Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG DENGAN

MENGGUNAKAN METODE ANALITIS DAN PROGRAM PLAXIS V.8.6


PADA JEMBATAN SEI SEMAYANG 12 +200 BORE HOLE 2 (STUDI
KASUS PADA PEMBANGUNAN JALAN BEBAS HAMBATAN MEDAN-
BINJAI )
M. Ilham Manurung1, Roesyanto2
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1
Kampus USU Medan
Email :milhammanurung8@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.
Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email:roesyantosuhardjo@gmail.com;
roesyanto@usu.ac.id

ABSTRAK
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah,
atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul
beban bagian bangunan lain diatasnya. Proyek pembangunan jalan bebas hambatan Medan –
Binjai (jembatan Sei Semayang station 12+200). Tujuan tugas akhir ini tiang pancang menghitung
besarnya daya dukung berdasarkan standard penetration test (SPT), kalendering dan
membandingkan dengan menggunakan Plaxis V. 8.6. Kapasitas daya dukung lateral,
penurunan elastis , efisiensi dan daya dukung ultimite kelompok. Pada penelitian ini jenis tanah
digunakan lebih didominasi pasir dimana pada pasir hampir tidak mengalami proses pemampatan
sehingga ukuran rongga antara butiran tanah tetap, baik sebelum maupun setelah proses
konsolidasi. Ujung tiang pancang jatuh di tanah pasir, sehingga tidak memperhitungkan
penurunan konsolidasi primer yang diperhitungkan adalah penurunan elastisnya. Dari perhitungan
program Plaxis V. 8.6, diperoleh lamanya waktu proses konsolidasi berlangsung adalah sebesar 1
hari. Tanah yang dimodelkan didominasi oleh tanah pasir. Metode kapasitas daya dukung lateral
tiang pancang hanya dapat digunakan pada satu jenis tanah saja, misalnya untuk lapisan pasir saja
atau lapisan lempung saja. Sehingga, apabila tanah tersebut mempunyai lapisan yang bervariasi,
maka akan diambil lapisan yang dominan untuk mewakili semua lapisan. Dari hasil pengujian SPT
diketahui bahwa lapisan yang dominan adalah pasir. Nilai efisiensi yang mewakili adalah metode
feld Sebesar 0,54.
Kata kunci : daya dukung, penurunan, SPT, kalendering, Plaxis V. 8.6, dan efisiensi kelompok

ABSTRACT
Foundation is the structure of the lower part of the building that is directly related to the
ground, or part of a building that is located below the surface of the land that has the function of
carrying the burden of other parts of the building above it. Medan - Binjai expressway
construction project (Sei Semayang station 12 + 200 bridge). The purpose of this driven pile is
calculating the amount of bearing capacity based on the penetration standard test (SPT),
calendering and comparing using Plaxis V. 8.6. The lateral carrying capacity, elastic decrease,
efficiency and carrying capacity of the group ultimite. In this study, the type of soil used is
dominated by sand where the sand is almost not undergoing a compression process so that the size
of the cavity between the soil grains remains, both before and after the consolidation process. The
tip of the pile falls on the sand so that it does not take into account the decrease in primary
consolidation that is taken into account is the elastic decline. From the calculation of the Plaxis V.
8.6 program, the duration of the consolidation process takes place for 1 day. The modeled land is
dominated by sand soil. The method of lateral bearing capacity of the pile can only be used on one
type of soil, for example only for sand layers or only clay layers. So, if the land has varying layers,
the dominant layer will be taken to represent all layers. From the results of the SPT test it is
known that the dominant layer is sand. The representing efficiency value is the feld method of
0.54.
Keywords: bearing capacity, settlement, calenderin, Plaxis V. 8.6 SPT,and group efficiency
1. Pendahuluan
Pondasi adalah struktur bagian bawah
bangunan yang berhubungan langsung dengan Dimana :
tanah, atau bagian bangunan yang terletak
dibawah permukaan tanah yang mempunyai
fungsi memikul beban bagian bangunan lain N1 = Nilai SPT pada kedalaman
diatasnya. Tiang Pancang ini berfungsi untuk 10D pada ujung tiang ke atas
menyalurkan beban-beban yang diterimanya N2 = Nilai SPT pada kedalaman
dari konstruksi di atasnya ke lapisan tanah 4D pada ujung tiang ke bawah
dalam yang mampu memikul berat bangun Ap = Luas Tiang (m2) =
tersebut.Didalam Geoteknik dikenal program D = Diameter tiang pancang (m)
plaxis yang merupakan program komputer yang b) Tahanan geser selimut tiang
didasarkan metode elemen hingga yang dapat Qs = 2 x N-SPT x P x Li..............................(2)
menganalisa deformasi, stabilitas daya dukung Dimana :
tanah dan menentukan pemodelan tanah ataupun N-SPT = Nilai SPT
perilaku tanah.Pada studi kasus yang berlokasi Li = Tebal lapisan tanah (m)
di Jembatan Sei Semayang Jalan Bebas P = Keliling tiang (m)
Hambatan Medan - Binjai ini membahas 2. Kapasitas daya dukung pondasi tiang pada
mengenai besarnya daya dukung pada pondasi tanah kohesif
menggunakan program plaxis. Metode yang a) Daya dukung ujung pondasi tiang
digunakan yaitu dengan menghitung daya Qp = 9 x cu x Ap ........................................ (3)
dukung tiang dari hasil SPT, PDA serta b) Tahanan geser selimut tiang
membandingkan daya dukung tiang dari Qs = α x cu x P x Li ....................................(4)
beberapa penyelidikan berdasarkan nilai
efisiensi. Dimana :
Α= Koefisien adhesi antara tanah dan
2. Tinjauan Pustaka tiang
2.1 Pengertian Umum cu = Kohesi undrained (kN/m2)
Bangunan sipil (gedung, jembatan, jalan dan cu = N-spt x x 10
bendung) yang direkayasa bertumpu pada tanah Ap = Luas penampang tiang (m2)
harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi P = Keliling tiang (m)
adalah bagian dari suatu sistem rekayasa yang Li = Tebal lapisan tanah (m)
meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi
dan beratnya sendiri kepada tanah dan batuan 2.2.1.2 Kapasitas daya dukung aksial tiang
yang terletak di bawahnya(Bowles, 1993). pancang dari data kalendering
2.2 Kapasitas Daya Dukung Tiang Pacang Kapasitas daya dukung tiang pancang dari
Yang dimaksud dengan kapasitas dukung data kalendering dapat dihitung dengan tiga
tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang metode, yaitu :
dalam mendukung beban. Jika satuan yang a) Metode Hiley Formula
digunakan dalam kapasitas dukung pondasi ..............................(5)
dangkal adalah satuan tekanan (kPa), maka
dalam kapasitas dukung tiang satuannya adalah Dimana :
satuan gaya (kN). Dalam beberapa literatur Qu = Kapasitas daya dukung (ton)
digunakan istilah pile capacity atau pile carrying Wr = Berat hammer (ton)
capacity Wp = Berat pile (ton)
e = Koefisien restitusi
S = Rata-rata penetrasi 10
2.2.1 Daya dukung aksial berdasarkan
pukulan terakhir (cm)
2.2.1.1 Daya dukung aksial berdasarkan
h = Tinggi jatuh hammer (cm)
data SPT K = Rata-rata rebound untuk 10
Untuk menghitung daya dukung pondasi pukulan terakhir
tiang pancang berdasarkan data SPT dapat K = 0,5(k1+k2+k3)
digunakan metode Meyerhof, adapun rumus k1,k2,k3 = Faktor capping,tiang, dan
yang dapat digunakan antara lain : tanah
1. Kapasitas daya dukung pondasi tiang Pada b) Metode Danish Formula
tanah non kohesif (pasir dan kerikil)
a) Daya dukung ujung pondasi tiang .................................(6)
Qp = 40 x Nbx Ap x ............................... (1)
Dimana : Mmaks = Hu (e + 1,5d + 0,5f)
= Efisiensi alat pancang .................................................................(10)
E = Energi alat pancang (kg.cm) Maka Hu dapat dihitung dari Persamaan (7)
L = Panjang tiang pancang (m) di atas, diperoleh:
Ep = Modulus elastisitas tiang Hu = 9cu x d (L – g – 1,5d) ...................(11)
(kg/ cm2)
c) Metode Modified New Enginering News
Record (ENR)
............(7)
Dimana :
Ef = Efisiensi hammer (%)
S =Rata-rata penetrasi 10 pukulan
terakhir (cm)
C = 0,25
2.2.2 Kapasitas daya dukung lateral tiang
pancang Gambar 1. Kapasitas beban lateral
2.2.2.1Menghitung tahanan beban lateral padatanah kohesif;(a) untuk pondasi tiang
ultimit pendek, (b) untuk pondasi tiang panjang
1. Daya dukung tiang panjang kepala tiang (Broms, 1964)
terjepit b. Tiang ujung jepit (fixed-end pile)
Untuk tanah granular (non-kohesif : Untuk tiang pendek, dapat dihitung
Hu = ..............................(8) tahanan ultimite tiang terhadap beban lateral
√ dengan berikut:
Dimana : Mmaks = Hu (0,5L + 0,75D) ..............(12)
Hu = Beban lateral (kN) sedangkan untuk tiang panjang Hu dapat
Kp= Koefisien tekanan tanah pasif dicari dengan persamaan berikut:
= tan2(45o+ ø/2) Hu= .......................................(13)
My= Momen ultimit (kN-m)
2) Pada tanah granular
D = Diameter tiang (m)
F = Jarak momen maksimum Seperti terlihat pada Gambar 2.
dari permukaan tanah (m) a. Tiang ujung bebas
= Berat isi tanah (kN/m3) Untuk tiang pendek, tiang dianggap
E =Jarak beban lateral dari permukaan berotasi di dekat ujung bawah tiang. Tekanan
tanah(m) yang terjadi ditempat ini dianggap dapat
digantikan oleh gaya terpusat yang bekerja
2.2.2.2. Kapasitas ultimit tiang pancang pada ujung bawah tiang.
dengan metode Broms Hu= ........................................(14)
1) Tiang dalam tanah kohesif Momen maksimum terjadi pada jarak f di
Pada tanah kohesif, tegangan tanah yang bawah permukaan tanah, dimana:
terjadi di permukaan tanah sampai
Hu= 1,5γ d Kp f2 ..................................(15)
kedalaman 1,5 kali diameter (1,5 d)
dianggap sama dengan nol dan konstan f= 0,85√ ......................................(16)
sebesar 9 cu untuk kedalaman yang lebih
besar dari 1,5 d tersebut. Hal ini dianggap Sehingga momen maksimum dapat
sebagai efek penyusutan tanah, seperti dinyatakan oleh persamaan :
terlihat pada Gambar 1. Mmaks = Hu(e+1,5f) .............................(17)
a. Tiang ujung bebas (Free end Piles) b. Tiang Ujung Jepit Untuk tiang ujung
Beban lateral yang bekerja pada kedua jenis jepit yang kaku (tiang pendek)
tiang tersebut akan menghasilkan pergerakan Hu= .................................(18)

yang berbeda dari segi defleksi dan
mekanisme keruntuhan tiang. Hu =beban lateral (kN)
f mendefinisikan letak momen maksimum, Kp =koefisien tekanan tanah pasif
sehingga diperoleh : =tan2(45o+ϕ/2)
f = Hu / (9cu.d) .........................................(9) My =momen ultimite (kN-m)
Dengan mengambil momen terhadap titik di d =diameter tiang (m)
mana momen pada tiang maksimum, f =jarak momen maksimum dari
diperoleh: permukaan tanah (m)
γ =berat isi tanah (kN/m3)
e =jarak beban lateral dari permukaan
tanah (m)

d) Metode Seiler – Keeney


* ][ ]}
( )
.................................................................(22)

Keterangan :
η = Efisiensi grup tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
m = Jumlah baris tiang
Gambar 2. Kapasitas beban lateral s = Jarak antar tiang (ft) (as ke as)
Kapasitas ultimit kelompok tiang
padatanah granular;(a) tiang pendek, (b)
dengan memperlihatkan faktor efisiensi tiang
tiang panjang (tomlinson, 1977)
dinyatakan dengan persamaan berikut :
2.3 Efisiensi dan kapasitas kelompok tiang
Qg = η. n . Qa ...................................(23)
Berikut ini beberapa metode dalam
perhitungan efisiensi tiang :
Dimana :
a) Metode Converse-Labarre
Qg = Beban maksimum kelompok tiang yang
Efisiensi kelompok tiang (η) diperoleh dari
mengakibatkan keruntuhan (ton)
Persamaan :
( ) ( ) n = Jumlah tiang dalam kelompok
.......................(19) Qa = Beban maksimum tiang tunggal (ton)

Dimana : dan kecepatan (V) yang diukur oleh PDA


θ = Arc tan d/s dalam derajat 2.4 Penurunan tiang pancang
n = Jumlah tiang dalam satu baris 2.4.1 Penurunan tiang pancang tunggal
m = Jumlah baris tiang Penurunan menurut Poulus dan Davis (1980)
penurunan jangka panjang untuk pondasi tiang
b) Metode Los Angeles tunggal tidak perlu ditinjau karena penurunan
Efisiensi kelompok tiang (η) tiang akibat konsolidasi dari tanah relatif kecil.
Ini dikarenakan pondasi tiang direncanakan
diperoleh dari Persamaan berikut : terhadap kuat dukung ujung dan kuat dukung
friksinya atau penjumlahan dari keduanya.
( ) ( )√ ( S = Se(1) + Se(2) + Se(3)....................................................(24)
)( ) .............................................(20) ( )
....................................(25)
( )

Keterangan: ( ) ...............................................(26)
η = Efisiensi grup tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris ( ) ...............................................(27)
m = Jumlah baris tiang Dimana:
d = Diameter tiang (m)
S = penurunan total (m)
s = Jarak antar tiang (m) (as ke as)
Se(1) = penurunan elastis dari tiang (m)
Se(2) = penurunan tiang yang disebabkan oleh
beban di ujung tiang (m)
c) Metode Feld Se(3) = penurunan tiang yang disebabkan oleh
beban di sepanjang batang tiang (m)
2.4.1 Penurunan tiang pancang kelompok
Total -tiang = Jumlah tiang x -tiang Penurunan tiang pancang kelompok
-tiang = ..................................(21) didefinisikan sebagai perpindahan titik tiang
Jadi daya dukung tiang menurut Feld : pancang yang diakibatkan oleh peningkatan
Daya dukung = -tiang x Pn tegangan pada lapisan dasar sedalam
Dimana : pemancangan tiang pancang dengan sifat
Pn = Daya dukung tiang tunggal (ton) elastisitas tanah ditambah pemendekan elastis
= Jumlah tiang pancang tiang pancang akibat pembebanan

...................................................(28)
2.5 Faktor keamanan
Untuk memperoleh kapasitas ijin tiang pancang,
maka kapasitas ultimit tiang pancang dibagi
dengan faktor aman tertentu.
2.6 Plaxis
Plaxis adalah sebuah paket program yang
disusun berdasarkan metode elemen hingga
yang telah dikembangkan secara khusus untuk Gambar 3. Lokasi titik
melakukan analisis deformasi dan stabilitas
dalam bidang Geoteknik (Plaxis, 2012). Di 1. Hasil dan Pembahasan
dalam program Plaxis ada beberapa jenis 4.1 Pendahuluan
pemodelan tanah beberapa diantaranya adalah Di dalam bab ini akan dibahas mengenai
model Soft Soil, dan Mohr-Coulomb. daya dukung dan penurunan tiang pancang akan
Model tanah yang dipilih yaitu model Mohr- dihitung dengan metode analitis dan metode
Coulomb, dimana perilaku tanah dianggap elemen hingga dengan menggunakan data SPT
elastis dengan parameter yang dibutuhkan yaitu (Standard Penetration Test), kalendering, dan
: data hasil laboratorium. Selain itu, pada bab ini
a. Moduluselastisitas, E (stiffness modulus). juga akan dibahas mengenai perhitungan
b. Poisson’s ratio (μ) diambil 0,2 – 0,4. efisiensi pada pondasi tiang pancang kelompok.
c. Sudut geser dalam (ϕ) didapat dari hasil
pengujian laboratorium. 4.2 Perhitungan kapasitas daya dukung
d. Kohesi (c) di dapat dari hasil pengujian aksial tiang pancang
laboratorium.
e. Sudut dilantansi (Ψ) diasumsikan sama 4.2.1 Perhitungan kapasitas daya dukung
dengan nol. ultimit tiang pancang dari data SPT
f. Berat isi tanah γ (kN/m3) didapat dari hasil (Standard Penetration Test)
pengujian laboratorium. Untuk menghitung kapasitas daya dukung
ultimit tiang pancang ini menggunakan data SPT
(Standard Penetration Test) dilakukan
3. Metode Penelitian perlapisan tanah menggunakan metode
3.1 Data Umum Proyek Meyerhof.
Data umum dari proyek Pembangunan Dari Persamaan (1) dan (2) diperoleh
Jalan Layang Kereta Api Medan Bandar Qp dan Qsuntuk tanah pasir pada kedalaman
Khalipah adalah sebagai berikut: tiang pancang 24 m:
1. Nama Proyek : Jalan Tol Medan - Binjai Qp = 250,33 ton
2. Lokasi proyek : Kel. Sei Semayang, Qs = 575,28 ton
Qu= 825,61 ton
Kab. Deli Serdang.
3. Pemilik proye: Kementerian pekerjaan
4.2.2 Perhitungan kapasitas daya dukung
umum, Direktorat, Bina Marga, Republik
ultimit tiang pancang dari data kalendering
Indonesia
Perhitungan daya dukung tiang pancang
4. Kontraktor utama: PT. Hutama Karya berdasarkan data kalendering dilakukan pada
3.2 Data Teknis Tiang Pancang titik 4F pada abutment 1. Kapasitas daya
Data ini diperoleh dari pihak kontraktor sebagai dukung tiang pancang dari data kalendering
berikut dan seperti pada Gambar 3: dihitung dengan Persamaan (5), (6), dan (7), dan
1. Panjang : 24 m diperoleh hasil sebagai berikut:
2. Diameter : 60 cm 1. Metode Hiley
Qu = 678,88 ton
3. Mutu Beton : 50 Mpa
2. Metode ENR
4. Jumlah Tiang : 75 Buah
Qu = 560, 05 ton
3. Metode Danish Formula
Qu = 736,71 ton
4.2.3 Menghitung kapasitas daya dukung 6. Kemudian masukkan data material dengan
ultimit tiang pancang berdasarkan Program menggunakan tombol material set .
Plaxis V. 8.6 Untuk data tanah, pilih soil & interface
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pada set type, sedangkan data tiang pilih
pancang pada bagian ini dihitung dengan plates pada set type. Setelah itu seret data-
menggunakan bantuan Software Plaxis. Daya data yang telah diinput ke dalam
dukung ultimit yang akan dihitung adalah daya pemodelan geometri awal.
dukung aksial pondasi tiang pancang. 7. Kemudian klik generate mesh,
Pemodelan tanah yang diterapkan yaitu untuk membagi-bagi elemen menjadi
pemodelan geometri Axisymmetric, dimana beberapa bagian yang beraturan, seperti
kondisi awal digambarkan seperempat yang terlihat pada Gambar 6.
sudah mewakili sisi yang lain karena dianggap
simetris dan juga secara pemodelan tanah Mohr
Coulomb.
Langkah-langkah pemasukan data ke
program Plaxis V. 8.6 adalah:
1. Mengatur parameter dasar dari model
elemen hingga di jendela general
settings, seperti Gambar 4:

Gambar 6.Generate Mesh


. 8. Kemudian klik tombol initial conditions
untuk memodelkan muka air tanah. Klik
pada tombol phreatic level untuk
menggambarkan kedalaman muka air
tanah, seperti pada Gambar 7.
Gambar 4. Lembar General Setting pada
Program Plaxis
2. Pemodelan tanah digambar menggunakan
garis geometri diambil kedalaman
30 m
3. Kemudian gambarkan dinding diafragma
sebagai tiang dengan cara menggunakan
tombol pelat , lalu gunakan tombol Gambar 7. Initial Water Pressure pada
interfaceuntuk memisahkan kekakuan Program Plaxis
lebih dari satu elemen, yaitu kekakuan 9. Kemudian klik tombol generate water
antara tanah dan tiang. pressure untuk mendefenisikan tekanan air
4. Setelah itu gambarkan beban permukaan, tanah. Lalu setelah muncul diagram active
yaitu sistem beban A-beban terpusat pore pressures, klik update, maka akan
dengan menggunakan , kemudian input kembali ke tampilan initial water pressure,
nilai bebannya dengan mengklik ujung lalu klik initial pore pressure, dan generate
beban yaitu sebesar 175 Ton. pore pressure maka akan muncul diagram
5. Untuk membentuk kondisi batas, klik untuk effective stresses, klik update lalu
tombol jepit standar (standard fixities), calculate.
seperti pada Gambar 5. . 10. Dalam window calculations terdapat
beberapa fase yang akan dikerjakan
otomatis oleh Plaxis dari awal hingga akhir
pemodelan, seperti Gambar 8.

∑Msf

Gambar 5. Pemodelan pada program Plaxis

Gambar 8. Nilai ΣMsf setelah konsolidasi


Se(2) = 0,942 mm
Nilai ΣMsf setelah konsolidasi dari Se(3) = 0,216 mm
perhitungan di program Plaxis dapat dilihat S = 1,825 mm
pada Gambar 7. Besar ΣMsf = 3,165 dengan 4.4.2 Penurunan kelompok tiang
beban 175 ton. Penurunan kelompok tiang dihitung
Daya dukung ultimit tiang pancang dengan menggunakan Persamaan (19), (20), dan
dengan pemodelan pada program Plaxis (21), sehingga diperoleh penurunan kelompok
diperoleh : tiang sebesar :
Qu = 553,87 ton
Sg = 0,56 mm
4.3 Menghitung kapasitas daya dukung 4.5 Menghitung efisiensi tiang pancang
lateral pondasi tiang pancang kelompok
Perhitungan kapasitas daya dukung lateral Seperti terlihat pada Gambar 10.
tiang pancang dilakukan dengan menggunakan
metode Broms, Seperti terlihat Gambar 9.
Dari Persamaan (11) diperoleh kapasitas
daya dukung lateral ijin tiang pancang sebesar :
H = 17,44 ton (secara analitis)

Nilai tahanan ultimit sebesar 48,95, dan


diplot ke grafik pada Gambar 9 , sehingga
diperoleh tahanan lateral ultimit 43,66 ton.
Dan jika cek ke dalam grafik maka diproleh
daya dukung lateral ijin tiang pancang adalah
sebesar :
Gambar 10. Kelompok tiang pancang pada
H = 17,46 ton (secara grafik) abutment II

Efisiensi tiang pancang dihitung dengan


menggunakan metode yaitu :
a) Metode Converse-Labarre
Dari Persamaan (19), maka diperoleh
efisiensi (η) tiang kelompok:
η = 0,68
b) Metode Los Angeles
Dari persamaan (20), maka diperoleh
efisiensi (η) tiang kelompok:
Gambar 9. Penentuan nilai ultimit lateral η = 0,73
resisdence berdasarkan plot garis c) Metode Feld
4.4 Penurunan elastis pada tiang pancang Dari persamaan (21), maka diperoleh
tunggal dan kelompok efisiensi (η) tiang kelompok:
4.4.1 Penurunan pada tiang pancang tunggal η = 0,54
a. Metode Poulus dan Davis (1980) : d) Metode Seiler-Keeney
Dengan menggunakan Persamaan (9), (10), (11), Dari persamaan (22), maka diperoleh
(12), dan (13) diperoleh penurunan tiang sebagai efisiensi (η) tiang kelompok:
berikut: η = 0,75
1. Untuk tiang apung, penurununan tiang
sebesar 2,92 mm Berdasarkan ketiga metode efisiensi
2. Untuk tiang dukung ujung, penurunan tiang kelompok tersebut, diambil nilai terkecil, yaitu
sebesar 3,12 mm. metode Feld dengan η = 0,54
Besar penurunan yang diijinkan : Dari data SPT didapat nilai
6,04 mm < 25 mm (Aman). Qu = 543,93Ton
Maka berdasarkan Persamaan (23) nilai Qg
adalah :
b. Penurunan elastis Qg = 23.782 ton
Dari Persamaan (24), (25), (26), dan (27) maka
diperoleh penurunan total sebesar :
Se(1) = 0,667 mm
4.6 Diskusi lapisan yang dominan untuk mewakili semua
Tekanan air pori setelah konsolidasi dan lapisan. Dari hasil pengujian SPT diketahui
penuranan setelah konsolidasi, seperti terlihat bahwa lapisan yang dominan adalah pasir.
Gambar 11 dan Gambar 12. 5. Dari metode Converse-Labarre, metode Los
4.6.1 Tekanan air pori setelah konsolidasi Angels grup, metode Seiler-Keeney, metode
dari program Plaxis Feld. Nilai efisiensi yang mewakili adalah
metode Feld Sebesar 0,54.
6. Perhitungan nilai data SPT, data kalendering,
dan data Plaxis. Daya dukung ultimite tiang
pancang nilai yang mewakili adalah data
Plaxis.

DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H. C., 1994. Mekanika Tanah 2,
Jakarta: Gramedia Pustak Utama.
Hardiyatmo, H. C., 2002. TeknikFondasi 2,
Edisi Kedua, Yogyakarta : Beta Offset.
Gambar 11. Nilai tekanan air pori aktif Hardiyatmo, H. C., 2015. Analisis &
Perancangan Fondasi. Yogyakarta: Gadjah mada
4.6.2 Penurunan setelah konsolidasi dari University Press.
program Plaxis Wesley,L. D., 2012. Mekanika Tanah untuk
Tanah Endapan & Residu, Yogyakarta: Andi.
Bowles, J. E., 1991. Analisis dan Desain
Pondasi, Edisi Keempat jilid 1,Jakarta :
Erlangga..
Sosrodarsono, S. dan Nakazawa, K., 2005.
Mekanika Tanah danTeknikPondasi, Jakarta:
PT. PradnyaParamita.
Tjandra, D., Wulandarin , P. S., 2006.
Pengaruh Elektrokinetik Terhadap Daya
Dukung Driven pile di Lempung Marina.
Gambar 12. Nilai penurunan tiang
Surabaya: Civil Engineering Dimension. Vol. 8,
pancang tunggal
No. 8.
Thounaojam, S., and P., 2014. Prediction of
4. Kesimpulan
Bearing Capacity of Bored Cast- In Situ Pile.
Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat
Assam, India: IOSR Journal of Mechanical and
diambil kesimpulan sebagai berikut: Civil Engineering (IOSR-JMCE), e-ISSN: 2278-
1. Jenis tanah digunakan lebih didominasi pasir 1684, p-ISSN: 2320-334X. PP 01-06.
dimana pada pasir hampir tidak mengalami Ivšić, T., dkk.,2013. Estimation of bored pile
proses pemampatan sehingga ukuran rongga capacity and settlement in soft soil, Zagreb, pp.
antara butiran tanah tetap, baik sebelum 901-918.
maupun setelah proses konsolidasi. Gabrielaitis, L., dkk., 2013. Estimation of
2. Pada penelitian ini, ujung tiang pancang Settlements of Bored Piles Foundation,Vilnius,
jatuh di tanah pasir, sehingga tidak pp. 287 – 293,
memperhitungkan penurunan konsolidasi Shooshpasha, I., dkk., 2013. Prediction of the
primer yang diperhitungkan adalah Axial Bearing Capacity of Piles by SPT-based
penurunan elastisnya. and Numerical Design Methods, International
3. Dari perhitungan program Plaxis V. 8.6, Journal of GEOMATE, vol 4. No 2, pp. 560-
diperoleh lamanya waktu proses konsolidasi 564.
berlangsung adalah sebesar 1hari. Tanah
yang dimodelkan didominasi oleh tanah
pasir.
4. Metode kapasitas daya dukung lateral tiang
pancang hanya dapat digunakan pada satu
jenis tanah saja, misalnya untuk lapisan
pasir saja atau lapisan lempung saja.
Sehingga, apabila tanah tersebut mempunyai
lapisan yang bervariasi, maka akan diambil

Anda mungkin juga menyukai