Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN BULAN APRIL 2023

PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

DESA JAPAN
Mahfirotul Ariyani, S.E
Kharisul Umam, A.Md
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENDAMPINGAN TENAGA PENDUKUNG

PROGRAM PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA TAHUN Ke I


KAB. KUDUS

LAPORAN BULAN APRIL 2023

NAMA POSISI
KANTAH
KAB.KUDUS
MAHFIROTUL ARIYANI, S.E FIELD STAFF

Desa Japan di Kecamatan Dawe


DAMPINGAN

Kabupaten Kudus
LOKASI

Lokasi tahun ke 1

Mengetahui Yang membuat laporan

Kasi Penataan dan pemberdayaan Field Staff

Kab. Kudus Kab. Kudus

(Ulin Nuha, S.SiT.,M.M) (MAHFIROTUL ARIYANI, S.E)

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PENDAMPINGAN TENAGA PENDUKUNG

PROGRAM PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA TAHUN Ke I


KAB. KUDUS

LAPORAN BULAN APRIL 2023

NAMA POSISI
KANTAH
KAB.KUDUS
KHARISUL UMAM, A.Md FIELD STAFF

Desa Japan di Kecamatan Dawe


DAMPINGAN

Kabupaten Kudus
LOKASI

Lokasi tahun ke 1

Mengetahui Yang membuat laporan

Kasi Penataan dan pemberdayaan Field Staff

Kab. Kudus Kab. Kudus

(Ulin Nuha, S.SiT.,M.M) (KHARISUL UMAM, A.Md)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1. Latar Belakang ............................................................................................. 1

2. Maksud dan Tujuan Penanganan Akses Reforma Agraria .......................... 2

3. Komposisi Tim Pendamping dan Lokasi Sasaran ........................................ 2

4. Ruang Lingkup Penugasan ........................................................................... 3

BAB II PROFIL DESA JAPAN ............................................................................. 4

1. Sejarah Desa Japan ....................................................................................... 4

2. Informasi Umum Desa Japan ....................................................................... 5

3. Potensi Desa Japan ....................................................................................... 5

4. Fasilitas Umum Desa Japan ......................................................................... 9

5. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Japan ................................................ 9

BAB III WAKTU PELAKSANAAN ................................................................... 11

1. Timeline Kegiatan ...................................................................................... 11

2. Tahapan Kegiatan....................................................................................... 11

BAB IV Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria....................................... 12

1. Penetapan Lokasi ....................................................................................... 12

2. Penetapan Tenaga Pendukung Pada Kegiatan Penanganan Akses Reforma


Agraria ....................................................................................................... 12

3. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Tenaga Pendukung Kegiatan


Penanganan Akses Reforma Agraria......................................................... 13

iii
4. Rapat Koordinasi ........................................................................................ 14

BAB V PENUTUP................................................................................................ 16

1. Kesimpulan ................................................................................................ 16

2. Saran ........................................................................................................... 16

LAMPIRAN .......................................................................................................... 17

iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syikur atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua, sehingga Tenaga Pendukung (Field Staff) kegiatan Akses Reforma Agraria
dapat membuat laporan bulan April kegiatan Akses Reforma Agraria ini. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan maupun pelaksanaan kegiatan Akses Reforma
Agraria, sehingga kegaitan ini dapat berjalan dengan maksimal.

Penulis sudah berupaya seoptimal mungkin demi kesempurnaan penyusunan


laporan bulanan ini dari kegiatan yang telah dilakukan. Saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis agar laporan bulanan ini dapat
tersusun secara rapi serta sebagai acuan untuk penulisan laporan bulanan
selanjutnya.

Penulis berharap laporan bulanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
dapat membantu untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan Akses Reforma Agraria
yang akan dilaksanakan.

Kudus, 3 Mei 2023

Tenaga Pendukung ARA tahun 1

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, sehingga perlu
dilakukan upaya untuk mengoptimalkan hasil dari kekayaan alam tersebut.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA) mengamanatkan bahwa bumi, air, dan ruang angkasa
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pada tingkatan
tertinggi dikuasai oleh negara yang digunakan untuk mencapai sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu yang berperan penting untuk
mencapai kemakmuran rakyat merupakan tugas negara yang teracantum dalam
TAP MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruah Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam. Untuk menjalankan amanat tersebut, diterbitkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
untuk melaksanakan asset reform (Penataan Aset) dan acces reform (Penataan
Akses).
Penataan Aset merupakan penataan kembali penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah dalam rangka menciptakan keadilan di
bidang penguasaan dan pemilikan tanah. Sementara itu, Penataan Akses
merupakan pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan
tanah, yang disebut juga pemberdayaan masyarakat.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Agraria/Pertanahan Dan Tata Ruang berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
47 Tahun 2020 tentang Kementarian Agraria dan Tata Ruang, dan Peraturan
Presiden Nomor 48 tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional hadir dan
berkomitmen mewujudkan tanah untuk keadilan ruang hidup bagi rakyat,
menjamin kepastian hukum ha katas tanah serta menjadikan tanahh sebagai
sumber kamkmuran dan kesejahteraan rakyat.

1
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia
sebagaimana Visi Indonesia 2045, yakni terwujudnya masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan Makmur. Untuk mencapai visi tersebut, disusun
Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, yaitu Pengelolaan Ruang dan Pertanahan yang terpercaya dan
berstandar dunia. Sejalan dengan Rencana Strategis Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat melakukan program kerjanya melalui kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria (PARA) yang dilakukan untuk mencapai target Tujuan
Pembangaunan Berkelanjtan (TPB) / Sustainable Development Goals (SDGs).

2. Maksud dan Tujuan Penanganan Akses Reforma Agraria


a. Maksud
Sebagai acuan teknis pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.
b. Tujuan
1) Memberikan pemahaman yang terstruktur, komprehensif, dan
terintegrasi agar diperoleh keselarasan mengenai pelaksanaan
Penanganan Akses Reforma Agraria; dan 1 Direktorat Bantuan Sosial,
Pedoman Pendamping Pada Rumah Perlindungan dan trauma center,
(Jakarta: Departemen Sosial, 2007)
2) Memberikan arahan untuk membangun koordinasi di jajaran Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan dengan
pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam
mendukung kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria

3. Komposisi Tim Pendamping dan Lokasi Sasaran


Tahun 2023 ada komposisi Baru personil Tenaga Pendukung sekarang
jumlah Field Staff ada 4 Orang untuk 3 Desa dan 3 siklus lokasi penanganan.
Lokasi tahun pertama di Desa Japan terdapat 2 tenaga pendukung, lokasi tahun
ke dua di Desa Kajar didampingi oleh 1 tenaga pendukung serta lokasi tahun
ke tiga di Desa Colo didampingi oleh 1 tenaga pendukung.

2
4. Ruang Lingkup Penugasan
a. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terkait penataan Pemetaan Sosial ARA.
b. Membantu Petugas kantah dalam penyusunan perencanaan kegiatan
pemberdayaan tanah masyarakat.
c. Membantu Petugas kantah dalam setiap kegiatan yang berkaitan dalam
penanganan ARA.
d. Melakukan kegiatan monitoring penataan Pemetaan Sosial
e. Melakukan input data ke dalam aplikasi atau instrument lainnya.
f. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam program
pemberdayaan tanah masyarakat.
g. Menyusun laporan bulanan.
h. Menyusun dan melaporkan laporan akhir pelaksanaan kegiatan program

3
BAB II
PROFIL DESA JAPAN

1. Sejarah Desa Japan


Dalam sejarah Desa Japan, banyak orang mengira asal usul nama ini
karena adanya goa bekas Gudang senjata dan persembunyian Jepang di Desa
Japan, yang secara umum sering dikenal dengan nama Goa Jepang. Seperti di
banyak tempat lain, keberadaan Goa Jepang. Seperti di banyak tempat lain,
keberadaan Goa jepang tidak serta merta mengilhami penamaan sebuah
tempat, melainkan hanya sebatas penyebutan sebuah kawasan atau area
bangunan.

Sejarah Desa Japan sendiri menurut penuturan beberapa tokoh


masyarakat bermula pada masa penyebaran Islam oleh Raden Umar Said yang
selanjutnya popular dengan nama Sunan Muria, salah satu Walisanga yang
menyebarkan Islam di wilayah Pegunungan Muria, Kudus, Jawa Tengah. Salah
satu tokoh masyarakat Desa Japan, Sahari bercerita bahwa asala usul nama
Japan yang diceritakan oleh gurunya, yakni Kyai Ma’ruf yang sekarang jejak
Makamnya ada di Dusun Ceglik. Terdapat tokoh bernama Ki Ajar yang
disegani karena mempunyai kemampuan olah kanuragan di atas rata-rata.

Penamaan Japan sendiri merupkana cara Sunan Muria meng-islamkan


wilayah tak bernama ini setelah perang keilmuan atau kesaktian dengan tokoh
bernama Ki Ajar yang dimenangkan oleh Sunan Muria. Ki Ajar yang kalah
pergi ke timur hingga sampai ke daerah tulumpang (kajar), ia kehabisan tenaga
dan meninggal disana. Pasca mengalahkan Ki Ajar, Sunan Muria berkJapa
(doa) dnegan mengucapkan lafal syahadat ala ula yakni asshadu alla ila
haillallah yang kemudian wilayah atau daerah ini dikenal dengan Japan Wetan
(dukuh di tengah Desa Japan). Kemudian Sunan Muria berjalan menanjak ke
utara hingga di daerah yang rata, ia ber-japa lagi dengan mengucapkan lafal
syahadat as tsani yakni wa anna muhammadan ar rasulullah yang selanjutnya
dikenal dengan Japan Lor (dukuh paling utara Desa Japan). Kata Japa (doa)

4
atau Japa Mantra (mendoakan) inilah yang menjadi asal muasal nama Japan
yang di kenal hingga sekarang.

2. Informasi Umum Desa Japan


Desa Japan merupakan salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Kudus
dengan Luas wilayah menurut jenis tanah adalah 317 ha, meliputi 109,11 ha
merupakan lahan sawah dan 207,89 ha merupakan lahan bukan sawah. Luas
lahan bukan sawah tersebut digunakan untuk pekarangan/bangunan sebesar
115,49 ha, tegal/kebun/huma 92,40 ha. Padang gembala 0,00 ha,
tambak/kolam/empang 0,00 ha dan penggunaan lainnya sebesar 0,00 ha. Jarak
Desa japan dnegna ibukota Kecamatan Dawe 10 km, sedangkan dengan
ibukota Kabupaten Kudus 20 km dan dengan ibukota Propinsi Jawa Tengah 76
km. Wilayah Desa Japan berada pada keitnggian + 60 m dari permukaan laut
dengan iklim tropis dan bertemperatur sedang (BPS, 2021).

Untuk menuju Desa Japan dapat ditempuh melalui dua jalur dengan jalan
yang naik turun berkelok khas pegunungan dengan kemiringan 20 sampai 40
derajat. Desa Japan terbagi menjadi 5 RW dan 32 RT. Adapun batas wilayah
Desa Japan yaitu:

a. Sebelah Utara : Hutan Lindung


b. Sebelah Timur : Desa Plukaran, Kabupaten Pati
c. Sebelah Selatan : Desa Dukuh Waringin
d. Sebelah Barat : Desa Colo

Desa Japan memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.790 jiwa. Mayoritas


penduduk Desa Japan bermata pencaharian sebagai petani dengan komoditas
utama berupa kopi, jeruk pamelo, dan alpukat. Sedangkan pelaku UKM
kebanyakan dibidang keripik hasil dari singkong maupun pisang.

3. Potensi Desa Japan


a. Pengembangan Potensi Kopi di Desa Japan sebagai Komoditas
Unggulan. Kopi telah menjadi salah satu komoditas penting pertanian
masyarakat Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus sejak lama.

5
Walaupun belum dikelola secara baik dan benar, kini masyarakat
sekitar mulai mengaplikasikan pengolahan kopi dengan lebih praktis,
efisien dan menghasilkan.
"Saat ini hasil kopi di Desa Japan Kecamatan Dawe mencapai
kurang lebih 1200 Ton per tahun dari sejumlah lahan yang dikelola
masyarakat di Desa Japan," Ujar Widodo, Petani kopi di Desa Japan
dalam keteranganya.
Widodo menuturkan para petani di wilayahnya menghasilkan
komoditas kopi yang besar. Selain karena lokasi dan kontur tanah yang
cocok, juga karena antusiasme Masyarakat dalam menanam komoditas
kopi di Lereng Muria khususnya Desa Japan.
Selama ini petani masih menjual kopi dalam Bentuk mentah belum
di olah menjadi kopi bubuk.
Di Desa Japan baru beberapa yang mengolah kopi hingga menjadi
produk kopi bubuk. Diantaranya adalah Widodo. Produk kopi milik
Widodo yang memiliki merk Nyampleng ada 2 varian yaitu Kopi
Nyampleng Tenan dan Kopi Nyampleng Spesial.
Potensi yang besar ini perlu dikembangkan untuk mengangkat
ekonomi Masyarakat lokal Japan dengan kekhasan Kopinya.

b. Di Dukuh Bengkal yakni Criping singkong milik Bapak Hadi Warso. Usaha
tersebut telah dijalankannya kurang lebih selama 7 tahun terakhir. Beliau
menjalankan usaha tersebut bibantu oleh tiga orang yang masih kerabatnya.

6
Dalam sekali proses produksi, Bapak Hadi Warso membutuhkan 2,5
kuintal singkong yang akan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
criping singkong. Singkong yang digunakan yaitu singkong jenis baplang,
dikarenakan jenis tersebut tidak mempunyai serabut ditengahnya. Singkong
tersebut didapatkannya dari petani singkong langsung. Proses pembuatan
criping singkong dimulai dengan pengupasan kulit singkong. Setelah
dikupas, singkong tersebut kemudian dipasrah (dipotong) memanjang. Proses
selanjutnya yaitu singkong yang telah dipotong kemudian singkong
dimasukkan kedalam tong dan direndam kedalam air selama 2 hari 2 malam.
Setelah direndam, singkong tersebut direbus agar kandungan pati dalam
singkong menghilang. Proses selanjutnya yaitu di jemur dan direndam dalam
bumbu yang digunakan serta digoreng. Dalam pembuatan criping tersebut,
semua bahan yang digunakan adalah bahan premium agar menghasilkan
criping singkong yang empuk dan enak.

Dalam menjalankan usaha tersebut, Bapak Hadi Warso tentunya


memiliki beberapa tantangan, seperti halnya selama pandemi ini beliau hanya
dapat menyetorkan produknya 2 minggu sekali pada pelanggannya. Selain itu
apabila tiba musim penghujan, proses pembuatannya menjadi terganggu dan
terkadang beliau bisa membuang singkong rendaman dengan sia-sia.

c. Dukuh Ceglik yakni Bapak Tohar menggeluti usaha pembuatan tempe


dirumahnya yang telah dijalankannya selama kurang lebih 10 tahun terakhir.

7
Pembuatan tempe tersebut dilakukan di bagian bawah rumah beliau dan
dibantu oleh 2 orang yang masih kerabatnya.

Dalam sekali produksi membutuhkan 60 kg kedelai import yang akan


menghasilkan 450 tempe. Kedelai tersebut diperoleh dari KOPTI (Koperasi
Tempe dan Tahu Indonesia). Produksi dilakukan setiap hari kecuali hari besar
Idhul Fitri, Idhul Adha, dan Kupatan. Proses pembuatan tempe dimulai dari
perebusan kedelai, kemudian direndam selama semalam. Proses selanjutnya
yakni kedelai di giling yang selanjutnya dilanjutkan dengan di cuci hingga
bersih. Setelah itu, kedelai dicampur dengan ragi tempe, untuk 10 kg kedelai
dicampur dengan 20 sendok makan ragi. Proses fermentasi tempe dilakukan
selama 3 hari 3 malam dengan suhu yang normal.

Tempe dikemas dengan 2 cara. Cara pertama dengan plastik. Ukuran


plastik yang digunakan dalam pembuatan tempe yaitu 28 cm. Cara kedua yaitu
menggunakan daun jati. Penggunaan daun jati hanya untuk pesanan khusus.
Bapak Tohar memasarkan produknya dengan cara diambil penjual sayur di
daerah Desa Japan. Dalam menjalankan usaha tersebut, Bapak Tohar tentunya
mengalami tantangan, seperti halnya cuaca di daerah Desa Japan yang dingin
yang bisa menyebabkan fermentasi tempe gagal. Selain itu, yang dapat
menggagalkan proses fermentasi tempe yaitu kurang bersih ketika mencuci
kedelai. Tantangan yang lain yaitu harga bahan baku tempe (kedelai) yang
terus menerus naik, sedangkan sulit menaikkan harga tempe karena konsumen
merasa keberatan.

8
4. Fasilitas Umum Desa Japan
a. Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal
1) PAUD sebanyak 2 lembaga
2) TK / RA sebanyak 4 lembaga
3) SD / MI sebanyak 5 lembaga
4) MTs sebanyak 1 lembaga
5) TPQ sebanyak 4 lembaga
6) Diniyah sebanyak 1 lembaga
7) Pondok Pesantren sebanyak 3 lembaga
b. Fasilitas Ibadah
1) Masjid sebanyak 7 lokasi
2) Musholla sebanyak 17 lokasi
c. Fasilitas Kesehatan
1) Posyandu sebanyak 7
d. Fasilitas Olahraga
1) Lapangan voli 1 buah
2) Lapangan futsal 3 buah

5. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Japan


Masa
No Jabatan Nama SK
Jabatan
1 Kepala Desa Sigit Tri Harso, SE. 141.1/426/2019 2019-2025
2 Sekretaris Desa Supriyo 141/68/95 1995-2034
Kepala Seksi Tata
3 Dedi Ervianto 141/32/2/11 2011-2048
Pemerintahan
Kepala Urusan
4 Aziz Anwar 141/32/2/08 2008-2043
Umum
Kepala Urusan Elsya Vera
5 141.3/123/2019 2019-2052
Perencanaan Indraswari
Kepala Seksi
6 Widi Setiawan 141/22/2/08 2008-2035
Kesejahteraan

9
Kepala Seksi
7 Hartatik 141.3/124/2019 2019-2057
Pelayanan
8 Kepala Dusun I Harun 141/32/02/08 2008-2033
9 Kepala Dusun II Trisni Taniati 141.3/122/2019 2019-2055
10 Kepala Dusun III Rifqi Widayat 141.3/121/2019 2019-2040
11 Kepala Dusun IV Sutikno 141/32/2/08 2008-2031

10
BAB III
WAKTU PELAKSANAAN

1. Timeline Kegiatan

2. Tahapan Kegiatan

11
BAB IV
KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

1. Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi merupakan tahapan untuk menetukan lokasi
desa/kelurahan, tempat dilaksanakannya kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria. Pentapan lokasi yang tepat akan memperbesar peluang untuk
mencapai tujuan dan sasaran program. Pertimbangan penetapan lokasi tersebut
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Petunjuk Teknis
Program.
Penetapan lokasi tersebut dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Kudus pada tanggal 11 Januari 202 yang menghasilkan penetuan
lokasi pelaksanaan Program Penanganan Akses Reforma Agraria dengan
nomor surat keputusan 23/SK-33.19.NT.02.02/I/2023. Lokasi yang dipilih oleh
Kantor Pertanahan Kabupaten Kudus dalam melaksanakan Program
Penaganan Akses Reforma Agraria pada tahun pertama adalah Desa Japan
yang terletak di Kecamatan Dawe.
Keputusan pentapan lokasi tersebut didukung oleh beberapa faktor. Salah
satunya yaitu telah terlaksananya penataan aset melalui program PTSL pada
tahun 2018 dan 2019. Selanjutnya hasil survey yang dilakukan oleh Kantah
Kabupaten Kudus bersama Tim Penanganan Akses memperoleh informasi dan
data sekunder dari instansi terkait, bahwa Desa japan memiliki potensi utama
perkebunan kopi, jeruk pamelo, dan alpukat. Selain itu, pada sektor UMKM
mayoritas yang dilakukan oleh masyarakat Desa Japan adalah hasil olahan
singkong maupun pisang yang dibuat menjadi keripik. Desa Japan juga
menjadi salah satu andalan Desa Wisata Kudus di zona Pegunungan Muria.

2. Penetapan Tenaga Pendukung Pada Kegiatan Penanganan Akses


Reforma Agraria

Setelah dilaksanakannya penetapan lokasi kegiatan Penanganan Akses


Reforma Agraria, maka tahap selanjutnya adalah rekrutmen tenaga pendukung
(field staff) kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria. Rekrutmen tersebut

12
disesuaikan dengan wilayah masing-masing kabupaten. Adapun kriteria tenaga
pendukung (field staff) kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Program.
Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Kudus sudah melaksanakan seleksi
pada tanggal 1 Februari 2023 sampai 15 Maret 2023 dengan rincian berikut:
No Kegiatan Tanggal
1. Pengumuman Penerimaan 1 Februari 2023
2. Pendaftaran 1 – 7 Februari 2023
3. Pengumuman Hasil Seleksi 8 Februari 2023
Administrasi
4. Tes Tertulis dan Wawancara 9 dan 10 Februari 2023
5. Pengumuman Hasil Akhir 15 Maret 2023

Dari proses seleksi yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten


Kudus, menetapkan empat peserta yang lulus. Adapun pada kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria tahun pertama nama-nama yang
dinyatakan lulus adalah:
a. Mahfirotul Ariyani, S.E
b. Kharisul Umam, A.Md

3. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Tenaga Pendukung Kegiatan


Penanganan Akses Reforma Agraria
Surat Perjanjian Kerja (SPK) menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
kewajiban para pihak. Fungsi SPK adalah agar seluruh pihak yang terlibat
dalam suatu kegaitan kerjasama dapat merasa tenang dan aman, sebab surat
perjanjian ini bersifat mengikat dan menjamin seluruh pihak yang terlibat
dalam melakukan kewajiban dan mendapatkan haknya. Adapun tujuan dari
SPK adalah sebagai persetujuan tertulis yang dibuat oleh dua pihak dan kedua
pihak tersebut bersepakat untuk menaati hal-hal yang disebutkan di dalam surat
perjanjian.
Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Tenaga Pendukung Kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria pada Kantor Pertanahan Kabupaten

13
Kudus dilakukan pada hari Senin tanggal 3 April tahun 2023 dengan pihak
pertama Tititsari Dinar Sulistyowati, S.E sedangkan pihak kedua Mahfirotul
Ariyani, S.E dan Kharisul Umam, A.Md dengan masa kerja selama lima bulan
terhitung sejak 3 April 2023 sampai dengan 31 Agustus 2023. Adapun hak,
kewajiban, dan ketentuan lainnya dijelaskan dalam SPK sebagaimana
terlampir.

4. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi merupakan kegiatan yang dikerjakan oleh banyak pihak
dari satu organisasi atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan
kesepakatan masing-masing pihak agar tidak terjadi kesalaham dalam bekerja
yang dapat mengganggu pihak lainnya. Pada laporan ini akan diuraikan
kegiatan rapat koordinasi yang dilakukan oleh Tenaga Pendukung (Field Staff)
Akses Reforma Agraria tahun pertama dengan berbagai pihak selama bulan
April tahun 2023, antara lain:
a. Rapat Koordinasi dengan Kantor Pertanahan Kudus
1) Koordinasi Internal pada hari Jum’at tanggal 14 April 2023 pada
pukul 09.45 WIB dengan dihadiri enam orang yang terdiri dari 3 laki-
laki dan 3 perempuan dengan hasil berikut:
a) Mempelajari SPK yang sudah ditanda tangani pada tanggal 3
April 2023
b) Sharing-sharing pelaksanaan kegiatan
c) Pembuatan materi untuk rapat koordinasi dengan Tim
Penanganan Akses Reforma Agraria
2) Koordinasi Internal pada hari Rabu tanggal 26 April 2023 pada pukul
09.30 WIB bertempat di Kantor Pertanahan Kudus dengan dihadiri
enam orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan dengan hasil
berikut:
a) Agenda rapat koordinasi dengan Tim Penanganan Akses
Reforma Agraria pada hari Rabu, 3 Mei 2023
b) Agenda penyuluhan hari Jum’at, 5 Mei 2023

14
c) Membawa identitas bagi Tenaga Pendukung Akses Reforma
Agraria ketika di lapangan (id card)
d) Setiap hari jumat diminta untuk datang ke Kantor Pertanahan
Kudus untuk melaporkan hasil mingguan
e) Perkenalan dengan Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan
Kantor Pertanahan Kudus yang baru
b. Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Desa Japan
1) Koordinasi dengan Pemdes Japan dari Kantor Pertanahan Kabupaten
Kudus untuk memperkenalkan Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses
Reforma Agraria yang bertugas di Desa Japan. Kegiatan ini dihadiri
oleh sembilan orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 3 orang
perempuan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 April 2023
pukul 10.30 WIB yang bertempat di balai Desa Japan.
2) Koordinasi dengan Pemdes Japan untuk keperluan data sekunder pada
hari Senin tanggal 10 April 202 pada pukul 10.00 WIB, dimana Tenaga
Pendukung (Field Staff) Akses Reforma Agraria mendapatkan data
sekunder berikut:
a) PRODESKEL Desa Japan
b) Basis Data Terpadu Desa Japan
c) PTSL Desa Japan tahun 2018 dan 2019
3) Koordinasi dengan Kepala Desa Japan untuk keperluan penyuluhan
yang akan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 5 Mei 2023, dimana
Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses Reforma Agraria juga sekaligus
memberikan surat pemberitahun kepada Pemerintah Desa Japan.
Koordinasi ini dilaksanakan pada hari Kamis, 27 April 2023 yang
bertempat di Rumah Bapak Sigit Tri Harso, S.E selaku Kepala Desa
Japan pada pukul 13.00 WIB.

15
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab-bab diatas, maka dapat disimpulkan
berikut:
a. Telah dilaksanakan kegiatan penetapan lokasi, penetapan tenaga
pendukung kegiatan Akses Reforma Agraria, penandatangananan surat
perjanjian kerja tenaga pendukung Akses Reforma Agraria, dan rapat
koordinasi.
b. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman Tenaga Pendukung (Field
Staff) Akses Reforma Agraria dari rapat koordinasi yang telah dilakukan.
c. Diperolehnya data sekunder Desa Japan untuk keperluan pemetaan sosial
yang akan dilaksanakan setelah penyuluhan.

2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan maka penulis dapat
menyampaikan beberapa saran berikut:
a. Segera berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Japan untuk pelaksanaan
kegiatan penyuluhan.
b. Tenaga Pendukung (Field Staff) Akses Reforma Agraria memilih 200
KK yang akan dijadikan sasaran utama sebagai penerima Akses Reforma
Agraria dengan beracuan kriteria pada Petunjuk Teknis Program dan
pengalaman pada tahun sebelumnya.

16
LAMPIRAN

17
1. SK Penetapan Lokasi
2. SK Penetapan Tenaga Pendukung Kegiatan Akses Reforma Agraria
3. SPK Tenaga Pendukung Kegiatan Akses Reforma Agraria
4. Daftar Hadir dan Berita Acara
5. Dokumentasi

Penetapan Lokasi ARA

Penandatanganan SPK
Perkenalan Tenaga Pendukung dengan Pemerintah Desa Japan

Koordinasi dengan Pemerintah Desa Japan 10 April 2023


Koordinasi Internal 14 April 2023

Koordinasi Internal 26 April 2023


Koordinasi terkait Penyuluhan 27 April 2023

Anda mungkin juga menyukai