(Foundation Engineering)
PERTEMUAN XII
Fondasi Satuan:
Dangkal Tekanan (kPa)
Kapasitas
dukung
Fondasi Satuan:
Dalam Gaya (kN)
Bidang runtuh untuk tiang yang mengalami pembebanan tekan dan yang menahan beban dengan
mengerahkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya
Kapasitas dukung ultimit neto tiang (Qu) → jumlah dari tahanan ujung bawah ultimit (Qb) dan
tahanan gesek ultimit (Qs) antara sisi tiang dan tanah di sekitarnya dikurangi dengan berat sendiri
tiang (Wp), maka
𝑄𝑢 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝
dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas dukung ultimit neto (kN)
𝑄𝑏 = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
𝑄𝑠 = tahanan gesek ultimit (kN)
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)
Secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dukung ultimit
fondasi dangkal,
𝑄𝑏
𝑞𝑢 = = 𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0.5𝛾𝑑𝑁𝛾
𝐴𝑏
dengan,
𝑞𝑢 = tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m2)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑐𝑏 = kohesi tanah di sekitar ujung tiang (kN/m2)
𝑝𝑏 = 𝛾z = tekanan "overburden" di dasar tiang (kN/m2)
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3)
𝑑 = diameter tiang (m)
𝑁𝛾 , 𝑁𝑐 , 𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
Maka,
𝑄𝑏 = 𝐴𝑏 [𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0.5𝛾𝑑𝑁𝛾 ]
Besarnya tegangan normal pada tiang (𝜎𝑛 ) atau tegangan horizontal (𝜎ℎ ) pada tiang bergantung
pada koefisien tekanan tanah lateral,
Maka,
Kapasitas dukung ultimit neto tiang tunggal (Qu):
dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas ultimit neto tiang (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑝𝑏 = tekanan overburden pada ujung bawah tiang (kN/m2)
𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah lateral yang tergantung dari kondisi tanah
𝑝0 = tekanan overburden rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)
𝛿 = 𝜑𝑑 = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)
𝑁𝑞 → bergantung pada rasio kedalaman penetrasi tiang terhadap diameter dan pada sudut gesek
dalam tanah (φ) → φ umumnya diambil dari nilai N hasil uji SPT.
(Kishida, 1967) → Persamaan hubungan N SPT
dan φ:
𝜑 ′ = 20 𝑁 + 15°
maka,
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝐾𝑑 𝑝0 ′ tan 𝛿
dengan,
𝑄𝑠 = tahanan gesek ultimit (kN)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝑓𝑠 = tahanan gesek per satuan luas ()
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah ()
𝛿 = 𝜑𝑑′ = sudut gesek dinding efektif antara sisi tiang dan tanah (°)
𝑝0 ′ = tekanan vertikal efektif, yang besarnya sama dengan tekanan overburden efektif untuk z ≤
zc , dan sama dengan besarnya tekanan vertikal kritis untuk z > zc (kN/m2)
𝑧 = kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah (m)
𝑧𝑐 = kedalaman kritis, yaitu kedalaman di mana tekanan overburden efektif dihitung dari titik ini
dianggap konstan (m).
Hubungan Nq dan φ (Reese et al., 2006). Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 13
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
Metode Coyle dan Castello
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)
Metode 𝛽
Tiang dalam tanah lempung lunak sampai sedang → tahanan ujung tidak besar → kapasitas
dukung tiang dominan pada tahanan gesek tiang (Qs).
Metode α
Faktor adhesi (α) untuk tiang pancang dalam lempung (McClelland, 1974).
Jika data konsolidasi tak diperoleh, Kraft et al. menganggap lempung termasuk terkonsolidasi
berlebihan jika kuat geser undrained (𝑐𝑢 ) dibagi dengan tekanan overburden ≥ 10. Nilai terendah,
λ = 0,11.
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 24
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode U .S. Army Corps
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Tahanan gesek tiang U.S. Army Corps:
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝑐𝑑 = 𝛼𝑐𝑢
dengan,
𝑐𝑑 = adhesi antara tiang dan tanah di sekitamya (kN/m2)
𝛼 = faktor adhesi (grafik).
𝑐𝑢 = kohesi tak terdrainase (kN/m2).
Nilai 𝛼 yang digunakan dalam metode U.S. Nilai 𝛼1 dan 𝛼2 yang digunakan untuk tiang sangat
Army Corps (1 t/ft2 = 105,6 kPa). panjang dalam metode U.S. Army Corps.
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 25
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode Tomlinson
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Metode Burland
𝐾𝑑 tan 𝛿′ minimum terdapat pada lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) (Burland,
1973):
𝛽 = 𝐾𝑑 tan 𝛿′ = (1 − sin 𝜑′) tan 𝜑′
dengan,
𝜑′ = sudut gesek dalam efektif tanah lempung → 𝜑 ′ = 20° s/d 30° nilai 𝛽 = 0,24 s/d 0,29
Meyerhof (1976) → tiang pancang dalam tanah lempung kaku → Kd = 1,5 K0.
tiang bor → Kd(bor) = 0,5 Kd(pancang)
Metode Fellenius
Fellenius (1991)
Tahanan ujung satuan:
𝑓𝑏 = 𝑝𝑏 ′𝑁𝑡
dengan,
𝑁𝑡 = faktor kapasitas dukung
𝑝𝑏 ′ = tekanan overburden efektif pada dasar tiang (kPa)
Metode Fellenius
Hubungan sudut gesek dalam efektif Hubungan sudut gesek dalam efektif
𝜑' dan 𝑁𝑡 (Fellenius, 1991) 𝜑' dan 𝛽 (Fellenius, 1991)
Tanah memiliki nilai kohesi (𝒄) dan sudut gesek (𝝋) → Campuran antara tanah kohesif &
granuler:
dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas ultimit neto tiang (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑝𝑏 = tekanan overburden pada ujung bawah tiang (kN/m2)
𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah lateral yang tergantung dari kondisi tanah
𝑝0 = tekanan overburden rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)
𝛿 = 𝜑𝑑 = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)
Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang 8 m dipancang dalam tanah pasir
berlempung, dengan c = 40 kN/m2, 𝜑 = 28° dan berat volume basah ɣb = 21 kN/m3. Jika dianggap
muka air tanah sangat dalam, hitung kapasitas dukung ultimit dan kapasitas ijin, bila F = 2,5. Berat
volume beton 24 kN/ m3.
Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang 8 m dipancang dalam tanah pasir
berlempung, dengan c = 40 kN/m2, 𝜑 = 28° dan berat volume basah ɣb = 21 kN/m3. Jika dianggap
muka air tanah sangat dalam, hitung kapasitas dukung ultimit dan kapasitas ijin, bila F = 2,5. Berat
volume beton 24 kN/ m3.
Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang 8 m dipancang dalam tanah pasir
berlempung, dengan c = 40 kN/m2, 𝜑 = 28° dan berat volume basah ɣb = 21 kN/m3. Jika dianggap
muka air tanah sangat dalam, hitung kapasitas dukung ultimit dan kapasitas ijin, bila F = 2,5. Berat
volume beton 24 kN/m3.
Gaya tarik pada tiang → Beban lateral, beban gempa, beban angin, momen penggulingan
𝑄𝑢(𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘) = 𝑓𝑠 𝐴𝑠 + 𝑊𝑝
+0,00 m
Pasir: N = 10 ; E = 28000 kN/m2
ɣb = 17,*** kN/m3
-1,*** m
Pasir: N = 16 ; E = 30000 kN/m2
ɣsat = 18,*** kN/m3
-1***,00 m
Pasir: N = 10 ; E = 31000 kN/m2
ɣsat = 18,3 kN/m3
-19,00 m
Pasir: N = 16 ; E = 35000 kN/m2
ɣsat = 18,8 kN/m3
-2***,00 m
Ket:
isi “***” dengan angka terakhir pada NIM anda. Contoh: NIM: 5191250006, maka angka akhir yang diambil adalah 6. Bila angka
terakhir NIM anda berakhiran 0, maka diambil angka ke 2 dari belakang. Contoh: NIM: 5191250020, maka angka yang diambil
adalah 2.
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 38
REFERENCES
39
TERIMA KASIH