Anda di halaman 1dari 27

PT BAKAPINDO

Rencana Paska Tambang

KATA PENGANTAR

Penyusunan dokumen paska tambang merupakan salah satu persyaratan yang perlu
disiapkan oleh pihak perusahaan sebelum memulai kegiatan operasi produksi
penambangan.

Di samping kelayakan ekonomi pada perhitungan yang akan dilakukan, hal lain yang
perlu dipertimbangkan adalah kelayakan dari teknis dan lingkungan, karena kajian
mengenai aspek lingkungan dari suatu kegiatan usaha pertambangan merupakan dasar
untuk penentuan paska tambang. Penyusunan dokumen paska tambang usaha
pertambangan batugamping yang dilakukan oleh PT BAKAPINDO di Jorong Durian,
Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam bertujuan
untuk lebih efisien dan terarahnya kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan.

Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan kritik dan saran sampai selesainya
penyusunan dokumen rencana reklamasi dan paska tambang ini, diucapkan
terimakasih.

Durian, 24 Desember 2012

PT BAKAPINDO

Aulia D Miral D
Direktur Utama

1
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. 2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….…. 4

1.1 Identitas Perusahaan…….………………………………………………… 4

1.2 Perizinan…………………………………………………………………... 4

1.3 Luas Izin Usaha Pertambangan dan Fasilitas Penunjang…………………. 4

1.4 Tahap Perbaikan Sarana dan Prasarana………..……………………......... 5

BAB II RENCANA PEMBUKAAN LAHAN……………………………….. 9

2.1 Area Penambangan……………………………………………………….. 9

2.2 Rencana Peralatan………………………………………………………… 11

2.3 Sistem Penambangan……………………………………………………… 12

2.4 Strategi Penambangan…………………………………………………….. 12

2.5 Tahapan Kegiatan Penambangan…………………………………………. 13

BAB III PROGRAM PASKA TAMBANG………………………………….. 16

3.1 Reklamasi………………………………………………………………… 16

3.2 Pembongkaran dan Reklamasi Jalan Tambang………………………….. 17

3.3 Reklamasi Lahan Bekas Tambang Permukaan………………………….. 17

3.4 Reklamasi Bekas Kolam Pengendap…………………………………….. 18

3.5 Pengamanan Bukaan Tambang yang Berpotensi Berbahaya…………….. 18

2
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

3.6 Fasilitas Pengolahan……………………………………………………… 19

3.7 Pemeliharaan dan Perawatan…………………………………………….. 19

BAB IV KRITERIA KEBERHASILAN PASKA TAMBANG……………. 20

4.1 Tapak Bekas Penambangan…………………..…………………………… 20

4.2 Fasiliatas Pengolahan……………………………………………………… 21

4.3 Fasilitas Penunjang………………………………………………………… 21

BAB V RENCANA BIAYA PASKA TAMBANG……………………………. 22

5.1 Prinsip Pelaksanaan Penutupan Tambang…………………………………..22

5.2 Biaya Paska Tambang…………………………………..………………….. 23

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………. 26

DAFTAR ACUAN…………………………………………………………….. 27

3
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Identitas Perusahaan

a. Nama Perusahaan : PT BAKAPINDO

b. Direktur Utama : Aulia D Miral D

c. Jenis Perusahaan : Perseroan Terbatas

d. NPWP : 01.520.363.1-202.000

e. Alamat Kantor : Jorong Durian Nagari Kamang Mudiak,


Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam

1.2 Perizinan

Sebagaimana diketahui bahwa PT BAKAPINDO mengajuksn perpanjangan Izin


Usaha Pertambangan Operasi Produksi untuk tambang seluas 9,6 Ha yang berada
di Jorong Durian Kenagarian Kamang Mudiak Kecamatan Kamang Magek
Kabupaten Agam.

Dalam rangka untuk memperoleh perpanjangan Izin Usaha Pertambangan


Operasi Produksi maka PT BAKAPINDO melakukan penyusunan Rencana
Reklamasi dan Paska Tambang sebagai salah satu prasyaratan perpanjangan Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi.

1.3 Luas Izin Usaha Pertambangan dan Fasilitas Penunjang

Lahan yang digunakan untuk penambangan ini merupakan tanah kaum dengan luas
yang akan dikelola oleh PT. BAKAPINDO untuk kegiatan pertambangan sebesar
9,6 Ha.

Rincian penggunaan lahan seluas 9,6 hektar dalam kegiatan ini terdiri atas lokasi
penambangan PIT seluas 50.000 m2 , lokasi penumpukan tanah pucuk 6,000 m2 ,
lokasi penumpukan tanah penutup 17,000 m2 , kolam sedimen 1,000 m2 , gudang
bahan peledak 800 m2 dan jalan tambang 2,000 m2 serta area penyangga 5.400 m2
dan peruntukan lain dengan rincian dapat dilihat Tabel 1.1 di bawah.

Untuk fasilitas penunjang lainnya seperti mess dan kantor pemasaran berada di
luar Wilayah IUP.

4
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Tabel 1.1. Komposisi Peruntukan Lahan

No Uraian Luas(M2)
.

I Sarana Penunjang

1 Kolam sedimen 1.000

2 Area Gudang Handak 800

3 Kantor Tambang 250

4 Unit Pengolahan 12.000

5 Bengkel dan Gudang 1.500

6 Pos Jaga 50

II Sarana disposal

1 Disposal area OB 17,000

2 Disposal area Top soil 6,000

IV Area Penambangan

1 PIT-1 50.000

V Area Penyangga 5.400

VI Jalan Tambang 2.000

Jumlah Total 96.000

1.4 Sarana dan Prasarana

Kegiatan yang telah dilaksanakan saat ini adalah :

a. Pengajuan perizinan

Saat ini PT. BAKAPINDO mengajukan permohonan perpanjangan Izin Usaha


Pertambangan Operasi Produksi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Agam.
Legalitas kegiatan usaha penambangan batuan diperlukan oleh Perusahaan agar
kegiatan usaha secara hukum dapat dilindungi. Perizinan sesuai dengan jenis dan
lokasi kegiatan usaha yang telah diajukan kepada Bupati Kabupaten Agam
melalui Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu serta tembusan ke
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat.

b. Pemetaan Topografi

5
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Kegiatan ini dilakukan perusahaan mendapatkan IUP Eksplorasi dimana


pemetaan topografi dilakukan untuk memperoleh kenampakan morfologi dan
potensi cadangan di wilayah kegiatan. Dituangkan dalam peta skala 1 : 1000.
Pada peta topografi yang dihasilkan, digunakan untuk pembuatan peta situasi.
Pemetaan topografi dilakukan oleh tenaga pengukuran sesuai dengan luas lahan
yang direncanakan.

c. Penambangan dan Pengolahan

Selama proses pengajuan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan, PT Bakapindo


tetap melakukan kegiatan operasi produksi. Kegiatan penambangan akan
dilanjutkan dengan prioritas penambangan pada lahan yang sudah dibuka selama
masa izin sebelumnya.

Selain itu upaya reklamasi untuk lahan-lahan yang sudah tidak masuk dalam
rencana kegiatan operasi produksi juga sudah dilakukan. Dalam hal ini upaya
yang dilakukan adalah revegetasi dengan tanaman-tanaman yang sesuai dengan
kondisi lahan.

Pada kegiatan pembersihan lahan non tambang akan dilakukan pembersihan


lahan pada lokasi yang diperuntukkan fasilitas penunjang kegiatan penambangan
yaitu lokasi untuk mendirikan bangunan kantor, base camp karyawan, stockpile,
gudang, bengkel dan fasilitas pendukung lainnya.

Kegiatan pembersihan vegetasi tanah penutup pada kegiatan ini akan


dilaksanakan pada lahan untuk areal penambangan . Kegiatan pembersihan lahan
akan dilakukan dengan cara semi mekanis tanpa melakukan pembakaran karena
ini dapat merusak lingkungan. Vegetasi hasil dari pembersihan lahan tersebut
akan dikumpulkan serta dirapikan bersama hasil tebangan pepohonan pada tempat
yang telah ditentukan dan diharapkan dapat menjadi sumber bahan organik
dengan adanya proses dekomposisi.

Untuk mencegah terjadinya kebakaran pada tumpukan pepohonan akan dijaga


kelembaban kondisi tumpukan hasil tebangan agar tidak mudah terbakar, selain
itu hasil tebangan tersebut juga dimanfaatkan untuk material tambahan pada
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana penunjang lainnya.

Kegiatan Pembersihan lahan ini selain menggunakan alat berat juga


menggunakan chainsaw dan parang. Vegetasi hasil pembersihan dikumpulkan dan
dirapikan pada tempat yang telah ditentukan. Kegiatan pembersihan lahan
penambangan dilakukan pada lokasi-lokasi dimana tambang akan dibuka serta
pada lokasi untuk pembangunan sarana dan prasarana.

d. Perbaikan Sarana dan Prasarana

6
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Jenis sarana dan prasarana yang akan diperbaiki pada tahapan perbaikan sarana
dan prasarana di area non tambang meliputi :

1) Jalan

Jarak dari jalan masuk tersebut menuju area penambangan yaitu masuk
kelokasi tambang jalan tanah yang dibuat oleh PT. BAKAPINDO. Status
lahan untuk jalan tersebut dalam IUP PT. BAKAPINDO. Sebelum pembuatan
jalan maka lokasi area sarana dan prasarana akan dikupas terlebih dahulu
untuk sarana seperti disposal area, stok pile, crusher, gudang handak dan base
camp. Sistim pembuatan jalan menuju lokasi harus menguruk dengan
timbunan pilihan yang menghabiskan urugan pilihan, sedangkan untuk
pengerasan jalan ditimbun dengan timbunan sirtu dengan ketebalan 30 cmm
lebar 8 meter sehingga dapat dilalui dengan transportasi yang bermuatan 20
ton.

2) Perbaikan Bangunan Pendukung

a. Perbaikan Unit Pengolahan

Batuan hasil kegiatan penambangan dengan menggunakan peledakan /


blasting front tambang kemudian diangkut dengan menggunakan dump truk
menuju ke unit pengolahan yaitu stone crusher. Kapasitas stone crusher yang
akan terpasang sebesar 10.000 ton/bulan. Untuk memkasimalkan hasil
produksi maka dilakukan perbaikan dan penggantian komponen-komponen
yang sudah aus/rusak seperti v-belt, conveyor belt, wire screen dan instalasi
panel listrik.

b. Perbaikan Kantor Tambang

Untuk menunjang kelancaran operasional penambangan maka kantor


tambang yang ada di wilayah IUP Operasi Produksi PT. BAKAPINDO perlu
diperbaiki.

c. Pembangunan Rumah Genset

Untuk keperluan penerangan dan operasional di wilayah operasi produksi


maka perlu dipersiapkan rumah genset. Kontruksi bangunan adalah semi
permanen yang setengah bangunan adalah jaring kawat.

d. Perbaikan Sedimen Pond

Pembuatan kolam pengendapan (sedimen pond) dalam kegiatan


penambangan sangat diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
penurunan kualitas air mulai dari padatan tersuspensi yang ada dalam air
maupun tingkat keasaman. Oleh karena itu kolam pengendapan (sedimen
pond) yang akan diperluas dan disertai dengan perbaikan saluran drainase
yang mengarah ke sedimen pond tersebut.

7
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

e. Pembangunan Gudang Bahan Peledak

Pembangunan gudang bahan peledak seluas dalam pelaksanaannya akan


mengacu pada Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Bangunan gedung bahan peledak yang akan dibangun
dalam bentuk bangunan di atas permukaan dan merupakan gudang bahan
peledak utama yang terdiri dari tiga bagian yaitu :

 Gudang bahan peledak peka detonator (Dinamit)

 Gudang bahan peledak peka primer (Detonator)

 Gudang bahan ramuan bahan peledak (ANFO)

Saat ini gudang bahan peledak yang ada masih terdiri dari dua bagian dimana
Gudang bahan peledak peka detonator dan gudaang bahan ramuan bahan
peledak masih tergabung.

Oleh karena itu, direncanakan untuk membangun gudang bahan peledak yang
baru yang lebih memenuhi syarat yang berlaku.

3) Area Penumpukan Bahan Baku

Area penumpukan bahan baku merupakan lokasi penempatan bahan baku


yang berasal dari lokasi penambangan sebelum dimensinya diperkecil Lokasi
area penumpukan bahan baku berada berdekatan dengan stockpile
crusher. Hal ini dimaksudkan supaya didapat efisiensi pengangkutan bahan
baku. Area ini didatarkan selain agar bisa menampung lebih banyak bahan
baku juga untuk menjaga keamanan agar bahan baku tidak menggelinding
mengingat bahan baku berupa boulder-boulder.

4) Area Crusher, Grindingmill dan Penumpukan Hasil Pengolahan

Area pengolahan bahan baku merupakan lokasi pengecilan bahan baku yang
berasal dari lokasi penambangan sebelum diperkecil dengan menggunakan
crusher. Lokasi area pengolahan bahan baku ini berdekatan dengan area
penumpukan bahan baku hasil pengolahan.

5) Pos Jaga

Pos Jaga yang telah dibangun diwilayah kegiatan usaha ini sebanyak 1 unit di
depan pintu masuk wilayah kegiatan usaha untuk memantau dan mengawasi
kegiatan usaha penambangan batuan ini. Akan dilakukan perbaikan dan
perluasan pos jaga untuk lebih memaksimalkan pemantauan dan pengawasan
kegiatan usaha penambangan batuan ini.

BAB II

8
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

2.1. Area Penambangan

2.1.1. Pemilihan Daerah Penambangan

Berdasarkan hasil penyelidikan berupa penyebaran, ketebalan serta batas titik


koodinat maka kegiatan penambangan akan dilakukan secara bertahap. Kegiatan
penambangan dilakukan pada luas lahan PIT ± 5 Ha selama 5 Tahun . Metode
penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka sistem open pit dengan
teknik pengambilan merupakan gabungan alat muat dan alat angkut dengan
penambangan menggunakan pemboran dan peledakan.

2.1.2. Sistem Penambangan

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lokasi penambangan serta lapisan


penutupnya maka sistem yang diterapkna adalah tambang terbuka. Dalam
penentuan metode penambangan dengan mempertimbangkan beberapa aspek
diantaranya :

 Kemampuan perusahaan melakukan usaha penambangan yang meliputi


kemampuan teknis dan finansial serta target produksi pertahun.

 Keadaan topografi daerah penambangan dimana merupakan daerah


perbukitan dan lapisan tanah penutup yang cukup tebal sehingga
penambangan secara terbuka dapat dilaksanakan.

 Kondisi daerah penyelidikan bukan merupakan daerah pemukiman hanya


merupkan daerah perbukitan sehingga pengelolaan lingkungan dilakukan
secara optimal melalui tata cara penambangan.

2.1.3. Strategi Penambangan

Strategi penambangan secara umum sebagai berikut :

9
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

 Pada tahun pertama penambangan dilakukan seluas 1 ha

 Penambangan pada tahun pertama diupayakan dilakukan pada lahan yang


sudah dibuka pada periode izin sebelumnya.

 Penambangan dilakukan pada area yang mepunyai potensi dengan


memperhatikan pencapaian target produksi tahunan.

 Penggunaan peralatan dilakukan sesuai dengan spesifikasi alat dan


kemampuan alat.

 Pencapaian target optimum dilakukan bertahap sesuai pemaksimalan sarana


dan prasarana penunjang dan kegiatan pembersihan lahan

2.1.4. Cadangan dan Sumber Daya

Perhitungan cadangan dilakukan untuk mendapatkan volume dan jumlah


cadangan batugamping yang terdapat pada areal prospek di lokasi yang sudah
ditentukan. Metode perhitungan cadangan dengan cara menghitung luas
penampang masing-masing bidang kontur pada ketinggian tertentu (metode cros
section), sehingga didapatkan volume batuan yang ada pada wilayah eksploitasi.

Berdasarkan hasil eksplorasi permukaan dan dilanjutkan dengan survey geofisik


dengan menggunakan metoda geolistrik didapat cadangan pada wilayah
prospektif untuk dilakukan penambangan yaitu pada areal sekitar 4 Hektar dari
luasan Wilayah Izin Usaha Pertambangan 9,6 Hektar.

Perhitungan cadangan yang telah dilakukan dengan menambahkan faktor koreksi


25% dan berat jenis batugamping 2,6 didapatkan volume batugamping pada
wilayah eksploitasi sebesar 3.640.000 ton.

2.1.5. Rencana Produksi

10
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Penambangan batugamping ini pada 5 tahun awal dimulai pada tahun 2013 dan
berakhir tahun 2018 dilakukan pada luasan ± 5 Ha dengan produksi 15.000
ton/bulan sehingga dalam satu tahun target produksi sebesar 180.000 ton/tahun.
Pencapaian rencana produksi dilakukan secara bertahap dengan
memperhitungkan kegiatan-kegiatan persiapan penambangan.

2.2. Rencana Peralatan

Secara umum peralatan yang digunakan untuk kegiatan ini mulai dari tahap
persiapan, konstruksi, penambangan, pengolahan, pengangkutan dan penjualan
dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut ini .

Tabel 2.1. Komposisi Rencana Penggunaan Peralatan Tahap

Penambangan Batugamping PT. BAKAPINDO

Jenis Peralatan dan Keterangan/


No Satuan Jumlah
Kendaraan Asal

1. Excavator CAT 320D Unit 3 Milik Perusahaan

2. CRD Unit 1 Milik Perusahaan

3. Dump Truck Unit 3 Milik Perusahaan

4. Crushingplant Unit 2 Milik Perusahaan

5. Grindingmill Unit 1 Milik Perusahaan

6. Genset Unit 1 Milik Perusahaan

7. Travo Listrik Unit 1 Milik Perusahaan

11
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

2.3. Sistem Penambangan

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lokasi penambangan serta lapisan


penutupnya maka sistem yang diterapkan adalah tambang terbuka. Dalam
penentuan metode penambangan dengan mempertimbangkan beberapa aspek
diantaranya :

 Kemampuan perusahaan melakukan usaha penambangan yang meliputi


kemampuan teknis dan finansial serta target produksi pertahun.

 Keadaan topografi daerah penambangan dimana merupakan daerah


perbukitan dan lapisan tanah penutup yang cukup tebal sehingga
penambangan secara terbuka dapat dilaksanakan.

 Kondisi daerah ekploitasi bukan merupakan daerah pemukiman hanya


merupakan daerah perbukitan sehingga pengelolaan lingkungan dilakukan
secara optimal melalui tata cara penambangan.

2.4. Strategi Penambangan

Kegiatan penambangan pada awalnya dilakukan penyediaan lokasi area disposal


pada waktu mulai persiapan penambangan. Strategi penambangan secara umum
sebagai berikut :

 Pada tahun pertama penambangan dilakukan seluas 1 ha

 Penambangan pada tahun pertama diupayakan dilakukan pada lahan yang


sudah dibuka pada periode izin sebelumnya.

 Penambangan dilakukan pada area yang mepunyai potensi dengan


memperhatikan pencapaian target produksi tahunan.

 Penggunaan peralatan dilakukan sesuai dengan speksifikasi alat dan


kemampuan alat.

 Pencapaian target optimum dilakukan bertahap sesuai pemaksimalan sarana


dan prasarana penunjang dan kegiatan pembersihan lahan

2.5. Tahapan Kegiatan Penambangan

Rencana penambangan batuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

12
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Pembersihan Lahan

Pengupasan

Pemboran dan Peledakan

Penjualan dan Pemasaran


Pengangkutan

Pengolahan

Pengangkutan

Gambar 2.1. Tahap Penambangan

2.5.1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembersihan Lahan adalah pembersihan daerah yang akan ditambang dari semak-
semak, pepohonan dan tanah maupun bongkah-bongkah batu yang menghalangi
pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di tempat
tertentu, lau ditanami rerumputan atau semak-semak agar tidak mudah tererosi,
sehingga kelak dapat dipakai untuk reklamasi.

2.5.2. Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup

Operasi pengupasan lapisan top soil yang banyak mengandung bahan-bahan


organik hasil pelapukan yang menyuburkan tanah dilakukan setelah pembersihan
lahan penambangan. Pada kegiatan ini akan dilakukan pengupasan tanah pucuk
pada lahan yang potensial untuk dilakukan penambangan. Lapisan top soil
didorong dan dikumpulkan pada lokasi tertentu dekat dengan daerah operasi
dimuat dengan menggunakan excavator dan diangkut ke tempat penyimpanan
tanah pucuk. Timbunan ini nantinya akan dimanfaatkan pada saat melakukan
kegiatan reklamasi. Penimbunan tanah pucuk ini dilakukan pada suatu tempat
yang rendah dan berada dekat aliran sungai sehingga memudahkan dalam
pemeliharaannya tanah pucuk dimana tanah pucuk ini akan digunakan kembali
pada saat melakukan reklamasi.

13
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

2.5.3. Penambangan Batuan

Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan setelah tahap penggalian tanah penutup dan
tanah pucuk selesai dilakukan dan pelaksanaan mengikuti arah kemajuan dari
penggalian tanah dan pembongkaran dilakukan sesuai dengan rencana produksi
yang telah ditetapkan.

Penambangan dilakukan melalui pemboran dan peledakan karena kondisi material


yang sangat keras dan pemberaian tidak dapat dilakukan melaui breaker. Sebelum
kegiatan pemboran dilakukan, maka lokasi kegiatan harus dibersihkan terlebih
dahulu karena dampak yang akan ditimbulkan dari hasil peledakan dapat berupa
flying rock ataupun lontaran material disekitar lubang bor dapat menimbulkan
dampak negative terhadap para pekerja dan masyarakat disekitar lokasi tambang.
Setelah pembersihan area dilakukan maka kegiatan pemboran dapat dilakukan
berdasarkan geometri peledakan yang telah direncanakan.

2.5.4. Pengolahan

Pengangkutan batugamping dari lokasi tambang langsung ditumpuk di stockpile


atau lokasi pengolahan/Stone Crusher. Di lokasi Stone Crusher batugamping
yang berupa Raw Material atau batu pecah akan diolah sesuai permintaan pasar
menjadi beberapa ukuran yang lebih kecil.

Tahapan proses pengolahan batu dimulai dengan menggunakan alat muat Loader,
batu dimuat ke dalam Hopper, dari Hopper menggunakan conveyor batu
dipecaholeh Jaw Crusher kemudian menuju Impact dan di gerus menjadi ukuran
yang lebih kecil. Kemudian batu menuju screener yang akan memisahkan batu
tersebut sesuai ukurannya masing-masing.

Sebagian dari batugamping dalm stock pile yang telah direduksi ukurannya
melalui mesin crusher selanjutnya sesuai permintaan pasar diolah menjadi tepung
dengan ukuran sesuai permintaan pasar kemudian dibawa keluar untuk
dipasarkan. Pengangkutan batugamping baik yang belum diolah maupun yang
telah diolah berukuran split maupun tepung batu diangkut menggunakan Dump
Truck dengan kapasitas 12 Ton.

2.5.5. Pemuatan dan Pengangkutan Batuan

14
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Pengangkutan batuan dimulai dari penambangan batuan pada lokasi


penambangan kemudian diangkut dengan truk ke lokasi penimbunan. Alat yang
digunakan untuk pemuatan yaitu excavator. Batuan bagian teratas dari truk
dipadatkan menggunakan alat muat untuk menghindari tumpahan di jalan.
Pengangkutan batuan melalui jalan tambang yang akan dibangun dengan jarak
100 m menuju tempat penimbunan.

2.5.6. Pemasaran

Batuan merupakan bahan mineral yang sangat pengting bagi perkembangan


perekonomian Indonesia. Indonesia dianugerahi kekayaan cadangan batuan yang
besar untuk memenuhi eksport dan domestik untuk beberapa abad.

Batuan yang diproduksi direncanakan untuk dipasarkan memenuhi kebutuhan


bahan baku pembangunan dalam negeri (domestik), serta bila memungkinkan
akan melakukan penjualan keluar negeri (ekspor).

BAB III

15
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

PROGRAM PASKA TAMBANG

3.1 Reklamasi

3.1.1 Tapak Bekas Tambang

Salah satu kegiatan pasca operasi tambang yang perlu diperhatikan adalah luas
bukaan tambang yang terjadi pada akhir kegiatan penambangan. Pemanfaatan
lahan bekas tambang selanjutnya akan direncanakan sesuai dengan kebutuhan.

3.1.2 Pembongkaran Fasilitas Tambang

Fasilitas penunjang dan infrastruktur yang dimaksudkan di sini adalah segala


sarana dan prasarana yang direncanakan akan dibangun untuk mendukung
beroperasinya kegiatan penambangan. Lokasi infrastruktur tambang
membutuhkan luas lahan tertentu yang akan dipakai untuk penempatan
bangunan-bangunan yang dibutuhkan. Berdasarkan jenis dan fungsinya, maka
fasilitas penunjang dan infrastruktur dikelompokkan atas :

1) Bangunan kantor serta fasilitas umum

2) Bangunan utilitas energi / listrik dan air

3) Bangunan utilitas mekanik (gudang dan bengkel)

Pada area yang terganggu karena pembuatan fasilitas tambang, penghitungan


biaya pembongkaran seluruh fasilitas tambang akan dilakukan dengan hitungan
menggunakan bantuan jasa kontraktor atau pihak ketiga, sehingga dalam
perhitungan biaya reklamasi dan paska tambang perlu mengakomodir biaya
keuntungan pihak kontraktor.

3.1.3 Reklamasi Lahan Bekas Fasilitas Tambang

Reklamasi lahan bekas fasilitas tambang akan dilakukan dengan cara :

1) Proses pembongkaran rangka tubuh fasilitas tambang

2) Pembongkaran pondasi fasilitas tambang

3) Pengcoveran dengan menggunakan sub soil hingga ke elevasi yang telah


ditetapkan dan pengcoveran top soil setebal 70cm

16
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

4) Melakukan penanaman dengan jenis tanaman bernilai ekonomis, seperti kopi,


coklat, karet, kemiri atau akasia

3.2. Pembongkaran dan Reklamasi Jalan Tambang

Infrastruktur jalan meliputi semua jalan yang sengaja dibuat untuk kepentingan
kemudahan pemindahan material (transportasi) selama pra penambangan,
penambangan dan pasca-penambangan, dari satu lokasi ke lokasi lain dengan
menggunakan peralatan angkut (dump truck). Berdasarkan lokasinya, ada
beberapa jalan yang telah direncanakan, yaitu:

1) Jalan angkut batuan dari tambang ke stocpile

2) Jalan disekitar perkantoran

Konstruksi jalan angkut yang dibangun direncanakan akan mempergunakan jenis


perkerasan jalan.

Proses pembongkaran jalan dilakukan dengan cara penggalian hingga material


perkerasan jalan terangkut dan proses penggalian dilakukan hingga ke bagian
dasar jalan. Setelah material perkerasan jalan terangkut maka tahapan selanjutnya
adalah melakukan pengcoveran dengan menggunakan sub soil hingga ke elevasi
yang telah ditentukan dan tahapan selanjutnya adalah pengcoveran dengan
menggunakan material top soil setebal 70 cm untuk proses penanaman yang telah
disepakati.

Jalan yang ada tidak akan seluruh kondisi jalan dikembalikan seperti semula
(direklamasi). Ada beberapa ruas jalan yang akan tetap dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar.

3.3. Reklamasi Lahan Bekas Tambang

Berdasarkan hasil konsultasi dengan para stakeholder yang terlibat seperti Ninik
Mamak, Pemilik Lahan serta Instansi Pemerintah yang terkait, maka lokasi tapak
bekas tambang PT. BAKAPINDO akan dijadikan perkebunan bernilai
ekonomisseperti kopi, coklat, karet, kemiri atau akasia. Hal tersebut didasarkan
karena pada umumnya mata pencaharian masyarakat yang ada di sekitar areal
penambangan PT. BAKAPINDO adalah petani.

Selama melakukan aktivitas penambangan batuan, PT.BAKAPINDO melakukan


pembukaan lahan untuk proses penambangan seluas ± 5 Ha. Pada akhir
penambangan PT. BAKAPINDO akan meninggalkan area yang rata. Kemiringan
permukaan akhir tambang akan didesain supaya tidak dijumpai genangan pada
saat hujan.

17
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

3.4. Reklamasi Bekas Kolam Pengendap

Pada areal yang digunakan untuk kebutuhan kolam pengendapan (settling pond)
proses reklamasinya dengan tahapan sebagai berikut:

1) Penggalian / pengerukan lumpur hasil dari proses sedimentasi akibat dari


kegiatan selama penambangan

2) Penimbunan dengan menggunakan material sub soil hingga ke elevasi yang


telah ditentukan

3) Pengcoveran dengan menggunakan material top soil setebal 70 cm

4) Penanaman dengan jenis tanaman yang telah ditentukan

Reklamasi bekas kolam pengendapan tidak dilakukan pada seluruh kolam


pengendapan, karena ada beberapa kolam pengendapan yang masih digunakan
hingga pasca penutupan tambang guna mengantisipasi lumpur yang terbawa oleh
run off air hujan.

3.5. Pengamanan Semua Bukaan Tambang Yang Berpotensi Bahaya Terhadap


Manusia

Oleh sebab area bukaan tambang akan ditimbun kembali (reconturing), sehingga
tidak menghasilkan suatu lubang yang dapat menjadi water reservoir dan
berpotensi dapat membahayakan terhadap manusia.

Proses penimbunan dilakukan hingga ke batas elevasi tertinggi dari lubang


bukaan yang terbentuk dan proses reconturing dilakukan dengan over all slope
sebesar 30°. Berdasarkan hasil analisa Geoteknik hal tersebut telah aman dengan
tingkat safety factor sebesar 1,5 sehingga potensi untuk terjadinya longsor
sangatlah kecil.

Berdasarkan analisa tersebut maka proses pengamanan yang perlu dilakukan


hanya di sekitar high wall bench dengan cara pembuatan safety berm / tanggul
pengaman untuk mencegah agar orang tidak terperosok ke bench tersebut.

3.6. Fasilitas Pengolahan

18
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Karena PT. BAKAPINDO memasarkan batuan dalam bentuk tepung batu split,
untuk itu akan dibangun fasilitas mesin pemecah batuan (crusher) dan
grindingmill untuk mengolah bahan baku batugamping yang di tambang yang
akan dikirimkan ke pembeli.

Fasilitas penunjang untuk proses pengolahan yang tersedia adalah stockpile area
dengan luas 2 ha dan untuk proses reklamasinya dilakukan dengan cara:

1) Melakukan penutupan pada base stockpile yang telah terkontaminasi oleh


batuan dengan menggunakan material tanah yang memiliki sifat, akuiklud /
kedap air.

2) Pengcoveran dengan menggunakan lapisan sub soil hingga elevasi yang telah
ditentukan

3) Pengcoveran dengan menggunakan top soil setebal 70cm

4) Penanaman sesuai dengan jenis tanaman yang telah disepakati

3.7. Pemeliharaan dan Perawatan

Pemeliharaan dan perawatan hasil dari reklamasi pada areal bekas bukaan
tambang dan sarana penunjang lainnya dilakukan dengan cara membentuk satu
team khusus, dimana team tersebut bertugas untuk melakukan pemeliharaan dan
perawatan yang meliputi:

1) Pemupukan pada tanaman hasil reklamasi

2) Pemantauan terhadap kualitas tanaman

3) Pemantauan terhadap kualitas air

4) Pemantauan terhadap flora dan fauna

BAB IV
19
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

KRITERIA KEBERHASILAN PASKA TAMBANG

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan paska tambang pada lahan


bekas tambang maka acuannya adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 7 Tahun 2014, yaitu mencakup antara lain :

1. Tapak Bekas Tambang yang terdiri dari :

- Pembongkaran

- Reklamasi

- Pengamanan semua lahan bekas tambang yang berpotensi bahaya

2. Fasilitas Pengolahan yang terdiri dari :

- Pembongkaran

- Reklamasi

- Pemulihan tanah yang terkontaminasi

3. Fasilitas Penunjang yang terdiri dari :

- Pembongkaran

- Reklamasi

- Pemulihan tanah yang terkontaminasi

4.1. Tapak Bekas Penambangan

1. Lahan bekas tambang telah terealisasi direklamasi

2. Lahan bekas kolam pengendapan telah terealisasi direklamasi

3. Fasilitas tambang telah dibongkar seluruhnya sesuai rencana

4. Lahan bekas fasilitas tambang telah terealisasi direklamasi

5. Jalan tambang telah dibongkar

6. Lahan bekas jalan tambang telah terealisasi direklamasi

4.2. Fasilitas Pengolahan

20
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

1. Fasilitas pengolahan telah dibongkar seluruhnya

2. Lahan bekas fasilitas pengolahan telah terealisasi direklamasi

3. Lahan bekas kolam tailing telah terealisasi direklamasi

4. Lahan bekas stockpile telah terealisasi direklamasi

5. Lahan yang terkontaminasi telah selesai dipulihkan

4.3. Fasilitas Penunjang

1. Fasilitas penunjang tambang telah dibongkar seluruhnya sesuai rencana

2. Lahan bekas fasilitas penunjang tambang telah terealisasi direklamasi

3. Lahan yang terkontaminasi telah selesai dipulihkan

BAB V

21
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

RENCANA BIAYA PASKA TAMBANG

5.1. Prinsip Pelaksanaan Penutupan Tambang

Pelaksanaan penutupan tambang ini harus mengacu pada prinsip-prinsip


lingkungan hidup seperti :

 Perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah dan tanah serta udara
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan.

 Perlindungan keanekaragaman hayati.

 Stabilitas keamanan timbunan overburden, kolam tailing, lahan eks tambang


serta struktur buatan lainnya.

 Pemanfaatan lahan eks tambang sesuai peruntukannya serta,

 Menghormati terhadap nilai-nilai sosial dan budaya setempat

Kegiatan reklamasi lahan pasca tambang PT.BAKAPINDO akan dilakukan dalam


2 (dua) tahap yaitu Pengaturan permukaan lahan dan penataan lahan,
pengendalian erosi dan sedimentasi.

 Penimbunan dan Penataan Lahan.

Pengaturan permukaan lahan dan penataan lahan yang dimaksud disini


adalah upaya-upaya yang akan dilakukan yang meliputi pekerjaan untuk
mengisi kembali lubang bekas bukaan tambang dengan bekas material tanah
penutup, melakukan penataan permukaan tanah, meningkatkan kestabilan
lereng dan penaburan topsoil.

Upaya yang akan dilakukan agar lahan pasca tambang memenuhi syarat
sebagai media pertumbuhan tanaman adalah dengan melakukan penebaran
topsoil (spreading), melakukan ameliorasi tanah menggunakan bahan
organik dan pemupukan.

 Pengendalian erosi dan sedimentasi.

Agar topsoil yang telah ditebar tidak hanyut terangkut oleh air (erosi), maka
bersamaan dengan kegiatan penataan lahan harus pula dilakukan
pengendaliam erosi dan sedimentasi.

Upaya-upaya yang akan dilakukan yaitu mengkombinasikan cara vegetatif


dan sipil teknis. Beberapa kegiatan pengendalian erosi dan sedimentasi yang
akan dilakukan meliputi : pembuatan teras, saluran drainase, dan penanaman
tanaman peutup tanah(cover crops).

22
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

PT. BAKAPINDO akan melakukan pengembalian lahan bekas tambang


kepada pemilik lahan sesuai dengan apa yang telah disepakati sebelumnya
oleh management PT. BAKAPINDO dengan para stakeholder yang terkait
dimana lahan bekas tambang akan dibentuk kembali sesuai peruntukkannya
dalam hal ini dijadikan perkebunan bernilai ekonomis, seperti kopi, coklat,
karet, kemiri atau akasia.

 Oleh karena seluruh lahan bekas kegiatan penambangan PT. BAKAPINDO


akan diserahkan kembali pada masyarakat sekitar (pemilik lahan
sebelumnya) pada tahap pasca penutupan tambang, maka untuk kegiatan
pemeliharaan dan perawatan hasil reklamasi tambang (yang berupa
perkebunan bernilai ekonomis, seperti kopi, coklat, karet, kemiri atau akasia)
sesuai dengan kesepakatan dengan para stakeholder yang terkait maka akan
dikelola oleh swadaya masyarakat sekitar. Namun dalam hal ini PT.
BAKAPINDO masih melakukan pemantauan hingga areal bekas tambang
dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya.

5.2. Biaya Paska Tambang

Biaya Paska Tambang secara umum dibagi menjadi dua kategori utama antara
lain biaya langsung dan biaya tidak langsung. Secara umum biaya langsung
terdiri dari biaya yang diperlukan untuk :

 Pembongkaran fasilitas

 Penataan lahan

Sedangkan biaya tidak langsung terdiri dari biaya yang diperlukan untuk
kebutuhan antara lain :

 Biaya mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang digunakan untuk reklamasi


dan penataan lahan bekas tambang.

 Biaya perencanaan reklamasi

 Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor

 Biaya supervisi.

Pelaksanaan Paska Tambang dimulai pada Tahun 2016 dengan luas lahan yang
akan direklamasi pada awalnya yaitu seluas 2 ha s/d 5 ha. Perencanaan biaya
paska tambang dimulai pada Tahun 2014 karena pada saat pembukaan lahan
untuk penambangan dan pembangunan sarana termasuk pada biaya persiapan dan
biaya penambangan sehingga tidak termasuk ke dalam perencanaan paska
tambang

23
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

5.2.1. Biaya Langsung

Tabel 5.1

Estimasi Total Biaya Penutupan Tambang PT. BAKAPINDO

No Item Biaya Jumlah

Biaya Langsung

1 Reklamasi lahan bekas tambang 4.000.000

2 Reklamasi jalan tambang 5.000.000

3 Biaya pada fasilitas pengolahan permurnian 13.000.000

4 Biaya pada fasilitas penunjang 4.000.000

5 Pembongkaran penimbunan BBM dan rumah 4.000.000


genset

6 Reklamasi nursery, TPS B3 dan sedimen pond 5.000.000

7 Penangan sisa BBM, pelumas 1.500.000

8 Remediasi tanah terkontaminasi BBM dan B3 2.500.000

9 Penegembangan sosial budaya dan ekonomi 1.000.000

10 Pemeliharaan 3.000.000

11 Pemantauan 2.000.000

Sub Total 1 45.000.000

Uraian di atas besarnya biaya langsung dapat diuraikan sebagai berikut adalah sebesar
Rp. 45,000,000.-

5.2.2. Biaya Tidak Langsung

Besarnya biaya tidak langsung meliputi :

a. Biaya mobilisasi sebesar 6,66%

24
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

b. Biaya perencanaan paska tambang sebesar 3,5%

c. Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga 5%

d. Biaya supervisi sebesar 5%

Total 20,16%

Dari Uraian di atas besarnya biaya tidak langsung kegiatan paska tambang adalah
sebesar Rp. 45.000.000.- x 20,16% = Rp. 9.075.000.

5.2.3. Total Rencana Biaya Paska Tambang

Berdasarkan uraian diatas besarnya biaya rencana paska tambang yang akan
dilaksanakan yaitu Rp. 45,000,000.- + Rp. 9.075,000.- = Rp. 54,075,000
(Lima Puluh Empat Juta Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah).

BAB VI
PENUTUP

25
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sampai dengan periode 5 tahun rencana produksi PT. BAKAPINDO, penggunaan


lahan seluas 9,6 hektar dalam kegiatan penambangan batu gamping dan fasilitas
penunjang seperti pengolahan dan lain-lain oleh PT. BAKAPINDO diperkirakan
hanya seluas ± 5 hektar.

2. Rencana biaya pasca tambang di rencana wilayah IUP Operasi Produksi


PT.BAKAPINDO untuk penambangan batu gamping untuk periode 5 tahun adalah
sebesar Rp. 54.075.000,- (Lima Puluh Empat Juta Tujuh Puluh Lima Ribu
Rupiah).

DAFTAR PUSTAKA

26
PT BAKAPINDO
Rencana Paska Tambang

1. Eugene p. Pfeider, “Surface Mining”, The American Institute of Mining


Metallurgical and Petroleum Enginner. Inc, New York, 1968.

2. ….…….…, “Open Pit Mining”

3. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor


1453K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas
Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum, 2000.

4. Peraturan Pemerintahan RI Nomor 45 Tahun 2003 tentang Tarif Atas Jenis


Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2003.

5. Suad Hasan, Suharono Muhammad, “Studi Kelayakan Proyek”, Edisi ke Empat,


Oktober, 2006.

6. Stermole Frankline J. “Economic Evaluation anda Investment Decision


Methode”. Colorado School of line, 1990.

7. Triton Pb. SSi, “Manajemen Investasi Proyek Analisis & Strategi”, Yogyakarta,
September 2005.

8. Otto Soemarwoto, “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”, Gajah Mada


University Press, 1996.

9. ….………, “Caterpilar Perfomance Handbook”, Edition 31, Oktober 2000.

27

Anda mungkin juga menyukai