2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Modul Diklat Pengadaan Tanah.
Modul ini disusun agar peserta diklat dapat mempelajari dan memahami materi-
materi yang diberikan.
Pada kesempatan ini pula, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah Saudara-saudara
sekalian.
Semoga modul ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca, khususnya peserta diklat. Akhir kata dengan segala kerendahan hati,
penyusun menerima kritik dan saran membangun dari pembaca.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
Hal
BAB I
PEMANFAATAN TANAH INSTANSI
PEMERINTAH
A. Latar Belakang
perjanjian pihak ketiga di atas tanah aset termasuk perubahan penggunaan dan
pelepasan aset tersebut;
b. Monitoring dan evaluasi pemanfaatan tanah;
c. Pelaksanaan perijinan terhadap rekomendasi pemegang Hak Pengelolaan
dalam rangka kerjasama dengan pihak ketiga;
d. Pelaksanaan rekomendasi penghapusan tanah aset pemerintah.
1. Pengertian
Pemanfaatan tanah aset pemerintah tidak terlepas dari pemanfaatan barang
milik negara/daerah sebagaimana dimaksud dalam PP 27 Tahun 2014 tentang
pengelolaan barang milik negara dan daerah. Barang Milik Negara/Daerah
pada umumnya terbagi dalam 2 jenis yaitu bergerak dan tidak bergerak
Lebih lanjut, Maria S.W Sumardjono menjelaskan bahwa Hak Pengelolaan (HPL)
dalam kenyataannya (kondis real) dimiliki oleh:
1. PT Kereta Api Indonesia (Persero),
2. PT Pelabuhan Indonesia (Persero),
3. PT Angkasa Pura (Persero),
4. PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung,
5. PT Garuda Natour,
6. PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (Persero),
7. PT Pasuruan Industrial Estate Rem-bang (Persero),
8. Badan Otorita Batam,
9. PD Pasar Surya Surabaya,
10. PD Pasar Jaya DKI Jakarta,
11. PD Sarana Jaya DKI Jakarta,
12. Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Pe-rumnas),
13. Pemerintah kabupaten/ kota.
BAB II
GAMBARAN UMUM
DIREKTORAT PEMANFAATAN
TANAH PEMERINTAH
Direktorat
Pemanfaatan Tanah Pemerintah
Seksi Pemanfaatan Seksi Pemanfaatan Seksi Pemantauan dan Seksi Pemantauan dan Evaluasi
Tanah Instansi Tanah Badan Usaha Evaluasi Pemanfaatan Pemanfaatan Tanah Badan
Pemerintah Tanah Instansi Usaha Pemerintah
7) Fotokopi SPPT PBB Tahun berjalan, Asli bukti SSB (BPHTB) dan bukti SSP/PPh
sesuai ketentuan
Di atas tanah Hak Pengelolaan dapat diberikan Hak Guna Bangunan (HGB)
atau Hak Pakai (HP). Kedua hak ini merupakan hak yang lahir karena adanya
perjanjian antara pemegang HPL dengan pihak ketiga sesuai ketetapan waktu
dan ketentuan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hak Guna
Bangunan (HGB) diatas Hak Pengelolaan dapat dijaminkan dan dialihkan atas
seijin pemegang Hak Pengelolaan (HPL).
3) Lingkungan Kantor Wilayah BPN Provinsi Banten, pada tanggal 8-10 Juli 2015
dengan uji petik di
a. Kantor Pertanahan Kota Tangerang
b. Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan
c. Kantor Pertanahan Kabupaten Serang
d. Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang
4) Lingkungan Kantor Wilayah BPN Provinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 19-
21 Agustus 2015 dengan uji petik di
a. Kantor Pertanahan Kabupaten Ogan Ilir
b. Kantor Pertanahan Kota Palembang
5) Lingkungan Kantor Wilayah BPN Provinsi Gorontalo, pada tanggal 24-27
Agustus 2015 dengan uji petik di
a. Kantor Pertanahan Kota Gorontalo
b. Kantor Pertanahan Kabupaten Bone Bolango
c. Kantor Pertanahan Kabupaten Gorontalo
6) Lingkungan Kantor Wilayah BPN Provinsi Riau, pada tanggal 31 Agustus – 2
September sampai 2015 dengan uji petik di Kantor Pertanahan Kota
Pekanbaru
BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN
PEMANTAUAN PEMANFAATAN
TANAH PEMERINTAH
2) Masih terdapat Jangka waktu pendaftaran HGB diatas HPL yang sudah lama
belum didaftar.
3) Terbangun pendapat dalam diskusi di Kantor Wilayah BPN Provinsi Banten,
yang menyatakan bahwa sebagai Jalan tengah ketentuan tentang HPL
PERUMNAS. Sebaiknya Perumnas sebagai garis penghubung antara
pemerintah sebagai penyedia dengan rakyat yang kurang mampu sebagai
pengguna diberikan HGB bukan HPL karena dikhawatirkan akan timbul
banyak rekomendasi yang menjadikannya lahan bisnis sehingga subyek
haknya harus lebih aktif, disamping untuk menghindari pemaknaan yang
keliru yang menyatakan bahwa perumnas merupakan tanah asset
pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
1. Aslan Noor, konsepsi hak milik atas tanah bagi bangsa Indonesia ditinjau dari ajaran
Hak Asasi Manusia, disertai PPS Unpad, Bandung Tahun 2003, Hlm. 36. Lihat pula
John Locke, two treaties of sivil government. J.M. Dent & Sons Ltd, London, 1960
2. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, LPHI,
Jakarta, 2005
3. Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah Tanah (Suatu Kumpulan Karangan), FH UI,
Jakarta, 2002,
4. AP. Parlindungan, Komentar Tentang UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1998
5. AP Parlindungan, Berakhirnya Hak-Hak Atas Tanah, Mandar Madju, 1990
6. John Salindeho, Masalah Tanah Dalam Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, 1987,
7. Ronald Z. Titahelu, Penetapan Asas Hukum Umum Dalam Penggunaan Tanah (Suatu
kajian Filsafati dan Teoritik Tentang Pengaturan dan Penggunaan Tanah di
Indonesia, Disertasi PPS Unair, Surabaya, 1993
8. W.G. Vegting, Publiek Domein en zaken buiten den handal, N. Samson N.V., Alphen
aan de Rijn, 1946,
9. Maria SW Sumardjono, “Hak Pengelolaan: Perkembang-an, Regulasi, dan
Implementasinya”, Jurnal Mimbar Hu-kum, Edisi Khusus, September 2007,
Yogyakarta: Fakul-tas Hukum Universitas Gadjah Mada, hl
10. Keputusan Mahkamah Konstitusi putusan permohonan judicial review UU No.20
/2003 tentang Ketenagalistrikan Nomor 001-021-022/PUU-I/2003, UU No.22 /2001
tentang Minyak dan Gas Bumi Nomor 002/PUU-I/2003, dan Putusan Uji materi UU
No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Nomor 058-059-060-063/PUU-II/2004
11. R. Subekti dan R. Tjitrosudibyo, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Terjemahan
Dari BW, Jakarta, 1995,
12. Diraman, Perundang-undangan Agraria di Indonesia, N.V. Masa Baru, Jakarta, 1952,
R. Rustandi Ardiwilaga, Hukum Agraria Indonesia Dalam Teori dan Praktik, N,V,
Masa Baru, Bandung, 1960.