Anda di halaman 1dari 36

PERHIMPUNAN AHLI PERTAMBANGAN INDONESIA

ASSOCIATION OF INDONESIAN MINING PROFESSIONALS

USULAN PERUBAHAN AD-ART PERHAPI

ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Mukadimah Mukadimah

Bahwa Pembangunan Nasional sebagai usaha untuk mencapai cita- Tidak ada perubahan
cita Kemerdekaan Bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945, merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap warga
Negara Indonesia.

Bahwa untuk mencapai cita-cita tersebut diatas diperlukan sebuah


bangsa yang berdaulat, sejahtera, cerdas, dan setara didalam
kehidupan antar bangsa.

Bahwa upaya mewujudkan cita-cita tersebut perlu ditunjang oleh


pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang optimal
dengan memanfaatkan kekayaan alam, budaya dan kemampuan
bangsa Indonesia sendiri tanpa menutup kemungkinan terhadap
peran serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari luar
negeri sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan pembangunan
Nasional.

Bahwa sebagai bagian dari Warga Negara Indonesia, para ahli


pertambangan Indonesia menyadari akan peranannya untuk turut
mensukseskan pembangunan Nasional melalui pengembangan
industri pertambangan

Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dan para ahli


pertambangan Indonesia menganggap perlu untuk berhimpun dalam
suatu perhimpunan dengan Anggaran Dasar sebagai berikut:

1
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

BAB I BAB I
KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Anggaran Dasar ini, yang dimaksud dengan: Tidak ada perubahan

1. Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, selanjutnya disebut


PERHAPI, adalah suatu organisasi para ahli pertambangan;
2. Anggota adalah setiap orang yang telah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta telah terdaftar sebagai anggota Perhimpunan.

BAB II BAB II
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, LAMBANG DAN JANGKA WAKTU NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, LAMBANG DAN JANGKA WAKTU
Pasal 2
NAMA Tidak ada perubahan

Perhimpunan ini bernama Perhimpunan Ahli Pertambangan


Indonesia selanjutnya disingkat dengan PERHAPI dan dalam bahasa
inggrisnya disebut Association of Indonesian Mining Professional
disingkat AIMP selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup
disingkat Perhimpunan.

Pasal 3 Pasal 3
TEMPAT KEDUDUKAN TEMPAT KEDUDUKAN
Perhimpunan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia Perhimpunan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia
yaitu di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kota Administrasi yaitu di Propinsi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kota
Jakarta Selatan, Komplek Rukan Crown Palace Blok D Nomor 9 Jl
Pof. Dr. Soepomo, SH N0 231, Kelurahan Menteng Dalam, Administrasi Jakarta Selatan, Komplek Rukan Crown Palace Blok D
Kecamatan Tebet. Nomor 9 Jl Pof. Dr. Soepomo, SH N0 231, Kelurahan Menteng Dalam,
Kecamatan Tebet.
Pasal 4
LAMBANG (Sesuai amanah Kongres, sedang dilakukan proses pemilihan
lambang PERHAPI. Usulan mengenai perubahan pada lambang
Perhimpunan ini menggunakan lambang yang berbentuk tulisan PERHAPI akan ditetapkan sesuai hasil pemilihan)
PERHAPI dengan bentuk huruf “outline arial black” dan telah
disahkan.

2
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Pasal 5
JANGKA WAKTU Tidak ada perubahan

1. Perhimpunan didirikan pada tanggal 21 September 1990 di


Jakarta;
2. Perhimpunan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
lamanya.

BAB III BAB III


AZAS, LANDASAN, DAN SIFAT AZAS, LANDASAN, DAN SIFAT
Pasal 6
Tidak ada perubahan
1. Perhimpunan berazaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-
undang Dasar 1945;
2. Perhimpunan bersifat profesional, bukan organisasi politik, dan
tidak mencari keuntungan.

BAB IV BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 7
MAKSUD DAN TUJUAN Tidak ada perubahan

Perhimpunan mempunyai maksud dan tujuan di bidang sosial.

Pasal 8
KEGIATAN
Tidak ada perubahan
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perhimpunan
menjalankan kegiatan di bidang Sosial sebagai berikut:

1. Menggalang persatuan anggota Perhimpunan serta menjaga


integritas anggota dalam melaksanakan profesinya;
2. Membangun dan mengembangkan profesionalisme di bidang
pertambangan;
3. Mendorong anggota Perhimpunan untuk melakukan kegiatannya
sesuai dengan kode etik dan kode perilaku, Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan, Peraturan
Perhimpunan, dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

3
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

4. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan sektor


pertambangan dan turut memecahkan berbagai masalah di
bidang pertambangan;
5. Membangun kerjasama dengan masyarakat profesi lain dan
masyarakat profesi pertambangan Internasional dengan
memegang prinsip-prinsip kesetaraan;
6. Memelihara dan mengembangkan standar pengetahuan dan
keahlian para anggota;
7. Menetapkan, memelihara, dan mengembangkan kode etik dan
kode perilaku profesi para anggota;
8. Menyumbangkan pikiran dan saran kepada Pemerintah, Industri,
Perguruan Tinggi dan lembaga lain di bidang pertambangan
agar lebih berorientasi kepada kepentingan masyarakat;
9. Menumbuhkan kepedulian masyarakat mengenai peranan
Perhimpunan;
10. Melakukan kerjasama dengan lembaga yang terkait di dalam
dan luar negeri.

BAB V BAB V
KEANGGOTAAN KEANGGOTAAN
Pasal 9
JENIS KEANGGOTAAN Tidak ada perubahan

Jenis keanggotaan Perhimpunan terdiri dari:


a. Anggota Biasa;
b. Anggota Mahasiswa;
c. Anggota Kehormatan.

Pasal 10 Pasal 10
PERSYARATAN KEANGGOTAAN PERSYARATAN KEANGGOTAAN

1. Anggota Biasa: 1. Anggota Biasa:

a. Setiap lulusan perguruan tinggi di bidang teknik pertambangan a. Setiap lulusan perguruan tinggi di bidang teknik
atau lulusan akademi/politeknik di bidang teknik pertambangan.
pertambangan yang telah memiliki pengalaman kerja b. Setiap lulusan akademi/politeknik/diploma di bidang teknik
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang pertambangan pertambangan yang telah memiliki pengalaman kerja
atau lulusan dari disiplin ilmu lain yang telah memiliki sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang pertambangan,

4
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di c. Setiap lulusan dari disiplin ilmu lain yang telah memiliki
bidang pertambangan dan direkomendasi oleh seorang pengalaman kerja sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
anggota biasa; bidang pertambangan dan direkomendasi oleh seorang
b. Setiap Anggota Mahasiswa yang telah memiliki pengalaman anggota biasa,
kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang d. Setiap Anggota Mahasiswa yang telah memiliki pengalaman
pertambangan dan direkomendasikan oleh seorang anggota kerja sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang
biasa; pertambangan dan direkomendasikan oleh seorang anggota
c. Setiap pekerja asing yang telah memiliki pengalaman kerja biasa
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang pertambangan e. Setiap pekerja asing yang telah memiliki pengalaman kerja
dan direkomendasi oleh seorang anggota biasa. sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di bidang pertambangan
dan direkomendasi oleh seorang anggota biasa,
f. Anggota yang dimaksud dalam ayat 1a,1b,1c,1d di atas
direkomendasi oleh seorang anggota biasa dan diverifikasi
oleh Badan Pengurus serta telah memenuhi kewajiban
pembayaran iuran anggota;.

2. Anggota Mahasiswa: 2. Anggota Mahasiswa:


Setiap Mahasiswa yang sedang melaksanakan pendidikan pada Setiap Mahasiswa yang sedang melaksanakan pendidikan pada
Jurusan/Departemen Teknik Pertambangan dan Teknik Jurusan/Departemen Teknik Pertambangan dan Teknik
Metalugi; Metalurgi serta Kebumian;
3. Anggota Kehormatan: 3. Anggota Kehormatan:
Setiap orang yang telah berjasa bagi Perhimpunan yang Setiap orang yang telah dan/atau dianggap berjasa bagi
diusulkan Ketua Umum dan bersedia serta disahkan oleh Rapat Perhimpunan yang diusulkan oleh Ketua Umum dan bersedia
Anggota; serta disahkan oleh Rapat Umum Anggota;
4. Anggota yang dimaksud ayat 1 dan 2 pasal ini, harus terlebih 4. Anggota yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, harus
dahulu mendaftarkan diri di Perhimpunan atau perwakilan terlebih dahulu mendaftarkan diri di Perhimpunan atau
Perhimpunan. perwakilan Perhimpunan.

BAB VI BAB VI
HAK, KEWAJIBAN DAN MASA KEANGGOTAAN HAK, KEWAJIBAN DAN MASA KEANGGOTAAN
Pasal 11 Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN HAK DAN KEWAJIBAN

1. Setiap Anggota mempunyai hak yang sesuai dengan jenis 1. Setiap Anggota mempunyai hak yang sesuai dengan jenis
keanggotaannya; keanggotaannya;
2. Setiap Anggota wajib tunduk dan mematuhi Anggaran Dasar, 2. Setiap Anggota wajib tunduk dan mematuhi Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga, dan Kode Etik Perhimpunan. Anggaran Rumah Tangga, dan Kode Etik Perhimpunan dan
Peraturan Perhimpunan

5
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Pasal 12
HAK MEMILIH DAN DIPILIH Tidak ada perubahan

1. Anggota biasa mempunyai hak memilih dan hak dipilih untuk


menduduki jabatan sebagai Ketua Umum;
2. Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan tidak mempunyai
hak memilih dan dipilih untuk menduduki jabatan Ketua Umum
Perhimpunan.

Pasal 13 Pasal 13
HAK BICARA DAN HAK SUARA HAK BICARA DAN HAK SUARA

1. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara; 1. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak bicara dan hak suara;
2. Setiap Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan hanya 2. Anggota Biasa yang dapat menggunakan hak suaranya dalam
mempunyai hak bicara. Rapat Umum Anggota adalah anggota yang telah memenuhi
kewajiban membayar iuran anggota dalam waktu 1 (satu) bulan
sebelum hak suaranya digunakan;
3. Setiap Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan hanya
mempunyai hak bicara.

Pasal 14 Pasal 14
MASA KEANGGOTAAN MASA KEANGGOTAAN

Keanggotaan dalam Perhimpunan berakhir, karena: Keanggotaan dalam Perhimpunan berakhir, karena:
a. Mengundurkan diri secara tertulis; a. Mengundurkan diri secara tertulis;
b. Meninggal dunia; b. Meninggal dunia;
c. Berhenti berdasarkan keputusan Ketua Umum Perhimpunan c. Berhenti berdasarkan keputusan Ketua Umum Perhimpunan
dengan alasan: dengan alasan melanggar Kode Etik dan kode perilaku
• Melanggar Kode Etik dan kode perilaku Perhimpunan; Perhimpunan.
• Tidak memenuhi kewajiban pembayaran iuran anggota. d. Tidak memenuhi kewajiban pembayaran iuran anggota.

BAB VII BAB VII


STRUKTUR ORGAN STRUKTUR ORGAN
Pasal 15 Pasal 15
PERANGKAT ORGAN PERANGKAT ORGAN

Perhimpunan diurus dan dikelola dengan perangkat organisasi Perhimpunan diurus dan dikelola dengan perangkat organisasi

6
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

sebagai berikut: sebagai berikut:


a. Badan Pengawas a. Badan Pengawas;
b. Badan Pengurus b. Badan Pengurus;
c. Rapat Umum Anggota c. Dewan Penasehat
d. Dewan Pakar
e. Dewan Kehormatan dan Etik
f. Rapat Umum Anggota.

Pasal 16 Pasal 16
BADAN PENGURUS BADAN PENGURUS

1. Badan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari: 1. Badan Pengurus Pusat sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. 1 (satu) orang Ketua Umum; a. 1 (satu) orang Ketua Umum;
b. 1 (satu) orang Sekretaris Umum; b. 1 (satu) orang Wakil Ketua Umum
c. 1 (satu) orang Bendahara Umum; dan c. 1 (satu) orang Sekretaris Umum;
d. Beberapa Ketua Bidang, Komite, Kelompok Kerja dan Panitia d. 1 (satu) orang Bendahara Umum; dan
serta Student Chapter jika dianggap perlu. e. Beberapa Ketua Bidang, Komite, Kelompok Kerja dan Panitia
serta Student Chapter jika dianggap perlu.
2. Anggota Badan Pengurus harus warga negara Indonesia. 2. Anggota Badan Pengurus harus warga negara Indonesia.

Pasal 17 Pasal 17
PENGANGKATAN KETUA UMUM PENGANGKATAN KETUA UMUM DAN WAKIL KETUA UMUM

1. Ketua Umum dipilih dalam Rapat Anggota Paripurna (Kongres) 1. Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum diangkat dalam Rapat
dan dapat dipilih kembali paling banyak 1 (satu) kali masa Anggota Paripurna (Kongres);
jabatan; 2. Wakil Ketua Umum pada masa bakti sebelumnya serta merta
2. Ketua Umum menetapkan Perwakilan yang perlu dibentuk menjadi Ketua Umum;
dalam suatu wilayah; 3. Kriteria Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum akan diatur dalam
3. Kriteria Ketua Umum akan diatur dalam Anggaran Rumah Anggaran Rumah Tangga
Tangga.
Pasal 18 Pasal 18
PEMILIHAN KETUA UMUM PEMILIHAN WAKIL KETUA UMUM

1. Calon Ketua Umum Perhimpunan diusulkan oleh sekurang- 1. Calon Wakil Ketua Umum Perhimpunan diusulkan oleh sekurang-
kurangnya 20 peserta Rapat Anggota Paripurna; kurangnya 20 peserta Rapat Anggota Paripurna;
2. Calon Ketua Umum Perhimpunan sebagaimana dimaksud ayat 2. Calon Wakil Ketua Umum Perhimpunan sebagaimana dimaksud
(1) adalah peserta Rapat Anggota Paripurna; ayat (1) adalah peserta Rapat Anggota Paripurna;

7
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

3. Calon Ketua Umum Perhimpunan diberi kesempatan untuk 3. Calon Wakil Ketua Umum Perhimpunan diberi kesempatan untuk
menyampaikan strategi dan program kerja berdasarkan visi dan menyampaikan strategi dan program kerja berdasarkan visi dan
misi PERHAPI kepada peserta Rapat Anggota paripurna; misi PERHAPI kepada peserta Rapat Anggota paripurna;
4. Pemilihan Ketua Umum Perhimpunan dilakukan secara 4. Pemilihan Wakil Ketua Umum Perhimpunan dilakukan secara
langsung dalam Rapat Anggota Paripurna setelah melalui
langsung dalam Rapat Anggota Paripurna setelah melalui
pemungutan suara secara tertutup dengan dasar suara
pemungutan suara secara tertutup dengan dasar suara terbanyak.
terbanyak.
Pasal 19 Pasal 19
MASA TUGAS KETUA UMUM MASA TUGAS KETUA UMUM

1. Ketua Umum diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun 1. Ketua Umum diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun
terhitung sejak tanggal Rapat Anggota Paripurna yang memilih terhitung sejak tanggal Rapat Umum Anggota Paripurna yang
dan mengangkatnya sampai dengan tanggal penyelenggaraan memilih dan mengangkatnya sampai dengan tanggal
Rapat Anggota Paripurna untuk memilih Ketua Umum 3 (tiga) penyelenggaraan Rapat Umum Anggota Paripurna untuk memilih
tahun yang akan datang; Ketua Umum 3 (tiga) tahun yang akan datang;
2. Apabila seorang Ketua Umum meninggal dunia, mengundurkan 2. Dalam hal Ketua Umum berhalangan tetap (meninggal dunia,
diri, atau oleh karena suatu sebab tidak dapat melaksanakan mengundurkan diri, atau oleh karena suatu sebab tidak dapat
melaksanakan tugas lebih dari 3 (tiga) bulan terus menerus),
tugas lebih dari 3 (tiga) bulan terus menerus, maka dalam
Wakil Ketua Umum dengan serta merta menggantikannya
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah terjadi sebagai pelaksana tugas Ketua Umum;
kekosongan jabatan Ketua Umum, maka Sekretaris Umum,
Bendahara, dan seorang Ketua Bidang melaksanakan tugas 3. Apabila Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum keduanya
jabatan Ketua Umum tersebut. berhalangan tetap, maka Sekretaris Umum melaksanakan tugas
3. Sekretaris Umum, Bendahara dan seorang Ketua Bidang sebagai Ketua Umum untuk dalam waktu 90 (sembilan puluh)
Organisasi yang melaksanakan tugas jabatan Ketua Umum hari menyelenggarakan Kongres untuk memilih Ketua Umum.
berdasarkan ketentuan ayat (2), mempunyai masa tugas selama
jangka waktu sisa masa tugas Ketua Umum yang digantikannya.

Pasal 20
TUGAS, KEWAJIBAN, DAN WEWENANG KETUA UMUM
Tidak ada perubahan
1. Ketua Umum mempunyai tugas melaksanakan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan;
2. Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya:
a. membentuk Bidang, Komite, Kelompok Kerja dan Panitia

8
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

yang dianggap perlu dan menetapkan kewenangan


masing-masing tugasnya;
b. mengangkat dan menetapkan gaji karyawan
Perhimpunan;
3. Ketua Umum wajib mempertanggungjawabkan segala hal
mengenai pelaksanaan tugasnya kepada seluruh anggota dalam
Rapat Anggota Paripurna dan Rapat Anggota Tahunan;

4. Ketua Umum berwenang mewakili Perhimpunan di dalam dan di


luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian;

5. Ketua Umum berwenang membuat, mengubah, dan mengganti


peraturan Perhimpunan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Pengelolaan dan pemeliharaan harta kekayaan dan
penanaman dana Perhimpunan, harus mendapat
persetujuan dari Rapat Anggota sedangkan untuk pinjam
meminjam uang atas nama Perhimpunan dalam jumlah
tertentu harus mendapat persetujuan tertulis dari Badan
Pengawas dan akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga, pengangkatan staf dan penggajiannya, dan
segala tindakan umum lainnya bagi kepentingan
Perhimpunan;
b. Penetapan iuran tahunan dan iuran-iuran lainnya, termasuk
iuran untuk pendaftaran anggota;
c. Penetapan dan pelaksanaan standar penerimaan anggota;
d. Pengunduran diri anggota Perhimpunan;
e. Pemanggilan dan pelaksanaan rapat-rapat Perhimpunan;
f. Penetapan bantuan, yang berkaitan dengan keuangan atau
lainnya, yang perlu diberikan kepada perseorangan atau
organisasi, bantuan mana akan bermanfaat bagi
masyarakat, Perhimpunan, atau para anggota;
g. Pengembangan hubungan kemasyarakatan yang lebih baik
melalui penerbitan buku, majalah, atau penerbitan berkala
lainnya;
h. Penetapan tata cara pembuatan, perubahan, dan
pencabutan peraturan Perhimpunan, harus tidak
bertentangan dengan Anggaran Rumah Tangga.

9
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Pasal 21 Pasal 21
RAPAT BADAN PENGURUS RAPAT BADAN PENGURUS

1. Badan Pengurus mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 1. Badan Pengurus mengadakan rapat sekurang-kurangnya 2 (dua)
(dua) kali dalam setahun atau sewaktu-waktu bilamana kali dalam setahun atau sewaktu-waktu bilamana dipandang
dipandang perlu, berdasarkan permintaan tertulis, oleh 2 (dua) perlu, berdasarkan permintaan tertulis, oleh 2 (dua) orang atau
orang atau lebih anggota Badan Pengurus; lebih anggota Badan Pengurus;
2. Panggilan rapat Badan Pengurus dilakukan oleh Ketua Umum 2. Panggilan rapat Badan Pengurus dilakukan oleh Ketua Umum
secara tertulis paling lambat 3 (tiga) hari kalender sebelum rapat secara tertulis paling lambat 3 (tiga) hari kalender sebelum rapat
diadakan;
diadakan; 3. Rapat Badan Pengurus adalah sah bilamana dihadiri oleh Ketua
3. Rapat Badan Pengurus adalah sah bilamana dihadiri oleh Ketua Umum. Dalam hal mana Ketua Umum berhalangan maka yang
Umum. Dalam hal mana Ketua Umum berhalangan maka yang dapat mewakili adalah berturut-turut Wakil Ketua Umum,
dapat mewakili adalah berturut-turut Sekretaris Umum atau Sekretaris Umum atau Bendahara Umum atau salah satu Ketua
Bendahara Umum atau salah satu Ketua Bidang, Ketua Komite Bidang, Ketua Komite atau Ketua Kelompok Kerja;
atau Ketua Kelompok Kerja; 4. Keputusan rapat Badan Pengurus diambil berdasarkan
4. Keputusan rapat Badan Pengurus diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat, apabila musyawarah tidak mencapai
musyawarah dan mufakat, apabila musyawarah tidak mencapai mufakat maka keputusan diambil dengan suara terbanyak,
mufakat maka keputusan diambil dengan suara terbanyak, apabila suara terbanyak tidak tercapai, maka keputusan rapat
apabila suara terbanyak tidak tercapai, maka keputusan rapat ditentukan oleh Ketua Umum.
ditentukan oleh Ketua Umum.

Pasal 22 Pasal 22
PERWAKILAN PERHIMPUNAN PERWAKILAN PERHIMPUNAN

1. Perwakilan Perhimpunan, sebagai perangkat organisasi 1. Perwakilan Perhimpunan, sebagai perangkat organisasi
Perhimpunan di daerah, adalah wahana tempat seluruh anggota Perhimpunan di daerah, adalah wahana tempat seluruh anggota
Perhimpunan di daerah untuk mengembangkan aktivitas Perhimpunan di daerah untuk mengembangkan aktivitas kegiatan
kegiatan organisasi dan profesinya di daerah; organisasi dan profesinya di daerah;
2. Perwakilan Perhimpunan di daerah apabila didukung oleh 2. Perwakilan Perhimpunan di daerah dibentuk apabila didukung
oleh minimum 20 (duapuluh) orang anggota Perhimpunan yang
minimum 20 (duapuluh) anggota Perhimpunan yang berdomisili berdomisili di daerah yang akan diwakilinya, serta di tetapkan
di daerah yang akan diwakili, serta di tetapkan berdirinya oleh berdirinya oleh Ketua Umum;
Ketua Umum; 3. Perwakilan Perhimpunan dapat berfungsi sebagai tempat
3. Perwakilan Perhimpunan dapat berfungsi sebagai tempat pendaftaran Anggota Perhimpunan yang berdomisili di daerah;
pendaftaran Anggota Perhimpunan yang berdomisili di daerah. 4. Nama Perwakilan Perhimpunan disesuaikan dengan nama
4. Nama Perwakilan Perhimpunan disesuaikan dengan nama propinsi provinsi atau kabupaten/kota tempat perwakilan tersebut
propinsi atau kabupaten tempat perwakilan tersebut berdomisili; berdomisili;
5. Badan pengurus perwakilan sekurang-kurangnya terdiri dari: 5. Badan pengurus perwakilan sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. 1 (satu) orang ketua a. 1 (satu) orang ketua

10
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

b. 1 (satu) orang sekretaris perwakilan b. 1 (satu) orang sekretaris perwakilan


c. 1 (satu) orang bendahara c. 1 (satu) orang bendahara
d. Beberapa ketua bidang, komite, kelompok kerja dan panitia d. Beberapa ketua bidang, komite, kelompok kerja dan panitia
jika dianggap perlu. jika dianggap perlu.
6. Anggota badan pengurus perwakilan harus warga negara 6. Anggota badan pengurus perwakilan harus warga negara
Indonesia; Indonesia;
7. Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan masa tugas, 7. Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan masa tugas,
tugas, kewajiban wewenang ketua perwakilan disesuaikan tugas, kewajiban wewenang ketua perwakilan disesuaikan
dengan ketentuan tentang pengangkatan, masa tugas, tugas, dengan ketentuan tentang pengangkatan, masa tugas, tugas,
kewajiban dan wewenang ketua umum sebagaimana tercantum kewajiban dan wewenang ketua umum sebagaimana tercantum
dalam pasal (17), pasal (18), pasal (19), pasal (20) Anggaran dalam pasal (17), pasal (18), pasal (19), pasal (20) Anggaran
Dasar ini; Dasar ini;
8. Ketua Perwakilan diangkat dan bertanggung jawab kepada rapat 8. Ketua Perwakilan diangkat dan bertanggung jawab kepada rapat
anggota paripurna perwakilan perhimpunan untuk selanjutnya anggota paripurna perwakilan perhimpunan untuk selanjutnya
disahkan pengangkatannya oleh Ketua Umum; disahkan pengangkatannya oleh Ketua Umum;
9. Perwakilan badan pengurus perhimpunan dalam menjalankan 9. Perwakilan badan pengurus perhimpunan dalam menjalankan
organisasinya tetap menggunakan anggaran dasar dan organisasinya tetap menggunakan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga Perhimpunan; anggaran rumah tangga Perhimpunan;
10. Apabila dalam hal Ketua Perwakilan meninggal dunia, 10. Apabila dalam hal Ketua Perwakilan meninggal dunia,
mengundurkan diri, atau oleh karena suatu sebab tidak dapat mengundurkan diri, atau oleh karena suatu sebab tidak dapat
melaksanakan tugas lebih dari 3 (tiga) bulan terus menerus, melaksanakan tugas lebih dari 3 (tiga) bulan terus menerus,
maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
terjadi kekosongan jabatan Ketua Perwakilan, maka Ketua terjadi kekosongan jabatan Ketua Perwakilan, maka Ketua
Umum Perhimpunan dapat membentuk panitia Ad-Hoc Umum Perhimpunan dapat membentuk panitia Ad-Hoc
pemilihan Ketua Perwakilan yang baru. Jika dalam 30 hari (tiga pemilihan Ketua Perwakilan yang baru. Jika dalam 30 hari (tiga
puluh) hari Kalender setelah kekosongan jabatan Ketua puluh) hari Kalender setelah kekosongan jabatan Ketua
Perwakilan, Panitia Ad-Hoc tidak dapat melaksanakan tugasnya, Perwakilan, Panitia Ad-Hoc tidak dapat melaksanakan tugasnya,
maka Ketua Umum Perhimpunan dapat mengambil alih tugas maka Ketua Umum Perhimpunan dapat mengambil alih tugas
Panitia Ad-Hoc serta menetapkan status Perwakilan Panitia Ad-Hoc serta menetapkan status Perwakilan
Perhimpunan. Perhimpunan.
Pasal 23 Pasal 23
BADAN PENGAWAS BADAN PENGAWAS

1. Pengawas adalah organ Perhimpunan yang bertugas 1. Badan Pengawas adalah organ Perhimpunan yang bertugas
melakukan pengawasan kepada Pengurus dalam menjalankan melakukan pengawasan kepada Pengurus dalam menjalankan
Perhimpunan; Perhimpunan;
2. Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih pengawas; 2. Badan Pengawas terdiri dari 3 (tiga) orang anggota Pengawas

11
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka atau lebih, 1 (satu) orang di antaranya diangkat sebagai Ketua
seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas; Pengawas;
4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah orang 3. Yang dapat diangkat sebagai anggota Badan Pengawas adalah
perseorangan yang mampu melakukan perbuatan dan tidak orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan dan
dinyatakan bersalah dalam melakukan pengawasan yang dapat tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengawasan yang
menyebabkan kerugian bagi Perhimpunan, masyarakat atau dapat menyebabkan kerugian bagi Perhimpunan, masyarakat
Negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 atau Negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka
(lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut
berkekuatan hukum tetap. mempunyai kemampuan dalam berkekuatan hukum tetap. mempunyai kemampuan dalam
melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program kerja melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program kerja
Perhimpunan; Perhimpunan dan cakap melakukan tugas pengawasan
pelaksanaan program kerja Perhimpunan dan tidak pernah
dinyatakan bersalah atau dipidana berdasarkan putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap;
5. Pengawas diusulkan oleh Ketua Umum dan disahkan dalam 4. Anggota Badan Pengawas dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum
rapat umum anggota untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali;
dapat diangkat kembali. 5. Dalam hal jabatan Anggota Badan Pengawas kosong, maka
6. Dalam hal jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan; terjadinya kekosongan, Ketua Umum dapat mengangkat Anggota
Pengurus harus menyelenggarakan rapat anggota luar biasa Badan Pengawas baru;
untuk mengangkat pengawas baru. 6. Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka
7. Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong, maka dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pengurus harus menyelenggarakan rapat
kekosongan tersebut, Pengurus harus menyelenggarakan rapat angota luar biasa untuk mengangkat pengawas baru
angota luar biasa untuk mengangkat pengawas baru; 7. Anggota Badan Pengawas berhak mengundurkan diri dari
8. Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan jabatannya, dengan memberitahukan secara tertulis mengenai
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut maksudnya tersebut kepada Ketua Umum paling lambat 30 (tiga
kepada pengurus paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya;
tanggal pengunduran dirinya; 9. Dalam hal terdapat penggantian pengawas perhimpunan, maka
9. Dalam hal terdapat penggantian pengawas perhimpunan, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari tehitung
dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari tehitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengawas perhimpunan,
sejak tanggal dilakukan penggantian pengawas perhimpunan, anggota perhimpunan wajib menyampaikan pemberitahuan
anggota perhimpunan wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
secara tertulis kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Repubik Indonesia dan instansi terkait.
Republik Indonesia dan instansi terkait. 10.Anggota Badan Pengawas tidak dapat merangkap sebagai
10. Pengawas tidak dapat merangkap sebagai anggota anggota perhimpunan, pengurus atau pelaksana kegiatan
perhimpunan, pengurus atau pelaksana kegiatan Perhimpunan; Perhimpunan. Anggota Badan Pengawas terpilih harus
mengundurkan diri sebagai anggota Perhimpunan selama masa

12
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

jabatan Badan Pengawas.

11.Jabatan Anggota Badan Pengawas berakhir apabila:


11. Jabatan Anggota Badan Pengawas berakhir apabila: a. Meninggal dunia;
a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri;
b. Mengundurkan diri; c. Bersalah Melakukan tindakan pidana berdasarkan putusan
c. Bersalah melakukan tindakan pidana berdasarkan putusan dari pengadilan yang diancam dengan hukuman penjara
dari pengadilan yang diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun;
paling sedikit 5 (lima) tahun; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat umum anggota
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat umum anggota Ketua Umum
e. Masa jabatan berakhir e. Masa jabatan berakhir.

Pasal 24
TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENGAWAS
Tidak ada perubahan
1. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan
Perhimpunan.
2. Ketua Pegawas dan 1 (satu) orang anggota pengawas
berwenang bertindak untuk dan atas nama Pengawas.
3. Pengawas berwenang:
a. Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang
digunakan Perhimpunan.
b. Memeriksa dokumen Perhimpunan.
c. Memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang
kas.
d. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
pengurus.
e. Memberi peringatan kepada pengurus.
4. Hasil temuan badan pengawas disampaikan secara tertulis
kepada Ketua Umum dan rapat anggota.

Pasal 25
Tidak ada pasal mengenai Dewan Penasehat DEWAN PENASEHAT

1. Dewan Penasehat adalah organ Perhimpunan yang bertugas


memberikan nasehat, pertimbangan dan pendapat yang

13
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

berkaiatan dengan kegiatan organisasi


2. Anggota Dewan Penasehat terdiri dari unsur pemangku
kepentingan sesuai dengan kebutuhan PERHAPI.
3. Anggota Dewan Penasehat minimal berjumlah 15 (lima belas)
orang, terdiri atas:
a. Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota.
b. Perorangan yang ditetapkan oleh Ketua Umum, dan dapat
memberikan sumbangsihnya bagi pencapaian tujuan dan
fungsi Dewan Penasehat.
4. Anggota Dewan Penasehat dipilih dan ditetapkan oleh Ketua
Umum
5. Anggota Dewan Penasehat diangkat, disahkan, dan
diberhentikan bersama-sama dengan masa kepengurusan
Badan Pengurus Pusat PERHAPI.

Pasal 26
Tidak ada pasal mengenai Dewan Penasehat TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT

1. Memberikan nasehat, saran-saran dan masukan yang dianggap


perlu atas pengelolaan dan pelaksanaan organisasi kepada
Ketua Umum.
2. Membantu Ketua Umum dalam membina hubungan internal
maupun hubungan eksternal.
3. Membantu memberikan arahan untuk komunikasi dengan
pemangku kepentingan pertambangan demi kemajuan PERHAPI.
4. Menyelenggarakan Rapat Dewan Penasehat sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
5. Menyampaikan nasehat dan saran atas pelaksanaan tugas dan
wewenang perangkat organisasi PERHAPI kepada Ketua Umum.

Pasal 27
Tidak ada pasal mengenai Dewan Kehormatan DEWAN KEHORMATAN DAN ETIK

1. Dewan Kehormatan dan Etik adalah badan otonom PERHAPI


yang bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan dalam
pengembangan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan
pengawasan penerapan etika profesi dan anggota.

14
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

2. Kepengurusan Dewan Kehormatan dan Etik sekurang-kurangnya


terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota.
3. Anggota Dewan Kehormatan dan Etik ditunjuk berdasarkan
kemampuan, integritas, dan etika profesinya yang tinggi, serta
perhatian dan pemahamannya yang luas terhadap profesi.
4. Anggota Dewan Kehormatan dan Etik dipilih dan ditetapkan oleh
Ketua Umum.
5. Anggota Dewan Kehormatan dan Etik diangkat, disahkan, dan
diberhentikan bersamaan dengan masa kepengurusan Badan
Pengurus Pusat PERHAPI.

Pasal 28
Tidak ada pasal mengenai Dewan Kehormatan TUGAS DAN WEWENANG
DEWAN KEHORMATAN DAN ETIK

1. Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian dalam


pelaksanaan kode etik profesi termasuk perbuatan anggota yang
melanggar kehormatan keprofesian.
2. Memperjuangkan agar kode etik profesi dapat ditegakkan di
Perhimpunan.
3. Membina hubungan baik dengan dewan atau komisi lainnya atau
instansi yang berhubungan dengan etika profesi, baik dari
pemerintah maupun dari asosiasi lainnya.
4. Dewan Kehormatan dan Etik mempunyai wewenang untuk
mengusulkan pada Ketua Umum tindakan yang perlu diambil
dalam masalah pelaksanaan etika profesi terhadap Anggota.
5. Dewan Kehormatan dan Etik bertugas memberikan saran kepada
Ketua Umum, dalam memberikan advokasi bagi Anggota yang
menghadapi masalah dalam menjalankan profesinya.

Pasal 29
Tidak ada pasal mengenai Dewan Pakar DEWAN PAKAR

1. Dewan Pakar adalah organ Perhimpunan yang bertugas


mengkaji kebijakan strategis pertambangan dan strategi
pembangunan nasional berkaitan dengan peran PERHAPI.

15
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

2. Dewan Pakar terdiri atas unsur cendekiawan yang memiliki


kepakaran sesuai dengan kebutuhan organisasi PERHAPI.
3. Dewan Pakar terdiri dari minimal 3 orang, terdiri dari:
a. Ketua, Sekretaris dan Anggota
b. Perorangan yang ditetapkan oleh Ketua Umum, dan dapat
memberikan sumbangsihnya bagi pencapaian tujuan dan
fungsi Dewan Pakar.
4. Ketua, Wakil Ketua dan Sekretaris Dewan Pakar dipilih dan
ditetapkan oleh Ketua Umum.
5. Anggota Dewan Pakar diangkat, disahkan, dan diberhentikan
bersamaan dengan masa kepengurusan Badan Pengurus Pusat
PERHAPI

Pasal 30
Tidak ada pasal mengenai Dewan Pakar TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PAKAR

1. Memberikan saran-saran dan masukan pertimbangan kepakaran


terhadap rancangan pendapat PERHAPI, press release, produk-
produk dan hasil kajian Bidang Working Group serta Bidang
Kajian Strategis Pertambangan.
2. Membantu Ketua Umum dalam merumuskan kebijakan strategis
PERHAPI yang berhubungan dengan program organisasi
sebagai organisasi profesi yang andal dan bermanfaat bagi
pemangku kepentingan.
3. Memberikan masukian untuk pengembangan kapasitas anggota
PERHAPI agar dapat berperan dalam mengembangkan peran
strategisnya untuk kemajuan dan kemadirian bangsa.
4. Memberikan saran dan masukan atas langkah-langkah PERHAPI
dalam menjalin hubungan dengan organisasi lain sejenis baik di
dalam negeri maupun luar negeri untuk tepat sasaran, manfaat
dan lainnya bagi kemajuan PERHAPI dan pengembangan profesi
anggota.
5. Menyelenggarakan Rapat Dewan Pakar sekurang-kurangnya 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

16
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

BAB VII
KODE ETIK PERHIMPUNAN
Tidak ada perubahan
Pasal 25

1. Kode Etik Perhimpunan disusun dan/atau diubah oleh Ketua


Umum dan mempunyai kekuatan hukum setelah disahkan oleh
Rapat Anggota Paripurna (Kongres) atau Rapat Anggota
Tahunan;
2. Kode etik Perhimpunan wajib dipatuhi oleh setiap Anggota
Perhimpunan.
3. Anggota Perhimpunan terikat dengan dan wajib mematuhi Kode
Etik Perhimpunan, Kode KCMI dan Kode-kode yang lain yang
sudah diratifikasi oleh Perhimpunan serta pedoman-pedoman
organisasi Perhimpunan lainnya. Kode-kode dan pedoman-
pedoman tersebut diatur dan disahkan oleh Pengurus
Perhimpunan.
BAB IX BAB IX
RAPAT UMUM ANGGOTA RAPAT UMUM ANGGOTA
Pasal 26
JENIS-JENIS RAPAT UMUM ANGGOTA Tidak ada perubahan

Rapat Umum Anggota terdiri dari:


a. Rapat Anggota Paripurna (Kongres);
b. Rapat Anggota Tahunan;
c. Rapat Anggota Luar Biasa.

Pasal 27
RAPAT ANGGOTA PARIPURNA (KONGRES) Tidak ada perubahan

1. Kongres merupakan pemegang kedaulatan tertinggi


Perhimpunan;
2. Kongres harus diadakan paling sedikit satu kali dalam 3 (tiga)
tahun dan diadakan di tempat kedudukan Perhimpunan;
3. Menyimpang dari ketetentuan pada ayat (2), dalam keadaan
kahar (force majoeur) yaitu bencana alam, keadaan darurat
perang, maka tempat pelaksanaan Kongres dapat ditetapkan
oleh Ketua Umum;

17
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

4. Pembukaan Kongres dipimpin oleh Ketua Umum dan


pelaksanaan Kongres selanjutnya dipimpin oleh seorang
Anggota Perhimpunan yang dipilih oleh peserta Kongres;
5. Agenda Kongres meliputi:
a. Laporan pertanggungjawaban Ketua Umum atas
pelaksanaan tugasnya selama jangka waktu masa
jabatannya dan hal-hal lain berkenaan dengan jalannya
Perhimpunan;
b. Laporan pertanggung jawaban keuangan Perhimpunan;
c. Hal-hal lain yang dianggap perlu dan penting.
6. Kongres memilih dan mengangkat Ketua Umum Perhimpunan
untuk periode berikutnya;
7. Undangan untuk mengadakan Kongres disampaikan oleh Ketua
Umum secara tertulis melalui surat biasa, media cetak dan/atau
media elektronik dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
sebelum Kongres diadakan;
8. Undangan Kongres harus memuat tentang acara, waktu, dan
tempat penyelenggaraan Kongres;
9. Apabila Ketua Umum tidak menyelenggarakan Kongres dalam
jangka waktu dimaksud dalam ayat (2), maka dapat diadakan
Kongres dengan biaya Perhimpunan, setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari sekurang kurangnya ½ (setengah) plus
1 (satu) jumlah Anggota Biasa.

Pasal 28
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
Tidak ada perubahan
1. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan oleh Ketua Umum
setiap tahun, paling lambat dalam bulan Desember;
2. Agenda Rapat Anggota Tahunan meliputi:
a. Laporan pelaksanaan tugas Ketua Umum dan
Perkembangan Perhimpunan;
b. Laporan mengenai keuangan Perhimpunan;
c. Usul-usul Ketua Umum mengenai operasi dan
pengembangan organisasi Perhimpunan;
d. Hal-hal lain yang dianggap perlu dan penting.
3. Apabila Ketua Umum tidak menyelenggarakan Rapat Anggota
Tahunan dalam jangka waktu dimaksud dalam ayat (1), maka

18
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

dapat diadakan Rapat Anggota Tahunan dengan biaya


Perhimpunan setelah mendapat persetujuan tertulis dari
sekurang-kurangnya ½ (setengah) plus 1 (satu) jumlah Anggota
Biasa.

Pasal 29 Pasal 35
RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA
1. Ketua Umum, dengan permintaan tertulis kepada Perwakilan 1. Rapat Anggota Luar Biasa Ketua Umum, dengan permintaan
Perhimpunan, dapat mengadakan Rapat Anggota Luar Biasa tertulis kepada Perwakilan Perhimpunan, dapat mengadakan
sewaktu-waktu apabila dianggap perlu, setelah mendapatkan diadakan Rapat Anggota Luar Biasa sewaktu-waktu apabila
persetujuan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah dianggap perlu, setelah mendapatkan persetujuan tertulis
Perwakilan Perhimpunan yang ada atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Perwakilan
sekurang-kurangnya 1/2 (setengah) plus 1 (satu) dari jumlah Perhimpunan yang ada atau atas permintaan tertulis sekurang-
Anggota Biasa; kurangnya 1/2 (setengah) plus 1 (satu) dari jumlah Anggota
2. Dalam permintaan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat Biasa;
(1) diatas, harus disebutkan alasan dan hal-hal yang hendak 2. Dalam permintaan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatas, harus disebutkan alasan dan hal-hal yang hendak
dibicarakan;
dibicarakan;
3. Apabila Ketua Umum tidak menyelenggarakan Rapat Anggota
3. Apabila Ketua Umum tidak menyelenggarakan Rapat Anggota
Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dalam Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya
permintaan Anggota Biasa tersebut, maka para Perwakilan permintaan Anggota Biasa tersebut atau Perwakilan
Perhimpunan atau anggota Biasa yang menandatangani Perhimpunan tersebut, maka para Perwakilan Perhimpunan atau
permintaan itu berhak memanggil sendiri dan anggota Biasa yang menandatangani permintaan itu berhak
menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa atas biaya memanggil sendiri dan menyelenggarakan Rapat Anggota Luar
Perhimpunan Biasa atas biaya Perhimpunan.
.
Pasal 30 Pasal 36
KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN KUORUM, HAK SUARA, DAN KEPUTUSAN
1. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini, Rapat Anggota
1. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini, Rapat
adalah sah dan berhak mengambil keputusan apabila Anggota
Anggota adalah sah dan berhak mengambil keputusan apabila yang mewakili lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota Biasa
Anggota yang mewakili lebih dari 1/2 (setengah) jumlah Anggota atau 1/2 (setengah) dari jumlah Perwakilan Perhimpunan yang
Biasa atau setengah dari jumlah Perwakilan Perhimpunan yang ada atau diwakili;
ada atau diwakili; 2. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
2. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak terpenuhi, maka 15 menit kemudian terhitung sejak jam
terpenuhi, maka 15 menit kemudian terhitung sejak jam panggilan Rapat Anggota, maka Rapat Anggota dapat diadakan

19
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

panggilan Rapat Anggota, maka Rapat Anggota dapat diadakan dengan sah oleh Anggota Biasa yang hadir atau diwakili;
dengan sah oleh Anggota Biasa yang hadir atau diwakili; 3. Setiap Anggota yang berhalangan hadir dianggap tidak
3. Setiap Anggota yang berhalangan hadir dianggap tidak menggunakan hak suaranya;
menggunakan hak suaranya; 4. Pemungutan suara mengenai pemilihan Ketua Umum Wakil
4. Pemungutan suara mengenai pemilihan Ketua Umum dilakukan Ketua Umum dilakukan secara tertutup dan tidak perlu
secara tertutup dan tidak perlu ditandatangani; ditandatangani;
5. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan 5. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan
tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara; tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara;
6. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan 6. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan
mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah dan
mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan
pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½
(setengah) jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam (setengah) jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam
Rapat Anggota; Rapat Anggota;
7. Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, 7. Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya,
maka diadakan pemungutan suara ulang dan jika dalam maka diadakan pemungutan suara ulang dan jika dalam
pemungutan suara ulang tersebut ternyata hal yang sama terjadi,
pemungutan suara ulang tersebut ternyata hal yang sama
maka jika mengenai orang, putusannya harus diundi dan jika
terjadi, maka jika mengenai orang, putusannya harus diundi dan mengenai hal-hal lain, maka usul yang bersangkutan harus
jika mengenai hal-hal lain, maka usul yang bersangkutan harus dianggap ditolak.
dianggap ditolak.

BAB X BAB X
KEKAYAAN PERHIMPUNAN KEKAYAAN PERHIMPUNAN
Pasal 31 Pasal 37

1. Kekayaan Perhimpunan terdiri dari uang tunai Rp 1.629.480.098 1. Kekayaan Perhimpunan terdiri dari simpanan berjangka
(satu milyar enam ratus dua puluh sembilan juta empat ratus (deposito), simpanan tabungan biasa, surat-surat berharga, dan
delapan puluh ribu sembilan puluh delapan rupiah), surat-surat harta kekayaan lainnya baik yang bergerak maupun yang tidak
berharga, dan harta kekayaan lainnya baik yang bergerak bergerak berupa 2 (dua) buah bangunan Rukan (rumah kantor)
maupun yang tidak bergerak berupa Rukan sebagai kantor sebagai kantor Sekretariat yang terletak di Komplek Rukan
Sekretariat yang terletak di Komplek Rukan Crown Place Blok D Crown Place Blok D Nomor 9 dan Blok C Nomor 28. Jl Pof. Dr.
Nomor 9 Jl Pof. Dr. Soepomo, SH N0 231, Kelurahan Menteng Soepomo, SH N0 231, Kelurahan Menteng Dalam, Kecamatan
Dalam, Kecamatan Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi Tebet, Kotamadya Jakarta Selatan, Propinsi Provinsi Daerah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang diperoleh dengan sah dan Khusus Ibukota Jakarta, yang diperoleh dengan dan dimiliki
tidak bertentangan dengan tujuan Perhimpunan; secara sah dan tidak bertentangan dengan tujuan Perhimpunan;
2. Kekayaan Perhimpunan diperoleh dari uang pendaftaran, uang 2. Kekayaan Perhimpunan diperoleh dari uang pendaftaran, uang
iuran, uang sumbangan, hibah, dan penerimaan lainnya yang iuran, uang sumbangan, hibah, dan penerimaan lainnya yang sah
dan tidak mengikat;

20
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

sah dan tidak mengikat;


3. Besarnya uang pendaftaran dan uang iuran ditetapkan oleh 3. Besarnya uang pendaftaran dan uang iuran anggota ditetapkan
Ketua Umum. oleh Ketua Umum.

Pasal 32
Tidak ada perubahan
1. Tahun Buku Perhimpunan dimulai pada tanggal 1 Januari dan
berakhir pada tanggal 31 Desember pada tahun yang sama;
2. Paling lambat dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah Tahun
Buku berakhir, Ketua Umum wajib membuat laporan tahunan,
berikut laporan pemasukan dan pengeluaran beserta neraca
yang sudah diaudit oleh akuntan publik, untuk disampaikan
kepada Rapat Anggota Tahunan guna pengesahannya.

BAB XI BAB XI
ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 33 Pasal 39

1. Anggaran Rumah Tangga disusun dan ditetapkan oleh Ketua Tidak ada perubahan
Umum;
2. Materi Anggaran Rumah Tangga tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar.

BAB XII BAB XII


PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 34 Pasal 40

1. Perubahan Anggaran Dasar dapat diusulkan oleh Ketua Umum Tidak ada perubahan
atau sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang Anggota Biasa;
2. Ketua Umum menentukan jenis Rapat Umum Anggota untuk
pembahasan usulan perubahan Anggaran Dasar;
3. Tanggapan Ketua Umum atas usulan Perubahan Anggaran
Dasar yang diajukan oleh Anggota Biasa, disampaikan kepada
Anggota yang mengusulkan selambat-lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender;
4. Ketua Umum wajib menyampaikan usulan perubahan Anggaran

21
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Dasar kepada Anggota Biasa selambat-lambatnya 60 (enam


puluh) hari kalender sebelum Rapat Anggota yang membahas
Perubahan Anggaran Dasar dilaksanakan;
5. Apabila Ketua Umum tidak memberikan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatas, maka anggota
yang mengusulkan dapat melaksanakan Rapat Anggota Luar
Biasa;
6. Perubahan Anggaran Dasar hanya sah apabila ditetapkan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Anggota
.
BAB XIII
PEMBUBARAN PERHIMPUNAN DAN LIKUIDASI BAB XIII
PEMBUBARAN PERHIMPUNAN DAN LIKUIDASI
Pasal 35
PEMBUBARAN PERHIMPUNAN Pasal 41
PEMBUBARAN PERHIMPUNAN
1. Pembubaran Perhimpunan dapat diusulkan oleh Ketua Umum
atau sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah orang 1. Pembubaran Perhimpunan dapat diusulkan oleh Ketua Umum
atau sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah orang
Anggota Biasa secara tertulis dengan mencantumkan alasan- Anggota Biasa secara tertulis dengan mencantumkan alasan-
alasan pembubaran Perhimpunan; alasan pembubaran Perhimpunan;
2. Tanggapan Ketua Umum atas usulan pembubaran Perhimpunan 2. Tanggapan Ketua Umum atas usulan pembubaran Perhimpunan
yang diajukan oleh Anggota Biasa kepada anggota yang yang diajukan oleh Anggota Biasa kepada Anggota yang
mengusulkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender; mengusulkan, dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
3. Ketua umum wajib menyampaikan usulan pembubaran kalender;
Perhimpunan kepada Anggota Biasa selambat-lambat 30 (enam 3. Ketua Umum wajib menyampaikan usulan pembubaran
puluh) hari kalender sebelum Rapat Anggota yang membahas Perhimpunan kepada Anggota Biasa selambat-lambat 30 (enam
pembubaran Perhimpunan dilaksanakan; tiga puluh) hari kalender sebelum Rapat Anggota yang
4. Apabila Ketua Umum tidak memberikan tanggapan membahas pembubaran Perhimpunan dilaksanakan;
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatas, maka Anggota 4. Apabila Ketua Umum tidak memberikan tanggapan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatas, maka Anggota
yang mengusulkan dapat melaksanakan Rapat Anggota Luar yang mengusulkan dapat melaksanakan Rapat Anggota Luar
Biasa; Biasa;
5. Pembubaran Perhimpunan hanya sah apabila ditetapkan 5. Pembubaran Perhimpunan hanya sah apabila ditetapkan
berdasarkan keputusan Rapat Anggota Luar Biasa; berdasarkan keputusan Rapat Anggota Luar Biasa;
6. Apabila Pembubaran Perhimpunan disetujui, maka Rapat 6. Apabila Pembubaran Perhimpunan disetujui, maka Rapat
Anggota Luar Biasa segera membentuk Panitia Ad-Hoc yang Anggota Luar Biasa segera membentuk Panitia Ad-Hoc yang
menangani masalah yang timbul akibat pembubaran menangani masalah yang timbul akibat pembubaran
Perhimpunan. Perhimpunan.

22
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Pasal 36
LIKUIDASI Tidak ada perubahan

1. Panitia Ad-Hoc yang menangani masalah yang timbul akibat


pembubaran Perhimpunan diberikan kewenangan untuk
melakukan likuidasi;
2. Dalam hal Perhimpunan dibubarkan, maka sisa harta kekayaan
setelah dikurangi hutang dan biaya penyelesaian likuidasi, akan
diserahkan kepada Perhimpunan yang bertujuan sama dengan
Perhimpunan atau Badan Sosial sebagaimana ditetapkan oleh
Panitia Ad-Hoc.

BAB XIV BAB XIV


KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37 Pasal 43
ATURAN PERALIHAN ATURAN PERALIHAN

1. Bilamana diperlukan, Ketua Umum dapat mengeluarkan 1. Bilamana diperlukan, Ketua Umum dapat mengeluarkan
peraturan Badan Pengurus, peraturan tata kerja disamping peraturan Badan Pengurus, peraturan tata kerja disamping
peraturan tata tertib rapat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan tata tertib rapat sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar ini; ketentuan dalam Anggaran Dasar ini
2. Bilamana diperlukan Ketua Perwakilan dapat mengeluarkan
2. Bilamana diperlukan Ketua Perwakilan Perhimpunan dapat
peraturan Badan Pengurus Perwakilan, peraturan tata kerja mengeluarkan peraturan Badan Pengurus Perwakilan, peraturan
disamping peraturan tata tertib rapat, sepanjang tidak tata kerja disamping peraturan tata tertib rapat, sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan anggaran dasar ini. bertentangan dengan ketentuan anggaran dasar ini.

Pasal 38
PENUTUP
Tidak ada perubahan
1. Anggaran Dasar ini merupakan Perubahan dari Anggaran Dasar
sebelumnya;
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan.

Pasal 39
Pasal 45

23
ANGGARAN DASAR (AD) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD)

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, diatur dalam
Tangga dan peraturan lain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lain yang disebutkan dalam
ini, akan ditetapkan dalam Rapat Umum Anggota. Anggaran Dasar ini, dan akan ditetapkan dalam Rapat Umum
Anggota.

24
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) SAAT INI USULAN PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
(ART)
Pasal 1
KEGIATAN Tidak ada perubahan

Kegiatan seperti yang dimaksud dalam Pasal (8) Anggaran


Dasar diantaranya:

1. Memberikan sumbangan pikiran dan saran bagi


perkembangan dan pengembangan bidang Pertambangan
khususnya dan Pembangunan Nasional pada umumnya
serta berperan secara aktif dalam pelaksanaannya;
2. Membantu dan menunjang pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan latihan ahli Pertambangan agar dapat
memenuhi kebutuhan usaha pertambangan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas dalam arti yang seluas-luasnya;
3. Mengupayakan terciptanya sistem sertifikasi dan lisensi
keahlian bidang Pertambangan Umum dalam rangka
menghadapi era pasar bebas;
4. Menggalakan kegiatan penelitian, mendukung upaya-upaya
para peneliti muda serta mempublikasikan hasil-hasil
penelitian dan pengkajian di bidang pertambangan;
5. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan ilmiah secara
berkala untuk membahas masalah-masalah pertambangan;
6. Memberikan dukungan usaha di bidang pertambangan yang
dilakukan oleh para anggotannya;
7. Menerbitkan dan menunjang penerbitan hasil-hasil studi,
kajian, majalah dan publikasi lainnya tentang pertambangan
Indonesia;
8. Mengadakan hubungan dan kerjasama dengan badan-
badan dan organisasi-organisasi lain yang mempunyai sifat
atau tujuan yang sejenis, baik di dalam maupun di luar
negeri;
9. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang pada hakekatnya
untuk kepentingan dan memajukan dunia pertambangan.

Pasal 2 Pasal 2
KEANGGOTAAN KEANGGOTAAN

1. Anggota Biasa adalah: 1. Anggota Biasa adalah:


a. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi / a. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi /
Akademi / Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan Akademi / Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan
baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang memiliki baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang memiliki
pengalaman kerja di bidang pertambangan sekurang- pengalaman kerja di bidang pertambangan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun dan direkomendasikan oleh kurangnya 3 (tiga) tahun dan direkomendasikan oleh

25
seorang anggota biasa. seorang anggota biasa;
b. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi / b. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi /
Akademi / Politeknik di bidang disiplin ilmu non Akademi / Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan
pertambangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang memiliki
yang memiliki pengalaman kerja di bidang pertambangan pengalaman kerja di bidang pertambangan sekurang-
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan direkomendasikan kurangnya 3 (tiga) tahun dan direkomendasikan oleh
oleh seorang anggota biasa. seorang anggota biasa;
c. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi / c. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi /
Akademi / Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan Akademi / Politeknik di bidang disiplin ilmu non selain
baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang menjadi teknologi pertambangan baik dari dalam negeri maupun
Anggota Mahasiswa dan memiliki pengalaman kerja di luar negeri, yang memiliki pengalaman kerja di bidang
bidang pertambangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun pertambangan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan
serta direkomendasikan oleh seorang anggota biasa. direkomendasikan oleh seorang anggota biasa;
d. Warga Negara Asing lulusan Perguruan Tinggi / Akademi / d. Warga Negara Indonesia lulusan Perguruan Tinggi /
Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan dan memiliki Akademi / Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan
pengalaman kerja di bidang pertambangan sekurang- baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang berstatus
kurangnya 3 (tiga) tahun serta direkomendasikan oleh Mahasiswa dan memiliki pengalaman kerja di bidang
seorang anggota biasa. pertambangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun serta
direkomendasikan oleh seorang anggota biasa.
e. Warga Negara Asing lulusan Perguruan Tinggi / Akademi /
Politeknik di bidang Teknologi Pertambangan dan memiliki
pengalaman kerja di bidang pertambangan sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun serta direkomendasikan oleh
seorang anggota biasa.
2. Anggota Mahasiswa
2. Anggota Mahasiswa
a. Warga Negara Indonesia yang berstatus mahasiswa
Perguruan Tinggi / Akademi / Politeknik dibidang Teknologi a. Warga Negara Indonesia yang berstatus mahasiswa
Pertambangan di dalam negeri maupun diluar negeri; Perguruan Tinggi / Akademi / Politeknik di bidang
b. Warga Negara Asing yang berstatus mahasiswa Perguruan Teknologi Pertambangan, Teknik Metalurgi, dan Kebumian
Tinggi / Akademi / Politeknik dibidang Teknologi di dalam negeri maupun diluar negeri;
Pertambangan di Wilayah Indonesia. b. Warga Negara Asing yang berstatus mahasiswa
Perguruan Tinggi / Akademi / Polsiteknik di bidang
3. Anggota Kehormatan adalah Warga Negara Indonesia Teknologi Pertambangan, Teknik Metalurgi, dan Kebumian
di Wilayah Indonesia.
atau Warga Negara Asing yang telah berjasa bagi
perkembangan dunia pertambangan di Indonesia, diusulkan 3. Anggota Kehormatan adalah Warga Negara Indonesia
oleh Ketua Umum dan disetujui dalam Rapat Anggota. atau Warga Negara Asing yang telah berjasa bagi
perkembangan dunia pertambangan di Indonesia,
diusulkan oleh Ketua Umum dan disetujui dalam Rapat
Anggota.

26
Pasal 3 Pasal 3
KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA

1. Anggota Biasa adalah: 1. Anggota Biasa adalah:


a. Membantu Perhimpunan secara aktif dengan a. Membantu Perhimpunan secara aktif dengan
memberikan tenaga, waktu dan pikiran. memberikan tenaga, waktu dan pikiran.
b. Membayar iuran anggota yang ditentukan oleh Badan b. Membayar iuran anggota yang ditentukan oleh Ketua
Pengurus. Umum.

2. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak: 2. Setiap Anggota Biasa mempunyai hak:
a. Suara dalam rapat-rapat yang diadakan Perhimpunan a. Suara dalam rapat-rapat yang diadakan Perhimpunan
sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga termasuk hak untuk memilih dan dipilih menjadi Tangga termasuk hak untuk memilih dan dipilih
Ketua Umum dan Ketua Perwakilan. menjadi Ketua Umum dan Ketua Perwakilan.
b. Mengajukan pendapat, usul dan saran demi tercapainya b. Mengajukan pendapat, usul dan saran demi
tujuan Perhimpunan. tercapainya tujuan Perhimpunan.
c. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan yang diadakan oleh c. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan yang diadakan
Perhimpunan sesuai dengan Anggaran Dasar dan oleh Perhimpunan sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga. Anggaran Rumah Tangga.

3. Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan mempunyai 3. Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan mempunyai
hak: hak:
a. Mengajukan usul-usul dan saran-saran demi tercapainya a. Mengajukan usul-usul dan saran-saran demi
tujuan Perhimpunan. tercapainya tujuan Perhimpunan.
b. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan yang diadakan oleh b. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan yang diadakan
Perhimpunan, kecuali untuk memilih dan dipilih sebagai oleh Perhimpunan, kecuali untuk memilih dan dipilih
Ketua Umum dan Ketua Perwakilan. sebagai Ketua Umum dan Ketua Perwakilan.
Pasal 4
PERMOHONAN MENJADI ANGGOTA DAN BERAKHIRNYA Tidak ada perubahan
STATUS KEANGGOTAAN

1. Permohonan untuk menjadi Anggota Biasa dan Anggota


Mahasiswa diajukan kepada Badan Pengurus.
2. Badan Pengurus menetapkan diterima atau ditolaknya
seorang calon anggota.
3. Keanggotaan mulai berlaku sejak permohonan tersebut
disetujui untuk diterima oleh Badan Pengurus.
4. Permohonan berhenti sebagai anggota dapat dilakukan
dengan memberitahukan secara tertulis kepada Badan

27
Pengurus.
5. Jika Anggota yang bersangkutan meninggal dunia, maka
secara otomatis telah berakhir status keanggotaannya.
6. Ketua Umum dapat memberhentikan keanggotaan, sesuai
dengan Anggaran Dasar pasal 14 butir (c), maka Ketua
Umum harus terlebih dahulu membentuk Tim Verifikasi
terhadap hal yang dimaksud.
7. Tim Verifikasi sekurang-kurangnya terdiri dari Wakil Badan
Pengurus, dan Wakil Anggota Biasa yang memiliki keahlian
terhadap hal yang dimaksud pada ayat (6) pasal ini.

Pasal 5 Pasal 5
STUDENT CHAPTER STUDENT CHAPTER

1. Student Chapter adalah wahana tempat seluruh anggota 1. Student Chapter adalah wahana tempat seluruh anggota
Mahasiswa mengembangkan aktivitas kegiatan profesi di Mahasiswa mengembangkan aktivitas kegiatan profesi di
lingkungan Perguruan Tinggi. lingkungan Perguruan Tinggi;
2. Student Chapter di Perguruan Tinggi dapat dibentuk apabila 2. Student Chapter di Perguruan Tinggi dapat dibentuk
didukung oleh minimum 20 (duapuluh) Anggota Mahasiswa apabila didukung oleh minimum 20 (duapuluh) Anggota
di Perguruan Tinggi serta di tetapkan berdirinya oleh Ketua Mahasiswa di Perguruan Tinggi yang diusulkan oleh ketua
Umum. perhimpunan mahasiswa teknik pertambangan dan telah
mendapatkan persetujuan dari Jurusan/ Fakultas/ Prodi
Perguruan Tinggi tersebut serta ditetapkan berdirinya oleh
Ketua Umum;
3. Nama Student Chapter disesuaikan dengan nama 3. Nama Student Chapter disesuaikan dengan nama
Perguruan Tinggi tersebut. Perguruan Tinggi tersebut;
4. Pengurus Student Chapter sekurang-kurangnya terdiri dari: 4. Pengurus Student Chapter sekurang-kurangnya terdiri
a. 1 (satu) orang ketua dari:
b. 1 (satu) orang bendahara a. 1 (satu) orang ketua
c. Beberapa ketua bidang jika dianggap perlu b. 1 (satu) orang bendahara
c. Beberapa ketua bidang jika dianggap perlu
5. Ketua Umum mengangkat Anggota Biasa Perhimpunan
untuk melakukan pembinaan Student Chapter;
5. Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan, masa tugas, 6. Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan, masa
tugas, kewajiban, wewenang pengurus Student Chapter tugas, tugas, kewajiban, wewenang pengurus Student
diatur dalam ketetapan Ketua Umum Chapter diatur dalam ketetapan Ketua Umum.

Pasal 6 Pasal 6
TATA CARA RAPAT ANGGOTA TATA CARA RAPAT ANGGOTA

1. Peserta Rapat terdiri dari Anggota Biasa, Anggota 1. Peserta Rapat terdiri dari Anggota Biasa, Anggota

28
Mahasiswa dan Anggota Kehormatan. Mahasiswa dan Anggota Kehormatan;
2. Anggota Rapat berhak untuk: 2. Anggota Peserta Rapat berhak untuk:
a. Mengajukan pertanyaan, pendapat, usul dan saran. a. Mengajukan pertanyaan, pendapat, usul dan saran;
b. Memilih dan dipilih Ketua Umum dan Ketua Komisariat b. Memilih dan dipilih sebagai Ketua Umum dan/atau Wakil
kecuali bagi Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan. Ketua Umum dan Ketua Komisariat Perwakilan
c. Hak suara dalam penentuan pendapat kecuali Anggota Perhimpunan kecuali bagi Anggota Mahasiswa dan
Mahasiswa dan Anggota Kehormatan. Anggota Kehormatan;
c. Hak suara dalam penentuan pendapat kecuali Anggota
Mahasiswa dan Anggota Kehormatan.
3. Ketua Umum bertindak selaku Pimpinan Sidang sampai 3. Ketua Umum bertindak selaku Pimpinan Sidang sementara
dengan terpilihnya Pimpinan Rapat. sampai dengan terpilihnya Pimpinan Rapat;
4. Pimpinan rapat terpilih menyusun Rancangan Tata Tertib 4. Pimpinan rapat terpilih menyusun Rancangan
dan Agenda Rapat Anggota untuk disahkan menjadi tata mengesahkan Tata Tertib dan Agenda Rapat Anggota
Tertib dan Agenda Rapat Anggota. untuk disahkan menjadi Tata Tertib dan Agenda Rapat
Anggota;
5. Rapat Anggota dianggap sah apabila anggota yang sudah 5. Rapat Anggota dianggap sah apabila anggota yang hadir
mencapai kuorum sesuai Pasal (30) Anggaran Dasar; sudah mencapai kuorum sesuai Pasal (30) Anggaran
6. Selanjutnya apabila ketentuan sebagaimana Pasal (6) ayat Dasar;
(5) sudah dilaksanakan tetapi kuorum belum tercapai juga 6. Selanjutnya apabila ketentuan sebagaimana Pasal (6) ayat
maka rapat anggota dapat dilanjutkan dan dianggap sah. (5) sudah dilaksanakan tetapi kuorum belum tercapai juga
maka rapat anggota dapat dilanjutkan dan dianggap sah.

Pasal 7 Pasal 7
PEMILIHAN KETUA UMUM PEMILIHAN WAKIL KETUA UMUM

1. Calon Ketua Umum dengan keanggotaan minimal 3 (tiga) 1. Calon Wakil Ketua Umum dengan keanggotaan minimal 3
tahun berturut-turut diusulkan oleh sekurang-kurangnya 20 (tiga) tahun berturut-turut diusulkan oleh sekurang-
(dua puluh) orang Anggota Biasa. kurangnya 20 (dua puluh) orang Anggota Biasa;
2. Calon-calon Ketua Umum yang diusulkan pada ayat (1) 2. Calon-calon Wakil Ketua Umum yang diusulkan pada ayat
harus hadir dalam Rapat Paripurna anggota. (1) harus hadir dalam Rapat Umum Anggota Paripurna
3. Pemilihan Ketua Umum dilakukan secara langsung dan anggota;
dalam rapat paripurna anggota atas dasar suara terbanyak. 3. Pemilihan Wakil Ketua Umum dilakukan secara langsung
dan dalam Rapat Umum Anggota Paripurna anggota atas
dasar suara terbanyak;
4. Calon-calon Wakil Ketua Umum harus menyampaikan
secara langsung Visi, Misi dan Rencana Program Kerja
dihadapan peserta Rapat Umum Anggota Paripurna.
5. Pada saat Kongres tahun 2021 akan dipilih Ketua Umum
dan Wakil Ketua Umum.

29
Pasal 8 Pasal 8
KRITERIA KETUA UMUM KRITERIA KETUA UMUM dan/atau WAKIL KETUA UMUM

Calon Ketua Umum yang tercantum dalam pasal (7) ayat (1) Calon Ketua Umum dan/atau Wakil Ketua Umum yang
dan (2) Anggaran Rumah tangga ini harus menjadi anggota tercantum dalam pasal (7) ayat (1) dan (2) Anggaran Rumah
biasa minimum keanggotaannya 3 (tiga) tahun berturut-turut. tangga ini harus menjadi anggota biasa minimum
keanggotaannya 3 (tiga) tahun berturut-turut.

Pasal 9 Pasal 9
PEMUNGUTAN SUARA TATACARA PEMUNGUTAN SUARA

1. Pemungutan suara dapat dilakukan dengan cara terbuka 1. Pemungutan suara dapat dilakukan dengan cara terbuka
dan tertutup. dan tertutup.
2. Apabila diadakan pemungutan suara secara tertutup, maka 2. Apabila diadakan pemungutan suara secara tertutup,
pimpinan rapat / sidang mengangkat Tim yang bertugas maka pimpinan rapat / sidang mengangkat Tim yang
menyelenggarakan dan mengawasi pemungutan suara. bertugas menyelenggarakan dan mengawasi pemungutan
3. Jika terdapat suara kosong (blanko), maka suara tersebut suara.
tidak diperhitungkan dalam penetapan jumlah suara. 3. Jika terdapat suara kosong (blanko), maka suara tersebut
tidak diperhitungkan dalam penetapan jumlah suara.
1. Ketua Umum menetapkan panitia pemungutan Suara
dalam jangka waktu 6 bulan sebelum hari pelaksanaan
pemungutan suara
2. Panitia Pemungutan Suara bertugas untuk menetapkan :
a. Persyaratan kandidat
b. Masa pendaftaran kandidat,
c. Daftar pemilih tetap,
d. Tata cara pemilihan,
e. Hal-hal lain yang berkaitan dengan proses
pemungutan suara
3. Pengertian pemilihan secara langsung seperti diatur pada
Anggaran Dasar bisa dilakukan baik di lokasi Kongres
maupun secara elektronik (e-voting).

Pasal 10 Pasal 10
PENYUSUNAN ANGGOTA BADAN PENGURUS PENYUSUNAN ANGGOTA BADAN PENGURUS

Anggota Badan Pengurus dibentuk oleh Ketua Umum terpilih 1. Anggota Badan Pengurus Pusat dibentuk oleh Ketua
sesuai ketentuan pada pasal 16 Anggaran Dasar tentang Badan Umum terpilih sesuai ketentuan pada pasal 16 Anggaran
Pengurus. Dasar tentang Badan Pengurus

30
2. Anggota Badan Pengurus Perwakilan Perhimpunan
dibentuk oleh Ketua Perwakilan Perhimpunan sesuai
ketentuan pada pasal 22 Anggaran Dasar tentang
Perwakilan Perhimpunan
Pasal 11 Pasal 11
TUGAS BADAN PENGURUS TUGAS BADAN PENGURUS

1. Ketua Umum memimpin Badan Pengurus dalam 1. Ketua Umum memimpin Badan Pengurus dalam
menjalankan kegiatan Perhimpunan. menjalankan kegiatan Perhimpunan;
2. Wakil Ketua Umum membantu Ketua Umum dalam
menjalankan organisasi, dan sewaktu-waktu dapat
mewakili Ketua Umum atas persetujuannya;
2. Sekretaris Umum memimpin pekerjaan administrasi dan 3. Sekretaris Umum memimpin pekerjaan administrasi dan
mengatur segala pekerjaan kesekretariatan, dan sewaktu- mengatur segala pekerjaan kesekretariatan, dan sewaktu-
waktu dapat mewakili Ketua Umum atas persetujuannya. waktu dapat mewakili Ketua Umum atas persetujuannya;
3. Para Ketua Bidang, Komite Tetap dan Kelompok Kerja 4. Para Ketua Bidang, Komite Tetap dan Kelompok Kerja
bertugas menyusun dan melaksanakan program kegiatan bertugas menyusun dan melaksanakan program kegiatan
sesuai dengan bidang masing-masing dan dapat mewakili sesuai dengan bidang masing-masing dan dapat mewakili
Ketua Umum apabila diperlukan. Ketua Umum apabila diperlukan; atas persetujuannya
4. Bendahara bertugas mengelola keuangan, kekayaan dan 5. Bendahara bertugas mengelola keuangan, kekayaan dan
pembukuan serta melakukan segala pekerjaan yang pembukuan serta melakukan segala pekerjaan yang
bersangkutan dengan penerimaan dan pengeluaran uang bersangkutan dengan penerimaan dan pengeluaran uang
dan harta Perhimpunan. dan harta Perhimpunan;
5. Anggota Badan Pengurus membantu Ketua Umum dalam 6. Anggota Badan Pengurus membantu Ketua Umum dalam
pekerjaan atau tugas-tugas yang bersifat khusus. 7. pekerjaan
ll atau tugas-tugas yang bersifat khusus

Pasal 12
KEWAJIBAN BADAN PENGURUS Tidak ada perubahan

1. Badan Pengurus berkewajiban melaksanakan segala


sesuatu yang ditentukan oleh Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, peraturan dan keputusan yang ditetapkan
oleh Sidang / Kongres.
2. Setelah habis masa jabatannya Badan Pengurus tetap
menjalankan tugas sampai dengan terbentuknya Badan
Pengurus yang baru.
3. Pengurus dapat menyerahkan bagian-bagian dari
kewajibannya kepada seseorang atau beberapa orang atau
suatu panitia tanpa mengurangi tanggung jawabnya.

31
Pasal 13 Pasal 13
PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS PEMBENTUKAN BADAN PENGURUS

1. Dalam pembentukan susunan Organisasi, Ketua Umum 1. Dalam pembentukan susunan Organisasi, Ketua Umum
mempertimbangkan perkembangan eksternal dan mempertimbangkan perkembangan eksternal dan
kemampuan internal agar organisasi menjadi efektif dan kemampuan internal agar organisasi menjadi efektif dan
efisien. efisien;
2. Untuk memperkuat organisasi, Ketua Umum dapat 2. Untuk memperkuat organisasi, Ketua Umum wajib
membentuk unsur organisasi tambahan berupa dewan membentuk Dewan Penasehat; Dewan Kehormatan Dan
penasehat, koordinator - koordinator, ataupun unsur Etik; Dewan Pakar serta dapat membentuk koordinator-
organisasi lainnya yang dianggap perlu. koordinator, ataupun unsur organisasi lainnya yang
dianggap perlu. Ketua Umum dapat membentuk unsur
organisasi tambahan berupa dewan penasehat, koordinator
- koordinator, ataupun unsur organisasi lainnya yang
dianggap perlu
3. Organisasi ini dievaluasi diakhir masa kepengurusan untuk 3. Organisasi ini dievaluasi di akhir masa kepengurusan untuk
dilihat keperluannya untuk tetap dipertahankan atau dilihat keperluannya untuk tetap dipertahankan atau
disesuaikan kembali. disesuaikan kembali.

Pasal 14
RAPAT BADAN PENGURUS Tidak ada perubahan

1. Badan Pengurus berkewajiban seperti dalam pasal (21)


Anggaran Dasar, apabila diperlukan Badan Pengurus dapat
mengundang pihak-pihak lain untuk hadir dalam rapat
Badan Pengurus.
2. Pimpinan rapat dapat memberikan kesempatan kepada
pihak yang diundang untuk mengajukan pendapatnya
tentang permasalahan tertentu yang dibicarakan dalam
rapat.
3. Pihak-pihak yang diundang seperti yang dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) pasal ini tidak mempunyai hak suara dan
hanya dapat mengajukan pendapatnya dengan persetujuan
pimpinan rapat.
4.
Pasal 15
PERWAKILAN DAERAH Tidak ada perubahan

1. Untuk melancarkan kegiatan perwakilan daerah, maka


persyaratan Ketua Perwakilan Daerah dapat disesuaikan
dengan kondisi daerah.
2. Perwakilan Daerah yang sudah terbentuk dan disahkan

32
Ketua Umum Perhapi menyusun rencana kerja dan
disampaikan kepada Badan Pengurus untuk pengesahan.
3. Segala hal yang terkait dengan teknis kegiatan dilakukan
secara mandiri oleh Perwakilan Daerah dan didukung
Badan Pengurus Perhapi agar dapat secara bersama-sama
menjaga kualitas kegiatan.
4. Segala hal yang terkait dengan pembiayaan dilakukan
secara mandiri oleh Perwakilan Daerah dan Badan
Pengurus Perhapi dapat memberikan masukan dan bantuan
secara proporsional dengan melihat kemampuan organisasi.

Pasal 16 Pasal 16
PENDELEGASIAN DAN OTORISASI PENDELEGASIAN DAN OTORISASI

1. Di dalam Ketua Umum berhalangan tetap seperti diatur Di dalam Dalam hal Ketua Umum berhalangan tetap seperti
dalam pasal 19 Anggaran Dasar, kondisi tersebut ditetapkan sebagaimana diatur dalam pasal 19 Anggaran Dasar, kondisi
melalui rapat Badan Pengurus dan dituangkan dalam berita tersebut ditetapkan melalui rapat Badan Pengurus dan
acara atau notulen rapat. Selanjutnya untuk melaksanakan dituangkan dalam berita acara atau notulen rapat. Selanjutnya
tugas Ketua Umum sebagaimana pasar 20 Anggaran Dasar, untuk melaksanakan tugas Ketua Umum sebagaimana pasal
maka dibentuk kolegium, sesuai dengan Pasal 19 Anggaran 20 Anggaran Dasar, maka dibentuk kolegium, sesuai dengan
dasar. Pasal 19 Anggaran dasar Badan Pengurus melaksanakan
2. Kolegium tersebut melakukan rapat guna menyepakati langkah-langkah sebagaimana diatur dalam Pasal 19 ayat 2,
pelaksana tugas jabatan Ketua Umum yang dipilih dari salah dan 3 Anggaran Dasar.
satu anggota kolegium.
3. Pengambilan keputusan sesuai pasal 20 Anggaran Dasar
dilakukan secara kolektif.

33
Pasal 17
KEUANGAN Tidak ada perubahan

1. Besarnya uang iuran anggota ditetapkan oleh Ketua Umum.


2. Uang iuran dibayarkan kepada Badan Pengurus.
3. Badan Pengurus dapat menerima sumbangan-sumbangan
yang tidak mengikat ataupun mengadakan Kegiatan lain
yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
4. Badan Pengurus dapat menyerahkan pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 pasal ini kepada
perorangan, atau panitia atau Badan Hukum lainnya yang
ditunjuk oleh Badan Pengurus dan bertanggung jawab
kepada Badan Pengurus.
5. Pinjam meminjam lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus
juta Rupiah) harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Badan Pengawas.
Pasal 18 Pasal 18
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN

Badan Pengurus menunjuk Akuntan Publik untuk mengaudit 1. Badan Pengurus menunjuk Akuntan Publik untuk
laporan keuangan sebelum dilaporkan pada Rapat Paripurna mengaudit laporan keuangan sebelum dilaporkan pada
Anggota. Rapat Anggota Tahunan dan Rapat Anggota Paripurna
Anggota; (Kongres)
2. Badan Pengurus menugaskan tim verifikasi untuk
melakukan validasi hasil audit laporan keuangan setelah
Rapat Anggota Paripurna (Kongres)

Pasal 19
PEMBUBARAN PERHIMPUNAN Tidak ada perubahan
Bila Rapat Anggota Luar Biasa memutuskan pembubaran
Perhimpunan, maka panitia Ad-Hoc yang dibentuk diwajibkan
mengatur dan menyelesaikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembubaran Perhimpunan.

Pasal 20
LIKUIDASI Tidak ada perubahan

1. Apabila Perhimpunan dibubarkan, maka Panitia Ad-Hoc


yang diwajibkan melakukan likuidasi, kecuali Rapat Anggota
Luar Biasa menentukan lain.

34
2. Dalam hal Perhimpunan dibubarkan, maka sisa harta
kekayaan akan diserahkan kepada perhimpunan yang
mempunyai maksud dan tujuan yang sama atau hampir
sama dengan Perhimpunan ini atau Badan sosial yang
ditetapkan oleh Panitia Ad-Hoc.

Pasal 21
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Tidak ada perubahan

Perubahan Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Ketua


Umum sesuai dengan Anggaran Dasar dan tidak bertentangan
dengan peraturan Undang-Undang yang berlaku.

Pasal 22
Tidak ada perubahan
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini
akan ditetapkan oleh pengurus.

35
36

Anda mungkin juga menyukai