Qb f b Ab
Dimana:
Qp = daya dukung ultimit tiang (ton)
fb = tahanan ujung persatuan luas (ton/m2)
Ab = luas penampang tiang bor (m2)
Tanah Non-Kohesif:
Reese dan Wright (1977)
fb= (2/3) N (tsf) untuk N ≤ 60
fb = 40 (tsf) untuk N > 60
dimana:
N = Nilai N-SPT rata-rata antara ujung bawah tiang bor sampai 2d (diameter dasar tiang bor) di bawahnya
Tanah Kohesif:
Skempton (1966)
fb = μ Ab cb Nc
dimana:
μ = faktor koreksi, dengan μ = 0.8 untuk d < 1 m, dan μ = 0.75 untuk d > 1 m.
Cb = kohesi tanah di bawah ujung tiang pada kondisi tak terdrainsae (undrained) (kN/m2)
nilai cb diambil rata-rata antara ujung bawah tiang bor sampai 2d (diameter dasar tiang bor) di
bawahnya
Nc = faktor kapasitas dukung (Nc = 9)
Qs f s L p
Dimana:
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L = panjang tiang (m)
p = keliling penampang tiang (m)
Tanah Non-Kohesif:
Reese dan Wright (1977)
fs= N/34 (tsf) untuk N≤ 53
fs = (N-53)/450 + 1.6 (tsf) untuk 53 < N ≤ 100
fs ≤ 1.7 tsf (16.600 ton/m2)
dimana:
N = Nilai N-SPT rata-rata antara ujung bawah tiang bor sampai 2d (diameter dasar tiang bor) di bawahnya
Tanah Kohesif:
Skempton (1966)
fs = cd = α cu
dimana:
cd = adhesi (kN/m2)
α = faktor adhesi (Skempton, 1966 menyarankan α = 0.45)
cu = kohesi tak terdrainase (undrained) (kN/m2)
Qb f b Ab
Dimana:
Qp = daya dukung ultimit tiang (ton)
fb = tahanan ujung persatuan luas (ton/m2)
Ab = luas penampang tiang bor (m2)
Tanah Non-Kohesif:
Meyerhof (1976)
fb= (2Ncorrected × db)/15db (tsf)
dimana :
untuk tanah pasir, nilai fb dikoreksi terhadap fb < (4/3Ncorrected) dalam tsf
jika d > 4,17 ft atau d > 120 cm maka nilai fb direduksi menjadi
fbr = (4,17 fb/d) ; dimana fb dalam tsf dan d dalam ft
⇨ Nilai N diambil rata-rata dari bawah ujung pondasi sampai kedalaman 2db
Tanah Kohesif:
Skempton (1966)
f b = μ Ab c b N c
dimana:
μ = faktor koreksi, dengan μ = 0.8 untuk d < 1 m, dan μ = 0.75 untuk d > 1 m.
cb = kohesi tanah di bawah ujung tiang pada kondisi tak terdrainsae (undrained) (kN/m2)
nilai cb diambil rata-rata antara ujung bawah tiang bor sampai 2d (diameter dasar tiang bor) di
bawahnya
Nc = faktor kapasitas dukung (Nc = 9)
Qs f s L p
Dimana:
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L = panjang tiang (m)
p = keliling penampang tiang (m)
Tanah Non-Kohesif:
Meyerhof (1976)
fs = N/100 (tsf)
Tanah Kohesif:
Skempton (1966)
fb = μ Ab cb Nc
dimana:
μ = faktor koreksi, dengan μ = 0.8 untuk d < 1 m, dan μ = 0.75 untuk d > 1 m.
Cb = kohesi tanah di bawah ujung tiang pada kondisi tak terdrainsae (undrained) (kN/m2)
nilai cb diambil rata-rata antara ujung bawah tiang bor sampai 2d (diameter dasar tiang bor) di
bawahnya
Nc = faktor kapasitas dukung (Nc = 9)
PERHITUNGAN PONDASI TIANG BOR
KAPASITAS DUKUNG UJUNG
Qb f b Ab
Dimana:
Qp = daya dukung ultimit tiang (ton)
fb = tahanan ujung persatuan luas (ton/m2)
Ab = luas penampang tiang bor (m2)
Tanah Non-Kohesif:
O'neil & Hassan (1994)
fb = 0.6 N (tsf)
jika d > 4,17 ft atau d > 120 cm maka nilai fb direduksi menjadi
fbr = (4,17 fb/d) ; dimana fb dalam tsf dan d dalam ft
⇨ Nilai N diambil rata-rata dari bawah ujung pondasi sampai kedalaman 2db
Tanah Kohesif:
Reese & O’Neil (1989)
fb= cu × Nc’
L
N c' 6 1 0.2 9
db
dimana:
L = Panjang tiang bor
cu = kohesi tanah di bawah ujung tiang pada kondisi tak terdrainsae (undrained) (kN/m2)
nilai cu diambil rata-rata antara ujung bawah tiang bor sampai 2d (diameter dasar tiang bor) di
bawahnya
Qs f s L p
Dimana:
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
fs = gesekan selimut tiang (ton/m2)
L = panjang tiang (m)
p = keliling penampang tiang (m)
Tanah Non-Kohesif:
O'neil & Hassan (1994)
fs= β × po’ (< 2 tsf)
Dengan 0,25 ≤ β ≤ 1,2
β = 1.5 - 0.135√z ; z dalam ft
Tanah Kohesif:
Reese & O’Neil (1989)
fs= α × cu
α = 0,55 untuk cu < 15,3 ton/m2
α = 0,55 - 0,1 × (cu/pr -1,5) untuk 1,5 ≤ cu/pr ≤ 2,5 (atau cu = 15,3 - 25,5 ton/m2)
pr = tegangan referensi = 100 kPa = 10,2 ton/m2