Anda di halaman 1dari 79

FONDASI TIANG

Oleh: Hendri Warman


Buku Acuan
 Coduto, D.P., “Foundation Design”
 Tomlinson, M.J., “Pile Design and
Construction Practice”
 Das, B.M., “Principles of Foundation
Engineering
 Canadian Foundation Engineering Manual
 NAVAC
 DNV (offshore)
 Ensoft Manual
Topik yang dibahas

 Kapasitas aksial tekan (A-Pile dan


Shaft)
 Kapasitas aksial tarik
 Kapasitas lateral (L-Pile)
 Kapasitas group (Group)
 Statis Loading Test
 Dynamic Loading Test (PDA)
 Drive Ability (GRL-WEAP)
Fondasi Tiang
digunakan untuk memikul beban vertikal
tekan/tarik dan beban lateral
 Fondasi tiang akan digunakan:
– bila lapisan tanah teratas terlalu lemah sehingga tidak dapat
memikul beban dari struktur atas
– bila lapisan tanah dibawah struktur mudah tererosi
– bila struktur sangat sensitif terhadap perbedaan penurunan
– bila lokasi muka air tanah sangat dangkal
– untuk menahan gaya angkat (uplift force) yang terjadi pada
fondasi tower, platform lepas pantai dan basement yang
terletak di bawah muka air
– untuk memperkuat lereng
Berdasarkan Material dan
Pelaksanaannya Tiang Dapat Dibedakan
atas:
 Baja, beton, dan kayu
 Displacement pile (tiang pancang)
– small displacement pile (tiang pipa baja)
– large displacement pile (tiang beton)
 Non-displacement pile (tiang bor)
Perencanaan Fondasi Tiang

 Internal pile capacity (structural capacity of


pile)
- Tiang harus dapat memikul beban-beban dari struktur
di atasnya dan beban-beban yang ada selama
pelaksanaan tanpa mengalami kerusakan.
 External pile capcity (load transfer capacity
from the pile into ground)
- Kekuatan tanah harus sedemikian rupa sehingga
beban-beban yang bekerja dapat ditransfer kedalam
tanah dengan tidak terjadi failure/keruntuhan dan
penurunan yang terlalu besar
PERHITUNGAN PONDASI

Daya Dukung Aksial Pile

Analisis Group Pile


Daya Dukung Lateral Pile
Fondasi Tiang
 Fondasi tiang mentransfer Q
beban dari struktur diatasnya
kepada lapisan tanah yang
cukup kuat yang terdapat pada
kedalaman tertentu.
 Transfer beban dilakukan Qs
melalui:
W
1. gesekan selimut (skin friction)
displacement 0.3-1% D atau 5-10mm
2. tahanan ujung (end bearing)
displacement 10-20% D
Qe
Mekanisme Transfer Beban
Load Transfer Friksi
Friksi

0.4% Diameter Pile


displacement

Load Transfer End Bearing


End
Bearing

6% Diameter Pile
displacement
Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal
(single pile)

 Dapat diperoleh melalui:


1. Pelaksanaan uji beban (loading test)
2. Perhitungan berdasarkan analisis statik
3. Perhitungan berdasarkan analisis
dinamik
DAYA DUKUNG AKSIAL

Qu = Qp + Q s
Qs =2r l ( C)
+ 2r l (k v tan)
l Qu
Q all =
k v F .S .
v

Qp =Ap(c Nc +q Nq)
Daya Dukung Aksial – Formula Statik

 Diperoleh melalui persamaan:

Qu = Qe + Qs – W

Dimana:
Qu = daya dukung ultimit tiang
Qe = daya dukung ultimit ujung tiang
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang
W = berat tiang, umumnya diabaikan
Daya Dukung Ujung Tiang, Qe

 Qe = qe x Ae
dimana:
qe = unit tahanan ujung tiang
Ae = luas ujung tiang

 qe dibedakan atas:
– qe untuk lapisan pasir, dan
– qe untuk lapisan lempung
qe untuk Lapisan Pasir:
 qe dapat dihitung melalui persamaan:
qe = c Nc + q Nq + 0.3 gB Ng
dimana c = kohesi tanah, Nc, Nq dan Ng = faktor-
faktor daya dukung (bearing capacity factors), q =
tekanan overburden, B = diameter atau lebar dari
tiang, g = berat volume tanah.

Mengingat bahwa nilai 0.3 gB Ng umumnya jauh lebih


kecil dibandingkan dengan kedua nilai lainnya, maka
qe menjadi:
qe = c Nc + q Nq ; untuk lapisan pasir c = 0, maka:
qe = q Nq dimana Nq dapat dilihat pada gambar
berikut:
Bearing Capacity Factors
Qe dan qe untuk Lapisan Pasir
 Nilai maksimum qe (Meyerhoff):
qe ≤ 50 Nq tan f (kN/m2) (tiang
pancang)
 Tomlinson qe ≤ 10700 (kN/m2) (tiang pancang)
 Nilai qe mencapai maksimum pada
kedalaman L = 10-20 Diameter. Panjang
penetrasi minimum 5Diameter.
Nilai Qe menjadi:
Qe = qe Ae
Daya Dukung Ujung untuk Tanah Pasiran f

Tiang Pancang :
Qp = 40 x N SPT x Ap (ton)
Dimana,
N–SPT = (N1+N2)/2
N1= harga rata-rata N dari dasar ke 10-D keatas
N2= harga rata-rata N dari dasar ke 4-D kebawah
NILAI N – SPT UNTUK DESIGN TAHANAN UJUNG PADA TANAH PASIRAN f :

Ground Surface

Nilai N – SPT Desain


Tiang Pancang

adalah:

Ndesain = ½ (N1 +N2)


(10 x D)
dirata-rata untuk
desain tahanan ujung = N1

(4 x D)
dirata-rata untuk
desain tahanan ujung = N2
D
Daya Dukung Ujung untuk Tanah Pasiran Tiang Bor

=7 N (t/m2)
qp = 7 N (t/m2) < 400 (t/m2)
=400 (t/m2)
Daya Dukung Ujung Tiang Bor Tanah Pasiran f:

Qb = v.Nq.Ab

Kulhawy, 1983
Qe dan qe untuk Lapisan Lempung

 Kondisi undrained (f = 0)
qe = cu Nc = 9 cu
dimana cu = kohesi kondisi undrained, Nc = 9
dengan catatan bahwa pile tertanam pada
kedalaman paling sedikit 5D kedalam lapisan
pendukung (bearing stratum/layer)
Maka:
Qe = qe Ae = 9 cu Ae
Daya Dukung Selimut Tiang, Qs

 Qs = qs x As
dimana:
– qs = unit tahanan selimut tiang
– As = luas selimut tiang = k x L
– k = keliling tiang, dan
– L = panjang segmen tiang yang ditinjau
 qs dibedakan atas:
– qs untuk lapisan pasir, dan
– qs untuk lapisan lempung
qs untuk Lapisan Pasir
 Untuk lapisan pasir,
qs = Ks σv tan 
dimana:
– Ks = koefisien tanah lateral yang besarnya antara
K0 s/d 1.75 K0
– K0 = 1 – sin f
– v = tegangan vertikal efektif pada lapisan yang
ditinjau dan besarnya dianggap konstan
setelah kedalaman 15 D
–  = sudut gesek antara tiang dan tanah
– Tomlinson qs ≤ 107 kN/m2
Nilai Ks dan δ (Tomlinson)

Bahan  Ks untuk Dr Ks untuk Dr


Tiang rendah tinggi
Baja 20° 0.5 1.0

Beton 0.75 f 1.0 2.0


Kayu 0.67 f 1.5 4.0
Tahanan Geser Selimut Tiang dari Tanah Berpasir
Menurut Naval Engineering Facilities Command:

1. Tiang Pancang :
Qs = 0.2 x (N SPT) x Li x p (ton)

2. Tiang Bor :
Qs = 0.1 x (N SPT) x Li x p (ton)
Tahanan Geser Selimut Tiang Bor pada Tanah
Berpasir  Rojiani, Duncan and Barker (1991)

(=27.5 t/m2)

= 0.11 N (t/m2)

0.20 N
= 0.28 N (t/m2)

=0.32 N (t/m2) N < 53

Z=depth below ground surface


qs untuk Lapisan Lempung

 Metoda alpha
(α method)
qs = α  cu
dimana:
α = faktor adhesi
(lihat gambar berikut)
cu = kohesi kondisi
undrained
Nilai α dari Tomlinson
qs untuk Lapisan Lempung

 Metoda lambda (l method)


qs = l ( σv,rata2 + 2 cu,rata2 )
dimana:
l = koefisien ditentukan
dari gambar berikut
σv,rata2 = tegangan vertikal
effektif rata-rata
cu,rata2 = nilai cu rata-rata
Faktor Adhesi () pada Tanah Kohesif untuk
“Tiang Pancang” :
1. API Metode - 2, 1986
Faktor Adhesi () pada Tanah Kohesif untuk
“Tiang Pancang” :
2. Tomlinson, 1977 :
Tergantung pada
kondisi tanah.
Faktor Adhesi () pada Tanah Kohesif untuk
“Tiang Bor” :
1. Reese and Wright, 1977 :
Manurut Reese dan Wright koefisien  untuk bored
pile adalah 0.55
2. Kulhawy, 1984
(kN/m 2 )

Tom linson, 1957 (concrete piles) Shafts in uplift


Data group 1
Data group 2
Data group 3

Shafts in com pression


Adhesion factor ( )

Data group 1
Data group 2
Data group 3
65 U 8 41 C load tests

 = 0.21+0.26 pa /su (<1)

Undrained Shearing Resistance,


u s (tsf)
Perbandingan Harga Faktor Adhesi () dari
Beberapa Metede pada Tanah Kohesif untuk
“Tiang Bor” :P erb a n d in g a n  u n tu k F ly o v e r C ire b o n
1 .2 0

1 .0 0
Kulhaw y
ad hesion facto r

0 .8 0 D esign =( K ulhaw y + R eese)/2

0 .6 0
Re ese
C ore Te a m
0 .4 0

0 .2 0

0 .0 0
0 50 100 150 200 250 30 0
2
S u (k N /m )
Faktor Adhesi () pada Tanah Kohesif untuk
“Tiang Bor” :
3. Reese and O’Neil, 1988 :

Undrained Shear Value of α


Strength, Su
< 2 tsf 0.55
2 – 3 tsf 0.49
3 – 4 tsf 0.42
4 – 5 tsf 0.38
5 – 6 tsf 0.35
6 – 7 tsf 0.33
7 – 8 tsf 0.32
8 – 9 tsf 0.31
> 9 tsf Treat as Rock
Daya Dukung Ujung untuk Tanah Pasiran f

Tiang Pancang :
Qp = 40 x N SPT x Ap (ton)
Dimana,
N–SPT = (N1+N2)/2
N1= harga rata-rata N dari dasar ke 10-D keatas
N2= harga rata-rata N dari dasar ke 4-D kebawah
NILAI N – SPT UNTUK DESIGN TAHANAN UJUNG PADA TANAH PASIRAN f :

Ground Surface

Nilai N – SPT Desain


Tiang Pancang

adalah:

Ndesain = ½ (N1 +N2)


(10 x D)
dirata-rata untuk
desain tahanan ujung = N1

(4 x D)
dirata-rata untuk
desain tahanan ujung = N2
D
Daya Dukung Tiang berdasarkan Nilai
SPT

 Unit tahanan ujung:


qe (kN/m2) = 40 Ncor (L/D) ≤ 400 Ncor (tiang
pancang pada pasir)

 Unit tahanan gesek selimut:


qs (ton/m2) = 0.2 N ≤ 10 ton/m2
qs (kN/m2) = 2 N ≤ 100 kN/m2

 Dapat juga dengan korelasi N-SPT dengan Φ


sbb:
Beberapa korelasi N-SPT dengan Φ

 Lihat Manual Ensoft


 Φ = (12 N)0.5 + 15 (Miyashita)
 Φ = (12 N)0.5 + 20 (Peck)
 Φ = (12 N)0.5 + 25 (Dunham)
 Φ = (20 N)0.5 + 15 (Poulos & Davis, Kishida)
 Φ = (15 N)0.5 + 15 (Shioi & Fukui)
 Φ = (20 N)0.5 + 15 (Japanese National
Railways)
Relationship between Cohesion and N-Value (Cohesive soil)

2/3 N
Relationship between Angle of Internal Friction and N-Value
(Sandy Soil)
Daya Dukung Tiang berdasarkan CPT

 Unit tahanan ujung qe


 qe = 0.5 (qc1 + qc2)
dimana: qc1 = nilai qc rata-rata pada
jarak L+0.7B sampai L+4B dibawah
ujung tiang, qc2 = nilai qc rata-rata pada
jarak L sampai L-0.8B diatas ujung tiang
Daya Dukung Tiang Berdasarkan CPT

 Unit tahanan ujung qe


qe = 0.5 (qc1 + qc2)
dimana:
qc1 = nilai qc rata-rata
pada jarak L+0.7B
sampai L+4B di
bawah ujung tiang,
qc2 = nilai qc rata-rata
pada jarak L sampai
L-0.8B diatas ujung
tiang
Daya Dukung Tiang Berdasarkan CPT

 Unit tahanan gesek tiang


Batasan-batasan nilai qe dan qs (antara
lain)
 Tiang pancang
- qe ≤ 50 Nq tan f (kN/m2) atau qe (kN/m2) ≤ 400 Ncor (pasir)
- qs (kN/m2) ≤ 100 (pasir)
- qs (kN/m2) ≤ 107 (Tomlinson-pasir)
- qs (kN/m2) ≤ 120 (DNV-pasir) dan qs (kN/m2) ≤ 200 (DNV-lempung)
- qs (kN/m2) ≤ 170 (Enoft)

 Tiang bor
- Coduto berdasarkan penurunan 5% Diameter, qe (kN/m2) ≤ 2900 (pasir)
- qe (kN/m2) ≤ 3830 (ASCE-lempung)
- ONeil, qs (kN/m2) ≤ 190 (pasir)
- qs (kN/m2) ≤ 120 (DNV-pasir) dan qs (kN/m2) ≤ 200 (DNV-lempung)
- qs (kN/m2) ≤ 170 (Enoft)
- DKI qe (kN/m2) ≤ 4500 (pasir) dan qe (kN/m2) ≤ 4000 (lempung)
Pengaruh Kelompok Tiang (Pile Groups)

 Pada kelompok tiang, daerah yang menerima tegangan menjadi


lebih lebar dan lebih dalam. Hal ini dapat menyebabkan
terjadinya keruntuhan ataupun penurunan yang sangat besar,
meskipun masing-masing tiang dari kelompok tiang tersebut
telah memenuhi kriteria final set.
 Hal diatas tidak terjadi pada tiang tunggal.
Daya Dukung Ultimit Kelompok Tiang

 Qug = n . Qu = n . (Qe + Qs)


dimana:
– Qug = daya dukung ultimit
kelompok tiang,
– n = jumlah tiang,
– Qu, Qe, dan Qs = daya
dukung ultimit, ujung dan
selimut tiang tunggal
Daya Dukung Ultimit Kelompok Tiang

 Dianggap sebagai suatu blok pondasi


berukuran L x B x D, sehingga:
Qug = 2D (B + L) c + 1.3  Cb  Nc  B  L
dimana:
D = panjang tiang,
B dan L = lebar dan panjang blok,
c = kohesi rata-rata sepanjang tiang,
cb = kohesi pada ujung tiang.

 Qug yang diambil adalah yang terkecil


diantara keduanya
Transfer Beban pada Kelompok Tiang

 Gambar a: kelompok tiang pada lapisan lempung


 Gambar b: kelompok tiang dipancang menembus lapisan lunak
sampai pada lapisan pasir padat
 Gambar c: kelompok tiang yang dipancang sampai lapisan
batuan yang keras.
Penurunan Kelompok Tiang

 Berdasarkan equivalent raft


 Penurunan langsung:

 Penurunan konsolidasi:

 Penurunan tiang = penurunan


langsung + penurunan
konsolidasi
Ketebalan Lapisan Tanah Yang Harus Diperhitungkan Dalam
Perhitungan Daya Dukung :
Daerah Pengaruh Pondasi dan Minimal Kedalaman
Penyelidikan Tanah Yang Diperlukan untuk Disain

a=4B

Minimal kedalaman
penyelidikan tanah adalah
sampai 4 diameter tiang
b=6-8 B
(atau 5 m) dibawah dasar
pondasi

3-4B
Pelaksanaan Bored Pile
Pelaksanaan Bored Pile
Pelaksanaan
Bored Pile
Bored Piling Method of Works
Method Statement of Bored Pile

Casing Installation Drilling Process Cleaning at Final Depth

Reinforcement Temporary Casing


Pouring Concrete
Installation Removal
Daya dukung lateral tiang

 Beban lateral dapat disebabkan antara lain oleh:


- Tekanan tanah lateral
- Beban angin
- Beban gempa
- Gaya akibat gelombang pada struktur lepas pantai
- dll.
PERHITUNGAN PONDASI

Daya Dukung Aksial Pile

Analisis Group Pile


Daya Dukung Lateral Pile
Metoda Analisis
 Metoda Brom:
- tersedia grafik-grafik
- kurang akurat karena tidak memperhitungan soil-structure/pile
interaction
- hanya berlaku untuk satu jenis tanah tertentu
 Metoda p-y curves
- berdasarkan persamaan beam-column yang diselesaikan
menggunakan finite difference
- lebih akurat karena memperhitungan soil-structure/pile
interaction
- dapat digunakan untuk tanah dengan lapisan yang berbeda
- perlu komputer program, misalnya L-Pile
Daya Dukung Lateral Tiang

 Cara Broms
 Analisis dibedakan atas:
– tiang pendek (short pile)
– tiang panjang (long pile)
 Kepala tiang dibedakan atas:
– kepala tiang tidak tertahan (unrestrained/free)
– kepala tiang tertahan (restrained)
 Tanah dibedakan atas:
– tanah kohesif
– tanah non-kohesif
Keruntuhan Tiang Pendek dan
Tiang Panjang

 Pada tiang pendek dengan


kepala tidak tertahan,
keruntuhan akan terjadi
dengan terotasinya tiang tsb.
 Pada tiang pendek dengan
kepala tertahan, keruntuhan
akan terjadi dengan
bergesernya tiang tsb.
 Pada tiang panjang dengan
kpala tertahan dan tidak
tertahan, keruntuhan terjadi
dengan patahnya tiang.
Tiang Pendek pada Tanah Kohesif

 Kepala tiang tidak tertahan:


Mmax = H (e + 1.5B + 0.5 f) dengan f = H / (9cu B)
Mmax = 2.25 cu B g2
 Kepala tiang tertahan: Mmax = 4.5 cu B (L2 – 2.25 B2)
Tiang Pendek pada Tanah Kohesif

 Grafik digunakan untuk


mendapatkan nilai Hu
baik untuk kondisi
kepala tiang tidak
tertahan, maupun untuk
kondisi kepala tiang
tertahan.
Tiang Pendek pada Tanah Non-kohesif

 Kepala tiang tidak tertahan:


Hu = 0.5 B L3 Kp g / (e+L)
dimana: Kp = koefisien tekanan tanah Rankine
 Kepala tiang tertahan:
Hu = 1.5 B g L2 Kp
Tiang Pendek pada Tanah Non-kohesif

 Grafik digunakan untuk


mendapatkan nilai Hu
baik untuk kondisi
kepala tiang tidak
tertahan, maupun untuk
kondisi kepala tiang
tertahan
Tiang Panjang Pada Tanah Kohesif

 Kepala tiang tidak tertahan:


Mmax = H (e + 1.5B + 0.5 f) dengan f = H / (9cu B)
Hu = Mu / (e + 1.5B + 0.5f)
 Kepala tiang tertahan: Hu = Mu / (1.5B + 0.5f)
Tiang Panjang pada Tanah Kohesif

 Grafik digunakan untuk mendapatkan nilai Hu baik


untuk kondisi kepala tiang tidak tertahan, maupun
untuk kondisi kepala tiang tertahan
Tiang Panjang pada Tanah Non-kohesif

 Kepala tiang tidak tertahan:


Mmax = H (e + 0.67 f) dengan f = 0.82 (H / g B Kp)0.5
Hu = Mu / {e + 0.54 (Hu / g B Kp)0.5}

 Kepala tiang tertahan: Hu = 2 Mu / {e + 0.54 (Hu / g B Kp)0.5}


Tiang Panjang pada Tanah Non-kohesif

 Grafik digunakan untuk mendapatkan nilai Hu


baik untuk kondisi kepala tiang tidak tertahan,
maupun untuk kondisi kepala tiang tertahan
p-y curves
single piles under lateral loading
Three diminsional soil-pile
interaction
Distribusi tegangan sebelum dan
sesudah
terjadi deformasi lateral
 Sebelum pile terdefleksi, unit
tegangan tegak lurus pada pile
akan terdistribusi secara
uniform (gambar a)
 Setelah pile terdefleksi,
distribusi tegangan menjadi
seperti gbr b.
 Integration dari unit tegangan
tsb akan menghasilkan p yang
bekerja berlawanan dgn y
Typical p-y curve dan soil modulus

 Epy didefinisikan sbg modulus reaksi dari tiang akibat beban lateral
 Terlihat bahwa untuk nilai Epy ini konstan untuk defleksi yang kecil
Analytical model used in p-y
Method
 2D Finite Difference Analysis
 Pile dibagi atas n-interval
 Tanah disekeliling pile
dimodelkan sebagai non-linear
spring pada setiap titik nodal
 p = tahanan tanah lateral per
satuan panjang (F/L)
 y = deformasi lateral dari tiang
(L)
Pemodelan dengan p-y curves

 p-y curves akan berbeda


untuk setiap kedalaman
tergantung dari jenis
tanah dan deformasi y
Hetenyi’s beam-column model

d4y d2y
EI 4  Q 2  p  W = 0
dx dx

d3y dy
EI 3  Q = Vv
dx dx

d2y dy
EI 2 = M =S
dx dx
 y=lateral defleksi dari pile, p=reaksi
dari tanah persatuan panjang, Q =
beban aksial pada pile, M = bending
moment dari pile, V = geser yang
bekerja pada pile, S = slope dari
kurva elastik
Pile yang terdefleksi

 Go to manual L-Pile
Soil Modulus Es

 Serupa dgn Epy, nilai Es akan berkurang dgn bertambahnya strain


The conceptual of p-y Curve

(a) p-y curve where a


short term monotonic loading
was applied to a pile

(b) p-y curve where a cyclic


loading was applied to a pile.
The loss of resistance shown
by the shaded area.

(c) There is an increasing


deflection with the sustained
loading.
Stiffness dari clay

Anda mungkin juga menyukai