6% Diameter Pile
displacement
Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal
(single pile)
Qu = Qp + Q s
Qs =2r l ( C)
+ 2r l (k v tan)
l Qu
Q all =
k v F .S .
v
Qp =Ap(c Nc +q Nq)
Daya Dukung Aksial – Formula Statik
Qu = Qe + Qs – W
Dimana:
Qu = daya dukung ultimit tiang
Qe = daya dukung ultimit ujung tiang
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang
W = berat tiang, umumnya diabaikan
Daya Dukung Ujung Tiang, Qe
Qe = qe x Ae
dimana:
qe = unit tahanan ujung tiang
Ae = luas ujung tiang
qe dibedakan atas:
– qe untuk lapisan pasir, dan
– qe untuk lapisan lempung
qe untuk Lapisan Pasir:
qe dapat dihitung melalui persamaan:
qe = c Nc + q Nq + 0.3 gB Ng
dimana c = kohesi tanah, Nc, Nq dan Ng = faktor-
faktor daya dukung (bearing capacity factors), q =
tekanan overburden, B = diameter atau lebar dari
tiang, g = berat volume tanah.
Tiang Pancang :
Qp = 40 x N SPT x Ap (ton)
Dimana,
N–SPT = (N1+N2)/2
N1= harga rata-rata N dari dasar ke 10-D keatas
N2= harga rata-rata N dari dasar ke 4-D kebawah
NILAI N – SPT UNTUK DESIGN TAHANAN UJUNG PADA TANAH PASIRAN f :
Ground Surface
adalah:
(4 x D)
dirata-rata untuk
desain tahanan ujung = N2
D
Daya Dukung Ujung untuk Tanah Pasiran Tiang Bor
=7 N (t/m2)
qp = 7 N (t/m2) < 400 (t/m2)
=400 (t/m2)
Daya Dukung Ujung Tiang Bor Tanah Pasiran f:
Qb = v.Nq.Ab
Kulhawy, 1983
Qe dan qe untuk Lapisan Lempung
Kondisi undrained (f = 0)
qe = cu Nc = 9 cu
dimana cu = kohesi kondisi undrained, Nc = 9
dengan catatan bahwa pile tertanam pada
kedalaman paling sedikit 5D kedalam lapisan
pendukung (bearing stratum/layer)
Maka:
Qe = qe Ae = 9 cu Ae
Daya Dukung Selimut Tiang, Qs
Qs = qs x As
dimana:
– qs = unit tahanan selimut tiang
– As = luas selimut tiang = k x L
– k = keliling tiang, dan
– L = panjang segmen tiang yang ditinjau
qs dibedakan atas:
– qs untuk lapisan pasir, dan
– qs untuk lapisan lempung
qs untuk Lapisan Pasir
Untuk lapisan pasir,
qs = Ks σv tan
dimana:
– Ks = koefisien tanah lateral yang besarnya antara
K0 s/d 1.75 K0
– K0 = 1 – sin f
– v = tegangan vertikal efektif pada lapisan yang
ditinjau dan besarnya dianggap konstan
setelah kedalaman 15 D
– = sudut gesek antara tiang dan tanah
– Tomlinson qs ≤ 107 kN/m2
Nilai Ks dan δ (Tomlinson)
1. Tiang Pancang :
Qs = 0.2 x (N SPT) x Li x p (ton)
2. Tiang Bor :
Qs = 0.1 x (N SPT) x Li x p (ton)
Tahanan Geser Selimut Tiang Bor pada Tanah
Berpasir Rojiani, Duncan and Barker (1991)
(=27.5 t/m2)
= 0.11 N (t/m2)
0.20 N
= 0.28 N (t/m2)
Metoda alpha
(α method)
qs = α cu
dimana:
α = faktor adhesi
(lihat gambar berikut)
cu = kohesi kondisi
undrained
Nilai α dari Tomlinson
qs untuk Lapisan Lempung
Data group 1
Data group 2
Data group 3
65 U 8 41 C load tests
1 .0 0
Kulhaw y
ad hesion facto r
0 .6 0
Re ese
C ore Te a m
0 .4 0
0 .2 0
0 .0 0
0 50 100 150 200 250 30 0
2
S u (k N /m )
Faktor Adhesi () pada Tanah Kohesif untuk
“Tiang Bor” :
3. Reese and O’Neil, 1988 :
Tiang Pancang :
Qp = 40 x N SPT x Ap (ton)
Dimana,
N–SPT = (N1+N2)/2
N1= harga rata-rata N dari dasar ke 10-D keatas
N2= harga rata-rata N dari dasar ke 4-D kebawah
NILAI N – SPT UNTUK DESIGN TAHANAN UJUNG PADA TANAH PASIRAN f :
Ground Surface
adalah:
(4 x D)
dirata-rata untuk
desain tahanan ujung = N2
D
Daya Dukung Tiang berdasarkan Nilai
SPT
2/3 N
Relationship between Angle of Internal Friction and N-Value
(Sandy Soil)
Daya Dukung Tiang berdasarkan CPT
Tiang bor
- Coduto berdasarkan penurunan 5% Diameter, qe (kN/m2) ≤ 2900 (pasir)
- qe (kN/m2) ≤ 3830 (ASCE-lempung)
- ONeil, qs (kN/m2) ≤ 190 (pasir)
- qs (kN/m2) ≤ 120 (DNV-pasir) dan qs (kN/m2) ≤ 200 (DNV-lempung)
- qs (kN/m2) ≤ 170 (Enoft)
- DKI qe (kN/m2) ≤ 4500 (pasir) dan qe (kN/m2) ≤ 4000 (lempung)
Pengaruh Kelompok Tiang (Pile Groups)
Penurunan konsolidasi:
a=4B
Minimal kedalaman
penyelidikan tanah adalah
sampai 4 diameter tiang
b=6-8 B
(atau 5 m) dibawah dasar
pondasi
3-4B
Pelaksanaan Bored Pile
Pelaksanaan Bored Pile
Pelaksanaan
Bored Pile
Bored Piling Method of Works
Method Statement of Bored Pile
Cara Broms
Analisis dibedakan atas:
– tiang pendek (short pile)
– tiang panjang (long pile)
Kepala tiang dibedakan atas:
– kepala tiang tidak tertahan (unrestrained/free)
– kepala tiang tertahan (restrained)
Tanah dibedakan atas:
– tanah kohesif
– tanah non-kohesif
Keruntuhan Tiang Pendek dan
Tiang Panjang
Epy didefinisikan sbg modulus reaksi dari tiang akibat beban lateral
Terlihat bahwa untuk nilai Epy ini konstan untuk defleksi yang kecil
Analytical model used in p-y
Method
2D Finite Difference Analysis
Pile dibagi atas n-interval
Tanah disekeliling pile
dimodelkan sebagai non-linear
spring pada setiap titik nodal
p = tahanan tanah lateral per
satuan panjang (F/L)
y = deformasi lateral dari tiang
(L)
Pemodelan dengan p-y curves
d4y d2y
EI 4 Q 2 p W = 0
dx dx
d3y dy
EI 3 Q = Vv
dx dx
d2y dy
EI 2 = M =S
dx dx
y=lateral defleksi dari pile, p=reaksi
dari tanah persatuan panjang, Q =
beban aksial pada pile, M = bending
moment dari pile, V = geser yang
bekerja pada pile, S = slope dari
kurva elastik
Pile yang terdefleksi
Go to manual L-Pile
Soil Modulus Es