Anda di halaman 1dari 33

TATACARA

PERIZINAN DAN PELAPORAN


USAHA JASA PERTAMBANGAN
DASAR HUKUM
UU No 4 Thn 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara
Peraturan Menteri ESDM No. 28 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan
Batubara
Peraturan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral No.
24 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
ESDM No. 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara
Surat Edaran Direktur Jenderal Minerba No
11.E/30/DJB/2011 tentang Klassifikasi Badan Usaha di
Bidang Pertambangan dalam Akta Pendirian badan
Usaha
Peraturan Menteri ESDM No 18 Thn 2010 tanggal 22
November 2010 ttg Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
TUJUAN PENYELENGGARAAN USAHA JASA
Untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan.
Mewujudkan tertib penyelenggaraan usaha jasa
pertambangan dan meningkatkan kepatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi lokal dalam usaha pertambangan melalui
usaha jasa pertambangan dengan mewujudkan
kekuatan ekonomi potensial menjaji ekonomi riil.
Mendorong pengembangan ekonomi
kemasyarakatan
BENTUK, JENIS DAN BIDANG UJP
(1) Bentuk Pelaku UJP:
a. badan usaha, terdiri atas :
1) BUMN;
2) BUMD;
3) badan usaha swasta yang berbentuk PT.
b. koperasi; atau
c. perseorangan yang terdiri atas :
1) orang perseorangan;
2) perusahaan komanditer;
3) perusahaan firma.
(2) Wilayah kerja Pelaku UJP dikelompokkan
dalam:
a. Perusahaan Jasa Pertamb. Lokal;
b. Perusahaan Jasa Pertamb. Nasional;
c. Perusahaan Jasa Pertamb. Lain.
lanjutan

(3) Perusahaan Jasa Pertamb. Lokal meliputi:


Badan Usaha Milik Daerah;
badan usaha swasta berbentuk PT;
koperasi;
perusahaan komanditer;
perusahaan firma;
orang perseorangan,
yang beroperasi terbatas di wilayah kab/kota atau prov.
tersebut.
(4) Perusahaan Jasa Pertamb. Nasional meliputi:
BUMN;
badan usaha swasta berbentuk PT;
orang perseorangan.
PENGUSAHAAN JASA PERTAMBANGAN
DIKELOMPOKKAN ATAS:

Usaha Jasa Pertambangan


Usaha Jasa Pertambangan Non Inti
Jenis dan Bidang

Jenis Usaha Jasa Pertamb.:


a. Konsultan, Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengujian Peralatan dibidang:
1. Penyelidikan Umum;
2. Eksplorasi;
3. Studi kelayakan;
4. Konstruksi Pertambangan;
5. Pengangkutan;
6. Lingkungan Pertambangan;
7. Pascatambanga dan Reklamasi; dan/atau
8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
b. Konsultan, Perencanaan, dan Pengujian
Peralatan di bidang:
1. Penambangan; atau
2. Pengolahan dan Pemurnian.

- Bidang Usaha Jasa Pertambangan terdiri dari


subbidang-subbidang sebagaimana tercantum
dalam lampiran IA.
- Bidang Usaha Jasa Pertambangan Non Inti
sebagaimana tercantam dalam lampiran IB.
PENGGUNAAN DAN KEGIATAN JASA PERTAMBANGAN

Pemengan IUP atau IUPK dalam melaksanakan kegiatan


usahanya dapat menggunakan Jasa Pertambangan setelah
rencana kerja kegiatannya mendapat persutujuan dari
Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya;
Pemegang IUP atau IUPK wajib menggunakan Perusahaan
Jasa Lokal dan/atau Perusahaan Jasa Nasional;
Pemegang IUP atau IUPK dapat menggunakan Perusahaan
Jasa Pertambangan Lain setelah melakukan pengumuman
ke media massa lokal dan/atau nasional, tidak ada
Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal dan/atau Nasional
yang memenuhi klassifikasi dan kualifikas yang dibutuhkan.
lanjutan

Dalam hal Perusahaan Jasa Lain mendapatkan


pekerjaan harus memberikan sebagian pekerjaan yang
didapatkannya kepada Perusahaan Jasa Pertambangan
Lokal sebagai sub kontraktor sesuai dengan
kompetensinya.
Pemegang IUP atau IUPK dalam menggunakan
Perusahaan Jasa Pertambangan Lain wajib menerapkan
asas kepatutan, transparan dan kewajaran.
Kualifikasi Usaha Jasa Pertambangan terdiri atas:
a. Kecil;
b. Menengah; dan
c. Besar.

I. Kualifikasi untuk klasifikasi konsultan, perencana, pelaksana,


dan pengujian peralatan untuk bidang Penyelidikan Umum,
Eksplorasi, Studi Kelayakan, Lingkungan Pertambangan,
Pascatambang dan Reklamasi, keselamatan dan kesehatan
kerja serta Kualifikasi untuk klassifikasi konsultan,
perencana dan pengujian peralatan bidang Konstruksi
Pertambangan, Penambangan, Pengangkutan dan
Pengolahan Pemurnian ditentukan:
a. Kualifikasi kecil apabila memiliki kekayaan bersih Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp.
300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah);
b. Kualifikasi Menengah apabila memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);
dan
c. Kualifikasi besar apabila memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp. 1.000.000.000,- (satu) miliar rupiah).
II. Kualifikasi untuk Klassifikasi pelaksana Konstruksi
Pertambangan, Pengangkutan dan pengupasan lapisan
(stripping) batuan/tanah penutup ditentukan:
a. Kualifikasi kecil apabila memiliki kekayaan bersih Rp.
1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) sampai dengan Rp.
20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah);
b. Kualifikasi Menengah apabila memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah) sampai
dengan Rp. 100.000.000.000,- (seratur miliar rupiah); dan
c. Kualifikasi besar apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp. 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah).

Persyaratan jumlah kepemilikan kekayaan bersih tidak


termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
III. TATA CARA PERIZINAN
Proses Permohonan Izin Usaha Jasa
Pertambangan terdiri dari:
Baru;
Perpanjangan;
Perubahan.
Tahapan Proses Perizinan IUJP
1. Permohonan ditujukan kepada Menteri
ESDM cq. Direktur Jenderal
Minerba/Gubernur/Bupati/Walikota
Dilampirkan:
a. Surat permohonan ditandatangani
pimpinan perusahaan (bermaterai)
b. Surat pernyataan (bermaterai)
c. Akte pendirian perusahaan
d. Akte perubahan
e. NPWP
PERSYARATAN

f. Referensi Bank
g. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
h. Tanda Daftar Perusahaan
i. Foto Copy identitas Pemilik Perusahaan
j. Daftar tenaga ahli dengan melampirkan
CV, Ijazah, KTP, IKTA (Tenaga Asing), dan
Surat Pernyataan (SP).
k. Pengalaman kerja dan bidang usaha yang
dimohon
PERSYARATAN

l. Daftar peralatan dan status


m. Keterangan lain dari instansi terkait
(BKPM, Depnaker Dll)
n. Struktur organisasi dan tenaga kerja
o. Laporan keuangan
p. Laporan triwulan kegiatan jasa
PERSYARATAN

2. Evaluasi Permohonan (baru, perpanjangan, perubahan)


1. Profil Perusahaan
2. Jenis dan Bidang UJP dimohon
3. Tenaga Ahli
4. Peralatan Jenis, Bidang
5. Keuangan dan Subbidang

6. Data Pendukung Proses


Evaluasi

3. Proses Surat Izin Usaha Jasa Pertambangan (SIUJP)


14 hari kerja terhitung sejak permohonan dan
persyaratan diterima dengan lengkap dan benar
Tahapan Proses Penerbitan SKT
1. Permohonan ditujukan kepada Menteri
ESDM cq. Direktur Jenderal
MBP/Gubernur/Bupati/Walikota
Dilampirkan:
a. Surat permohonan ditandatangani
pimpinan perusahaan (bermaterai)
b. Surat pernyataan (bermaterai)
c. Akte pendirian perusahaan
d. Akte perubahan
e. NPWP
PERSYARATAN

f. Surat Keterangan Domisili Perusahaan


g. Tanda Daftar Perusahaan
h. Foto Copy identitas Pemilik Perusahaan
i. Ketenagakerjaan
j. Surat Izin Usaha dari Lembaga Terkait
k. Keuangan (investasi untuk sektor
pertambangan)
l. Nilai kontrak untuk usaha di sektor
pertambangan dimohon
PERSYARATAN

2. Evaluasi Permohonan (baru, perpanjangan,


perubahan)
1. Profil Perusahaan
2. Jenis dan Bidang SKT dimohon
3. Surat Ijin Usaha dari Lembaga Terkait
4. Keuangan
5. Data Pendukung

3. Proses Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) 14


hari kerja terhitung sejak permohonan dan persyaratan
diterima dengan lengkap dan benar
Kewajiban
Mengutamakan penggunaan produk dalam negeri;
Mengutamakan subkontraktor lokal sesuai
kompetensinya;
Mengutamakan tenaga kerja lokal;
Melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan
bidang usahanya;
Menyampaikan setiap dokumen kontrak jasa
pertambangan dengan pemegang IUP atau IUPK
kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya;
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
lanjutan

Mengoptimalkan pembelanjaan lokal baik


barang maupun jasa pertambangan yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha
jasanya;
Melaksanakan ketentuan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Melaksanakan program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat meliputi peningkatan
pendidikan dan pelatihan, kesehatan, dan
pertumbungan ekonomi lokal; dan
Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan
kepada pemberi IUJP atau SKT.
PELAPORAN

1. Pemegang IUJP dan SKT wajib


menyusun laporan kegiatan dan
menyampaikan kepada pemberi IUJP
atau SKT
2. Kewajiban penyusunan laporan berupa:
1. Laporan Triwulan
2. Laporan Tahunan
3. Laporan Triwulan & Tahunan SKT
Laporan Triwulan dan Tahunan meliputi:

a. Investasi
b. Nilai kontrak
c. realisasi kontrak
d. Pemberi kontrak
e. Tenaga kerja
f. Peralatan (masterlist)
g. Penerimaan negara
h. Penerimaan daerah
i. Pembelanjaan lokal, nasional dan/atau impor
j. Pengembangan masyarakat (CD).
Bentuk dan Laporan
Betuk dan tata cara laporan triwulan dan
tahunan IUJP disusun berdasarkan format
lampiran IVA dan IVB
Betuk dan tata cara laporan triwulan dan
tahunan SKT disusun berdasarkan format
lampiran IVC
SANKSI
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai
kewenangannya dapat memberikan sanksi
kepada pemegang IUJP atau SKT yang
melakukan pelanggaran sebagai berikut:
a. melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan
IUJP atau SKT
b. Tidak menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan triwulan 3(tiga) kali berturut-turut
c. Memberikan data yang tidakbenar atau
memalsukan dokumen
d. Tidak melaksanakan kewajiban a.l.:
Menggunakan produksi dalam negeri
Menggunakan sub kontraktor lokal
Menggunakan tenaga kerja lokal
Melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan bidang usahanya
Menyampaikan setiap dokumen kontrak jasa pertambangan dengan
pemegang IUP atau IUPK
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Mengoptimalkan pembelanjaan lokal baik barang maupun jasa
pertambangan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usahanya
Melaksanakan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Membantu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
meliputi peningkatan pendidikan dan pelatihan, kesehatan dan pertumbuhan
ekonomi lokal
Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan kepada pemberi IUJP atau
SKT.
JENIS SANKSI
Peringatan tertulis;
Penghentian sementara kegiatan atas sebagian
atau seluruh bidang jasa pertambangan; atau
Pencabutan IUJP atau SKT
peringatan tertulis dikenakan kepada
pemegang IUJP atau SKT yang melanggar
ketentuan tersebut diatas
Peringatan tertulis diberikan baling banyak
2(dua) kali dengan jangka waktu peringatan
masing-masing paling lama 1(satu) bulan
Dalam hal pemegang IUJP atau SKT sampai berakhir
jangka waktu peringatan tertulis belum melaksanakan
kewajibannya, Menteri, gubernur atau bupati/walikota
mengenakan sanksi administratif berupa penghentian
sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh
bidang jasa pertambangan.
Sanksi administratif berupa penghentian sementara
kegiatan atas sebagian atau seluruh bidang usaha
jasa pertambangan dikenakan dalam jangka waktu
paling lama 2(dua bulan)
Sanksi administratif dapat dicabut apabilapemegang
IUJP atau SKT dalam masa pengenaan sanksi telah
memenuhi kewajiban yang telah ditentukan
Sanksi administratif berupa pencabutan IUJP atau
SKT dikenakan kepada pemegang IUJP atau SKT
yang tidak melaksanakan kewajiban sampai
dengan berakhirnya jangka waktu pengenaan
sanksi penghentian sementara kegiatan atas
sebagian atau seluruh bidang jasa pertambangan
Dalam hal dikemudian hari diketahui bahwa data
dan informasi yang disampaikan oleh pemegang
IUJP atau SKT dinilai tidak benar maka Menteri,
gubernur, atau bupat/walikota sesuai dengan
kewenangannya dapat mencabut IUJP atau SKT.
VI. PENUTUP
Tata cara perizinan dibuat dalam rangka
tertib administrasi dalam pelaksanaan
kegiatan usaha jasa pertambangan;
Laporan dibuat dalam rangka menilai
pelaksanaan kegiatan UJP apakah telah
memadai.

Anda mungkin juga menyukai