Anda di halaman 1dari 31

DAYA DUKUNG TIANG

MEMBERS
YUDHISTIRA TRANSISKA SILVIA K.D. (21410103851)
(21410103823)

PIPIT MINDYARTI LISNA SEFIYA RAHAYU


(21410103825) (21410103867)

RAFIKI BANU ASHAR (21410103819) JIHAN NUR FITRIANI


(21410103849)

IMAM MAULANA SUBHI AS’AD AL JA’FAR ROFI


(21410103821) (21410103835)
Daya Dukung Ujung Metoda

Meyerhof

a. Untuk tanah pasir


Nilai faktor kapasitas daya dukung meningkat sejalan dengan
meningkatnya nilai rasio kedalaman penanaman dan diameter
pondasi (Lb/B) dan mencapai nilai maksimum pada nilai rasio
(Lb/B) sekitar 0.5(Lb/B)kritis. Dalam kasus-kasus praktis, nilai
dari (Lb/B) pada kebanyakan pondasi tiang lebih besar dari
0.5(Lb/B)kritis. Untuk itu, perlu dilakukan penyesuaian
(pembuatan kurva) nilai maksimum faktor kapasitas daya
dukung Nc * dan Nq *
Oleh Meyerhof diberikan seperti
pada Gambar 4.4. Rangkuman dari
tori kapasitas daya dukung
Meyerhof untuk tanah pasir dapat
dituliskan dalam bentuk formula
berikut:

Gambar 4.4 Nilai maksimum faktor daya dukung Meyerhof, Nq* dan
Nc*
Maka perkiraan kapasitas daya dukung ujung dapat ditentukan dengan menggunakan rumusan berikut

Dimana : Nq1* dan Nq2* adalah nilai maksimum


faktor daya dukung untuk tanah lapisan ke-1 (di
atas) dan ke-2 (di bawah) yang ditentukan
berdasarkan φ1 dan φ2 φ1 dan φ2 adalah sudut
geser dalam lapisan tanah ke-1 dan lapisan ke-2. Lb
adalah kedalaman penanaman pondasi pada lapisan
ke-2.
b. Untuk tanah lempung

faktor-faktor daya dukung Nc * dan Nq * didapatkan kapasitas daya dukung bersih (=netto, yaitu
mengurangi nilai Nq * =1 -untuk sudut geser sama
hanya dari nilai sudut geser dalam tanah, φ. Meyerhof
dengan nol-, dengan satu sehingga menjadi nol) dari
menggunakan grafik yang sama seperti pada Gambar tanah lempung kondisi undrained sebagai:
4.4 untuk menentukan nilai-nilai faktor Nc * dan Nq *
dan memasukkannya ke dalam persamaan 4.6 yang
ditulis kembali seperti berikut

dimana cu adalah nilai kohesi undrained tanah


lempung dibawah dasar pondasi tiang.
Contoh Soal.
Sebagai contoh untuk memprediksi daya dukung ujung sebuah
pondasi tiang tunggal dengan menggunakan persamaan
tradisional, diberikan kasus pondasi tiang yang ditanam dalam
tanah pasir homogen berikut. Gambar K4.1.1 memperlihatkan
sebuah pondasi tiang dengan diameter 40 cm yang ditanam
dalam tanah pasir dengan kedalaman 6 m. Deposit tanah
tersebut bersifat homogen dan mempunyai sudut geser dalam
φ=30o dengan berat isi γ=1.6 t/m3 . Muka air tanah sangat
dalam sehingga tidak memberikan effek pada perhitungan daya
dukung pondasi. Tahapan perhitungan (estimasi) daya dukung
pondasi dapat dilakukan sebagai berikut:
Diketahui :
Berat isi , γ = 1.6 t/m3
Kohesi , c = 0 t/m2
Sudut Geser dalam, φ = 30°
Kedalaman, L = 6 m
Lebar, B = 0.4 m

Nilai faktor daya dukung :


Dengan memasukkan nilai sudut geser
dalam, φ=30° pada kurva faktor daya
dukung pada Gambar 4.9, maka
diperoleh nilai-nilai faktor daya dukung
sebagai berikut:
Dari gambar disamping dapat diperoleh:
Lb/B (kritis) = 6.1 dengan demikian maka,
Nilai kedalaman kritis Lb = 6.1 x 0.4 m =
2.44 m Kedalaman kritis ini mempunyai arti
bahwa daya dukung ujung maksimum
pondasi tiang tersebut dicapai pada
kedalaman sebesar 2.44 m atau dengan kata
lain, daya dukung ujung hanya dihitung
hingga kedalaman 2.44 meter tersebut,
sehingga tegangan effektif akibat berat
sendiri adalah:
.
Daya Dukung Sisi untuk Tanah Lempung

dan Kelempungan
Metoda alfa (α)

Metoda ini sangat cocok


digunakan untuk tanah
lempung terkonsolidasi normal
pada kondisi tidak terdraenase
(Undrained NC Clay).
dimana α = faktor adesi
Tahanan sisi tiang pada lapisan tiang-tanah c = parameter
lempung tertentu ditetapkan kohesi tanah lempung (juga
sebagai: cu, untuk kondisi
undraened)
Contoh Soal.
Sebagai contoh untuk memprediksi daya Diketahui:
dukung sisi sebuah pondasi tiang tunggal, Pondasi: Lebar, B = 0.4 m
diberikan sebuah pondasi tiang dengan diameter (dan Panjang L = 8 m)
40 cm yang ditanam dalam tanah lempung
dengan kedalaman 8 m (Gambar K.4.3.2).
• Lempung Lapisan 1:
Deposit tanah terdiri dari dua lapisan tanah
lempung, lapisan atas dengan ketebalan 3 m Berat isi , γ1 = 1.6 t/m3
mempunyai tahanan kohesi cu=5.5 t/m2 dengan Kohesi , c1 = 5.5 t/m2
berat isi γ=1.6 t/m3 dan lapisan lempung Ketebalan , L1 = 3 m
bawahnya memiliki kohesi cu=7.2 t/m2 dengan • Lempung Lapisan 2:
berat isi γ=1.7 t/m3 . Tahapan perhitungan daya
Berat isi , γ2 = 1.7 t/m3
dukung sisi pondasi dengan menggunakan
Kohesi , c2 = 7.2 t/m2
metoda α dapat dilakukan sebagai berikut:
Ketebalan , L2 = 8 m – 3 m = 5 m
Metode Coyle dan Castello

a. Tabanan ujung ultimit (Qb)

Coyle dan Castello (1981) menyarankan cara empiris untuk


menghitung kapasitas dukung ujung tiang dalam tanah pasir
Tahanan ujung ultimit tiang
dengan mempertimbangkan penurunannya. Cara ini
dinyatakan oleh :
didasarkan pada beban yang meyebabkan penurunan tiang
10% kali diameternya (0,ld). Behan kerja tiang umumnya
tidak lebih dari 1/3 beban ultimit, dan penurunan tiang
dukung ujung sering tidak lebih dari 12 mm.
b) Tahanan gesek ultimit (QS)

Tahanan gesek ultimit dihitung dengan:


Metode Kulhawy
a. Tahanan ujung ultimit (Qb)

Kulhawy (1983) mengembangkan teori Vesic (1977) dalam mengevaluasi tahanan ujung
dengan memperhatikan indeks kekakuan (rigidity index) tanah yang dinyatakan oleh
persamaan:

E = modulus elastis tanah (kN/m2 )


µ = rasio Poisson tanah
(µ = 0,2 untuk pasir longgar dan µ = 0,35 untuk pasir padat)
Pb' = tegangan vertikal efektif pada elevasi dasar tiang (kN/m2 )
Φ = Sudut gesek dalam tanah (derajat)
.
Modulus elastis tanah (E) secara pendekatan dapat ditentukan dengan menggunakan data hasil uji SPT dan uji
penetrasi konus (sondir). Untuk pasir longgar dan padat, Kulhawy (1983) menyarankan:

satuan tekanan overburden efektif (pb ) dalam ton/ft2


(1 ton/ft2 = 1,08 kg/cm2 = 106 kPa).

Secara tipikal, nilai Ir antara 10 - 400.


Bila Ir semakin tinggi, maka model
keruntuhan tanah mendekati
keruntuhan geser umum. Bila nilai Ir
rendah, maka kompresibilitas tanah
menjadi faktor penting dan keruntuhan
tanah cenderung merupakan
keruntuhan geser lokal atau keruntuhan
penetrasi.
Tahanan ujung ultimit tiang dinyatakan oleh:

Qb :Abfb

tahanan ujung satuan:


fb = dyNy*+ Pb'Nq*
dengan,
fb = tahanan ujung satuan (kN/m2 )
d = diameter atau lebar tiang (m)
y = berat volume tanah (kN/m3 )

Nq *, Ny* = faktor-faktor kapasitas dukung


Nilai-nilai Ny* dan Nq *
yang disarankan oleh
Kulhawy ditunjukan pada
gambar berikut
b) Tahanan gesek ultimit (Qs)

Bila koefisien tekanan tanah lateral


sebelum terganggu oleh pemasangan tiang
( dimana tanah masih dalam kondisi tidak
terganggu) dinyatakan oleh K 0 , dan bila
telah terganggu oleh pemasangan tiang
dinyatakan oleh Kd, maka rasio Kd / Ko
tersebut berkisar diantara 0,5 - 2.

Rasio Kd K0 yang disarankan oleh


Kulhawy et al. (1983) ditunjukkan dalam
untuk tanah yang mendatar:

dengan,
K0 = koefisien tekanan tanah lateral saat diam
Φ = Sudut gesek dalam tanah (derajat)
OCR= m·crconsolidation rario (rasio konsolidasi
berlebihan).
Nilai-nilai rasio KdKo bergantung pada
(Kulhawy et al, 1983):
1. Metode pemasangan tiang. Tiang yang dipancang menyebabkan kompresi tanah di
sekitarnya, sedangkan tiang bor menghasilkan relaksasi.

2. Perpindahan tanah akibat pemancangan. Tiang yang menghasilkan perpindahan tanah


besar (seperti tiang baja ujung tertutup ), menghasilkan rasio K dKo yang besar. Namun,
dengan berjalannya waktu, nilai tersebut berkurang oleh adanya rangkak (creep) yang
cenderung mengendorkan tegangan horisontal secara lokal.

3. Konsistensi tanah. Tanah yang padat lebih tahan terhadap distorsi. sehingga
menghasilkan Kd/K0 lebih besar.

4. Cara-cara pemasangan tiang yang khusus. Pengeboran tan ah pad a tiang bor atau
penyemprotan yang melonggarkan tanah. sehingga mengurangi K d/K0
tahanan gesek per satuan
luas
:

Contoh Soal.
Tiang pancang beton berdiameter 0,4 m dan
panjang 16 m dipancang pada pasir (Gambar
C2.2). Muka air tanah terletak pada 3 m dari
permukaan tanah. Data tanah: pasir
terkonsolidasi normal (OCR= 1), Φ’=36o ,
γb=17,7 kN/m2 , , γsat=18,2 kN/m3 .Modulus
elastis tanah dari uji SPT . E = 35000
kN/m2 .Berat volume beton 25 kN/m3 .Hitung
kapasitas dukung ijin tiang dengan metode
kulhawy (1983),dengan factor aman F = 2,5.
:
Penyelesaian :
γ ' = γ sat - γ w = 18,2 - 9,81 = 8,39 kN/m3
Tekanan overburden efektif pada kedalaman 16
m:
Pb' = 3 x 17,7 + 13 x 8,39 = 162,17 kN/m2
Ab = ¼ x π x 0,42 = 0,13 m2

Untuk φ’ = 36o ,dari Gambar


2.26 ,Nγ*=16 ,dan dari Gambar 2.27,
Nq*=77
Tahanan ujung ultimit (Qb)

Tahanan ujung satuan : Tahanan gesek ultimit (Qs)


fb = dγNγ*+ pb'Nq* Tahanan gesek satuan dihitung dengan metode β
dengan menghitung lebih dulu K0 , dari Persamaan
= (0,4 X 8,39 X 16) + (162,17 X 77)
(2.21):
= 12540,8 kN/m2 < 15000 kN/m2 (OK)
K0 = (1 – sinφ)OCRsinφ

Tahanan ujung ultimit: =(1-sin 36o)1sin36 = 0,41

Qb = Abfb = 0,13 x 12540,8 = 1630,3 kN Untuk tiang pancang beton, pasir dengan φ' = 36°
termasuk semi padat, maka diambil Kd/K0 = 1,5
(Tabel 2.7) dan δ/φ’ =0,9 (Tabel 2.8)
Tekanan overburden efektif rata-rata pada kedalaman:
0- 3 m : Po'o) = ½ (0 + 3 x 17,7) = 26,55 kN/m 2
3-16 m: p0 '(2) = ½ (3 x 17,7 + 13 x 8,39) = 81,09 kN/m 2
Keliling tiang = πd = π x 0,4 = 1,26 m

Tahanan gesek satuan:


fs = βPo' (1) +βPo' (2) = β (po' (1) + Po' (2))
Qs= Asfs
= {(3 X 1,26) X 0,39 X 26,55}+ {(13 X 1,26) X 0,39 X 81,09} = 557,16
kN
Kapasitas dukung ultimit neto ( Qu)
Dari Persamaan (2.24a) :
Qu = Qb + Qs - Wp
WP = ¼ x π x 0,42 x 16 x 25 = 50,3 kN
Qu = 1630,3 + 557,16 - 50,3 = 2137 kN

Kapasitas dukung ijin tiang ( Qa)


Qa = Qu/F = 2137/3 = 712 kN
THANK YOU
Hope you learn something new

Anda mungkin juga menyukai