Anda di halaman 1dari 7

Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.

0018

TUGAS DINAMIKA TANAH


Alat Uji Tanah Dinamis

DISUSUN OLEH:
Njo Joshua Dio Siswanto
16.B1.0018

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2018

Cross Hole Sonic Logging


Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.0018

BAB I
PENDAHULUAN
Crosshole Sonic Logging (CSL) merupakan suatu teknik yang paling akurat untuk menilai
integritas suatu pondasi bangunan yang terbuat dari beton. Biasanya, metode Crosshole Sonic
Logging atau CSL Test ini digunakan untuk menentukan kualitas suatu tempat untuk dijadikan
poros pengeboran (drilled shafts). Dengan teknik CSL ini maka kondisi beton pondasi apakah
mengalami cacat (penggumpalan tanah, void, dll) atau tidak.

Metode Crosshole Sonic Logging dapat mendeteksi luas, sifat, kedalaman, dan lokasi lateral yang
mengalami cacat. Metode ini biasanya dilakukan menggunakan tabung akses (tabung PVC atau
baja) 1,5 inchi. Tabung ini dipasang dengan cara diikat pada rebar cage, kemudian dimasukan ke
dalam shaft pada saat konstruksi.

Tabung ini diisi dengan air yang berfungsi sebagai media perantara, kemudian sensor yang berupa
transmitter dan receiver diturunkan. Ketinggian kedua sensor ini harus sama agar hasil pengukuran
yang didapat bisa sesuai.

Cross Hole Sonic Logging


Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.0018

BAB II

PEMBAHASAN

Prinsip kerja dari CSL test itu sendiri yaitu menggunakan gelombang sonic dengan komponen 1
jenis transmitter dan 1 receiver yang nantinya ditarik secara bersamaan pada jarak yang sama. Satu
hal yang harus diperhatikan, lubang untuk transmitter dan receiver harus diflushing dengan benar
sehingga tidak terjadi penyumbatan. Sensor transmitter dan receiver ini memberikan hasil semua
pengukuran ke data logger (komputer).

Semua prosedur diatas dilakukan berulang-ulang secara berkala, kemudian hasil pengukuran
dipetakan. Hasil yang didapatkan dari tabung akses tersebut berupa data grafik yang nantinya bisa
dianalisa untuk mengetahui kondisi dan struktur beton pondasi.

Dalam melakukan CSL Test ini tentunya harus memiliki instrument yang dibutuhkan dan tenaga
ahli dalam bidang sipil. Jadi, bisa dibilang memang membutuhkan keahlian khusus untuk
melakukan metode ini.

Berikut adalah langkah-langkah uji Crosshole:

Gambar diatas merupakan pemasangan sensor kedalam lubang pondasi bore pile

Cross Hole Sonic Logging


Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.0018

Bore pile dengan diameter sekitar 2 meter akan dimasukan sensor Transmitter dan Receiver ke
masing-masing lubang yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian dilakukan setelah beton
seluruhnya kering dengan persentasi 80 % atau 2 minggu setelah pengecoran bore pile.

Enggineer sedang melakukan pengujian CSL

Pemasangan Croshole Sonic Logging adalah sensor Transmitter dan Receiver dihubungkan
dengan menggunakan komputer CHUM dan data pengujian akan dapat ditampilkan pada layar
tersebut.

Cross Hole Sonic Logging


Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.0018

Enggineer sedang melakukan pengujian CSL

Cara kerja Crosshole Sonic Logging adalah sensor Transmitter dan Receiver di masukan ke
masing-masing lubang pipa bore pile yang telah dibuat. Sensor Transmitter adalah akan
mengirimkan gelombang yang akan melewati beton dan akan diterima oleh Sensor Receiver.

Gambar diatas merupakan hasil dari pengujian Crosshole Sonic Logging, (garis merah) merupakan
kecepatan waktu dan (garis biru) merupakan gelomban dari pengujian CSL.Setelah dilakukan
pengujian maka akan mendapatkan gelombang yang bisa langsung dianalisa dan dihitung untuk
mengetahaui ketahanan beton dan nilai rambatannya. Pengujian dengan metode ini dapat
dilaksanakan berulang kali untuk mendapatkan nilai yang akurat.

Dengan metode CSL maka bisa dideteksi lokasi lateral yang mengalami cacat atau tidak cocok
untuk pondasi, sifat, luas dan kedalaman. Crosshole Sonic Logging ini tentunya melibatkan
instrument berupa pipa, sensor, dan datalogger untuk membaca hasil analisa.

Penelitian ini tentunya tidak melibatkan instrument geoteknik pada umumnya seperti piezometer,
inclinometer, settlement plate, dan lainnya karena yang diukur hanyalah bagian pondasinya saja.

Berikut adalah prinsip kerja alat CSL :

Cross Hole Sonic Logging


Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.0018

-Alat sonik mengukur kecepatan suara / sonik dalam formasi

-Transmitter memancarkan suatu “ pressure pulse” berfrekuensi 25 Hz

-Pulsa ini menghasilkan 6 gelombang, yaitu : Gelombang kompresional dan gelombang refraksi
shear yang merambat dalam formasi. Dua gelombang langsung sepanjang sonde dan di dalam mud.
Dua gelombang permukaan sepanjang dinding lubang sumur (Pseudo Rayleigh dan Stoneley)

-Laju / kecepatan gelombang – gelombang itu antara 4000 sampai 25 000 ft / sec tergantung pada
litologi.

-Sebuah gelombang compressional merambat dari transmitter via mud ke formasi, lalu merambat
dalam formasi, lalumerambat dalam mud lagi untuk mencapai receiver

-Transmitter memancarkan satu pulsa

-Suatu rangkaian electronic mengukur waktu dari pulsa ini sampai waktu dimana “the first
negative excursion” dideteksi oleh near receiver

-Transmitter memancarkan satu pulsa lagi

-Diukur waktu dari pulsa kedua sampai waktu dimana “the first negative excursion” dideteksi oleh
far receiver.

-Beda antara kedua waktu tadi lalu dibagi dengan jarak antara receiver – receiver ( span ) sebesar
dua ft menghasilkan formation transit times sec / ft ).m dalam microseconds / ft.

Cross Hole Sonic Logging


Njo Joshua Dio Siswanto / 16.B1.0018

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

-Secara umum, alat pengujian dinamika tanah sangat berbeda dengan alat pengujian mekanika
tanah. Namun alat uji dinamika tanah tetap tidak meninggalkan prinsip kerja mekanika tanah

-Alat Crosshole Sonic Logging (CSL) mulai sering dijumpai di Indonesia sebagai alat untuk
mengecek stabilitas tanah dan pondasi. Terlebih untuk bangunan-bangunan tingkat tinggi.

-Pengecekan menggunakan CSL sangat penting dalam pembuatan pondasi karena akan
berpengaruh terhadap titik pengeboran

Cross Hole Sonic Logging

Anda mungkin juga menyukai