Rukun Sentosa
KATA PENGANTAR
Kegiatan pertambangan batu bara terbuka (open pit) yang dilaksanakan Koperasi
Pertambangan Rukun Sentosa dalam memproduksi bahan galian batubara menyebabkan
perubahan bentang alam yang berdampak langsung terhadap menurunnya kualitas lingkungan
hidup tidak hanya pada lokasi kegiatan tetapi juga di wilayah sekitar kegiatan pertambangan ini
berlangsung.
Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor :
1827.K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik,
maka menjadi kewajiban bagi pemegang Kuasa Pertambangan untuk melaksanakan upaya
pemulihan fungsi dan tata guna lahan seperti sediakala bilamana pada lahan tersebut dilakukan
kegiatan eksploitasi sumber daya alam berupa bahan galian tambang batubara. Salah satu upaya
yang akan dilaksanakan adalah dengan melakukan reklamasi lahan yang mencakup penataan
kembali lahan bekas galian dan pemulihan vegetasi alami yang ada sebelum kegiatan
penambangan.
Agar upaya pemulihan kondisi biogeofisika pasca penambangan lebih tepat sasaran dan
tepat guna maka kewajiban bagi pemegang Kuasa Pertambangan untuk menyusun Rencana
Reklamasi dengan berlandaskan kepada rencana pelaksanaan penambangan dan sasaran akhir
reklamasi yang akan dicapai sebagaimana diamanatkan dalam peraturan terkait yang berlaku.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dinas/ Instansi terkait
yang memberikan kesempatan berharga bagi kami untuk turut serta berperan dalam mengelola
sumber daya alam dan mengambil manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan anggota
koperasi dan masyarakat di wilayah sekitar kegiatan khususnya Kelurahan Amborawang Darat,
Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
C. DAFTAR LAMPIRAN :
D. DAFTAR TABEL
1. Rencana Reklamasi
2. Rencana Biaya Reklamasi
3. Rekapitulasi Perhitungan Biaya Pemindahan Tanah
4. Rincian Biaya-biaya
BAB I
PENDAHULUAN
Luas Kuasa Pertambangan (KP) KUD Rukun Sentosa adalah 84,85 Hektar tetapi telah
diadakan enclave karena masuk kawasan tahura berdasarkan No. Cek SIG : 14/185/xi/2012
Tertanggal 22 Nopember 2012, maka luas lahan Koptam Rukun Sentosa sekarang ini
menjadi 79,14 Hektar. Lahan Pertambangan termasuk Areal Penggunaan Lain dengan tipe
ekosistem berupa hutan dan semak belukar dengan status tanah Negara.
Adapun luas area dalam wilayah IUP-OP yang direncanakan untuk kegiatan penambangan
seperti tertera pada Tabel 1.1 berikut ini :
Untuk menuju ke lokasi penyelidikan tersebut dapat dicapai melalui jalan darat dengan
menggunakan kendaraan roda empat dari Kota Samarinda menuju Kelurahan Amborawang
Darat, Kecamatan Samboja dengan waktu tempuh ± 2,5 jam dengan kondisi jalan beraspal.
Sedangkan dari Kota Balikpapan dapat ditempuh dengan waktu selama 30 menit dengan
kondisi jalan beraspal. Selanjutnya jalan menuju pada tapak lokasi kegiatan merupakan jalan
tanah tanpa perkerasan dan sebagian semenisasi dengan waktu tempuh kurang lebih 15
menit atau sepanjang 6 Km menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.
1.5. Tata Guna Lahan Sebelum dan Sesudah Kegiatan Operasi Produksi
Tata guna lahan sebelum kegiatan operasi produksi, berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, areal Kuasa Penambangan Koperasi
Pertambangan Rukun Sentosa termasuk Areal Penggunaan Lain (APL) dengan status
kepemilikan lahan dalam wilayah izin pertambangan adalah lahan masyarakat yang
merupakan anggota KUD Rukun Sentosa.
a. Morfologi
b. Geologi
1) Geologi Daerah
2) Struktur Geologi
hampir Utara-Selatan (NE-SW). Salah satu pelipatan yang terkenal di daerah ini
adalah Antiklin Samboja yang hampir berporos Utara-Selatan.
Batuan yang tersingkap hampir semuanya terletak pada bagian Timur sayap dari
Antiklin Samboja. Adapun kemiringan perlapisan hampir kearah Timur dengan
sudut ke arah Timur dengan sudut kemiringan berkisar 10 – 30 derajat. Tidak
terdapat patahan di daerah pertambangan batubara.
Adapun jenis tutupan lahan (pola penggunaan lahan) yang ada adalah berupa semak
belukar, padang ilalang, hutan sekunder dan sebagian kecil digunakan masyarakat
setempat untuk berladang. Hutan sekunder yang merupakan sisa eksploitasi kayu oleh
pemegang HPH menyebabkan kerapatan dan jumlah jenis vegetasi hutan relative sedikit.
Vegetasi hutan didominasi rimba campuran.
Dengan berkurangnyavegetasi penutup berupa pohon pada tapak lokasi kegiatan dan di
dalam wilayah KUD Rukun Sentosa maka semakin berkurang habitat bagi satwa liar
yang berakibat berkurangnya jenis fauna yang dijumpai. Jenis satwa yang dijumpai
adalah babi hutan, ular, biawak dan kadal. Sedangkan jenis unggas berupa burung Pipit,
Elang, Ketinjau dan Belatuk.
d. Iklim
Kondisi iklim di tapak lokasi kegiatan tergolong beriklim tropis dengna curah hujan dan
kelembaban relatif tinggi. Curah hujan relatif terjadi sepanjang tahun, dengan rata-rata
curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober yang merupakan bulan kering yaitu
sebesar 12,0 mm/bulan. Sedangkan bulan lainnya merupakan bulan basah dengan curah
hujan > 60 mm/tahun dimana tertinggi terjadi pada bulan juni. Berdasarkan data Stasiun
dan Geofisika Samboja, rata-rata curah hujan yang terjadi sejak tahun 2007 hingga 2011
adalah sebesar 2.670 mm/tahun. Hari hujan rata-rata sebanyak 203 hari/tahun.
Rata-rata suhu udara di wilayah kegiatan berkisar antara 22,7° C sampai dengan 34,6° C
dengan kelembaban antara 81% - 89%.
Tata guna lahan sesudah kegiatan operasi produksi, dalam kegiatan reklamasi,
rencana tata ruang setempat akan menjadi acuan bagi KUD Rukun Sentosa. Peruntukan
lahan pada tapak lokasi kegiatan berupa lahan pertanian lahan kering. Dengan kata lain,
reklamasi lahan pasca tambang akan diarahkan sepenuhnya pada pengembalian lahan sesuai
dengan rencana tata guna lahan yang telah ditetapkan. Kegiatan reklamasi yang mencakup
penataan lahan dan revegetasi pada tapak lokasi Koperasi Pertambangan Rukun Sentosa
bertujuan untuk :
BAB II
Berdasarkan hasil perkiraan endapan batubara pada tapak lokasi kegiatan serta target produksi
yang akan dicapai hingga akhir kegiatan penambangan maka rencana pembukaan tambang dan
reklamasi lahan pada Dokumen Rencana Reklamasi ini adalah selama 5 tahun.
Selama tahap operasi produksi, kegiatan penambangan batubara dengan metode open pit
mining ini direncanakan akan berproduksi sebesar ± 612.922 MT Batubara dengan Over
Burden sebesar ± 2.839.810 BCM. Lahan akan terganggu oleh kegiatan PIT pertambangan
KUD Rukun Sentosa dialokasikan sebagai berikut :
Tabel 2.1.1. Rencana Bukaan Lahan Untuk PIT Penambangan KUD Rukun Sentosa
Luas
Periode/ Tahun PIT (Ha)
Tahun 1 / 2019 A 5,00
Tahun 2 / 2020 B 4,80
Tahun 3 / 2021 C 6,80
Tahun 4 / 2022 D 4,40
Tahun 5 / 2023 E 3,40
Jumlah 24,40
Tonase Rencana
PIT
No Coal Volume OB SR Penambangan
Tambang
(MT) (bcm) (Tahun Ke)
1 A 112.772 567.057 5,0 1
2 B 181.440 794.665 4,4 2
3 C 153.688 771.170 5,0 3
2.2 Timbunan
a. Penimbunan tanah zona pengakaran akan ditempatkan di disposal area 2 yang terletak
pada lahan yang agak tinggi, sehingga aman dan bebas dari banjir.
b. Penimbunan tanah/batuan penutup akan ditempatkan di disposal area 1 yang terletak pada
lahan yang agak tinggi, sehingga aman dan bebas dari banjir.
c. Disposal area 1 seluas ± 2,6 Hektar dengan kapasitas ± 506.932 M³ terletak di barat laut
dan disposal area 2 seluas ± 1,1 Ha dengan kapasitas ± 72.669 M³ terletak mengarah ke
utara.
d. Untuk penimbunan komoditas batubara (rom stockpile) kami tempatkan di bagian barat
dan dekat dengan pit tambang seluas ± 1,5 Hektar.
2.3. Jalan
Kegiatan penambangan KUD Rukun Sentosa di wilayah Kelurahan Amborawang Darat ini
akan dibuat kolam sedimen untuk PIT dan kolam sedimen untuk Disposal Area dan Rom
Stockpile. Rencana luasan lahan terganggu untuk kolam sedimen/settling pond adalah ± 0,20
Hektar sebagai berikut :
BAB III
PROGRAM REKLAMASI
c. Jalan Tambang
Jalan tambang yang sudah tidak terpakai lagi akan dilakukan penataan dan
direvegetasi. Jika masyarakat sekitar memerlukan jalan tersebut sebagai jalan umum
dan jalan penunjang kegiatan ekonomi masyarakat sekitar wilayah pertambangan
batubara nantinya, maka atas persetujuan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
tidak direvegetasi. Bila dilakukan revegetasi, maka hal ini dilakukan pada akhir tahun
penambangan seluas 4,10 Ha.
d. Kolam Sedimen
Selama 5 tahun umur tambang, kolam sedimen dan kendali erosi pada seluruh pit
diperlukan guna treatment air larian (run off) dari pit penambangan. Penataan lahan
dan revegetasi dilakukan pada periode akhir dengan luas 0,20 Ha.
e. Fasilitas Penunjang
Teknik dan peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan reklamasi/ pengelolaan adalah
sebagai berikut :
a. Teknik Pengupasan Tanah Penutup dilakukan dengan cara sebagai berikut :
aliran air, sehingga diharapkan kualitas air larian dari area waste dump sudah
memenuhi baku mutu sebelum ke perairan umum.
e. Peralatan
Kegiatan reklamasi/ pengelolaan lingkungan ini menggunakan peralatan-peralatan
seperti :
Excavator;
Buldozer;
Loader;
Dump Truck;
Water Pump;
Peralatan pertanian dan alat bantu lainnya.
Jumlah tanah/batuan penutup dalam 5 Tahun adalah sebesar ± 2.839.810 BCM, dengan
mempertimbangkan besarnya volume tanah penutup yang digali setiap tahun, maka perlu
diaplikasikan metode back filling, artinya tanah hasil penggalian dari suatu blok
penambangan diisikan lagi pada blok yang telah ditambang. Penerapan metode back
filling ini sekaligus diintegrasikan dengan program reklamasi tambang. Hal ini akan lebih
efisien, karena akan mereduksi jarak angkut overburden dan biaya reklamasi tambang.
Untuk memenuhi kebutuhan pengisian kembali lubang bekas tambang akan diambil dari
potongan tanah bukit, pembuatan jalan baru masyarakat yang berada disekitar lokasi
tambang dan mempunyai jenis material yang sama, apabila diperlukan akan diambil dari
luar tambang.
3.4. Revegetasi
spp) dll. Selain untuk memulihkan kondisi tanah yang mengalami degradasi,
penanaman pengayaan (enrichment planting) ini berfungsi untuk memulihkan dan
meningkatkan kondisi keanekaragaman hayati akibat kegiatan penambangan, minimal
disesuaikan dengan kondisi floristic semula.
Jalan tambang, area perkantoran, mess dan bengkel kami buat di lokasi yang tidak
terkena area penambangan dan pada akhirnya nanti akan dipergunakan oleh masyarakat
sekitar yang kebanyakan berkebun.
Pemeliharaan dan perbaikan lahan yang telah direklamasi mencakup kegiatan sebagai
berikut :
a. Pemupukan tanaman;
b. Pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman;
c. Penyulaman tanaman yang mati;
d. Perbaikan lereng-lereng yang longsor;
e. Perbaikan saluran-saluran air yang tidak berfungsi.
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN
Kriteria keberhasilan reklamasi pada dasarnya adalah dapat menumbuhkan pohon-pohon yang
ditanam sehingga di lahan bekas tambang bisa kembali kepada ekosistem daerah sebelum
diadakan penambangan dan kehidupan hayati dapat kembali seperti sediakala,dapat dibagi dalam
kelompok, yaitu :
BAB V
Rencana biaya reklamasi ini memuat biaya yang diperlukan untuk mereklamasi lahan yang
terganggu tahun pertama (2018) hingga tahun kelima (2022), Rencana Biaya Reklamasi tersebut
dirinci setiap tahunnya untuk jangka waktu lima tahun. Biaya reklamasi dikelompokkan dalam
biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya langsung berkenaan dengan rencana reklamasi ini terdiri dari biaya Penatagunaan
Lahan; Revegetasi; Pencegahan dan Penanggulangan Air Asam Tambang dan/atau
Pekerjaan Sipil.
pengakaran
3. Pengendalian erosi dan 62.500.000 60.000.000 85.000.000 55.000.000 42,500.000
sedimentasi
Grand Total 212.500.000 204.000.000 289.000.000 187.000.000 144.500.000
Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang pada dasarnya adalah biaya
pengapuran untuk menaikkan pH air yang dihitung berdasarkan perkiraan volume air
larian permukaan yang berasal dari catchment area di lokasi tambang dan timbunan
tanah penutup (disposal area). Volume air larian yang berpotensi untuk menghasilkan
air asam tambang sekitar 25% mempunyai nilai koefisien larian air permukaan (c)
sebesar 0,20 dengan koefisiensi curah hujan setiap bulan sebesar 0,147 sehingga
sebesar 1,764. Sementara biaya pengapurannya adalah sebesar Rp. 400 per Meter³.
Dengan demikian, biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang dengan
nilai sekarang dapat disajikan pada Tabel berikut.
Air Bersifat
Tahun Lahan Terganggu Volume Air Asam Jumlah Biaya
Ha M² (M³/ Tahun) (M³/ Tahun) (Rp)
4 = 3 x 1,764 x 6 = 5 x Rp.
1 2 3 0,20 5 = 4 x 25% 400
2019 5,0 50,000 17,640 4,410 1.764.000
2020 4,8 48,000 16,934 4,234 1.693.440
2021 6,8 68,000 23,990 5,998 2.399.040
2022 4,4 44,000 15,523 3,881 1.552.320
2023 3,4 34,000 11,995 2,999 1.199.520
Jumlah 24,4 244.000 86.083,20 21,521 8,608,320
Yang dimaksud pekerjaan sipil disini adalah pekerjaan pasca tambang yang mana
peruntukan lahan tidak untuk direvegetasi, tetapi dimanfaatkan untuk lainnya seperti
ex jalan tambang dan bangunan yang ada akan dipergunakan oleh masyarakat sekitar
tambang, sehingga dalam Rencana Reklamasi ini tidak dilakukan pekerjaan sipil.
Yang dimaksud biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam
rangka reklamasi yang tidak terkait langsung dengan kegiatan reklamasi tersebut. Biaya
ini meliputi : biaya mobilisasi dan demobilisasi alat berat yang digunakan untuk kegiatan
reklamasi; biaya perencanaan; biaya administrasi dan margin kontraktor pelaksana
reklamasi, serta biaya supervisi.
Asumsi dan alokasi biaya tidak langsung dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
biaya langsung yaitu :
Biaya reklamasi dikelompokkan dalam biaya langsung dan tidak langsung yang
diperhitungkan setiap tahun, sesuai dengan tabel berikut dibawah ini :
TABEL 1
RENCANA REKLAMASI
PERIODE TAHUN : 2019 S/D 2023
TAHUN
No URAIAN 2019 2020 2021 2022 2023
1 Lahan yang dibuka (ha)
a.Daerah Tambang 5,0 4,8 6,8 4,4 3,4
b.Daerah di luar tambang (ha)
-Timbunan tanah penutup 1,50
-Timbunan bahan baku/produksi 1,00 1,00 1,00 0,70 0,70
-Jalan transportasi SUDAH
ADA
-Pabrik/instalasi SEWA
pengolahan/pemurnian PELABU
HAN
-Kantor dan perumahan 0,20
-Lain-lain 0,20
2 Penambangan
a.Lahan selesai ditambang (ha)
b.Lahan/front aktif ditambang (ha) 5,0 4,8 6,8 4,4 3,4
c.Vol. tanah penutup yg digali (m³) 567.057 794.665 771.170 422.291 284.627
3 Penimbunan
a.Dibekas tambang (ha) 5,0 4,8 6,8 4,4 3,4
b.Diluar bekas tambang (ha) 1,00 1,00 1,00 0,70 0,70
c.Vol. yg ditimbun dibekas 668.552 957.961 909.489 497.486 357.952
tambang (m³)
d.Vol yg ditimbun diluar bekas 101.495 163.296 138.319 75.195 73.325
tambang (m³)
4 Reklamasi
a.Penatagunaan Lahan
-Pengendalian permukaan lahan(ha) 5,0 4,8 6,8 4,4 3,4
-Penebaran tanah zona pengakaran 6,0 5,8 7,8 5,1 4,1
-Pengendalian erosi/pengelolaan air 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
b.Revegetasi (ha)
-Analisis kualitas tanah 5,0 4,8 6,8 4,4 3,4
-Pemupukan (ha) 6,0 5,8 7,8 5,1 4,1
-Pengadaan bibit (batang dan/atau 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
kg)
-Penanaman (batang) 250 240 340 220 170
-Pemeliharaan tanaman (ha) 5,0 4,8 6,8 4,4 3,4
5 Pencegahan dan penanggulangan 4.410 4.234 5.998 3.881 2.999
air asam tambang (M³)
6 Pekerjaan sipil sesuai peruntukan
lahan pasca tambang
TABEL 2
RENCANA BIAYA REKLAMASI
TAHUN
DESKRIPSI BIAYA 2019 2020 2021 2022 2023
1 Biaya Langsung
a.Biaya Penatagunaan Lahan
1). Biaya pengaturan permukaan 115.000.000 110.400.000 156.400.000 101.200.000 78.200.000
2). Biaya penebaran tanah pucuk 87.500.000 84.000.000 119.000.000 77.000.000 59.500.000
3). Biaya pengendalian erosi dan 50.000.000 48.000.000 68.000.000 44.000.000 34.000.000
pengelolaan air
b.Biaya revegetasi
1). Analisis kualitas tanah 4.250.000 4.080.000 5.780.000 3.740.000 2.890.000
2). Pemupukan 9.750.000 9.360.000 13.260.000 8.580.000 6.630.000
3). Pengadaan bibit 7.725.000 7.416.000 10.506.000 6.798.000 5.253.000
4). Penanaman 17.625.000 16.920.000 23.970.000 15.510.000 11.985.000
5). Pemeliharaan tanaman 9.375.000 9.000.000 12.750.000 8.250.000 6.375.000
c.Biaya pencegahan dan 1.764.000 1.693.440 2.399.040 1.552.320 1.199.520
penanggulangan air asam tambang
d.Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai
peruntukan lahan pasca tambang
Sub Total 1 (Rp.) 302.989.000 290.869.440 412.065.040 266.630.320 206.032.520
2 Biaya Tidak Langsung
a.Biaya mobilisasi dan demobilisasi 7.574.725 7.271.736 10.301.626 6.665.758 5,150.813
alat (sebesar 2,5% dari biaya
langsung atau berdasarkan hitungan)
b.Biaya perencanaan reklamasi 6.059.780 5.817.389 8.241.301 5.332.606 4.120.650
(sebesar 2%-10% dari biaya
langsung)
c.Biaya administrasi dan keuntungan 21.209.230 20.360.861 28.844.553 18.664.122 14.422.276
kontraktor (sebesar 3%-14% dari
biaya langsung)
d.Biaya supervisi (sebesar 2%-7% dari 15.149.450 14.543.472 20.603.252 13.331.516 10.301.626
biaya langsung
Sub Total 2 (Rp.) 49.993.185 47.993.458 67.990.732 43.994.003 33.995.366
Grand Total (Rp.) 352.982.185 338.862.898 480.055.772 310.624.323 240.027.886