2. sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua
3. ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT
(dinyatakan dalam pukulan per 0,3 m).
 BORING
Adalah pekerjaan pengambilan sample tanah asli untuk mengetahui kondisi tanah perlayer
dan jika dimungkin sampai ke tanah keras. Dalam boring ini sekaligus dilakukan dengan
SPT (standard penetration test) disetiap interval 2,0m. Hal ini mengacu sesuai dengan
4
prosedur ASTM D.1586, dengan berat hammer adalah 63,5kg dan tinggi jatuh bebas
hammer adalah 76cm. Biasanya untuk pelaksanaan test digunakan Hammer Otomatis.
Contoh tanah yang diperoleh dari tabung SPT, dimasukan dalam kantong plastik dan diberi
label nama sesuai dengan nilai/jumlah pukulan, kedalaman dan nomor bornya. Contoh tanah
yang diperoleh dari SPT tsb bisa digunakan untuk visual description maupun test
laboratorium bila diperlukan.
 Dalam Uji Laboratorium atas contoh tanah yang di peroleh dari pemboran meliputi antara
lain :
Index Properties
1. Water Content : Perbandingan berat kandungan air terhadap berat tanah kering
dinyatakan dalam persen.
2. Wet Density : Nilai berat isi tanah (basah) yaitu perbandingan anatar berat tanah lembab
asli per sartuan volume, dalam gr/cm3.
3. Dry Density : Nilai isi tanah (kering) yaitu perbandingan anatar berat tanah kering per
satuan volume, dalam gr/cm3.
4. Specific Gravity (ASTM.D854) : Nilai berat jenis butiran.
5. Degree of Saturation : Derajat kejenuhan tanah yaitu prosentase berat air yang mengisi
rongga atau pori-pori dalam persen.
6. Atterberg Limits (ASTM D.4318) : Batas Cair (liquid limit), batas Plastis (plastic limit),
dan indeks plastis (plasticity index). Dari test ini juga bisa diketahui clasifikasi tanah
berdasarkan ketentuan USCS (unified soil classification system).
Enginerring Properties
1. Unconfined Compression (ASTM D.2166) : diperoleh nilai daya dukung tanah dalam
keadaan tanpa tekanan samping (uncofined) yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2.
2. Triaxial UU Test (ASTM D.2850) : Bertujuan untuk mendapatkan nilai kohesi c
(kg/cm2). Dan sudut gelincir dalam atau internal friction angel tanpa tekanan pori dan
dengan tekanan pori dinyatakan dalam derajat.
3. Consolidation (ASTM D.2435) : untuk mendapatkan parameter koefisien konsolidasi
dan indeks konsolidasi untuk menghitung penurunan pondasi bangunan.
 Metode pelaksanaan uji laboratorium ini disesuaikan dengan Standard ASTM untuk setiap
jenis test bersangkutan.
 Jika lokasi bangunan berupa tanah rawa yang cukup dalam, maka jenis pondasi yang dipilih
tiada lain adalah pondasi tiang. Pondasi tiang bisa berupa; tiang-tiang pancang (spun pile,
mini pile, dsb) atau berupa bor pile. Tiang pancang mungkin sedkit lebih ekonomis
5
dibandingkan dengan bor pile, akan tetapi pemilihan jenis pondasi ini perlu
mempertimbangkan efek getarannya yang dapat merusak banguan di sekitarnya. Meskipun
jenis pondasi bor pile lebih mahal, namun dalam pelaksanaannya tidak menimbulkan
getaran atau vibrasi.
 Jika Anda ingin merencanakan pondasi tiang pada tanah rawa yang cukup dalam, sebaiknya
tempatkan pada kedalaman yang nilai qc sama atau lebih 150 kg/cm2. Hal ini menunjukkan
bahwa Anda telah menempatkan tiang-tiang pondasi pada tanah keras, dengan demikian
tidak perlu dikhawatirkan lagi terjadi penurunan (settlement).
 Demikian penjelasan singkat mengenai Uji Sondir dari segi teknis. Penting kiranya bagi
masyarakat yang akan mendirikan bangunan dengan ketinggian minimal 3 lantai keatas
untuk mengusahakan proses uji sondir dalam perencanaan pondasi bangunan, serta sebagai
persyaratan teknis dalam pengajuan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
 RAWA:
Rawa identik dengan perairan yang dangkal, berlumpur, dan banuak tanaman. Genangan itu
disebabkan oleh sistem drainase (pelepasan air) yang sangat buruk dan letaknya lebih rendah
dari daerah di sekelilingnya.
 CIRI-CIRI RAWA:
1. Warna air cenderung keruh bahkan terkadang merah
2. Pada umumnya terdapat di cekungan dengan topografi sekitar relatif datar
3. Airnya bersifat asam karena selalu terjadi penggenangan Sifat kimia tanahnya anorganik
dan mengandung pirit
4. Bagian dasar berupa tanah gambut
5. Bagian permukaan ditutupi oleh tumbuhan air seperti bakau dan eceng gondok
6. Terdapat banyak sarang nyamuk
 MANFAAT RAWA Bagi Makhluk Hidup:
1. Sumber cadangan air
2. Rawa mampu menyerap dan menyimpan kelebihan air di daerah sekitarnya. Terutama
saat musim hujan

Anda mungkin juga menyukai