ABSTRAK
Perencanaan pondasi yang benar adalah apabila beban yang diteruskan pondasi ke tanah tidak
melewati kekuatan tanah yang ada. Penelitian pada Proyek Rusunawa Jatinegara Barat ini dilakukan
perhitungan nilai daya dukung aksial pondasi tiang pancang berdasarkan data SPT dan uji laboratorium. Analisis
juga dilakukan pada loading test yang akan dibandingkan dengan perhitungan metode elemen hingga (MEH)
menggunakan pemodelan Soft Soil dan Mohr-Coulomb.
Hasil perhitungan menunjukkan daya dukung ultimate secara analitis berdasarkan SPT sebesar
331,730 Ton dan uji laboratorium sebesar 631,770 Ton. Berdasarkan data loading test menggunakan 3 metode
menghasilkan daya dukung ultimate, diantaranya Metode Davisson (250 Ton), Metode Mazurkiewicz (350
Ton), dan Metode Chin (312,7 Ton). Sementara pada analisis menggunakan MEH menghasilkan daya dukung
ultimate sebesar 493,82 Ton untuk pemodelan tanah Mohr-Coulomb dan 477,47 Ton untuk pemodelan Soft
Soil+Mohr-Coulomb. Nilai efisiensi kelompok tiang menggunakan 4 metode, diantaranya Metode Converse-
Labarre (69,275%), Metode Los Angeles Group (59,066%), Metode Sheiler-Keeney (62,427%) dan Metode
Feld (54,167%). Daya dukung ultimate lateral tiang menggunakan metode Broms sebesar 27,199 Ton secara
analitis, dan 25,488 Ton secara grafis. Pada MEH, Pemodelan Soft Soil+Mohr-Coulomb menghasilkan besar
penurunan yang lebih kecil yaitu 18,650 mm dibandingkan Mohr-Coulomb sebesar 18,770 mm. Berdasarkan
analisis yang dilakukan, tiang pondasi aman karena telah memenuhi syarat dalam perhitungan daya dukung
pondasi berdasarkan beban rencana. Besar penurunan yang terjadi lebih kecil dari penurunan yang diijinkan
sebesar 25,400 mm sesuai ASTM D.1143-81.
Kata Kunci: Kapasitas Daya dukung, Tiang Pancang, SPT, Laboratorium, Loading Test, Metode Elemen
Hingga
ABSTRACT
The decent foundation design is when the load that transmitted by the foundation to the soil layer
does not pass through the strength of the soil layer. This research on Rusunawa Jatinegara Barat Project
calculated the axial capacity of pile foundation based on SPT and laboratory test data. The analysis also
calculated on loading test which will compared by Finite Element Method (FEM) that used Soft Soil and Mohr-
Coulomb model.
Result of calculation show the ultimate load-bearing based on SPT is 331.730 Ton and laboratory
test is 631.770 Ton. Based on loading test data using 3 (three) methods produce ultimate load-bearing,
including Davisson Method (250 Ton), Mazurkiewicz Method (350 Ton), and Chin Method (312.700 Ton).
Meanwhile the FEM analysis produce ultimate load-bearing of 493.820 Ton for Mohr-Coulomb model and
477.470 Ton for Soft Soil model. The efficiency of pile groups uses 4 (four) methods, including Converse-
Labarre Method (69.275%), Los Angeles Group Method (59.066%), Sheiler-Keeney Method (62.427%) and
Feld Method (54.167%). The lateral ultimate load-bearing of the pile using Broms method is 27.199 Ton
analytically, and 25.488 Ton graphically. In FEM, Soft Soil modelling produce smaller settlements value of
18.650 mm compared to Mohr-Coulomb of 18.770 mm. Based on the analysis conducted, the pile foundation is
safe because has qualify the requirements in the calculation of carrying capacity of the pile based on the load
plan. The settlements that occurs is smaller than the allowable settlement of 25.400 mm according to ASTM
D.1143-81.
Keywords : Bearing Capacity, Pile, SPT, Laboratory, Loading Test, Finite Element Method.
1. PENDAHULUAN b. Tahanan geser selimut pondasi tiang pancang:
Suatu struktur bangunan dapat berdiri kokoh karena Untuk tanah non-kohesif:
didukung oleh pondasi yang kuat. Pondasi merupakan Qs = ∑0.02 pa (N60) p ∆L
bagian paling penting pada konstruksi bangunan. Untuk tanah kohesif:
Pondasi berfungsi untuk menahan seluruh beban yang Qs Cu p Lb
ada pada bangunan serta meneruskannya ke dalam Dimana:
tanah. Pada konstruksi bangunan, pondasi yang Lb = Tebal lapisan tanah (m)
merupakan struktur bawah (sub-structure) yang ∆L = Tebal lapisan tanah (m)
mendukung struktur atas (upper structure). Cu = Kohesi undrained (kN/m2)
Perencanaan pondasi yang benar adalah apabila beban α = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
yang diteruskan pondasi ke tanah tidak melewati p = Keliling tiang (m)
kekuatan tanah yang ada. Penurunan dan keruntuhan
dapat terjadi apabila kekuatan tanah tidak sanggup 2.3. Kapasitas Daya dukung Tiang Pancang
menahan beban bangunan. Maka diperlukan ketelitian Aksial menggunakan data uji laboratorium
pada perencanaan pondasi agar tidak terjadi kerusakan a. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang:
pada konstruksi bagian atas. Untuk tanah non-kohesif:
Jenis pondasi yang dipakai pada proyek Rusunawa Qp = Ap × q × (Nq* - 1)
Jatinegara adalah pondasi tiang pancang kotak Untuk tanah kohesif:
(square pile) 40 x 40 cm produksi Wika Beton dan Qp = Ap × Cu × Nc*
mutu beton K-450. Dimana:
Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis pondasi Qp = Tahanan ujung per satuan luas (ton).
yang menyalurkan beban pondasi melewati lapisan q = Tekanan vertikal efektif (ton/m2)
tanah dengan daya dukung yang rendah ke lapisan Nq* = Faktor daya dukung tanah.
tanah keras dengan kapasitas daya dukung relatif Nc* = Faktor daya dukung tanah, untuk
cukup tinggi. Daya dukung tiang pancang diperoleh pondasi tiang pancang. Nc* = 9.
dari daya dukung ujung (end bearing capacity).
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kapasitas Daya dukung Tiang Pancang
Aksial menggunakan data sondir (Meyerhoff)
a. Daya dukung ultimate pondasi tiang pancang:
Qult (qc Ap ) ( JHL K )
b. Daya dukung ultimate pondasi tiang pancang:
qc Ap JHL K
Qizin
3 5
Dimana:
Qult = Daya dukung ultimate (kg)
Qizin = Kapasitas daya dukung ijin (kg)
Gambar 2.1. Faktor Nq* (Meyerhoff, 1967)
qc = Tahanan ujung sondir (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang (cm2) b. Daya dukung selimut pondasi tiang pancang:
K = Keliling tiang pancang (cm) Qs = fi × Li × p
JHL = Jumlah hambatan lekat (kg/cm) Untuk tanah non-kohesif:
f K 0 v ' tan
2.2. Kapasitas Daya dukung Tiang Pancang Untuk tanah kohesif:
Aksial menggunakan data SPT (Meyerhoff) f i Cu
a. Daya dukung ujung pondasi tiang pancang:
Dimana:
Untuk tanah non-kohesif:
α = Faktor adhesi
L
Q p A p 0,4 p a N 60 A p 4 p a N 60 Cu = Kohesi tanah (ton/m2)
D K0 = Koefisien tekanan tanah (K0 = 1 – sin
Untuk tanah kohesif: Ø).
Qp Ap q p σv’ = Tegangan vertikal efektif tanah (ton/m2)
qp = N60* Cu = γ. L’
Cu = N-SPT × 2/3 × 10 L’ = 15 D
Dimana: δ = 0,8 × Ø
Qp = Tahanan ujung ultimate (kN)
N60 = Nilai N rata-rata dari 10D sampai 4D di
atas ujung tiang
pa = Tekanan atmosfir (100 kN/m2)
5. Perpotongan antara kurva beban – penurunan
dengan garis lurus merupakan daya dukung
ultimit.
88,5 = Hu
Cu D 2
88,5 = Hu
18 (0,4) 2
Hu = 254,880 kN
Hu = 25,4880 ton
Maka, beban ijin lateral yang didapat yaitu:
Hijin = 254,880
2,5 Gambar 4.2. Grafik metode Davisson
Hijin = 101,952 kN = 10,195 ton
Setelah melewati proses perhitungan dan melakukan 4.6. Menghitung Penurunan Tiang Pancang
plot grafik, dari metode Davisson diperoleh nilai a. Penurunan Tiang Tunggal
beban ultimate (Qult) sebesar 250 ton. Data tiang pancang:
Panjang tiang (L) = 15,400 m
b. Metode Mazurkiewicz
Diameter tiang (D) = 0,400 m
Beban uji = 140 ton
Tahanan ujung (qc) = 125 kg/cm2
Mutu beton tiang (fc’) = 42 Mpa
- Modulus elastisitas di sekitar tiang
Es = 3 × 125 kg/cm2
= 375 kg/cm2
= 37,500 Mpa
- Modulus elastisitas tanah dasar tiang
Eb = 10 × 37,500 Mpa
= 375 Mpa
- Modulus elastisitas tiang pancang
Gambar 4.3. Grafik metode Mazurkiewicz Eb = 4700 × 42
= 30459,480 Mpa
Daya dukung ultimate (Qult) yang diperoleh
- Faktor kekakuan tiang:
menggunakan metode Mazurkiewicz (1973) adalah 0,160
RA =
sebesar 350 ton.
1/4 π 0,400 2
c. Metode Chin = 1,273
Tabel 4.6. Hasil perhitungan analisa regresi pada TP- K = 30459,480 1,273
321 37,500
Beban S S/Q = 1033,990
n x2 xy
(ton) (x) (y) Untuk, db 40 1
1 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 d 40
2 35,000 1,330 0,038 1,769 0,051
3 70,000 3,120 0,045 9,734 0,139 Untuk, 1540 38,500
L
4 105,000 4,750 0,045 22,563 0,215 d 40
5 140,000 6,560 0,047 43,034 0,307 Dengan menggunakan grafik diperoleh:
6 175,000 9,050 0,052 81,903 0,468 I0 = 0,051
7 210,000 11,430 0,054 130,645 0,622 Rk = 1,200
8 245,000 14,870 0,061 221,117 0,903 Rh = 0,400
9 280,000 18,740 0,067 351,188 1,254 Rμ = 0,870
∑ 69,850 0,408 861,951 3,959 Rb = 0,300
Dari analisa regresi diperoleh nilai a = 0,026,
dan b = 0,002. Grafik dengan Metode Chin
menunjukkan hubungan beban dan penurunan tiang
ɣwet (kN/cm3)
ɣdry (kN/cm3)
Compression
Compression
Mohr-
No. Lapisan
Jenis Tanah
Kx (m/hari)
Ky (m/hari)
Subsurface
c (kN/cm2)
Index (Cc)
Coulomb
Coulomb
N-SPT
Ø Model
Model
(°)
Es υ λ* κ*
1
2 15
Silty
3 Stiff 0,060 0,300 1,174 11,99 17,36 0,00094 0,00084 13 15,18 0,056 0,022
Clay
4
17
5
6
Silty
6,2 14 Stiff 0,056 0,280 1,241 11,65 16,73 0,00094 0,00084 12 14,22 0,052 0,021
Clay
6,7
7
8 5
Clayey Medium
9 0,156 0,780 1,616 9,99 17,13 0,00440 0,00440 2 9,22 0,110 0,004
Silt Stiff
10
5
11
12
Sandy
13 14 Stiff 14,55 8,59 0,00440 0,00440 20 35,00 10000 0,3 - -
Silt
14
15 Silty 35
Dense 14,55 8,59 0,00440 0,00440 25 38,00 85000 0,3 - -
15,4 Sand 50
Siklus uji beban statis yang dilakukan yaitu Proses perhitungan program elemen hingga:
sebagai berikut: 1) Mengatur General settings dengan menggunakan
a. Cycle I model axisimmetry.
1. Besar beban = 25 %, Konsolidasi 1 jam= 350 kN 2) Menentukan pemodelan tanah, pada kasus ini
2. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 1 jam= 700 kN menggunakan dua pemodelan, yaitu Soft Soil
3. Besar beban = 25 %, Konsolidasi 20 menit= 350 kN dan Mohr-Coulomb.
4. Besar beban = 0 %, Konsolidasi 1 jam= 0 kN 3) Memasukkan parameter tiang pancang dan
b. Cycle II parameter tanah.
1. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 20 menit= 700 kN 4) Melakukan perhitungan.
2. Besar beban = 75 %, Konsolidasi 1 jam= 1050 kN 5) Meninjau hasil Output program.
3. Besar beban = 100 %, Konsolidasi 1 jam= 1400 kN
4. Besar beban = 75 %, Konsolidasi 20 menit= 1050 kN
5. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 20 menit= 700 kN
6. Besar beban = 0 %, Konsolidasi 1 jam= 0 kN
c. Cycle III
1. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 20 menit= 700 kN
2. Besar beban = 100 %, Konsolidasi 20 menit= 1400 kN
3. Besar beban = 125 %, Konsolidasi 1 jam= 1750 kN
4. Besar beban = 150 %, Konsolidasi 1 jam= 1400 kN
5. Besar beban = 125 %, Konsolidasi 20 menit= 1750 kN
6. Besar beban = 100 %, Konsolidasi 20 menit= 1400 kN
7. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 20 menit= 700 kN
8. Besar beban = 0 %, Konsolidasi 1 jam= 0 kN
d. Cycle IV Gambar 4.12. Hubungan pembebanan dengan penurunan
1. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 20 menit= 700 kN berdasarkan MEH
2. Besar beban = 100 %, Konsolidasi 20 menit= 1400 kN
Pada analisis ini, dilakukan perbandingan antara
3. Besar beban = 150 %, Konsolidasi 20 menit= 2100 kN
dua pemodelan tanah, yaitu model Soft Soil+Mohr
4. Besar beban = 175 %, Konsolidasi 1 jam= 2450 kN
Coulomb dan juga Mohr-Coulomb. Hasil besaran
5. Besar beban = 200 %, Konsolidasi 12 jam= 2800 kN
penurunan akibat pembebanan memperlihatkan
6. Besar beban = 150 %, Konsolidasi 1 jam= 2100 kN perbedaan hasil keluaran antara kedua pemodelan
7. Besar beban = 100 %, Konsolidasi 1 jam= 1400 kN tanah tersebut.
8. Besar beban = 50 %, Konsolidasi 1 jam= 700 kN
9. Besar beban = 0 %, Konsolidasi 1 jam= 0 kN
Tabel 4.13. Perbandingan hubungan beban dengan Tabel 4.14. Perbandingan hubungan beban dengan
penurunan menggunakan pemodelan tanah Soft penurunan loading test lapangan dan menggunakan
Soil+Mohr Coulomb dan Mohr-Coulomb pemodelan tanah Soft Soil+Mohr Coulomb dan Mohr-
Settlement (mm) Coulomb
Holding
Load Soft Soil + Settlement (mm)
Time Cycle Day Mohr-
(Ton) Mohr- Holding
(minutes) Coulomb Soft Soil +
Coulomb Time Cycle Day Load (Ton) Mohr- Loading
Mohr-
0 0,000 0,000 0,000 0,000 (mins) Coulomb Test
Coulomb
60 0,042 35,000 1,720 1,730
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
60 I 0,042 70,000 3,460 3,480
60 0,042 35,000 1,720 1,730 1,330
20 0,014 35,000 1,810 1,770 60 I 0,042 70,000 3,460 3,480 3,120
60 0,042 0,000 0,150 0,060 20 0,014 35,000 1,810 1,770 2,230
0 0,000 0,000 0,000 0,000 60 0,042 0,000 0,150 0,060 0,290
20 0,014 70,000 3,470 3,480
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
60 0,042 105,000 5,290 5,420
20 0,014 70,000 3,470 3,480 3,030
60 II 0,042 140,000 7,820 7,640
60 0,042 105,000 5,290 5,420 4,750
20 0,014 105,000 6,140 5,930
60 II 0,042 140,000 7,820 7,640 6,560
20 0,014 70,000 4,480 4,220 20 0,014 105,000 6,140 5,930 6,020
60 0,042 0,000 1,140 0,770
20 0,014 70,000 4,480 4,220 4,690
0 0,000 0,000 0,000 0,000 60 0,042 0,000 1,140 0,770 0,930
20 0,014 70,000 4,450 4,190 0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20 0,014 140,000 7,780 7,680 20 0,014 70,000 4,450 4,190 3,410
70 0,049 175,000 9,910 10,110
20 0,014 140,000 7,780 7,680 6,760
60 III 0,042 210,000 12,400 12,890
70 0,049 175,000 9,910 10,110 9,050
20 0,014 175,000 10,800 11,180 II
60 0,042 210,000 12,400 12,890 11,430
20 0,014 140,000 9,140 9,470 I
20 0,014 175,000 10,800 11,180 10,790
20 0,014 70,000 5,820 6,020
20 0,014 140,000 9,140 9,470 9,610
60 0,042 0,000 2,390 2,460
20 0,014 70,000 5,820 6,020 6,660
0 0,000 0,000 0,000 0,000 60 0,042 0,000 2,390 2,460 2,220
20 0,014 70,000 5,710 5,880
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
20 0,014 140,000 9,030 9,300 20 0,014 70,000 5,710 5,880 4,910
20 0,014 210,000 12,550 13,090 20 0,014 140,000 9,030 9,300 6,490
90 0,063 245,000 15,760 15,7500 20 0,014 210,000 12,550 13,090 11,780
IV
720 0,500 280,000 18,650 18,770
90 I 0,063 245,000 15,760 15,7500 14,870
60 0,042 210,000 15,370 15,360
720 V 0,500 280,000 18,650 18,770 18,740
60 0,042 140,000 12,050 11,940
60 0,042 210,000 15,370 15,360 17,800
60 0,042 70,000 8,660 8,420
60 0,042 140,000 12,050 11,940 14,870
120 0,083 0,000 5,140 4,760 60 0,042 70,000 8,660 8,420 11,690
120 0,083 0,000 5,140 4,760 6,720
Perhitungan secara MEH dengan menggunakan
dua pemodelan tanah yaitu Soft Soil+Mohr Coulomb Disimpulkan penggunaan Soft Soil+Mohr
dan Mohr Coulomb menampilkan hasil yang berbeda Coulomb menunjukkan penurunan (pada beban 200%)
lebih mendekati hasil loading test di lapangan.
tetapi tidak terlalu signifikan.
• Perbandingan Daya Dukung Ultimate
HUBUNGAN BEBAN DAN PENURUNAN menggunakan Pemodelan Tanah Soft
0 50 100 150 200 250 300 Soil+Mohr Coulomb dengan Mohr-Coulomb
0
-2
Untuk pemodelan Soft Soil+Mohr-Coulomb,
-4 diperoleh nilai ∑Msf sebesar 3,4105, sehingga daya
dukung ultimate tiang adalah:
PENURUNAN (MM)
-6
Soft Soil
-8 +Mohr-Coulomb Qu = ∑Msf x 1400 kN
-10 Mohr-Coulomb = 3,410 x 1400 kN
-12 = 4774,700 kN = 477,470 ton
-14
Untuk pemodelan Mohr-Coulomb, diperoleh nilai
∑Msf sebesar 3,527, sehingga daya dukung ultimate
-16
-18
-20
tiang adalah:
BEBAN (TON) Qu = ∑Msf x 1400 kN
Gambar 4.13. Grafik hubungan beban dan penurunan = 3,527 x 1400 kN
dengan pemodelan Soft Soil+Mohr Coulomb dan Mohr- = 4938,220 kN = 493,820 ton
Coulomb
• Perbandingan Tekanan Air Pori Sebelum
Setelah melihat hasil perbandingan antara Konsolidasi dan Setelah Konsolidasi
pemodelan tanah Soft Soil+Mohr Coulomb dan Mohr- Tabel 4.15. Excess pore pressure dengan program
Coulomb pada MEH. Maka dilakukan kembali elemen hingga
perbandingannya dengan loading test di lapangan. Sebelum Setelah
Model Konsolidasi Konsolidasi
Dari perbandingan ini akan ditinjau pemodelan tanah
(kN/m2) (kN/m2)
mana yang lebih mendekati hasil data di lapangan. Mohr-Coulomb 0,102 0,067
Soft Soil+
0,496 0,281
Mohr-Coulomb
Converse-Labarre 1063,800 1245,600
Loading test
Los Angeles Group 1123,200 1063,800
(Metode
Seiler-Keeney 973,800 1123,200
Davisson)
Feld 1245,600 973,800
Converse-Labarre 1489,320 1743,840
Loading test Los Angeles Group 1572,480 1489,320
(Metode
Mazurkiewicz)
Seiler-Keeney 1363,320 1572,480
Feld 1743,840 1363,320
Converse-Labarre 1729,756 2025,366
Loading test Los Angeles Group 1826,341 1729,756
(Metode Chin) Seiler-Keeney 1583,414 1826,341
Feld 2025,366 1583,414