Dasar Hukum
Kepmen 1827 Th 2018 Lamp I
Kepdirjen 308.K/30/DJB/2018
Pengertian
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara (Kepmen 1827 Th 2018
Lampiran I).
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi
dalam struktur organisasi lapangan pertambangan yang memimpin dan bertanggung jawab atas
terlaksananya operasional pertambangan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik (Permen
ESDM 26 Th 2018).
Ketentuan Umum
1. Kegiatan usaha pertambangan dapat dimulai setelah pemegang izin telah memiliki KTT.
2. Pengusaha wajib menunjuk KTT untuk selanjutnya disahkan oleh KalT/ Kepala Dinas (Kadis) a.n.
KalT melalui surat pengesahan.
3. KTT dapat disahkan apabila telah memenuhi persyaratan secara administrasi dan lulus uji aspek-
aspek yang ditetapkan KalT/ Kadis a.n. KalT.
4, Setiap perusahaan pemegang izin hanya boleh memiliki satu orang KTT untuk setiap satu izin
usaha pertambangan.
5. Pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT untuk mengangkat lebih
dari seorang KTT apabila dianggap perlu atau didasarkan pada pertimbangan tertentu dari KaIT/ Kadis
a.n. KalT.
6. Setiap pimpinan perusahaan harus melaporkan kepada KalT/ Kadis a.n, KalT secara resmi apabila
KTT sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tersebut.
7. KTT yang sudah mendapatkan surat pengesahan dari KaIT/ Kadis a.n. KalT wajib berada di
perusahaan tersebut selama sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sejak surat pengesahan ditetapkan,
kecuali terdapat alasan-alasan tertentu yang menyebabkan KTT tidak bekerja lagi pada perusahaan
tersebut.
8. Perusahaan dapat mengajukan permohonan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT untuk mengangkat dan
mengesahkan satu atau lebih Wakil KTT untuk membantu KTT apabila dianggap perlu berdasarkan
pertimbangan tertentu dari KaIT/ Kadis a.n. KalT.
Kriteria evaluasi :
a. Surat sesuai format;
b. Tanggal, bulan, dan tahun dalam surat permohonan sesuai dengan jangka waktu penyampaiannya;
c. Surat ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan; dan
d. Mencantumkan kelas KTT;
3. Surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pemimpin Tertinggi Perusahaan di atas materai (Format 1.2)
Kriteria evaluasi :
a. Surat pernyataan sesuai format; dan
b. Ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan atau setara dengan Presiden Direktur atau
Direktur Utama.
5. Sertifikat kompetensi wajib calon KTT yang sudah diregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KalT/ Kadis a.n. KalT
Sertifikat kompetensi calon KTT yang dilampirkan harus sesuai dengan kelas KTT sebagaimana dimaksud
Lampiran I Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.
Kriteria evaluasi :
Apabila sertifikat kompetensi calon KTT belum sesuai dengan kelas KTT sebagaimana dimaksud, maka
KaIT/Kadis a.n KaIT dengan pertimbangannya dapat memberikan kebijakannya untuk mengesahkan KTT
tersebut sebagai KTT sementara selama 6 (enam) bulan. Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan tersebut, KTT
sementara harus memenuhi sertifikat kompetensi sesuai dengan kelas yang sebenarmya untuk dapat
diangkat menjadi KTT definitif. Pada kondisi tertentu KalT/ Kadis an. KalT dapat memberikan perpanjangan
KTT sementara sebanyak 1 (satu) kali untuk jangka waktu 6 (enam) bulan.
6. Struktur organisasi perusahaan yang menggambarkan posisi Calon KTT yang ditandatangani oleh
pemimpin perusahaan dan diberi cap basah perusahaan. (Format 1.4)
Struktur organisasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Menjelaskan posisi yang berada di kantor pusat (head office) maupun yang berada di lapangan (site);
b. Terdapat nama-nama pemangku jabatan struktural; dan
c. Posisi KTT harus orang yang memiliki jabatan struktural tertinggi di site
Kriteria evaluasi :
a. Calon KTT tidak rangkap jabatan:
b. Posisi KTT hanya melekat dengan jabatan struktural yang tertinggi di site; dan
c. Struktur organisasi telah sesuai format.
Kriteria Evaluasi :
Hasil Evaluasi
Apabila asil evaluasi seluruh dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 9 sudah
lengkap dan sesuai, maka dapat diproses lebih lanjut. Tindak lanjut sebagaimana dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Apabila calon KTT belum pernah mendapatkan surat pengesahan sebagai KTT, maka calon KTT harus
melaksanakan uji presentasi KTT dihadapan Inspektur Tambang, dan para pejabat struktural yang
membidangi aspek teknik pertambangan, konservasi pertambangan, keselamatan pertambangan,
lingkungan pertambangan, standarisasi dan usaha jasa pertambangan. Hasil uji presentasi adalah Kompeten
atau Kompeten Bersyarat atau Belum Kompeten. Apabila hasil uji presentasi adalah Kompeten maka surat
pengesahan KTT dapat diterbitkan. Apabila hasil uji presentasi Kompeten Bersyarat maka calon KTT harus
melengkapi persyaratan sesuai hasil uji yang diminta, kemudian menyerahkan kepada Tim Penilai untuk di
evaluasi dan setelah dinyatakan sesuai maka surat pengesahan KIT dapat diterbitkan. Apabila hasil uji
presentasi adalah Belum Kompeten, maka calon KTT dapat melakukan uji ulang atau perusahaan
mencalonkan KITT yang lain sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.
b. Apabila calon KTT sudah pernah mendapatkan surat pengesahan KTT yang diterbitkan oleh KalT/ Kadis
a.n. KalT dengan kelas KTT satu tingkat atau lebih di bawah dari yang diajukan, maka :
1) Calon KTT harus menjalani uji presentasi KTT di hadapan Inspektur Tambang, dan para pejabat
struktural yang membidangi aspek teknik pertambangan, konservasi pertambangan, keselamatan
pertambangan, lingkungan pertambangan, standarisasi dan usaha jasa pertambangan, jika Calon KTT
tersebut diajukan untuk menjadi KTT di perusahaan yang berbeda.
2) Calon KTT tersebut harus melaksanakan diskusi dengan Inspektur Tambang, dan para pejabat
struktural yang membidangi aspek teknik pertambangan, konservasi pertambangan, keselamatan
pertambangan, lingkungan pertambangan, standarisasi dan usaha jasa pertambangan, jika Calon KTT
tersebut diajukan untuk menjadi KTT di perusahaan yang sama dengan kelas yang lebih tinggi. Dalam hal
ini calon KTT melakukan presentasi program kerja di perusahaan yang mengajukan calon KTT yang
bersangkutan.
c. Apabila calon KTT sudah pernah mendapatkan surat pengesahan KTT dari KaIT/ Kadis a.n. KalT dengan
kelas yang sama antara perusahaan yang sebelumnya dengan yang baru, maka surat pengesahan KTT di
perusahaan yang baru dapat langsung diterbitkan.
d. Apabila calon KIT sudah pernah mendapatkan surat pengesahaan PTL dari KalT/ Kadis a.n. KaIT, maka
harus menjalani uji kompetensi KTT sebagaimana ketentuan pada huruf a.
Catatan tambahan:
Jika sudah tidak pernah kerja ditambang selama 5 tahun, walau sudah pernah jadi KTT maka harus uji
presentasi.
1. Pengajuan Permohonan
a. Badan usaha/koperasi/perusahaan firma/perusahaan komanditer/orang perseorangan yang telah
ditetapkan oleh menteri atau gubernur sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) mengajukan
permohonan kepada KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.
b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a pada tabel di atas, KaIT/Kepala Dinas atas
nama KaIT memberikan disposisi kepada Evaluator melalui Unit Teknis Pertambangan Mineral atau
Batubara yang membidangi.
c. Evaluator menerima dokumen dan melakukan evaluasi terhadap berkas dokumen sesuai format
evaluasi.
2. Evaluasi
a) Evaluator membuat konsep surat, apabila hasil evaluasi dinyatakan memadai maka evaluator
menyiapkan surat untuk proses presentasi dan diskusi apabila diperlukan atau langsung menyiapkan
rancangan surat pengesahan KTT. Namun apabila terdapat kekurangan persyaratan atau ketidaksesuaian
dalam persyaratan maka evaluator menyiapkan surat tanggapan sesuai hasil evaluasi terhadap
permohonan.
b) KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT menandatangani surat untuk proses presentasi dan diskusi,
atau rancangan surat pengesahan KTT, atau surat tanggapan hasil evaluasi.
c) Pemohon menerima surat proses presentasi dan diskusi, atau surat tanggapan hasil evaluasi apabila
terdapat kekurangan atau ketidaksesuaian persyaratan. Untuk pemohon yang menerima surat proses
presentasi dan diskusi maka akan dilakukan presentasi dan diskusi tersebut, setelah itu dilanjutkan
rancangan surat pengesahan KTT.
1) Surat pemberitahuan perusahaan sesuai format 6.1. Dalam surat pemberitahuan tersebut perusahaan
harus menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a) Keterangan lokasi site baru KTT apabila mutasi atau jabatan baru KTT apabila naik jabatan; dan
b) Nama yang akan menjadi pejabat sementara KTT (Pjs. KTT) selama KTT yang baru sedang dalam
proses permohonan pengesahan kepada KalT/ Kadis a.n. KaIT. Nama Pjs. KTT harus terdaftar dalam buku
tambang, yaitu dilakukan saat KTT yang sebelumnya terhitung mutasi atau naik jabatan, dan
mendelegasikan kepada Pjs. KTT tersebut.
2) Salinan surat keputusan dari perusahaan yang menyatakan bahwa KTT sebagaimana dimaksud dimutasi ke
site lain atau naik jabatan;
3) Salinan surat keputusan dari perusahaan yang menunjuk nama orang yang akan menjadi Pjs. KTT selama
KTT yang baru sedang dalam proses permohonan pengesahan kepada KalT/ Kadis an. KalT. Adapun
persyaratan seseorang dapat menjadi Pjs. KTT adalah sebagai berikut:
a) Memiliki jabatan struktural tertinggi dalam struktur organisasi saat itu atau jika belum ada
pengangkatan resmi sekurang-kurangnya orang yang memiliki jabatan struktural satu tingkat di bawah
jabatan struktural KTT.
b) Memiliki sertifikat kompetensi setara dengan KTT atau satu tingkat dibawah KTT.
4) Salinan buku tambang yang terdapat pendelegasian antara KTT sebelumnya dengan Pjs. KTT atau yang
ditunjuk perusahaan;
5) Softcopy dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan angka 4); dan
6) Permohonan pengesahan KTT yang baru harus diajukan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT paling lama 30 (tiga
puluh) hari waktu kalender sejak pemberitahuan pergantian KTT diajukan.
b. KTT Mengundurkan Diri atas Keinginannya Sendiri karena Sebab-Sebab Tertentu.
Apabila KTT mengundurkan diri atas keinginannya sendiri atau karena sebab-sebab tertentu, maka pimpinan
perusahaan harus memberitahukan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT melalui surat resmi dengan memenuhi
persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
1) Surat pemberitahuan perusahaan sesuai format 6.4. Dalam surat pemberitahuan tersebut perusahaan
harus menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a) Keterangan KTT tersebut mengundurkan diri atas keinginannya sendiri atau karena sebab-sebab
tertentu; dan
b) Nama yang akan menjadi pejabat sementara KTT (Pjs. KTT ) selama KTT yang baru sedang dalam
proses permohonan pengesahan kepada KalT/ Kadis a.n. KaIT. Nama Pjs. KTT harus terdaftar dalam buku
tambang, yaitu dilakukan saat KTT yang sebelumnya terhitung mengundurkan diri, dan mendelegasikan
kepada Pjs. KTT tersebut,
3) Salinan surat keputusan dari perusahaan yang menunjuk nama orang yang akan menjadi Pjs. KTT selama
KTT yang baru sedang dalam proses permohonan pengesahan kepada KalT/ Kadis an. KalT. Adapun
persyaratan seseorang dapat menjadi Pjs. KTT adalah sebagai berikut:
a) Memiliki jabatan struktural tertinggi dalam struktur organisasi saat itu atau jika belum ada
pengangkatan resmi sekurang-kurangnya orang yang memiliki jabatan struktural satu tingkat dibawah
jabatan struktural KTT ;
b) Memiliki sertifikat kompetensi setara dengan KTT atau satu tingkat dibawah KTT.
4) Salinan buku tambang yang terdapat pendelegasian antara KTT sebelumnya dengan Pjs. KTT yang
ditunjuk perusahaan;
5) Softcopy dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan angka 4); dan
6) Permohonan pengesahan KTT yang baru harus diajukan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT paling lama 30 (tiga
puluh) hari waktu kalender sejak pemberitahuan pergantian KTT diajukan.
Apabila diperlukan, KalT/ Kadis a.n. KaIT dapat memanggil pimpinan perusahaan dan/atau KTT atau yang
mengundurkan diri tersebut untuk dimintai keterangan terkait pengunduran diri KTT tersebut. Berdasarkan
keterangan yang diperoleh, KalT/ Kadis a.n. KalT dapat menolak pengunduran diri KTT sebagaimana
dimaksud, dan meminta pimpinan perusahaan untuk tetap mempertahankan KIT tersebut. Apabila
berdasarkan hasil verifikasi dari keterangan yang diperoleh, ditemukan bahwa pimpinan perusahaan tidak
memberikan dukungan penuh kepada KTT sebagaimana surat pernyataan dukungan manajemen yang sudah
ditandatangani, maka KaIT/ Kadis a.n. KalT dapat memberikan teguran atau mengusulkan pemberian sanksi
kepada perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Surat pemberitahuan perusahaan sesuai format 6.7. Surat pemberitahuan tersebut harus menjelaskan hal
sebagai berikut:
a) Keterangan alasan KTT tersebut diberhentikan karena sebab-sebab tertentu oleh perusahaan; dan
b) Nama yang akan menjadi pejabat sementara KTT (Pjs. KTT) selama KTT yang baru sedang dalam
proses permohonan pengesahan kepada KalT/ Kadis a.n. KaIT. Nama Pjs. KTT harus terdaftar dalam buku
tambang, yaitu dilakukan saat KTT yang sebelumnya terhitung mengundurkan diri, dan mendelegasikan
kepada Pjs. KTT tersebut.
2) Salinan surat keputusan dari pimpinan perusahaan bahwa KTT tersebut diberhentikan oleh perusahaan:
3) Salinan surat keputusan dari perusahaan yang menunjuk nama orang yang akan menjadi Pjs. KTT selama
KTT yang baru sedang dalam proses permohonan pengesahan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT. Adapun
persyaratan seseorang dapat menjadi Pjs. KTT adalah sebagai berikut:
a) Memiliki jabatan struktural tertinggi dalam struktur organisasi saat itu atau jika belum ada
pengangkatan resmi sekurang-kurangnya orang yang memiliki jabatan struktural satu tingkat dibawah
jabatan struktural KTT ; dan
b) Memiliki sertifikat kompetensi setara dengan KTT atau satu tingkat dibawah KTT .
4) Salinan buku tambang yang terdapat pendelegasian antara KTT sebelumnya dengan Pjs. KTT yang
ditunjuk perusahaan; dan
5) Softcopy dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan angka 4).
Permohonan pengesahan KTT yang baru harus diajukan kepada KalT/ Kadis a.n. KalT paling lama 30 (tiga
puluh) hari waktu kalender sejak pemberitahuan pergantian KTT diajukan. Apabila diperlukan, KalT/ Kadis
an. KaIT dapat memanggil pimpinan perusahaan dan/atau KTT yang diberhentikan tersebut untuk dimintai
keterangan terkait pemberhentian KTT tersebut. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, KalT/ Kadis a.n.
KalT dapat menolak pemberhentian KTT sebagaimana dimaksud dan meminta pimpinan perusahaan untuk
tetap mempertahankan KTT tersebut. Apabila berdasarkan hasil verifikasi dari keterangan yang diperoleh
ditemukan bahwa pimpinan perusahaan tidak memberikan dukungan penuh kepada KTT sebagaimana surat
pernyataan dukungan manajemen yang sudah ditandatangani, maka KalT/ Kadis a.n. KaIT dapat memberikan
teguran atau mengusulkan pemberian sanksi kepada perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Apabila berdasarkan hasil verifikasi dari keterangan yang diperoleh, ditemukan bahwa
KTT melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan atau tidak menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya, maka KalT/ Kadis an. KaIT dapat memberikan teguran atau mengusulkan pemberian sanksi
kepada KTT tersebut berupa pelarangan menjadi KTT selama 2 (dua) tahun.
d. KTT dicabut Pengesahannya oleh KalT/ Kadis a.n. KalT karena Sebab-Sebab Tertentu
Apabila KTT dalam menjalankan kegiatan operasional di lapangan tidak mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait kaidah teknik Pertambangan yang baik atau tidak menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, maka KalT/ Kadis a.n. KaIT dapat mencabut surat pengesahan KTT tersebut, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa KTT tidak menerapkan kaidah teknik Pertambangan
yang baik atau tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya;
b. KTT tersebut sudah mendapatkan surat peringatan atau surat teguran dari KalT/ Kadis a.n. KaIT
sebanyak 3 (tiga) kali akibat tidak melaksanakan kewajiban KTT, atau tidak menjalankan arahan dari KaIT/
Kadis a.n. KalT dalam jangka waktu 1 (satu) tahun;
c. Surat pencabutan pengesahan KTT sesuai format 6.10;
d. Setelah pencabutan pengesahan KTT, maka perusahaan harus segera mengangkat Pjs. KTT, dan
selanjutnya mengajukan permohonan KTT yang baru paling lama 30 (tiga puluh) hari waktu kalender sejak
pencabutan surat pengesahan KTT tersebut diterima;
e. Apabila terdapat perubahan struktur organisasi setelah KTT disahkan namun tidak dilaporkan,
maka KalT/ Kadis a.n. KalT dapat memberikan teguran dan mengusulkan pemberian sanksi kepada
perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. Apabila adanya ketidaksesuaian dokumen permohonan KTT dengan kondisi di lapangan, maka
KalT/ Kadis a.n. KalT dapat memberikan teguran dan mengusulkan pemberian sanksi kepada perusahaan
sesuai dengan peraturan perundangan .
Kriteria
Kriteria KTT Kriteria KTT terbagi atas 4 (empat) klasifikasi dengan urutan sebagai berikut:
1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 (seratus lima
puluh) metrik ton per hari;
d) Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 (lima puluh) orang; dan
e) Memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) atau sertifikat kualifikasi yang diakui
oleh KaIT.
a) Tahapan kegiatan pertambangan operasi produksi dengan metode tambang semprot (Hidrolis), tambang
terbuka, kuari, kapal keruk/kapal isap;
1) Tambang terbuka untuk batubara kurang dari atau sama dengan 500 (lima ratus) metrik ton per hari;
c) Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 (dua ratus) orang; dan
d) Memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Madya (POM) atau sertifikat kualifikasi yang diakui
oleh KaIT.
KTT Kelas I,
Memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi: tahap operasi produksi dengan metode tambang semprot
(Hidrolis), tambang terbuka, tambang bawah tanah, kuari, kapal keruk, dan/atau kapal isap.
1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 (lima ratus) metrik ton per hari;
d) Memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Operasional Utama (POU) atau sertifikat kualifikasi yang diakui
oleh KaIT.
Untuk warga negara asing (tenaga ahli asing) memiliki hal sebagai berikut:
a. Memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan kelas KTT yang diajukan atau memiliki Mine Manager
Certificate atau sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
b. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait peraturan perundang-undangan dan kebijakan
mengenai penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik.
Bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka waktu 6 (enam) bulan. KaIT dapat
membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Pemegang IUP/IUP Operasi Produksi dapat mengangkat Wakil KTT apabila dianggap perlu dan berdasarkan
pertimbangan dari KaIT.
Wakil KTT memiliki tugas dan fungsi membantu KTT dalam menerapkan kaidah teknik pertambangan yang
baik.