Anda di halaman 1dari 4

PENYELIDIKAN TANAH DI BANDARA

Pekerjaan penyelidikan tanah (soil investigation) untuk perencanaan bandar udara


meliputi pekerjaan lapangan/pengambilan sample dan pekerjaan uji laboratorium.
Pekerjaan lapangan/pengambilan sampel meliputi:
1. Pekerjaan Sondir, yaitu penelitian tanah untuk mengetahui derajat kekerasan/kelembekan
struktur tanah dan daya dukung tanah. Dilakukan sampai kedalaman 20 m atau sampai
ditemukan struktur tanah keras yang dinyatakan dalam tegangan konus qc > 150 kg/cm2.
2. Pekerjaan Boring yaitu pengambilan sampel tanah untuk mengetahui karakteristik fisik
dan mekanika tanah dan dilakukan pada lokasi Tes Pit. Boring dilaksanakan sampai
kedalaman 20 meter atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang didefinisikan dari
hasil SPT > 50 setiap 1,5 m.
3. Pengujian CBR lapangan, yaitu pengujian daya dukung tanah dasar (subgrade) dalam
parameter daya dukung tanah CBR (Californian Bearing Ratio) dengan alat uji CBR
lapangan. CBR adalah persentase perbandingan antara kuat penetrasi suatu material uji
terhadap kuat penetrasi bahan standar berupa batu pecah yang memiliki CBR 100 persen.
4. Pekerjaan Tes Pit, untuk sampai kedalaman 2 meter, yaitu penelitian tanah dengan
penggalian lubang untuk mengetahui susunan/lapisan dan struktur perkerasan secara
visual.
5. Pengambilan

sampel

(contoh

tanah)

baik

secara

disturbed

pada

lokasi

quarry maupun undisturbed, yang selanjutnya diuji secara laboratorium.Undisturbed


Sample diambil setiap 1,5 meter atau pada setiap perubahan layer pada lokasi Boring.
Hasil karakteristik fisik dan mekanis selanjutnya digunakan dalam perencanaan dan
perancangan fasilitas bandar udara. Pengambilan sampel juga dilakukan pada daerah
sumber material (quarry).

6. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah, disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal.
Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan
secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga
tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama
dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan
ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT

Jenis analisis laboratorium yang harus dilaksanakan meliputi:


1. Atterberg Limits (Batas Atterberg);
2. Specific Gravity;
3. water content;
4. Laboratory CBR Test;
5. Consolidation Test;
6. Permeability Test
7. Grain Size Analysis (Analisa Saringan/Butiran Tanah);
8. Compaction Test;
9. Soil Description Test;
10. Triaxial Test;
11. Unconfined Compression Test;
12. Direct Shear Test.

PENYELIDIKAN TANAH DI PELABUHAN

Sesuai dengan spesifikasi Teknis Soil Investigation, secara garis besar lingkup pekerjaan
penyelidikan tanah ini meliputi :

1. Melakukan pengeboran dalam (depth boring) / penyelidikan tanah untuk mengetahui jenis
tanah pada lokasi rencana pembangunan dermaga yang di lakukan di perairan/laut.
Pemboran dalam dilakukan dengan menggunakan metode Pengeboran Inti (Core
Drilling). Core drilling mudah mengidentifikasi jenis tanah karena karena potongan tanah
terbawa keluar. Pemboran akan di hentikan apabila menemukan tanah keras (NSPT50)
atau hingga mencapai kedalaman 30 meter.
2. Melakukan Standard Penetration test (SPT) untuk mendapatkan disturbed samples serta
korelasi dan indikasi kekuatan geser tanah.
3. Melakukan Uji daya dukung tanah dengan Sondir dilakukan pada titik yang lokasinya
berdekatan dengan lokasi boring untuk mengetahui derajat kekerasan/kelembekan
struktur tanah dan nilai daya dukung tanah.
4. Melakukan test laboratorium terhadap contoh tanah undisturbed. Test yang akan
dilakukan meliputi index properties dan Engineering Properties.
a.

Uji sifat-sifat indeks tanah (Index Properties Test), meliputi :


1) Berat Isi (Unit Weight) berdasarkan ASTM D 2937 83. Berat isi suatu tanah
adalah besarnya perbandingan berat tanah terhadap volume tanah. Berat isi suatu
tanah terdiri atas berat isi basah atau berat isi suatu tanah asli dan berat isi kering
atau berat kering suatu tanah terhadap volumenya.
2) Kadar Air (Water/Moisture Content) berdasarkan ASTM D 2216 98
Kadar air suatu tanah adalah perbandingan antara berat air terhadap berat
butirannya dari volume tanah yang diselidik.

3) Berat Jenis Tanah (Specific Gravity) berdasarkan ASTM D 854 98


Berat jenis tanah ini didefinisikan sebagai perbandingan berat volume butiran
padat dengan berat volume air pada temperatur 4c.
4) Atterberg Limit Test berdasarkan ASTM D 4318 98. Atterberg Limit Test
adalah suatu cara untuk mendapatkan gambaran mengenai batas-batas konsistensi
dari suatu tanah berbutir halus dengan mempertimbangkan kadar airnya. Batasbatas tersebut adalah batas cair, batas plastis
5) Grain Size Distribution Test/Penyebaran Partikel Butiran Tanah berdasarkan
ASTM D 422. Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran
butir suatu tanah. Untuk tanah yang mempunyai ukuran lebih besar dari 0.075
mm (tertahan pada saringan no.200) dikerjakan dengan analisa saringan.
Sedangakan untuk tanah yang ukuran butirnya lebih kecil dari 0.075 mm (lewat
saringan no.200) dikerjakan dengan cara analisa sedimen (hidrometer)

b. Uji Sifat-Sifat Mekanis Tanah (engineering Properties Test)

1) Triaxial

Compression

Test

berdasarkan

ASTM

2850

87

Maksud percobaan ini adalah untuk mendapatkan karakteristik kuat geser tanah
total.
2) Consolidation

Test

berdasarkan

berdasarkan

ASTM

2435

90

Konsolidasi adalah suatu proses berkurangnya volume atau rongga pori akibat
pembebanan, dimana prosesnya dipengaruhi oleh kecepatan terperasnya air pori
keluar dari rongga tanahnya. Untuk mengetahui besarnya perubahan akibat
pembebanan tersebut maka dilakukan pengujian konsolidasi.

Anda mungkin juga menyukai