Anda di halaman 1dari 64

TUGAS PONDASI II

PERSENTASI PONDASI TIANG PANCANG PADA


JEMBATAN
KELOMPOK IV
Oleh :
Mixson Christian Ndaomanu (NPM : 2857/TS-ATK/18)
Adrianus B.B. Pegan (NPM : 2829/TS-ATK/18)
Paulus Miki Mbake (NPM : 2843/TS-ATK/18)
Eldy R. Makena (NPM : 2853/TS-ATK/18)
Desi Derius Oenunu (NPM : 2864/TS-ATK/18)
Wahyu Hidayat (NPM : 2865/TS-ATK/18)
Kristina Ida Malik (NPM : 2866/TS-ATK/18)
Marselinus Neken (NPM : 2871/TS-ATK/18)
Ricardus Waso (NPM : 2873/TS-ATK/18)
Tiang Pancang
Berdasrakankan Tugas Kelompok Pondasi II Tentang Tiang
Pancang yaitu :
 Kelompok 1 (Macam – Macam Tiang Pancang)
Kelompok 2 (Perhitungan Tiang Pancang)
Kelompok 3 (Alat Pancang dan Peninjuan Tiang Pancang)
Sudah membuat makalah dan persentasi tentang tugas nya masing
- masing. Maka kami kelompok IV mau mempersentasikan tugas
kami tentang :
Konsep Perencanan Pondasi
Dasar – dasar Perhitungan
Cara Penanggulangannya
PONDASI
PONDASI TIANG
TIANG PANCANG
PANCANG
ABUTMENT
ABUTMENT PADA
PADA SUATU
SUATU
JEMBATAN
JEMBATAN
JEMBATAN
 Bangunan Atas
 Landasan
 Bangunan Bawah
 Pondasi
 Jalan Pendekat (oprit)
 Bangunan Pengaman
BANGUNAN ATAS
 Rangka Baja
 Gelagar Baja - Komposit
 Gelagar Beton Bertulang
 Gelagar Beton Prategang
 Gantung
 Cable Stayed
 Pelengkung dsb.
LANDASAN
 SENDI
 ROL
 GESER.
HAL HAL YG. PERLU DIPERHATIKAN :
- Perencanaan Teknik ( Gaya-gaya hori -
zontal, vertikal dan putaran sudut)
- Spesifikasi
LANDASAN
PERLU PERHATIAN PADA MANUAL
PELAKSANAAN
 Dipasang sebelum atau sesudah
bangunan atas menumpu
 Temperatur

 Persiapan pemasangan - baut angker


posisi, elevasi
BANGUNAN BAWAH
 KEPALA JEMBATAN (ABUTMENT,
LANDHOOFD), pada umumnya berfungsi

sebagai tembok penahan tanah untuk


menahan tekanan tanah aktif
METODE PENILITIAN
 Survey dan Pengumpulan Data
Untuk menganalisa abutment, diperlukan sejumlah data yang
didapat secara langsung yaitu dengan melakukan peninjauan
langsung kelapangan (primer) ataupun data yang didapatkan
dari instansi terkait ataupun literatur (skunder), serta data
penujang lainnya, dengan tujuan agar dapat menarik kesimpulan
dalam menentukan stabilitas abutment jembatan.
 PILAR
BEBAN-BEBAN PADA PILAR TIDAK
HANYA BEBAN VERTIKAL SAJA TETAPI :
- Gaya gesekan
- Gaya aliran dan benda hanyutan
- Gaya rem
- Gempa
BANGUNAN PENGAMAN
PADA JEMBATAN
 TERHADAP GERUSAN (SCOURING) PADA ARAH :
HORIZONTAL DAN VERTIKAL
 TERHADAP LONGSORAN (SLIDING)
 TERHADAP TUMBUKAN BENDA-BENDA HANYUTAN
(KAYU, POHON DSB)
 TERHADAP TUMBUKAN KENDARAAN
(GUARD RAIL)
 TERHADAP TUMBUKAN KAPAL (FENDER)
BANGUNAN PENGAMAN
PADA SUNGAI
 KRIB - sebagai pengarah aliran air

 BOTTOM CONTROLLER (CHECK-DAM),


untuk menaikkan dasar sungai, biasanya
diakibatkan karena adanya galian C

 PEREDAM KECEPATAN ARUS SUNGAI


JALAN PENDEKAT
(OPRIT)
 PERHATIKAN KONDISI TANAH DASAR
 TINGGI TIMBUNAN HARUS DIPERHITUNG-
KAN YAITU :
H = Hkr/3 H H 3 kr

Hkr = tinggi timbunan max yang dipikul

H = tinggi timbunan yang diijinkan


Hkr = C.Nc / 
JALAN PENDEKAT (OPRIT)

 MUTU MATERIAL TIMBUNAN ( = 300)

 CARA PENIMBUNAN SEBAIKNYA


DILAKSANAKAN DULU (untuk menda -
patkan kondisi tanah dasar yang baik)
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
PENANGANAN OPRIT YANG TANAHNYA JELEK:
 Diperhitungkan terhadap pondasi abutment
 Dipikul oleh cerucuk, tiang pancang
 Ditanggulangi dengan turap, bronjong dll.
 Digunakan material timbunan ringan - abu sekam,
abu terbang dll.
 Dengan sistem counterweight
 Berat material timbunan dikurangi dengan armco,
gorong-gorong
 Kombinasi cara-cara di atas
JALAN PENDEKAT (OPRIT)

ABUTMENT

BRONJONG
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
 Perbaikan tanah dasar
ABUTMENT

TURAP

CERUCUK
JALAN PENDEKAT (OPRIT)
 Mengurangi gaya lateral
ABUTMENT

ARMCO ARMCO
JALAN PENDEKAT (OPRIT)

MEMERLUKAN RUANG YG. BANYAK


 POLA KERUNTUHAN SLIDING PADA OPRIT

Timbunan H
oprit

Bidang longsor

Q’LL lapisan
tanah lembek
HL

lapisan
lempung kenyal HLK
Check gaya lateral yang terjadi :
 Tinggi timbunan rencana = H
Tinggi timbunan kritis = Hkr
Hkr = (CU’ . NC) / t
CU’ = krc . CU  krc = ( 0,5 -- 0,7)
NC = 5,14 ( factor daya dukung)
t = berat volume tanah timbunan
CU = kuat geser tanah dasar.
 Tinggi timbunan rencana harus diperhitungkan
sebesar : H = Hkr / 3
Indikasi : H  Hkr  tanah dasar runtuh
 Tahanan lateral tiang pancang (RPL’)
 Tahanan lateral 1 tiang dalam kelompok yang tertahan oleh
pile cap sama dengan (ekivalen) dengan tahanan pasif
pada kolom ekivalen sebesar (6d x 3d).
 Tanah non kohesif
d
6d

Tiang
L

3d 6d

RPL’ = 54 . Kp’ .  . d3
dimana : Kp’ = (1 + sin Ø’) / (1 - sin Ø’)
d = diameter tiang pancang
 = berat volume tanah
 Tanah kohesif
RPL’ = 36 . CU’ . d2 + 54 .  . d3
d
6d
dimana :
Tiang
d = diameter tiang pancang
 = berat volume tanah
L

3d cu + 6d
CU = kuat geser tanah
CU’ = kuat geser tanah efektif

 Gaya lateral akibat timbunan oprit (QLL’)


Gaya lateral yang bekerja pada baris tiang
belakang setinggi ketebalan tanah lembek (HL) :
QLL’ = t . HL . Hekses . d
dimana : Hekses = H – Hkr
Persyaratan stabilitas abutment : RPL’ > QLL’
JENIS-JENIS PEKERJAAN STRUKTUR

 Pematokan  Kayu
 Pondasi  Jembatan sementara
 Beton  Cofferdam
 Beton prategang  Perancah
 Struktur baja  Perbaikan beton
 Landasan
PEMATOKAN
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

 Titil kontrol
 Cara pengukuran horizontal, vertikal
 Penentuan titik-titik elemen struktur seperti
letak pondasi – tiang pancang, sumuran dan
landasan
 Elemen-elemen sekunder lainnya
PENENTUAN TITIK ELEMEN
PONDASI : letak titik pancang tidak sesuai desain
perlu recek stabilitas pondasi

DESAIN

PELAKSANAAN
PONDASI DALAM (DEEP FOUNDATION)

 TIANG PANCANG :
- Baja (pipa, propil), beton
- Beton (Beton bertulang, prategang – precast)
dipegang
PONDASI TIANG PANCANG
 Termasuk pondasi dalam
 Jenis tiang pancang yang'umum dipakai
- Tiang pancang beton
Dibuat setempat : ukuran 35 x 35 cm2 atau 40 x 40 cm2
Dibuat di pabrik (precast)
Umumnya bulat dan bermutu tinggi, diameter > 30 cm
- Tiang pancang baja
Yang sering dipergunakan berbentuk pipa
Ukuran diameter 40, 50, 60, 75, 100 (cm)
 Secara garis besar daya dukung tiang ada 2 macam
- Tiang Pancang Tumpu (Point Bearing Pile)
- Tiang Pancang Geser (Friction Pile)
PONDASI TIANG PANCANG

 Dipergunakan bila lapisan


tanah pondasi cukup dalam
(>8 m) dari dasar sungai atau
tanah setempat

 Bila terjadi scouring


smax
- Bisa terjadi pengura-
ngan daya dukung
pada jenis friction
(bagian a hilang) a
- Perlu kontrol tekuk pada
jenis point bearing pile
PONDASI TIANG PANCANG
 Agar dipergunakan konstruksi bangunan bawah yang
berbentuk pile cap, atau bangunan bawah yang bebas
dari pengaruh air normal dan bangunan atas tetap di
atas clearance yang diperlukan

MAB clearance

MAB

MAN
MAN
PONDASI TIANG PANCANG

 Posisi clearance terhadap muka air banjir (MAB)

clearance
MAB

Slope
protection
PONDASI TIANG PANCANG
 Pada waktu pemancangan, selalu dicatat
kalenderingnya. Dipergunakan alat pancang yang
memadai
 Pada umumnya dipergunakan alat pancang
dengan berat hammer minimal 2,2 ton
 Pada point bearing, kalendering terakhir
untuk : - T. Pancang Baja (1 – 3) cm / 10 pukulan
- T. Pancang Beton (3 – 5) cm / 10 pukulan
 Pada friction pile, kalendering hauya sebagai kontrol
 Bila basil pemancangan meragukan dapat dicek
dengan loading test
PONDASI TIANG PANCANG
Loading test dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
W
 Pembebanan langsung

 Pembebanan dengan jack


PONDASI TIANG PANCANG
 Bila pada lapisan atas terdapat lapisan cukup
keras (N.S. = 80 kg/cm2) sebelum pemancangan
dapat dibantu dengan penggalian lebih dulu.

80 kg/cm2
Penggalian

> 150 kg/cm2


PONDASI TIANG PANCANG
 Pada kelompok tiang pancang geser perlu diperhi -
tungkan daya dukungnya secara kelompok :
Pkelompok   Pindividual ( 1)
Salah satu rumusnya adalah :
  1

90
[ (n  1) m  (m  1) n
m.n
]
dimana :  = effisiency of pile group
m = jumlah baris tiang
n = jumlah tiang per baris
 = tan-1d/s (dalam derajad)
d = diameter tiang
s = jarak tiang
PONDASI TIANG PANCANG
 Rumus daya dukung tiang berdasarkan kalendering sangat
banyak, mungkin mendekati 500 rumus
 Biasanya setiap alat pancang yang dipergunakan mempunyai
rumus tersendiri
eh E h W  n 2w
 Hiley : Ru   SF = 3
1
s  (C1  C2  C3 ) W  w
2
dimana :
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
eh = efisiensi daari pemukulan palu (<1)
Eh = Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
C = Koefisien persamaan
s = Penetrasi tiang untuk pukulan palu terakhir
w = Berat tiang
W = Berat palu
n = Koefisien restitusi / pengembalian
RUMUS PEMANCANGAN TIANG

 Janbu
eh .E h
FK = 3 s/d 6 Ru 
K u .s

w
Cd  0,75  0,15
W

eh . E h . L
  2
A.Es
RUMUS PEMANCANGAN TIANG
eh . E h
 Eng. News-Record (ENR) Ru 
sz
FK = 6

eh . E h W  n 2 W
 Modified ENR RU 
s  z W w
FK = 6

eh . E h
 Danish RU 
FK = (3 s/d 6) eh . E h . L
s
2. A.E

2WH W  n 2P
 Kobe Ru  .
FK = 3 SK W P
RUMUS PEMANCANGAN TIANG
A = Luas penampang tiang
C1, C 2 C3 = Koefisien dalam persamaan Hiley
Eh = Efisiensi pemukulan palu (<1)
E = Modulus Young dari tiang
Eh = Tingkat enersi palu (nilai dari pabrik)
L = Panjang tiang
n = Koefisien restitusi / pengembalian
Ru = Daya dukung batas dari tiang dalam tanah
s = Penetrasi tiang untuk 10 pukulan terakhir
w = Berat tiang
W = Berat palu
z = 0,1 untuk palu dengan tenaga uap
dan 1 untuk drop hammer
HAMMER EFFICIENCY, efa
Hammer Type ef
- Drop hammer released by trigger 1,00
- Drop hammer actuated by rope and 0,75
friction winch
- McKiernan-Terry single-acting hammers 0,85
- Warrington-Vulcan single-acting hammers 0,75
- Differential-acting hammers 0,75
- McKiernan-Terry, Industrial Brownhoist,
National & Union double acting hammers 0,85
- Diesel hammers 1,00
VALUES OF C1 FOR HILEY FORMULA
Easy Driving Med. Driving Hard Driving Very Hard
P1= 500 psi P1= 1000 psi P1= 1500 psi Driving
Material to Which on Cushion on Head or on Head or P1= 2000 psi
Cap Cap on Head or
Blow is Applied Or Pile Butt
if no cushion (inch) (inch) Cap
(inch)
(inch)
- Head of timber pile 0,05 0,10 0,15 0,20
- 3-4 in. pack. Inside cap on
- head of prec. conc. Pile
0,05+0,07b 0,05+0,07b 0,05+0,07b 0,05+0,07b
- 0,5-1 in. mat only on head
of precast conc.pile 0,025 0,05 0,075 0,10
- Steel-covered cap, contai-
ing wood pack., for steel
piling or pipe 0,04 0,08 0,12 0,16
- 3/16 in. red electrical fiber

disk between two


- 3/8 in. steel plates, for use
- with sever driving on
- monotube pile 0,02 0,04 0,06 0,08
- Head of steel piling or
0 0 0 0
pipe
VALUES OF C2 & C3 FOR HILEY FORMULA

Value of C2  C2 = RuL / Aep (include additional value for followers)


Value of C2  C2 is temp. compression allow. for quake of ground
Nominal value = 0,1 inches
Range = 0,2 for resilient soils to 0 for hardpan
SAFETY FAKTOR RANGE FOR EQUATIONS
(THE MICHIGAN PILE-TEST PROGRAM)
Upper & lower Limits of SF = Ru / Rdb

Formula Range of Ru (kips) Nominal


0 - 200 200 - 400 400 - 700
Engineering News 1,1 – 2,4 0,9 – 2,1 1,2 – 2,7 6
Hiley 1,1 – 4,2 3,0 – 6,5 4,0 – 9,6 3
Pacific Coast 2,7 – 5,3 4,3 – 9,7 8,8 – 16,5 4
Uniform Building Code
Redtenbacher 1,7 – 3,6 2,8 – 6,5 6,0 – 10,9 3
Eytelwein 1,0 – 2,4 1,0 – 3,8 2,2 – 4,1 6
Navy-McKay 0,8 – 3,0 0,2 – 2,5 0,2 – 3,0 6
Rankine 0,9 – 1,7 1,3 – 2,7 2,3 – 5,1 3
Canadian National 3,2 – 6,0 5,1 – 11,1 10,1 – 19,9 3
Building Code
Modified Eng. News 1,7 – 4,4 1,6 – 5,2 2,7 – 5,3 6
Gates 1,8 – 3,0 2,5 – 4,6 3,8 – 7,3 3
Rabe 1,0 – 4,8 2,4 – 7,0 3,2 – 8,0 2
VALUES OF COEFFISIENT OF RESTITUTION,n
Drop, Single
Double
acting, or
Pile Type Head Conditon acting
Diesel
Hammers
Hammers
Helmet with comp.plastic or
greenheart dolly and packing 0,4
on top of pile 0,5
Reinforced
concrete Helmet with timber dolly &
0,25 0,4
packing on top of pile
Hammer direct on pile with - -
pad only
Driving cap with standart 0,5 0,5
plastic or greenheart dolly
Steel Driving cap with timber dolly 0,3 0,3
Hammer direct on pile - 0,5
Timber Hammer direct on pile 0,25 0,4
PEMILIHAN TYPE ALAT PANCANG
 Berdasarkan mesin Kobelco

Hammer Model
Description
K-13 K-25 K-35 K-45

Weight of pile (ton) 1,0 - 2,5 1,5 - 4,5 2,5 - 6,5 3,5 - 8,5

Bearing capacity (ton) 20 - 50 30 -100 50 - 150 65 - 200


Pondasi tiang pancang
 Untuk menambah kekuatan dan kekakuan,
maka di dalam tiang pancang baja perlu diisi
beton bertulang
 Pengisian beton bertulang sampai pada batas
M tiang = 0, sedangkan sisanya bisa diisi pasir

h+h' diisi beton


bertulang
h
h" diisi pasir
h’
Untuk tanah jelek :
h' biasanya sekitar 8 m
Mtiang = 0
h”
PONDASI TIANG PANCANG
 Pelaksanaan pemancangan dengan sepatu tiang
sebaiknya dengan percobaan dulu (bandingkan
dengan tanpa sepatu). Bila hasilnya sama, lebih baik
tanpa sepatu saja, karena dengan memakai sepatu
akan menambah biaya
 Cara penyambungan tiang sebaiknya lihat pada
standar-standar yang sudah ada
 Hal-hal yang menyangkut bentang dan protection
jembatannya, sama dengan pondasi sumuran dan
pondasi langsung
TIANG PANCANG BAJA

Dalam pembayaran dibagi sebagai berikut:


 Pengadaan bahan tiang pancang pipa baja ter-
masuk sambungan, sepatu tiang kalau perlu dan
sesuai dengan ukurannya dalam meter panjang
 Beton isian (K-225) dalam meter kubik
 Baja tulangan dalam kilogram
 Pemancangan dalam meter panjang
TIANG PANCANG BETON

Dalam pembayaran dibagi menjadi :


 Pengadaan tiang pancang beton (furnished)
termasuk sambungan serta sesuai dengan
ukurannya dalam meter panjang
 Furnished disini diartikan tiang pancang
beton tersebut sudah jadi di mana
didalamnya terma - suk beton dan baja
tulangan
 Pemancangan dalam meter panjang
TIANG PANCANG
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 Jenis alat pancang harus sesuai dengan jenis,
berat serta panjang tiang pancang dan disetujui
oleh Direksi Teknik
 Percobaan pembebanan diperlukan apabila
tiang pancang tersebut merupakan tiang
pancang yang bersifat friction
 Untuk jenis tiang pancang yang sifatnya point
bearing, maka rumus pile dynamic dapat dipakai
asal jenis alat pancangnya sudah sesuai tcrlebih
dahulu, apabila jenis alat pancang tidak sesuai
maka rumus tersebut tidak berlaku
TIANG PANCANG
BORE PILE
- Biaya pengeboran dan beton serta tulangannya
masuk dalam bagian ini dan dihitung dalam meter
panjang bore pile sesuai ukuran
CRUCUK KAYU
- Pengadaan crucuk kayu yang sudah di treatment
(furnished) dengan bahan anti rayap dan anti lapuk
dihitung dalam meter panjang
- Pemancangan dalam meter panjang
SHEET PILE
- Pengadaan sheet pile baja/beton furnished dalam
meter panjang
- Pemancangan sheet pile baja/beton dalam meter
panjang
KESALAHAN UMUM PONDASI

 GALIAN UNTUK PONDASI LONGSOR karena :


- Cara penggalian yang salah
- Terlalu dekat ke jembatan / jalan darurat
- Cofferdam kurang kuat dan kedap air
 MENURUNKAN PONDASI SUMURAN dilakukan secara
terbuka mengakibatkan :
- Fungsi pondasi sumuran tidak tercapai
- Sifat pondasi sumuran menjadi pondasi langsung
 PEMANCANGAN TIDAK SESUAI KEMIRINGANNYA
dapat mengakibatkan abutment bergeser ke depan, hal
tsb.disebabkan oleh :
- Salah memancang
- Gambar / desain salah
KESALAHAN YANG SERING TERJADI
PADA PELAKSANAAN PONDASI
 Kedalaman tiang pancang geser tidak sesuai
desain
 Kalendering pada tiang yang terlalu kecil
 Salah penanganan, penempatan dan pemanca-
ngan tiang beton
 Selimut beton kurang pada tiang beton yang
dicor di tempat
 Letak dasar pondasi yang tidak memperhitung-
kan kedalaman scouring
KESALAHAN UMUM PADA
BANGUNAN BAWAH
 MUTU BETON TIDAK SESUAI mungkin disebab-
kan oleh :
Kecerobohan dalam pelaksanaan, baik dalam
pengecoran campuran maupun kualitas agregat

 SETTING OUT YANG TIDAK TEPAT mengakibat-


kan bentang jembatan menjadi tidak sesuai, hal
tersebut diakibatkan oleh :
- Peralatan pengukuran yang kurang akurat
- Ketidak telitian pada waktu set out
- Tidak ada kontrol kedua atau ketiga
KESALAHAN UMUM PADA
BANGUNAN ATAS
TIDAK SESUAINYA JENIS BANGUNAN ATAS
ANTARA DESAIN DAN PELAKSANAAN
yang disebabkan :
 Tidak adanya konsultasi atau koordinasi antara
proyek/pemilik proyek dengan Dit.Jen.Bina Marga
 Kesalahan setting out di lapangan
 Desain yang tidak akurat
 Tidak mau menggunakan manual pada waktu
pelaksanaan pemasangan bangunan atas
PERBAIKAN KESALAHAN
 PONDASI TIANG PANCANG - mengalami eksentrisitas
akibat kesalahan pemancangan
- Hitung kembali momen yang terjadi
- Kalau perlu diberi tambahan tiang
Pada bagian yang dikhawatirkan mengalami scouring
vertikal atau horizontal langsung diberi pengamanan
PERBAIKAN KESALAHAN
SETTING YANG SALAH
 Apabila jarak tidak terlampau besar, bagian ke -
pala abutment atau pilar dapat diberi tambahan
dengan konsol pendek, dan penyesuaian-penye-
suaian lainnya.
 Apabila sudah tidak mungkin, maka bentangan
dan mungkin tipe bangunan atas perlu penye-
suaian
 Cek kembali terhadap kestabilan pondasi, apa-
kah masih cukup aman akibat terjadinya peruba-
han letak bangunan atasnya
LAUNCHING OF PRESTRESSED GIRDER
BASIRIH BRIDGE

Prestressed Girder
Span = 40 m’

Pilar Pilar
Temporary
Steel Frame
MID SPAN OF BASIRIH BRIDGE

Prestressed Girder
Span = 40 m’

Pilar Pilar
ERECTION JEMBATAN RANGKA
METODA SEMI KANTILEVER

PEKERJAAN ERECTION SELESAI

REMOVE YOKE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai