BAB IV
DAYA DUKUNG PONDASI TIANG
Qu = Qp + Qs
Dimana :
Dikarenakan letak pondasi tiang yang begitu dalam maka daya dukung
per satuan luas lebih bertambah besar pada ujung tiang, qp, dan menurut
Hence untuk lebar pondasi dalam pondasi tiang akan dinotasikan dalam
D, sehingga rumusnya akan menjadi :
qp = c Nc* + q Nq*
Qp = Ap . qp = Ap (c Nc* + q Nq*)
dimana :
qp = daya dukung ujung tiang per satuan luas (kN/m2)
Qp = daya dukung ujung tiang (kN)
c = kohesi tanah pada ujung tiang (kN/m2)
q = . Df ;
Df = kedalaman pondasi dalam tanah,
= berat jenis tanah (drained)
Meyerhof’s Method
97
a. Tanah Pasir
Qp = Ap . qp = Ap . q . Nq* ≤ Ap . ql
Qp = Ap . q . Nq* ≤ Ap . ql
dimana :
N = rata-rata dari nilai N-SPT sekitar ujung tiang (sekiar 10D dari
atas dan 4D dari bawah ujung tiang).
Untuk nilai Nc* dan Nq* didapatkan dari grafik di bawah ini:
98
Qp = Ap . cu . Nc*
Karena = 0, maka nilai Nc* dan Nq* berdasarkan grafik 2.1 adalah :
Nc* = 9
Nq* = 0
Qp = 9 . cu . Ap
99
c. Bored Pile
Qp = . Ap . Nc . cp
dimana :
= faktor koreksi;
= 0,8 untuk D ≤ 1 m
Qs = ∑ p . L . f
dimana :
p = keliling tiang pondasi
L = pengurangan panjang pada saat p dan f konstan
F = koefisien friksi sesuai dengan kedalaman yang diinginkan
100
Tanah Pasir
Qs = ∑ p . L . f
f = K . o . tan
dimana :
= (0,5 – 0,8)
Tanah lempung
Metode
Qs = ∑ p . L . fav
dimana :
= koefisien lekatan
Tiang pondasi biasanya terletak lebih dari 1 lapis jenis tanah lempung,
sehingga untuk nilai cu dan σ'´ o harus dihitung per-lapisan. Untuk tanah
lempung yang berlapis-lapis maka nilai cu dan σ'´ o didapatkan seperti di
bawah ini :
Metode
Qs = ∑ p . L . f
f = . cu
Metode
Qs = ∑ p . L . f
f = . o
dimana :
= K . tan R
R = sudut friksi drained pada lempung remoulded
K = koefesien tekanan tanah at rest
= 1 – sin R (untuk lempung normally consolidated)
= (1 – sin R) . √ OCR (untuk lempung over consolidated)
Bored Pile
Untuk daya dukung friksi pada pondasi bored pile, digunakan rumus di
bawah ini.
Qs = ∑ 0,45 . cu . p . L
bila terjadi sedikit kesalahan dari desain tidak langsung runtuh. Untuk
rumus Qu dan Qall adalah sebagai berikut :
− Driven pile
Qu = Qp + Qs
Qu
Q all = FS = 2,5 – 4
FS
QP QS
Q all = +
3 1,5
− Bored pile
Qu
Q all = D < 2m dan pelebaran pada ujung tiang
2,5
Qu
Q all = Tanpa pelebaran pada ujung tiang
2
s = se + spp + sps
dimana :
s = total penurunan tiang
se = penurunan elastik tiang
spp = penurunan tiang akibat beban pada ujung tiang
sps = penurunan tiang akibat penyebaran beban sepanjang
106
selimut tiang
( Q wp + Q ws ) L
se =
A p . Ep
dimana :
Qwp = beban yang ditanggung pada ujung tiang pada saat
pembebanan
Qws = beban yang ditanggung oleh tahanan friksi pada saat
pembebanan
Ap = luas penampang tiang
Ep = modulus elastisitas tiang
L = panjang tiang
= faktor distribusi gaya friksi sepanjang selimut tiang. Nilai
faktor ini tergantung pada bentuk distribusi gaya yang
terjadi seperti gambar di bawah ini.
Q wp D
s pp = ( )
A p Es
( 1−μ2s ) I wp
dimana :
D = lebar atau diameter tiang
Es = modulus elastisitas tanah pada atau di bawah ujung tiang
s = poisson ratio tanah
Iwp = faktor pengaruh pada ujung tiang yang didapatkan dari
grafik di bawah ini (r)
s
2
s ws (2.1)
dimana :
p = keliling lingkaran
L
I ws = 2 + 0.35
√ D
Lg = (n1 – 1) d + 2(D/2)
Bg = (n2 – 1) d + 2(D/2)
dimana :
Lg = panjang kelompok tiang
Bg = lebar kelompok tiang
D = diameter tiang
d = jarak antar tiang (dari as ke as)
109
Q g(u)
=
∑Q u
dimana :
Ada 2 jenis efisiensi group piles yang sering digunakan yaitu metode
Block Failure dan Metode Converse – Labarre.
dimana :
Qg(u) = daya dukung batas dari kelompok tiang
Lp = panjang tiang
Lg, Bg = panjang dan lebar kelompok tiang
cu1 = rata-rata nilai kohesif undrained sepanjang tiang
cu2 = rata-rata nilai kohesif undrained dari tanah di dasar tiang
sampai kedalaman 2B
Nc = faktor daya dukung
111
( n1 + 1 ) n2 + ( n2 + 1 ) n1
=1-
[ 90 . n 1 . n2 ] θ
dimana :
2 ( n 1 + n2 ) d + 4D
= .
p . n 1 . n2
2 ( n 1 + n 2 ) d + 4D
Q g(u) =
[ p . n1 . n 2 ]
∑ Qu
Sedangkan untuk bored pile pada tanah pasir adalah sebagai berikut :
Qp = 9 . cu . Ap
Qs = Σ( . p . cu . L)
Qp = Ap . qp = Ap . cu . Nc*
dengan Ap = Lg . Bg
113
Cc(i) H i p + p(i)
∆s g = Σs i =
1 + eo(i) [
log o(i)
p o(i) ]
2
dimana :
Qg
∆p i = ( L + zi ¿ ¿
( Bg + z i ¿ g
dimana :
Bg
s g(e) =
√ D
s
dimana :
sg(e) = penurunan elastik group piles
D = lebar atau diameter 1 tiang
s = penurunan elastik 1 tiang (subbab 2.3.1)
2q √ Bg I
s g(e) (in) =
N 60
dimana :
q = Qg / (Lg.Bg) (ton/ft2)
Lg, Bg = panjang dan lebar kelompok tiang (ft)
N60 = rata-rata N-SPT pada area penurunan ( sedalam Bg
setelah ujung tiang)
I = faktor pengaruh = 1 – L/8Bg 0,5
L = panjang tiang
Sg = mv . . Ho
1 Q gu
sg = . . Ho
E' ( Lg + z i ) . ( Bg + z i )
dimana :
mv = koefisien kompresibilitas volume
= tekanan pada kelompok tiang
Ho = tebal lapisan dihitung dari dari 2/3 L
E = modulus elastisitas (undrained)
Qgu = daya dukung batas kelompok tiang
Lg, Bg = panjang dan lebar kelompok tiang
118
4.10 Raft
Raft merupakan nama lain dari pile cap dimana fungsi dari raft
ini sendiri adalah untuk mengikat semua kepala tiang sehingga beban
yang akan dipikul oleh tiang pondasi akan lebih besar dikarenakan
beban didistribusikan oleh raft pada masing-masing tiang. Banyak yang
menganggap bahwa fungsi raft ini tidak begitu terlihat dikarenakan
konstribusinya yang tidak begitu besar dalam menahan beban. Tetapi
pada kenyataannya, raft juga berkontribusi dalam menahan beban dari
struktur di atas.
Untuk perhitungan daya dukung pada raft di bawah ini lebih mengarah
pada tanah lempung, dimana nilai = 0 dan ada beban secara vertikal :
qu = cu Nc Fcs Fcd + q
dimana :
Fcs = faktor bentuk
Fcd = faktor kedalaman
Nc = 5.14
Nq = 1
B Nq B 1 0,195 B
F cs = 1 + ( )
L Nc
=1+ ( )
L 5,14
=1+
L
F cd = 1 + 0,4 (DB )
f
dimana :
B = lebar raft
L = panjang raft
Df = tebal raft
119
Raft biasa nya juga sering disebut dengan slab. Untuk slab off
grade akan terjadi dimana pada saat penggalian tanah untuk konstruksi
pondasi dan bagian raft, tanah sekitar mengalami pengembangan
(swellling) sehingga pada saat konstruksi bagian atas yang
menyebabkan pembebanan dimulai akan terjadi penurunan tanah di
bawah raft sehingga muncul gap/jarak antara tanah dan bagian bawah
raft. Kondisi seperti ini mengakibatkan raft tidak menyumbangkan
kosntribusi sama sekali dalam menahan beban yang berada di atasnya.
Beban akan langsung ditahan sepenuhnya oleh tiang pondasi.
4.11 Plaxis 3D
4.12 Rangkuman
4.14 Jawaban