Anda di halaman 1dari 40

REKAYASA FONDASI

(Foundation Engineering)

PERTEMUAN XII

FONDASI TIANG PANCANG


(DRIVEN PILE FOUNDATIONS)

Dr. Ernesto M. R. Silitonga, S.T., DEA.


Muhammad Qarinur, S.T., M.Eng.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas dukung tiang → kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung beban (pile
capacity atau pile carrying capacity).

Fondasi Satuan:
Dangkal Tekanan (kPa)
Kapasitas
dukung
Fondasi Satuan:
Dalam Gaya (kN)

Berdasarkan teori Pengecekan


Statis mekanika tanah: Sifat- pengujian
Hitungan sifat teknis tanah tiang
Kapasitas
dukung tiang Analisis kapasitas ultimit
Dinamis dari data pemancangan
tiang

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 2


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis

Bidang runtuh untuk tiang yang mengalami pembebanan tekan dan yang menahan beban dengan
mengerahkan tahanan ujung dan tahanan gesek dindingnya

Gambar:Tahanan ujung dan tahanan gesek dan model bidang keruntuhan.

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 3


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis

Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang (Qu)

Kapasitas dukung ultimit neto tiang (Qu) → jumlah dari tahanan ujung bawah ultimit (Qb) dan
tahanan gesek ultimit (Qs) antara sisi tiang dan tanah di sekitarnya dikurangi dengan berat sendiri
tiang (Wp), maka

𝑄𝑢 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝
dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas dukung ultimit neto (kN)
𝑄𝑏 = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
𝑄𝑠 = tahanan gesek ultimit (kN)
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 4


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis

Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang (Qu)

Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)

Secara pendekatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dukung ultimit
fondasi dangkal,
𝑄𝑏
𝑞𝑢 = = 𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0.5𝛾𝑑𝑁𝛾
𝐴𝑏
dengan,
𝑞𝑢 = tahanan ujung per satuan luas tiang (kN/m2)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑐𝑏 = kohesi tanah di sekitar ujung tiang (kN/m2)
𝑝𝑏 = 𝛾z = tekanan "overburden" di dasar tiang (kN/m2)
𝛾 = berat volume tanah (kN/m3)
𝑑 = diameter tiang (m)
𝑁𝛾 , 𝑁𝑐 , 𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)

Maka,
𝑄𝑏 = 𝐴𝑏 [𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0.5𝛾𝑑𝑁𝛾 ]

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 5


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis
Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang (Qu)
Tahanan Gesek Ultimit (Qs)
Tahanan gesek ultimit (Qs) antara sisi tiang dan tanah di sekitarnya dapat dianalisis dari teori
Coulomb :

Besarnya tegangan normal pada tiang (𝜎𝑛 ) atau tegangan horizontal (𝜎ℎ ) pada tiang bergantung
pada koefisien tekanan tanah lateral,

Tahanan gesek ultimit (Qs)

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 6


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Ultimit Cara Statis

Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang (Qu)

Maka,
Kapasitas dukung ultimit neto tiang tunggal (Qu):

𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝

dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas ultimit neto tiang (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑝𝑏 = tekanan overburden pada ujung bawah tiang (kN/m2)
𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah lateral yang tergantung dari kondisi tanah
𝑝0 = tekanan overburden rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)
𝛿 = 𝜑𝑑 = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 7


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang dalam Tanah Granuler (Qu)
Tanah granuler → tidak mempunyai kohesi (c = 0) dan diameter tiang relatif sangat kecil
dibanding dengan panjangnya → suku persamaan 𝒄𝒃 𝑁𝑐 = 0 dan 0.5𝛾𝒅𝑁𝛾 dapat diabaikan.
maka,
Untuk tiang yang berbentuk meruncing:
𝑄𝑢 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝
𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏 + 𝐴𝑠 𝑓𝑠 − 𝑊𝑝 𝑄𝑢 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝
𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 𝑝𝑏 ′𝑁𝑞 + 𝐴𝑠 𝐾𝑑 𝑝0 ′ tan 𝛿 − 𝑊𝑝 𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏 + 𝐹𝑤 𝐴𝑠 𝑓𝑠 − 𝑊𝑝

Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)


Persamaan tahanan ujung ultimit tanah granuler:
𝑄𝑏 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏
𝑓𝑏 = 𝑝𝑏 ′𝑁𝑞
dengan,
𝑄𝑏 = tahanan ujung ultimit (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑝𝑏 ′ = 𝛾z = tekanan vertikal efektif tanah pada ujung bawah tiang(kN/m2)
𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
Luas dasar tiang (𝐴𝑏 ) untuk kapasitas dukung tiang yang terbuat dari baja profil (balok H) dan
tiang-tiang yang berlubang →dihitung dengan memperhatikan luas kotor penampangnya (pada
waktu tiang dipancang, gumpalan tanah padat akan terbentuk pada ujungnya (Tomlison, 1977)).
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 8
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler

Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)

𝑁𝑞 → bergantung pada rasio kedalaman penetrasi tiang terhadap diameter dan pada sudut gesek
dalam tanah (φ) → φ umumnya diambil dari nilai N hasil uji SPT.
(Kishida, 1967) → Persamaan hubungan N SPT
dan φ:
𝜑 ′ = 20 𝑁 + 15°

Hubungan φ’ dan N - SPT (Peck et al., 1974).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 9


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler

Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)


Tanah granuler → lolos air → hitungan harus didasarkan pada tinjauan tegangan efektif.
Tanah granuler → tidak mempunyai kohesi (c = 0)

maka,
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝐾𝑑 𝑝0 ′ tan 𝛿
dengan,
𝑄𝑠 = tahanan gesek ultimit (kN)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝑓𝑠 = tahanan gesek per satuan luas ()
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah ()
𝛿 = 𝜑𝑑′ = sudut gesek dinding efektif antara sisi tiang dan tanah (°)
𝑝0 ′ = tekanan vertikal efektif, yang besarnya sama dengan tekanan overburden efektif untuk z ≤
zc , dan sama dengan besarnya tekanan vertikal kritis untuk z > zc (kN/m2)
𝑧 = kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah (m)
𝑧𝑐 = kedalaman kritis, yaitu kedalaman di mana tekanan overburden efektif dihitung dari titik ini
dianggap konstan (m).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 10


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler

Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)


Bila tiang berbentuk meruncing ke bawah:
𝑄𝑠 = 𝐹𝑤 𝐴𝑠 𝑓𝑠 = 𝐹𝑤 𝐴𝑠 𝐾𝑑 𝑝0 ′ tan 𝛿
dengan,
𝐹𝑤 = faktor pengaruh bentuk tiang

Nilai 𝐹𝑤 untuk tiang meruncing pada pasir (sudut


kemiringan 𝜔 dalam radian) (Nordlund, 1963).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 11


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
Metode Poulos dan Davis
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)

Distribusi tegangan vertikal di sekitar tiang pada tanah pasir


(Poulos dan Davis, 1980).

Hubungan zc /d dan Kd tg δ untuk tiang pada tanah pasir


(Poulos dan Davis, 1980) dan factor Fw untuk tiang meruncing

Hubungan Nq dan φ (Berezantsev, 1961). Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 12


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
Metode U.S Army Corps
Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb) Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Nilai-nilai 𝛿 (U.S. Army Corps}

Nilai 𝐾𝑑 dan 𝐾𝑡 (U.S. Army Corps}

Hubungan Nq dan φ (Reese et al., 2006). Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 13
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
Metode Coyle dan Castello
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)

Tahanan gesek satuan (fs), tiang dalam tanah


Tahanan ujung satuan neto (fb), tiang dalam granuler (Coyle dan Castello, 1981)
tanah pasir (Coyle dan Castello, 1981) Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 14
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler
Metode Kulhawy
Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb) Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
𝑄𝑏 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏 𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑏 = 𝑑𝛾𝑁𝛾 ∗ + 𝑝𝑏 ′𝑁𝑞 * 𝐾𝑑 𝛿
𝑓𝑠 = 𝐾0 𝑝0 ′
Nilai-nilai tipikal rasio Poisson (Kulhawy et al., 1983) 𝐾0 𝜑′
Rasio 𝐾𝑑 /𝐾0 (Kulhawy et al.,1983)

Nilai-nilai 𝛿/𝜑’ (Kulhawy et al.,1983)

Faktor kapasitas dukung Nɣ* Faktor kapasitas dukung Nq*


(Kulhawy, 1983). (Kulhawy, 1983). Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 15
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler

Metode 𝛽

Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)

Metode 𝛽 disarankan oleh Burland (1973):


𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝛽𝑝0 ′
𝐾𝑑 𝛿
𝛽 = 𝐾0 tan 𝜑′
𝐾0 𝜑′

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 16


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Contoh
Tiang baja bulat panjang 22 m dan diameter 0,4 m dipancang ke dalam tanah pasir dengan data
lapisan tanah seperti yang ditunjukkan dalam Tabel c.1. Nilai-nilai N-SPT tersebut sudah
merupakan nilai yang sudah dikoreksi. Muka air tanah terletak pada kedalaman 2 m dari
permukaan tanah. Berat tiang per meter panjang 3,7 kN/m. Dalam hitungan dibatasi: 𝑓𝑏 ≤ 15000
kN/m2 dan 𝑓𝑠 ≤ 107 kN/m2.
(a) Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara yang disarankan oleh Poulos dan Davis ( 1980).
(b) Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara yang disarankan oleh U.S. Army.
Tabel c.1. Hasil Penyelidikan
Tanah
Kedalam N- γb γsat γ'
an (m) terkorek (kN/m3) (kN/m3) (kN/m3)
si
0-2 10 18 - -
2 - 10 16 - 18,8 9
10 - 21 10 - 18,3 8,5
>21 16 - 18,8 9

Tabel c.2. Hasil Penyelidikan


Tanah
Kedalama N- φ’ = φ’ = ¾ φ1’ Kd tg
n (m) terkoreksi φ1 ’ +10˚ 𝜹′
(Gam
bar 1)
0-2 10 30˚ 32,5˚ 1,20
2 - 10 16 32˚ 34˚ 1,30
10 - 21 10 30˚ 32,5˚ 1,20
>21 16 32˚ 34˚ 1,30 Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 17
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Contoh
(a) Cara Poulos dan Davis
Dari N yang telah diketahui dapat diperoleh φ,
yaitu dengan menggunakan Gambar. Hitungan
φ untuk memperoleh Kd tg δ diperlihatkan
dalam Tabel c.2. Dimisalkan dulu kedalaman
kritis zc < 3 m. Dengan φ = 34°, dari Gambar
2.22a diperoleh:

Gambar: Hubungan φ’ dan N-SPT (Peck et al.,l974).


Gambar: Hubungan zc /d dan Kd tg δ untuk tiang pada
tanah pasir (Poulos dan Davis, 1980) dan factor Fw
untuk tiang meruncing Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 18
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang dalam Tanah Kohesif (Qu)
Tanah kohesif → jumlah tahanan gesek sisi tiang dan tahanan ujung.
Tahanan gesek tiang → bergantung dari bahan dan bentuk tiang.

Persamaan kapasitas ultimit untuk tiang dalam tanah kohesif:


𝑄𝑢 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝
𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏 + 𝐴𝑠 𝑓𝑠 − 𝑊𝑝
𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 ) + 𝐹𝑤 𝛼𝑐𝑢 𝐴𝑠 − 𝑊𝑝
dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas ultimit neto tiang (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑐𝑏 = kohesi tak terdrainase tanah di sekitar ujung tiang (kN/m2)
𝑝𝑏 = 𝛾z = tekanan "overburden" di dasar tiang (kN/m2)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝛼 = faktor adhesi
𝑐𝑢 = kohesi tak terdrainase (kN/m2)
𝐹𝑤 = faktor bentuk tiang → 1 untuk tiang berdiameter seragam dan 1,2 untuk tiang
yang meruncing pada tanah kohesif (Simons dan Menzies, 1977).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 19


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif

Tahanan Ujung Bawah Ultimit (Qb)


Persamaan tahanan ujung ultimit tanah kohesif:
𝑄𝑏 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏
𝑓𝑏 = 𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏
dengan,
𝑄𝑏 = tahanan ujung bawah ultimit (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑐𝑏 = kohesi pada kondisi tak terdrainase (undrained) tanah yang terletak di bawah ujung tiang
yang nilainya diambil dari contoh tanah tak terganggu (kN/m2)
𝑝𝑏 = 𝛾z = tekanan vertikal efektif tanah (overburden) pada ujung bawah tiang(kN/m2)
𝑁𝑐 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
𝑁𝑐 → dipakai 9 bila rasio panjang atau kedalaman tiang terhadap diameter lebih besar 5
(Skempton, 1959).

Tiang dalam tanah lempung lunak sampai sedang → tahanan ujung tidak besar → kapasitas
dukung tiang dominan pada tahanan gesek tiang (Qs).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 20


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif

Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)


Persamaan tahanan gesek dinding ultimit di dalam tanah kohesif:
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝑐𝑑 = 𝛼𝑐𝑢
dengan,
𝑄𝑠 = tahanan gesek dinding ultimit (kN)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝑓𝑠 = tahanan gesek per satuan luas (kN/m2)
𝛼 = faktor adhesi (sebaiknya didasarkan pada kuat geser tanah tak terganggu (undisturbed
sample)).
𝑐𝑑 = adhesi (kN/m2)
𝑐𝑢 = kohesi tak terdrainase (kN/m2).

Tiang berdiameter tidak seragam di sepanjang tiangnya (meruncing), maka


𝑄𝑠 = 𝐹𝑤 𝛼𝑐𝑢 𝐴𝑠
dengan,
𝐹𝑤 = faktor bentuk tiang → 1 untuk tiang berdiameter seragam dan 1,2 untuk tiang yang
meruncing pada tanah kohesif (Simons dan Menzies, 1977).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 21


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif

Metode α

Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)


𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝑐𝑑 = 𝛼𝑐𝑢

Faktor adhesi (α) untuk tiang pancang dalam lempung (McClelland, 1974).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 22


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode λ
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Tahanan gesek tiang pada tanah lempung → koefisien
berdimensi (λ) (Vijayvergiya dan Focht, 1972).
Persamaan Vijayvergiya dan Focht ini telah digunakan
untuk mengestimasi tahanan gesek sisi tiang pada struktur
lepas pantai.
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = λ(𝑝0′ + 2𝑐𝑢 )
dengan,
𝑝0 ′ = tekanan overburden efektif rata-rata yang diambil
dari ujung tiang bawah sampai ke permukaan
tanah (kN/m2).
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2).
𝑓𝑠 = tahanan gesek per satuan luas (kN/m2).
λ = koefisien tak berdimensi (grafik).
𝑐𝑢 = kohesi tak terdrainase (kN/m2).
Hubungan antara koefisien
gesek dinding (λ) dengan
kedalaman penetrasi tiang
(Vijayvergiya dan Focht, 1972).
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 23
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode λ
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)

Kraft et al. (1981):


Tanah terkonsolidasi normal (normally consolidated):
λ = 0,178 − 0,016 ln(𝜋3 )
Tanah terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated):
λ = 0,232 − 0,032 ln(𝜋3 )
𝜋𝑑𝑓𝑚𝑎𝑘 𝐿𝑒 2
𝜋3 =
𝐴𝐸𝑈
dengan,
λ = koefisien yang merupakan fungsi dari penetrasi tiang
𝑓𝑚𝑎𝑘 = Gesekan puncak (diambil sama dengan cu rata-rata, kN/m2)
𝐴 = luas tampang tiang (m)
𝐸 = modulus elastis bahan tiang (kN/m2)
𝑈 = perpindahan tiang yang dibutuhkan untuk berkembangnya gesekan sisi tiang (diambil
0,1" = 0,0025 m)

Jika data konsolidasi tak diperoleh, Kraft et al. menganggap lempung termasuk terkonsolidasi
berlebihan jika kuat geser undrained (𝑐𝑢 ) dibagi dengan tekanan overburden ≥ 10. Nilai terendah,
λ = 0,11.
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 24
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode U .S. Army Corps
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Tahanan gesek tiang U.S. Army Corps:
𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝑐𝑑 = 𝛼𝑐𝑢
dengan,
𝑐𝑑 = adhesi antara tiang dan tanah di sekitamya (kN/m2)
𝛼 = faktor adhesi (grafik).
𝑐𝑢 = kohesi tak terdrainase (kN/m2).

Nilai 𝛼 yang digunakan dalam metode U.S. Nilai 𝛼1 dan 𝛼2 yang digunakan untuk tiang sangat
Army Corps (1 t/ft2 = 105,6 kPa). panjang dalam metode U.S. Army Corps.
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 25
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode Tomlinson
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)

Tahanan gesek tiang metode Tomlinson (1977):


𝑄𝑠 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝑐𝑑 = 𝛼𝑐𝑢
dengan,
𝑐𝑑 = adhesi antara tiang dan tanah di sekitamya (kN/m2)
𝛼 = faktor adhesi (grafik).
𝑐𝑢 = kohesi tak terdrainase (kN/m2).

Pengaruh bentuk-bentuk lapisan tanah


Tomlinson (1977):
Kasus I → tiang dipancang dalam tanah
pasir atau tanah berpasir yang terletak di
atas lapisan lempung kaku. Celah yang
cenderung terbentuk di antara sisi tiang
dan tanah di sekitarnya, terisi oleh bahan
granuler dengan tidak ada tahanan gesek Hubungan antara faktor adhesi dan kohesi untuk tiang
dinding yang hilang. pancang dalam tanah lempung (Tomlinson, 1977).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 26


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif
Metode Tomlinson
Tahanan Gesek Tiang Ultimit (Qs)
Pengaruh bentuk-bentuk lapisan tanah
Tomlinson (1977):
Kasus II → tanah lempung lunak yang
terletak di atas lempung kaku, desakan
lempung lunak ke bawah mengisi celah di
antara dinding dan tanah lempung kaku di
sekitamya, akibatnya mengurangi nilai
gesekan dinding.
Kasus III → tiang dipancang pada
lempung sedang sampai kaku yang
homogen. Celah yang terbentuk terdapat
di sekeliling bagian atas tiang. Pada
bagian ini tidak ada gesekan dinding yang
bekerja. Makin dangkal penembusan tiang
dan makin kaku lempungnya, semakin
besar pula celah yang terbentuk. Hubungan antara faktor adhesi dan kohesi untuk tiang
pancang dalam tanah lempung (Tomlinson, 1977).

Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 27


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang Kondisi Terdrainase (Drained)
Kapasitas Dukung Ultimit (Qu)
Tanah lempung kaku terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated) → kapasitas tiang yang
paling kritis dapat terjadi pada kondisi tanah yang telah terdrainase (drained) dibandingkan
dengan kondisi tak terdrainase (undrained) → hitungan harus didasarkan pada parameter
tegangan efektif → adhesi antara tanah dengan sisi tiang menjadi nol dan suku persamaan
kapasitas Nc dan Nɣ dapat diabaikan.

Persamaan kapasitas ultimit neto tiang:


𝑄𝑢 = 𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝
𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 𝑓𝑏 + 𝐴𝑠 𝑓𝑠 − 𝑊𝑝
𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 𝑝𝑏 ′𝑁𝑞 + 𝐴𝑠 𝑝0 ′𝐾𝑑 tan 𝛿′ − 𝑊𝑝
dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas ultimit neto tiang (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑝𝑏 ′ = tekanan overburden efektif pada ujung bawah tiang (kN/m2)
𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah lateral yang tergantung dari kondisi tanah
𝑝0 ′ = tekanan overburden efektif rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)
𝛿 = sudut gesek pada kondisi terdrainase, antara sisi tiang dan tanah
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)
Foundation Engineering – Pile Foundations 28
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang Kondisi Terdrainase (Drained)

Metode Burland
𝐾𝑑 tan 𝛿′ minimum terdapat pada lempung terkonsolidasi normal (normally consolidated) (Burland,
1973):
𝛽 = 𝐾𝑑 tan 𝛿′ = (1 − sin 𝜑′) tan 𝜑′
dengan,
𝜑′ = sudut gesek dalam efektif tanah lempung → 𝜑 ′ = 20° s/d 30° nilai 𝛽 = 0,24 s/d 0,29

Meyerhof (1976) → tiang pancang dalam tanah lempung kaku → Kd = 1,5 K0.
tiang bor → Kd(bor) = 0,5 Kd(pancang)

Lempung overconsolidated → 𝐾0 = (1 − sin 𝜑′) 𝑂𝐶𝑅


dengan,
𝑂𝐶𝑅 = nilai banding overconsolidation (Overconsolidation Ratio)
𝛿′ = 𝜑 ′ → sudut gesek dalam pada kondisi terdrainase lempung

Foundation Engineering – Pile Foundations 29


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang Kondisi Terdrainase (Drained)

Metode Fellenius
Fellenius (1991)
Tahanan ujung satuan:
𝑓𝑏 = 𝑝𝑏 ′𝑁𝑡
dengan,
𝑁𝑡 = faktor kapasitas dukung
𝑝𝑏 ′ = tekanan overburden efektif pada dasar tiang (kPa)

Tahanan gesek satuan:


𝑓𝑠 = 𝛽𝑝0 ′
dengan,
𝛽 = 𝐾 tan 𝛿 = koefisien Bjerrum-Burland
𝐾 = koefisien tekanan tanah lateral
𝛿 = sudut gesek antara tiang dan tanah (derajat)
𝑝0 ′ = tekanan overburden efektif rata-rata di sepanjang sisi tiang (kPa)
Nilai-nilai kisaran β dan 𝑁𝑡 (Fellenius, 1991)
Tanah 𝜑' (derajat) β 𝑵𝒕
Lempung 25 - 30 0.23 - 0.40 3 - 30
Lanau 28 - 34 0.27 - 0.50 20 - 40
Pasir 32 - 40 0.30 - 0.60 30 - 150
Kerikil 35 - 45 0.35 - 0.80 60 - 300
Foundation Engineering – Pile Foundations 30
HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang Kondisi Terdrainase (Drained)

Metode Fellenius

Hubungan sudut gesek dalam efektif Hubungan sudut gesek dalam efektif
𝜑' dan 𝑁𝑡 (Fellenius, 1991) 𝜑' dan 𝛽 (Fellenius, 1991)

Foundation Engineering – Pile Foundations 31


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah 𝑐 − 𝜑
Kapasitas Dukung Ultimit Neto Tiang (Qu)

Tanah memiliki nilai kohesi (𝒄) dan sudut gesek (𝝋) → Campuran antara tanah kohesif &
granuler:

Maka kapasitas dukung ultimit neto tiang tunggal (Qu):

𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝

dengan,
𝑄𝑢 = kapasitas ultimit neto tiang (kN)
𝐴𝑏 = luas penampang ujung bawah tiang (m2)
𝑝𝑏 = tekanan overburden pada ujung bawah tiang (kN/m2)
𝑁𝑞 = faktor kapasitas dukung yang nilainya didasarkan pada sudut gesek dalam (φ)
𝐴𝑠 = luas selimut tiang (m2)
𝐾𝑑 = koefisien tekanan tanah lateral yang tergantung dari kondisi tanah
𝑝0 = tekanan overburden rata-rata di sepanjang tiang (kN/m2)
𝛿 = 𝜑𝑑 = sudut gesek antara sisi tiang dan tanah
𝑊𝑝 = berat sendiri tiang (kN)

Foundation Engineering – Pile Foundations 32


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah 𝑐 − 𝜑
CONTOH

Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang 8 m dipancang dalam tanah pasir
berlempung, dengan c = 40 kN/m2, 𝜑 = 28° dan berat volume basah ɣb = 21 kN/m3. Jika dianggap
muka air tanah sangat dalam, hitung kapasitas dukung ultimit dan kapasitas ijin, bila F = 2,5. Berat
volume beton 24 kN/ m3.

𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝 +0,00 m

1. Tahanan gesek ultimit dari komponen gesekan


𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝
-8,00 m
Nilai-nilai 𝛿 (U.S. Army Corps}

Nilai 𝐾𝑑 dan 𝐾𝑡 (U.S. Army Corps}

Foundation Engineering – Pile Foundations 33


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah 𝑐 − 𝜑
CONTOH

Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang 8 m dipancang dalam tanah pasir
berlempung, dengan c = 40 kN/m2, 𝜑 = 28° dan berat volume basah ɣb = 21 kN/m3. Jika dianggap
muka air tanah sangat dalam, hitung kapasitas dukung ultimit dan kapasitas ijin, bila F = 2,5. Berat
volume beton 24 kN/ m3.

𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝 +0,00 m

2. Tahanan gesek ultimit dari komponen kohesi


𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝
-8,00 m

Foundation Engineering – Pile Foundations 34


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah 𝑐 − 𝜑
CONTOH

Tiang beton bujur sangkar dengan lebar 0,4 m dan panjang 8 m dipancang dalam tanah pasir
berlempung, dengan c = 40 kN/m2, 𝜑 = 28° dan berat volume basah ɣb = 21 kN/m3. Jika dianggap
muka air tanah sangat dalam, hitung kapasitas dukung ultimit dan kapasitas ijin, bila F = 2,5. Berat
volume beton 24 kN/m3.

𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝 +0,00 m

3. Tahanan ujung ultimit


𝑄𝑢 = 𝐴𝑏 (𝑐𝑏 𝑁𝑐 + 𝑝𝑏 𝑁𝑞 + 0,5𝛾𝑑𝑁𝛾 ) + ෍ 𝐴𝑠 (𝑐𝑑 + 𝐾𝑑 𝑝0 tan 𝛿) − 𝑊𝑝

Misal digunakan persamaan kapasitas dukung Terzaghi -8,00 m

Foundation Engineering – Pile Foundations 35


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang Menahan Gaya Tarik ke Atas

Gaya tarik pada tiang → Beban lateral, beban gempa, beban angin, momen penggulingan

Foundation Engineering – Pile Foundations 36


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Kapasitas Dukung Tiang Menahan Gaya Tarik ke Atas
Tiang Tunggal
Tahanan tarik tiang dengan kedalaman L > 6d:

𝑄𝑢(𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘) = ෍ 𝑓𝑠 𝐴𝑠 + 𝑊𝑝

tahanan tarik ultimit tanah lempung:


𝑄𝑢(𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘) = 𝑐𝑑 𝐴𝑠 + 𝑊𝑝

Foundation Engineering – Pile Foundations 37


HITUNGAN KAPASITAS DUKUNG TIANG PANCANG
Tugas
Tiang pancang beton panjang 2*** m dan diameter 0,6 m dipancang ke dalam tanah pasir dengan data lapisan
tanah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Nilai-nilai N-SPT tersebut sudah merupakan nilai yang sudah
dikoreksi. Muka air tanah terletak pada kedalaman *** m dari permukaan tanah. Berat volume beton 24,*** kN/m3.
Dalam hitungan dibatasi: 𝑓𝑏 ≤ 14000 kN/m2 dan 𝑓𝑠 ≤ 100 kN/m2. Hitung kapasitas ultimit tiang dengan cara yang
disarankan oleh Poulos dan Davis (1980),U.S. Army, Coyle dan Castello, Kulhawy, dan metode β.
Q=?

+0,00 m
Pasir: N = 10 ; E = 28000 kN/m2
ɣb = 17,*** kN/m3
-1,*** m
Pasir: N = 16 ; E = 30000 kN/m2
ɣsat = 18,*** kN/m3

-1***,00 m
Pasir: N = 10 ; E = 31000 kN/m2
ɣsat = 18,3 kN/m3

-19,00 m
Pasir: N = 16 ; E = 35000 kN/m2
ɣsat = 18,8 kN/m3
-2***,00 m

Ket:
isi “***” dengan angka terakhir pada NIM anda. Contoh: NIM: 5191250006, maka angka akhir yang diambil adalah 6. Bila angka
terakhir NIM anda berakhiran 0, maka diambil angka ke 2 dari belakang. Contoh: NIM: 5191250020, maka angka yang diambil
adalah 2.
Foundation Engineering – Driven Pile Foundations 38
REFERENCES

39
TERIMA KASIH

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Anda mungkin juga menyukai