i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga Petunjuk Teknis Pembangunan Basis Data Tanah
Instansi Pemerintah melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah)
ini dapat terselesaikan dengan baik.
ii
PETUNJUK TEKNIS
Nomor : 4/Juknis-TP.03.01/VI/2022
TENTANG
PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI PEMERINTAH MELALUI
KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI PEMERINTAH)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia
yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Alinea ke-empat Pembukaan dan Pasal 33 ayat (3) Undang-
Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara terbentuk dilekati dengan
tujuannya yaitu untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat, dan
alat untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menyelenggarakan
pembangunan nasional yang dalam pelaksanaannya membutuhkan tanah
sebagai faktor utama dalam pembangunan yang berkesinambungan dan
berkelanjutan. Tanah dibutuhkan oleh individu sebagai tempat tinggal dan
untuk berbagai keperluan pengusahaannya, demikian pula pemerintah atas
nama Negara membutuhkan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugas dan
fungsinya. Pengaturan dan Pengelolaan Tanah Pemerintah telah menjadi
salah satu kebijakan penting dalam rangka mendukung tujuan Negara untuk
mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Hal ini tidak terlepas dari
perhatian Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, yang kemudian dipertegas oleh Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Dalam ketentuan Pasal 285 Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
16 Tahun 2020 antara lain disebutkan mengenai Pengaturan dan
Pengelolaan Tanah Pemerintah yang ditindaklanjuti dengan dibentuknya
1
Subdirektorat Pengaturan dan Pengelolaan Tanah Pemerintah yang
ditugaskan untuk melaksanakan perumusan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan inventarisasi, identifikasi,
pengelolaan data dan penyajian informasi pemberian bimbingan teknis dan
supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengaturan
dan pengelolaan tanah Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Pemerintah.
Sebagai salah satu unit yang dibentuk dan ditugaskan di bidang
pengaturan dan pengelolaan tanah Pemerintah, maka Subdirektorat
Pengaturan dan Pengelolaan Tanah Pemerintah memerlukan basis data
tanah instansi pemerintah, yang sangat penting untuk digunakan sebagai
bahan analisis dalam menentukan arah dan kebijakan Pengaturan dan
Pengelolaan Tanah Pemerintah yang tepat dan terarah. Harus diakui bahwa
data tanah instansi pemerintah belum dipunyai secara lengkap dan akurat
oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
sehingga sulit untuk memantau dan mengevaluasi setiap perbuatan hukum
yang dilakukan terhadap tanah instansi pemerintah. Berpangkal dari
pertimbangan tersebut maka inti dari Pembangunan Basis Data Tanah
Instansi Pemerintah melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi
Pemerintah) adalah untuk memperoleh data yang lengkap dan akurat terkait
tanah instansi pemerintah yang sangat penting untuk digunakan sebagai
bahan analisis dalam menentukan arah dan kebijakan Pengaturan dan
Pengelolaan Tanah Pemerintah yang tepat dan terarah. Oleh karena itu,
perlu diselenggarakan kegiatan INTIP yang akan dilaksanakan Bidang
dan/atau Seksi yang menangani tugas dan fungsi di bidang Pengaturan dan
Pengelolaan Tanah Pemerintah.
2
INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah) secara efektif, efisien dan
akuntabel pada setiap tahapan kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan.
1.2.2 Tujuan
Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk memberikan pedoman agar
terdapat standarisasi dan keseragaman pemahaman dalam melaksanakan
Pembangunan Basis Data Tanah Instansi Pemerintah melalui Kegiatan
INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah).
1.3 Sasaran
Sasaran disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah terlaksananya
kegiatan INTIP sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan/atau sumber pembiayaan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1.4 Dasar
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok
Kearsipan;
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 18);
4. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran
3
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3696);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 194, Tambahan Lembaran
Negara Repubik Indonesia Nomor 3912);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm dan Media
Lainnya dan Legalisasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3913);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5286);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah;
13. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 83);
14. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
15. Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional
di Bidang Pertanahan;
16. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2004 tentang
Pengelolaan Arsip Statis;
17. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan
Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet
Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024;
4
18. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;
19. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 686);
21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 10 Tahun 2018 tetang Klasifikasi Arsip di Lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 687);
22. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 2019 tentang Penerapan Tanda Tangan
Elektronik;
23. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah;
24. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pelayanan Hak Tanggungan
Terintegrasi Secara Elektronik;
25. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
26. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
5
Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan;
27. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah;
28. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Tata Cara
Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah;
29. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan;
30. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2013
tentang Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia;
31. Peraturan Kepala ANRI Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman
Autentikasi Arsip Digital;
32. Peraturan Kepala ANRI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Kebijakan Umum Pengelolaan Arsip Elektronik;
33. Peraturan Kepala ANRI Nomor 18 tahun 2012 tantang Pedoman
Pembuatan dan Pengumuman Daftar Pencarian Arsip (DPA) (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 237);
34. Peraturan Kepala ANRI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Pemeliharaan Arsip Dinamis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 818);
35. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 3 Tahun 2000 tentang
Standar Minimal Gedung dan Ruang Penyimpanan Arsip Inaktif;
36. Keputusan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 12 Tahun 2000 tentang
Standar Penyimpanan Fisik Arsip;
37. Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
6
Nasional Nomor 293/KEP-4.1/VII/2018 Tentang Pengelolaan Data dan
Informasi Geospasial Tematik di Lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
38. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Survei dan Pemetaan Tematik
Pertanahan Tahun 2012.
1.5 Prinsip-Prinsip
a. Pembangunan Basis Data Tanah Instansi Pemerintah melalui Kegiatan
INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah) dilaksanakan untuk
memperoleh basis data seluruh bidang tanah instansi pemerintah yang
sudah terdaftar (bersertipikat) maupun belum terdaftar (belum
bersertipikat) di setiap wilayah Kabupaten/Kota di Ibukota Provinsi yang
ditetapkan sebagai lokasi kegiatan INTIP dengan target waktu
penyelesaian 1 (satu) tahun anggaran;
b. Pembiayaan kegiatan INTIP dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara atau sumber pembiayaan lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Hasil Pembangunan Basis Data Tanah Instansi Pemerintah melalui
Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah) yaitu:
Laporan Peningkatan Kualitas Basis Data Tanah Instansi Pemerintah
untuk bidang tanah yang sudah terdaftar (bersertipikat) berupa
kegiatan digitalisasi dokumen dan validasi data tekstual tanah
instansi pemerintah yang mencakup: digitalisasi dokumen buku
tanah, digitalisasi dokumen surat ukur, validasi data tekstual buku
tanah dan validasi data tekstual surat ukur;
Laporan Pengumpulan Data Tanah Instansi Pemerintah untuk bidang
tanah yang belum terdaftar (belum bersertipikat) menggunakan
aplikasi mobile Si Petik modul INTIP.
1.6 Pengertian
a. Pembangunan Basis Data Tanah Instansi Pemerintah melalui Kegiatan
INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah) adalah Kegiatan
7
Peningkatan Kualitas Basis Data Tanah Instansi Pemerintah untuk
bidang tanah yang sudah terdaftar (bersertipikat) dan Pengumpulan
Data Tanah Instansi Pemerintah untuk bidang tanah yang belum
terdaftar (belum bersertipikat) yang terintegrasi dengan basis data
aplikasi KKP;
b. Instansi Pemerintah adalah Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum Milik Negara, dan
Badan Perwakilan Negara Asing/Perwakilan Organisasi Internasional
yang menggunakan dan memanfaatkan tanah di wilayah Republik
Indonesia;
c. Peningkatan Kualitas Basis Data Tanah Instansi Pemerintah untuk
bidang tanah yang sudah terdaftar (bersertipikat) dalam Petunjuk Teknis
ini adalah Tanah Terdaftar (bersertipikat) dengan Tipe Hak Pakai dan
Hak Pengelolaan;
d. Buku Tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data
yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah ada
haknya;
e. Surat Ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah
dalam bentuk peta dan uraian;
f. Digitalisasi adalah proses mengubah dokumen arsip warkah
pendaftaran, buku tanah dan surat ukur dari format analog menjadi
format digital;
g. Validasi adalah suatu proses pengujian kebenaran atas data elektronik
yang tersimpan dalam sistem informasi pertanahan sesuai dengan data
fisik dan data yuridis pada sertipikat tanah atau Buku Tanah dan Surat
Ukur.
8
a. Kegiatan Digitalisasi Dokumen (Buku Tanah dan Surat Ukur) Tanah
Instansi Pemerintah;
b. Kegiatan Validasi Data (Buku Tanah dan Surat Ukur) Tanah Instansi
Pemerintah;
c. Pengumpulan Data Tanah Instansi Pemerintah belum terdaftar (belum
bersertipikat) menggunakan aplikasi mobile Si Petik modul INTIP.
9
2.1.1 Perencanaan
Perencanaan kegiatan dilakukan dengan menyusun kegiatan yang
sekurang-kurangnya memuat:
a. jadwal kegiatan;
b. pelaksana; dan
c. peralatan teknis.
10
2.1.4 Pembentukan Tim Pelaksana
a. Umum
1) Kegiatan INTIP dilaksanakan oleh tim pelaksana yang diketuai oleh
Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran atau Pejabat yang
ditunjuk, merangkap sebagai koordinator kegiatan.
2) Pembentukan tim pelaksana dituangkan dalam bentuk Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
3) Format keputusan pembentukan tim pelaksana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Petunjuk Teknis ini.
b. Struktur Tim Pelaksana
1) Penanggung Jawab dijabat oleh Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional.
2) Ketua Pelaksana/Koordinator Kegiatan dijabat oleh Kepala Bidang
Penetapan Hak dan Pendaftaran atau Pejabat yang ditunjuk.
3) Wakil Ketua Pelaksana dijabat oleh Kepala Kantor Pertanahan letak
lokasi kegiatan INTIP.
4) Sekretaris dijabat oleh Pejabat Pengawas yang mempunyai tugas
dan fungsi di Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran pada Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
5) Susunan keanggotaan Kegiatan INTIP terdiri dari 6 orang dengan
uraian sebagai berikut:
a) Kantor Wilayah
Staf yang mempunyai tugas dan fungsi di Bidang Penetapan
Hak dan Pendaftaran.
b) Kantor Pertanahan letak lokasi kegiatan INTIP
Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran
Kepala Seksi Survei dan Pemetaan
Pejabat Pelaksana/Staf yang mempunyai tugas dan fungsi
di Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran
Pejabat Pelaksana/Staf yang mempunyai tugas dan fungsi
di Seksi Survei dan Pemetaan.
11
c) Pemerintah Daerah Kab./Kota letak lokasi kegiatan INTIP
Pejabat/Pegawai SKPD yg membidangi aset tanah
Pemerintah Daerah
6) Petugas Digitalisasi Dokumen, Validasi Data, Pengumpul Data
Lapangan dan Pengolahan Data Kegiatan INTIP terdiri dari 8 orang
dengan komposisi Personil Kantor Wilayah sebanyak 3 orang,
Personil Kantor Pertanahan sebanyak 4 orang, dan Personil SKPD
yang membidangi aset tanah Pemerintah Daerah sebanyak 1
orang.
c. Tugas Tim Pelaksana
1) Penanggung Jawab mempunyai tugas:
a) bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan
kegiatan;
b) menentukan lokasi kegiatan;
c) menandatangani Surat Keputusan penetapan lokasi kegiatan;
d) membentuk tim pelaksana kegiatan;
e) menandatangani Surat Keputusan Tim Pelaksana;
f) memantau kemajuan dan hambatan serta kendala
pelaksanaan;
g) melakukan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mengatasi
berbagai hambatan dan kendala; dan
h) melaporkan hasil kegiatan kepada Menteri c.q. Direktur
Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah.
2) Ketua Pelaksana/Koordinator Kegiatan mempunyai tugas:
a) mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan;
b) melaksanakan pembinaan teknis/pembekalan kegiatan kepada
seluruh petugas pelaksana;
c) mengkoordinasikan dan melaksanakan sosialisasi;
d) melaksanakan monitoring dan evaluasi; dan
e) melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional.
3) Wakil Ketua Pelaksana mempunyai tugas:
12
a) membantu tugas-tugas Ketua Pelaksana/Koordinator Kegiatan;
b) mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan;
c) melaksanakan pembinaan teknis/pembekalan kegiatan kepada
seluruh petugas pelaksana; dan
d) mengkoordinasikan dan melaksanakan sosialisasi.
4) Sekretaris mempunyai tugas:
a) melaksanakan tugas kesekretariatan;
b) menyiapkan Surat Keputusan penetapan lokasi;
c) menyiapkan surat keputusan tim pelaksana kegiatan;
d) melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen;
e) menyiapkan materi dan melaksanakan sosialisasi;
f) membuat dan melaporkan hasil kegiatan sosialisasi kepada
koordinator kegiatan.
g) mengidentifikasi kemungkinan hambatan dan kendala yang akan
terjadi saat pelaksanaan kegiatan.
h) menyiapkan pertanggungjawaban; dan
i) menyusun pelaporan.
5) Petugas Digitalisasi Dokumen, Validasi Data, Pengumpul Data
Lapangan dan Pengolahan Data mempunyai tugas:
a) melakukan Digitalisasi Dokumen Buku Tanah dan Surat Ukur;
b) mengunggah softcopy Dokumen Buku Tanah dan Surat Ukur ke
basis data Aplikasi KKP;
c) melakukan Validasi Data Tekstual Buku Tanah dan Surat Ukur;
d) mempersiapkan bahan dan alat pengumpulan data serta peta
untuk keperluan survei lapangan;
e) melaksanakan survei pengumpulan data lapangan dan
pengolahan data serta peta; dan
f) membuat dan melaporkan hasil kegiatan kepada koordinator
kegiatan secara berkala melalui sekretaris.
13
2.1.5 Persiapan Administrasi dan Keuangan
Persiapan administrasi dan keuangan meliputi:
a. penyiapan Surat Keputusan Penetapan Lokasi;
b. penyiapan Surat Keputusan Tim Pelaksana;
c. penyiapan Surat Tugas, formulir dan undangan koordinasi dengan
Instansi Pemerintah atau pihak terkait lainnya; dan
d. penyiapan pertanggungjawaban keuangan.
2.1.6 Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan oleh Koordinator Kegiatan dan diberikan
kepada seluruh pelaksana kegiatan, yang meliputi:
a. teknis pelaksanaan pendataan, pengolahan, analisis data dan
pelaporan;
b. hal-hal lain yang dipandang perlu untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan; dan
c. hasil pembekalan berupa berita acara yang ditandatangani oleh
Koordinator Kegiatan dan seluruh petugas
2.1.7 Sosialisasi
a. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh tim pelaksana dan/atau bersama
pegawai di lingkungann Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah, bertempat di Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional atau tempat lain yang ditunjuk.
b. Peserta sosialisasi terdiri atas:
1) unsur Pemerintah/Pemerintah Daerah;
2) Instansi Pemerintah yang yang mengelola Tanah Instansi
Pemerintah;
3) pihak lain yang memanfaatkan tanah Instansi Pemerintah;
4) Camat; dan/atau
5) Kepala Desa/Lurah.
c. Pelaksanaan sosialisasi dituangkan dalam berita acara dan dilampiri
14
dengan daftar hadir peserta.
d. Format berita acara dan daftar hadir peserta sosialisasi tercantum
dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Petunjuk Teknis ini.
15
Berdasarkan basis data Aplikasi KKP yang diunduh
dari pangkalan data Kementerian ATR/BPN pada bulan
Maret tahun 2022, diperoleh Data Hak Pakai dan Hak
Pengelolaan sebagaimana diuraikan dalam tabel 1 berikut
ini:
NO KANWIL HP HPL NO KANWIL HP HPL
1 Aceh 18,948 77 18 Lampung 16,298 77
2 Babel 9,014 59 19 Maluku 3,436 4
3 Bali 32,546 145 20 Malut 7,253 19
4 Banten 10,708 190 21 NTB 11,658 178
5 Bengkulu 17,310 98 22 NTT 15,522 72
6 DIY 27,858 52 23 Papua 6,532 40
7 DKI 31,674 160 24 Papua Barat 3,588 24
8 Gorontalo 8,002 5 25 Riau 40,440 27
9 Jabar 62,648 617 26 Sulbar 3,178 18
10 Jambi 13,845 130 27 Sulsel 22,146 284
11 Jateng 290,311 555 28 Sulteng 12,384 80
12 Jatim 122,705 896 29 Sultra 23,154 29
13 Kalbar 28,225 160 30 Sulut 7,040 171
14 Kalsel 26,563 37 31 Sumbar 9,466 75
15 Kalteng 16,354 107 32 Sumsel 35,192 112
16 Kaltim 27,525 115 33 Sumut 27,445 347
17 Kepri 29,811 543
16
BUKU TANAH SURAT UKUR NIB TERPETAKAN
NO KANWIL JUMLAH
VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK VALID TIDAK
1 Aceh 15,707 3,241 15,256 3,692 11,604 7,344 13,988 4,960 18,948
2 Babel 4,190 4,824 5,382 3,632 3,966 5,048 5,661 3,353 9,014
3 Bali 30,554 1,992 29,919 2,627 21,418 11,128 30,245 2,301 32,546
4 Banten 7,719 2,989 7,669 3,039 5,699 5,009 8,250 2,458 10,708
5 Bengkulu 12,369 4,941 5,884 11,426 3,601 13,709 4,825 12,485 17,310
6 DIY 11,512 16,346 24,193 3,665 9,047 18,811 15,968 11,890 27,858
7 DKI 28,778 2,896 25,300 6,374 25,052 6,622 27,868 3,806 31,674
8 Gorontalo 6,252 1,750 3,740 4,262 2,846 5,156 4,291 3,711 8,002
9 Jabar 46,541 16,107 44,550 18,098 35,137 27,511 50,865 11,783 62,648
10 Jambi 6,926 6,919 7,008 6,837 5,167 8,678 6,635 7,210 13,845
11 Jateng 258,862 31,449 258,822 31,489 221,100 69,211 251,077 39,234 290,311
12 Jatim 98,583 24,122 107,975 14,730 85,253 37,452 100,716 21,989 122,705
13 Kalbar 12,463 15,762 11,919 16,306 8,958 19,267 13,572 14,653 28,225
14 Kalsel 16,517 10,046 18,787 7,776 14,097 12,466 19,456 7,107 26,563
15 Kalteng 11,526 4,828 10,900 5,454 7,119 9,235 9,160 7,194 16,354
16 Kaltim 25,061 2,464 25,654 1,871 23,915 3,610 24,829 2,696 27,525
17 Kepri 27,321 2,490 28,035 1,776 24,232 5,579 29,113 698 29,811
18 Lampung 12,072 4,226 12,605 3,693 9,891 6,407 11,955 4,343 16,298
19 Maluku 2,070 1,366 2,410 1,026 1,651 1,785 2,548 888 3,436
20 Malut 6,066 1,187 6,568 685 5,140 2,113 6,984 269 7,253
21 NTB 6,383 5,275 7,103 4,555 4,057 7,601 7,917 3,741 11,658
22 NTT 8,977 6,545 8,956 6,566 4,876 10,646 6,787 8,735 15,522
23 Papua 2,978 3,554 2,964 3,568 2,300 4,232 3,643 2,889 6,532
24 Papua Barat 1,594 1,994 1,968 1,620 1,062 2,526 2,040 1,548 3,588
25 Riau 11,496 28,944 6,334 34,106 5,513 34,927 10,087 30,353 40,440
26 Sulbar 2,399 779 2,301 877 1,284 1,894 2,518 660 3,178
27 Sulsel 13,320 8,826 14,041 8,105 9,049 13,097 11,823 10,323 22,146
28 Sulteng 7,320 5,064 8,662 3,722 4,869 7,515 8,856 3,528 12,384
29 Sultra 15,262 7,892 6,320 16,834 5,581 17,573 7,724 15,430 23,154
30 Sulut 3,436 3,604 4,356 2,684 3,059 3,981 4,440 2,600 7,040
31 Sumbar 5,201 4,265 5,574 3,892 3,138 6,328 6,634 2,832 9,466
32 Sumsel 12,575 22,617 8,870 26,322 5,349 29,843 9,914 25,278 35,192
33 Sumut 21,969 5,476 20,732 6,713 11,516 15,929 17,421 10,024 27,445
Grand Total 753,999 264,780 750,757 268,022 586,546 432,233 737,810 280,969 1,018,779
Tabel 2. Jumlah Validasi Buku Tanah, Surat Ukur, NIB dan Pemetaan Bidang
Sertipikat Hak Pakai per Provinsi seluruh Indonesia
17
Badan Hukum Badan Usaha Instansi Pemerintah
No Kantor Wilayah Badan Sosial & Instansi Perorangan WNA (blank) Grand Total
Keagamaan
BUMN BUMS BUMD Pemerintah
Daerah Pusat
Hukum
1 Aceh 308 8 69 1 2 12,170 255 184 5,296 655 18,948
2 Babel 62 2 8 4,270 114 120 2,612 1,826 9,014
3 Bali 1,160 35 185 2 5 26,888 755 157 3,179 14 166 32,546
4 Banten 487 4 64 35 6 7,455 135 124 2,297 101 10,708
5 Bengkulu 71 5 37 1 1 3,998 262 48 12,292 595 17,310
6 DIY 223 3 5 20,692 181 106 6,450 1 197 27,858
7 DKI 2,192 22 189 75 30 6,128 28 65 22,099 846 31,674
8 Gorontalo 66 1 3 1 3,302 30 35 4,416 148 8,002
9 Jabar 3,353 61 1,405 337 30 44,566 1,335 420 10,672 7 462 62,648
10 Jambi 72 4 16 3 4,378 1,213 67 3,775 4,317 13,845
11 Jateng 2,568 30 430 42 31 262,131 5,248 995 17,223 3 1,610 290,311
12 Jatim 4,847 29 541 128 15 90,104 2,733 820 22,361 1,127 122,705
13 Kalbar 677 44 57 7 2 10,900 759 123 13,516 2,140 28,225
14 Kalsel 643 12 260 475 10,422 1,230 146 12,122 1,253 26,563
15 Kalteng 306 6 5 24 8,973 94 83 5,885 978 16,354
16 Kaltim 492 12 135 91 1 4,069 210 145 22,026 344 27,525
17 Kepri 93 1 17 8 4,150 144 41 25,229 3 125 29,811
18 Lampung 400 13 67 10 18 9,648 194 95 5,737 116 16,298
19 Maluku 95 15 15 2,025 199 32 553 502 3,436
20 Malut 87 1 3 1 5,252 195 303 1,354 57 7,253
21 NTB 290 12 18 5 7,652 430 97 2,686 468 11,658
22 NTT 677 125 88 15 6 9,290 772 134 3,515 900 15,522
23 Papua 323 24 9 2 3,832 346 103 1,622 271 6,532
24 Papua Barat 58 4 2 1,911 124 214 330 945 3,588
25 Riau 298 4 12 25 8 4,315 170 180 30,875 4,553 40,440
26 Sulbar 148 1 4 2,317 44 21 522 121 3,178
27 Sulsel 608 23 41 11 3 10,916 394 180 6,838 3,132 22,146
28 Sulteng 325 19 3 30 7,155 149 72 4,305 326 12,384
29 Sultra 43 4 7 3 1 6,285 466 129 16,015 201 23,154
30 Sulut 236 14 7 2 4,210 196 59 2,133 183 7,040
31 Sumbar 492 8 19 2 5,763 768 54 1,606 754 9,466
32 Sumsel 527 5 114 57 4 5,772 391 107 20,797 7,418 35,192
33 Sumut 640 22 42 7 1 13,578 1,345 153 9,349 2,308 27,445
Grand Total 22,867 573 3,877 1,399 165 624,517 20,909 5,612 299,687 28 39,145 1,018,779
18
Adapun Kualitas Data dan Klasifikasi Tipe Pemilik
Sertipikat Hak Pengelolaan diuraikan dalam tabel 6 s/d
tabel 9 berikut ini:
Tabel 6. Jumlah Validasi Buku Tanah, Surat Ukur, NIB dan Pemetaan Bidang
Sertipikat Hak Pengelolaan per Provinsi seluruh Indonesia
19
Valid Tidak Valid
NO DOKUMEN
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
1 Buku Tanah 2,555 46% 2,948 54%
2 Surat Ukur 1,857 34% 3,646 66%
3 NIB 1,665 30% 3,838 70%
4 Terpetakan 3,026 55% 2,477 45%
Tabel 7. Jumlah dan Prosentase Validasi Dokumen
Sertipikat Hak Pengelolaan seluruh Indonesia
20
No. Tipe Pemilik Jumlah
1 Badan Hukum 1,533
2 Sosial & Keagamaan -
3 BUMN 449
4 BUMS 10
5 BUMD 35
6 Instansi Pemerintah 2,036
7 Pemerintah Daerah 148
8 Pemerintah Pusat 60
9 Perorangan 805
10 WNA -
11 (blank) 427
Total 5,503
Tabel 10. Jumlah Sertipikat Hak Pakai dan Sertipikat Hak Pengelolaan
Tipe Pemilik Instansi Pemerintah, BUMN dan BUMD per Provinsi seluruh Indonesia
21
Hak
No Tipe Pemilik Hak Pakai Jumlah
Pengelolaan
1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 3,877 449 4,326
2 Badan Usaha Mlik Daerah (BUMD) 165 35 200
3 Instansi Pemerintah 624,517 2,036 626,553
4 Instansi Pemerintah Daerah 20,909 148 21,057
5 Instansi Pemerintah Pusat 5,612 60 5,672
Total 655,080 2,728 657,808
Tabel 11. Jumlah Sertipikat Hak Pakai dan Sertipikat Hak Pengelolaan
Tipe Pemilik Instansi Pemerintah, BUMN dan BUMD di seluruh Indonesia
22
5) Klasifikasi Tipe Pemilik BELUM STANDARD, misal tipe
pemilik:
Instansi Pemerintah
Instansi Pemerintah Pusat
Instansi Pemerintah Daerah
(blank)
23
b. Data Fisik Warkah (BT dan SU) arsip di Kantor
Pertanahan;
c. Data–data pembanding dari:
1) Peta pendaftaran offline;
2) Peta administrasi wilayah;
3) Peta Dasar (sebaiknya menggunakan peta CSRT
atau peta foto udara UAV/drone skala besar, untuk
memudahkan identifikasi bidang secara visual);
4) dan lain-lain (sesuai kondisi wilayah setempat).
24
Hasil inventarisasi ini menjadi acuan dalam
pelaksanaan Rekonsiliasi Data Tanah Instansi Pemerintah,
baik secara kuantitas maupun kualitas.
25
2.2.1.4 Pengolahan Data Tanah Instansi Pemerintah belum
terdaftar dengan Aplikasi Si Petik
Pengolahan data Tanah Instansi Pemerintah
Belum Terdaftar (Belum Bersertipikat) dilakukan
menggunakan aplikasi mobile Si Petik modul INTIP
(Lampiran VI), terhadap tanah-tanah instansi sebagai
berikut:
a. Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga);
b. Pemerintah Provinsi;
c. Pemerintah Kabupaten/Kota;
d. Pemerintah Desa;
e. BUMN;
f. BUMD;
g. BHMN;
h. Badan Perwakilan Negara Asing; dan
i. Perwakilan Organisasi Internasional.
26
b. Persiapan Digitalisasi Dokumen
Sebelum melakukan digitalisasi dokumen perlu dilakukan
persiapan dan penelitian dari berbagai aspek atas arsip yang akan
dilakukan digitalisasi. Tahapan kegiatan ini melibatkan Tim Persiapan,
Tim Pelaksana, dan Tim Pengawas. Peran setiap Tim dijelaskan sebagai
berikut:
1) Tim Persiapan, yang terdiri dari unsur Kantor Pertanahan berperan
dalam:
Menentukan dan mempersiapkan dokumen Buku Tanah dan
Surat Ukur yang akan discan;
Melakukan penyusunan mekanisme kerja digitalisasi dokumen;
Menentukan tempat/ruangan yang memadai untuk pelaksanaan
digitalisasi;
Memastikan ketersediaan internet dan listrik selama kegiatan
berlangsung.
2) Tim Pelaksana (Kantor Wilayah/Kantor Pertanahan) berperan dalam
menentukan form, media dan peralatan yang akan digunakan untuk
pekerjaan digitalisasi. Form yang diperlukan pada kegiatan ini terdiri
dari:
Form 1. Hasil Inventarisasi (Lampiran VII);
Form 2. Kartu Kendali Dokumen (Lampiran VIII);
Form 3. Rekap Progres Pekerjaan (Lampiran IX);
Form 4. Berita Acara Serah Terima Dokumen (Lampiran X);
3) Tim Pengawas yang berasal dari unsur Kantor Wilayah/Kantor
Pertanahan berperan dalam menentukan petugas yang ditunjuk
untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan digitalisasi serta
melaksanakan kendali mutu;
27
Hasil inventarisasi ini menjadi acuan dalam
pelaksanaan Rekonsiliasi Data Tanah Instansi Pemerintah,
baik secara kuantitas maupun kualitas.
25
2.2.1.4 Pengolahan Data Tanah Instansi Pemerintah belum
terdaftar dengan Aplikasi Si Petik
Pengolahan data Tanah Instansi Pemerintah
Belum Terdaftar (Belum Bersertipikat) dilakukan
menggunakan aplikasi mobile Si Petik modul INTIP
(Lampiran VI), terhadap tanah-tanah instansi sebagai
berikut:
a. Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga);
b. Pemerintah Provinsi;
c. Pemerintah Kabupaten/Kota;
d. Pemerintah Desa;
e. BUMN;
f. BUMD;
g. BHMN;
h. Badan Perwakilan Negara Asing; dan
i. Perwakilan Organisasi Internasional.
26
Berita Acara sekurang-kurangnya memuat:
1) Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun dilakukannya
digitalisasi;
2) Keterangan mengenai jenis dokumen pertanahan yang dilakukan
digitalisasi;
3) Keterangan bahwa digitalisasi dokumen pertanahan yang dibuat
diatas kertas atau sarana lainnya kedalam mikrofilm atau media
lainnya telah dilakukan sesuai dengan naskah aslinya;
4) Tanda tangan dan nama jelas/lengkap pejabat yang bersangkutan.
Berita Acara dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan dilampiri dengan
Daftar Arsip yang dialihmediakan kedalam mikrofilm atau media lainnya
dengan ketentuan:
1) Rangkap pertama untuk Kepala Kantor Pertanahan selaku pembina
kearsipan;
2) Rangkap kedua untuk unit pengolah;
3) Rangkap ketiga untuk unit kearsipan.
f. Pemindahan Dokumen
Dokumen dipindahkan Tim Pelaksana dari rak penyimpanan ke
ruang atau lokasi pemindaian menggunakan baki dengan
memperhatikan keamanan fisik dokumen dari kerusakan dan agar tidak
terjadi kehilangan dokumen atau tercecer dalam perjalanan.
g. Pemindaian (Scanning)
Pemindaian adalah proses perekaman, digitalisasi, atau alih
media dari dokumen fisik menjadi data atau file digital yang berbentuk
*.pdf. Kegiatan pemindaian untuk dokumen pada umumnya
menggunakan perangkat keras berupa pemindai berkecepatan tinggi
(High Speed Scanner) dengan jenis ADF (Automatic Document Feeder).
Tetapi dalam keadaan tertentu tidak menutup kemungkinan
menggunakan scanner jenis Flatbed atau jenis lain apabila kondisi
dokumen yang akan dipindai tersebut dinilai tidak memungkinkan
30
menggunakan jenis ADF. Tingkat kerapatan (resolusi) yang dihasilkan
minimum 300 dpi, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Informasi pada dokumen digital dapat dibaca dan dikenali dengan
jelas dan lengkap;
2) Ciri, ukuran, dan hasil cetakan dari dokumen digital masih serupa
dengan sumber dokumen fisik aslinya;
3) Jumlah ukuran (size) total file hasil digitalisasi masih sesuai dan
sebanding dengan daya tampung data storage;
4) Beban terhadap sistem pemrosesan digitalisasi dan penyajian
informasi atau pencarian kembali dokumen digital masih ringan dan
dapat dilakukan dengan cepat;
Pada umumnya media kertas pada dokumen yang sudah berusia
lebih dari 25 tahun akan mengalami penurunan tingkat kelenturannya
sehingga bila dipindai menggunakan scanner jenis ADF, akan merusak
fisik dokumen tersebut. Untuk menghindari resiko ini, maka langkah
pemindaian harus ditempuh dengan menggunakan scanner jenis
Flatbed jenis lain, meski butuh waktu pemrosesan yang agak lambat.
Adapun ketentuan pada proses scanning ini adalah Buku Tanah dan
Surat Ukur discan dalam format A3 atau dilembarkan
Setelah dokumen fisik dilakukan scanning/pemindaian maka
dokumen tersebut diberikan stempel sekurangnya memuat informasi
dengan ketentuan:
1) Stempel dilekatkan pada dokumen pertanahan:
Buku Tanah, pada halaman Catatan Pendaftaran/Catatan
Peralihan terakhir;
Surat Ukur, di tempat kosong pada halaman depan/cover;
2) Tercantum kalimat: “Telah Dialihmediakan”/”Telah Discan”;
3) Tercantum Tanggal pelaksanaan kegiatan, yang menyatakan
waktu/kapan dokumen tersebut discan;
4) Tercantum Nama Pelaksana kegiatan, yang menyatakan siapa nama
petugas yang melaksanakan kegiatan scanning;
31
Telah Dialihmediakan
Tanggal Nama Petugas TTD
h. File Naming/Indexing
Setelah pemindaian, langkah selanjutnya adalah indexing, yakni
melakukan pengkodean file, penamaan subjek arsip, penomoran, dan
berbagai bentuk entry lain yang dibutuhkan untuk menjelaskan isi file
image hasil pemindaian. Selanjutnya file dimasukkan ke dalam folder
dengan kode atau penamaan yang sesuai dengan kelompok file
bersangkutan. Penamaan file hasil Scan diurutkan berdasarkan tipe
dokumen, contoh seperti pada tabel sebagai berikut:
No Tipe Warkah Penamaan
1 Buku Tanah JenisHak_LimaDigitNomorHak
Contoh :
M_01435 (Buku Tanah Hak Milik)
Penyimpanan file disimpan ke dalam folder per
wilayah Contoh :
Dokumen Buku Tanah
Kecamatan Pasar Minggu
Kelurahan Ragunan
2 Surat Ukur Tipe SU_5digitnomorSU_tahun
Contoh :
SU_00320_2010
Penyimpanan file disimpan ke dalam folder per
wilayah
Contoh :
Dokumen Surat Ukur
Kecamatan Pasar Minggu
Kelurahan Ragunan
2010
Tabel 1 Sistem Penamaan File
32
bagus dan melakukan pengecekan file naming/indexing. Pekerjaan
quality control atau kontrol kualitas untuk pengendalian mutu hasil baik
dari pemindaian ataupun indexing, merupakan pekerjaan validasi dan
verifikasi atas kelayakan data dan hasil pemindaian, dan merupakan
tahap pekerjaan yang akan menentukan apakah file yang dihasilkan itu
dapat dipakai atau tidak. Kontrol kualitas terhadap hasil scan dan
indexing ditentukan dari:
1) Pengkodean file, penamaan subjek, pengisian tahun, dan sebagainya
sudah lengkap dan sesuai dengan tata laksana dan tuntutan sistem.
Ini dapat dilakukan misalnya dengan menghitung jumlah digit pada
kode file, koreksi terhadap redaksional pengetikan subjek, dan lain-
lain;
2) Tampilan image yang dihasilkan dari proses pemindaian sudah
sesuai, baik dari segi jumlah lembar fisik ataupun kualitasnya.
Langkah ini dilakukan dengan cara menghitung kembali jumlah
halamannya dan membandingkan fisik asli setiap lembar dokumen
dengan tampilan image dari file dokumen bersangkutan.
Jika jumlah atau isi file sudah benar dan hasilnya indeks sudah
sesuai dengan standar yang diharapkan, maka proses alih
media/digitalisasi dokumen dapat dilanjutkan ke fase berikutnya. Tetapi
jika hasilnya dinilai masih belum memadai, maka langkah yang harus
dilakukan adalah:
1) Menyerahkan lembar dokumen yang mungkin belum terpindai
(terlewat) untuk dilakukan pemindaian ulang, dan selanjutnya
disisipkan (inserting) sebagai bagian yang utuh dari halaman dalam
file bersangkutan;
2) Melakukan revisi redaksional dari hasil indeks (entri data)
sebelumnya jika ternyata belum lengkap atau tidak sesuai;
3) Melakukan penyesuaian (adjustment) atau koreksi output image
hasil pemindaian. Tetapi jika ternyata langkah penyesuaian dan
koreksi ini dinilai masih belum juga memenuhi standar pemindaian,
maka langkah yang ditempuh adalah menyerahkan kembali lembar
33
fisik dokumen arsip tersebut ke bagian scanning untuk dilakukan
pemindaian ulang dengan setting khusus agar image yang dihasilkan
benar-benar memenuhi standar dokumentasi digital.
Selain tugas seperti di atas, langkah validasi dan verifikasi dari
quality control juga melakukan pemeriksaan terhadap stempel pada
Dokumen Pertanahan Analog pada setiap hasil pemindaian sebagai
tanda bahwa dokumen bersangkutan telah dialihmediakan dan
divalidasi. Jika sudah dianggap sesuai, maka pekerjaan proses
digitalisasi dapat dilanjutkan ke langkah berikutnya.
34
l. Penyimpanan ke dalam DMS atau Server
Dokumen pertanahan yang sudah dilakukan digitalisasi
kemudian dilakukan penyimpanan ke dalam sistem yang sudah tersedia
sehingga terintegrasi dengan dokumen digital yang terdapat pada
Aplikasi KKP. Penyimpanan hasil digitalisasi ke dalam sistem
pengelolaan dokumen dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan melalui
Aplikasi KKP.
35
b. Persiapan Validasi Data
Sebelum melakukan validasi data, Tim Pelaksana perlu
melakukan persiapan dan penelitian dengan mempertimbangkan
berbagai aspek terkait rekam data dalam sistem KKP serta dokumen
arsip terkait. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, beberapa hal yang
harus dipersiapkan:
1) Melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan kegiatan, terkait
data Buku Tanah dan Surat Ukur yang akan divalidasi;
2) Melakukan pemilihan/inventarisasi data Buku Tanah dan Surat Ukur
yang akan divalidasi dengan kriteria sebagaimana terdapat pada
table dan dituangkan dalam daftar hasil Inventarisasi Jumlah Fisik
Buku Tanah dan Surat Ukur yang ada di Kantor Pertanahan;
3) Melakukan peminjaman arsip/dokumen fisik/hasil scan Buku Tanah
dan Surat Ukur, menggunakan Berita Acara Peminjaman dan
Pengembalian;
4) Membuat rencana kerja/mekanisme/tahapan pekerjaan
berdasarkan wilayah per jenis hak maupun per tahun;
5) Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan dan personil yang akan
melakukan pekerjaannya, dan informasi lainnya yang dianggap
penting terkait dengan pelaksanaan pekerjaan;
6) Mempersiapkan form-form dan format Berita Acara/Laporan yang
akan digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan;
7) Fasilitas yang harus disiapkan:
Menyediakan ruangan untuk bekerja;
Memastikan listrik selalu ada/nyala untuk kelancaran pekerjaan;
Status Hak Hak Sudah
Buku Tanah dan Status Sudah Belum
No Belum Masih Tidak
Surat Ukur Valid Entry Entry
Valid Berlaku Berlaku
1 Hak Pakai X √ √ √ √ X
2 Hak Pengelolaan X √ √ √ √ X
Tabel 2 Kriteria Data BT/SU Yang Divalidasi
36
8) Membuatkan user login ke Aplikasi KKP sebagai petugas validator
dan entri data dengan durasi;
9) Menunjuk pegawai yang bertanggung jawab terhadap arsip untuk
mengawasi dan menandatangani BA Peminjaman dan
Pengembalian dokumen.
37
Gambar 5 Kualitas Data pada Aplikasi KKP
- Data elektronik yang ada di KKP baik yang status valid juga
harus dianalisa kembali, dan tidak menutup kemungkinan
untuk divalidasi ulang;
- Jika terdapat duplikasi data baik di data elektronik dan/atau
di dokumen analog Buku Tanah, hendaknya dikoordinasikan
dengan pejabat yang berwenang di Kantor Pertanahan agar
dapat ditindaklanjuti sesuai ketentuan dan peraturan
perundang- undangan;
- Jika terdapat dokumen analog Buku Tanah tetapi tidak ada di
data elektronik di KKP, maka dilakukan entri data Buku Tanah
sesuai dengan panduan entri data;
- Jika terdapat Buku Tanah dengan wilayah yang sudah tidak
sesuai (akibat pemekaran wilayah), agar diinventarisir, dan
dibuatkan Berita Acara pemindahan wilayahnya hal ini
dilakukan baik di fisik Buku Tanahnya dan di data elektronik di
KKP sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan;
- Hasil analisa dituangkan dalam Berita Acara Pengumpulan,
Verifikasi dan Analisa Data.
Surat Ukur
- Menghitung dokumen analog semua Surat Ukur setiap bundel
38
b. Persiapan Validasi Data
Sebelum melakukan validasi data, Tim Pelaksana perlu
melakukan persiapan dan penelitian dengan mempertimbangkan
berbagai aspek terkait rekam data dalam sistem KKP serta dokumen
arsip terkait. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, beberapa hal yang
harus dipersiapkan:
1) Melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan kegiatan, terkait
data Buku Tanah dan Surat Ukur yang akan divalidasi;
2) Melakukan pemilihan/inventarisasi data Buku Tanah dan Surat Ukur
yang akan divalidasi dengan kriteria sebagaimana terdapat pada
table dan dituangkan dalam daftar hasil Inventarisasi Jumlah Fisik
Buku Tanah dan Surat Ukur yang ada di Kantor Pertanahan;
3) Melakukan peminjaman arsip/dokumen fisik/hasil scan Buku Tanah
dan Surat Ukur, menggunakan Berita Acara Peminjaman dan
Pengembalian;
4) Membuat rencana kerja/mekanisme/tahapan pekerjaan
berdasarkan wilayah per jenis hak maupun per tahun;
5) Menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan dan personil yang akan
melakukan pekerjaannya, dan informasi lainnya yang dianggap
penting terkait dengan pelaksanaan pekerjaan;
6) Mempersiapkan form-form dan format Berita Acara/Laporan yang
akan digunakan pada saat pelaksanaan pekerjaan;
7) Fasilitas yang harus disiapkan:
Menyediakan ruangan untuk bekerja;
Memastikan listrik selalu ada/nyala untuk kelancaran pekerjaan;
Status Hak Hak Sudah
Buku Tanah dan Status Sudah Belum
No Belum Masih Tidak
Surat Ukur Valid Entry Entry
Valid Berlaku Berlaku
1 Hak Pakai X √ √ √ √ X
2 Hak Pengelolaan X √ √ √ √ X
Tabel 2 Kriteria Data BT/SU Yang Divalidasi
36
8) Membuatkan user login ke Aplikasi KKP sebagai petugas validator
dan entri data dengan durasi;
9) Menunjuk pegawai yang bertanggung jawab terhadap arsip untuk
mengawasi dan menandatangani BA Peminjaman dan
Pengembalian dokumen.
37
Gambar 5 Kualitas Data pada Aplikasi KKP
- Data elektronik yang ada di KKP baik yang status valid juga
harus dianalisa kembali, dan tidak menutup kemungkinan
untuk divalidasi ulang;
- Jika terdapat duplikasi data baik di data elektronik dan/atau
di dokumen analog Buku Tanah, hendaknya dikoordinasikan
dengan pejabat yang berwenang di Kantor Pertanahan agar
dapat ditindaklanjuti sesuai ketentuan dan peraturan
perundang- undangan;
- Jika terdapat dokumen analog Buku Tanah tetapi tidak ada di
data elektronik di KKP, maka dilakukan entri data Buku Tanah
sesuai dengan panduan entri data;
- Jika terdapat Buku Tanah dengan wilayah yang sudah tidak
sesuai (akibat pemekaran wilayah), agar diinventarisir, dan
dibuatkan Berita Acara pemindahan wilayahnya hal ini
dilakukan baik di fisik Buku Tanahnya dan di data elektronik di
KKP sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan;
- Hasil analisa dituangkan dalam Berita Acara Pengumpulan,
Verifikasi dan Analisa Data.
Surat Ukur
- Menghitung dokumen analog semua Surat Ukur setiap bundel
38
per tahun, terdapat 2 kemungkinan kondisi bundle/album
Surat Ukur yang masih tersimpan terpisah dengan Buku
Tanah dan yang sudah menyatu dalam album Buku Tanah;
- Jika kondisi Surat Ukur menyatu pada album/bendel Buku
Tanah maka inventarisasi dilakukan bersamaan pada saat
menghitung Buku Tanahnya;
- Jika terdapat duplikasi data baik di data elektronik dan/atau
di dokumen analog Surat Ukur, hendaknya dikoordinasikan
dengan pejabat yang berwenang di Kantor Pertanahan agar
dapat ditindaklanjuti sesuai ketentuan dan peraturan
perundang- undangan;
- Jika terdapat dokumen analog Surat Ukur tetapi tidak ada di
data elektronik di KKP, maka dilakukan entri data tekstual
Surat Ukur sesuai dengan panduan entri data;
- Jika terdapat Surat Ukur dengan wilayah yang sudah tidak
sesuai (akibat pemekaran wilayah), agar diinventarisir, dan
dibuatkan Berita Acara pemindahan wilayahnya hal ini
dilakukan baik di fisik Surat Ukur dan di data elektronik di KKP
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan;
- Hasil analisa dituangkan dalam Berita Acara Pengumpulan,
Verifikasi dan Analisa Data.
d. Validasi Data
Ketentuan dalam tahapan validasi data tekstual Buku Tanah dan
Surat Ukur harus memperhatikan sebagai berikut:
1) Validasi Tekstual Buku Tanah
Proses ini dilakukan untuk perekaman semua informasi yang
terdapat pada data Buku Tanah, baik data pendaftaran pertama kali
maupun data pada catatan pendaftarannya. Adapun fields/attribute
dalam database KKP yang sering kali kosong dan diperlukan validasi
diantaranya adalah:
39
Booking Counter Desa
- Login ke Aplikasi KKP web sebagai admin;
- Klik menu Administrasi pilih Konter Kelurahan/Desa;
43
Gambar 10 Proses Pembuatan Buku Tanah Baru
44
Gambar 11 Menu Surat Ukur
45
4) Pemberian Stempel Validasi
Setelah dokumen fisik dilakukan validasi/entri data maka
dokumen tersebut diberikan stempel sekurangnya memuat
informasi dengan ketentuan:
Stempel dilekatkan pada dokumen pertanahan:
- Buku Tanah, pada halaman Catatan Pendaftaran/Catatan
Peralihan terakhir;
- Surat Ukur, di tempat kosong pada halaman depan/cover;
Tercantum kalimat: “Telah Divalidasi” dan/atau ”Telah Dientri”;
Tercantum Tanggal pelaksanaan kegiatan, yang menyatakan
waktu/kapan dokumen tersebut discan;
Tercantum Nama Pelaksana kegiatan, yang menyatakan siapa
nama petugas yang melaksanakan kegiatan validasi/entri data
dan tanda tangan petugasnya;
Telah Divalidasi/Dientri
Tanggal Nama Petugas TTD
46
Gambar 11 Menu Surat Ukur
45
- Tanggal pembukuan dan tanggal penerbitan: tidak
sesuai/Kosong
- Nama Penandatangan tidak sesuai/kosong
- Narasi pada petunjuk tidak sesuai/kosong
- Tanggal Terbit dan tanggal berakhir hak untuk yang berjangka
waktu
- Tipe Pemilik dan Nama Pemilik Pertama pada sertifikat
- Dokumen pengukuran harus terisi baik Nomor, Tahun, Tipe
(GS/SU/SUS/PLL), Luas dan NIB (Nomor Induk Bidang) jika
ada, sehingga link terhadap Buku Tanah bisa dilakukan, dan
jika didalam fisik Buku Tanah tidak tertulis maka dilakukan
pencatatan (sebagai keterangan) dan segera dilakukan
koordinasi untuk memperoleh data yang sesuai dengan
petugas Arsip atau pegawai kantah terkait mengenai hal
tersebut.
- Catatan pendaftaran harus sesuai dengan yang tertera di
dalam fisik Buku Tanah baik catatan perubahan dan nomor D.I
(Daftar Isian) beserta tanggal penandatangan serta
penandatangan nya sehingga urutan untuk catatan
pendaftaran bisa secara otomatis diurutkan berdasarkan
tanggal penandatanganannya.
Memastikan hasil buku tanah dan surat ukur yang telah dilakukan
validasi telah diberikan stempel validasi.
Membuat laporan secara tertulis terkait pelaksanaan kegiatan
kontrol kualitas kepada Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan
Pendaftaran Tanah Cq. Direktorat Pengaturan Tanah Pemerintah.
Penyampaian laporan dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
(awal-akhir) dengan melampirkan daftar hasil pemeriksaan hasil
validasi (Lampiran XI).
6) Penyimpanan Dokumen
Tahapan terakhir dalam kegiatan validasi ini adalah
mengembalikan dokumen fisik Buku Tanah dan Surat Ukur ke posisi
48
penyatuan fisik Buku Tanah dan Surat Ukur sesuai dengan NIB
maupun Nomor Hak nya, dan mengikuti penyimpanan Buku Tanah
yang per Jenis Hak dan per Desa/Kelurahan. Buku Tanah dan Surat
Ukur yang sudah disatukan kemudian diikat dan disimpan pada
tempat yang terpisah terpisah dari dokumen yang belum divalidasi.
Untuk mempermudah pencarian di kemudian hari, dokumen Buku
Tanah dan Surat Ukur yang telah divalidasi, disimpan dalam satu
sampul untuk setiap bidangnya.
49
2.5 Pelaporan Kegiatan
Laporan disampaikan secara berjenjang oleh Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional kepada Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah c.q. Direktur Pengaturan Tanah Pemerintah
yang meliputi:
a. Laporan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu laporan tengah dan laporan akhir,
dikirim melalui email ke dit.pengaturantanahpemerintah @atrbpn.go.id.
b. Laporan akhir kegiatan merupakan gabungan data Tanah Instansi
Pemerintah yang sudah terdaftar (sudah digitalisasi dan validasi) dan
belum terdaftar (terintegrasi di aplikasi KKP) di wilayah masing-masing
Kabupaten/Kota sesuai dengan format sistematika laporan akhir yang
tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.
c. Format kertas laporan akhir dan rekapitulasi data tanah instansi
pemerintah berukuran A4, sedangkan format kertas peta sebaran tanah
instansi pemerintah berukuran A3 dengan skala menyesuaikan luas
Kabupaten/Kota dan dimungkinkan dilakukan indeks peta.
d. Laporan akhir yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah harus disertai softcopy (HDD/FDD) yang
terdiri dari file laporan akhir (.doc/.xls) dan peta dengan format shapefile
(.shp) berproyeksi TM3.
IV. SUPERVISI
Supervisi kegiatan INTIP dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah c.q. Direktorat Pengaturan Tanah Pemerintah atau
50
pegawai yang ditunjuk. Dilaksanakannya supervisi ini untuk memastikan hasil
pelaksanaan INTIP sesuai dengan Petunjuk Teknis ini. Format form ulir supervisi
tercantum dalam Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
V. PENUTUP
a. Demikian Petunjuk Teknis tentang Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah
ini ditetapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.
b. Dengan berlakunya Petunjuk Teknis ini maka Petunjuk Teknis Tanggal 30
Desember 2019 Nomor 5/JUKNIS-600.TP.03.01/XII/2019 tentang
Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2020 dicabut dan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Juni 2022
Suyus/GVindayana
NIP. 19670617 199303 1 001
51
2.5 Pelaporan Kegiatan
Laporan disampaikan secara berjenjang oleh Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional kepada Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah c.q. Direktur Pengaturan Tanah Pemerintah
yang meliputi:
a. Laporan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu laporan tengah dan laporan akhir,
dikirim melalui email ke dit.pengaturantanahpemerintah @atrbpn.go.id.
b. Laporan akhir kegiatan merupakan gabungan data Tanah Instansi
Pemerintah yang sudah terdaftar (sudah digitalisasi dan validasi) dan
belum terdaftar (terintegrasi di aplikasi KKP) di wilayah masing-masing
Kabupaten/Kota sesuai dengan format sistematika laporan akhir yang
tercantum dalam Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.
c. Format kertas laporan akhir dan rekapitulasi data tanah instansi
pemerintah berukuran A4, sedangkan format kertas peta sebaran tanah
instansi pemerintah berukuran A3 dengan skala menyesuaikan luas
Kabupaten/Kota dan dimungkinkan dilakukan indeks peta.
d. Laporan akhir yang disampaikan kepada Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah harus disertai softcopy (HDD/FDD) yang
terdiri dari file laporan akhir (.doc/.xls) dan peta dengan format shapefile
(.shp) berproyeksi TM3.
IV. SUPERVISI
Supervisi kegiatan INTIP dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Penetapan
Hak dan Pendaftaran Tanah c.q. Direktorat Pengaturan Tanah Pemerintah atau
50
I.B. Contoh Uraian Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) Pembangunan Basis Data
Tanah Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi
Pemerintah)
1 2 6
01.FAB.001. Data Tanah Instansi Pemerintah
051 Persiapan Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah
521811 Belanja barang persediaan barang konsumsi
- Alat Tulis Kantor Paket
- Bahan Penunjang Komputer Paket
521211 Belanja Bahan
- Penggandaan Lembar
D Pengolahan Data
521811 Belanja barang persediaan barang konsumsi
- Alat Tulis Kantor Pkt
- Bahan Penunjang Komputer Pkt
TOTAL BIAYA
VOLUME
BIAYA
Catatan: Revisi Anggaran dapat dilakukan dengan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan
tentang Tata Cara Revisi Anggaran yang diterbitkan setiap tahun anggaran.
Lampiran II. Keputusan Penetapan Lokasi Pembangunan Basis Data Tanah Instansi
Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi
Pemerintah)
NOMOR …………
TENTANG
PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI
PEMERINTAH MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI
PEMERINTAH) DI PROVINSI …… TAHUN ANGGARAN ………
MEMUTUSKAN...
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di …………
pada tanggal …………
Tembusan:
NOMOR …………
TENTANG
TIM PELAKSANA PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI PEMERINTAH
MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI PEMERINTAH) DI
KABUPATEN/KOTA …… PROVINSI …… TAHUN ANGGARAN ……
KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ............. ,
Menimbang : bahwa sehubungan dengan implementasi Petunjuk Teknis
Nomor ..…….. tentang Pembangunan Basis Data Tanah
Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi
Tanah Instansi Pemerintah), perlu ditetapkan Keputusan
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
…..… tentang Tim Pelaksana Pembangunan Basis Data Tanah
Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi
Tanah Instansi Pemerintah) di Kabupaten/Kota …..…
Provinsi …... Tahun Anggaran …...;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
3. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang
Badan Pertanahan Nasional;
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi .............. Nomor
………. Tanggal ………. Tahun Anggaran .......... ;
7. Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi ………. Nomor ………. Tanggal
………. tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Basis
Data Tanah Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP
(Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah) di Provinsi
………. Tahun Anggaran ……….
MEMUTUSKAN…
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN
PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …….. TENTANG TIM
PELAKSANA PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI
PEMERINTAH MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI
TANAH INSTANSI PEMERINTAH) DI KABUPATEN/KOTA …...
PROVINSI …… TAHUN ANGGARAN ……
KESATU : Membentuk Tim Pelaksana kegiatan Pembangunan Basis Data
Tanah Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP
(Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah) di Kabupaten/Kota
…..... Provinsi ………… tahun anggaran ………… yang
selanjutnya disebut Tim, dengan susunan keanggotaan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Tim mempunyai tugas sesuai dengan tugas yang tertuang
dalam Petunjuk Teknis Nomor …….. tentang Pembangunan
Basis Data Tanah Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP
(Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah).
KETIGA : Tim melaksanakan kegiatan di Kabupaten/Kota …….. sesuai
Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi ………… Nomor ………… Tanggal …………
Tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Basis Data Tanah
Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi
Tanah Instansi Pemerintah) di Provinsi …… Tahun Anggaran
………
KEEMPAT : Tim bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah di lokasi
sebagaimana Diktum KETIGA.
KELIMA : Biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ………. Nomor
………. Tanggal ………. Tahun Anggaran ……….
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapannya, maka keputusan ini akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di …………
pada tanggal …………
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi ............................ ,
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PELAKSANA PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI PEMERINTAH
MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI PEMERINTAH)
DI KABUPATEN/KOTA …………
PROVINSI ………… TAHUN ANGGARAN …………
Ketua Pelaksana/
Sekretaris, Wakil Ketua Pelaksana,
(tanda tangan) (tanda tangan)
Nama lengkap ………………….. Nama lengkap …………………..
NIP. ………………….. NIP. …………………..
Petugas, Petugas,
(tanda tangan) (tanda tangan)
Nama lengkap ………………….. Nama lengkap …………………..
NIP. ………………….. NIP. …………………..
Mengetahui:
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Provinsi ............................ ,
(tanda tangan)
Nama lengkap …………………..
NIP. …………………..
IV.B. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi
Hari/Tanggal :
Tempat :
2 2…………
3 3…………
4 4…………
5 5…………
6 6…………
7 7…………
8 8…………
9 9…………
10 10…………
11 11…………
12 12…………
13 13…………
14 14…………
15 15…………
16 16…………
17 17…………
18 18…………
19 19…………
20 20…………
......................, ......................
Ketua Pelaksana/Wakil Ketua Pelaksana,
(tanda tangan)
NOMOR …………
TENTANG
PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI
PEMERINTAH MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI
PEMERINTAH) DI PROVINSI …… TAHUN ANGGARAN ………
MEMUTUSKAN...
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di …………
pada tanggal …………
Tembusan:
......................, ......................
Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran,
(tanda tangan)
Ketua Pelaksana/
Sekretaris, Wakil Ketua Pelaksana,
(tanda tangan) (tanda tangan)
Nama lengkap ………………….. Nama lengkap …………………..
NIP. ………………….. NIP. …………………..
Petugas, Petugas,
(tanda tangan) (tanda tangan)
Nama lengkap ………………….. Nama lengkap …………………..
NIP. ………………….. NIP. …………………..
Mengetahui:
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Provinsi ............................ ,
(tanda tangan)
Nama lengkap …………………..
NIP. …………………..
IV.B. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi
Hari/Tanggal :
Tempat :
2 2…………
3 3…………
4 4…………
5 5…………
6 6…………
7 7…………
8 8…………
9 9…………
10 10…………
11 11…………
12 12…………
13 13…………
14 14…………
15 15…………
16 16…………
17 17…………
18 18…………
19 19…………
20 20…………
......................, ......................
Ketua Pelaksana/Wakil Ketua Pelaksana,
(tanda tangan)
8.
V.B. Rekapitulasi Tanah Instansi Pemerintah Yang Belum Terdaftar
Provinsi : ………………..
Kabupaten/Kota : ………………..
Letak Lokasi Penguasaan Penggunaan Pemanfaatan
NUI Nama Instansi Pemerintah Luas (M2) Keterangan
Kecamatan Desa/Kelurahan Tanah Tanah Tanah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Lampiran V.C Peta Kerja Pembangunan Basis Data Tanah Instansi Pemerintah Melalui Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah)
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Lampiran VII. Hasil Inventarisasi
8
Lampiran VIII. Kartu Kendali Dokumen
BERITA ACARA
NOMOR : ...........................
Pada hari ini ….. tanggal ..... bulan …..tahun ..... dilaksanakan pemindahan arsip
untuk pelaksanaan digitalisasi dokumen Buku Tanah/Surat Ukur dari (Unit Pengolah)
..... ke ..... yang melibatkan:
1. Nama : ...........................................................
NIP : ...........................................................
Jabatan : ...........................................................
Dalam hal ini bertindak atas nama pimpinan Unit Pengolah yang selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2. Nama : ............................................................
NIP : ............................................................
Jabatan : ............................................................
Dalam hal ini bertindak atas nama ..... yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
ttd ttd
18.
Lampiran XI. Daftar Hasil Pemeriksaan Hasil Validasi
Jenis Nomor
Desa/ Tidak
No. Dokumen Kode Desa Hak/ Sesuai
Kelurahan Sesuai
(BT/SU) Nomor SU
1
2
3
4 x
5 x
Dst.
Nama Nama
NIP. NIP.
BERITA ACARA PENELITIAN VALIDASI BUKU TANAH DAN SURAT UKUR
TANAH INSTANSI PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA ……………………………. PROVINSI ……………………………….
Pada hari ini ………………., tanggal …………………… (…) bulan ............ tahun
……………………. yang bertanda tangan di bawah ini:
Menerangkan bahwa:
1. Konten buku tanah pada Aplikasi KKP telah sesuai dengan Buku Tanah analog
dengan jumlah buku tanah valid sebanyak ....... ( ....) buku tanah atau
………% dari …….. (jumlah) buku tanah di Kabupaten/Kota ........... ;
2. Konten surat ukur pada Aplikasi KKP telah sesuai dengan Surat Ukur analog
dengan jumlah surat ukur valid sebanyak ....... ( ... ) surat ukur atau
………% dari …….. (jumlah) surat ukur di Kabupaten/Kota ........... ;
3. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil kegiatan validasi buku tanah dan
surat ukur dan apabila terdapat kekeliruan akan diperbaiki sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Dibuat di ……………………………
Kepala Seksi
Survei dan Pemetaan
Nama
NIP
Kepala Seksi
Penetapan Hak dan
Pendaftaran
Nama
NIP
Nama
NIP
Lampiran XII. Form Kendali Mutu dan Berita Acara Hasil Kendali Mutu
Lokasi Kegiatan
Kabupaten/Kota : …………………………..
Ketua Pelaksana,
(tanda tangan)
Nama lengkap …………………..
NIP. …………………..
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……............................
Jalan ..................... Telepon: .....................
Pada hari ini, …, tanggal, …, bulan, …, tahun, …, saya … (nama pejabat), … (NIP dan
jabatan), selanjutnya disebut Ketua Pelaksana, telah melaksanakan hal-hal sebagai
berikut:
Berdasarkan hal-hal di atas maka dengan ini saya menyatakan bahwa data dan peta
beserta pengolahannya sesuai dengan tahapan dalam Petunjuk Teknis Nomor
…………… tentang Pembangunan Basis Data Tanah Instansi Pemerintah Melalui
Kegiatan INTIP (Inventarisasi Tanah Instansi Pemerintah).
Ketua Pelaksana,
(tanda tangan)
Lokasi Kegiatan
Kabupaten/Kota : …………………………..
...…………………., ...………………….
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ....................................,
Keterangan:
1
Perkiraan jumlah bidang tanah instansi pemerintah. Nama lengkap ...………………………….
2
Diisi keterangan yang dianggap perlu. NIP. ...………………………….
Lampiran XIII.B. Formulir Hambatan, Kendala dan Masalah
1 2 3 4
...…………………., ...………………….
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ................................... ,
LAPORAN AKHIR
PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI PEMERINTAH
MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI
PEMERINTAH)
KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……….. TAHUN ………..
Cover
Kata Pengantar1
Daftar Isi Daftar
Tabel Daftar
Gambar
Daftar Lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Dasar Hukum
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Rekapitulasi Digitalisasi Dokumen Buku Tanah dan Surat Ukur Tanah Instansi
Pemerintah
2. Rekapitulasi Validasi Data Buku Tanah dan Surat Ukur Tanah Instansi Pemerintah
3. Peta Sebaran Tanah Instansi Pemerintah
Keterangan:
1 Ditandatangani oleh Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran an. Kepala
Bulan
No. Tahapan Keterangan3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan1
a. Keputusan Penetapan Lokasi
b. Penyusunan Petunjuk Operasional Kegiatan
c. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana
d. Pembuatan Peta Kerja
2. Pelaksanaan1
a. Berita Acara Sosialisasi
b. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi
c. Berita Acara Hasil Kendali Mutu
3. Monitoring dan Evaluasi1
Keterangan:
= Tahapan yang sudah dilaksanakan.
= Tahapan yang belum dilaksanakan.
1
Setiap tahapan yang sudah dilaksanakan harus melampirkan eviden.
2
Perkiraan jumlah bidang tanah instansi pemerintah.
3
Diisi keterangan yang dianggap perlu.
LAPORAN HAMBATAN, KENDALA DAN MASALAH
PEMBANGUNAN BASIS DATA TANAH INSTANSI PEMERINTAH MELALUI KEGIATAN INTIP (INVENTARISASI TANAH INSTANSI PEMERINTAH)
PADA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ……...………..
TAHUN ANGGARAN ……...………..
1 2 3 4
...…………………., ...………………….
an. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Kepala Bidang Penetapan Hak dan Pendaftaran,