Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam rangka menggali dan meningkatkan potensi penerimaan Negara dari
sektor pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, sangat diperlukan keakuratan
data Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk memperoleh akurasi data. Pajak Bumi dan
Bangunan dimaksud diperlukan pemuktahiran data Pajak Bumi dan Bangunan yang
dilaksanankan secara berkala dan berkesinambungan seiring dengan perubahan
yang terjadi/dinamisasi yang ada di lapangan.

Untuk menunjang hal tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka


melalui Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka
melaksanakan kegiatan Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB dalam rangka
pembentukan dan atau pemeliharaan Basis Data dengan pola SISMIOP (Sistem
Managemen Informasi Objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan)
yang dibiayai melalui APBD Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2011.

2. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan Penataan Sistem Objek dan
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah untuk menciptakan suatu Basis Data yang
akurat dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi PBB ke dalam suatu
wadah, sehingga pelaksanaanya akan lebih seragam, sederhana, cepat, efisien dan
akan tercipta pengenaan Pajak yang lebih adil dan merata.
Dari tujuan tersebut diharapkan dapat tercipta beberapa hal sebagai berikut :
1. Tertib administrasi Objek Pajak dan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Penyempurnaan Basis Data melalui SISMIOP (Sistem Managemen Informasi
Objek Pajak).
3. Peningkatan Pendapatan Negara dan Pendapatan Daerah dari sektor Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
4. Kelengkapan Data yang ada dapat dimanpaatkan untuk kegiatan Pendataan
lanjutan baik melalui SIG (Sistem Informasi Geografis) maupun Info Rinci.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 1


5. Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar kegiatan Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB meliputi
tahapan kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan-persiapan
2. Survei dan Penelitian ZNT dan NIR
3. Orientasi Lapangan dan Identifikasi Geografri, Batas Wilayah Administrasi
Pemerintahan dan Batas Blok.
4. Identifikasi dan Pengukuran Objek Pajak.
5. Pembuatan NOP dan Pemasangan Stiker .
6. Pencetakan, Penyampaian dan Pengumpulan kembali SPOP/LSPOP
7. Pembuatan Master File Basis Data.
8. Pembuatan Peta-peta PBB.
9. Pembuatan Peta digital
Semua peralatan/perangkat keras,personalia,transportasi dan akomodasi untuk
mendukung kelancaran pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pihak Konsultan.

10. Sumber Pendanaan


Untuk pelaksanaan kegiatan ini telah dialokasikan dana dari APBD Kabupaten
Majalengka Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah)
termasuk Pajak.

11. Lokasi Kegiatan


Lokasi kegiatan Penataan Objek dan Subjek PBB Tahun 2011 direncanakan di
Kecamatan Sindangwangi, tersebar di 7 (tujuh) Desa yaitu :
1. Desa Padaherang
2. Desa Lengkong wetan
3. Desa Lengkong kulon
4. Desa Jerukleueut
5. Desa Leuwilaja
6. Desa Buahkapas
7. Desa Ujungberung

8. Jangka Waktu pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan 90 (sembilan puluh) hari
kalender. Dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, Pihak Pelaksana/Konsultan
dapat menerima pinjaman material dari pemberi tugas sebagai berikut :

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 2


1. Data Objek Pajak dan Subjek Pajak lama (existing data) dari KPP Pratama
setempat.
2. Peta Desa Lama dari KPP Pratama setempat.
3. Daftar biaya Komponen Bangunan untuk Kabupaten dari KPP Pratama
setempat.
4. Pinjaman Program SISMIOP dari KPP Pratama.

5. Laporan Pelaksanaan Kegiatan


Untuk tertibnya administrasi serta mempermudah evaluasi, pihak pelaksana
berkewajiban untuk menyampaikan laporan perkembangan kegiatan (Progress
Report) kepada Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Majalengka selaku Penanggungjawab Program Kegiatan melalui Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan Penataan Sistem Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan di
Kabupaten Majalengka Tahun 2011. Adapun jenis pelaporan meliputi : Laporan
Pendahuluan, Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.

6. Personalia ( tenaga yang dibutuhkan)


Bagi konsultan Pelaksana yang akan melaksanakan kegiatan Penataan Sistem
Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Majalengka thun 2011,
sekurang-kurangnya harus menyediakan tenaga pelakasaan sebagai berikut :
Tenaga Ahli Profesional :
1. Team Leader, S2 atau S1 Geodesi dengan pengalaman minimal 7 (tujuh) tahun
dibidang pengukuran dan pemetaan serta registrasi Pajak Bumi dan Bangunan
sebanyak 1 (satu) orang.
2. Ahli Informatika, S1 Informatika dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun
dibidang software pemetaan (GIS) dan Data Base,sebanyak 1 (satu) orang.
3. Ahli Pemetaan, S1 Geodesi dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang
pengukuran dan pemetaan (GIS),sebanyak 1 (satu) orang.
4. Ahli Sarana dan Prasarana, S1 Teknik Sipil / Planologi dengan pengalaman
minimal 5 (lima) tahun dibidang pendataan PBB, penilaian fungsi lahan atau
proyek infrastuktur , sebanyak 2 (dua) orang.
5. Ahli Sosial Ekonomi, S1 Ekonomi atau Ilmu Sosial dengan pengalaman minimal 5
(lima) tahun dibidang pendataan PBB, penilaian tingkat ekonomi masyarakat dan
penilaian aset, sebanyak 1 (satu) orang.
6. Koordinator Survey, berpendidikan minimal S1 Teknik Geodesi / Sipil dengan
pengalaman survey pemetaan dan pengukuran serta pendataan minimal 5 (lima)
tahun sebanyak 1 (satu) orang.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 3


Tenaga Sub Profesional / Pendukung
1. Tenaga surveyor berpendididkan minimal SMA/SMK dengan pengalaman bidang
pendataan dan survey pengukuran minimal 3 (tiga) tahun, sebanyak 7 (tujuh)
orang.
2. Operator GISberpendidikan minimal SMA/SMK dengan pengalaman
menggunakan software pemetaan berbasis GIS minimal 3 (tiga) tahun, sebanyak
2 (dua) orang.
3. Operator CAD berpendidikan minimal SMA/SMK dengan pengalaman sebagai
Drafter Cad minimal 3 (tiga) tahun dengan presentasi baik sebanyak 2 (dua)
orang.
4. Tenaga Operator Komputer berpendidikan minimal SMA/SMK dengan
pengalaman minimal 3 (tiga) tahun dibidang komputerisasi umum dan
pendataan, sebanyak 1 (satu) orang.
5. Tenaga Administrasi berpendidikan minimal SMA/SMK dengan pengalaman
minimal 3 (tiga) tahun dibidang administrasi proyek sebanyak 1 (satu) orang.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 4


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Umum
Agar hasil akhir Penataan Sistim Objek dan Subjek PBB dapat mencapai
sasaran, maka pihak pelaksana diharapkan senantiasa mengacu kepada ketentuan
dan peraturan serta kesepakatan yang berlaku dan selalu berkoordinasi dengan
instansi teknis terkait yaitu KPP Pratama Kuningan yang bertugas melaksanakan
pengawasan dan supervisi selama kegiatan pendataan.
Pelaksana pekerjaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan Objek dan subyek
PBB harus mengikuti tata cara kerja dan semua persyaratan teknis yang masih
berlaku di Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan diantaranya :
1. Surat Edaran Dirjen Pajak No. Gf-33/PJ.6/1993 tanggal 14 Juni 1993 tentang
petunjuk Teknis Pemetaan PBB tahun 1993 serta penyempurnaannya.
2. Surat Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-533/PJ.6/2000 tanggal 20 Desember 2000
tentang petunjuk pelaksanaan Pendaftaran ,Pendataan ,dan Penilaian Objek dan
Subjek PBB dalam rangka Pembentukan dan / atau Pemeliharaan Basis Data
SISMIOP.
3. Petunjuk Penggambaran Peta-peta PBB tahun 1998 serta penyempurnaannya.
Pada garis besarnya tata cara pelaksanaan pekerjaan pengukuran Objek PBB ini
dapat dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai bderikut :
1. Persiapan-persiapan, meliputi :
1. Persiapan administrasi dan penyiapan formulir-formulir yang akan digunakan
2. Persiapan personil pelaksana
3. Persiapan peralatan termasuk pengujian dan pengaturan kembali
(Adjustment) alat-alat ukur sebelum digunakan dilapangan.
4. Membuat perencanaan waktu pelaksanaan ( Time Scedulle)
5. Pengumpulan semua peta dan data PBB eksisting.
6. Lay out peta desa lama, transformasi koordinat peta yang ada menjadi
koordinat U.T.M. penarikan Jaring-jaring grid U.T.M.
2. Survei dan Penelitian ZNT dan NIR
3. Orientasi Lapangan dan Identifikasi Geografis Batas wilayah Administrasi dan
Batas Blok, meliputi :
1. Survei dan penelitian ZNT dan NIR
2. Orientasi lapangan dan Identifikasi peta lama, identifikasi geografis batas
wilayah administrasi pemerintahan dan batas blok.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 5


3. Pengukuran bidang Objek Pajak Bumi dan Bangunan .
4. Pembuatan NOP dan Pemasangan Stiker
5. Pencetakan , penyampaian dan pengumpulan kembali SPOP / LSPOP.
6. Verifikasi atau Konfirmasi hasil pencatatan dengan ketua RT atau Lurah
setempat ( Verifikasi ke I )danVerifikasi dengan Desa setempat ( Verifikasi
ke II ).
7. Pengumpulan data informasi harga jual tanah.
4. Pengukuran Objek Pajak
5. Pembuatan NOP dan Pemasangan Stiker
6. Pencetakan , Penyampaian dan Pengumpulan kembali SPOP / LSPOP
7. Pembentukan Master File Basis Data PBB, meliputi :
1. Perekaman Data (key in data ) Objek Pajak
2. Print Out DHR dan validasi DHR sementara
3. Print Out DHR akhir per Blok dengan satuan per Desa
4. Print Out table ZNT

8. Pembuatan Peta-peta PBB, meliputi :


1. Peta Blok Untuk perkotaan dan Desa yang terdiri dari perumahan skala 1:
1.000.
2. Peta Desa Skala 1 : 5.000
3. Peta ZNT Final terdiri dari : Manuskrip ZNT Desa skalanya sama dengan
skala peta Desa dan Manuskrip ZNT Blok skalanya sama dengan skala Peta
Blok.
4. Peta digital (GIS)

9. Ketentuan dan Petunjuk Tata Cara Pelaksanaan Lapangan


Dalam kegiatan pendataan dan reklasifikasi PBB harus tersedia peta-peta dasar
dan data-data yang diperoleh dari kegiatan pembentukan basis data yang telah
dilaksanakan sebelumnya. Peta Data tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam
kegiatan perbaikan/pemeliharaan dan verifikasi yang menjadi lingkup kegiatan
pendataan ini.
Peta yang sudah tersedia , perlu diperiksa dahulu mengenai :
1. kelengkapan bidang / OP beserta NOP yang pernah / sudah diukur
2. Sistem koordinatnya
3. Sambungan antara satu peta dengan peta lainnya,baik peta Desa maupun Peta
Blok
4. Kelengkapan detailnya
5. Ketelitian / akurasi peta tersebut yang dapat dichek secara acak di lapangan.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 6


6. Kelengkapan peta (seluruh areal yang diperlukan)
Selanjutnya kegiatan survei dan penelitian ZNT/NIR dilaksanakan sesuai dengan
Ketentuan yang diatur dalam Kep.Dirjen Pajak No. 533/PJ/2000. Sedangka orientasi
lapangan dan identifikasi geografi, batas wilayah administrasi Pemerintahan dan
Batas Blok dilaksanakan dengan cara mencocokan batas wilayah admininstrasi yang
tergambar pada peta lama yang telah dibatasi batas blok. Pada waktu melak-
sanakan pencocokan batas-batas kehutanan/ perkebunan harus disaksikan pula oleh
unsur perhutanan/perkebunan pada kegiatan tersebut dicocokan detail lapangan
lainnya seperti kali,parit,jalan-jalan yang ada di lapangan yang belum tergambar
pada peta kerja,walaupun detail tersebut tidak merupakan batas blok .Apabila
terjadi perubahan batas desa/blok di lapangan dan detail lapangan yang tidak
terekam pada peta kerja ,maka batas yang berubah diukur sesuai dengan
Perubahan yang sudah terjadi dilapangan dan dicetak pada formulir perubahan
detail.

Selanjutnya batas desa/blok yang tergambar pada peta kerja dibetulkan sesuai
dengan hasil ukuran yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada daerah yang tidak
terekam dalam peta kerja, umpanya perkampungan, perumahan, pemukiman, maka
daerah ini perlu diadakan pengukuran teristis dengan cara :

Pengukuran detail :
Pada pengukuran ini semua titik-titik detail/benda-benda alam yang nantinya
akan dipakai sebagai batas blok atau informasi wilayah pada peta desa harus diukur.
Hasil pengukuran detail harus digambar pada peta kerja.
Alat yang dipakai adalah :
1. Rantai /pita ukur ,apabila perubahan batas blok yang tidak tergambar pada peta
tidak banyak dan mudah penggambarannya.
2. Alat ukur T.O apabila perubahan batas blok yang tidak tergambar pada peta
banyak dan sulit penggambarannya.
Kegiatan Verifikasi, Identifikasi, dan Pengukuran Objek Pajak yang Berubah
Bertambah.

Verifikasi dilakukan terhadap semua Objek Pajak yang berada dalam wilayah
obyek kegiatan ini dilaksanakan untuk mencocokan data yang ada baik, objek
maupun subjek pajak dengan ketentuan yang ada pada saat ini.

Yang harus hadir pada kegiatan ini adalah :

1. Para Subjek/wajib pajak yang bersangkutan dengan pamong desa atau staf desa
yang ditunjuk sebagai saksi.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 7


2. Apabila Subjek/wajib pajak berhalangan hadir dapat mewakilkan lain (dengan
surat kuasa) yang mengetahui batas-batas bidang objeknya.
3. Pada saat melaksanakan rincikan Objek Pajak, wajib pajak diwajibkan membawa
surat tanda pembayaran PBB (SPPT/STTS/Girik) untuk dicatat.
Agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan lancar maka sebelum petugas
terjun di lapangan, batas sudut bidang objek, sudah diberi tanda yang jelas
(umpamanya Patok) oleh wajib pajak yang bersangkutan dengan disaksikan oleh
wajib pajak yang ada disebelahnya. Identifikasi dan pengukuran Objek Pajak
kegiatan ini dilakukan terhadap Objek Pajak yang berubah akibat perkembangan
wilayah, pemecahan/penggabungan atau objek baru, cara pelaksanaannya adalah :
1. Pengukuran dilakukan setelah tersedia kerangka batas-batas Peta blok,
kerangka konsep peta blok tersebut di plot pada buku ukur dengan skala yang
dibawa sebagai peta kerja di lapangan.
2. Semua sisi bidang Objek Pajak harus diukur dengan seksama dan di Plot pada
buku ukur /FPIOP dengan skala 1 ; 1000.
3. Pada blok yang baru atau berubah sama sekali, pelaksanaan pengukuran Objek
Pajak diusahakan di mulai dari sebelah kiri atas blok terus ke kanan. kembali
lagi ke kiri (Sistem Spiral).
4. Pelakasanaan pengukuran batas-batas objek tanah/bangunan ini harus di
dasarkan atas petunjuk/informasi dari subjek/wajib pajak, apabila ada
perselisihan batas diantara subjek pajak, maka petugas ukur tidak dibenarkan
menentukan /memutuskan batasnya. Perselisihan batas hendaknya dapat
diselesaikan diantara mereka sendiri.
5. Seluruh bidang tanah yang diukur, dipasang tanda batas bidang dan setiap
bangunan yang ada dipasang stiker NOP.

Pada peta desa/kelurahan tiap blok perlu dituliskan luasnya dalam m2. Luas Blok
(Net Area dari blok) adalah luas kubang (gross area ) dari blok tersebut dikurangi
dengan luas area yang tidak diberi NOP misalnya jalan, sungai, tanggul dan
sejenisnya.

Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran batas desa dan batas blok yang
berubah adalah:

1. Total Station atau Theodoit dan EDM atau Theodolit dengan Rambu ukur atau
GPS bila perlu untuk menentukan posisi titik-titik kontrol.
2. Untuk pengukuran perubahan-perubahan kecil, alat ukur yang digunakan bisa
Theodolit dan tambur ukur atau pita ukur fiber glass. Alat ukur yang mengukur
Objek Pajak dengan Pita ukur fiber glass yang kondisinya baik pita ukur yang

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 8


sebagian putus tidak diijinkan untuk digunakan. Untuk pengukuran Sawah,
tambak, tegalan, kebun dst. Harus digunakan pesawat ukur (Theodolit).

Ketentuan Umum yang berlaku untuk pengukuran Objek Pajak, baik dengan pita
ukur maupun dengan pesawat ukur adalah sebagai berikut :

1. Sebelum dilakukan pengukuran objek pajak harus sudah tersedia kerangka peta
blok yang merupakan peta kerja , kerangka peta blok ini diperoleh dari peta batas
blok lama (bila ada ) atau peta desa.

2. Skala pembesaran kerangka peta blok untuk wilayah perkotaan dan


perkampungan Atau perumahan adalah 1 : 1000 atau lebih besar , sedangkan
untuk wilayah pedesaan yang hanya terdiri dari sawah dan tegalan saja adalah :
1 : 2500.dalam hal terdapat Objek Pajak yang ukurannya terlalu kecil misalnya
daerah pemukiman yang sangat padat yang petanya susah dibaca jika skalanya :
1 : 1000, dapat digunakan skala yang lebih besar (misalnya 1 : 1500) Pada
konsep kerangka Peta Blok ini harus sudah tercantum konsep Zona Nilai Tanah
(ZNT) awal yang disalindari konsep peta ZNT yang telah disiapkan KP Pratama
setempat.

3. Pengukuran Objek Pajak dengan pita ukur dilaksanakan dengan cara mengukur
sisi-sisi tiap objek pajak mencatatnya dalam buku ukur, menggambarkan dan
mencatat ukuran sisi-sisinya dalam sket ukur dengan skala tersebut diatas. Untuk
Objek pajak segi empat tetapi sudut-sudutnya tidak tegak lurus maka yang diukur
kecuali keempat sisinya juga salah satu diagonalnya atau mengukur dua sudut
yang berhadapan secara sederhana yaitu menggunakan busur derajat di
lapangan. Angka atau data hasil ukuran sisi dan diagonal tersebut dicantumkan
pada sisi garis yang di ukur. Penggambaran sket hasil ukuran agar menggunakan
garisan skala.

4. Pengukuran Objek Pajak dengan pesawat ukur dilaksanakan dengan membidik


titik sudutnya Peta dasar yang digunakan pada pengukuran objek pajak dengan
pesawat ukur adalah peta dari hasil pembentukan basis data .

5. Jarak yang digunakan untuk perhitungan luas adalah jarak dibidang datar (jarak
proyeksi)

6. Dalam hal wajib pajak mempunyai data luas tanah/bangunan yang berdasarkan
surat resmi dari instansi yang berwenang (misalnya sertifikat atau IMB), maka
data tersebut dapt digunakan. Jika luas ukuran berbeda jauh dengan luas yang
tertulis pada sertipikat maka kedua-duanya dicatat dan dilaporkan kepala KPP
Pratama Kuningan. yang ditulis dalam kotak luas dalam SPOP (kotak no. 22)
KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 9
adalah luas hasil ukuran, sedang luas sertipikat/IMB ditulis disampingnya dengan
warna lain. Nomor dan tanggal sertipikat/IMB harus dicantumkan. Pencatatan
tersebut dilakukan baik dalam buku ukur maupun dalam SPOP.

7. Pada saat pengukuran Objek pajak dilakukan penyampaian SPOP dan pengisian
LSPOP.

8. Penetuan batas Objek Pajak berdasarkan penunjukan dari subjek/wajib pajak atau
yang dikuasakan.

9. Dalm hal terdapat sengketa batas, Objek pajak tersebut tetap di ukur dengan
mengurangi batas yang disengketakan, sehingga masing-masing Objek akan
berkurang dari semestinya Pada masing-masing nama Subjek Pajak tersebut
diberi keterangan “ Sengketa Batas “.
10. Dalam hal terdapat sengketa pemilikan, objek pajak tersebut tetap diukur dan
pihak yang menguasai dan atau memanpaatkan objek pajak tersebut ditetapkan
sebagai wajib pajak. Pada nama subjek pajak yang menguasai objek pajak
tersebut supaya diberi keterangan “ sengketa pemilikan “.

11. Koreksi jarak atau kesalahan linier yang diperkenankan antara panjang garis
kerangka peta blok dan hasilukuran dilapangan adalah 1 : 200.

12. Koreksi azimuth yang diperkenankan antara peta blok dan hasil ukuran
dilapangan adalah 5 I ( lima menit akar n)

13. Koreksi luas yang diperkenankan antara luas baku blok dengan jumlah luas
Objek Pajak (bumi/tanah) dalam blok tersebut adalah 2 %.
14. Standar prestasi kerja rata-rata untuk daerah kondisi sedang minimal adalah per
hari 15 Objek pajak untuk wilayah perkotaan atau 20 objek pajak untuk wilayah
pedesaan.

15. Setiap sore atau malam agar selalu dilakukan penyempurnaan hasil ukuran,
melakukan opdract hasil ukuran ,menghitung luas hasil ukuran, meminta gambar
sket lapangan (dalam FPIOP, melengkapi isian SPOP dan LSPOP, hal ini perlu
dilakukan secara terus menerus agar pekerajan tidak menumpuk.

16. Pengukuran Objek Pajak dengan Pita Ukur


Pengukuran Objek Pajak dengan pita ukur dilakukan jika kondisi blok di lapangan
sebagai berikut :
1. Blok yang diukur merupakan perkumpulan / daerah tempat tinggal yang padat,
dan letak objek pajaknya tidak teratur.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 10


2. Blok-blok yang relatip luas untuk bidang-bidang Op yang ukurannya terlihat besar
atau yang bentuknya tidak teratur misalnya sawah, ladang, kebun dsb.
Pengukuran luas tidak diizinkan dengan hanya menggunakan pita ukur melainkan
harus dengan pesawat ukur (theodolit).
Tata cara Pengukuran Objek Pajak dengan pita ukur adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran dimulai dari objek pajak yang terletak disebelah utara barat (pada
kerangka konsep peta blok terletak disebelah kiri atas), ke timur atau ke selatan
2. Semua sisi bidang objek pajak diukur dengan pita ukur dan ditulis angka
ukurannya pada sisi sisinya.
3. Perhitungan luas objek pajak sedapat mungkin dilakukan pada saat pengukuran
dengan menggunakan kalkulator berprogram.
4. Pemberian NOP, pemasangan stiker , dan pengisian SPOP/LSPOP sebaiknya
dilakukan pada saat pengukuran
5. Penadatanganan SPOP oleh subjek pajak/wajib pajak dilakukan setelah selesai
pengukuran objek pajak tersebut.
6. Pencocokan hasil ukuran harus sudah selesai dilakukan sebelum penggambaran
konsep Peta blok .
7. Untuk pengukuran objek pajak dengan pita ukur ini,baik untuk buku ukur lapangan
maupun konsep peta blok harus digunakan Formulir pengukuran dan identifikasi
objek PBB. (tidak diizinkan menggunakan lembaran kertas kosong atau formulir
atau buku ukur bentuk lain ).

Tahap-tahap Pelaksanaan

Tahap-tahap dalam pengukuran Objek Pajak dengan pita ukur meliputi :

1) Persiapan di kantor
Persiapan yang harus dilakukan di kantor meliputi persiapan perangkat kerja dan
lain-lain yang diperlukan dalam pengukuran antara lain :
1. Peta blok (lama) dan peta blok kelurahan (lama).
2. Formulir ukur yang telah digambarkan kerangka peta blok hasil pembesaran
dengan skala yang telah disesuaikan dan akan menjadi Peta kerja.
3. Formulir yang diperlukan dalam kegiatan pendataan :
1. SPOP / LSPOP
2. Daftar luas tiap blok
4. Alat ukur ( pita ukur dan kompas )
5. Kalkulator berprogram sebagai alat penghitung luas OP.
6. Alat-alat tulis
7. Surat Tugas

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 11


2) Persiapan di lapangan
Persiapan –persiapan yang perlu dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Pelaksana Kegiatan dan KPP Pratama mengadakan rapat penyuluhan dengan
aparat desa dan kecamatan.
2. Team leader mengadakan penyuluhan tentang maksud dan tujuan pengukuran
Objek pajak kepada subjek pajak (termasuk Instansi Pemerintah )yang memiliki
tanah di daerah yang akan dilakukan pengukuran. Pada kegiatan ini sebelum
hari pengukuran, subjek/wajib dianjurkan untuk memberi tanda batas-batas
pemilikan tanah yang dikuasai dengan disaksikan oleh subjek/wajib pajak yang
berbatasan.
3. Melaksanakan penataran teori dan praktek seluruh calon surveyor pelaksanaan
Oleh Team Leader dengan bantuan KPP Pratama Kuningan dan staf supervisi.
4. Menyusun Tim Kecil Pengukuran yang terdiri dari :
1. 1 (satu) orang surveyor (petugas teknis pengukuran bumi dan bangunan)
2. 1 (satu) orang petugas pendata penyelesaian SPOP dan pemasangan stiker
NOP (biasa dilaksnakan oleh asisten Surveyor ).
3. 1 (satu) orang staf desa /kelurahan.
4. 1 (satu ) atau 2(dua) orang penarik pita ukur.

Mencocokan Batas Blok Dilapangan


Batas blok yang tergambar pada peta kerja dicocokan dengan batas blok di
lapangan jika kerangka blok ternyata tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang
ada maka kerangka blok tersebut harus dibetulkan dengan cara melakukan
pengukuran kembali .
Pencocokan batas blok yang merupakan batas wilayah administrasi (propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa) harus disaksikan dan disetujui oleh masing-masing
kepala desa atau petugas desa yang ditunjuk dari masing-masing desa yang
berbatsan. Jika terdapat perbedaan pendapat tentang bats blok yang merupakan
batas wilayah administrasi ,maka batas blok dapat dilakukan kembali jika sudah
terdapat kesepakatan atau surat resmi dari pihak yang berwenang, apabila terdapat
batas blok dilapangan yang berubah, maka pada peta kerja dan peta dasar, batas
blok yang berubah dibetulkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di lapangan.

Perhitungan Luas
Perhitungan luas dilakukan setelah ukuran sisi dan diagonal atau salah satu
sudut tiap objek pajak diketahui. Perhitungan luas sedapat mungkin dilakukan di
lapangan, jika hal ini tersebut tidak/belum dapat dilakukan maka setiap sore
perhitungan luas Obyek Pajak harus diselasaikan.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 12


Pemasangan Stiker
1. Stiker harus ditempelkan pada objek bangunan. Dengan pemasangan stiker ini
Mudah dibedakan antara objek yang sudah di data dan yang belum didata. Jika
sebidang tanah dengan satu NOP memiliki beberapa bangunan maka masing-
masing bangunan agar ditempel I dengan stiker nop dengan nomor NOP urut
bangunannya.

2. Penempelan stiker dilakukan bersamaan dengan pengukuran Objek Pajak.

3. Sebelum stiker ditempelkan, terlebih dahulu diisi lengkap unsur NOP yaitu Propinsi
Kabupaten, Kecamatan, Desa, nomor blok ,dan nomor Objek Pajak. Di balik stiker
agar dituliskan nama WP dan alamt RT/RW atau Lingkungannya. Hal ini perlu
untuk mencegah kekeliruan pemasangan dan tanda bukti bahwa stiker NOP
sudah di pasang.

Penyampaian, Pengembalian dan Penatausahaan SPOP


1. SPOP yang diberikan kepada subjek/wajib pajak adalah SPOP perseorangan
untuk diisi sesuai dengan ketentuan yang berlaku khusus untuk proyek ini sket/
denah lokasi Objek Pajak pada formulir SPOP halaman 2 tidak perlu digambar .
2. Jika pada waktu pengukuran ObjekPajak SPOP tidak dapat ditanda tanganioleh
subjek /wajib pajak atau kuasanya. maka tidak perlu diberikan tanda terima
penyampaian SPOP (KPP Pratama 1.4) & Tanda terima pengembalian SPOP
(KPP Pratama 1.5). Apabila pada waktu pengukuran Objek Pajak SPOP belum
dapat ditanda tangani oleh Subjek/wajab pajak atau kuasanya, maka petugas
menyediakan 2 (dua) lembar SPOP. Satu lembar SPOP disampaikan kepada
subjek/wajib pajak beserta tanda terima penyampaian SPOP ( KPP Pratama
kuningan 1.4) dan SPOP tersebut terlebih dahulu diisi NOP pada kolom yang
telah disediakan SPOP yang ke dua digunakan untuk mencatat data objek pajak
sebagai dokumen sementara hasil pendataan.
3. Untuk pendataan Objek bangunan digunakan formulir LSPOP yang diisi oleh
petugas Pada waktu pengukuran objek pajak.
4. Data luas yang diisikan ke dalam SPOP dan LSPOP dapat bersumber dari
subjek/wajib pajak, sepanjang data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan
berdasarkan pada bukti-bukti yang sah seperti Sertipikat ,IMB, ataupun surat
resmi dari instansi lain yang berwenang.

5. Untuk memperlancar perekaman dann pengambilan SPOP sebaiknya ditetapkan


oleh Petugas ukur dengan memperhitungkan lamanya SPOP diisi oleh subjek
/wajib pajak.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 13


6. SPOP yang diterima dari subjek/wajib pajak diteliti kebenaran dibandingkan
dengan hasil pendataan/pengukuran, jika terdapat perbedaan yang besar, perlu
dilakukan penelitian ulang terhadap objek tersebut.

7. SPOP yang sudah diterima kembali dari subjek /wajib pajak kemudian dihimpun
dalam satu berkas (200 lembar) dan diberi nomor berkas.

Penelitian Perhitungan Luas


Jika perbedaan antara jumlah luas seluruh Objek pajak (bumi/tanah) dalam suatu
blok dengan luas baku blok lebih dari 2% maka harus diadakan penelitian ulang hasil
pengukuran di lapangan atau perhitungan luas tiap objek pajak gejala kesalahan
pengukuran juga dapat dilihat jika hasil opdracht atau gambar bidang-bidang tanah
yang bentuknya empat persegi panjang tergambar menjadi bentuk belah ketupat.

Verifikasi / Pencocokan Data


Setelah pendataan satu desa selesai maka hasil pendataan yang telah
dikonfirmasikan dengan ketua RT atau kepala dusun tersebut perlu diverifikasi oleh
kepala desa. Dalam pelaksanaanya Kepala Desa dapat menugaskan pamong desa
yang dianggap paling mengetahui tentang status tanah dan bangunan di desanya.
Bahan yang diverifikasi ke II ini sama dengan bahan yang diverifikasi tahap I.
Dalam pencocokan data objek pajak, petugas didampingi pamong desa setempat
dengan cara sebagai berikut :
1. Pencocokan data objek pajak dilaksanakan pada setiap blok
2. Pencocokan peta kerja dan SPOP / LSPOP untuk meneliti adanya kesalahan :
3. Penunjukan batas objek pajak ;
4. Nama subjek pajak / wajib pajak
5. Ukuran luas objek pajak
Semua kesalahan data yang ada dicoret merah satu kali dan di ganti dengan
tinta merah serta diparaf oleh staf desa yang melakukan verifikasi .
6. Apabila terdapat objek pajak yang terlewat diukur , maka objek tersebut harus
diukur dan ditempel stiker NOP pada objek bangunannya , apabila terdapat
kekeliruan administrasi, maka kekeliruan tersebut harus dibetulkan sebagaimana
mestinya . NOP bagi objek pajak yang terlewat merupakan urutan NOP yang
sudah terlanjur diberikan pada objek pajak sebelumnya misalnya NOP terakhir
200 maka NOP yang terlewat tersebut adalah 201.
Setelah kegiatan verifikasi, data SPOP /LKPP dibetulkan sebagaimana mestinya
sesuai dengan hasil verifikasi. SPOP yang sudah benar diberikan kembali
kepada subjek /wajib untuk ditandatangani.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 14


Setelah oleh Kepala Desa selesai maka halaman terakhir data lapangan diberi
garis penutup sehingga tidak semua orang dapat merubah data yang telah
diverifikasi . Kegiatan selanjutnya adalah pembuatan berita acara yang
menyatakan bahwa data hasil pendataan ini sudah dicocokan dengan keadaan
objek di lapangan dan sudah susuai dengan keadaan sebenarnya.
Data yang diverifikasi tetap hanya rangkap 1 (satu) tetapi berita acara dibuat
rangkap 3 (tiga) .
Cover buku ukur bagian luar dan hanya rangkap 1 (satu) tetapi berita acara
ditandatangani dan dicap oleh Kepala Desa yang bersangkutan.
Berita acara digunakan untuk :
7. 1 (satu) lembar untuk Petugas /Konsultan sebagai alat pembetulan.
8. 1 (satu) lembar untuk Kepala Desa / Kelurahan
9. 1 (satu ) lembar untuk KPP Pratama Kuningan

Pengukuran Objek Pajak dengan Pesawat Ukur


1. Pengukuran Objek Pajak dengan pesawat ukur dilakukan jika kondisi blok
sebagai berikut : Bidang tanah yang diukur bentuknya tidak teratur atau
merupakan daerah sawah, tambak, tegalan, kebun dan sebagainya, atau daerah
yang tidak padat bangunan Objek Pajak seperti ini tidak boleh hanya diukur
dengan pita ukur saja.

2. Bidang tanah yang arealnya cukup luas.


Tata cara Pengukuran Objek Pajak Dengan Pesawat Ukur
1. Menentukan dan memberi tanda titik-titik sudut dan tikungan yang akan diukur
merencanakan/menentukan jalur pengukuran. usahakan memilih tempat berdiri
Instrumen yang dari tempat tersebut dapat membidik titik-titik sudut tiap objek
pajak sebanyak mungkin.
2. Pengukuran diusahakan dimulai dari Objek Pajak yang terletak disebelah utara
barat, ke timur atau ke selatan secara spiral.
3. Panjang sisi-sisi tiap Objek Pajak harus diukur dengan pita ukur maupun dengan
pesawat ukur.
4. Perhitungan luas Objek Pajak sedapat mungkin dilakukan pada pengukuran
5. Pemberian NOP, pemasangan stiker dan pengisian SPOP/LKPP dilakukan pada
saat pengukuran, dan penandatangan SPOP oleh subjek /wajib Pajak dilakukan
setelah selesai pengukuran.
6. Data ukuran lapangan dicatat dalam buku ukur terristris. Selanjutnya dari buku
Ukur tersebut hasilnya diopdrach dalam : Formulir pengukuran dan Identifikasi
Objek Pajak (FPIOP) PBB sebagai konsep akhir Peta Blok.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 15


Penggambaran Peta
Penggambaran Peta Desa, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Peta Desa dibuat tiap desa
2. Skala peta 1 : 5.000 (untuk pedesaan)
3. Peta Desa memuat blok-blok yang ada di desa tersebut beserta nomor blok dan
luas dari masing-masing blok.
4. Peta Desa menggambarkan semua Jalan raya, KA,Perairan dan detail medan
utama lain masing-masing dengan namanya. Deatil-detail utama ini yang
biasanya dijadikan batas blok .
5. Ukuran lebar kertas peta desa 80 X 110 Cm
6. Ukuran muka peta 70 X 80 cm
Isi Peta Desa :
7. Semua blok, nama dan luas. Nomor blok ditulis dengan huruf Arab, selalu
dituliskan menjadi 3 (tiga) digit. contohnya : 003.005.007.009 dan seterusya.
Masing-masing angka nomor blok ini dituliskan di dalam sebuah lingkaran.
8. Semua detail-detail alam dan buatan manusia seperti jalan, sungai, gedung-
gedung yang dianggap perlu seperti kantor
desa/kelurahan/polisi/kecamatan/rumah sakit dan tugu-tugu seperti tugu Km,
triangulasi, monumen yang semuanya dalam bentuk lambang/legenda.
9. Dicantumkan nama-nama desa/kecamatan/kabupaten/propinsi yang berbatasan.
10. Pada bagian kanan bawah peta kelurahan peta desa diisi dengan keterangan :
7. Logo Pemerintah Daerah
8. Skala peta numeris dan grafis
9. Nomor lembar peta
10. Tahun pembuatan
11. Keterangan sumber data pembuatan peta
12. Nama kabupaten
13. Nama kecamatan
14. Nama kelurahan /desa
15. Arah utara
16. Indeks letak lembar tersebut terhadap lembar yang lain di dalam satu
Kecamatan
1. Pada bagian tengah bawah peta kelurahan ,diisi dengan legenda yang
diperlukan seperti :
17. Batas desa
18. Batas kecamatan
19. Batas Kabupaten
KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 16
20. Batas Blok
21. Jalan ( Utama,protokol,penghubungkomplek, KA dll)
22. Sungai, kali,selokan
23. Detail lainya yang dipergunakan.
1. Pada bagian kiri bawah peta kelurahan , diisikan :
24. Keterangan sumber data pembuatan
25. Tahun pembuatan
26. Nama instansi yang membuat
1. Pada bagian tengah atas diisikan dengan Nama Desa
2. Pada bagian tepi muka peta di gambar garis grid tiap 5 cm dan dilengkapi
dengan angka kilometer penuh.
3. Pada bagian atas kiri dicantumkan nomor lembar.
4. Pada bagian atas kanan dituliskan tahun edisi dan nomor kode wilayah.

27. Penggambaran Peta Blok


1. Ketentuannya
1. Peta Blok dibuat tiap blok
2. Peta Blok menggambarkan letak dan ukuran dari masing-masing Objek pajak di
dalam satu blok.
3. Peta Blok untuk pedesaan berskala 1 : 2.000 untuk perkotaan berskala 1 ;
1000 untuk daerah yang objek pajaknya jarang atau ukurannya relatip besar ,
dan berskala1 ; 500 bagi daerah yang ukuran objek pajaknya kecil.
4. Peta blok asli hitam putih skala 1 ; 1.000 atau 1 : 2.000 atau 1 : 2.000 pada
drafting film.
5. Ukuran lebar kertas blok adalah :
Muka peta 50 cm X 50 cm
Lebar luar peta 55 cm X 62,5 cm
2. Isi Peta Blok
1. Gambar-gambar bidang tanah dan bangunan yang ada pada blok yang
bersangkutan
2. Tiap Objek pajak diberi nomor urut NOP nomor NOP terakhir diberi tanda
khusus.
3. Pada batas peta dicantumkan nomor blok , nama-nama desa / kecamatan /
kabupaten propinsi yang berbatasan.
4. Detail batas digambar penuh
5. Jarak grid setiap 10 cm X 10 Cm berbentuk garis silang tegak lurus ukuran 1
cm X 1 cm dan dilengkapi dengan angka harga koordinat proyeksi U.T.M.
KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 17
6. Peta kiri dan kanan bawah peta blok diisi dengan keterangan antara lain :
7. Logo Departemen keuangan
8. Skala peta numeris dan grafis
9. Nomor lembar peta
10. Tahun pembuatan
11. Keterangan sumber data pembuatan peta
12. Nama kabupaten
13. Nama Kecamatan
14. Nama kelurahan /desa
15. Pada bagian tengah bawah peta blok, diisi dengan legenda yang
diperlukan seperti
16. batas kelurahan
17. Batas kecamatan
18. Jalan ( utama, penghubung,komplek,KA,dll)
19. Batas Blok
20. Bangunan
21. Selokan/got,sungai
22. Arah utara
23. Pada bagian tengah atas, diisi : Blok : ……………….. Desa……………….

3. Cara Pembuatan Peta Blok.


Peta blok dibuat dengan cara sebagai berikut :
1. Ukuran objek pajak di daerah yang nilai jual tanahnya mahal harus dilakukan
seca sangat teliti. Kerangka blok diukur dengan alat ukur yang presisi,
misalnya : Total station atau theodolit dengan EDM. Sedangkan untuk daerah-
daerah dengan nilai jual tanah rendah, kerangka blok boleh diukur dengan
theodolit rambu ukur atau pita ukur.
2. Untuk daerah-daerah yang sangat padat yang tidak memungkinkan dilakukan
pengukuran dengan theodolit maka ukuran objek pajak dilakukan dengan pita
ukur fiberglass. untuk daerah terbuka atau objeknya luas. Pengukuran agar
dilakukan dengan theodolit semua sisi Objek pajak harus diukur ,disamping
itu jumlah unsur objek pajak yang diukur harus memungkinkan kita
menggambarkan objek pajak tersebut secara matematika benar.
3. Untuk objek pajak yang berbentuk segiempat,pengukurannya harus dilakukan
dengan cara mengukur diagonal dan semua sisi objek pajak atau semua sisi-
sisi dan salah satu sudutnya, sehingga secara matematis objek pajak tersebut
dapat digambarkan dengan benar.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 18


4. Penggambaran hasil ukuran secara teliti (opdracht) batas-batas blok serta
kerangka blok yang ada digambar secara teliti diatas kertas millimeter.
Selanjutnya dilakukan (opdracht) masing-masing ukuran objek pajak untuk
membuat konsep peta blok atau manuskrip peta blok pada format lembar peta
blok atau pada lembar opdracht.
5. Petugas lapangan setiap hari , membuat konsep peta blok induk .Digambar
berupa :
6. Semua objek pajak berupa bumi digambar dengan garis tengah (garis
penuh)
7. Semua objek pajak berupa bangunan digambar dengan garis putus-putus.
8. Pada tiap objek pajak dituliskan NOPnya dengan angka Arab ditulis
langsung tanpa ditambah angka 0 atau 00 , contohnya : 4,5,6,dst bukan
004,005,006 dst.

9. Penggambaran Peta ZNT


Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penentu ZNT sepenuhnya adalah kewenangan KPP Pratama Kuningan.
2. Peta ZNT untuk Desa dibuat dengan cara memfotocopy Peta ZNT yang
bersangkutan Skalanya sama dengan peta desa : yang dicopy Hasil fotocopy ini
dijadikan peta kerja untuk membuat ZNT penyempurnaan.
3. Peta ZNT untuk lampiran SK. Kakanwil dibuat dengan cara memperkecil peta
ZNT Desa menjadi ukuran A4/A3
Isi Peta ZNT.
1. Semua detail-detail alam dan buatan manusia seperti jalan,sungai, gedung-
gedung yang dianggap perlu seperti kantor desa / kelurahan / polisi / kecamatan
/ rumah sakit dan tugu-tugu seperti tugu km, triangulasi, monumen yang
semuanya dalm bentuk lambang / legenda .
2. Dicantumkan nama-nama desa/kecamatan/kabupaten/propinsi yang berbatasan.
3. Pada bagian kiri bawah peta kelurahan / peta desa diisi dengan keterangan :
4. Logo Departemen
5. Skala peta numeris grafis
6. Nomor lembar peta
7. Tahun Pembuatan
8. Keterangan sumber data pembuatan peta
9. Nama Kabupaten
10. Nama Kecamatan
11. Nama kelurahan /Desa
KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 19
12. Arah utara
13. Indeks letak lembur tersebut terhadap lembar-lembar yang lain didalam
satu kecamatan..
14. Pada bagian tengah bawah peta ZNT , diisi dengan legenda yang
diperlukan seperti :
15. Batas desa
16. Batas Kecamatan
17. Batas Kabupaten
18. Batas Blok
19. Jalan ( utama ; protocol,penghubung komplek, KA dll)
20. Sungai, kali,selokan dll.
21. Warna/batas ZNT
22. Pada bagian kanan bawah peta ZNT, diisikan :
23. Keterangan sumber data pembuatan
24. Tahun pembuatan
25. Nama Instansi yang membuat
26. Pada bagian tengah atas peta diisi : PETA ZNT DESA ………………..
27. Peta ZNT pada peta blok
Pada copy blok batas ZNT digambar dengan warna batas ZNT,kode
ZNT dan NIR
28. Peta ZNT untuk lampiran SK. Kakanwil ( SK. Menkeu)
Peta ZNT desa / kelurahan diperkecil pada kertas fotocopy menjadi
berukuran A4,

Selanjutnya batas-batas ZNT diberi warna batas ZNT.

29. Pembuatan Master File Basis Data PBB Alpha Numeric.


Master file data PBB alpha numeric dibuat dengan cara sebagai berikut :
1. Perekaman Data
1. Data objek pajak hasil pendataan direkam (entry) dalam hardisk dengan
program SISMIOP.
2. Yang direkam adalah semua data yang berubah dan tercatat di dalam
SPOP, yaitu :
1. Nama dan alamat subjek pajak /wajib pajak
2. Luas objek pajak ( bumi dan / atau Bangunan)

3. ZNT

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 20


4. NOP
5. dan data lainnya sesuai dengan program yang telah ditetapkan
1. Tahapan Kegiatan Pembuatan Master file data adalah sebagai berikut :
Perekaman data dilakukan berturut-turut halaman demi halaman dan
bendel demi bendel SPOP. Tidak usah diurut desa demi desa asalkan
kecamatannya sama . Apabila data yang direkam ditolak oleh komputer
maka SPOP harus diteliti kembali karena kemungkin ada salah data.
Lembar-lembar SPOP yang sudah diproses harus diparaf dan diberi tanggal
pemrosesan oleh petugas operator komputer.

Setelah perekaman data selesai dalm satu kecamatan kemudian dibuatkan


cetakan keluarannya (print out ) dari master file dalm bentuk Daftar Hasil
Rekaman ( DHR)yang pertama untuk validasi.

Kegiatan validasi ini dimaksudkan untuk mencocokan hasil rekaman dengan


data aslinya yaitu SPOP. Apabila terjadi kekeliruan dalam perekaman,maka
dilakukan pembetulan dengan cara sebagai berikut :
1. Petugas pemeriksa memberi tanda dalam bentuk lingkaran dengan
warna merah setiap kesalahan yang terdapat pada DHR .
2. Petugas pemeriksaharus menyelesaikan pemeriksaan DHR dalam satu
Wilayah desa.
3. Petugas pemeriksa membuat daftar hasil pemeriksan DHR yang
memuat nomor urut, NOP jenis kesalahan dan keterangan .daftar
tersebut ditandatangani oleh pemeriksa dan diserahkan kepada
petugas perekam data.
4. Petugas perekam data bertugas melakukan editing data dengan cara
memperbaiki kesalahan perekaman, memberi tanda dengan
stabiloboss bahwa telah dilakukan editing dan menyerahkan hasil
validasi DHR kepada petugas pemeriksa.

Pembuatan DHR akhir


1. Setelah master file dibetulkan selanjutnya dicetak keluaran (print out) daftar ZNT
dan DHR akhir. DHR akhir terdiri dari dua jenis yaitu DHR menurut nomor urut
NOP atau DHR per blok dan DHR per desa. DHR per blok dibuat dua ply
masing-masing untuk kelurahan /desa dan untuk KPP Pratama Kuningan. DHR
per desa dibuat 1 (satu) saja untuk KPP Pratama Kuningan
2. Pembuatan DHR akhir dan daftar ZNT dikerjakan dengan kertas komputer
Continous form dengan berat minimal 70 gram..

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 21


Implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) PBB
Dengan ketentuan seagai berikut :
1. Pembentukan peta digital dilaksanakan dengan beberapa tahapan pekerjaan yaitu
:
1. Kompilasi peta dan orientasi lapangan
2. Pengadaan peta
3. Digitasi dan editing
4. Verifikasi lapangan
5. Hasil akhir dari pekerjaan ini adalah peta wilayah pekerjaan (peta desa/kelurahan
dan peta blok) dalam format digital yang lengkap dan memenuhi persyaratan
teknis yang dikehendaki;
6. Peta digital sebagai hasil akhir harus dalam format Mapinfo dan tersimpan dalam
satuan desa/kelurahan;
7. Peta digital hasil akhir terdiri dari layer-layer berikut :
1. Layer bidang tanah/milik,
2. Layer batas bangunan,
3. Layer jalan,
4. Layer sungai,
5. Layer teks,
6. Layer batas blok,
7. Layer simbol,
8. Layer batas kelurahan,
9. Layer batas kecamatan,
10. Layer batas kabupaten/kota;
11. Layer Kanwil;
12. Layer Kantor Pelayanan PRATAMA.
8. Setiap peta digital untuk satu desa/kelurahan disimpan dalam satu folder tersendiri
yang diberi nama sesuai desa/kelurahan yang bersangkutan, dan harus terdiri
dari layer-layer sebagai berikut :
1. Layer bidang tanah/milik,
2. Layer batas bangunan,
3. Layer jalan,
4. Layer sungai,
5. Layer teks,
6. Layer batas blok,
7. Layer simbol,
KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 22
8. Layer batas kelurahan;
9. Setiap folder peta desa/kelurahan yang terletak dalam satu kecamatan yang
sama, disimpan dalam satu folder tersendiri yang diberinama sesuai dengan
kecamatan yang bersangkutan. Di dalam folder ini juga disimpan peta layer
batas kecamatan;
10. Setiap folder peta dalam satuan kecamatan yang terletak dalam satu
kabupaten/kota yang sama, disimpan dalam satu folder tersendiri yang
diberinama sesuai dengan kabupaten/kota yang bersangkutan. Di dalam folder
ini juga disimpan peta layer batas kabupaten/kota;
11. Selain kesepuluh layer baku menurut hirarki wilayah sebagaimana dimaksud
pada butir D di atas, juga harus dibentuk layer Kanwil dan layer Kantor
Pelayanan PRATAMA.
Untuk mempermudah pengorganisasian, pemberian nama file peta digital harus
disesuaikan dengan kode wilayah dari peta tersebut. Jumlah digit kode wilayah
yang digunakan tergantung file layer apa yang disimpan. Contoh : File peta
desa/kelurahan akan disimpan dengan nama file yang terdiri dari 10 (sepuluh)
digit pertama kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan.
Spesifikasi Layer Peta Digital
Untuk keperluan SIG PBB, peta digital disusun atas beberapa layer
sebagaimana berikut :
1. Layer Tanah/Bidang – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit), contoh : 3171050005
Memuat gambar semua bidang tanah yang ada di desa/kelurahan yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Poligon/Region dengan Fill Patern :
None, Border Style : Garis Penuh (no. 2), Color : Hitam (no. 4), Width :
1 mm (paling tipis)
2. Layer Bangunan – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit) + “bg”, contoh : 3171050005bg
Memuat gambar semua bangunan yang ada di desa/kelurahan yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polygon/Region Fill Patern : Garis
Diagonal Arah Kanan Atas (no. 5), Foreground : Hijau Muda (no. 7),
Background : None, Border Style : Garis Putus (no. 9), Color : Hijau
Muda (no. 7), Width : 1 mm (paling tipis)
3. Layer Jalan – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit) + “jl”, contoh : 3171050005jl

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 23


Memuat gambar semua ruas jalan yang ada di desa/kelurahan yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline dengan Line Style : Garis
Penuh (no. 2), Color : None (no. 1), Width : 1 mm (paling tipis)
4. Layer Sungai – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit) + “sg”, contoh : 3171050005sg
Memuat gambar semua ruas sungai, parit, kanal, selokan, dan yang
sejenisnya yang ada di desa/kelurahan yang bersangkutan. Gambar
memiliki tipe Polyline, dengan Line Style : Garis Penuh (no. 2), Color :
None (no. 1), Width : 1 mm (paling tipis).
5. Layer Text – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit) + ”tx”, contoh : 3171050005tx
Layer teks berisikan :
1. Keterangan/nama/teks yang dianggap penting mengenai nama jalan,
nama bangunan komersil, fasilitas umum dan pemerintahan, nama
utilitas, nama dan batas wilayah administratif, dan lain-lain
keterangan mengenai unsur selain unsur perairan ditulis dengan Font
: Arial, Size : disesuaikan dengan proporsi objek yang
bersangkutan, Color : Hitam (no. 4), Background : Box (warna
putih, no. 1), Effect : Bold, All Caps.

2. Keterangan/nama/teks yang menerangkan unsur perairan (sungai,


danau, rawa, laut, dan lain-lain) ditulis dengan Font : Arial, Size :
disesuaikan dengan proporsi objek yang bersangkutan, Color :
Biru (no. 9), Background : Box (warna putih, no. 1), Effect : Bold,
Italic.

3. Gambar garis batas tepi jalan memiliki tipe Polyline dengan Style :
Garis Penuh (no. 2), Color : Merah (no. 5), Width : 1 mm (paling
tipis)

4. Gambar garis batas tepi sungai memiliki tipe Polyline dengan Style :
Garis Penuh (no. 2), Color : Biru (no. 9), Width : 1 mm (paling
tipis)

5. Gambar rel kereta api memiliki tipe Polyline dengan Style : Garis
Warna Hitam Putih (belang-belang, no. 75), Color : Hitam (no. 4),
Width : 1 mm (paling tipis)

6. Gambar jembatan memiliki tipe Polyline dengan Style : Garis Penuh


(no. 2), Color : Hitam (no. 4), Width : 1 mm (paling tipis)

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 24


Simbol jembatan =
6. Layer Simbol – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit) + “si”, contoh : 3171050005si
Memuat gambar semua simbol yang ada di desa/kelurahan yang
bersangkutan.
Tipe berupa symbol warna hitam. Gambar sesuai dengan simbol yang
ada, sedangkan pada tabel (Browser) diisi kode simbol sesuai dengan
daftar kode simbol.
7. Layer Batas Blok – Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit) + “bl”, contoh : 3171050005bl

Memuat gambar batas semua blok yang ada di desa/kelurahan yang


bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polygon/Region Fill Patern : None,
Border Style : Garis putus titik (no. 14), Color : Biru (no. 9), Width : 2
mm (no. 2)
8. Layer Batas Desa/Kelurahan – Nama file : kode wilayah kecamatan
yang bersangkutan (7 digit), contoh : 3171050

Memuat gambar batas desa/kelurahan yang bersangkutan. Gambar


memiliki tipe Polygon/Region Fill Patern : None, Border Style : Garis
putus, satu tebal empat tipis (no. 44), Color : Hijau (no. 7), Width : 2
mm (no. 2)
9. Layer Batas Kecamatan – Nama file : kode wilayah kabupaten yang
bersangkutan (4 digit), contoh : 3171
Memuat gambar semua batas kecamatan yang ada di kabupaten/kota
yang bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline, Style : Garis putus
diselingi tiga titik (no. 22), Color : Hitam (no. 4), Width : 1 mm (no. 1)

Struktur Tabel
1. Layer Batas Kabupaten/Kotamadya – Nama file : kode wilayah
propinsi yang bersangkutan (2 digit)
Memuat gambar semua batas kabupaten/kota yang ada di propinsi yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline, Style : Garis putus
diselingi dua titik (no.21), Color: Hitam (no. 4), Width: 2 mm (no. 2)
2. Layer Kanwil – Nama file : kode wilayah kanwil yang bersangkutan (2
digit), contoh : 06 (Kanwil VI DJP)
Memuat gambar semua wilayah kantor Pelayanan PRATAMA yang ada di
Kanwil DJP yang bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline, Style :

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 25


Garis putus diselingi dua titik (no. 21), Color : Hitam (no. 4), Width : 2
mm (no. 2)

3. Layer Kantor Pelayanan PRATAMA – Nama file : kode wilayah


kabupaten yang bersangkutan (4 digit), contoh : 0605 (Kantor
Pelayanan PRATAMA ke-5 di wilayah Kanwil VI DJP)

Memuat gambar semua kabupaten/kota yang ada di Kantor Pelayanan


PRATAMA yang bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline, Style :
Garis putus diselingi tiga titik (no. 22), Color : Hitam (no. 4), Width : 1
mm (no. 1)
Catatan :
1. Penamaan field sesuai aturan struktur basis data di atas bersifat case
insensitive;
2. Ketentuan spesifikasi layer peta digital di atas disusun menurut
format dan karakteristik perangkat lunak yang saat ini digunakan oleh
Dirjen Pajak dalam pengembangan aplikasi SIG;
Pemilihan warna foreground dan background, tipe dan warna garis
untuk objek yang berbentuk poligon/region/area

3. LINK Basis Data Grafis dan Numeris


Setelah Basis Data Numeris pada SISMIOP di Validasi pada kegiatan tersebut di
atas, maka Basis Data Numeris di-LINK-kan dengan Basis Data Grafis / Peta Digital
SIG PBB. Hasil kegiatan ini adalah Basis Data Grafis - Numeris yang sudah Online.
Sehingga dapat dilakukan pemeriksaan kembali terhadap Gambar Bidang yang belum
ada Data SPOP nya (belum terekam) atau Data SPOP yang belum ada Gambarnya
pada peta digital, dan Gambar Bangunan yang belum ada Data LSPOP nya (belum
terekam) atau Data LSPOP yang belum ada Gambarnya pada peta digital.
Koreksi dari pemeriksaan ini dilakukan terhadap data yang masih belum lengkap baik
peta digital maupun data SISMIOP.

4. Pembuatan Peta ZNT Desa Digital


Peta ZNT digital dapat dibuat dari Implementasi SIG PBB. Dimulai dengan meng-
copy-kan Data Spasial SIG PBB ke dalam Server SIG PBB di KPP Pratama,
kemudian melakukan LINK Data Spasial SIG PBB dan Data Atribut SISMIOP hasil
perekaman. Dari hasil LINK Data tersebut akan didapat Peta ZNT Digital yang
merupakan gabungan antara Basis Data Spasial dan Basis Data Atribut.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 26


Selanjutnya Peta ZNT Desa tersebut akan dicetak pada skala 1:5000 dan ukuran A3
sebagai Lampiran SK Menkeu.

5. Pencetakan Peta-peta PBB


Setelah melakukan pembuatan Peta-peta PBB, peta-peta tersebut dicetak
menggunakan Plotter pada ukuran :
1. Peta Blok pada ukuran A1
2. Peta Desa pada ukuran A0
3. Peta ZNT Desa pada ukuran A0
4. Peta ZNT Desa untuk lampiran SK Kakanwil ukuran A4

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 27


BAB III
PERALATAN DAN MATERIAL

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan ini, pihak konsultan/pelaksana diharuskan


menggunakan peralatan dan material sebagai berikut :

1. Peralatan Ukur Lapangan


1. Pita ukur untuk melakukan pengukuran objek pajak daerah yang mudah, datar,
tidak begitu luas dan daerah yang tertutup.
2. Theodolit untuk pengukuran kerangka peta , untuk pengukuran objek pajak
persawahan , tegalan,ladang ,kebun di daerah yang luas dan terbuka untuk
pengukuran daerah yang tidak rata atau bergunung-gunung dan objek pajak
yang bentuknya tidak teratur.
3. Penggaris skala untuk pengukuran sket di lapangan dan di opdracht hasil
pengukuran.
4. Alat-alat ukur teristris lainnya misalnya EDM, Total station, GPS. boleh digunakan.
5. Kalkulator berprogram untuk menghitung luas bidang OP.

1. Peralatan Kartografi
1. Peta gambar radio ukuran 0,15 mm; 0,2 mm; 0,3 mm dan 0,5 mm.
2. Penggunaan masing-masing pena agar mengacu pada petunjuk penggambaran
peta PBB .
3. Tinta rapido
4. Pensil dan penghapus Steadler atau yang setara
5. Pantograf untuk memperbesar /memperkecil skala peta
6. Komputer dengan digitazier bisa digunakan .
7. Drafting plotter ukuran A0
8. Komputer untuk pembuatan master file database alpha numeric dan peta digital.

1. Material
1. Kertas opdracht pada HVS atau kertas gambar berat minimal 100 gram/mm2
2. Kertas plotter standar.
3. Kertas kalkir tebal 80 gram
4. Copy peta desa ,peta blok dan peta ZNT dgn proses foto copy / lichtdruk hitam
putih.
5. Buku ukur ukuran folio.

1. Komputer

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 28


Komputer tang digunakan untuk mengerjakan master file basis data print out PBB
dan digitasi peta-peta PBB minimal harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut :
1. Mampu menjalankan program windows.
2. Mampu menjalankan program Mapinfo.

1. Back UP Data
Untuk melakukan back up basis data alpha numeric dilakukan dengan DAT (Data
Cartrige). untuk melakukan back up basis data peta digital pada ZIP Minimal 100
mega byte.

2. Program Komputer
Program Komputer yang dipakai untuk regristasi data adalah program SISMIOP
Release 1.2 yang disusun berbasis oracle. Program tersebut hanya dimiliki oleh
Dirjen Pajak yang ada diserver Para KPP Pratama setempat, karena itu perekaman
data SPOP dan LSPOP hanya dapat dilakukan di KPP Pratama setempat.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 29


BAB V
PENGAWASAN DAN LAPORAN

3. Pengawasan

Agar hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan dapat dimanpaatkan secara optimal maka
produk/hasil pendataan harus bermutu baik, memenuhi persyaratan teknis maupun
administrasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu diperlukan pengawsan baik
yang bersipat intern maupun ekstern dengan melibatkan instansi teknis terkait atau
petugas lainnya yang ditugaskan oleh penanggung jawab program.

1. Pengawasan Intern

1. Tiap lembar pekerjaan (hasil) pekerjaan lapangan dan penggambaran


(Kartografi) harus selalu diperiksa dan disetujui serta dibubuhi paraf oleh
pengawas atau ketua kelompoknya.

2. Team Leader harus bertanggungjawab atas kelengkapan dan kebenaran


dari setiap lembar hasil Identifikasi pengukuran ,penghitungan luas objek
pajak pengisian SPOP dan penggambaran yang dilakukan oleh semua
petugasnya.

3. Team Leader wajib melakukan uji petik kebenaran hasil ukuran objek tiap
blok minimal 1 %.

2. Pengawasan Ekstern

Tim teknis yang akan memberikan bimbingan ,melaksanakan monitoring dan


pengawasan bersama-sama dengan Petugas KPP Pratama setempat.

Tim teknis dan Petugas KPP Pratama yang ditunjuk secara teknis mewakili PPTK
untuk melaksanakan pengawasan extern tersebut akan melaksanakan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :

Untuk menghindari kegiatan uji petik yang fiktif, maka pada saat Team Leader
akan melakukan uji petik diminta memberitahu tim teknis mengenai waktu dan
tempat objek pajak yang akan diuji petik.

1. Secara berkala akan diadakan pemeriksaan langsung terhadap jalannya


pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan di basecamp.

2. Akan dilakukan random chek sampling dilapangan atau di basecamp untuk


menguji kebenaran dan hasil survey dan pengukuran.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 30


3. Laporan- laporan

Konsultan harus membuat dan menyerahkan laporan-laporan kepada Pemberi


Tugas Sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan disampaikan kepada :
1. Pengguna Anggaran sebanyak 3 (tiga) rangkap
2. Kantor Pajak Pratama sebanyak 2 (dua) rangkap
Didalam jangka waktu 15 hari dari diterimanya Surat Perintah Mulai kerja dari
penannggung jawab Program, konsultan harus menyerahkan Laporan
pendahuluan (Inception Report) yang memuat penjelasan rinci tentang cara
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan, diantaranya harus memuat :
- Perencanaan
- Organisasi
- Personil
- Peralatan
- Metode
- Jadwal
- Koordinasi
1. Laporan antara 3 (tiga) set disampaikan kepada
1. Penanggung jawab Program /Pinlak 2 (dua) set,
2. Pengawas Lapangan (satu ) set
Laporan antara agar memuat laporan hasil kegiatan dalam bulan yang lewat,
kurva “ S” pelaksanaan kegiatan, masalah yang dihadapi pada bulan yang lewat
termasuk tindak lanjut temuan dan saran konsultan Supervisi dan Pinlak serta
rencana kegiatan pada bulan berikutnya. Laporan bulanan sudah harus diterima
didalam minggu pertama bulan berikutnya.
3. Laporan Akhir (final Report) 3 (tiga)set disampaikan kepada :
1. Penanggung jawab Program/ Pinlak 2 (dua) set,
2. Pengawas lapangan (satu) set
Laporan akhir dibuat setelah selesainya seluruh pekerjaan dan memuat uraian
setiap tahap kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan pekerjaan.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 31


Daftar Isi Laporan Akhir minimal sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang Kegiatan
2 Sasaran Pekerjaan
3 Lingkup Pekerjaan
4 Lokasi Pekerjaan
BAB II Pelaksanaan Pekerjaan
2. Urutan kegiatan
3. Persiapan
4. Orientasi Lapangan
5. Verifikasi dan pengukuran
6. Penggambaran peta
7. Pendataan, Penyebaran, dan pengumpulan SPOP, NOP &
Pemasangan stiker NOP.
8. Pembuatan Basis data registrasi PBB
Masing-masing perlu dijelaskan jumlah dan nama personil pelaksana,
waktu dan lama pelaksanaan di tiap-tiap desa, hal-hal yang
memperlancar pelaksanaan dan kendala-kendala yang menghambat
pelaksanaan.
BAB III Perbandingan Objek Pajak Sebelum dan Sesudah Reklasifikasi
BAB IV Kesimpulan dan Saran
BAB V Contoh Produk Akhir yang Diserasikan
Lampiran-Lampiran
Peta Desa
Peta Blok dll

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 32


BAB VI
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Pada akhir masa perjanjian kontrak kerja, konsultan wajib mengembalikan material
yang dipinjam dari pemberi tugas dan seluruh hasil kegiatan pelaksanaan proyek. Hasil
kegiatan pelaksanaan proyek yang harus diserahkan oleh konsultan meliputi produk
antara lain produk akhir dari kegiatan-kegiatan :
3. Pekerjaan Lapangan
4. Konsep Peta-peta PBB
5. Registrasi PBB
Adapun rincian material dan hasil yang harus diserahkan Konsultan sebagai berikut :
1. Hasil Pekerjaan Lapangan
1. SPOP + LSPOP
2. Bagi daerah yang belum ada peta desanya, konsultan wajib menyerahkan buku
ukur poligon utama dan poligon cabang, penghitungan dan opdracht kerangka
peta desa, kerangka peta blok.
3. Data lapangan (buku ukur) 1 (satu) set dalam bentuk formulir pengukuran dan
identifikasi objek pajak Bumi dan Bangunan dengan kode lampiran 7 FPIOP
(LL).
4. Data informasi harga jual tanah 1 (satu) set;
5. Verifikasi (konfirmasi) hasil pendataan oleh ketua RT/RW setempat atau lurah
setempat 1 (satu) set hanya berita acara saja yang rangkap 3.
1. Pendataan ini tidak dipungut biaya
2. Pernyataan dari kades, bahwa konsultan/pelaksana tidak mempunyai
sangkutan utang piutang baik kepada desa maupun masyarakat.
6. Hasil uji petik oleh team leader untuk masing-masing Blok minimal 1 (satu) set
7. Pernyataan Team Leader bahwa semua bangunan baru/tambahan yang ada
telah dipasang stiker NOP dan bahwa semua sudut bidang tanah yang diukur
telah dipasang tanda ukur.

2. Hasil Pekerjaan Konsep Peta PBB


1. Peta ZNT Desa Skala 1 : 5.000 pada kertas foto copy atau lichdruk hitam putih
Tanpa warna detail tetapi tidak diberi warna ZNT 1 (satu) set;
2. Peta blok induk (hasil Opdracht ukuran lapangan Objek Pajak) asli hitam putih
Skala 1 : 1.000 atau 1 : 1.200 atau 1 : 2.500 dan peta pada kertas Drafting film.

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 33


3. Copy peta blok kertas Skala 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 atau 1 : 2.500 pada kertas
Foto copy atau lichtdruk hitam putih atau chekplot hasil digidzer tanpa warna,
1(satu) set , dengan rincian :
4. Satu set diberi warna detail, tanpa warna ZNT.
5. Satu set diberi warna ZNT,tanpa warna detail.
6. Peta digital sesuai dengan standar direktoral jenderal pajak

3. Hasil Pekerjaan Registrasi PBB.


1. Master file basis data PBB alpha numeric dalam bentuk hardisk 1 (satu) buah
yang oleh Konsultan Pelaksana harus menyerahkan hardisk kepada KPP Pratama
setempat.
2. Back up Data Base pada DAT.
3. Print out DHR final per Blok di bundle
4. Lampiran SK Kakanwil.

Majalengka, Mei 2011


Pejabat Pembuat Komitmen,

IWAN DIRWAN, S.STP


NIP. 19790828 199912 1 001

KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 34

Anda mungkin juga menyukai