Anda di halaman 1dari 53

Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Bab 6 Analisis Geoteknik


Berisi tentang analisis geoteknik fasilitas pelabuhan

Dalam bab ini dilakukan analisis-analisis geoteknik unutk menunjang data perencanaan fasilitas
pelabuhan, mulai dari pondasi dermaga dan trestle, daya dukung tanah, pondasi dangkal, dinding
L – Shape causeway, penahan timbunan, dan talud.

6.1 Kapasitas Daya Dukung Pondasi


Analisis kapasitas daya dukung tiang pancang terbagi menjadi beberapa hal, yaitu :

1. Kapasitas Daya Dukung Tekan


2. Kapasitas Daya Dukung Tarik
3. Kapasitas Daya Dukung Lateral

6.1.1 Kapasitas Daya Dukung Tekan Pondasi Tiang


6.1.1.1 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Berdasarkan Data SPT
Kapasitas daya dukung aksial dari data Deep Boring, dapat ditentukan menggunakan persamaan
Metoda Mayerhoff (1956), sebagai berikut :

Qult = 40 . Nb . Ap + 2 . Ns . As

Dimana :

Qult = Daya dukung ultimit pondasi tiang pancang


Nb = Harga N-SPT pada elevasi dasar tiang (10D keatas dan 4D kebawah)
Ap = Luas penampang dasar tiang (m2)
Ns = Harga N-SPT rata-rata
As = Luas selimut tiang (m2)
Harga batas untuk Nb adalah 40 dan harga batas 2N adalah 10 ton/m2.

6.1.1.2 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Berdasarkan Data N-SPT dan Jenis Tanah
1. Daya dukung pondasi tiang pada tanah non kohesif (ϕ – soil)
Qb = 40 x N60 x l/D x Ab; ≤380 x N60' x Ab (kN) (Meyerhof (1976))
Multiply with Lb/D only if penetrate into bearing stratum
2. Tahanan geser selimut tiang pada tanah non kohesif (ϕ - soil)
Qs = 2 x N60 x As = 2 x N60 x π x D x L (kN) (Meyerhof (1976))
Dimana :
Li = Panjang Lapisan Tanah (m)

[ VI - 1 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

P = Kaliling Tiang (m)


3. Daya dukung pondasi tiang pada tanah kohesif (c- soil)
Qb = 9 x cu x Ap (Meyerhof (1976))
Dimana :
Ap = Luas penampang tiang (m2)
Cu = Kohesi Undrained (kN/m2)
Cu = N –SPT x 2/3 x 10 (Terzaghi & Peck)
4. Tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif (c- soil)
Qs = α x cu x p x Li (US Army Corps)
Dimana :
 = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
Cu = Kohesi undrained (kN/m2)
P = keliling tiang (m)
Li = Panjang lapisan tanah (m)
5. Daya dukung pondasi tiang pada tanah silt
Qb = 100 x nb x N60 x Ab (kN)
Dimana :
6. Tahanan geser selimut tiang pada tanah silt
Qs = 100 x nsi x N60 x As (kN)
Dimana :
Nsi = constant for silt

Berdasarkan rumus diatas daya dukung ultimit pondasi tiang dapat dihitung menggunakan
rumus berikut :
Qultimate = Qs + Qb – Wp

Dimana :
Wp = Weight of pile (kN)
Daya dukung ijin aksial tekan (allowable downward capacity) untuk pondasi tiang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Qallw_d =
_
+ _

Dimana :
Qb = daya dukung ujung (ultimate tip resistance) (kN)
Qs = daya dukung friksi (ultimate side resistance) (kN)
FS_b = Faktor keamanan untuk daya dukung ujung (tip resistance)

[ VI - 2 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

FS_s = Faktor keamanan untuk daya dukung friksi (side resistance)

6.1.2 Kapasitas Daya Dukung Tarik Pondasi Tiang

Daya dukung ultimate aksial tarik (ultimate uplift capacity) untuk pondasi tiang dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :
Qup = Qw + Qs
Dimana :
Qw = berat tiang (kN), (t)
Qs = daya dukung friksi ( ultimate side resistance) (kN)
Beratdari tiang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Qw = ƩwiΔl
Dimana :
Wi = berat dari tiang per satuan panjang (kN/m), (t/m)
Δl = segmen dari tiang (m)

Daya dukung ijin aksial tarik (allowableuplift capacity) untuk pondasi tiang dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut :

Qallw_u = _
+ _

Dimana :
Qw = berat dari tiang
Qs = daya dukung friksi (ultimate side resistance) (kN)
FS_w = Faktor keamanan untuk berat tiang
FS_s = Faktor keamanan untuk daya dukung friksi (side resistance)
Safety factor yang digunakan adalah 3 untuk ordinary condition dan 2,5 untuk earthquake
condition

[ VI - 3 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Compression Capacity
Calculation Method : Based on N-SPT (Meyerhof, 1976) Reference Note
2
Undrained Shear Str. (Cu) = 6 x N-SPT (kN/m ) Terzaghi & Peck
Skin Friction (Qs) = α x Cu x perimeter x l (kN) (c-soil) US Army Corps
= 2 x N60 x perimeter x l (kN) (φ-soil) Meyerhof (1976) (Driven Pile) used
= 100 x nsi x N60 x perimeter x l (kN)
(Silt) Aoki and Velloso (1975)
Corrected NSPT, N60 = (1/0.6) x Ef x Cb x Cs x Cr x N-SPT Skempton (1986)
Corrected NSPT, (N1) 60 = N60 x Cn Skempton (1986)
End Bearing (Qb) = 9 x Cu x Ab (kN) (c-soil) Meyerhof (1976) (Bowles Book)
= 40 x N60 x Lb/D x Ab (kN) (φ-soil) Meyerhof (1976) Bowles Book used
 380 x N60 x Ab (kN) Meyerhof (1976) Bowles Book
= 100 x nb x N60 x Ab (kN) (Silt) Aoki and Velloso (1975)
Qult = Qs + Qb (kN)
Qall = Qult/SF (kN)
SF = 3 for static and 1.5 for EQ
Pull Out Capacity
Calculation Method : Poulos & Davis (1980)
Pull Out Cap. (Qu(pull)) = (2/3 x Qs) + Wp
Qall (pull) = Qu(pull)/SF

Gambar 6. 1 Resume Rumus - Rumus Daya Dukung Aksial

6.1.3 Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang

Daya dukung ultimate lateral (ultimate lateral capacity) untuk pondasi tiang dapat dihitung
dengan metode yang mengacu pada publikasi yang dikeluarkan oleh FHWA (Federal Hidhway
Administration). Daya dukung lateral pondasi tiang mengacu pada perhitungan defleksi arah
lateral :

⁴ ⁴
EI + − − =0
⁴ ⁴

Dimana :

Q = beban aksial tekan pada tiang (kN)


Y = defleksi ara lateral pada tiang di kedalaman Z (m)
Z = kedalaman dari atas tiang (m)
R = soil reaction per unit panjang
E = modulus elastisitas tiang (kN/m2) (Mpa)
I = momen inersia tiang (m4)
Pq = distribusi dari beban sepanjang tiang (kN)
Dan
³
EI( )+Q( )= P

Dimana :
P = Gaya geser pile

[ VI - 4 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

M = bending moment pada pile

( ) = St dan EI(d²Y/dZ²) = M

Gambar berikut menunjukkan beberapa grafik yang diperhitungkan dalam analisis lateral pada
tiang :

Gambar 6. 2 Grafik Analisis Lateral Pada Tiang

6.2 Analisis Daya Dukung Pondasi

6.2.1 Jenis Pondasi

Pada perencanaan pondasi, jenis pondasi yang digunakan untuk penahan beban struktur
dermaga adalah pondasi tiang pancang baja, karena pondasi tiang pancang baja pada
umumnya ringan, kuat dan mampu menahan beban yang berat. Penyambungan tiang pun dapat
dilakukan dengan mudah, dan pengerjaan pondasi tiang pancang di area laut lebih mudah jika
dibandingkan dengan pondasi tiang bor, serta karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang
ini sendiri adalah sangat besar sehingga dalam transport dan pemancangan tidak menibulkan
bahaya patah seperti halnya pada tiang pancang beton precast. Sedangkan rencana pondasi yang
digunakan untuk penahan beban struktur bangunan area darat adalah pondasi menerus
dan pondasi telapak.

[ VI - 5 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

6.2.2 Data Tanah

Dalam analisis pondasi tiang mengacu kepada nilai N-SPT yang didapat dari hasil survey di
lapangan. Berikut resume nilai N-SPT berdasarkan data (BH-01 s/d BH-04)

Tabel 6. 1 Resume Nilai N-SPT

Depth from N-SPT N-SPT N-SPT N-SPT


No
seabed (m) BH - 01 BH - 02 BH - 03 BH - 04
1 -1 7 4 1 1
2 -3 9 5 4 3
3 -5 5 7 7 4
4 -7 10 8 4 8
5 -9 13 13 9 10
6 -11 13 15 11 14
7 -13 16 16 10 14
8 -15 18 18 16 16
9 -17 24 25 22 20
10 -19 29 35 24 24
11 -21 35 37 28 30
12 -23 41 42 31 33
13 -25 49 47 41 38
14 -27 53 53 54 45
15 -29 >60 >60 59 >60
16 -30 >60 >60 >60 >60
17 -31 >60 >60 >60 >60

6.2.3 Data Tiang (Pile Properties)

Tiang Pancang (Steel Pipe Pile) yang digunakan dalam analisis struktur (program SAP2000)
terdiri dari tiang tegak dan tiang miring (1:6) dengan diameter tiang yang digunakan adalah dia.
508 mm untuk tiang miring dan dia. 457,2 mm untuk tiang tegak dengan tebal 14 mm untuk
masing-masing tiang. Tip pile di desain dengan close end dengan sepatu tiang. Data tiang yang
digunakan disajikan pada tabel berikut :

[ VI - 6 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 2 Pile Properties Tiang Tegak (457,2 mm)


Pile Properties
Type of Pile SPP
Type of End Close Ended
Outter Diameter D 0,4572 m
Wall Thickness t 0,014 m
Inside Diameter ID 0,4292 m
2
Cross Section Area At 0,01949 m
2
Tip Area Ab 0,16417 m
Perimeter p 1,43634 m
3
Unit Weight γ 78,5 kN/m
Weight of pile Wp 1,5302 kN/m
2
Elasticity Modulus E 2E+08 kN/m
Inertia I 0,00048 m4
Section Modulus Z 0,0021 m3
Yield Stress fy 240000 kN/m2
Moment Crack Mcr 502,985 kN.m

Tabel 6. 3 Pile Properties Tiang Miring (508 mm)


Pile Properties
Type of Pile SPP
Type of End Close Ended
Outter Diameter D 0,508 m
Wall Thickness t 0,014 m
Inside Diameter ID 0,48 m
2
Cross Section Area At 0,02173 m
2
Tip Area Ab 0,20268 m
Perimeter p 1,59593 m
3
Unit Weight γ 78,5 kN/m
Weight of pile Wp 1,70559 kN/m
2
Elasticity Modulus E 2E+08 kN/m
Inertia I 0,00066 m4
Section Modulus Z 0,00261 m3
Yield Stress fy 240000 kN/m2
Moment Crack Mcr 626,751 kN.m

6.2.4 Data Beban Aksial Beban Struktur (Joint Reaction)

Data beban struktur atas didapat dari hasil analisis program SAP2000, berikut resume data
beban pada joint reaksi di area trestle dan dermaga.

Tabel 6. 4 Beban Aksial Maksimal Tiang Tegak Area Trestle


Force Max
Joint OutputCase Keterangan
KN
99 L3= 1 DL + 0,75 LL + 1 A&G + 0,16 Ex + 0,53 Ey 586,884 Compression (Gempa)
107 L5= 1 DL + 1 A&G + 0,21 Ex + 0,7 Ey -51,313 Pull Out (Gempa)
59 L1= 1 DL + 1 LL + 1 A&G 586,884 Compression (Layan)
- - 0 Pull Out (Layan)

[ VI - 7 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 5 Beban Aksial Maksimal Tiang Tegak Area Dermaga


Force Max
Joint OutputCase Keterangan
KN
100 L2= 1 DL + 0,75 LL + 1 A&G + 0,53 Ex + 0,16 Ey 483,299 Compression (Gempa)
82 L4= 1 DL + 1 A&G + 0,7 Ex + 0,21 Ey -0,961 Pull Out (Gempa)
100 L1= 1 DL + 1 LL + 1 A&G 520,678 Compression (Layan)
- - 0 Pull Out (Layan)

Tabel 6. 6 Beban Aksial Maksimal Tiang Miring Area Dermaga


Force Max
Joint OutputCase Keterangan
KN
211 L3= 1 DL + 0,75 LL + 1 A&G + 0,16 Ex + 0,53 Ey 784,223 Compression (Gempa)
220 L5= 1 DL + 1 A&G + 0,21 Ex + 0,7 Ey -425,077 Pull Out (Gempa)
108 L8= 1 DL + 1 LL + 1 A&G + 1 M 869,305 Compression (Layan)
204 L8= 1 DL + 1 LL + 1 A&G + 1 M -80,82 Pull Out (Layan)

Gaya tekan (compression force) tersebut bekerja tepat pada fixity point, sehingga gaya pada
kedalaman rencana disesuaikan kembali dengan berat tiang sesuai kedalaman. Gaya tekan yang
bekerja disajikan bersamaan pada tabel daya dukung pondasi tiang.

6.2.5 Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang

Berikut nilai daya dukung tanah berdasarkan data N-SPT BH-01 s/d BH-04 disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik. Berdasakan hasil survey, tanah di area dermaga dan trestle rencana
adalah tanah pasir, maka rumus yang digunakan adalah rumus daya dukung pondasi tiang baja
untuk tanah non cohesive (Ф- soil). Rumus disajikan pada Gambar 6.1

A. Daya Dukung Aksial Tiang Tegak (Ref. BH-01 s/d BH-04)

Tabel 6. 7 Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 mm (Re. BH-01)


Tiang Tegak 457,2 mm (Ref. BH-01)
Elevation Depth at (m) Soil Layer NSPT at Compression Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
middle Force Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
End
Main N60 Qu
(-mLWS) Top Bot Midlle Soil Consistency Layan Gempa Bearing, Qult SF=3 SF=1.5
(pull)
SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
(bl/30c Local Cumm. Qb
(kN) (kN) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)
m)
1,4 0 2 1 Sand Loose 7 580,8 580,8 40,2 40,2 46,0 86,2 28,7 57,5 30,3 10,1 12,1 x x v x
3,4 2 4 3 Sand Loose 9 583,8 583,8 51,7 91,9 59,1 151,0 50,3 100,7 66,5 22,2 26,6 x x v x
5,4 4 6 5 Sand Loose 5 586,9 586,9 28,7 120,7 32,8 153,5 51,2 102,3 88,7 29,6 35,5 x x v x
7,4 6 8 7 Sand Loose 10 589,9 589,9 57,5 178,1 65,7 243,8 81,3 162,5 130,1 43,4 52,0 x x v v
9,4 8 10 9 Sand Medium Dense 13 593,0 593,0 74,7 252,8 85,4 338,2 112,7 225,4 182,9 61,0 73,2 x x v v
11,4 10 12 11 Sand Medium Dense 13 596,1 596,1 74,7 327,5 85,4 412,9 137,6 275,2 235,8 78,6 94,3 x x v v
13,4 12 14 13 Sand Medium Dense 16 599,1 599,1 91,9 419,4 105,1 524,5 174,8 349,7 300,1 100,0 120,0 x x v v
15,4 14 16 15 Sand Medium Dense 18 602,2 602,2 103,4 522,8 118,2 641,0 213,7 427,4 372,1 124,0 148,8 x x v v
17,4 16 18 17 Sand Medium Dense 24 605,2 605,2 137,9 660,7 157,6 818,3 272,8 545,5 467,1 155,7 186,8 x x v v
19,4 18 20 19 Sand Medium Dense 29 608,3 608,3 166,6 827,3 190,4 1017,8 339,3 678,5 581,2 193,7 232,5 x v v v
21,4 20 22 21 Sand Dense 35 611,4 611,4 201,1 1028,4 229,8 1258,3 419,4 838,8 718,4 239,5 287,3 x v v v
23,4 22 24 23 Sand Dense 41 614,4 614,4 235,6 1264,0 269,2 1533,2 511,1 1022,1 878,5 292,8 351,4 x v v v
25,4 24 26 25 Sand Dense 49 617,5 617,5 281,5 1545,5 321,8 1867,3 622,4 1244,9 1069,2 356,4 427,7 v v v v
27,4 26 28 27 Sand Very Dense 53 620,5 620,5 304,5 1850,0 348,0 2198,0 732,7 1465,4 1275,3 425,1 510,1 v v v v
29,4 28 30 29 Sand Very Dense 60 623,6 623,6 344,7 2194,7 394,0 2588,7 862,9 1725,8 1508,1 502,7 603,3 v v v v
31,4 30 32 31 Sand Very Dense 60 626,7 626,7 344,7 2539,4 394,0 2933,5 977,8 1955,6 1741,0 580,3 696,4 v v v v

[ VI - 8 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil analisis daya dukung aksial tiang tegak berdasarkan data borehole BH-01,
menunjukkan bahwa kedalaman tiang tertanam (embeded pile) minimal sedalam 25 m.

Gambar 6. 3 Grafik Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 Mm (Ref. BH-01)

Tabel 6. 8 Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 mm (Re. BH-02)


Tiang Tegak 457,2 mm (Ref. BH-02)
Elevation Depth at (m) Soil Layer NSPT at Compression Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
middle Force Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
End
Main N60 Qu
(-mLWS) Top Bot Midlle Consistency Layan Gempa Bearing, Qult SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
Soil (bl/30c Local Cumm. Qb (pull)
(kN) (kN) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)
m)
2,9 0 2 1 Sand Loose 4 580,8 580,8 23,0 23,0 26,3 49,2 16,4 32,8 20,5 6,8 8,2 x x v x
4,9 2 4 3 Sand Loose 5 583,8 583,8 28,7 51,7 32,8 84,5 28,2 56,4 42,0 14,0 16,8 x x v x
6,9 4 6 5 Sand Loose 7 586,9 586,9 40,2 91,9 46,0 137,9 46,0 91,9 71,8 23,9 28,7 x x v x
8,9 6 8 7 Sand Loose 8 589,9 589,9 46,0 137,9 52,5 190,4 63,5 126,9 105,5 35,2 42,2 x x v x
10,9 8 10 9 Sand Medium Dense 13 593,0 593,0 74,7 212,6 85,4 297,9 99,3 198,6 158,4 52,8 63,4 x x v v
12,9 10 12 11 Sand Medium Dense 15 596,1 596,1 86,2 298,8 98,5 397,3 132,4 264,8 218,9 73,0 87,6 x x v v
14,9 12 14 13 Sand Medium Dense 16 599,1 599,1 91,9 390,7 105,1 495,8 165,3 330,5 283,3 94,4 113,3 x x v v
16,9 14 16 15 Sand Medium Dense 18 602,2 602,2 103,4 494,1 118,2 612,3 204,1 408,2 355,3 118,4 142,1 x x v v
18,9 16 18 17 Sand Medium Dense 25 605,2 605,2 143,6 637,7 164,2 801,9 267,3 534,6 454,1 151,4 181,6 x x v v
20,9 18 20 19 Sand Dense 35 608,3 608,3 201,1 838,8 229,8 1068,7 356,2 712,4 591,2 197,1 236,5 x v v v
22,9 20 22 21 Sand Dense 37 611,4 611,4 212,6 1051,4 243,0 1294,4 431,5 862,9 736,0 245,3 294,4 x v v v
24,9 22 24 23 Sand Dense 42 614,4 614,4 241,3 1292,7 275,8 1568,5 522,8 1045,7 899,9 300,0 360,0 x v v v
26,9 24 26 25 Sand Dense 47 617,5 617,5 270,0 1562,7 308,6 1871,4 623,8 1247,6 1083,0 361,0 433,2 v v v v
28,9 26 28 27 Sand Very Dense 53 620,5 620,5 304,5 1867,2 348,0 2215,3 738,4 1476,9 1289,0 429,7 515,6 v v v v
30,9 28 30 29 Sand Very Dense 60 623,6 623,6 344,7 2212,0 394,0 2606,0 868,7 1737,3 1521,9 507,3 608,8 v v v v
32,9 30 32 31 Sand Very Dense 60 626,7 626,7 344,7 2556,7 394,0 2950,7 983,6 1967,1 1754,8 584,9 701,9 v v v v

[ VI - 9 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil analisis daya dukung aksial tiang tegak berdasarkan data borehole BH-02,
menunjukkan bahwa kedalaman tiang tertanam (embeded pile) minimal sedalam 25 m.

Gambar 6. 4 Grafik Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 Mm (Ref. BH-02)

Tabel 6. 9 Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 mm (Re. BH-03)


Tiang Tegak 457,2 mm (Ref. BH-03)
Elevation Depth at (m) Soil Layer NSPT at Compression Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
middle Force Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
End
Main N60 Qu
(-mLWS) Top Bot Midlle Consistency Layan Gempa Bearing Qult SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
Soil (bl/30c Local Cumm. , Qb (pull)
(kN) (kN) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)
m)
6,7 0 2 1 Sand Loose 1 514,6 477,1 5,7 5,7 6,6 12,3 4,1 8,2 14,3 4,8 5,7 x x v v
8,7 2 4 3 Sand Loose 4 517,6 480,2 23,0 28,7 26,3 55,0 18,3 36,7 32,5 10,8 13,0 x x v v
10,7 4 6 5 Sand Loose 7 520,68 483,2 40,2 68,9 46,0 114,9 38,3 76,6 62,3 20,8 24,9 x x v v
12,7 6 8 7 Sand Loose 4 523,7 486,3 23,0 91,9 26,3 118,2 39,4 78,8 80,7 26,9 32,3 x x v v
14,7 8 10 9 Sand Loose 9 526,8 489,3 51,7 143,6 59,1 202,7 67,6 135,2 118,2 39,4 47,3 x x v v
16,7 10 12 11 Sand Medium Dense 11 529,9 492,4 63,2 206,8 72,2 279,1 93,0 186,0 163,4 54,5 65,4 x x v v
18,7 12 14 13 Sand Medium Dense 10 532,9 495,5 57,5 264,3 65,7 330,0 110,0 220,0 204,8 68,3 81,9 x x v v
20,7 14 16 15 Sand Medium Dense 16 536,0 498,5 91,9 356,2 105,1 461,3 153,8 307,5 269,1 89,7 107,7 x x v v
22,7 16 18 17 Sand Medium Dense 22 539,0 501,6 126,4 482,6 144,5 627,1 209,0 418,1 356,5 118,8 142,6 x x v v
24,7 18 20 19 Sand Medium Dense 24 542,1 504,7 137,9 620,5 157,6 778,1 259,4 518,7 451,5 150,5 180,6 x v v v
26,7 20 22 21 Sand Medium Dense 28 545,2 507,7 160,9 781,4 183,9 965,2 321,7 643,5 561,8 187,3 224,7 x v v v
28,7 22 24 23 Sand Dense 31 548,2 510,8 178,1 959,5 203,6 1163,0 387,7 775,4 683,6 227,9 273,4 x v v v
30,7 24 26 25 Sand Dense 41 551,3 513,8 235,6 1195,0 269,2 1464,3 488,1 976,2 843,7 281,2 337,5 x v v v
32,7 26 28 27 Sand Very Dense 54 554,3 516,9 310,2 1505,3 354,6 1859,9 620,0 1239,9 1053,6 351,2 421,4 v v v v
34,7 28 30 29 Sand Very Dense 59 557,4 520,0 339,0 1844,3 387,4 2231,7 743,9 1487,8 1282,6 427,5 513,0 v v v v
36,7 30 32 31 Sand Very Dense 60 560,5 523,0 344,7 2189,0 394,0 2583,0 861,0 1722,0 1515,5 505,2 606,2 v v v v
38,7 32 34 33 Sand Very Dense 60 563,5 526,1 344,7 2533,7 394,0 2927,7 975,9 1951,8 1748,3 582,8 699,3 v v v v

[ VI - 10 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil analisis daya dukung aksial tiang tegak berdasarkan data borehole BH-03,
menunjukkan bahwa kedalaman tiang tertanam (embeded pile) minimal sedalam 27 m.

Gambar 6. 5 Grafik Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 Mm (Ref. BH-03)

Tabel 6. 10 Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 mm (Re. BH-04)


Tiang Tegak 457,2 mm (Ref. BH-04)
Elevation Depth at (m) Soil Layer NSPT at Compression Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
middle Force Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
End
Main N60 Qu
(-mLWS) Top Bot Midlle Consistency Layan Gempa Bearing Qult SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
Soil (bl/30c Local Cumm. , Qb (pull)
(kN) (kN) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)
m)
6,3 0 2 1 Sand Loose 1 514,6 477,1 5,7 5,7 6,6 12,3 4,1 8,2 13,7 4,6 5,5 x x v v
8,3 2 4 3 Sand Loose 3 517,6 480,2 17,2 23,0 19,7 42,7 14,2 28,5 28,0 9,3 11,2 x x v v
10,3 4 6 5 Sand Loose 4 520,68 483,2 23,0 46,0 26,3 72,2 24,1 48,2 46,4 15,5 18,6 x x v v
12,3 6 8 7 Sand Loose 8 523,7 486,3 46,0 91,9 52,5 144,5 48,2 96,3 80,1 26,7 32,0 x x v v
14,3 8 10 9 Sand Loose 10 526,8 489,3 57,5 149,4 65,7 215,0 71,7 143,4 121,5 40,5 48,6 x x v v
16,3 10 12 11 Sand Medium Dense 14 529,9 492,4 80,4 229,8 91,9 321,8 107,3 214,5 178,2 59,4 71,3 x x v v
18,3 12 14 13 Sand Medium Dense 14 532,9 495,5 80,4 310,2 91,9 402,2 134,1 268,1 234,8 78,3 93,9 x x v v
20,3 14 16 15 Sand Medium Dense 16 536,0 498,5 91,9 402,2 105,1 507,2 169,1 338,2 299,2 99,7 119,7 x x v v
22,3 16 18 17 Sand Medium Dense 20 539,0 501,6 114,9 517,1 131,3 648,4 216,1 432,3 378,8 126,3 151,5 x x v v
24,3 18 20 19 Sand Medium Dense 24 542,1 504,7 137,9 655,0 157,6 812,6 270,9 541,7 473,8 157,9 189,5 x v v v
26,3 20 22 21 Sand Medium Dense 30 545,2 507,7 172,4 827,3 197,0 1024,3 341,4 682,9 591,8 197,3 236,7 x v v v
28,3 22 24 23 Sand Dense 33 548,2 510,8 189,6 1016,9 216,7 1233,6 411,2 822,4 721,3 240,4 288,5 x v v v
30,3 24 26 25 Sand Dense 38 551,3 513,8 218,3 1235,2 249,5 1484,8 494,9 989,9 869,9 290,0 347,9 x v v v
32,3 26 28 27 Sand Dense 45 554,3 516,9 258,5 1493,8 295,5 1789,3 596,4 1192,9 1045,3 348,4 418,1 v v v v
34,3 28 30 29 Sand Very Dense 60 557,4 520,0 344,7 1838,5 394,0 2232,5 744,2 1488,4 1278,2 426,1 511,3 v v v v
35,3 29 31 30 Sand Very Dense 60 560,5 523,0 344,7 2183,2 394,0 2577,2 859,1 1718,2 1509,5 503,2 603,8 v v v v
36,3 30 32 31 Sand Very Dense 60 563,5 526,1 344,7 2528,0 394,0 2922,0 974,0 1948,0 1740,8 580,3 696,3 v v v v

[ VI - 11 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil analisis daya dukung aksial tiang tegak berdasarkan data borehole BH-04,
menunjukkan bahwa kedalaman tiang tertanam (embeded pile) minimal sedalam 27 m.

Gambar 6. 6 Grafik Daya Dukung Pondasi Tiang Tegak 457,2 Mm (Ref. BH-04)

B. Daya Dukung Aksial Tiang Miring (Ref. BH-03 & BH-04)

Tabel 6. 11 Daya Dukung Pondasi Tiang Miring 508 mm (Re. BH-03)


Tiang Miring 508 mm (Ref. BH-03)
Elevation Depth at (m) Soil Layer NSPT at Compression Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
middle Force Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
Better End
Main Qu
(-mLWS) Top Bot Midlle Pile Consistency N60 Layan Gempa Bearing Qult SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
Soil Local Cumm. , Qb (pull)
1:6 (bl/30cm) (kN) (kN) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)

6,30 0 2 1 1,01 Sand Loose 1 862,5 777,4 6,4 6,4 8,1 14,5 4,8 9,7 15,2 5,1 6,1 x x x x
8,30 2 4 3 3,04 Sand Loose 4 865,9 780,8 25,5 31,9 32,4 64,3 21,4 42,9 35,4 11,8 14,2 x x x x
10,30 4 6 5 5,07 Sand Loose 7 869,3 784,2 44,7 76,6 56,8 133,4 44,5 88,9 68,6 22,9 27,5 x x x x
12,30 6 8 7 7,10 Sand Loose 4 872,7 787,6 25,5 102,1 32,4 134,6 44,9 89,7 89,1 29,7 35,6 x x x x
14,30 8 10 9 9,12 Sand Loose 9 876,1 791,0 57,5 159,6 73,0 232,6 77,5 155,0 130,8 43,6 52,3 x x x x
16,30 10 12 11 11,15 Sand Medium Dense 11 879,5 794,5 70,2 229,8 89,2 319,0 106,3 212,7 181,0 60,3 72,4 x x x x
18,30 12 14 13 13,18 Sand Medium Dense 10 882,9 797,9 63,8 293,7 81,1 374,7 124,9 249,8 227,0 75,7 90,8 x x x x
20,30 14 16 15 15,21 Sand Medium Dense 16 886,4 801,3 102,1 395,8 129,7 525,5 175,2 350,3 298,5 99,5 119,4 x x v x
22,30 16 18 17 17,23 Sand Medium Dense 22 889,8 804,7 140,4 536,2 178,4 714,6 238,2 476,4 395,5 131,8 158,2 x x v x
24,30 18 20 19 19,26 Sand Medium Dense 24 893,2 808,1 153,2 689,4 194,6 884,0 294,7 589,3 501,1 167,0 200,4 x x v x
26,30 20 22 21 21,29 Sand Medium Dense 28 896,6 811,5 178,7 868,2 227,0 1095,2 365,1 730,1 623,6 207,9 249,5 x x v x
28,30 22 24 23 23,32 Sand Dense 31 900,0 814,9 197,9 1066,1 251,3 1317,4 439,1 878,3 759,0 253,0 303,6 x v v x
30,30 24 26 25 25,34 Sand Dense 41 903,4 818,3 261,7 1327,8 332,4 1660,2 553,4 1106,8 936,9 312,3 374,8 x v v x
32,30 26 28 27 27,37 Sand Very Dense 54 906,8 821,7 344,7 1672,5 437,8 2110,3 703,4 1406,9 1170,1 390,0 468,0 x v v v
34,30 28 30 29 29,40 Sand Very Dense 59 910,2 825,2 376,6 2049,2 478,3 2527,5 842,5 1685,0 1424,6 474,9 569,8 x v v v
35,30 29 31 30 30,41 Sand Very Dense 60 913,7 828,6 383,0 2432,2 486,4 2918,6 972,9 1945,8 1681,7 560,6 672,7 v v v v
36,30 30 32 31 31,43 Sand Very Dense 60 917,1 832,0 383,0 2815,2 486,4 3301,7 1100,6 2201,1 1938,7 646,2 775,5 v v v v

[ VI - 12 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil analisis daya dukung aksial tiang miring berdasarkan data borehole BH-03,
menunjukkan bahwa kedalaman tiang tertanam (embeded pile) minimal sedalam 30,41 m.

Gambar 6. 7 Grafik Daya Dukung Pondasi Tiang Miring 508 Mm (Ref. BH-03)

Tabel 6. 12 Daya Dukung Pondasi Tiang Miring 508 mm (Re. BH-04)


Tiang Miring 508 mm (Ref. BH-04)
Elevation Depth at (m) Soil Layer NSPT at Compression Compression Capacity (kN) Pull Out Capacity (kN) Check
middle Force Friction, Qs Qall Qall (pull) Comp. Pullout
Better End
Main Qu
(-mLWS) Top Bot Midlle Pile Consistency N60 Layan Gempa Bearing Qult SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5 SF=3 SF=1.5 SF=3 SF=2.5
Soil Local Cumm. , Qb (pull)
1:6 (bl/30cm) (kN) (kN) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ) (St) (EQ)

6,30 0 2 1 1,01 Sand Loose 1 863,2 777,4 6,4 6,4 8,1 14,5 4,8 9,7 15,2 5,1 6,1 x x x x
8,30 2 4 3 3,04 Sand Loose 3 866,6 780,8 19,2 25,5 24,3 49,9 16,6 33,2 31,2 10,4 12,5 x x x x
10,30 4 6 5 5,07 Sand Loose 4 870,0 784,2 25,5 51,1 32,4 83,5 27,8 55,7 51,6 17,2 20,6 x x x x
12,30 6 8 7 7,10 Sand Loose 8 873,4 787,6 51,1 102,1 64,9 167,0 55,7 111,3 89,1 29,7 35,6 x x x x
14,30 8 10 9 9,12 Sand Loose 10 876,8 791,0 63,8 166,0 81,1 247,0 82,3 164,7 135,0 45,0 54,0 x x x x
16,30 10 12 11 11,15 Sand Medium Dense 14 880,2 794,5 89,4 255,3 113,5 368,9 123,0 245,9 198,0 66,0 79,2 x x x x
18,30 12 14 13 13,18 Sand Medium Dense 14 883,6 797,9 89,4 344,7 113,5 458,2 152,7 305,5 261,0 87,0 104,4 x x v x
20,30 14 16 15 15,21 Sand Medium Dense 16 887,1 801,3 102,1 446,9 129,7 576,6 192,2 384,4 332,5 110,8 133,0 x x v x
22,30 16 18 17 17,23 Sand Medium Dense 20 890,5 804,7 127,7 574,5 162,1 736,7 245,6 491,1 421,1 140,4 168,4 x x v x
24,30 18 20 19 19,26 Sand Medium Dense 24 893,9 808,1 153,2 727,7 194,6 922,3 307,4 614,9 526,6 175,5 210,6 x x v x
26,30 20 22 21 21,29 Sand Medium Dense 30 897,3 811,5 191,5 919,3 243,2 1162,5 387,5 775,0 657,7 219,2 263,1 x x v x
28,30 22 24 23 23,32 Sand Dense 33 900,7 814,9 210,7 1129,9 267,5 1397,5 465,8 931,6 801,5 267,2 320,6 x v v x
30,30 24 26 25 25,34 Sand Dense 38 904,1 818,3 242,6 1372,5 308,1 1680,6 560,2 1120,4 966,7 322,2 386,7 x v v x
32,30 26 28 27 27,37 Sand Dense 45 907,5 821,7 287,3 1659,8 364,8 2024,6 674,9 1349,7 1161,6 387,2 464,6 x v v v
34,30 28 30 29 29,40 Sand Very Dense 60 910,9 825,2 383,0 2042,8 486,4 2529,2 843,1 1686,2 1420,4 473,5 568,1 x v v v
35,30 29 31 30 30,41 Sand Very Dense 60 914,3 828,6 383,0 2425,8 486,4 2912,3 970,8 1941,5 1677,4 559,1 671,0 v v v v
36,30 30 32 31 31,43 Sand Very Dense 60 917,8 832,0 383,0 2808,8 486,4 3295,3 1098,4 2196,8 1934,5 644,8 773,8 v v v v

[ VI - 13 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil analisis daya dukung aksial tiang miring berdasarkan data borehole BH-04,
menunjukkan bahwa kedalaman tiang tertanam (embeded pile) minimal sedalam 30,41m.

Gambar 6. 8 Grafik Daya Dukung Pondasi Tiang Miring 508 Mm (Ref. BH-04)

6.2.6 Tiang Pancang

Panjang tiang minimum terpancang yang didapat dari hasil analisis diatas perlu disesuaikan
kembali, dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
- Kedalaman tanah keras
- Keseragaman kedalaman tiang
- Konfigurasi tiang

Tabel 6. 13 Resume Kedalaman Tiang Tertanam (Embeded Pile) Minimum dan Rencana
Kedalaman Kedalaman tiang
Data Struktur minimum tiang tertanam rencana (m)
tertanam (m)
BH-01 Tiang Trestle Tegak 25 25,5 – 30 (variatif)
BH-02 Tiang Trestle Tegak 25 25 – 29 (variatif)
BH-03 Tiang Dermaga Tegak 27 28
BH-03 Tiang Dermaga Miring 30,41 30,41
BH-04 Tiang Dermaga Tegak 27 28
BH-04 Tiang Dermaga Miring 30,41 30,41

[ VI - 14 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dari hasil penentuan kedalaman tiang terpancang yang direncanakan, didapat nilai daya dukung
tekan dan tarik pada kedalaman rencana tiang tertanam tersebut.

Tabel 6. 14 Resume Gaya Tekan dan Daya Dukung Tiang Tekan Tiang Pada Tiang Rencana
Kedalaman Total
Qcomp.all Qcomp.all
Fcomp.max Fcomp.max tiang panjang
Sumber (layan) (gempa)
Struktur (layan) (gempa) tertanam tiang Keterangan
Data (SF=3) (SF=1,5)
(kN) (kN) rencana (m) rencana
(kN) (kN)
(m)
25,5 – 30
BH-01 Tiang Trestle Tegak 617,5 617,5 622,4 1244,9 32 Aman
(variatif)
25 – 29 Aman
BH-02 Tiang Trestle Tegak 617,5 617,5 623,8 1247,6 32
(variatif)
BH-03 Tiang Dermaga Tegak 554,3 516,9 620 1239,9 28 36 Aman
BH-03 Tiang Dermaga Miring 913,7 828,6 972,9 1945,8 30,41 38 Aman
BH-04 Tiang Dermaga Tegak 554,3 516,9 596,4 1192,9 28 36 Aman
BH-04 Tiang Dermaga Miring 914,3 828,6 970,8 1941,5 30,41 38 Aman

Tabel 6. 15 Resume Gaya Tarik dan Daya Dukung Tarik Tiang Pada Tiang Rencana
Kedalaman Total
Qpull.all Qpull.all
Fpull.max Fpull.max tiang panjang
Sumber (layan) (gempa)
Struktur (layan) (gempa) tertanam tiang Keterangan
Data (SF=3) (SF=2,5)
(kN) (kN) rencana (m) rencana
(kN) (kN)
(m)
25,5 – 30
BH-01 Tiang Trestle Tegak 0 -51,3 356,4 427,7 32 Aman
(variatif)
25 – 29 Aman
BH-02 Tiang Trestle Tegak 0 -51,3 361,0 433,2 32
(variatif)
BH-03 Tiang Dermaga Tegak 0 -0,961 351,2 421,4 28 36 Aman
BH-03 Tiang Dermaga Miring -80,8 -425,077 560,6 672,7 30,41 38 Aman
BH-04 Tiang Dermaga Tegak 0 -0,961 348,4 418,1 28 36 Aman
BH-04 Tiang Dermaga Miring -80,8 -425,077 559,1 671,0 30,41 38 Aman

Berdasarkan resume nilai daya dukung aksial tekan dan tarik yang dihasilkan pada kedalaman
rencana, nilai daya dukung pondasi di area trestle menggunakan data BH-01 dan di area dermaga
menggunakan data BH-04, dikarenakan nilai daya dukung tersebut merupakan nilai daya dukung
pondasi terendah jika dibandingkan dengan daya dukung berdasarkan data hasil boring BH-02
(area trestle) dan BH-03 (area dermaga).

[ VI - 15 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Berikut adalah rekapitulasi kebutuhan panjang tiang pancang dermaga dan trestle dan profil
tiang pancang disajikan pada tabel dan gambar berikut :

Tabel 6. 16 Rekapitulasi Panjang Tiang Trestle Dan Dermaga

Type of Pile Length of Pile (m)


Diameter
No Structure Sub Total PCO End Pile (-
Material End (m) Embeded Konfig. (+mLWS) mLWS)
Seabed to PCO Total Desain
1 Trestle Tegak SPP Closed 0,4572 25,5 sd. 30,5 1,5 sd. 6,289 32 32 12-8-12 1,50 30,50
2 Dermaga Tegak SPP Closed 0,4572 28 7,5 35,5 36 12 -12-12 1,5 34,50
3 Dermaga Miring SPP Closed 0,508 30,41 7,5 37,91 38 12 -12-2-12 1,5 36,50
Disimpulkan total kebutuhan panjang tiang pada struktur trestle adalah sepanjang 32 meter,
untuk tiang tegak dermaga 36 meter, dan untuk tiang miring dermaga 38 meter. Gambaran
dimensi tiang pancang disajikan pada gambar berikut :

Gambar 6. 9 Tiang Pancang Tegak Area Trestle

[ VI - 16 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Gambar 6. 10 Tiang Pancang Tegak Area Dermaga

[ VI - 17 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Gambar 6. 11 Tiang Pancang Miring Area Dermaga

[ VI - 18 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

6.2.7 Settlement Tiang Pancang

Analisis settlement tiang pancang dilakukan dengan bantuan program AllPile dengan acuan data
boring BH-01 untuk trestle dan BH-04 untuk dermaga. Beban tekan yang terjadi adalah sebagai
berikut :

Beban tekan maximum pada tiang tegak trestle = 617,5 kN


Beban tekan maximum pada tiang tegak di area dermaga = 554,3 kN
Beban tekan maximum pada tiang miring di area dermaga = 914,3 kN
Berikut hasil analisis settlement disajikan dalam bentuk grafik hubungan (Vertical Load &
ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to

Settlement).

Vertical Load vs. Settlement

3000

2700

2400
Compression Load, Qdw -kN

2100

1800

1500

1200

900

600 Comp. = 617,5 kN


Settlement = 0,30 cm
300

0
0.0 0.3 0.5 0.8 1.0 1.3 1.5 1.8 2.0 2.3 2.5 2.8 3.0 3.3 3.5 3.8 4.0 4.3 4.5 4.8 5.0

Settlement, X -cm
Total Side Tip

ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to

Gambar 6. 12 Hubungan Vertical Load & Settlement (Tiang Tegak Trestle)

Waisala BH-01 Figure 1


Vertical Load vs. Settlement

3000

2700

2400
Compression Load, Qdw -kN

2100

1800

1500

1200

900

600
Comp. = 554,3 kN
300 Settlement = 0,20 cm
0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0

Settlement, X -cm
Total Side Tip

Gambar 6. 13 Hubungan Vertical Load & Settlement (Tiang Tegak Dermaga)

Waisala BH-04 Figure 1

[ VI - 19 ]
ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Vertical Load vs. Settlement

3000

2700

2400
Compression Load, Qdw -kN

2100

1800

1500

1200

900

600 Comp. = 914,3 kN


Settlement = 0,31 cm
300

0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2 2.4 2.6 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0

Settlement, X -cm
Total Side Tip

Gambar 6. 14 Hubungan Vertical Load & Settlement (Tiang Miring Dermaga)

Waisala BH-0 Figure 1

Tabel 6. 17 Rekapitulasi Settlement Tiang Pancang


Struktur Max Compression (kN) Settlement (cm)
Tiang Tegak Trestle 617,5 0,30
Tiang Tegak Dermaga 554,3 0,20
Tiang Miring Dermaga 914,3 0,31

Settlement yang terjadi masih dibawah 2,5 cm, yaitu 0,20 – 0,31 cm, maka dari itu settlement
tersebut masih dalam kondisi aman.

6.2.8 Daya Dukung Lateral Tiang

Berikut beban lateral yang terjadi hasil analisis SAP2000.

Tabel 6. 18 Beban Top of pile


Beban Lateral Max (Trestle) Beban Lateral Max (Dermaga)
Layan (kN) Gempa (kN) Layan (kN) Gempa (kN)
6,723 397,135 126,86 191,029

A. Area Trestle

Tahanan lateral tiang pancang didapat dari pemodelan tiang menggunakan program
AllPile 6.5 E dengan memodelkan tiang sebagai single pile. Hubungan antara defleksi dengan
tahanan lateral pada tiang pancang area trestle dengan referensi data tanah menggunakan data
BH-02 (lebih konservatif dibanding BH-01) disajikan pada gambar berikut :

[ VI - 20 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to

Gambar 6. 15 Pemodelan Tiang Tegak Trestle

LATERAL LOAD vs DEFLECTION & MAX. MOMENT

90 90

81 81

72 72

63 63

54 54
Lateral Load, P -kN

Lateral Load, P -kN

45 45

36 36

27 27

18 18

9 9

0 0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Top Deflection, yt -cm Max. Moment in Single Pile, Mmax -kN-m

Gambar 6. 16 P-Y- Max Moment Curve Tiang Tegak Area Trestle

Tabel 6. 19 P-Y- Max Moment Curve Tiang Tegak Area Trestle


Waisala BH-02 Figure 2
P (kN) Yt (cm) Mmax (kN-m)
9 0,83 45,4
27 2,53 137
45 4,54 234
63 6,64 332
72 7,72 382
81 8,84 432
90 9,99 483

Tahanan lateral single pada saat kondisi layan (defleksi max 5 cm) adalah sebesar 50 kN, dan
pada saat kondisi gempa (defleksi max 10 cm) adalah sebesar 90 kN. Hasil analisis tiang lateral
area trestle pada saat kondisi layan masih aman, tetapi pada saat kondisi gempa melebihi batas
defleksi maksimum, hal itu dikarenakan pemodelan menggunakan single pile. Analisis yang
digunakan sebagai acuan adalah hasil analisis program SAP2000, karena pemodelannya lebih
akurat.

[ VI - 21 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

B. Area Dermaga

Tahanan lateral tiang pancang didapat dari pemodelan tiang menggunakan program
AllPile 6.5 E dengan memodelkan tiang sebagai single pile.

Gambar 6. 17 Pemodelan Tiang Tegak Dermaga

Gambar 6. 18 Pemodelan Tiang Miring Dermaga

Hubungan antara defleksi dengan tahanan lateral pada tiang pancang tegak dan miring area
dermaga dengan referensi data tanah menggunakan data BH-04 (lebih konservatif dibanding BH-
03) disajikan pada gambar berikut :

[ VI - 22 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016
ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com Licensed to

LATERAL LOAD vs DEFLECTION & MAX. MOMENT

200 200

180 180

160 160

140 140

120 120
Lateral Load, P -kN

Lateral Load, P -kN


100 100

80 80

60 60

40 40

20 20

0 0
0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Top Deflection, yt -cm Max. Moment in Single Pile, Mmax -kN-m

Gambar 6. 19 P-Y- Max Moment Curve Tiang Tegak Area Dermaga

Tabel 6. 20 P-Y- Max Moment Curve Tiang Tegak Area Dermaga

P (kN) Yt (cm)
Waisala BH-04 Mmax (kN-m) Figure 2

19,1 2,39 106


57,3 7,95 331
95,5 14,2 565
134 21,3 809
153 25,1 934
172 29,1 1060
ALL-PILE Version 6 CivilTech Software www.civiltech.com
191
Licensed to
33,2 1190

LATERAL LOAD vs DEFLECTION & MAX. MOMENT

200 200

180 180

160 160

140 140

120 120
Lateral Load, P -kN

Lateral Load, P -kN

100 100

80 80

60 60

40 40

20 20

0 0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Top Deflection, yt -cm Max. Moment in Single Pile, Mmax -kN-m

Gambar 6. 20 P-Y- Max Moment Curve Tiang Miring Area Dermaga

Waisala BH-0 Figure 2

[ VI - 23 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 21 P-Y-Max Moment Curve Tiang Miring Area Dermaga

P (kN) Yt (cm) Mmax (kN-m)


19,1 1,79 111
57,3 5,42 334
95,5 9,6 569
134 14,2 813
153 16,7 938
172 19,3 1070
191 22,1 1190

Tahanan lateral tiang pancang tegak pada saat kondisi layan (defleksi max 5 cm) adalah sebesar
40 kN, dan pada saat kondisi gempa (defleksi max 10 cm) adalah sebesar 70 kN, sedangkan
tahanan lateral tiang pancang miring pada saat kondisi layan (defleksi max 5 cm) adalah sebesar
50 kN, dan pada saat kondisi gempa (defleksi max 10 cm) adalah sebesar 100 kN Hasil analisis
tiang lateral area trestle pada saat kondisi layan dan gempa melebihi batas defleksi maksimum,
hal itu dikarenakan pemodelan menggunakan single pile. Analisis yang digunakan sebagai acuan
adalah hasil analisis program SAP2000, karena pemodelannya lebih akurat.

Defleksi tiang yang digunakan adalah hasil dari analisis program SAP2000, karena pemodelan
tiang lebih real. Berikut hasil analisis defleksi tiang berdasarkan SAP2000.

Tabel 6. 22 Simpangan Tiang Trestle

Analisis Simpangan trestle


Komponen translasi x translasi y resultan syarat
No keterangan
simpangan (mm) (mm) (mm) (mm)
simpangan struktur masih
1 Layan Beban hidup 0.14 0.40 0.42 30
memenuhi syarat
simpangan struktur masih
3 Gempa 20.69 93.52 95.78 115
memenuhi syarat
Siar Dilatasi minimum : 2 x 0,4 = 0,8 mm
Desain dilatasi struktur 50 mm > 0,8 mm (OK)

Berdasarkan analisis displacement, pergerakan translasi ujung trestle ditunjukan oleh nilai U1
dan U2. Namun untuk mengetahui simpangan real tiang maka simpangan adalah resultan dari U1
dan U2.

Pada kondisi layan besar defleksi tiang adalah sebesar 0,4 mm masih lebih kecil dari persyaratan
simpangan :
,
∆ = ≤ 30 (SNI 1726 – 2002)

0,03
maks  11480  172mm  30mm
2 .

Pada keadaan ultimit sebesar 95,78 mm masih lebih kecil dari persyaratan simpangan :
∆ = 0,01 _ (SNI 1726-2002)
 m aks  0, 01  11480  114, 8 m m .

[ VI - 24 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

maksimum defleksi pada saat gempa 95,78 mm < 114,8 mm sehingga masih di bawah batas izin.
Tabel 6. 23 Simpangan Struktur Dermaga

Analisis Simpangan
Komponen translasi x translasi y resultan syarat
No keterangan
simpangan (mm) (mm) (mm) (mm)
simpangan struktur masih
1 Layan Berthing 5.58 9.3 10.85 30
memenuhi syarat
simpangan struktur masih
2 Layan Mooring 10.98 11.57 15.95 30
memenuhi syarat
simpangan struktur masih
3 Gempa 78.79 46.19 91.33 127.0
memenuhi syarat

Berdasarkan analisis displacement, pergerakan translasi ujung dermaga ditunjukan oleh nilai
U1 dan U2. Namun untuk mengetahui simpangan real tiang maka simpangan adalah resultan
dari U1 dan U2.

Pada kondisi layan besar defleksi tiang adalah sebesar 15,95 mm masih lebih kecil dari
persyaratan simpangan :

0, 03
 maks   H struktur _ dermaga  30mm
R ,
0, 03
 maks   12700  191mm  30mm
2 .

Pada keadaan ultimit sebesar 91,33 mm masih lebih kecil dari persyaratan simpangan :
maks  0,01 H struktur _ dermaga

 m aks  0, 01  12700  127 m m .

maksimum defleksi pada saat gempa 91,33 mm< 127 mm sehingga masih di bawah batas izin.

6.3 Analisis Daya Dukung Pondasi Dangkal

Perhitungan daya dukung berdasarkan data CPT (SCHMERTMANN, 1978). Berikut rumus yang
digunakan :

Daya dukung batas pada tanah non kohesif


Pondasi menerus(lajur) : qu = 28 – 0,0052(300-qc)1,5
Pondasi bujur sangkar : qu = 48 – 0,0090(300-qc)1,5
Daya dukung batas pada tanah kohesif
Pondasi menerus (lajur) : qu = 2 + 0,28 qc
Pondasi bujur sangkar : qu = 5 + 0,34 qc
Nilai qu dan qc dalam satuan kg/cm2.

[ VI - 25 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Berdasarkan hasil uji sondir dilapangan data CPT pada 3 titik CPT/sondir (S.01 ; S.02 & S.03),
jenis tanah di sekitar permukaan yaitu tanah lempung (kohesif). Berikut rangkuman hasil
perhitungan bearing capacity pondasi dangkal pada tanah kohesif dengan lebar pondasi 0,8 – 1
m pada kedalaman variatif dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 6. 24 Daya Dukung Pondasi Dangkal

Dimensi Pondasi CPT Pondasi Lajur Pondasi Bujur Sangkar


Titik
Lebar (B) Tinggi (D) qc Qu Qa Qu Qa
Sondir SF
(meter) (meter) kg/cm2 (ton/m²) (ton/m²) (ton/m²) (ton/m²)
0,8 0,8 3 10,11 30,92 10,31 54,00 18,00
0,8 1 3 10,11 30,92 10,31 54,00 18,00
0,8 1,5 3 12,14 34,55 11,52 58,42 19,47
S-01
1 0,8 3 10,11 48,31 16,10 84,37 28,12
1 1 3 10,11 48,31 16,10 84,37 28,12
1 1,5 3 12,14 53,99 18,00 91,28 30,43
0,8 0,8 3 8,09 27,30 9,10 49,60 16,53
0,8 1 3 10,11 30,92 10,31 54,00 18,00
0,8 1,5 3 21,24 50,86 16,95 78,22 26,07
S-02
1 0,8 3 8,09 42,65 14,22 77,51 25,84
1 1 3 10,11 48,31 16,10 84,37 28,12
1 1,5 3 21,24 79,47 26,49 122,22 40,74
0,8 0,8 3 5,06 21,87 7,29 43,01 14,34
0,8 1 3 5,06 21,87 7,29 43,01 14,34
0,8 1,5 3 8,09 27,30 9,10 49,60 16,53
S-03
1 0,8 3 5,06 34,17 11,39 67,20 22,40
1 1 3 5,06 34,17 11,39 67,20 22,40
1 1,5 3 8,09 42,65 14,22 77,51 25,84

Data daya dukung pondasi berdasarkan kedalaman dan ukuran pondasi tersebut digunakan
untuk mendesain pondasi fasilitas area darat seperti terminal penumpang dan gudang,
sedangkan untuk pondasi gedung struktur bangunan satu lantai sederhana menggunakan desain
standar pondasi bangunan satu lantai (pasangan batu).

Daya dukung pondasi yang digunakan yaitu daya dukung pondasi pada kedalaman 1,5 m dengan
lebar 1 meter sebesar 25,84 t/m2 = 253,4 kPa. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk
perhitungan penulangan.

[ VI - 26 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

150

Pondasi telapak digunakan untuk menahan beban pada bangunan di area darat yang menerima
beban yang cukup besar seperti gudang dan terminal penumpang. Sedangkan unutk bangunan
sederhana menggunakan pondasi pasangan batu dengan ukuran standar untuk bangunan 1
lantai.

Tabel 6. 25 Ringkasan Pondasi Dangkal

Jenis Dimensi (m) Tulangan


Pondasi Telapak (Beton) Bentuk : Persegi 1x1 m 19 – 150mm
Kedalaman : 1,5 m

Pondasi Pasangan Batu Bentuk : Trapesium a = -


0,25 m; b =0,8 m
Kedalaman : 1 m

[ VI - 27 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

6.4 Stabilitas L-Shape (Retaining Wall)

[ VI - 28 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tekanan Lateral Aktif Tanah Tekanan Lateral Akibat Beban Surcharge


Kondisi Statik
Di atas GWT, H above = 1,85 m
σh = ɣ1 H Ka = 9,0239688 kN/m2
Pa = 0.5 ɣ1 H2 Ka = 15,791945 kN/m q (Truk 8 ton) = 18 KN/m2
Pv = Pa sin α = 0 kN/m Pq = q H Ka = 17,1 kN/m
Ph = Pa cos α = 15,791945 kN/m

Di bawah GWT = 1,65 m


σh = ɣ1' H Ka = 12,601038 kN/m2
Pa = 0.5 ɣ1 H2 Ka = 10,395856 kN/m q (Truk 8 ton) = 18 KN/m2
Pv = Pa sin α = 0 kN/m Pq = q H Ka = 0 kN/m
Ph = Pa cos α = 10,395856 kN/m

Kondisi Gempa
Pae = Pa x Kae/Ka = 42,007752 kN/m qe (Truk 8 ton) = 18 KN/m2
Pve = Pae sin α = 0 kN/m Pqe = Pq x Kae/Ka = 27,4 kN/m
Phe = Pae cos α = 42,007752 kN/m

Tekanan Air Hidrostatik


Muka Air tanah (MSL) = 0,65 mLWS
Elevasi tanah eksisting = 0,5 mLWS
Tinggi air dari dasar pelat, Ha = 1,65 mLWS
P air = 0.5*ɣw*Ha2 = 13,6125 KN/m

Tekanan Lateral Aktif Total


Kondisi Statik
Ph total = Lateral Aktif Tanah + Tekanan Lateral akibat Beban Surcharge + Tek. Air Hidrostatik
Ph total = 26,2 + 17,1 + 13,6 = 56,9 kN/m

Kondisi Gempa
Phe total = Lateral Aktif Tanah + Tekanan Lateral akibat Beban Surcharge + Tek. Air Hidrostatik
Phe total = 42 + 27,4 + 13,6 = 83 kN/m

1. Cek Stabilitas terhadap Guling (Overturning)


Momen Guling (Overturning), Mo
Kondisi Statik Kondisi Gempa
Mo = Ph total x (H/3) = 66,35 kN.m Mo = Ph total x (2H/3) = 193,68 kN.m

Momen yang Menahan (Resisting Moment), Mr

Luas Berat Lengan Momen thd O Momen


Bagian
m2 kN/m3 kN/m2 kN/m m (kN.m)/m
1 Dinding 1,5 24 - 36 1,75 63
2 Counterfort 2,7 24 - 8,64 2,666666667 23,04
3 Base Slab 2 24 - 48 2 96
4 Timbunan 6 18 - 99,36 3 298,08
5 Tanah dasar 1 1,5 17 - 25,5 0,75 19,125
6 Surcharge - - 18 36 3 108
Pv 0
ΣV (kN/m) 253,5 Total ΣMr (kN.m)/m 607,245

Faktor Keamanan terhadap Guling


Kondisi Statik
FS Guling = ΣMr / ΣMo = 607,25 = 9,15 > 2 → OKE
66,35
Kondisi Gempa
FS Guling = ΣMr / ΣMo = 607,25 = 3,14 > 1,5 → OKE
193,68

[ VI - 29 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

2. Cek Stabilitas terhadap Geser (Sliding)


Data Tanah Asli 1:
3
ɣ2 = 17 kN/m
3
ɣ2' = 7 kN/m
φ2φ = 25 ⁰
2
c2 = 5 kN/m

Tahanan Geser pada Dasar Struktur Dinding


Gesekan antara tanah dengan dasar pondasi
ΣFR = (ΣV tan (0.8*ϕ 2) + B (2/3C2)) = 105,60 kN/m

Tekanan Pasif
Di bawah GWT = 1,5 m
2
σp = ɣ2' H Kp = 25,871085 kN/m
Pp = σp H + 2c √Kp = 35,100169 kN/m
Pv = Pa sin α = 0 kN/m
Ph = Pa cos α = 35,100169 kN/m

Kondisi Statik
Gaya Dorong (Driving Force)
ΣFD = Ph total = 56,87 kN/m

FS Geser = ΣFR / ΣFD = 140,70 = 2,474 > 1,5 → OKE


56,87
Kondisi Gempa
Gaya Dorong (Driving Force)
ΣFD = Phe total = 83,01 kN/m

FS Geser = ΣFR / ΣFD = 140,70 = 1,695 > 1,5 → OKE


83,01

[ VI - 30 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

3. Cek Daya Dukung Tanah


Eksentresitas Resultan Gaya, e
e = B/2 - ((ΣMR - ΣMo) / ΣV) = 4 - 607,25 - 66,35 = 0,13 m
2 253,50
Beban di bawah slab, q
2
qtoe = ΣV/B ( 1 + 6e/B) = 76,09 kN/m
2
qheel = ΣV/B ( 1 - 6e/B) = 50,66 kN/m
2
q total = max(qtoe,heel) = 76,09 kN/m

Daya Dukung Tanah


Data Tanah Asli 1:
ɣ2 = 17 kN/m3 D' = 1,5 m D'/B = 0,25
3
ɣ2' = 7 kN/m B' = B - 2e = 3,73 m B'/L' = 0,62
φ2 = 25 ⁰ L = 6m
2
c2 = 5 kN/m

Faktor kapasitas dukung tanah tak berdimensi (Hansen, from Bowles Text Book)
Nc = 20,71 Nq = 10,7 Nγ = 6,8
Faktor bentuk
sc = 1,32 sq = 1,2629105 sɣ = 0,75
Faktor kedalaman
dc = 1,10 dq = 1,19 dɣ = 1,00
Faktor Kemiringan tanah
Slope, β = 0⁰
gc = 1 gq = gɣ = 1

Formula Daya Dukung Tanah


Untuk nilai φ = 0, formula untuk metode Hansen adalah:
Qu = 5.14 Su (1 + sc' + dc')
2
= 87,93 kN/m

Untuk nilai φ ≠ 0, formula untuk metode Hansen adalah:


Qu = C.Nc.sc.dc.gc + D'.γ.Nq.sq.dq.gq + 0,5.B.ɣ.Nγ s.γ d. γ g. γ
= 150,516 + 163,307 + 129,1
= 442,95 kN/m2

Faktor Keamanan Daya Dukung Tanah


FS bearing = Qu / q total = 442,95 = 5,82 > 3 → OKE
76,09

Gambar 6. 21 Ilustrasi 3D Retaining Wall

[ VI - 31 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Penulangan Retaining Wall

Input Parameter
Tanah Timbunan Tanah Asli 1 (Loose Sand) Tanah Asli 2
3 3
ɣ1 = 18 kN/m SPT = 7 ɣ3 = 0 kN/m
3
φ1 = 35 ⁰ ɣ2 = 17 kN/m φ3 = 0⁰
2 2
c1 = 0 kN/m φ2 = 25 ⁰ c3 = 0 kN/m
2
α = 0⁰ c2 = 5 kN/m
Ka = 0,27

Dinding Vertikal Beton Thickness


3 z d
ɣc = 24 kN/m of RW
fc' = 35 Mpa m m m
c = 0,08 m 0 0,5 0,42
1,17 0,5 0,42
2,33 0,5 0,42
3,50 0,5 0,42

A. Tulangan Vertikal pada Dinding


1. Gaya Lintang Terfaktor (per meter)
DL = Tekanan Lateral Tanah akibat Timbunan
2
LL = Tekanan Lateral Tanah akibat Kendaraan q = 18 kN/m
Vu = 1,2 DL + 1,6 LL `

2. Kapasitas Geser
0.5
Vc = 0.17 x fc xbxd

Thickness Check,
z d Vu Vc
of RW φVc>Vu
m m m kN/m kN/m Ø = 0.75
0,00 0,5 0,42 0 422,4081 OKE
1,17 0,5 0,42 13,08882 422,4081 OKE
2,33 0,5 0,42 34,144747 422,4081 OKE
3,50 0,5 0,42 63,167782 422,4081 OKE

3. Momen Terfaktor
DL = Tekanan Lateral Tanah akibat Timbunan
LL = Tekanan Lateral Tanah akibat Kendaraan
Mu = 1,2 DL + 1,6 LL
3
MuDL = 1/6 x ɣ1 x z x Ka cosα
2
MuLL = 0.5 x q x z x Ka cosα

4. Kapasitas Momen
Selimut Beton c = 0,08 m Tebal dinding = 500 mm
Ambil Tulangan: d = 22 mm As = 380 mm2
n/m = 4 tul/m Ast = 1521 mm2
fy = 400 Mpa Asmin = 900 mm2
fc' = 35 Mpa

[ VI - 32 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Ast = (0.85 x a x fc' x b)/fy = 0,07 a


a = Ast
0,07
= 0 = 0,0204441 m
0,07
Mc = φ As x fy x (d - a/2)

Thickness Mu φMc Check,


z d a
of RW Timbunan (DL) Truk (LL) Total Ø = 0.9 φMc>Mu
m m m m kN.m/m kN.m/m kN.m/m kN.m/m
0 0,5 0,42 0,0204441 0,00 0,00 0,00 224,31 OKE
1 0,5 0,42 0,0204441 0,81 4,74 8,56 224,31 OKE
2 0,5 0,42 0,0204441 6,50 18,97 38,16 224,31 OKE
3 0,5 0,42 0,0204441 21,95 42,68 94,63 224,31 OKE

Jadi, tulangan Transversal yang digunakan pada dinding : D 22 - 250

B. Tulangan Vertikal pada Pelat Kaki


q max = 76,09 kN/m2 B = 4m H2 = 3m
2
q min = 50,66 kN/m D = 1,5 m
C = 0,5 m
q pada saat:
2
x1 = 2m q1 = 63,4 kN/m
2
x2 = 2,5 m q2 = 66,6 kN/m

Geser Terfaktor
V1 = 70,5 kN/m
V2 = 143 kN/m

Kapasitas Geser
0.5
Vc = 0.17 x fc xbxd

Thickness Check,
x d Vu Vc
of Slab φVc>Vu
m m m kN kN Ø = 0.75
2 0,5 0,395 70,52442 397,26476 OKE
2,5 0,5 0,395 142,56008 397,26476 OKE

Momen Terfaktor
M1 = 36,5 kN.m
M2 = 134 kN.m

Thickness φMc Check,


x d a Mu
of Slab Ø = 0.9 φMc>Mu
m m m m kN.m/m kN.m/m
2 0,5 0,42 0,0204441 36,45378 224,3088 OKE
2,5 0,5 0,42 0,0204441 133,79677 224,3088 OKE

Jadi, tulangan Transversal yang digunakan pada pelat kaki : D 22 - 250


.

[ VI - 33 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

C. Tulangan Horizontal pada Dinding


Tebal dinding = 500 Tinggi Dinding = 3,5 m
As min = 0.002 b x h = 1000 mm2
Ambil Tulangan: d = 16 mm As = 201 mm2
s = 200 mm Ast = 3619 mm2
n = 18 tul Check
fy = 400 Mpa Ast > As min
fc' = 35 Mpa 3619 > 1000 → OKE

Jadi, tulangan horizontal yang digunakan pada dinding: 18 D 16 - 200

D. Tulangan Horizontal pada Pelat Kaki


Tebal Pelat kaki = 500 mm
As min = 0.002 b x h = 1000 mm2
Ambil Tulangan: d = 16 mm As = 201 mm2
s = 200 mm Ast = 4021 mm2
n = 20 tul Check
fy = 400 Mpa Ast > As min
fc' = 20 Mpa 4021 > 1000 → OKE 16

Jadi, tulangan horizontal yang digunakan pada Pelat kaki: 20 D 16 - 200

Sketsa Penulangan

D 16 200

D 22 250

D 16 200

D 22 250

D 16 200

[ VI - 34 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

PERHITUNGAN DINDING PENAHAN TANAH TIMBUNAN AREA DARAT WAISALA


6.5 Stabilitas Dinding Penahan Timbunan

A. Data - data teknik :


1. Data Tanah Urugan : 3. Material :
3 3
φ 1= 30 o γbatu kali = 2,2 t/m = 2200 kg/cm
3 3 3
γ 1= 1,8 t/m γair = 1 t/m = 1000 kg/cm
2
Mutu beton = 250 kg/cm = 21 Mpa
2
2. Data Tanah asli (Soft Clay) : Mutu baja = 7850 kg/cm = 785 Mpa
o
φ 2= 0 Cos α = 1,0000
3
γ 2= 1,6 t/m Sin α = 0,0000
2
Cu = 0,125 kg/cm (qu/2) Cos φ = 0,8660
α = 0 o Sin φ = 0,5000
2
q = 9,0 t/m ( asumsi )
ta
α

H1 P
H3
h'
H
W2
W1 Ph

H2 W3
1/3*h'
d W4

tc tb td
B

Dimensi Retaining Wall :


H H1 H2 ta tb tc td B H3 d
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
130 90 40 30 45 30 15 90 100 30

Koefisien tekanan tanah aktif dan tekanan pasif :


Cos α Cos φ Cos 2 α Cos 2 φ ( Cos 2 α - Cos 2 φ ^0,5
) Cos α -( Cos 2 α - Cos 2 φ ^0,5
) Cos α +( Cos 2 α - Cos 2 φ ^0,5
)
1 0,86603 1 0,75 0,500 0,500 1,500

Ka = 0,33333
Kp = 3

Momen Penahan thd titik A ( utk 1 m panjang dinding ) :


Berat struktur Lengan Momen thd ttk A Momen
Area
( ton ) ( m) ( tm )

W1 0,405 0,825 0,334

W2 0,660 0,675 0,446

W3 0,165 0,400 0,066

W4 0,594 0,450 0,267

W5 Pv = 0,000 0,900 0,000

1,824 Total 1,113

[ VI - 35 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Timbunan

5
1
Batu pleser
45-60 kg

Tanah Asli

Dimensi tersebut merupakan dimensi tertinggi berdasarkan jarak kontur terendah ke elevasi
rencana +2,5 mLWS) di area darat pelabuhan, jika disesuaikan dengan kontur yang bervariatif
(+1,58 sd +2,0 mLWS) maka tinggi struktur di lokasi akan bervariatif (90 – 130cm) dengan
kemiringan DPT sebesar 1 : 5. Dimensi batu plester yang digunakan adalah 25-35 cm dengan
berat 45 – 60 kg ( γbatuplester = 2200kg/m3).

[ VI - 36 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

[ VI - 37 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

6.6 Daya Dukung Lapangan Penumpukan

Tabel 6. 26 Parameter Tanah Data S-01

Total Over Soil Parameter


Conus
Weigth burden at
Depth (m) Resistance FR Soil Type Undrained Drained
middle
qc ɣ σv Cu φu c' φ'
2
m kg/cm (%) No Soil kN/m3 kPa kPa ⁰ kPa ⁰
0,0 0,4 3,3 2,62 3 Clay 16 3,12 16,5 0 -
0,4 4,8 14,5 2,10 5 Clayey Silt 16 38,32 70,6 0 -
4,8 11,8 45,2 0,71 8 Silty Sand 16 94,32 - 0 42,85
11,8 18,4 106,7 0,39 9 Sand 16 147,12 - 0 42,645
18,40 23,00 177,6 0,3 9 Sand 17 186,22 - 0 42,193

Daya Dukung Tanah (Ref S-01)

q ult = C.Nc + q.Nq + 0.5.B.γ.Nγ


C = Cu rata-rata sedalam 4,8 m = 43,55 kPa
Nc = 5.14, Nq = 1, Nγ = 0; γ = 16 kN/m3
q ult =
C x Nc = (43,55 x 5,14) = 223,847 kpa
q x Nq = 0, dikarenakan kedalaman daya dukung pada permukaan tanah ( h = 0 meter)
0.5.B.γ.Nγ = 0, dikarenakan nilai Nγ = 0
Q all = 223,847/3 = 74,61 kPa

Gambar 6. 22 Jenis Container (Lapangan Penumpukan)

Dimensi Container 20 ft:


Panjang = 6.085 m
Lebar = 2.438 m
Berat Kotor = 30.5 ton
Beban = 30.5/(6.085 x 2.438)
= 2.06 t/m2 = 20.6 kPa
Beban
3 tumpuk = 20.6 x 3 = 61.8 kPa < Qall (Aman)

[ VI - 38 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 27 Settlement Area Lapangan Penumpukan

Conus Normalize Normalized Constr


Settlemnt
Depth Resistan d Conus Local Friction Frict. Behavior Index αm ained Δσ'
qc Qc fs Fs Ic M Sc

m kg/cm2 kg/cm2 % kPa m


0,0 0,4 3,33 44,01 0,13 3,97 2,58 14,00 4130,2 61,8 0,005836
0,4 4,8 14,50 2277,74 0,26 1,84 1,49 5,93 8037,5 30,9 0,016916
4,8 11,8 45,23 17515,46 0,31 0,71 1,32 4,79 20955 15,45 0,005161
11,8 18,4 106,73 64680,93 0,41 0,39 1,57 6,53 68488 7,725 0,000744
18,40 23,00 177,57 115490,42 0,45 0,26 1,71 7,88 138450 3,863 0,000128

Σ Sc 0,028657

Settlement yang terjadi akibat beban container tiga tumpuk adalah sebesar 2,8 cm, hal tersebut
dinyatakan aman karena lebih kecil dari batas penurun maksimum (6,5 cm) menurut Skempton
dan Macdonald (1955).

6.7 Analisis Settlement Area Timbunan

Beban
γtimbunan = 18 kN/m3
tinggi timbunan maximum = 0,905 m
Beban timbunan = γtimbunan x tinggi timbunan
= 18 x 0,905 = 16,29 kPa
Beban Container = 61,8 kPa
Beban Timbunan + Container = 16,29 + 61,8 = 78,09 kPa

Analisis mengacu kepada data sondir – 01 (S-01) dikarenakan data tersebut lebih konservatif
dibanding dengan data sondir lainnya..

Tabel 6. 28 Settlement Akibat Beban Timbunan

Conus Normalize Normalized Constr


Settlemnt
Depth Resistan d Conus Local Friction Frict. Behavior Index αm ained Δσ'
qc Qc fs Fs Ic M Sc

m kg/cm2 kg/cm2 % kPa m


0,0 0,4 3,33 44,01 0,13 3,97 2,58 14,00 4130,2 16,29 0,001538
0,4 4,8 14,50 2277,74 0,26 1,84 1,49 5,93 8037,5 8,145 0,004459
4,8 11,8 45,23 17515,46 0,31 0,71 1,32 4,79 20955 4,073 0,00136
11,8 18,4 106,73 64680,93 0,41 0,39 1,57 6,53 68488 2,036 0,000196
18,40 23,00 177,57 115490,42 0,45 0,26 1,71 7,88 138450 1,018 3,38E-05

Σ Sc 0,007554

Settlement yang terjadi akibat beban timbunan dan container tiga tumpuk adalah sebesar 0,7 cm,

[ VI - 39 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 29 Settlement Akibat Beban Timbunan & Container

Conus Normalize Normalized Constr


Settlemnt
Depth Resistan d Conus Local Friction Frict. Behavior Index αm ained Δσ'
qc Qc fs Fs Ic M Sc

m kg/cm2 kg/cm2 % kPa m


0,0 0,4 3,33 44,01 0,13 3,97 2,58 14,00 4130,2 78,09 0,007374
0,4 4,8 14,50 2277,74 0,26 1,84 1,49 5,93 8037,5 39,05 0,021375
4,8 11,8 45,23 17515,46 0,31 0,71 1,32 4,79 20955 19,52 0,006521
11,8 18,4 106,73 64680,93 0,41 0,39 1,57 6,53 68488 9,761 0,000941
18,40 23,00 177,57 115490,42 0,45 0,26 1,71 7,88 138450 4,881 0,000162

Σ Sc 0,03621

Settlement yang terjadi akibat beban timbunan dan container tiga tumpuk adalah sebesar 3,6 cm,
Kedua kondisi tersebut dinyatakan aman karena lebih kecil dari batas penurun maksimum (6,5
cm) menurut Skempton dan Macdonald (1955) untuk bangunan tidak beresiko tinggi.

6.8 Desain Talud Causeway

Talud dibangun untuk memenuhi fasilitas yang dibutuhkan dermaga. Fungsi talud dalam desain
ini adalah:
1. Talud berfungsi untuk menahan atau sloope protection agar material base, tidak
berhamburan ke sisi area reklamasi pantai.
2. Pemecah gelombang.
Dengan mengacu pada fungsi yang akan digunakan, talud dibuat menggunakan jenis breakwater,
sehingga perhitungan struktur talud menggunakan standardisasi perhitungan breakwater.
Konsep dan prosedur perencanaan talud pada areal reklamasi pantai terdiri dari:
Penentuan kondisi desain (kondisi muka air, gelombang desain; tinggi gelombang, runup, periode
dan kedalaman).

6.8.1 Desain Talud

6.8.1.1 Elevasi Talud


Berdasarkan hasil analisis Hidro oseanografi yaitu pasang surut, didapat nilai elevasi penting
pasang surut. Adapun harga elevasi – elevasi penting pasang surut berdasarkan hasil peramalan
data pasut lapangan dengan metode Admiralty disajikan pada tabel berikut :

[ VI - 40 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 30 Harga Elevasi-elevasi Acuan Pasang Surut

JENIS ELEVASI ELEVASI ELEVASI (LWS)


HIGHEST HIGH WATER SPRING (HWS) 2.68 1.30
MEAN HIGH WATER SPRING (MHWS) 2.51 1.13
MEAN SEA LEVEL (MSL) 2.03 0.65
MEAN LOW WATER SPRING (MLWS) 1.54 0.16
LOWEST LOW WATER SPRING (LWS) 1.38 0.00
TUNGGANG PASUT (HWS-LWS) 1.30
Z0 (MSL-LWS) 0.65

Tunggang Pasang Surut Maksimum = HWS-LWS = 1.30 m


Sementara itu, perencanaan elevasi rencana talud pada areal reklamasi pantai ini dapat
ditentukan berdasarkan penaksiran elevasi acuan muka air, serta perhitungan gelombang
rencana dan run-up gelombang sesuai dengan metodologi perencanaannya. Perhitungan
gelombang menggunakan gelombang 50 tahunan yang dimodelkan sehingga mengalami
fenomena refraksi – difraksi ketika menuju pantai (Hs=2.06 m, T=6.40 s dari arah Utara dan
Hs=2.37 m, T=6.80 s dari arah Barat).

Tabel 6. 31 Gelombang Rencana Pelabuhan Waisala (50 tahun)

ARAH PERIODE ULANG


GELOMBANG (TH)
50
H (m) T(s)
UTARA 206.10 6.40
TIMUR LAUT 59.60 3.40
TIMUR 42.90 2.90
TENGGARA 0.00 0.00
SELATAN 0.00 0.00
BARAT 0.00 0.00
DAYA
BARAT 237.50 6.80
BARAT LAUT 56.70 3.30

Nilai tinggi gelombang rencana dari utara setelah dilakukan pemodelan di peroleh H = 0.49 m
disekitar area talud dan H = 1.66 m di sekitar kolam dermaga (Gambar 6.20). Sedangkan tinggi
gelombang rencana hasil pemodelan dari arah Barat di peroleh H = 0.45 m disekitar area talud
dan H = 0.45 m di sekitar kolam dermaga (Gambar 6.21).

[ VI - 41 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Gambar 6. 23 Kontur Tinggi Gelombang Arah Utara Dengan Periode Ulang 50 Tahun (Hs=2.06 M, T=6.40 S).

Gambar 6. 24 Kontur Tinggi Gelombang Arah Barat Dengan Periode Ulang 50 Tahun (Hs=2.06 M, T=6.40 S).

Dengan memasukkan data yang ada ke dalam grafik run-up gelombang, didapat run-up
gelombang sebesar 0.8*0.49m= 0.39m. Sedangkan, pasang tertinggi di Waisala adalah 1.3 m LWS.

Dengan memasukkan data-data yang telah dimiliki, didapat elevasi talud sebagai berikut:
Elevasi Talud = Tunggang Pasang + Run-Up Wave + Freeboard
Tunggang Pasang = 1.3 m LWS

[ VI - 42 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Run Up Gelombang (disekitar causeway) = 0.39 m


Freeboard = 0.81 m
Sehingga, nilai elevasi talud adalah + 2.5 m LWS

6.8.1.2 Struktur Talud


Struktur talud yang akan digunakan dalam desain talud dengan tipe breakwater adalah batu
pecah. Batu pecah dipilih karena beberapa alasan, yaitu:
- Kuat dan mampu memberi kekuatan tambahan pada struktur.
- Mampu menahan redaman energi gelombang dan abrasi berlebih.
- Berasal dari alam.
- Konstruksi yang mudah dan sederhana.
- Tidak memerlukan perawatan setelah konstruksi.
- Life time yang panjang dan tahan terhadap cuaca.
- Berat Batu (W)
Berat batu dalam perhitungan breakwater sangat dipengaruhi oleh tinggi gelombang di lokasi.
Untuk mengetahui tinggi gelombang di lokasi breakwater dilakukan pemodelan gelombang
disekitar reklamasi yaitu H = 0.45 – 1.2 m (diambil 0,6 m)

 rH 3
W 
K D S r  1 cot 
3

Dimana;
Kerapatan bahan batu (γr) = 1,5 T/m3
Kemiringan Struktur (cot θ) = 1.5
Perbandingan Kerapatan Batu dan Air laut = 2.59 T/m3
Tinggi Gelombang disekitar reklamasi = 0.60 m
Koefisien Stabiitas untuk Batu = 2.3
Berat Minimum (W) = 41,28 kg (digunakan 45 – 60kg)

- Lebar lapisan luar (r)

Perhitungan lebar lapisan luar pada talud dengan tipe break water, dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

= ∆

[ VI - 43 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Dimana;
Jumlah lapisan Batu (n) =2
Koefisien layer Batu (KΔ) = 1.15
Berat batu pada lapisan pelindung (W) = 45 – 60 kg (quarrystone)
Kerapatan masa material batu (γr) = 1500 (kg/cm3)

Sehingga lebar lapisan luar talud (r) didapat 0.518 m.


Tabel 6. 32 Koefisien Stabilitas Armor (KD)

No- Damage Criteria and Minor Overtopping


Structure Trunk Structure Head
KD2 KD Slope
Armor Units n3 Placement
Breaking Nonbreaking Breaking Nonbreaking
Cot θ
Wave Wave Wave Wave
Quarrystone
Smooth rouded 2 Random 1.2 2.4 1.1 1.9 1.5 to 3.0
1.6 3.2 1.4 2.3
5
Smooth rouded >3 Random
2.9 2.3
4 4 5
Rough angular 1 Random 4
1.9 3.2 1.5
Rough angular 2 Random 2.0 4.0 1.6 2.8 2.0
1.3 2.3 3.0
2.2 4.5 4.2
5
Rough Angular >3 Random 2.1
5
Rough Angular 2 Special 5.8 7.0 5.3 6.4
Parallepiped 7 2 Special 7.0 -20.0 8.5 -24.0 ---- -----

Tetrapod 5.0 6.0 1.5


and 2 Random 7.0 8.0 4.5 5.5 2.0
Quadripod 3.5 4.0 3.0
8.3 9.0 1.5
Tribar 2 Random 9.0 10.0 7.8 8.5 2.0
6.0 6.5 3.0
8 8 9
Dolos 2 Random 15.8 31.8 8.0 16.0 2.0
7.0 14.0 3.0
6.5 5.0
5
Modified cube 2 Random 7.5 -----
8.0 5.0 7.0
5
Hexapod 2 Random 9.5
11.0
5
Toskane 2 Random 22.0
7.5 9.5
5
Tribar 1 Unifarm 12.0 15.0
Quarrystone (KRR)
Graded angular Random 2.2 2.5 ---- ---- ----

1. CAUTION: Those K D values shown in italics are unsupported by test results and are only provided for
preliminary design purposes
2. Applicable to slopes ranging from 1 on 1.5 to 1 on 5
3. n is the number of units comprising the thickness of the armor layer
4. The use of singel layer of quarrystone armor units is not recommended for structure subject to breaking waves and
5. only
Until under special conditions
more information for structure
is available subject to
on the variation of nonbreaking
K D value withwaved.
slope, When
the useit of
is used, the stone
KD should should be
be limited
to slopes ranging from 1 on 1.5 to 1 on 3 some armor units tested on a structure head indicated a KD -
slope dependence
6. Special placement with long axis of stone placed perpendicular to structure face.
7. Parallelepiped - shaped stone: long slab - like stone dimension about 3 times the shortest dimension
(Mrkle and Davidson, 1979).
8. Refers to no - damage criteria (<5 percent displacement, rocking, etc); if no rocking (<2 percent) is
desired, reduce KD 50 percent (Zwamborn and Van Niekern, 1982).
9. Stability of dolosse on slopes steeper than 1 and 2 should be substantianed by site-specific model test.

[ VI - 44 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 33 Koefisien Layer Armor (KΔ)

Armor Unit Placement Layer Coefficient k A Porosity (P)%


Quarrystone (Smooth) 2 Random 1.02 38
Quarrystone (Rough) 2 Random 1.00 37
Quarrystone (Rough) >3 Random 1.00 40
Quarrystone (Parallepiped) 2 Special -------- 27
Cube (Modified) 2 Random 1.10 47
Tetrapod 2 Random 1.04 50
Quadripod 2 Random 0.95 49
Hexipod 2 Random 1.15 47
Tribar 2 Random 1.02 54
Dolos 2 Random 0.94 56
Toskane 2 Random 1.03 52
Tribar 1 Uniform 1.13 47
Quarrystone Graded Random --------- 37
SPM 1984. VOLUME II, CHAPTER 7/III, PAGE 7- 234

a. Lebar lapisan dalam (rf)

Perhitungan lebar lapisan dalam pada talud dengan tipe break water, dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

/10
= ∆

Sehingga, didapat lebar minimal lapisan dalam (ru) adalah 0.303 m.

b. Lebar kaki (Bp) dan tebal kaki (Tp)


Perhitungan Lebar kaki berdasarkan SPM 1984, menyatakan bahwa lebar kaki adalah lebar kaki
minimum (Bpmin) adalah 3rf. Sedangkan, tebal kaki minimum (Tpmin) adalah 2rf.

Bpmin = 3 x rf
= 3 x 0.303
= 0.909m ~ 1 m

Tpmin = 2 x rf

= 2 x 0.303
= 0.606m ~ 0,7 m

Sehingga, didapat lebar kaki minimum (Bpmin) dan tebal kaki minimum adalah 1 m dan 0,7 m.

c. Lebar puncak (B)


Perhitungan lebar puncak pada talud dengan tipe break water, dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

= ∆[ ]

[ VI - 45 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Sehingga, didapat lebar puncak (B) pada talud adalah 0.518 m. (namun dalam perencanaan
digunakan lebar 1 m agar lebih aman).

Tabel 6. 34 Dimensi Talud

Dimensi Keterangan

B Lebar Puncak (m) 1


r Tebal Lapisan Atas (m) 0.518
rf Tebal Lapisan Bawah (m) 0.303
Bp Lebar Kaki (m) 1
tp Tebal Kaki (m) 0,7
W1 Berat Satuan Batu (kg) 45-60
W2 Berat Satuan Batu (kg) 25 - 40
Wcore Berat Satuan Batu 0.137
H Elevasi Talud (mLWS) 2.500

Digunakan geotextile pemisah antara material timbunan dengan batu belah pemecah gelombang,
Batu belah berfungsi sebagai pemecah ombak sehingga tidak menggerus timbunan pada
causeway. Geotextile disini berfungsi sebagai filter mencegah larinya partikel tanah dasar keluar
kearah lapisan batuan proteksi lereng pantai. Diameter batu yang digunakan jika berat jenis batu
belah = 1500 kg/m3 (PPPURG-1987) untuk berat 45-60 kg adalah diameter 38 – 42 cm dan untuk
berat 25 – 40 kg adalah diameter 29 - 37 cm. Hasil analisis kebutuhan armor berdasarkan
gelombang yang terjadi disekitar causeway adalah tidak diperlukan adanya blok beton
dikarenakan gelombang yang terjadi kecil.

Gambar 6. 25 Layout Talud Causeway

[ VI - 46 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

6.8.1.3 Stabilitas & Displacement Talud

A. Cek Stabilitas

[ VI - 47 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tinjauan stabilitas dinding penahan tanah untuk reklamasi pantai


1. Stabilitas terhadap guling
2. Stabilitas terhadap geser
3. Stabilitas terhadap kegagalan daya dukung tanah

1. Stabilitas terhadap guling (Overturning)


Kondisi Statik
Momen yang mendorong (Tanah & Beban bekerja)
Mo = (H/3)Pa + (H/2). Pq
= 16,49306 + 18,75 = 35,24 kN-m

Faktor aman terhadap pengulingan (FS gl)


FS (gl) = Momen yang menahan ΣMR)
Momen yang mendorong (ΣMo)
FS = ΣMR/Mo = 29,34 >3 OK

Kondisi Gempa
Momen yang mendorong (Tanah & Beban bekerja)
Mo = (H/3)Pa + (H/2). Pq
= 49,44751 + 28,11 = 77,55 kN-m

Faktor aman terhadap pengulingan (FS gl)


FS (gl) = Momen yang menahan ΣMR)
Momen yang mendorong (ΣMo)
FS = ΣMR/Mo = 13,33 > 1.5 OK

2. Stabilitas terhadap Geser (Sliding)

Spesifikasi Lapisan Tanah batu belah


Referensi Titik Bor No BH No. 1
Hingga kedalaman H2 3 m
N _SPT Pukulan -
2
Kohesi C2 0 kN/m
Sudut Gesek tanah ϕ2 40 º
Tipe tanah G batu belah
Lebar Pondasi efektif B' 7,15 m

Kondisi Statik
Tahanan Revetment terhadap pergeseran (Rh)
ΣRh = (ΣV tan (2/3ϕ) + B (2/3Cu)) = 106,7 kN/m
Jumlah gaya-gaya yang mengeser (Ph)
Permukaan tanah datar
Ph = pa
Pv = 0
ΣPh = Gaya-gaya horizontal = Tekanan tanah + Tekanan beban merata
2
= 34,792 kN/m
Faktor aman terhadap pergeseran (FS gs)
Tahanan revetment terhadap pergeseran (SRh)
FS (gl) =
Jumlah gaya-gaya yang mengeser (SPh)
= 3,067 > 1.5 OK

Kondisi Gempa
Tahanan Revetment terhadap pergeseran (Rh)
ΣRh = (ΣV tan (2/3ϕ) + B (2/3Cu)) = 106,7 kN/m

ΣPh = Gaya-gaya horizontal = Tekanan tanah + Tekanan beban merata


2
= 52,154 kN/m
Faktor aman terhadap pergeseran (FS gs)
Tahanan revetment terhadap pergeseran (SRh)
FS (gl) =
Jumlah gaya-gaya yang mengeser (SPh)
= 2,046 > 1.0 OK

[ VI - 48 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

[ VI - 49 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Hasil analisis safety factor stabilitas talud dinyatakan dalam keadaan aman, yaitu :

Guling (Overtuning) : 29,34 > 3


Geser (Sliding) : 3,067 > 2
Daya Dukung (Bearing Capacity) : 25,55 > 3

B. Cek Slope Stability dan Displacement

Pengecekan displacement dan safety factor slope stability pada talud causeway dilakukan
menggunakan bantuan software Plaxis. Beban lalu lintas yang diberikan pada struktur causeway
adalah sebesar 18 kN/m2. Parameter tanah yang digunakan untuk menganalisis faktor keamanan
talud causeway adalah data deep bor BH-01. Berikut pemodelan Causeway pada program Plaxis :

Loose Sand (0 – 7 m), N-SPTavg = 8

Medium Dense Sand (7 – 19 m),


N-SPTavg = 19

Dense Sand (19 – 25 m),


N-SPTavg = 42

Very Dense Sand (25 – 30 m),


N-SPTavg = >60

[ VI - 50 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Beban Truk
18 kN/m2

timbunan Beton tb. 30cm

geotextile
Batu 20-40kg
Batu 45-60kg
Batu 45-60kg

Gambar 6. 26 Pemodelan Talud Causeway

[ VI - 51 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Gambar 6. 27 Total Displacement Talud Causeway

[ VI - 52 ]
Laporan Akhir SID Pelabuhan Laut Waisala, Maluku 2016

Tabel 6. 35 Rekapitulasi Displacment Pada Talud

Max Displacement (mm)


Horisontal Vertical Displacement Total Displacement
Displacement (Ux) (Uy) (Utot)
3,68 10,03 10,03

Gambar 6. 28 Safety Factor Slope Stability Talud Causeway

Angka keamanan hasil analisis slope stabillity adalah sebesar 3,4 > 1,25 (aman) dengan
displacement terbesar yang terjadi adalah sebesar 1,003 cm.

[ VI - 53 ]

Anda mungkin juga menyukai