Anda di halaman 1dari 6

Berdasarkan hasil sondir yang telah dilakukan dari permukaan tanah diperoleh data sebagai

berikut :
a. Tanah keras didapat pada kedalaman – 17.40 m dari permukaan tanah
b. Jumlah hambatan konus pada kedalaman tersebut di atas 150 Kg/Cm²
c Jumlah hambatan pekat 824.08 Kg/cm
d Hambatan pekat setempat 13.75 Kg/cm.

Hasil Sondir Klasifikasi

qc fs

6,0 0,15 - 0,40 Humus, lempung sangat lunak

0,20 Pasir kelanauan lepas, pasir sangat lepas


6,0 - 10,0

0,20 - 0,60 Lempung lembek, lempung kelanauan lembek

0,10 Kerikil lepas

0,10 - 0,40 Pasir lepas


10,0 - 30,0

0,40 - 0,80 Lempung atau lempung kelanauan

0,80 - 2,00 Lempung agak kenyal

1,50 Pasir kelanauan, pasir agak padat


30 - 60

1,0 - 3,0 Lempung atau lempung kelanauan kenyal

1,0 Kerikil kepasiran lepas

60 - 150 1,0 - 3,0 Pasir padat, pasir kelanauan atau lempung padat dan lempung

kelanauan

3,0 Lempung kekerikilan kenyal

150 - 300 1,0 - 2,0 Pasir padat, pasir kekerikilan, pasir kasar pasir, pasir kelanauan

sangat padat
(Sumber : Buku Mekanika Tanah, Braja M. Das Jilid 1)

Dari tabel di atas maka Nila qc dapat kelompokan sesuai dengan jenis tanah yang telah di
sondir.

1
Hubungan antara konsistensi terhadap tekanan conus dan undrained
cohesion adalah sebanding dimana semakin tinggi nilai c dan qc maka
semakin keras tanah tersebut. Seperti yang terlihat dalam Tabel 2.2:

Tabel 2.2. Hubungan Antara Konsistensi Dengan Tekanan Conus

Konsistensi Tekanan Konus qc Undrained

tanah ( kg/cm2 ) Cohesion

( T/m2 )

Very Soft < 2,50 < 1,25


Soft 2,50 – 5,0 1,25 – 2,50

Medium Stiff 5,0– 10,0 2,50 – 5,0


Stiff 10,0– 20,0 5,0 – 10,0

Very Stiff 20,0– 40,0 10,0 – 20,0


Hard > 40,0 > 20,0

(Sumber : Begeman, 1965 )

2
Begitu pula hubungan antara kepadatan dengan relative density, nilai N SPT, qc dan Ø
adalah sebanding. Hal ini dapat dilihat dalam pada Tabel 2.3:

Tabel 2.3. Hubungan Antara Kepadatan, Relative Density, Nilai N SPT, qc dan Ø

Relatif Nilai N Tekanan Sudut

Kepadatan Density SPT Konus qc Geser

(γd) ( kg/cm2 ) (Ø)

Very Loose (sangat lepas) < 0,2 <4 < 20 < 30

Loose (lepas) 0,2 – 0,4 4 – 10 20 – 40 30 – 35


Medium Dense (agak kompak) 0,4 – 0,6 10 – 30 40,0 – 120 35 – 40

Dense (kompak) 0,6 – 0,8 30 – 50 120 – 200 40 – 45


Very Dense (sangat kompak) 0,8 – 1,0 > 50 > 200 > 45

( Sumber : Mayerhof, 1965 )

2.3.2 Sistem Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah yang ada mempunyai beberapa versi, hal ini
disebabkan karena tanah memiliki sifat-sifat yang bervariasi. Adapun
beberapa metode klasifikasi tanah yang ada antara lain:

Klasifikasi Tanah Berdasar Tekstur.

Klasifikasi Tanah Berdasarkan Pemakaian.

• Sistem Klasifikasi AASHTO

• Sistem Klasifikasi UNIFIED

3
Klasifikasi Tanah Berdasar Tekstur

Pengaruh daripada ukuran tiap-tiap butir tanah yang ada didalam tanah
tersebut merupakan pembentuk testur tanah. Tanah tersebut dibagi dalam
beberapa kelompok berdasar ukuran butir-butirnya: pasir (sand), lanau (silt),
lempung (clay), kerikil (gravel). Departernen Pertanian AS telah mengembangkan
suatu sistem klasifikasi ukuran butir melalui prosentase pasir, lanau dan lempung
yang digambar pada grafik segitiga Gambar 2.1 Cara ini tidak memperhitungkan
sifat plastisitas tanah yang disebabkan adanya kandungan (baik dalam segi jumlah
dan jenis) mineral lmpung yang terdapat pada tanah. Untuk dapat menafsirkan
ciri-ciri suatu tanah perlu memperhatikan jumlah dan jenis mineral lempung
yang dikandungnya.

4
Di ketahui : Cohesif ( c ) = 0.15 Kg/Cm²
: Sudut Geser Dalam = 25
: Kedalaman Pondasi = 300 Cm
: Lebar pondasi = 120 Cm
: Nc' = 20.72
: Nq' = 10.66
: Ny = 10.88
: Bd tanah = 1.2 x 1.2 x 3/1000 = 0.00432 Kg/cm³
: Tebal Pondasi = 40 cm

1. DAYA DUKUNG TANAH TERZAGHI

q ultimit = (C . Nc ) + (y . Df . Nq) + ( 0.4 . y . B Ny )


q ultimit = 15 x 0.01 x 20.72) + (0.00342 x 300 x 10.66) + (0.4 x 0.00432 x 3 x
10.88 ) = (3.108 ) + (0.138) + (0.056 ) maka didapat 3.302 Kg/m³

Tegangan Izin Dinamis = 300 x q ultimit = 990.6 Kg /cm²

2. PERHITUNGAN PONDASI POOR PLAT

a. Beban Pondasi = Berat Jenis Beton x Lebar x Tinggi x Panjang ( B X L X T X P )

= 1.2 x 1.2 x 0.4 x 2400 maka 1382. 4 Kg

b. Berat Tanah = Berat Jenis x Lebar x Panjang x Tinggi ( B X L X P X T )

= 120 x 120 x 300 x 0.00432 Kg maka 18662.2 Kg

c. Berat Sloof = Berat Jenis x Lebar x Panjang x Tinggi ( B X L X P X T )

= 430 x 40 x 30 x 0.0024 maka 1238 Kg

d. Berat Kolom Pondasi = Berat Jenis x Lebar x Panjang x Tinggi ( B X L X P X T )

= 30 x 30 x 300 x 0.0024 maka 648 kg

5
Berat Untuk Satu (1 ) Rangka Pondasi yang terdiri dari :

a. Berat pondasi = 1382. 4 Kg


b. Berat Tanah = 18662.2 Kg
c. Berat sloof = 1238 Kg
d. Berat kolom pondasi = 648 Kg

Jumlah = 21930.6 kg Atau 21.930 Ton

Jummlah di atas merupakan Nilai Perencanan untuk Pondasi dengan sesuai data sondir
yang telah di ambil. namum hal ini belum bias menjadi patokan perencanaan. maka
pembaca harus membandingkan dengan Tegangan yang di ijinkan. dinamis. sebagai
berikut :

Tengann Izin ≤ Tegangan Rencana maka dapat di tulis : 990.6 kg/cm² ≤ 21930.6 Kg/cm²

Ternyata setelah dibandingkan tegangan rencana terlampau besar yang akan


menyebabkan pemborosan bahan material. oleh karena itu. dapat dibuat pondasi dengan
dalam 150 Cm serta tambahan Tiang Panjang Sedalam 150 cm pula. Hal ini akan lebih
Menghemat bahan.

Anda mungkin juga menyukai