PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam rangka menggali dan meningkatkan potensi penerimaan Negara dari
sektor pajak khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, sangat diperlukan keakuratan
data Pajak Bumi dan Bangunan. Untuk memperoleh akurasi data. Pajak Bumi dan
Bangunan dimaksud diperlukan pemuktahiran data Pajak Bumi dan Bangunan yang
dilaksanankan secara berkala dan berkesinambungan seiring dengan perubahan
yang terjadi/dinamisasi yang ada di lapangan.
2. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan Penataan Sistem Objek dan
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah untuk menciptakan suatu Basis Data yang
akurat dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi PBB ke dalam suatu
wadah, sehingga pelaksanaanya akan lebih seragam, sederhana, cepat, efisien dan
akan tercipta pengenaan Pajak yang lebih adil dan merata.
Dari tujuan tersebut diharapkan dapat tercipta beberapa hal sebagai berikut :
1. Tertib administrasi Objek Pajak dan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan.
2. Penyempurnaan Basis Data melalui SISMIOP (Sistem Managemen Informasi
Objek Pajak).
3. Peningkatan Pendapatan Negara dan Pendapatan Daerah dari sektor Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
4. Kelengkapan Data yang ada dapat dimanpaatkan untuk kegiatan Pendataan
lanjutan baik melalui SIG (Sistem Informasi Geografis) maupun Info Rinci.
1. Umum
Agar hasil akhir Penataan Sistim Objek dan Subjek PBB dapat mencapai
sasaran, maka pihak pelaksana diharapkan senantiasa mengacu kepada ketentuan
dan peraturan serta kesepakatan yang berlaku dan selalu berkoordinasi dengan
instansi teknis terkait yaitu KPP Pratama Kuningan yang bertugas melaksanakan
pengawasan dan supervisi selama kegiatan pendataan.
Pelaksana pekerjaan pengukuran, pemetaan dan pembukuan Objek dan subyek
PBB harus mengikuti tata cara kerja dan semua persyaratan teknis yang masih
berlaku di Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan diantaranya :
1. Surat Edaran Dirjen Pajak No. Gf-33/PJ.6/1993 tanggal 14 Juni 1993 tentang
petunjuk Teknis Pemetaan PBB tahun 1993 serta penyempurnaannya.
2. Surat Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-533/PJ.6/2000 tanggal 20 Desember 2000
tentang petunjuk pelaksanaan Pendaftaran ,Pendataan ,dan Penilaian Objek dan
Subjek PBB dalam rangka Pembentukan dan / atau Pemeliharaan Basis Data
SISMIOP.
3. Petunjuk Penggambaran Peta-peta PBB tahun 1998 serta penyempurnaannya.
Pada garis besarnya tata cara pelaksanaan pekerjaan pengukuran Objek PBB ini
dapat dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai bderikut :
1. Persiapan-persiapan, meliputi :
1. Persiapan administrasi dan penyiapan formulir-formulir yang akan digunakan
2. Persiapan personil pelaksana
3. Persiapan peralatan termasuk pengujian dan pengaturan kembali
(Adjustment) alat-alat ukur sebelum digunakan dilapangan.
4. Membuat perencanaan waktu pelaksanaan ( Time Scedulle)
5. Pengumpulan semua peta dan data PBB eksisting.
6. Lay out peta desa lama, transformasi koordinat peta yang ada menjadi
koordinat U.T.M. penarikan Jaring-jaring grid U.T.M.
2. Survei dan Penelitian ZNT dan NIR
3. Orientasi Lapangan dan Identifikasi Geografis Batas wilayah Administrasi dan
Batas Blok, meliputi :
1. Survei dan penelitian ZNT dan NIR
2. Orientasi lapangan dan Identifikasi peta lama, identifikasi geografis batas
wilayah administrasi pemerintahan dan batas blok.
Selanjutnya batas desa/blok yang tergambar pada peta kerja dibetulkan sesuai
dengan hasil ukuran yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada daerah yang tidak
terekam dalam peta kerja, umpanya perkampungan, perumahan, pemukiman, maka
daerah ini perlu diadakan pengukuran teristis dengan cara :
Pengukuran detail :
Pada pengukuran ini semua titik-titik detail/benda-benda alam yang nantinya
akan dipakai sebagai batas blok atau informasi wilayah pada peta desa harus diukur.
Hasil pengukuran detail harus digambar pada peta kerja.
Alat yang dipakai adalah :
1. Rantai /pita ukur ,apabila perubahan batas blok yang tidak tergambar pada peta
tidak banyak dan mudah penggambarannya.
2. Alat ukur T.O apabila perubahan batas blok yang tidak tergambar pada peta
banyak dan sulit penggambarannya.
Kegiatan Verifikasi, Identifikasi, dan Pengukuran Objek Pajak yang Berubah
Bertambah.
Verifikasi dilakukan terhadap semua Objek Pajak yang berada dalam wilayah
obyek kegiatan ini dilaksanakan untuk mencocokan data yang ada baik, objek
maupun subjek pajak dengan ketentuan yang ada pada saat ini.
1. Para Subjek/wajib pajak yang bersangkutan dengan pamong desa atau staf desa
yang ditunjuk sebagai saksi.
Pada peta desa/kelurahan tiap blok perlu dituliskan luasnya dalam m2. Luas Blok
(Net Area dari blok) adalah luas kubang (gross area ) dari blok tersebut dikurangi
dengan luas area yang tidak diberi NOP misalnya jalan, sungai, tanggul dan
sejenisnya.
Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran batas desa dan batas blok yang
berubah adalah:
1. Total Station atau Theodoit dan EDM atau Theodolit dengan Rambu ukur atau
GPS bila perlu untuk menentukan posisi titik-titik kontrol.
2. Untuk pengukuran perubahan-perubahan kecil, alat ukur yang digunakan bisa
Theodolit dan tambur ukur atau pita ukur fiber glass. Alat ukur yang mengukur
Objek Pajak dengan Pita ukur fiber glass yang kondisinya baik pita ukur yang
Ketentuan Umum yang berlaku untuk pengukuran Objek Pajak, baik dengan pita
ukur maupun dengan pesawat ukur adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengukuran objek pajak harus sudah tersedia kerangka peta
blok yang merupakan peta kerja , kerangka peta blok ini diperoleh dari peta batas
blok lama (bila ada ) atau peta desa.
3. Pengukuran Objek Pajak dengan pita ukur dilaksanakan dengan cara mengukur
sisi-sisi tiap objek pajak mencatatnya dalam buku ukur, menggambarkan dan
mencatat ukuran sisi-sisinya dalam sket ukur dengan skala tersebut diatas. Untuk
Objek pajak segi empat tetapi sudut-sudutnya tidak tegak lurus maka yang diukur
kecuali keempat sisinya juga salah satu diagonalnya atau mengukur dua sudut
yang berhadapan secara sederhana yaitu menggunakan busur derajat di
lapangan. Angka atau data hasil ukuran sisi dan diagonal tersebut dicantumkan
pada sisi garis yang di ukur. Penggambaran sket hasil ukuran agar menggunakan
garisan skala.
5. Jarak yang digunakan untuk perhitungan luas adalah jarak dibidang datar (jarak
proyeksi)
6. Dalam hal wajib pajak mempunyai data luas tanah/bangunan yang berdasarkan
surat resmi dari instansi yang berwenang (misalnya sertifikat atau IMB), maka
data tersebut dapt digunakan. Jika luas ukuran berbeda jauh dengan luas yang
tertulis pada sertipikat maka kedua-duanya dicatat dan dilaporkan kepala KPP
Pratama Kuningan. yang ditulis dalam kotak luas dalam SPOP (kotak no. 22)
KAK Penataan Sistem Objek dan Subjek PBB 9
adalah luas hasil ukuran, sedang luas sertipikat/IMB ditulis disampingnya dengan
warna lain. Nomor dan tanggal sertipikat/IMB harus dicantumkan. Pencatatan
tersebut dilakukan baik dalam buku ukur maupun dalam SPOP.
7. Pada saat pengukuran Objek pajak dilakukan penyampaian SPOP dan pengisian
LSPOP.
8. Penetuan batas Objek Pajak berdasarkan penunjukan dari subjek/wajib pajak atau
yang dikuasakan.
9. Dalm hal terdapat sengketa batas, Objek pajak tersebut tetap di ukur dengan
mengurangi batas yang disengketakan, sehingga masing-masing Objek akan
berkurang dari semestinya Pada masing-masing nama Subjek Pajak tersebut
diberi keterangan “ Sengketa Batas “.
10. Dalam hal terdapat sengketa pemilikan, objek pajak tersebut tetap diukur dan
pihak yang menguasai dan atau memanpaatkan objek pajak tersebut ditetapkan
sebagai wajib pajak. Pada nama subjek pajak yang menguasai objek pajak
tersebut supaya diberi keterangan “ sengketa pemilikan “.
11. Koreksi jarak atau kesalahan linier yang diperkenankan antara panjang garis
kerangka peta blok dan hasilukuran dilapangan adalah 1 : 200.
12. Koreksi azimuth yang diperkenankan antara peta blok dan hasil ukuran
dilapangan adalah 5 I ( lima menit akar n)
13. Koreksi luas yang diperkenankan antara luas baku blok dengan jumlah luas
Objek Pajak (bumi/tanah) dalam blok tersebut adalah 2 %.
14. Standar prestasi kerja rata-rata untuk daerah kondisi sedang minimal adalah per
hari 15 Objek pajak untuk wilayah perkotaan atau 20 objek pajak untuk wilayah
pedesaan.
15. Setiap sore atau malam agar selalu dilakukan penyempurnaan hasil ukuran,
melakukan opdract hasil ukuran ,menghitung luas hasil ukuran, meminta gambar
sket lapangan (dalam FPIOP, melengkapi isian SPOP dan LSPOP, hal ini perlu
dilakukan secara terus menerus agar pekerajan tidak menumpuk.
Tahap-tahap Pelaksanaan
1) Persiapan di kantor
Persiapan yang harus dilakukan di kantor meliputi persiapan perangkat kerja dan
lain-lain yang diperlukan dalam pengukuran antara lain :
1. Peta blok (lama) dan peta blok kelurahan (lama).
2. Formulir ukur yang telah digambarkan kerangka peta blok hasil pembesaran
dengan skala yang telah disesuaikan dan akan menjadi Peta kerja.
3. Formulir yang diperlukan dalam kegiatan pendataan :
1. SPOP / LSPOP
2. Daftar luas tiap blok
4. Alat ukur ( pita ukur dan kompas )
5. Kalkulator berprogram sebagai alat penghitung luas OP.
6. Alat-alat tulis
7. Surat Tugas
Perhitungan Luas
Perhitungan luas dilakukan setelah ukuran sisi dan diagonal atau salah satu
sudut tiap objek pajak diketahui. Perhitungan luas sedapat mungkin dilakukan di
lapangan, jika hal ini tersebut tidak/belum dapat dilakukan maka setiap sore
perhitungan luas Obyek Pajak harus diselasaikan.
3. Sebelum stiker ditempelkan, terlebih dahulu diisi lengkap unsur NOP yaitu Propinsi
Kabupaten, Kecamatan, Desa, nomor blok ,dan nomor Objek Pajak. Di balik stiker
agar dituliskan nama WP dan alamt RT/RW atau Lingkungannya. Hal ini perlu
untuk mencegah kekeliruan pemasangan dan tanda bukti bahwa stiker NOP
sudah di pasang.
7. SPOP yang sudah diterima kembali dari subjek /wajib pajak kemudian dihimpun
dalam satu berkas (200 lembar) dan diberi nomor berkas.
3. ZNT
3. Gambar garis batas tepi jalan memiliki tipe Polyline dengan Style :
Garis Penuh (no. 2), Color : Merah (no. 5), Width : 1 mm (paling
tipis)
4. Gambar garis batas tepi sungai memiliki tipe Polyline dengan Style :
Garis Penuh (no. 2), Color : Biru (no. 9), Width : 1 mm (paling
tipis)
5. Gambar rel kereta api memiliki tipe Polyline dengan Style : Garis
Warna Hitam Putih (belang-belang, no. 75), Color : Hitam (no. 4),
Width : 1 mm (paling tipis)
Struktur Tabel
1. Layer Batas Kabupaten/Kotamadya – Nama file : kode wilayah
propinsi yang bersangkutan (2 digit)
Memuat gambar semua batas kabupaten/kota yang ada di propinsi yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline, Style : Garis putus
diselingi dua titik (no.21), Color: Hitam (no. 4), Width: 2 mm (no. 2)
2. Layer Kanwil – Nama file : kode wilayah kanwil yang bersangkutan (2
digit), contoh : 06 (Kanwil VI DJP)
Memuat gambar semua wilayah kantor Pelayanan PRATAMA yang ada di
Kanwil DJP yang bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polyline, Style :
1. Peralatan Kartografi
1. Peta gambar radio ukuran 0,15 mm; 0,2 mm; 0,3 mm dan 0,5 mm.
2. Penggunaan masing-masing pena agar mengacu pada petunjuk penggambaran
peta PBB .
3. Tinta rapido
4. Pensil dan penghapus Steadler atau yang setara
5. Pantograf untuk memperbesar /memperkecil skala peta
6. Komputer dengan digitazier bisa digunakan .
7. Drafting plotter ukuran A0
8. Komputer untuk pembuatan master file database alpha numeric dan peta digital.
1. Material
1. Kertas opdracht pada HVS atau kertas gambar berat minimal 100 gram/mm2
2. Kertas plotter standar.
3. Kertas kalkir tebal 80 gram
4. Copy peta desa ,peta blok dan peta ZNT dgn proses foto copy / lichtdruk hitam
putih.
5. Buku ukur ukuran folio.
1. Komputer
1. Back UP Data
Untuk melakukan back up basis data alpha numeric dilakukan dengan DAT (Data
Cartrige). untuk melakukan back up basis data peta digital pada ZIP Minimal 100
mega byte.
2. Program Komputer
Program Komputer yang dipakai untuk regristasi data adalah program SISMIOP
Release 1.2 yang disusun berbasis oracle. Program tersebut hanya dimiliki oleh
Dirjen Pajak yang ada diserver Para KPP Pratama setempat, karena itu perekaman
data SPOP dan LSPOP hanya dapat dilakukan di KPP Pratama setempat.
3. Pengawasan
Agar hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan dapat dimanpaatkan secara optimal maka
produk/hasil pendataan harus bermutu baik, memenuhi persyaratan teknis maupun
administrasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu diperlukan pengawsan baik
yang bersipat intern maupun ekstern dengan melibatkan instansi teknis terkait atau
petugas lainnya yang ditugaskan oleh penanggung jawab program.
1. Pengawasan Intern
3. Team Leader wajib melakukan uji petik kebenaran hasil ukuran objek tiap
blok minimal 1 %.
2. Pengawasan Ekstern
Tim teknis dan Petugas KPP Pratama yang ditunjuk secara teknis mewakili PPTK
untuk melaksanakan pengawasan extern tersebut akan melaksanakan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
Untuk menghindari kegiatan uji petik yang fiktif, maka pada saat Team Leader
akan melakukan uji petik diminta memberitahu tim teknis mengenai waktu dan
tempat objek pajak yang akan diuji petik.
Pada akhir masa perjanjian kontrak kerja, konsultan wajib mengembalikan material
yang dipinjam dari pemberi tugas dan seluruh hasil kegiatan pelaksanaan proyek. Hasil
kegiatan pelaksanaan proyek yang harus diserahkan oleh konsultan meliputi produk
antara lain produk akhir dari kegiatan-kegiatan :
3. Pekerjaan Lapangan
4. Konsep Peta-peta PBB
5. Registrasi PBB
Adapun rincian material dan hasil yang harus diserahkan Konsultan sebagai berikut :
1. Hasil Pekerjaan Lapangan
1. SPOP + LSPOP
2. Bagi daerah yang belum ada peta desanya, konsultan wajib menyerahkan buku
ukur poligon utama dan poligon cabang, penghitungan dan opdracht kerangka
peta desa, kerangka peta blok.
3. Data lapangan (buku ukur) 1 (satu) set dalam bentuk formulir pengukuran dan
identifikasi objek pajak Bumi dan Bangunan dengan kode lampiran 7 FPIOP
(LL).
4. Data informasi harga jual tanah 1 (satu) set;
5. Verifikasi (konfirmasi) hasil pendataan oleh ketua RT/RW setempat atau lurah
setempat 1 (satu) set hanya berita acara saja yang rangkap 3.
1. Pendataan ini tidak dipungut biaya
2. Pernyataan dari kades, bahwa konsultan/pelaksana tidak mempunyai
sangkutan utang piutang baik kepada desa maupun masyarakat.
6. Hasil uji petik oleh team leader untuk masing-masing Blok minimal 1 (satu) set
7. Pernyataan Team Leader bahwa semua bangunan baru/tambahan yang ada
telah dipasang stiker NOP dan bahwa semua sudut bidang tanah yang diukur
telah dipasang tanda ukur.