Anda di halaman 1dari 48

Mine Design Merupakan kegiatan untuk merencanakan dan merancang suatu tambang

berdasarkan study kelayakan dan hasil akhir eksplorasi endapan bahan galian. Menurut HL.
Hartman dalam introductory mining engineering 1987, ada tiga faktor merancang tambang pada
perencanaan open pit yaitu :

1. Faktor alam dan geologi : kondisi hydrologi, type endapan biji, topografi dan karakter
metallurgi dari bijih maupun batuan

2. Faktor ekonomi : kadar endapan bijih, jumlah endapan bijih, SR, COG, biaya
operasi, biaya investasi, keuntungan yang dikehendaki, produksi rata-rata dan
kondisi pasar

3. Faktor teknik : peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, tanjakan jalan, batas KP dan
batas pit

TAHAPAN DESAIN DAN PERENCANAAN TAMBANG

1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)


2. Model geologi à (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.)
3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit
4. Penentuan metoda Penambangan
5. Pembuatan Layout tambang & Design
6. Perhitungan Blok Cadangan
7. Pembuatan Schedule Produksi
8. Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”
9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang
10. Penentuan System Drainase
11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

DATA DAN MODEL GEOLOGI

1. Data Geologi
a. Topography Lapangan
b. Data Bor
c. Struktur geology

2. Model Geologi
a. Penampang Geologi (Section)
b. peta Struktur, Ketebalan Dan Kualitas (2 Dimensi)
c. Model Kualitas (3 Dimensi)

3. Data Geoteknik
a. Densitas Batuan (Wet And Dry)
b. Sudut Geser Dalam
c. Kohesi
d. Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)

4. StabilitasLerengOptimalisasi:
a. Tinggi Bench
b. Kemiringan Lereng : Overall Slope dan Individual Slope
c. Safety Factor
d. Geotechnical data

5. Model Hydrologi & Geohydrologi


a. Curah Hujan (Air permukaan)
b. Permeabilitas Batuan
c. Catchment Area
d. Ground water (air tanah)
1. Pendahuluan

Konsep perencanaan tambang terbuka merupakan syarat wajib yang harus diketahui dan
dipahami oleh seorang “engineer” perencanaan tambang terbuka. Proses perencanaan
tambang ini melibatkan banyak cabang ilmu yang saling melengkapi satu sama lain.
Dilain pihak, software telah menjadi suatu alat yang sangat penting. Dengan alat tersebut
suatu proses perencanaan tambang dapat dilakukan dalam suatu periode waktu yang
singkat.
Salah satu usaha untuk meningkatkan pengetahuan perencanaan tambang bagi para
engineer di tambang batubara adalah pelatihan perencanaan tambang dengan penggunaan
program software perencanaan tambang.

1.1 Pengertian Umum Perencanaan Tambang Terbuka

Perencanaan tambang adalah suatu proses membuat rancangan tambang geometris dan
non-geometris (mencapai ultimate pit limit) dalam jangka waktu tertentu secara aman dan
menguntungkan.
Perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah geometris adalah desain
tambang. Di dalamnya termasuk perancangan batas akhir penambangan, tahapan
(pushback), urutan penambangan tahunan/ bulanan, penjadwalan produksi dan waste dump
serta menentukan final pit limit.
Perencanaan tambang yang tidak berkaitan dengan masalah geometri meliputi perhitungan
kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan biaya kapital dan biaya operasi tidak dibahas
dalam pelatihan ini.

1.2 Tahapan Pembuatan Perencanaan Tambang

Secara umum pembuatan komputerisasi perencanaan tambang meliputi ruang lingkup pekerjaan
sebagai berikut:

• Pemodelan geologi (dibahas dalam pelatihan Geological Modeling).


• Evaluasi Cadangan.
• Penjadwalan Produksi (dibahas dalam pelatihan Scheduling)
• Desain Tambang.
• Perhitungan Biaya tambang*
• Kebutuhan Alat*
* Tidak dibahas pada pelatihan ini.

1.3 Produk mincom’s Open Cut

minescape Open Cut adalah product Mincom yang menawarkan solusi:


1. Pembuatan strip blok desain 2D maupun 3D secara otomatis.
2. Perhitungan reserve untuk setiap block.
3. Pembuatan desain pit dan ramp.

1.4 Persiapan Perencanaan Tambang

Dalam pembuatan perencanaan sangatlah penting untuk menentukan tujuan dari dari perencanaan
yang akan dibuat. Tujuan dari pekerjaan perencanaan tambang adalah membuat suatu rencana
produksi tambang untuk suatu deposit batubara yang akan :

1. Memenuhi target produksi baik secara kuantitas maupun kualitas dengan biaya yang optimal.
2. Menghasilkan cash flow yang akan memaksimalkan rate of return atau net present value.

Sebelum memulai mengoperasikan Open Cut pengguna harus melakukan persiapan berikut
berikut:
1. Membuat output contour floor dari seam yang akan digunakan sebagai dasra pembuatan
desain.
2. Membuat output subcrop floor dari seam yang akan digunakan sebagai dasra pembuatan
desain.
3. Membuat output contour topografi dari seam yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan
desain pit dan spoil dump.
4. Menentukan parameter-parameter baik geometris maupun non-geometris yang akan digunakan
dalam perencanaan.

Untuk keperluan training Open Cut Planning ini sebuah project bernama OCTRAIN telah
disediakan yang berisi model geologi yang telah dibuat sebelumnya. Dibawah ini adalah gambaran
konfigurasi stratigrafi seam batubara dari model geologi yan telah disediakan:

Eksploitasi merupakan kegiatan penggalian endapan bahan galian dari dalam kulit bumi secara
ekonomis dengan menggunakan system penambangan tertentu. Adapun tahapan kegiatan
penambangannya sebagai berikut : Pembabatan (Clearing), Pengupasan Lapisan Tanah Penutup
(Stripping O/B), Penggalian Endapan Bahan Galian (mining), Pemuatan (Loading), Pengangkutan
(Hauling), Penumpahan (Waste Dump).

Kegiatan penambangan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis atau alat-alat
berat. Adapun pengelompokannya sebagai berikut :

A. PENGELOMPOKAN PENGGERAK UTAMA


A.1 Traktor sebagai Prime Mover

Untuk alat besar dengan penggeraknya traktor dibedakan menurut :

1. Traktor (sebagai Prime Mover atau penggerak utama)

a. Traktor roda kelabang (crawler)


b. Traktor roda ban (wheel)

A.2 Bulldozer terutama sebagai alat penggusur

1. Dibedakan menurut blade :


a. Straight bulldozer (dengan blade lurus)
b. Angling bulldozer (dengan blade miring)
c. Universal bulldozer (dengan blade universal)
d. Cushion bulldozer (dengan blade cushion)

2. Dibedakan menurut tracknya :


a. Bulldozer dengan roda kelabang
b. Wheel dozer dengan roda ban karet

3. Ripper (terutama sebagai alat pembajak)


a. Hinge (Bajak kaku tunggal)
b. Parallelogram
c. Adjustable parallelogram (dapat distel)
*) Single shank (bajak tunggal)
*) Multi shank (bajak banyak)

4. Scrapper (terutama sebagai alat pengelupas)


a. Standart scrapper (scrapper bermesin)
b. Towed scrapper (scrapper yang ditarik)

5. Motor Graders (terutama sebagai alat untuk grading/pembentuk permukaan)

6. Loader (terutama sebagai alat pemuat)


a. Wheel loaders (loader dengan roda ban karet)
b. Track loaders (loader dengan roda kelabang)

A.2. Excavator Sebagai Prime Mover

1. Backhoe (excavator pengeduk dengan arah kebelakang)


a. Backhoe dengan sistem kontrol hidrolis
b. Backhoe dengan sistem kontrol kabel sling
2. Clamshell (excavator pengeduk - japit)
3. Shovel (excavator pengeduk dengan arah kedepan)

a. Dengan sistem kontrol hidrolis


b. Dengan sistem kontrol kabel sling

4. Skidder (excavator untuk balok-balok kayu)

5. Dragline (excavator pengeduk - tarik)

6. Crane/pipelayers (keran pengangkat, alat pasang pipa)

A.3. Alat Selain Excavator dan Tractor

1. Truck

a. Side dumping (pembuangan kesamping)


b. Back dumping (pembuangan kebelakang)

2. Dump Wagon

a. Rear dump (pembuangan kebelakang)


b. Bottom dump (pembuangan kebawah)
c. Side dump (pembuangan kesamping)

3. Trailler (kendaraan pengangkut alat-alat berat dan barang-barang berat)

4. Alat Pemadat

a. Three Wheel Roller (penggilas beroda tiga)


b. Tandem roller (penggilas tipe tandem)
c. Meshgrid & segment roller (penggilas tipe lempengan & anyaman)
d. Pneumatic tired roller ( penggilas beroda ban)
e. Towed roller
*) Sheep foot roller (penggilas tipe kaki kambing)
*) Pneumatic roller (penggilas beroda ban)

5. Alat pneumatis yang bekerja dengan tenaga tekanan angin

6. Compressor, alat pemampat udara

7. Stone crusher (pemecah batu)


a. Jaw crusher (pemecah dengan sistem rahang)
b. Roll crusher (pemecah dengan sistem roll)
c. Impact crusher (pemecah dengan sistem pukulan)
d.Gyratory crusher (pemecah dengan sistem kisaran)

8. Alat pengolah aspal


a. Asphalt mixing plant (pencampur aspal)
b. Asphalt distributor (penyemprot aspal)
c. Asphalt finisher (penghampar aspal dan aggregat)

9. Dredger (kapal keruk)

B. PENGELOMPOKAN MENURUT FUNGSINYA


B.1. Tractor

B.2. Alat pembersih lapangan


a. Bulldozer (mesin-mesin penggusur)
b. Ripper (mesin-mesin pembajak)

B.3. Alat pengangkat dan pemuat


a. Backhoe (mesin-mesin pengeduk belakang)
b. Power shovel (mesin-mesin pengeduk depan)
c. Dragline (mesin-mesin pengeduk tarik)
d. Clamshell (mesin-mesin pengeruk japit)
e. Loaders (mesin-mesin pemuat)

B.4. Alat Penggali dan Pengangkut


a. Scrapper (mesin-mesin pengelupas)
b. Truck (alat angkut)

B.5. Alat Pembentuk Permukaan


a. motor grader (mesin-mesin perata)

B.6. Alat Pemadat


a. Roller (mesin gilas)

B.7. Dan lain-lain

(sumber: Alat Berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)

PERENCANAAN Tambang
1. Arti
2. Tujuan
3. Kandungan
4. Proses Perencanaan
5. Persyaratan untuk Perencanaan
6. Macam-macam perencanaan
7. Rancangan Produk

CONCEPTUAL MINE PLANNING

1. Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Konseptual Tambang


- Langkah-Langkah
- Batas ultimate (Koordinat ,Kedalaman) Lokasi
- Luas ultimate
- Volume ultimate (Cadangan tertambang, Waste)
- Rancangan Geometri tambang ultimate dan timbunan ultimate
- Rancangan interior tambang (Geometri)
- Rencana Urut-urutan penambangan dan penimbunan, penumpukan
- Rancangan produk (secara unik)
- Jadwal Produksi – Jadwal Pemasaran
- Umur tambang
- Biaya (Investasi dan Operasi)
- Kemampulabaan

2. Penerapan Rencana Konseptual

DETAILED MINE PLANNING


1. Pelaksanaan dan Hasil Perencanaan Rinci Tambang
- Langkah-langkah
- Batas Blok, Subblok (5 thn, 1 thn, bulanan)
- Luas Blok
- Volume Blok
- Rancangan geometri subblok (gali-angkut-timbun)
- Rancangan interior subblok (gali-angkut-timbun)
- Rancangan produk rinci
- Jadwal produksi – Jadwal Pemasaran Rinci
- Alat Rinci
- Penunjang
- Biaya Rinci
- Kemampulabaan

2. Pemanfaatan Rencana Rinci

Penambangan (mining)
Proses menggali cadangan bahan tambang yang berada dalam tanah (insitu) secara sistematik
dan terencana, untuk mendapatkan produk yang dapat dipasarkan

Macam Cara Penambangan


a. Tambang Permukaan (Surface Mining)
b. Tambang Bawah Tanah (Underground Mining)

Tambang
a. Menggali batubara in situ sebagai bahan baku, untuk diolah menjadi produk yang akan dijual.
b. Keberadaan batubara dalam bentuk lapisan-lapisan pipih berlapis-lapis diselingi oleh tanah
(batubara) penutup.
c. Kedudukan dan pemunculan batubara dalam tanah menentukan cara penambangan
d. Bentuk bahan galian dalam tanah dapat dianggap terdiri dari kubus-kubus “kecil” yang
nantinya ditambang
e. Bentuk timbunan luar dan dalam tambang tergantung pada topografi landasan.

Tambang adalah seperti Pabrik


a. Bahan baku berada dalam tanah. (God’s act)
b. Menambang ---> Mengambil bahan baku secara ekonomik
c. Mengolah ---> mentransform bahan baku menjadi produk untuk dijual
d. Bahan Tambang (= Bahan Baku Produk Tambang)
# tidak terbarukan
# Bila habis, cari lokasi lain
# Harus hemat
e. Bahan Tambang terdapat di daerah

Tambang Permukaan (Arti)


Tempat penggalian bahan tambang yang dekat dengan permukaan untuk mendapatkan satu atau
lebih produk yang dapat dijual secara ekonomik

Tambang Permukaan (Proses)


a. Kegiatan
Berai, Gali, Muat, Timbun, Tumpuk
b. Cara Gali
* Sumuran Terbuka (Open Pit)
* Kelupas (Strip)
c. Hasil Galian
Produk Tambang

d. Akibat Bukaan
* Timbunan Tanah Penutup
* Bentuk Bukaan : seperti Stadion
* Bentuk Timbunan : Bukit, mendatarkan lembah dll
e. Semakin dalam Nisbah Kupas naik
f. Berhenti bila sudah mendekati batas gali ekonomik
* Nisbah Kupas meningkat sebanding dengan kedalaman
g. Lanjut Ke Tambang Dalam
h. Bila harga batubara naik,Nisbah Kupas dapat dinaikkan
i. Ciri Geometri ---> Ada lereng berjenjang

Kegiatan Penggalian Tambang Permukaan


a. Menggali, suatu blok masa terbatas. ( seperti memakan coklat/kue tart)
b. Dibuat blok-blok penggalian, dibagi dalam subblok-subblok sesuai dengan satuan waktu dan
mutu/ kadar
c. Dibuat jenjang-jenjang penggalian
d. Urutan penggalian mulai dari titik tertentu ,galian awal (box cut) Kemudian mengikuti pola,
tertentu hingga akhir3
e. Penggalian dilakukan terpilih (selective) supaya produk sesuai dengan rancangan
* Tidak terjadi dilution
* Terjadi pembauran dengan sendirinya antara mutu rendah dan mutu tinggi
* Tidak terjadi longsor
f. Penggalian dalam subblok pada latar kerja suatu jenjang
g. PengupasanTanah Penutup
h. Penggalian Batubara

Kegiatan Penimbunan Hasil Galian Tanah Penutup


a. Penimbunan suatu ruangan kosong seperti menimbun blok-blok coklat, mulai dari bawah
b. Dibuat blok-blok penimbunan dan dibagi dalam subblok-subblok
c. Urutan Penimbunan
* Mulai dari titik tertentu. Timbunan awal. Kemudian mengikuti arah dan pola tertentu, hingga
akhir
d. Penimbunan dilakukan terpilih, Supaya :
* terbaur antara tanah kering dan lumpur
* Tidak terjadi longsor
e. Penimbunan dalam subblok pada latar kerja suatu jenjang
f. Penimbunan diluar tambang, kemudian penimbunan dibekas tambang
g. Penimbunan mulai dari subblok bawah ke subblok atas
h. Tanah penutup bagian atas cenderung menjadi tanah timbunan subblok bawah (alas)

Kegiatan Penumpukan Bahan Galian (Sub Produk) hasil penambangan


a. Menumpuk disuatu stockpile yang dapat terdiri dari beberapa sub stockpile/kompartemen
b. Dibuat pola penumpukan, untuk terjadinya homogenisasi
c. Penumpukan dapat dilakukan terpilih, supaya :
# Terseragamkan (Homogenized)
# Terbaur (Blended)
d. Mutu batubara di Stockpile tergantung pada arah penambangan dan pola penumpukan

Perlunya Perencanaan Tambang dan Perencanaan Produk


a. Semua kegiatan memerlukan perencanaan
b. Perencanaan Carreer
c. Perencanaan Bisnis
d. Perencanaan Laba/Rugi
e. Perencanaan Keluarga
f. Perencanaan untuk merencanakan

PLAN TO PLAN
a. Produk tambang ---> Perencanaan Produk
b. Proses Penambangan ---> Perencanaan

Perencanaan Dalam Daur Managemen (Untuk Semua Bidang)

PERENCANAAN TAMBANG
Rencana Tambang
Dokumen resmi yang dibuat secara sistematik dan memuat informasi, apa, dimana, bagaimana,
oleh siapa, berapa, kapan, dengan apa, suatu tambang akan berproduksi
Catatan
Rencana adalah :
a. Simulasi masa depan
b. Perkiraan, asumsi
c. Antisipatif

Rencana merupakan :
a. Keluaran dari suatu proses perencanaan oleh Divisi/Dinas Perencanaan Produksi
b. Acuan terpenting untuk pengambilan keputusan

Kandungan (Contents)
Rencana Tambang terdiri dari :
a. Rencana Produk (Sering dilupakan)
b. Rencana Cadangan yang dapat ditambang
c. Rencana Tambang (Penggalian, Penimbunan, dll)
* Geometri, Exterior, Interior
* Rencana Produksi (Jadwal Produksi)
d. Rencana Alat dan Sarana yang dipakai
e. Umur Tambang
f. Rencana Biaya (Investasi, Operasi)
g. Rencana Laba, Rencana Rugi ?

Proses Perencanaan Tambang


Proses mentransformasi data geologi, topografi, cadangan (mutu/kadar, jumlah) menjadi suatu
rencana Produk rancangan tambang dan rencana penambangan

Persyaratan untuk Perencanaan Tambang


a. Data yang handal (reliable):
- Accurate (cermat)
- Precise (teliti)
- Verified
- Validated
b. Personel yang mempunyai :
- Competency dan
- Motivation
c. Anggaran yang memadai (appropriate)

Catatan :
# Competency :
- ability to demonstrate
- Know
- Skill
# Motivation :
- spirit, drive

Macam Rencana Tambang


a. Rencana Konseptual Tambang (Ultimate, global, hingga mined out)
b. Rencana Rinci Tambang (Blockwise, Rinci, Periodik)

Rencana Konseptual Tambang (Global)


a. Merancang produk
b. Merancang bentuk dan geometri ultimate dari tambang (dan timbunan)
c. Menghitung Volume dan Berat (ton)
d. Mendapatkan :
* Cadangan Tertambang : Nisbah Kupas overall
* Cadangan Terpasarkan
e. Menentukan tingkat produksi hingga mined out
f. Menentukan umur tambang
g. Menentukan urutan penambangan dan penimbunan (L.D)
h. Merancang jenjang-jenjang penggalian dan penimbunan
i. Menentukan cara penambangan
j. Menentukan alat
Rencana Rinci Tambang
a. Mengguarantee rancangan produk untuk tiap tahun
b. Merancangan bentuk dan geometri (3 s/d 1 tahunan dari tambang. (dan timbunan).
c. Mendapatkan jumlah dan mutu produk
d. Cadangan tertambang : Nisbah kupas periodik
e. Cadangan Terpasarkan
f. Membuat jadwal produksi rinci (3 s.d. 1 tahun)

PERENCANAAN KONSEPTUAL TAMBANG


1. Arti
Conceptual Mine Planning
Perencanaan tambang secara garis besar, ultimate dan hingga mined out yang meliputi
Produk, cadangan tertambang, Nisbah Kupas Overall, bentuk. geometri, interior, urutan
penambangan , peralatan, jadwal produksi hingga umur tambang, tata letak, biaya, dan
kemampu labaan.

2. Tujuan
Adanya acuan untuk mengetahui :
a. Produk yang dapat dihasilkan (Rancangan Produk)
b. Jumlah Cadangan Tertambang dan Nisbah Kupas Keseluruhan
c. Jumlah Cadangan Terpasarkan dan Nilai Tambang
d. Batas Ultimate : Tambang dan Timbunan (L-D)
e. Bentuk Ultimate Tambang dan Timbunan (L-D)
f. Volume Ultimate Tambang dan Timbunan (L-D)
g. Nisbah Kupas (NK overall, NK Pulang Pokok)
h. Tataletak Tambang dan Sarana
i. Luas Lahan yang diperlukan
j. Urut-urutan penambangan dan penimbunan (mulai, arah kemajuan)
k. Jadwal produksi untuk memenuhi permintaan pasar
l. Umur tambang permukaan
m. Alat yang dipakai
n. Biaya investasi, biaya produksi
o. Kemampulabaan
p. Nilai Produk (=Nilai Cadangan)
q. Kelanjutan ke tambang bawah tanah
r. Pemanfaatan lahan pasca tambang
s. Pemeliharaan lingkungan

Data yang diperlukan untuk perencanaan tambang adalah :


1. Data Utama
a. Data Legal (Kuasa pertambangan)
* Batas Koordinat
* Luas
* Keadaan Permukaan (Pemilikan, Pemanfaatan dll.)
2. Data Geologi
* Laporan
* Geologi Permukaan
* Geologi Bawah Tanah
* Model Geologi 3D, peta Geologi
* Lithologi, (Macam batuan, Ketebalan Lapisan )
* Sedimentologi
* Struktur Geologi
- Lipatan
- Patahan
* Petrografi
3. Data Topografi
* Peta Topografi
* Skala 50.000 : 1, 10.000 : 1, 5.000 : 1, 1.000 : 1
* Koordinat
* Garis-Garis Ketinggian ( Kontur)
* Foto Udara
* Citra Satelit
Metode penambangan batubara sangat tergantung kepada :
1. Keadaan geologi daerah antara lain : sifat lapisan batuan penutup, batuan lantai batubara,
struktur geologi
2. Keadaan lapisan batubara dan bentuk deposit

Pada dasarnya dikenal dua cara penambangan batubara yaitu :

1. Tambang Dalam (Underground)

Dilakukan pertama-tama dengan jalan membuat lubang persiapan baik berupa lubang sumuran
ataupun berupa lubang mendatar atau menurun menuju ke lapisan batubara yang akan ditambang.
Selanjutnya dibuat lubang bukaan pada lapisan batubaranya sendiri. Cara penambangannya sendiri
dapat dilakukan :
a. Secara manual, yaitu menggunakan banyak alat yang memakai kekuatan tenaga manusia
b. Secara mekanis, yaitu mempergunakan alat sederhana sampai menggunakan system elektronis
dengan pengendalian jarak jauh

2. Tambang Terbuka

Dilakukan pertama-tama dengan mengupas lapisan tanah penutup. Pada saat ini metode
penambangan mana yang akan dipilih dan kemungkinan mendapatkan peralatan tidak mengalami
masalah. Peralatan yang ada sekarang dapat dimodifikasi sehingga berfungsi ganda. Perlu
diketahui bahwa berbagai jenis batubara memerlukan jenis dan peralatan yang berbeda pula.
Mesin-mesin tambang modern sudah dapat digunakan untuk kegiatan penambangan dengan
jangkauan kerja yang lebih luas dan mampu melaksanakan berbagai macam pekerjaan tanpa perlu
dilakukan perubahan dan modifikasi besar. Pemilihan metode panambangan batubara baik yang
akan ditambang secara tambang dalam ataupun tambang terbuka ditentukan oleh factor :
a. Biaya penambangan
b. Batubara yang dapat diambil (coal recovery)
c. Pengotoran hasil produksi oleh batuan ikutan.

Dalam memperhitungkan biaya penambangan dengan metode tambang terbuka harus termasuk
juga biaya pembuangan tanah penutup batubara sampai pada kemiringan lereng yang seaman
mungkin (slope angle). Perbandingan antara lapisan batuan tanah penutup dengan batubara
merupakan factor penentu dalam memilih metode penambangan, untuk itu perlu dihitung terlebih
dahulu break even stripping ratio, yaitu perbandingan antara selisih biaya untuk penambangan satu
ton batubara secara tambang dalam dan tambang terbuka dibagi dengan biaya pembuangan setiap
ton tanah penutup lapisan batubara.

Contoh :

Suatu rencana penambangan batubara diperhitungkan apabila dilaksanakan secara tambang dalam
memerlukan biaya Rp. 20.000,- setiap tonnya. Apabila dilakukan secara tambang terbuka Rp.
8.000,-, sedang biaya pengupasan tanah penutup pada tambang terbuka adalah Rp. 2.000,- per
tonnya. Stripping ratio antara tambang terbuka yang menghasilkan perbedaan biaya impas (break
even cost) dengan penambangan secara tambang dalam adalah :

20.000 - 8.000
break even stripping ratio = ---------------------- = 6
2.000

Dengan demikian break even stripping ratio adalah 6 : 1, yang berarti bahwa untuk mengambil 1
ton batubara maksimum jumlah tanah penutup harus dibuang adalah 6 ton. Dengan demikian maka
cara penambangannya sudah harus ditinjau kembali karena dianggap secara ekonomis sudah tidak
menguntungkan lagi.

A. METODE PENAMBANGAN SECARA TAMBANG TERBUKA

Kelebihan tambang terbuka dibandingkan dengan tambang dalam adalah :


a. Relative lebih aman
b. Relative lebih sederhana
c. Mudah pengawasannya
Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan metode tambang terbuka,
lebih-lebih setelah digunakannya alat-alat besar yang mempunyai kapasitas muat dan angkut yang
besar untuk membuang lapisan tanah penutup batubara. Dengan demikian pekerjaan pembuangan
lapisan tanah penutup batubara menjadi lebih murah dan menekan biaya ekstraksi batubara. Selain
itu prosentase batubara yang diambil jauh lebih besar dibanding dengan batubara yang dapat
diekstraksi dengan cara tambang dalam. Penambangan batubara dengan metode tambang terbuka
saat ini diperoleh 85% dari total mineable reserve, sedang dengan metode tambang dalam paling
besar hanya 50% saja. Walaupun demikian penambangan secara tambang terbuka mempunyai
keterbatasan yaitu :

a. Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman lapisan batubara
yang dapat ditambang.
b. Pertimbangan ekonomis antara biaya pembuangan batuan penutup dengan biaya pengambilan
batubara

Beberapa tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka tergantung pada letak dan
kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam satu cadangan. Disamping itu metode tambang
terbuka dapat dibedakan juga dari cara pemakaian alat dan mesin yang digunakan dalam
penambangan.

Ilmu Pertambangan merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang meliputi pekerjaan
pencarian, penyelidikan, study kelayakan, persiapan penambangan, penambangan, pengolahan dan
penjualan mineral-mineral atau batuan yang memiliki arti ekonomis (berharga). pertambangan bisa
juga diartikan sebagai kegiatan, teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan
mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan
sampai pemasaran.

Didalam prakteknya pertambangan ini dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :

a. Pertambangan Rakyat yaitu usaha pertambangan bahan galian yang dilakukan oleh rakyat
setempat secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan peralatan sederhana untuk mata
pencaharian sendiri.
b. Pertambangan skala kecil yaitu kegiatan usaha pertambangan yang dikelola oleh masyarakat
setempat maupun koperasi unit desa (KUD).
c. Pertambangan tanpa izin (PETI) yaitu pertambangan yang diusahakan tanpa dilindungi izin
yang syah seperti pertambangan liar.

Pekerjaan utama seorang ahli tambang adalah membebaskan dan mengambil mineral-mineral
serta batuan yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya kemudian membawanya
kepermukaan bumi untuk dimanfaatkan. Adapun kegiatan-kegiatan dasar penambangan sendiri
terdiri dari pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Untuk melaksanakan tugas utama
tersebut dengan sempurna ternyata harus pula melakukan pekerjaan-pekerjaan tambahan atau
pendukung antara lain jalan, disposal, stockpile, drainase, jenjang, reklamasi, keselamatan dan
kesehatan kerja begitu juga dengan pemeliharaan.
Eksplorasi Merupakan kegiatan selanjutnya setelah ditemukannya endapan mineral berharga yang
antara lain meliputi kegiatan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar
rata-rata dan cadangan dari endapan bahan galian tersebut.

Tahapan dalam pekerjaan eksplorasi :

1. Penyelidikan Umum
a. Study Pustaka
*) Keadaan geologi regional
*) Keadaan tektonik
*) Keadaan paleogeography setting
*) Batasan luas daerah kerja
b. Pengecekan dilapangan
*) Mencari singkapan batuan dan batubara
*) Mengambil contoh batuan dan batubara

2. Penyelidikan Pendahuluan
a. Memetakan daerah kegiatan
*) Pemetaan topografi
*) Pemetaan foto udara

b. Interpretasi keadaan geologi


*) Stratigrafi kedudukan batubara
*) Struktur geologi

c. Pemboran
*) Korelasi
*) Hasil perhitungan cadangan
*) Bentuk geometri cadangan
*) Perkiraan kualitas

3. Penyelidikan Detail
a. Pemboran
*) Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
*) Anomaly geologi (sesar)
*) Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)

b. geofisika
*) Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
*) Struktur geologi
*) Bentuk endapan batubara

c. Penentuan metode penambangan

4. Commercial exploration programme

Feasibility Study Merupakan kegiatan untuk menghitung dan mempertimbangkan suatu endapan
bahan galian ditambang dan atau diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan
perencanaan dan perancangan tambang diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan
beberapan informasi :
1. Pendahuluan, ringkasan, pengertian-pengertian
2. Umum : lokasi, iklim, topografi sejarah, kepemilikan, status lahan, transportasi, dll
3. Permasalahan lingkungan : kondisi kini, baku, permasalahan yang perlu dilindungi, reklamasi
lahan, study khusus, perizinan.
4. Faktor geologi : keberadaan endapan, genesa, struktur, mineralogy dan petrografi.
5. Cadangan bahan galian : prosedur eksplorasi, penemuan bahan galian, perhitungan jumlah
cadangan, dan kadar rata-rata.
6. Perencanaan tambang : development, dan eksploitasi
7. Pengolahan : fasilitas ditempat yang diperlukan
8. Bangunan dipermukaan : lokasi dan perencanaan konstruksi
9. Fasilitas pendukung : listrik, pengadaan air, jalan masuk, lokasi tanah buangan, perumahan, dll
10. Karyawan : tenaga kerja dan staff
11. Pemasaran : survey ekonomi terhadap permintaan dan penawaran, harga kontrak jangka
panjang, lahan pengganti, dll
12. Biaya : perkiraan biaya development dan biaya eksploitasi baik langsung tidak langsung dan
biaya keseluruhan, biaya pengolahan, transportasi, peleburan, dll
13. Evaluasi ekonomi : evaluasi cadangan, klarifikasi cadangan dan sumber daya alam
14.Proyeksi keuntungan : perhitungan keuntungan minimal (margin) yang didasarkan pada kisaran
COG dan harga

Tahap perencanaan tambang yaitu :

1. Pengumpulan data, pengolahan data utama dan penunjang


2. Perencanaan tambang
3. Perencanaan penunjang tambang

Tolak ukur teknikal yaitu :


1. Penyebaran geologi (stratigrafi, struktur, dll)
2. Mutu bahan galian (sebaran kadar, kadar yang ditambang, COG, pencampuran)
3. Pembatas geoteknik/geomekanik (kuat tekan, kuat geser, kuat tarik)
4. Pembatas hidrologi, geohidrologi (air tanah, permeabilitas)
5. Pembatas topografi (keterjalan lereng bukit)
6. Pembatas geometri endapan (ketebalan, kedalaman, jarak dan tata ruang)
7. Pembatas cara penambangan dan peralatan yang digunakan
8. Manajemen (proyek, perencanaan, operasi)
9. Teknologi penambangan, pengolahan, dan pemanfaatan

1 Dasar-Dasar minescape

Buku petunjuk ini disiapkan sebagai bagian dari training Minescape. Untuk memahami buku ini,
sebuah copy data telah dipersiapkan. Minescape merupakan software perencanaan tambang
terpadu yang dirancang khusus untuk industri pertambangan mencakup semua aspek informasi
teknis tambang, mulai dari data eksplorasi hingga penjadwal produksi tambang. Core Minescape
mendukung berbagai macam software aplikasi khusus yang memungkinkan anda secara interaktif
membuat dan mengolah model-model geologi tiga dimensi serta desain tambang.

Minescape dirancang untuk digunakan oleh semua profesional tambang termasuk surveyor,
geologist dan mine engineer. Fleksibilitas yang dimiliki oleh Minescape memastikan bahwa
software tersebut dapat digunakan dalam perencanaan tambang jangka pendek dan jangka panjang
untuk tambang batu bara dan bijih. Minescape memiliki interface intuitif yang disebut Graphical
Task Interface (GTI). Interface tersebut menjadikan pekerjaan anda lebih mudah dikerjakan
sehingga lebih efisien dan mengurangi kebutuhan pelatihan.

Minescape dapat dioperasikan dalam platform Windows®.

1.1 Project

Semua pekerjaan dalam Minescape didasarkan pada project–project yang secara umum
disesuaikan dengan operasi tambang atau prospek eksplorasi. Project-project tersebut
memungkinkan pekerjaan dapat dikelola secara logis sehingga memudahkan dalam manajemen
dan pengaksesan. Minescape hanya mengijinkan bekerja pada satu project dalam satu session
meskipun data dari project yang lain dapat diakses. Project tidak dapat diubah selama session
Minescape. Apabila anda ingin mengubah project, anda harus keluar dari project dan pilih project
baru. Beberapa session Minescape dapat dijalankan secara bersama-sama.

1.2 Aplikasi Minescape

Aplikasi Minescape merupakan inti dari sistem Minescape meliputi sistem dasar dari program,
bahasa pemrograman, struktur data, library, tools dan modul-modul yang merupakan bangunan
dari kesesuaian software Minescape. Minescape dapat dikonfigurasikan sesuai dengan berbagai
proses yang ada di site.

1.3 Komponen-Komponen Interface

1.3.1 GTI Window


GTI Window merupakan front-end sistem Minescape yang menyediakan manajemen interface
yang kaya akan features dan secara visual berbeda dari environment Minescape. GTI merupakan
kependekan dari Graphical Task Interface yang terdiri dari base window dan berisi sejumlah Page
yang dapat dikonfigurasikan untuk kebutuhan pemakai yang ditampilkan sebagai tab-tab dalam
tab-deck.
1.3.2 Page
Page merupakan accumulate windows yang menjalankan fungsi-fungsi khusus dan ditampilkan di
dalam GTI window. Hingga 32 Page dapat ditampilkan secara bersama-sama dalam GTI window,
tergantung pada kemampuan RAM, dan sebagainya. Secara umum, page ada dua macam, yaitu:

Minescape Page
Minescape Page menyediakan fungsi-fungsi Minescape (misalnya: modelling). Page work sentral
dari suatu page mampu menampilkan grafik CAD dalam satu atau lebih CAD windows. Sarana
Minescape lainnya dapat juga ditampilkan dalam area ini.

Monitor Page
Monitor page menyediakan layanan pemantauan dan kontrol terhadap modul-modul yang
dijalankan selama session Minescape dan mengkomunikasikan langsung dengan server modul
Minescape. Page work sentral dari Monitor Page menampilkan modul-modul menurut batch yang
ingin dijalankan. Informasi lengkap untuk setiap modul dapat diperoleh dengan mudah. Page
tersebut juga meliputi kontrol-kontrol untuk melihat, jeda, mengakhiri dan memulai eksekusi
modul dan berinteraksi dengan modul server.

1.3.3 CAD Window


CAD window menampilkan grafis 3D CAD dari Minescape (Computer Aided Design). Subsistem
CAD GTI memadukan bahasa pemrograman dengan arsitektur client/server sehingga dapat
menyediakan fasilitas edit dan management data grafis secara menyeluruh.

1.3.4 Form
Form merupakan window tersendiri yang menampilkan parameter dan data yang relevan untuk
mengoperasikan Minescape secara khusus serta memungkinkan anda untuk melihat, memanipulasi
parameter secara interaktif dan menyerahkan modul-modul tersebut untuk dijalankan.

1.3.5 Bahasa Pemrograman


MPL
Minescape Programming Language atau MPL merupakan bahasa pemprograman aplikasi tingkat
tinggi untuk program-program penulisan (dikenal dengan user commands) yang berinteraksi
dengan data dan modul-modul Minescape. MPL terdiri dari fungsi spesialis yang secara internal
dikenal dengan MPL verbs.

ActionMPL
ActionMPL merupakan kemasan gambar derivatif dari MPL standar yang memungkinkan
program-program (yang dikenal sebagai action) ditulis dengan menghubungkan interface
Minescape dan fungsionalitas dasar. ActionMPL verbs dapat direferensikan di dalam program
sehingga memberikan kemudahan akses terhadap banyak feature Minescape.

1.3.6 Modules
Modules merupakan program khusus Minescape untuk membuat, mengimpor, mengekspor dan
menampilkan data yang kompleks. Modul tersebut dijalankan untuk memproses data-data yang
kompleks dan memerlukan banyak memori seperti modelling, pembuatan contour dan
penghitungan volume. Secara eksternal semua model dijalankan dari interface Minescape GTI baik
di dalam foreground ataupun background melalui modul server yang tersedia. Dengan
menjalankan modul-modul tersebut dalam background, anda dapat terus menggunakan interface
grafis secara bebas dari berbagai overhead yang berhubungan.

1.3.7 Libraries dan Tools


Minelib
Minelib adalah suatu mining yang berorientasi pada kegunaan library dan menyediakan sebuah
API untuk:
• Management data surface.
• Management data grid.
• Management data tabel dan editing spread sheet.
• Database Mining block.
• Coordinat Geometry dan Graphics Output (COGO) tools.

1. PERENCANAAN

Perencanaan (planning) adalah penentuan persyaratan teknik untuk mencapai tujuan dan sasaran
kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis pelaksanaannya. Oleh sebab itu perencanaan
merupakan gagasan pada saat awal kegiatan untuk menetapkan apa dan mengapa harus dikerjakan,
oleh siapa, kapan, di mana dan bagaimana melaksanakannya. Perencanaan tambang (mine
planning) dapat mencakup kegiatan-kegiatan prospeksi, eksplorasi, studi kelayakan (feasibility
study) yang dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), persiapan
penambangan dan konstruksi prasarana (infrastructure) serta sarana (facilities) penambangan,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Bila
industri pertambangan yang bersangkutan melakukan kegiatan terpadu, maka akan mencakup pula
pengolahan (mineral dressing / mineral benefication), peleburan (smelting), pemurnian (refining)
dan pemasaran (marketing).

Ada berbagai macam perencanaan antara lain :


a. Perencanaan jangka panjang, yaitu suatu perencanaan kegiatan yang jangka waktunya lebih
dari 5 tahun secara berkesinambungan.
b. Perencanaan jangka menengah, yaitu suatu perencanaan kerja untuk jangka waktu antara
1 – 5 tahun (lihat gambar 2, 3 dan 4).

c. Perencanaan jangka pendek, yaitu suatu perencanaan aktivitas untuk jangka waktu kurang
dari setahun demi kelancaran perencanaan jangka menengah dan panjang.
d. Perencanaan penyangga atau alternatif ; bagaimanapun baiknya suatu perencanaan telah
disusun, kadang-kadang karena kemudian terjadi hal-hal tak terduga atau ada perubahan data
dan informasi atau timbul hambatan (kendala) yang sulit untuk diatasi, sehingga dapat
menyebabkan kegagalan, maka harus diadakan perubahan dalam perencanaannya.

2. PERANCANGAN

Rancangan (design) adalah penentuan persyaratan, spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci
dan pasti untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta urutan teknis pelaksanaannya. Di
Industri pertambangan juga dikenal rancangan tambang (mine design) yang mencakup pula
kegiatan-kegiatan seperti yang ada pada perencanaan tambang, tetapi semua data dan
informasinya sudah rinci.

Pada umumnya ada dua tingkat rancangan, yaitu :


a. Rancangan konsep (conceptual design), yaitu suatu rancangan awal atau titik tolak
rancangan yang dibuat atas dasar analisis dan perhitungan secara garis besar dan baru
dipandang dari beberapa segi yang terpenting, kemudian akan dikembangkan agar sesuai
dengan keadaan (condition) nyata di lapangan.

b. Rancangan rekayasa atau rekacipta (engineering design), adalah suatu rancangan lanjutan
dari rancangan konsep yang disusun dengan rinci dan lengkap berdasarkan data dan informasi
hasil penelitian laboratoria serta literatur dilengkapi dengan hasil-hasil pemeriksaan keadaan
lapangan.

Rancangan konsep pada umumnya digunakan untuk perhitungan teknis dan penentuan urutan
kegiatan sampai tahap studi kelayakan (feasibility study), sedangkan rancangan rekayasa
(rekacipta) dipakai sebagai dasar acuan atau pegangan dari pelaksanaan kegiatan sebenarnya
di lapangan yang meliputi rancangan batas akhir tambang, tahapan penambangan (mining
stages/ mining phases pushback), penjadwalan produksi dan material buangan (waste).
Rancangan rekayasa tersebut biasanya juga diperjelas menjadi rancangan bulanan, mingguan
dan harian.
Eksploitasi Merupakan kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis
yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Beberapa
tahapan kegiatan penambangan secara garis besar adalah :
1. Pembabatan (clearing)
2. Pengupasan tanah penutup (stripping)
3. Penggalian bahan galian (mining)
4. Pemuatan (loading)
5. Pengangkutan (hauling)
6. Penumpahan (waste dump)

Faktor-faktor dalam pemilihan system penambangan yaitu :

1. Sifat keruangan dari endapan bijih


a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)
b. Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
c. Posisi (miring, mendatar atau tegak)
d. Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi geologi dan hidrologi


a. Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
b. Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
c. Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
d. Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi
3. Sifat geomekanik

a. Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)


b. Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas, lengas
bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonnage dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktifitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Faktor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
c. Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi/penyebaran pekerjaan

Dasar dalam pemilihan metode penambangan yaitu :


1. Stripping Ratio (SR)

Yaitu berapa jumlah waste (tanah buangan baik O/B maupun batuan samping) yang harus
dibuang/disingkirkan untuk memperoleh 1 ton endapan bijih sampai pada ultimate pit limit.
Jumlah Waste (m3/ton)
SR = -------------------------------------
Jumlah Ore (m3/ton)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih kecil (Tamka)
SR > 1 = Ongkos pengupasan lebih besar (Tamda)
SR = 1 = Bisa Tamka/Tamda

2. Break Even Stripping Ratio (BESR)

Yaitu perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan O/B.


Cost penggalian bijih
BESR = ---------------------------------------
Cost pengupasan OB

Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open pit yaitu overall
stripping ratio.
BESR-1 > 1 = Tamka
BESR-1 < 1 = Tamda
BESR = 2 = Bisa Tamka/Tamda

Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tamka, maka dalam rangka pengembangan rencana
penambangan tiap tahap digunakan istilah economic stripping ratio (BESR-2).
Recovable value/ton ore - Production cost/ton ore
BESR-2 = -----------------------------------------------------------------------------
Stripping cost/ton ore

BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang disingkirkan untuk memperoleh 1 ton
ore agar tahap penambangan ini masih memberikan keuntungan (max allowable stripping ratio)
dan untuk menentukan batas pit (pit limit).

Prospeksi Merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian dan atau penemuan endapan mineral
berharga yang merupakan tahap awal eksplorasi pada suatu daerah berdasarkan data geologi,
geokimia dan geofisika. Secara umum aliran kegiatan industri pertambangan dimulai dengan
tahapan prospeksi yang kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi. Tahapan ini mempunyai resiko
yang sangat tinggi (high risk), karena berhubungan dengan resiko geologi. Pada saat memasuki
tahapan pre-studi kelayakan (prefeasibility study) sampai dengan tahapan studi kelayakan
(feasibility study), resiko kegagalan mulai diperkecil.

Kegiatan eksplorasi menurut UU No. 11 tahun 1967 berupa penyelidikan geologi pertambangan,
yang berarti suatu penerapan ilmu geologi terhadap operasi penambangan. Dasar suatu operasi
penambangan ialah kepastian geologi dan ekonomi tentang adanya suatu kuantitas (tonase atau
volume) bahan galian, yang disebut sebagai cadangan.

Kepastian dari segi ilmu geologi itu antara lain berkenaan dengan :

1. Keanekaragaman mineral yang ada dalam bahan galian,


2. Perubahan kandungan mineral bijih akibat struktur atau lingkungan geologi, dan
3. Kemungkinan geologinya adanya sejumlah cadangan lain di tempat sekitar letakan yang sudah
diketahui.

Sedangkan kepastian ekonomi, yang datanya berdampak terhadap ongkos penambangan,


ditentukan antara lain oleh dimensi-dimensi letakan bahan galian dipermukaan maupun bawah-
permukaan, variasi kuantitas terhadap kualitas, keanekaragaman sifat teknis batuan dan sifat aliran
air-tanah, serta daya dukung batuan terhadap limbah. Komoditas sumberdaya alam umumnya dan
khususnya komoditas sumberdaya mineral, merupakan barang nyata yang dapat memenuhi segera
permintaan pasar dan dapat diukur dengan nilai uang.

Sedangkan cadangan bijih atau mineral belum merupakan barang nyata, meskipun informasi
cadangan dalam prakteknya dapat diperdagangkan, dan tidak termasuk komoditas sumberdaya
mineral. Sesudah sumberdaya mineral diambil dari kedudukan alaminya, maka ia menjadi
komoditas sumberdaya mineral. Contoh komoditas sumberdaya mineral misalnya ialah logam
aluminium, batubara bersih yang telah ditambang.
Dalam pelaksanaannya, eksplorasi seperti disebut dalam UU tahun 1967 didahului oleh adanya
suatu kegiatan yang disebut sebagai Penyelidikan Umum. Penyelidikan umum ini disebutkan
sebagai penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan, perairan, dan dari udara,
segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-tanda
adanya bahan galian pada umumnya. Adanya letakan bahan galian yang ditetapkan pada
penyelidikan umum lebih lanjut diteliti secara seksama pada tahap eksplorasi.

Perhitungan SR

Dasar Perhitungan SR secara manual

Siapkan data bor dan topografi yang akan dirhitung nilai SRnya
Cari titik mana saja yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan

Buat coal Contur


Coal Contur hanya bisa bibuat untuk batubara yang masih satu seam. Prediksi batubara yang satu
seam ada banyak cara, cara termudah adalah yang nilai elevasinya mendekati atau bisa juga
dengan ciri khusus seperti kandungan sulfur.

Tarik Garis Crop Line

Merupakan perpotongan contur batubara dan contur topografi yang mempunyai elevasi yang sama
(titik dimana batubara tersingkap/habis)

Buat Isopac Contur

Merupakan khayal perpotongan antara contur batubara dengan kelipatan dari nilai Isopacnya.
Misal :
Isopac 5 berarati contur bb 20 vs contur topo 25 (selisih 5)
Isopac 10 berarti contur bb 20 vs contur topo 30 (selisih 10)
Isopac 15 berarti contur bb 20 vs contur topo 35 (selisih 15)
Sedangkan crop line dianggap sebagai isopac 0

Buat Bottom Bench

Bottom bench dihitung dengan rumus :

Nilai Isopac : 2
--------------------
Ketebalan rata2

Misal Ingin SR 10 10 = ( X / 2 ) : 1
1 adalah ketebalan rata2
X = ( Nilai SR x 2) : ketebalan rata2
= ( 10 x 2 ) : 1 = 20

Membuat Top Bench

Pengambilan jarak Top Bench dihitung dengan rumus :

contur topo – coal contur


-------------------------
10
Hasil dari hitungan menunjukan berapa jarak top bench dari bottom nya. Caranya tarik garis tegak
lurus dengan garis bottom bench dengan jarak yang sudah dihitung.

Buat Poligon Daerah Pengaruh

Poligon daerah pengaruh diambil jarak atar bor dibagi dua dan selanjutnya ditarik garis tegak lurus
hingga memotong garis daerah pengaruh titik bor yang lain. Fungsi dari poligon daerah pengaruh
ini adalah sebagai dasar perhitungan SR yang diambil dari ketebalan batubara daerah itu.
Perhitungan Luas, Volume & Tonage
Perhitungan disisni ada tiga macam :
a. OB Volume : dihitung disetiap kotak dengan batas poligon daerah pengaruh, crop line, bottom
bench, dan isopac contur
b. Coal Tonage : dihitung dari luas OB x tebal bb x kostanta x berat jenis
c. OB Bench Volume : dihitung disetiap kotak dengan batas isopac contur, bottom bench, top
bench, dan poligon daerah pengaruh.

Contoh Perhitungan
OB Potensial ( belom terpengaruh oleh OB bench )

BOR RBR 386 (poligon 1)


0 – 5 (2,5) = 820 = 2050

5 – 10 (7,5) = 740 = 5550

10 – 15 (12,5) = 190 = 2375

Isopac Luas 1750 Vol 9975

Coal Tonage = 1750 x 0,8 x 0,85 x 1,30


= 1601,6
SR = V/C = 9975/1601,6 SR = 6,22
V = Volume C = coal thick (0,80) Kostanta = 0.85 (mutlak untuk semua batubara)

Ini baru hasil dari pengukuran satu daerah poligon pengaruh, hitung juga di bor2 yang lain (daerah
pengaruh yang lain)

Hasil Sementara OB Potensial

Jumlahkan Seluruhnya baik OB, Luas dan Tonase Batubara disemua poligon pengaruh
SR = OB/Coal Tonage = 539312
46205,47 SR = 11.67

Luas = 68525 = 6.85 ha

Tca (Total Coal Average)

Jumlah semua ketebalan batubara : Jumlah titik bor = 0.66 m

OB Bench
Sama seperti dalam menghitung OB biasa

BOR RBR 386 (poligon 1)


0 – 5 (2,5) = 160 = 400
5 – 10 (7,5) = 90 = 675
10 – 15 (12,5) = 480 = 600
15 – 20 (17,5) = 230 = 4025

Isopac Luas 960 Vol 111000

Coal Tonage
= 960 x 0,8 x 0,85 x 1,30
= 868.64

Ini baru hasil dari pengukuran satu daerah poligon pengaruh, hitung juga di bor2 yang lain (daerah
pengaruh yang lain)
Hasil Sementara OB Bench
Jumlahkan Seluruhnya baik OB, Luas dan Tonase Batubara disemua poligon pengaruh
Kostanta bench = 90 : (90 - <bench)
90 : (90 – 45) = 90 : 45 = 2
Kostanta bench akan berubah jika sudut lereng berubah

Jumlah volume semua poligon


OB Bench = -----------------------------------
Kostanta bench
81951 bcm : 2 = 40975.5

Hasil Akhir

Coal = 46205.47 bcm

Total OB = OB potensial + OB Bench


539312 + 40975,5
580287.5 bcm

580287.5
SR = ---------- = 12.55
46205.47

Luas = 68525 + 8150 = 76675 = 7.66 Ha

Contoh Gambar Perhitungan SR Manual

Menghitung Volume di surpac


Data yang diperlukan :
Original DTM (sebagai permukaan atas)
Progres DTM (sebagai permukaan bawah)

Boundary (sebagai batas perhitungan yang diinginkan


Dalam Surpac Vision Perhitungan Volume ada 3 macam

Cut and Fill between DTMs

Perintahnya: Volume / Cut and Fill between DTMs

Net Volume between DTMs

Perintahnya : Volume / Net Volume between DTMs

By elevation from section

Tapi cara yang sangat jarang dipakai


Penaksiran Cadangan

I. PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN DAN DEFINISI


Kegiatan perhitungan cadangan :
a. Setelah tahap eksplorasi
b. Sebelum terhadap persiapan penambangan.

Dilakukan bila : batas reserves dan resources harus jelas, dasarnya keadaan geologi, ekonomi,
ketentuan hukum dan kebijaksanaan pemerintah.

Sumber Daya (Resources) :


a. Akumulasi/ longgokan zat pdt, cair, gas.
b. Terbentuk secara alamiah
c. Terletak di dalam / permukaan bumi
d. Terdiri dari satu jenis / lebih komoditas
e. Dapat diperoleh secara nyata dan bernilai ekonomi.

Cadangan (Reserves) :
1. Bagian dari sumberdaya
2. Teridentifikasi dr komoditas mineral ekonomi.
3. Dapat diperoleh dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum / kebudayaan pada saat itu.

B. RUANG LINGKUP PENAKSIRAN CADANGAN

Kegiatan pertambangan :
1. Prospeksi
2. Ada Tidak
3. Eks Pendahuluan
4. Eksplorasi Detil Eksplorasi Stop
5. Eksplorasi Lanjut
6. Analisis & PENAKSIRAN CADANGAN
7. Evaluasi
8. Studi Kelayakan
9. Tidak layak Layak
10. Stop Development
11. Penambangan
12. Pengolahan/ekstraksi
13. Pemasaran.

Eksplorasi menurut Mc Kinstry HE dan Alan M Bateman :


dr mencari suatu prospect (reconnaissance) sampai evaluasi dari prospect tsb, perluasan lokasi
disekitar daerah penambangan.

Tujuannya :
1. Penemuan geologis endapan min bernilai ek.
2. Mengetahui uk, btk, kddkn, sifat dan nilai dr end min.

Kegiatan lapangan utk memperoleh data guna Penaksiran Cadangan :


1. Observasi lapangan : gambaran praktis, kondisi dan keadaan dilapangan, pengambilan data
geografi dan demofrafi.
2. Pemetaan : tdk mutlak dilaksanakan. Utk mengetahui topografi, bentang alam, lereng awal. Jk
telah tersedia peta mk hanya ploting.
3. Pengambilan Conto : berupa : air, tanah, endapan, tumbuh-tumbuhan, udara, float, masukan dlm
kantong sesuai dgn metodanya.
4. Pengambilan data Geologi : melalui studi literature, pengecekan lap terutama bentang alamnya.
5. Pengolahan Data : dilap (pengecekan mudah) atau dikirim ke kantor termasuk pekerjaan studio,
uji lab dan analisis.

Ruang Lingkup Pekerjaan Penaksiran Cadangan :


1. Menentukan cad raw material (satuan berat/ volume)
2. Menetukan cad end min/logam (berat)
3. Menentukan klasifikasi cadangan.

C. PERKEMBANGAN PENAKSIRAN CADANGAN

Ditentukan oleh :
Perkembangan pengetahuan dan teknologi.

Pengetahuan :
1. Pengetahuan geologi (teori, data geologi semakin luas).
2. Pengembangan inventarisasi bg semakin detil.
3. Pengembangan matematik (cubic spline)
4. Pengembangan pengetahuan statistik (geostatistik).

Teknologi :
1. Perkembangan teknologi geofisika, kamera, scanning electrical microscope, pemboran inti,
informatika.

II. ENDAPAN BAHAN GALIAN DAN CADANGAN

Endapan Bahan Galian dikelompokan dgn istilah :


1. Penggolongan : kep negara -- penekanan nilai ekonomi dan usaha.
2. Klasifikasi : penekanan pd geologi endapan

Cadangan dikelompokan dgn istilah :


1. Klasifikasi : berdasarkan ekonomis dan geo end.

A. PENGGOLONGAN BAHAN GALIAN

Pemerintah menetapkan UU dan PP :

1. UU No 11 th 1967 ttg Ketentuan Pokok-pokok Pertambangan Bab II pasal 3 ayat 1, bg dibagi


atas 3 golongan :

a. Gol Bahan Galian Strategis (A) : utk pertahanan dan perekonomian negara.
Cth : minyak bumi, batubara, uranium, nikel, timah.

b. Gol Gol Bahan Galian Vital (B) : menjamin hajat hidup orang banyak.
Cth : besi, bauksit, emas, arsen, yurium, berillium, kriolit, yodium.

c. Gol Gol Bahan Galian yg tdk termasuk gol A & B : tdk langsung mempengaruhi hajat
hidup org banyak, baik sifat maupun jmlnya.
Cth : nitrat, asbes, yarosit, permata, psr kuarsa, batuapung, marmer, batu kapur, granit.

2. PP No 27 Th 1980 ttg Penggolongan BAHAN GALIAN


a. Nilai strategis/ekonomi bahan galian thd negara
b. Terdptnya bahan galian di alam (ganesa)
c. Penggunaan bahan galian bg industri
d. Pengaruh thd kehidupan rakyat banyak
e. Pemberiaan kesempatan pengembangan dan pengusahaan.
f. Penyebaran pembangunan daerah.

B. KLASIFIKASI ENDAPAN BAHAN GALIAN

Klasifikasi utk menentukan met PC berdasarkan : Homogenitas end, penyebaran kadar, btk
geometrinya. Diklasifikasikan Mjd 3 :

1. EBG A/ Simple Geometri.

Koefisien variasi yg rendah, dirinci mjd 2 jns :


a. Simple Grade Distribution.
Mis : end Batubara, besi, bauksit, nikel laterit dan tembaga stratabound.
b. Complex Grade Distribution
Mis : End tembaga disseminated, emas stockwork dan emas witwatersrand.

2. EBG B : Complex Geometri – Simple Grade Distribution.

Koefisian variasi rendah.


Mis : end base metal dgn btk geometri kompleks.

Ciri-ciri Endapan kategori in adalah :


1. Kadar homogen dan factor geometri kompleks
2. Kadar pada batas endapan sangat bervariasi.
3. Analisis variografi perlu sebelum perhit geostatic.
4. Hasil Perhitungan umumnya berbeda setelah ditambang perlu dikoreksi berdasarkan
pengalaman penambangan.
5. Interpretasi geologi penting dlm penentuan bts cadangan.
6. Kadar yang tinggi perlu dikelola tersendiri.

3. EBG C : Complex Geometri- Complex Grade Distribution


Koefisien variasi tinggi
Mis : endapan emas di Kalgoorlie Kanada.
Ciri-ciri End kategori ini :
1. Bentuk geometri kompleks
2. Kadar pada batas endapan sangat bervariasi
3. Kadar pada tubuh bijihnya sendiri juga bervariasi sekali.
4. Pengambilan conto dan interpretasi geologi sangat penting
5. Asumsi-asumsi subyektif geologi memegang peranan penting
6. Umumnya metoda konvensional hasilnya relatif tepat.
7. mining factor umumnya tdk memuaskan
8. Estimasi local tergantung dr grid pengambilan conto.

C. KLASIFIKASI CADANGAN

1. Inggris (Institution of Mining & Metallurgi, London, 1902)

a. Cadangan Terukur (Proved).


Disebut positive dan visible. Semula (1902) adl end min yg dieksplorasi dgn pengambilan
conto 2,3 atau 4 sisi blok tambang. Kmd 1912 mjd end min yg dibagi beberapa blok, blok
dibatasi 3 atau 4 sisi pengambilan conto. Cad dpt diperkirakan dgn baik tanpa thp konstruksi.

b. Cadangan Boleh Jadi (Probable)


Apbila end min tsb dibatasi 2 atau 1 sisi pengambilan conto dan perluasannya berdasarkan
unsur2 yg dpt diperkirakan.
c. Cadangan Terduga (possible)
Dikategorikan berdasarkan bbrp asumsi terdptnya end min.

2. Rusia (Mining Institute of the Soviet Academy of Sciences, 1960)

Bedasarkan prosentase kesalahan yg diijinkan :


Utk kategori :
A = 15-20 % C-2 = 60-90%
B = 20-30% C-1 = 30-60%
3. Amerika (USBM & USGS)

a. Bijih Terukur (Measure Ore )


Tonase dihitung berdasarkan dimensi singkapan, parit, penelitian dan lubang bor. Kadar
dihitung berdasarkan pengambilan conto scr detil. Kondisi geologi juga diperhitungkan
(struktur, ukuran, bentuk dan mineral). Kesalahan yg diperbolehkan tdk lebih dari 20 %.

b. Bijih Teridentifikasi (Indicated Ore)


Tonase dan kdr dihit sebagian berdasarkan pengukuran scr spesifik, pengambilan conto dan
data produksi, lainnya dgn jarak proyeksi data geologi.

c. Bijih Tereka (Inferred Ore)


Tonase dan kadar dihitung berdasarkan perkiraan dan pengetahuan tentang karakteristik
geologi secara umum, sebagian kecil dari pengambilan conto/ hasil pengukuran.

4. Mc Kelvey 1973 :
a. Terukur (Measured)
b. Terindikasi (Indicated)
c. Tereka (Inferred)

a. Sumber daya (resources) :

Onggokan alamiah dari zat padat, cair atau gas yang terdapat dialam, mengandung 1 jenis/
lebih komoditas, diharapkan diperoleh nyata dan bernilai ekonomis.

b. Sumber daya teridentifikasi (identified resources)


Endapan min diketahui nyata baik jenis, btk, kddkn, atau kuantitas dan kualitasnya.

c. Sumber daya tak teridentifikasi (undiscovered resources)


Zona endapan mineral yg belum diketahui secara nyata baik bentuk, kddkn maupun kuantitas
dan kualitasnya.

d. Cadangan (reserves)
Bagian dari Sumber daya teridentifikasi dr suatu komoditas min yang ekonomis dan tidak
bertentangan dgn ketentuan hk dan keb pd saat itu.

e. Sumber daya teridentifikasi sub ekonomi ( identified sub economic resources)


Sumber daya yang dapat menjadi cadangan dengan perubahan ekonomis, harga, tek serta tdk
bertentangan dengan ketentuan hk/ keb pada saat itu.

f. Cadangan terunjuk (demonstrated)


Sumber daya teridentifikasi, tonase dan kadarnya diketahui dari pengukuran nyata,
pengambilan conto, data produksi terperinci dan proyeksi data geologi.

g. Cadangan Terukur (measured)


Cadangan yang kuantitasnya dihitung berdasarkan hasil pengukuran nyata.

h. Cadangan teridentifikasi (indicated)


Cadangan / Sumber daya mineral, tonase dan kadarnya sebagian berdasarkan perhitungan
dari pengambilan conto atau dari data produksi.

i. Cadangan tereka (inferred)


Cadangan atau sumber daya mineral yang diperhitungkan kuantitasnya berdasarkan
pengetahuan keadaan geologi.

j. Sub marginal
Sumber daya sub ekonomi yg dpt bernilai ek/ menguntungkan, apabila keadaan harga
komoditas tersebut pada tekanan yang menguntukan atau karena kemajuan tekanan sehingga
mengakibatkan penekanan biaya penambangan dan pengolahannya.

k. Para Marginal
Sumber daya sub ekonomi yg berbatasan langsung dgn cad bernilai ek menguntungkan.

l. Sumber daya hipotetik ( hypothetical resources)


Sumber daya tdk teridentifikasi, diharapkan menjadi zona pengembangan endapan mineral
teridentifikasi.

m. Sumber daya spekulatif (speculative resources)


Sumber daya tak teridentifikasi, masih memungkinkan ditemukan pada zona geologi dari
sumber daya yang telah diketahui. Indonesia mengeterapkan klasifikasi cadangan Mc Kelvey
karena : dianggap paling detil, pertimbangan geologi dan ekonomi, wawasannya luas tentang
klasifikasi cadangan.

Dasar Klasifikasi :
a. Kenaikan tk keyakinan geologi
b. Kenaikan tk kelaksanaan ekonomi.

III. DASAR-DASAR PENAKSIRAN CADANGAN

A. PENGAMBILAN CONTO

Definisi :
Proses pengambilan sejml kecil dr populasi2 (gas, cairan, padatan, tumbuhan) mewakili sifat fisik
dan kimia.

Tujuan :
Ada tdknya ebg (prospeksi), btk, kdr dan kddkn (eksplorasi), perhitungan cadangan.

Metoda :
Tergantung sifat fisiknya, lokasi, alat, tenaga (manual, mekanis) dan biaya.

4 Komponen Utama pengambilan Conto (Spero Carras) :


1. Komponen Statistik : angka/jml pengambilan individu massa.
2. Komponen Geologi : orientasi jml pengambilan conto.
3. Komponen Fisik :
a. Proses fisik : matabor, preparasi, peralatan, metoda.
b. Sifat fisik : sifat populasi, batuan, tanah, air, gas.
4. Komponen kimia : proses kimia, pengujian akhir conto.

Metode pengambilan conto manual :


Channel, chip, broken ore, grab, bulk

Metode pengambilan conto mekanis :


Core, cutting

Metode pengambilan conto dilihat dari materinya :


Rock, stream sedimen, water, vapor, soil, placer, vegetasi.

Pola pengambilan conto tergantung sifat fisik conto dan top :

1. Tdk berpola : cairan, gas, tumbuh2an, permukaan bergelombang/ relief kasar.


2. Dapat Berpola : material lepas (placer) dan batuan, perm kasar.

B. PENENTUAN DAERAH PENGARUH.


Berlaku utk : conto material, tanah, batuan.
Tidak utk : conto air, gas, tanaman.

Pedoman untuk menentukan batas daerah pengaruh :


a. Pedoman pembagi grs tgk lrs yg membagi 2 dgn jarak yg sama antara 2 ttk terdekat.
b. Pedoman membagi 2 sdt dan disebut juga dgn pedoman gravitasi.

Grs Berat/ Tgk Lurus : Conto btk ttk.


Grs Berat : Conto btk grs :

C. INTERPRETASI DAERAH PENGARUH.

Erat hub dlm penentuan batas2 daerah pengaruh. Berdsrkan obyeknya, interpretasi dibagi mjd :
1. Interpretasi Analitis
Dilakukan dgn 2 pedoman yaitu :
a. Pedoman perubahan bertahap (rule of gradual changes)
Dilakukan dgn prosedur matematik dan prosedur grafis. Ke2nya sama2 menggunakan fungsi
linear. Scr numeric perubahan kondisi end min dianggap sama disepanjang grs lrs
penghubung 2 ttk conto. Diterapkan utk kdr, brt, luas, vol dan tonase.
b. Pedoman ttk terdekat (rule of nearest points) atau pengaruh sama (equal influence)
Nilai ttk diantara 2 ttk pengamatan dipertimbangkan tetap atau sama dgn nilai ttk didekatnya.

2. Interpretasi Natural / Intrinsic


Dilakukan thd criteria geologi teknologi dan ekonomi.

3. Interpretasi empirik
Berpedoman pd hsl2 penelitian atau pengamatan sebelumnya dan dianggap = lokasi yg sedang
diteliti / diamati.

D. EKSPLOARSI DAERAH PENGARUH

Ttk yg terpisah dpt diekstrapolasi dgn pedoman ttk terdekat. Jari2 bts ditentukan setengah jarak
ttk2 terdkt. Ekstrapolasi juga dpt diterapkan pd suaru block yg dibentuk oleh 4 ttk.

E. TEBAL SEMU & TEBAL SEBENARNYA

Btk geometri end min sangat diperlukan.


Unsur Asumsi, interpretasi dan melakukan perhitungan.
Unsur utama perhitungan cadangan adl ketebalan, panjang, lebar dan pengamatan kadar serta
faktor tonase.
Asumsi Penggambaran 3 dimensi :
Pd sketsa horizontal yg tergambar adl kedlmn vertical sedang pd sketsa ver yg tergambar adl
kedlmn hor. Kedlmn atau ketebalan sesungguhnya adl jarak miring pd bidang dgn kemiringan/ dip
endapan min tsb. Ketebalan yg diukur dr pemboran adl ketebalan semu, krn diukur miring thd
strike sesungguhnya dan dip sesungguhnya dari endapan min.

F. PENGUKURAN DAN PERHIT. LUAS

1. Pengukuran dgn Planimeter


Berulang2 min 2X. Jk selisih pembacaan 1 dan 2 <2% mk nilai rata2 dibenarkan.

2. Pengukuran dgn Template


Menggunakan pola segiempat, ttk dan grs2 sejajar. Jml segi4/ ttk/ grs sejajar pd endapan min,
kalikan dgn skala tiap 1 unit luasannya.

3. Perhitungan Geometri
Luas end min dibagi dlm bbrp btk geometri segi3, segi4, belah ketupat/ trapezium, jml dan
kalikan dgn skala.

4. Penjumlahan Bbrp Luasan Seragam


a. Rumus Trapezoidal
Luas daerah yg akan dihit, dibtk oleh bbrp btk trapezium dan scr berurutan sbg berikut :

L = (A1+A2) h + (A2+A3) h +…
2 2

b. Rumus Simpson
Rms ini mengamsumsikan bahwa bts2 dr setiap penampang diwakili oleh lengkung
parabolic yg melewati ttk2 yg berurutan.
L = 1/3h (A+2Σ Aganjil + 4Σ Agenap + A2)

c. Rumus Gabungan Trapezoidal dan Simpson


L = h [(A1+An) + A2+A3+A4+…+An-1]
2

d. Metoda Ambil dan Buang

G. PERHITUNGAN VOLUME
1. Cara Sederhana:
- Perkalian P x L x T
- Perkalian Luas x T
- Perkalian Luas dan jarak antar penampang.

2. Rumus 2 penampang (End Area)


Apabila L1 dan L2 relatif sama, jk luasnya berbtk ling mk akan menyerupai btk silindris
V = t (L1+L2)/2

3. Rumus Gabungan Penampang


Utk bbrp penampang L1,L2,…Ln dgn perbedaan yg tdk jauh / hampir sama
V= (L1x2L2x2L3+2L4+….+An)t/2

4. Rumus Kerucut (cone)


V= t . L1/3

5. Rumus Baji (Wedge)


Apabila salah satu penampang dianggap grs shg dpt dikatakan btknya membaji.
V = t L1/2

6. Rumus frustum
Seperti kerucut terpancung, perbedaan dgn silindris terletak pada perbedaan luas L1 dan L2
yaitu L1 = < 0,5 L2
V= t/3 (L1+2L2+ L1.L2)

7. Rumus Prismoidal
Pada endapan yg menyempit/ mengembang, Lm adl luas rata2 penampang tambahan
konstruksi dlm.
V = t/6 (L1+4Lm+L2)

H. CUT OF GRADE (COG)


Kadar terendah yang masih menguntungkan untuk ditambang.
Mixing dpt dilakukan pd kualitas rendah dan tinggi.
Pertimbangan ekonomis, menentukan batas cadangan. Dibawah COG tidak dikategorikan
cadangan. Ttp SDM.

G. ULTIMATE PIT SLOPE


Pertimbangan teknis, kemiringan/bts luar tambang yg tetap stabil dan menguntungkan.
Pengaruhnya pd eksplorasi lanjut, thp evaluasi dan thp persiapan. Didasarkan pada:

1. BESR (Break even striping Ratio) yg diperkenankan.


BESR : perbandingan antara nilai dr bg yg berhasil ditambang, biaya penambangan dan biaya
yg dikeluarkan utk pengupasan lap penutup.

Economic Striping Ratio


BESR = (A - B)/C
A = Nilai endapan min (Rp/ton bg)
B = Biaya penambangan (Rp/ton bg)
C = Biaya kupas lap penutup (Rp/ton lapisan penutup)
A – B > C maka untung

Overal Striping Ratio


A = biaya TAMBANG BAWAH TANAH, B = biaya Tamka
BESR > 1 Tamka < 1 TAMBANG BAWAH TANAH =1 bisa keduanya

2. Sifat fisik dan sifat mekanik batuan (tekan, tarik, geser)


3. Struktur geologi (sesar, kekar, bidang geser, bidang perlapisan)
4. Air tanah, unsure kimia batuan dan waktu yg dibutuhkan.

J. PILAR TAMBANG BAWAH TANAH


Pada tahap eksplorasi lanjut, ev dan thp persiapan pilar akan mengurangi jml cadangan yg telah
dihitung.

K. PERATAAN DAN PEMBOBOTAN KADAR

Reklamasi Tambang

Reklamasi Merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang telah rusak baik
itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara
penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan
tersebut.

Beberapa istilah penting yang berhubungan dengan reklamasi yaitu :

1. Lingkungan hidup (environment)


Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup; termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan
manusia dan mahluk hidup lainnya.

2. Lingkungan tambang (mine environment)


Keadaan lingkungan di wilayah tambang yang unsur-unsurnya meliputi antara lain :
kelembaban, debu, gas, suhu, kebisingan, air, pencahayaan/penerangan.

3. Amdal (environmental impact assessment)


Singkatan dan analisis mengenai dampak lingkungan, yaitu studi tentang dampak suatu
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup,dan hasilnya digunakan untuk proses
pengambilan keputusan.

4. Pencemaran lingkungan (environmental pollution)


Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga menurunkan kualitas lingkungan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

5. Pencemaran tambang (mine pollution)


Masuknya zat-zat pengotor berupa gas, debu, lumpur, asap, energi, biota atau zat kimia ke
dalam komponen lingkungan (udara, air, dan tanah) sebagai akibat kegiatan penambangan dan
pengolahan bahan galian sehingga kualitas lingkungan menurun.

6. Pencemaran udara (air pollution)


Udara yang mengandung satu atau lebih zat kimia pada konsentrasi cukup tinggi yang
membahayakan manusia, binatang, tumbuhan, atau material.
7. Pengawasan dampak lingkungan hidup (environmental inspection)
Pengawasan terhadap lingkungan hidup yang terkena dampak kegiatan penambangan dan atau
pengolahan/ pemurnian, msl. Mengevaluasi pelaksanaan AMDAL, dan mengawasi
pelaksanaan penanggulangan lingkungan hidup.

8. Pengawasan kesehatan kerja (health inspection)


Pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat
adanya pencemaran lingkungan kerja, berupa faktor kimia (partikel dan non-partikel), faktor
fisik (kebisingan, getaran, suhu udara), dan faktor biologi (jamur, cacing, dan organisme lain).

9. Pengawasan keselamatan kerja (safety inspection)


Pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakan akibat adanya gerak
mekanik, msl. Tertimpa, tertimbun, terbentur, terjatuh, dan terjepit.

10. Pengawasan keselamatan kerja pertambangan (mine safety inspection)


Pengawasan secara inspeksi di lapangan yang meliputi faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan higiene perusahaan.

11. Pengawasan pertambangan (mine inspection, mining supervision)


Pengawasan kegiatan pertambangan yang meliputi pengawasan pengusahaan, pertambangan,
tatacara penambangan, pengolahan/pemumian, dan pengawasan keselamatan kerja.

Dampak yang timbul dengan adanya kegiatan pertambangan :

1. Dampak positif
a. Menambah pendapatan daerah
b. Memberi kesempatan kerja
c. Ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
d. Memberi kesempatan alih teknologi
e. Memantapkan keamanan lingkungan

2. Dampak negatif
a. Merubah morfologi dan fisiologi muka tanah (tata guna lahan)
b. Merusak lingkungan, karena :
*) Tanah subur hilang
*) Lahan menjadi gundul sehingga mudah tererosi
*) Flora dan fauna terganggu sehingga ekologi rusak
*) Mencemari sungai
*) Timbul debu (polusi udara)
*) Penggunaan mesin-mesin penambangan meyebabkan polusi suara/getaran dan polusi
udara
c. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi

Upaya penanggulangan dampak negatif :


1. Menerapkan cara penambangan yang benar
2. Dalam penggunaan tenaga kerja perlu tenaga kerja lokal seoptimal mungkin

Pengelolaan Lingkungan meliputi :


1. Penanganan masalah debu
2. Reklamasi lahan pasca tambang
3. Pengelolaan air tambang
4. Pengelolaan limbah

Tantangan ke depan :
1. Kapasitas produksi tambang semakin besar, terutama dengan semakin berkembangnya
kemampuan peralatan (contoh: dumptruck 350 ton)
2. Penambangan bawah tanah
3. Isu keselamatan kerja dan lingkungan
4. Isu sosial ekonomi serta hubungan dengan sektor lain
5. Tuntutan akan skill & kompetensi yang semakin tinggi

Perhitungan Produksi

Produksi pemindahan alat-alat mekanis dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu tergantung dari
ketelitian yang dikehendaki, yang umum dipergunakan adalah :

1. Perhitungan Langsung (Direct Computation)


Yaitu suatu cara perhitungan dalam memperhatikan tiap-tiap faktor yang mempengaruhi
produksi untuk menentukan volume asli (pay load) atau ton yang dihasilkan oleh masing-
masing alat yang digunakan. Cara ini ternyata yang paling teliti dari yang lainnya, karena
semua kondisi yang mungkin dihadapi sudah diperhitungkan berdasarkan data lapangan yang
tersedia.

2. Tabular Method
Adalah suatu cara perhitungan dengan mempergunakan keterangan-keterangan dan data yang
berbentuk table-tabel yang khas untuk masing-masing alat dan diambil dari pengalaman-
pengalaman sebelumnya yang memiliki sifat pekerjaan yang kira-kira serupa. Kadang-kadang
juga dilengkapi dengan data berupa grafik dan diagram yang diperoleh dari hasil percobaan
yang dilakukan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut.

Pada cara ini semua pekerjaan sifatnya disama ratakan sehingga variable yang selalu dimiliki
oleh tiap proyek yang jarang dapat disamakan dengan keadaan tempat lain yang dianggap
serupa. Sebenarnya hal itu tidak benar, oleh sebab itu cara ini menjadi kurang teliti meskipun
cara perhitungan lebih sederhana.

3. Slide Rule Method


Adalah cara perhitungan dengan memakai manufacturer earthmoving calculators dan itu tidak
lain dari slide rule khusus yang dibuat untuk tiap-tiap alat dengan memasukan semua prinsip
perhitungan yang dipergunakan pada cara perhitungan langsung. Perhitungan menjadi sangat
sederhana dan cepat tetapi hasilnya kurang teliti dan kadang-kadang terlalu berlebih-lebihan.
Bila cara ini dipakai dengan mempergunakan data untuk pekerjaan yang bersangkutan, akan
diperoleh ketelitian yang kira-kira sama dengan cara kedua.

4. Perhitungan Perkiraan (Guesstimating)


Kurang lebih sama dengan cara pertama hanya bagian-bagian yang dianggap tidak begitu
penting diabaikan atau disederhanakan sehingga perhitungan-perhitungannya menjadi lebih
mudah dan singkat. Hal itu pada umumnya dilakukan dengan mengabaikan beberapa
perhitungan yang teliti dan sebagai gantinya diambil angka rata-rata berdasarkan pertimbangan
yang menghitungnya.

Kalau yang mengambil keputusan itu orang pengalaman pengambilan angka rata-rata tersebut
umumnya tidak banyak menyimpang dari kenyataan yang dihadapi. Tetapi kalau tidak, hasilnya
akan sangat menyimpang dari yang dihadapi dilapangan. Pada umumnya cara ini akan mempunyai
2 (dua) nilai yaitu :

1. Memperlihatkan perhitungan kasar atau perkiraan untuk suatu pekerjaan tertentu.


2. Menghemat waktu untuk menghitungnya
Berdasarkan pertimbangan bahwa perhitungan langsung (direct computation) adalah cara yang
terbaik maka sebanyak mungkin akan diambil contoh-contoh perhitungan dengan cara tersebut.
Akan tetapi bila keadaan tidak memungkinkan maka cara tersebut akan dilengkapi dengan
perhitungan perkiraan (guesstimating).

Sumber : (Pemindahan Tanah Mekanis, Ir Partanto Projosumarto)

Alat Berat dan Kapasitas Produksi

PENJADWALAN PRODUKSI

Menentukan bagaimana produksi dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan, sehingga
semua element yang terkait dengan produksi tersebut harus di detailkan. Penjadwalan biasanya
disajikan dalam bentuk tabulasi seperti contoh di bawah ini.
Tabulasi meliputi antara lain :
a. Volume produksi : komoditi dan waste
b. Volume drilling & blasting
c. Jam Kerja alat
d. Jarak angkut

Contoh Tabulasi Penjadwalan Produksi

PENJADWALAN JAM KERJA (ROSTER)

a. Jam Kerja
Jam kerja sangat menentukan jumlah dan ukuran alat yang akan digunakan. Jam kerja ini
dipengaruhi oleh pola shift kerja, kondisi alam, metodologi pergantian shift dan pola
maintenance alat.

Dibawah contoh perhitungan jam kerja.

Perhitungan Hari Kerja

Jumlah hari setahun 365 hari

Dikurang hari libur 10 hari


Jadwal hari Kerja 355 hari
Dikurang Hari Hujan* 40 hari
Jumlah hari kerja (available) 315 hari
Jumlah shift per hari 3 shift

Jumlah Shfit pertahun 945 shift

Perhitungan Jam Kerja

Jam per shift 8.0 jam

Dikurang pergantian shift 0.2 jam

Dikurangi Istirahat makan 0.5 jam

Dikurangi traveling, blasting 0.5 jam


Jam available per shift 6.8 jam

Jadwal jam Kerja per tahun 6426 jam

b. Physical Availability (PA)


Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya physical availability untuk alat-
alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan
suku cadang..

Contoh untuk kasus di atas, apabila untuk perawatan diperlukan 1 jam dalam 1 shift maka
Availability = (5.8+1.2)/(5.8+1.2+1) = 87.5%
c. Use of Availability. (UA)
Jam kerja alat yang digunakan pada saat alat itu kondisi tidak rusak.
Contoh untuk kasus di atas : alat efektif bekerja 5.8 jam, sedangkan waktu stand by 1.2 jam
Use of availability = 5.8/(5.8 + 1.2) x 100% =83%

d. Produksi
Produksi = skedul jam kerja x UA x PA x produktivitas
Contoh : produktivitas alat = 150 m3/jam
Produksi pershift = 8jam x 87.5% x83% x 150 m3/jam = 870bcm/shift

FORMULA
PA = (W+S)/ (W+S+R)
UA = W/(W+S)
Skedule jam kerja (SK) = W + S + R
Produktivitas (P) = Vol / W
Produksi (Q) = SK x PA x UA x P
Q = (W+S+R) x (W+S)/(W+S+R) x W/(W+S) x Vol/W

dimana :
PA = Physical availability
UA = use of availability
W = working
R = break down

Contoh :
Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu 1.2 jam, perawatan 1 jam, produktivitas alat 150
bcm / jam

Jumlah produksi pershift :


= (5.8+1.2+1) x (5.8+1.2) / (5.8+1.2+1) x 5.8 / (5.8+1.2) x 150 bcm / jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm / shift

KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL

Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus diketahui
secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan serta untuk
memperkirakan produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam pekerjaan pemindahan tanah

mekanis adalah :

a. Kemudah galian (Excavability)


Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan kedalam : free dig,
rippable dan un-rippable. ketiga kriteria ini sangat berdampak terhadap penetuan jenis dan
tingkat produktivitas alat gali-muat. Untuk menentukan kriteria tersebut biasanya diketahuai dari
analisa geotechnik, sehingga sebelum proses penggalian perlu dilakukan penelitian :
- Analisa log bor, menegetahui batas atara batuan asli dan lapukan
- survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth, joint spacing.
b. Berat Jenis
Berat jenis batuan harus ditentukan dengan pasti, hal ini untuk memastikan agar tidak terjadi
kekurangan beban dan kelebihan beban karena keduanya dapat menyebabkan kerugian. Kalau
terjadi kekurangan beban produktivitas alat tidak optimum, sedangakan kelebihan muatan alat
akan cepat rusak.

c. Swell
Apabila tanah asli digali atau diberaikan, maka terjadi perubahan volume karena adanya
pengembangan, perubahan volume dari asli “bank” cubic metre (bcm)” menjadi gembur “loose
cubic metre (lcm)” disebut dengan swell. Swell sangat penting diketahui dalam pemindahan
tanah meknis karena material yang dimuat dan diangkut adalah dalam bentuk terberai (loose)
sedangkan kemajuan penggalian dihitung dalam kondisi tanah asli (bcm). Misal kalau swell
faktor tinggi maka produktivitas alat dalam bcm akan menurun.

Dump Truck

PERKIRAAN PRODUKSI TRUCK

Dalam pekerjaan konstruksi terutama yang berhubungan dengan masalah penggusuran tanah yang
relative jauh jarak angkutnya. Dikenal ada 3 macam yaitu :
a. Side dump truck (penumpahan kesamping)
b. Rear dump truck (penumpahan kebelakang)
c. Rear and side dump truck (penumpahan kebelakang dan kesamping)

Syarat penting agar truck dapat bekerja dengan efektif adalah jalan kerja yang keras dan rata, tetapi
ada kalanya truck didesain agar mempunyai cross country ability yaitu suatu kemampuan berjalan
diluar jalan biasa.

Dalam pemilihan truck, kapasitas yang dipilih harus seimbang dengan alat muatnya. Jika
perbandinganya kurang proporsional maka ada kemungkinan alat pemuat ini banyak menunggu
atau sebaliknya.

Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja antara alat muat dan alat angkut dapat juga
dengan cara menghitung faktor keserasian alat muat dan angkut (match factor) yaitu :

Dimana :

Na = jumlah alat angkut, buah


Nm = jumlah alat muat, buah
Ctm = waktu edar (cycle time) alat muat
Cta = waktu edar (cycle time) alat angkut

Bila dari hasil perhitungan ternyata :


a. Faktor keserasian < 1, maka alat muat akan sering menganggur atau berhenti
b. Faktor keserasian = 1, maka kedua alat tersebut sudah serasi (shyncron) artinya keduanya akan
sama-sama sibuknya atau tak perlu ada yang menunggu.
c. Faktor keserasian > 1, maka alat angkut yang akan sering menganggur atau berhenti

Beberapa keuntungan dan kerugian pemilihan antara truck kecil dan besar :
1. Truck kecil

Keuntungan :
• Lebih lincah dalam beroperasi
• Lebih mudah mengoperasikannya
• Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat
• Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana
• Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah
• Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja, tidak akan terasa terhadap produksi

Kerugian :
• Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang beroperasi terutama waktu muat
• excavator lebih sukar untuk memuatnya karena kecilnya bak
• Lebih banyak sopir yang diperlukan
• Biaya pemeliharaan lebih besar karena lebih banyak truck begitu pula tenaga pemeliharaan

2. Truck besar

Keuntungan :
• Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil jumlah unit truck besar lebih sedikit
• Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit
• Cocok untuk angkutan jarak jauh
• Pemuatan dari loader lebih mudah sehingga waktu yang hilang lebih sedikit

Kerugian :
• Jalan kerja harus diperhatikan karena berat truck, kerusakan jalan relative lebih cepat
• Pengoperasian lebih sulit karena ukurannya lebih besar
• Produksi akan sangat berkurang jika salah satu truck tidak jalan
• Pemeliharaan lebih sulit dilaksanakan

Perhitungan Produksi Truck :


Sebuah truck dengan spesifikasi berikut :
Berat kosong : 37.000 lb
Kapasitas muatan : 40.000 lb
Berat total kendaraan : 77.000 lb = 34.900 kg
Dengan pembagian beban pada roda adalah sebagai berikut :
Poros depan : 12.000 lb
Poros kerja : 32.500 lb
Poros belakang : 32.500 lb

1 lb = 0,4536 kg., 1 mile = 1,609 km

Digunakan power shovel 3 cuyd dengan produksi 312 cuyd/jam


Memindahkan tanah berat 2.700 lb/bcy, swell 25%, jarak angkut 1 mile, grade rata-rata 2,5%
terhadap horizontal

Tahanan gelinding 70 lb/ton


Tahanan kelandaian 20 lb/ton/%grade
Koefesien traksi 0,6

Daftar Rimpull :
Tahanan gelinding = 60 lb/ton
Tahanan kelandaian = 50 lb/ton
Tahanan total = 110 lb/ton
Rimpull yang diperlukan = 110 lb/ton x 34,9 ton = 3.839 lb

Pada waktu mengangkut beban kecepatan maksimum truck bias mencapai 11,9 mph
Tahanan gelinding = 60 lb/ton
Tahanan kelandaian = 50 lb/ton
Tahanan total = 10 lb/ton
(dikurangi karena pada waktu pulang turun)

Berat kosong truck : 37.000 lb x 0,4536 kg/lb = 16.780 kg


Rimpull yang diperlukan 10 lb/ton x 16,78 ton = 167,8 lb

Pada waktu kosong kecepatan maksimum truck bias mencapai 32,7 mph.
Waktu siklus :
Loading = 15 cuyd / 312 cuyd/jam = 0,0482 jam
Mengangkut = 1 mile /11,9 mph = 0,084 jam
Kembali = 1 mile / 32,7 mph = 0,0306 jam
Waktu tetap (percepatan dan lain-lain) 2 menit = 0,0330 jam
Waktu membuang dan mengatur posisi 1 menit = 0,0165 jam
Total waktu siklus = 0,2123 jam
Jumlah trip / jam = 60 / 12,8 = 4,68 trip = 4 trip
Produksi 1 truck per jam = 4 trip/jam x 15 cuyd/trip = 60 cuyd/jam (bank)

Faktor koreksi :
Waktu kerja 50 menit/jam 0,83
= 0,83 x 0,75 = 0,6225 (0,62)

Tata laksana tata kerja baik : 0,75


Total produksi = 0,62 x 60 bcy/jam = 37,2 bcy/jam
Dilayani dengan power shovel dengan produksi 312 bcy/jam
Truck yang dibutuhkan : 312 bcy/jam / 37,2 bcy/jam = 9 buah truck

Sumber : (alat berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)

Backhoe

PERKIRAAN PRODUKSI BACKHOE

Untuk menghitung produktifitas excavator dalam hal ini back hoe, kita harus membatasi terhadap
kondisi yang ada pada setiap pekerjaan. Beberapa faktor yang memperngaruhi terhadap
produktifitas excavator antara lain :

a. Faktor keadaan pekerjaan


• Keadaan dan jenis tanah
• Tipe dan ukuran saluran (jika menggali saluran)
• Jarak pembuangan
• Kemampuan operator
• Job management/pengaturan operasional
• Dan lain-lain

b. Faktor keadaan mesin


• Attachment yang cocok untuk pekerjaan yang bersangkutan
• Kapasitas bucket
•Waktu siklus yang banyak dipengaruhi oleh kecepatan travel dan system hidrolis
• Kapasitas angkutan

3. Pengaruh dalamnya pemotongan dan sudut swing

Dalam pengoperasiannya, makin dalam pemotongan (cutting) yang diukur dari permukaan dimana
excavator sedang beroperasi, makin sulit pula mengisi bucket secara optimal dengan hanya sekali
gerakan. Dengan demikian untuk mengisi bucket secara optimal diperlukan beberapa kali gerakan,
tentu saja gerakan ekstra ini menambah waktu siklus.
Dalam hal ini operator mempunyai beberapa pilihan yaitu :
a. Mengisi bucket sampai penuh tentu saja sebagai konsekuensi adalah bertambahnya waktu siklus
b. Membawa seadanya material sebagai hasil dari satu kali gerakan tadi

Dengan adanya hal tersebut produktifitas alat akan berkurang, sehingga efek ini harus kita
perhitungkan. Sebagai contoh jika kedalaman pemotongan 8 ft sedangkan kedalam optimum
adalah 10 ft maka prosentase akibat kedalaman tersebut adalah :

8
---- x 100% = 80%
10

Perlu diketahui bahwa kedalaman optimumadalah suatu kedalaman dimana pada tinggi tersebut
waktu bucket (dipper) mencapai titik tertinggi telah penuh tanpa memberikan beban tambahan
terhadap mesin.

Selain faktor diatas, sudut swing yakni besar sudut-sudut yang dibentuk antara posisi dripper
(bucket) waktu mengisi dan waktu membuang beban akan berpengaruh terhadap waktu siklus,
makin besar sudut swing makin besar pula waktu siklus, (lihat tabel).
Tabel pengaruh dari faktor swing dan kedalaman galian :
Tabel untuk mengetahui kedalaman optimum (ft)
Tabel kondisi kerja
Tabel faktor pengisian bucket

Contoh perhitungan :
Tentukan produksi backhoe dengan kapasitas bucket 1 ¾ cuyd menggali tanah biasa, swell 43%,
dalam pemotongan 6 ft, sudut swing 900, kondisi pekerjaan dan tata laksana sedang.

Jawab :
Ukuran bucket 1,75 cuyd dalam keadaan munjung lebih kurang 2 cuyd, swell 43%.
Cycle time (waktu siklus) :
Pengisian bucket = 7 detik
Mengangkat beban dan swing = 10 detik
Dumping (pembuangan) = 5 detik
Swing kembali = 5 detik
Waktu tetap percepatan, dll = 4 detik
Total = 31 detik = 0,5 menit

Produksi teoritis = 1,39 BCY / trip x 120 trip / jam


Produksi teoritis = 166,8 BCY

Faktor koreksi :
Effisiensi kerja = 50 min/jam = 0,84
Kondisi kerja dan tata laksana sedang 0,65
Faktor swing dan kedalaman galian, tanah biasa 9,7 ft

Swing 90% = 0,91


Faktor pengisian = 0,85
Faktor koreksi total = Fk : 0,84 x 0,65 x 0,91 x 0,85
Faktor koreksi total = 0,42

Produksi/jam = 166,8 BCY/jam x 0,42 = 70,06 BCY/jam

Sumber : (alat berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)

Bulldozer

PERKIRAAN PRODUKSI BULLDOZER

Disini produksi bulldozer yang digunakan untuk mendorong tanah dengan gerakan-gerakan yang
teratur misalnya penggalian selokan, pembuatan jalan raya, penimbunan kembali (back filling) dan
penumpukan atau penimbunan (stock filling).

Contohnya :
Sebuah bulldozer denga kekuatan mesin 180 HP memiliki bilah (blade) berukuran 9,5 ft x 3,0 ft
(panjang x tinggi). Kapasitas bilah (blade) dengan kemiringan tanah didepannya 1 : 1 adalah 1,58
cuyd, volume lepas (loose volume = LCM).

Material yang digali adalah tanah liat berpasir dengan S.F = 80%, jarak dorong = 100 ft pulang
pergi dengan lapangan kerja mendatar, effisiensi kerja = 83%. Kecepatan maksimum pada gigi-1
maju = 1,5 mph dan gigi mundur 3,5 mph.

Produksi per jam :


Waktu tetap (memindah gigi berhenti) = 0,320 menit
Mendorong muatan 100 ft pada kecepatan 1,5 mph :

Kembali kebelakang, 100 ft pada kecepatan 3,5 mph :


Jumlah waktu daur (cycle time) = 1,405 menit
Jumlah lintasan (trip) tiap jam :

Kapasitas bilah = 1,58 x 80% = 1,3 cuyd “bank measured” (bank cu yd = BCM)

Produksi yang diperkirakan = 1,3 x 35 = 45,5 cuyd (bank measured) / jam.

Bila ada 500 BCM tanah yang harus dipindahkan tiap jam oleh alat tersebut, maka diperlukan :

Dan dibutuhkan :
Produksi bulldozer dapat pula dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a. P = PMT x FK
b. PMT = KB x T

Dimana :
P = Produksi bulldozer, m3/jam
PMT = Produksi maksimum teoritis dengan effisiensi 100%, m3/jam
FK = Faktor koreksi
KB = Kapasitas bilah (blade capacity), m3
T = Lintasan perjam
Ct = Waktu daur (cycle time), menit
J = Jarak kerja, m
F = Kecepatan maju (forward velocity), m/menit
R = Kecepatan mundur (reverse velocity), m/menit
Z = Waktu tetap (fixed time), menit

Contohnya :
Sebuah bulldozer Komatsu D 355 A yang dilengkapi dengan alat garu dipergunakan untuk tugas
penggaruan sekaligus juga untuk kegiatan penggusuran dengan jarak garu dan gusur rata-rata 30
m. Material yang digaru dan digusur adalah tanah yang kompak dan kering. Data teknis lainnya
adalah :
a. Faktor pengembangan 0,80
b. Ukuran bilah 4,32 m (panjang) x 1,68 (tinggi)
c. Faktor bilah = 0,90
d. Kecepatan maju pada gigi 3 = 4,78 km/jam
e. Kecepatan mundur pada gigi 2 = 6,54 km/jam
f. Waktu tetap (fixed time) = 0,05 menit
g. Effisiensi waktu = 0,83
h. Effisiensi kerja = 0,75
i. Effisiensi operator = 0,85
Maka :
KB = panjang x (tinggi)2 x faktor bilah
KB = 4,32 x (1,68)2 x 0,90
KB = 10,90 LCM (loose cubic meter)
KB = 10,90 x 0,80 = 8,72 BCM
FK = Effisiensi waktu x effisiensi kerja x effisiensi operator
FK = 0,83 x 0,75 x 0,85
FK = 0,53

J = 30 m
F = 4,78 km/jam = 79,67 m/menit
R = 6,54 km/jam = 109,00 m/menit
Z = 0,05 menit

Jadi produksi penggusuran bulldozer Komatsu D 355 A ini adalah :

Bila bulldozer melakukan pembabatan (clearing), maka pepohonan yang harus dirobohkan
mempunyai ukuran yang bermacam-macam, oleh karena itu untuk memperkirakan waktu yang
diperlukan oleh bulldozer untuk merobohkan pepohonan dipergunakan persamaan sebagai berikut:
T = B + M1N1 + M2N2 + M3N3 + M4N4 + DF

Dimana :
T = waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan untuk lapangan kerja seluas 1 acre
( = 0,047 km2 ), menit
1 mile2 = 640 acre = 295 Ha
1 acre = 235 x 10.000 / 640 m2 = 4064 m2

B = waktu untuk menjelajah lapangan seluas 1 acre tanpa merobohkan pepohonan, menit
M = waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki diameter tertentu, menit
N = jumlah pohon tiap acre untuk selang (interval) diameter tertentu
D = jumlah diameter semua pohon yang mempunyai diameter lebih besar dari 6 ft, tiap acre, ft
F = waktu untuk merobohkan per ft, diameter pepohonan yang mempunyai diameter lebih dari 6 ft
pada lapangan yang datar

Sumber : (alat berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)


Loader

PERKIRAAN PRODUKSI LOADER

Loader adalah alat yang dipergunakan untuk pemuatan material kepada dump truck dan
sebagainya. Sebagai prime mover loader menggunakan tracktor. Disini dikenal dua macam loader
(ditinjau dari prime movernya), yakni :

a. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut track cavator


b. Loader dengan penggeraknya crawler tractor atau disebut wheel tractor

Loader didapat dengan menambahkan bucket container yang dipasang dibagian depan. Loader
dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis yang dilengkapi dengan tangan-tangan (arms) yang
kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran dari bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai
dengan 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak adalah loader
dengan ukuran bucket sampai dengan 5 cuyd. Bucket loader direncanakan untuk membongkar
muatan yang mempunyai ketinggian 8 sampai 15 ft dengan ketinggian tersebut cukup untuk
membongkar muatan keatas dump truck.

Penggunaan loader pada umumnya untuk memuat material dan membawa serta membongkar, juga
digunakan untuk menggali pondasi basement suatu bangunan dengan catatan ruang geraknya
memungkinkan untuk pelaksanaan pekarjaan. Penggunaan yang lain juga memuat material yang
telah diledakan misalnya untuk pembuatan terowongan dan juga pekerjaan quarry dan pekerjaan
terowongan.

Produktifitas loader dinyatakan dalam cuyd atau m3 per jam dan dapat dilakukan perhitungan
secara teoritis yaitu :
a. Waktu siklus
Waktu yang ada pada perhitungan produksi loader terdiri dari beberapa komponen waktu antara
lain:
• Raise time yaitu waktu yang diperlukan untuk mengangkat bucket dari bawah kesuatu
ketinggian yang diinginkan (detik).
• Lower time yaitu waktu yang diperlukan untuk menurunkan bucket yang telah kosong (detik).
• Dump time yaitu waktu yang diperlukan untuk membongkar muatan.
Point diatas disebut fixed time yang diperkirakan besarnya antara 15 sampai 24 detik
(0,25 – 0,40 menit)
Waktu tetap (memuat, membongkar dan manuver) masih dipengaruhi oleh beberapa faktor,
oleh sebab itu waktu masih terus ditambah atau dikurangi sesuai dengan jenis pelaksanaan
pekerjaanya.
• Variable time yaitu untuk mengangkut dan mengatur posisi loader.

b. Bucket Fill Factor (Faktor Pengisian Bucket)


Yaitu jumlah material dalam % yang dapat diangkat oleh bucket setiap trip untuk berbagai
jenis material.
Contoh penggunaan :
Material 12 mm dengan bucket 4 cuyd
Fill factor : 90%,
Jadi per trip bucket mengangkut sebesar : 0,9 x 4 cuyd = 3,6 LCM per trip
Perhitungan :
Sebuah loader dengan kapasitas bucket 5 cuyd mengerjakan gravel dengan berat 1.660 kg/m3
dengan ukuran 9 mm, jarak maneuver d1 = d2 = 15 ft, operasi konstan dengan truck sewa dengan
kecepatan operasi :

Maju : 260 fpm, mundur : 440 fpm


Bucket 5 cuyd kira-kira memuat 6 LCY

Waktu siklus :
Fixed time = 0,40 menit
Material 9 mm = - 0,20 menit

Truck sewa = + 0,40 menit


Operasi konstan = - 0,20 menit

Maju 2 x 15/260 = + 0,11 menit


Mundur 2 x 15/440 = + 0,07 menit

Total waktu = 0,58 menit

Trip/jam = 60 / 0,58 = 103,44 = 620,64 cuyd/jam


Faktor koreksi :

Bucket fill factor = 0,85


Effisiensi kerja siang = 0,83
Tata laksana-kondisi kerja baik = 0,75

Jadi produksi riil = 0,85 x 0,83 x 0,75 x 620,64 cuyd/jam

= 0,53 x 620,64 cuyd/jam


= 328,94 cuyd/jam

Sumber : (alat berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)

Otor Grader

Formula :
A = S x (Le - Lo) x 1000 x E
A = hourly operating area (m²/h)
S = Operating Speed (km/h)
Le = Effective Blade length (m)
Lo = Width of overlap (m)
E = Job efficiency

Le = Effective Blade Length = Blade Length x Sin (angle)


The width of overlap is generally 0.6 m. This overlaps accounts for the need to keep the tires out of
windrow on the return pass

Example :
A 140H motor grader width a 3.66 m moldboard is performing road maintenance, average speed is
13 km/h with carry angle 60 degrees. Job efficiency is 0.90.
Solution :
Effective blade = 3.66 x sin 60 = 3.17 m

Production :
= 13 km/h x (3.17 - 0.6 m) x 1000 x 0.90
= 30 069 m²/hr
Compactor

Alat yang digunakan untuk memadatkan tanah atau material lain-nya hingga dicapai tingkat
kepadatan yang di inginkan.

PEMADATAN
Pemadatan adalah suatu proses fisik di mana berat jenis dari material yang dipadatkan akan
bertambah. Jenis roda compactor bisa seluruhnya dari besi dengan penambahan pemberat Berupa
air atau pasir, selain itu bisa juga terbuat dari roda karet serta berbentuk sheep food. Untuk type
towed compactor umumnya cara pengoperasiannya ditarik dengan mesin lain dan ada juga type
swa gerak yang berukuran kecil hingga dapat dikendalikan secara manual ke arah daerah yang
dipadatkan. Untuk pekerjaan pemadatan pengaspalan biasanya menggunakan road roller, tire
roller, sedngkan untuk material tanah biasanya menggunakan sheep foot roller atau drum roller.

Peralatan pemadatan dapat menggunakan satu atau kombinasi dari berbagai tipe :
Static weight or pressure : Road roller
Kneeding action or manipulation : Sheep foot roller
Impact or shrp blow : penumbunk
Vibrator or shaking : Vibration roller

KAPASITAS PRODUKSI COMPACTOR

W x V x H x 1000 x E
Q = ----------------------------------
N

Q : Kapasitas Produksi (m3/jam) ---> CCM


W : Lebar efektif pemadatan per lintasan (m)
V : Kecepatan kerja (km/jam)
H : Tebal lapisan pemadatan
N : Jumlah lintasan pemadatan
E : Effisiensi Kerja

1. Kecepatan kerja pemadatan :


2. Lebar efektif pemadatan :
3. Tebal lapis pemadatan

Tebal lapis pemadatan ditentukan berdasarkan spesifikasi kerja atau dari hasil tes laboratorium.
Umumnya untuk tebal lapis pemadatan pada kondisi gembur diperhitungkan antara 0.2 ~ 0.5
meter.

4. Jumlah lintasan
5. Effisiensi kerja
Berdasarkan pengalaman, efisiensi kerja pemadatan yang mendekati actual = 0.65
Kapasitas produksi dalam Satuan luas (m2/jam)

W x V x 1000 x E
Q = -----------------------------
N

Eavy Equipment

Eksploitasi merupakan kegiatan penggalian endapan bahan galian dari dalam kulit
bumi secara ekonomis dengan menggunakan system penambangan tertentu. Adapun
tahapan kegiatan penambangannya sebagai berikut : Pembabatan (Clearing),
Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Stripping O/B), Penggalian Endapan Bahan Galian (mining),
Pemuatan (Loading), Pengangkutan (Hauling), Penumpahan (Waste Dump).

Kegiatan penambangan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat-alat mekanis atau alat-alat
berat. Adapun pengelompokannya sebagai berikut :

A. PENGELOMPOKAN PENGGERAK UTAMA

A.1 Traktor sebagai Prime Mover

Untuk alat besar dengan penggeraknya traktor dibedakan menurut :


1. Traktor (sebagai Prime Mover atau penggerak utama)
a. Traktor roda kelabang (crawler)
b. Traktor roda ban (wheel)

A.2 Bulldozer terutama sebagai alat penggusur


1. Dibedakan menurut blade :
a. Straight bulldozer (dengan blade lurus)
b. Angling bulldozer (dengan blade miring)
c. Universal bulldozer (dengan blade universal)
d. Cushion bulldozer (dengan blade cushion)

2. Dibedakan menurut tracknya :


a. Bulldozer dengan roda kelabang
b. Wheel dozer dengan roda ban karet

3. Ripper (terutama sebagai alat pembajak)


a. Hinge (Bajak kaku tunggal)
b. Parallelogram
c. Adjustable parallelogram (dapat distel)
*) Single shank (bajak tunggal)
*) Multi shank (bajak banyak)

4. Scrapper (terutama sebagai alat pengelupas)


a. Standart scrapper (scrapper bermesin)
b. Towed scrapper (scrapper yang ditarik)

5. Motor Graders (terutama sebagai alat untuk grading/pembentuk permukaan)


6. Loader (terutama sebagai alat pemuat)
a. Wheel loaders (loader dengan roda ban karet)
b. Track loaders (loader dengan roda kelabang)

A.2. Excavator Sebagai Prime Mover

1. Backhoe (excavator pengeduk dengan arah kebelakang)


a. Backhoe dengan sistem kontrol hidrolis
b. Backhoe dengan sistem kontrol kabel sling
2. Clamshell (excavator pengeduk - japit)
3. Shovel (excavator pengeduk dengan arah kedepan)
a. Dengan sistem kontrol hidrolis
b. Dengan sistem kontrol kabel sling
4. Skidder (excavator untuk balok-balok kayu)
5. Dragline (excavator pengeduk - tarik)
6. Crane/pipelayers (keran pengangkat, alat pasang pipa)

A.3. Alat Selain Excavator dan Tractor


1. Truck
a. Side dumping (pembuangan kesamping)
b. Back dumping (pembuangan kebelakang)

2. Dump Wagon
a. Rear dump (pembuangan kebelakang)
b. Bottom dump (pembuangan kebawah)
c. Side dump (pembuangan kesamping)

3. Trailler (kendaraan pengangkut alat-alat berat dan barang-barang berat)


4. Alat Pemadat
a. Three Wheel Roller (penggilas beroda tiga)
b. Tandem roller (penggilas tipe tandem)
c. Meshgrid & segment roller (penggilas tipe lempengan & anyaman)
d. Pneumatic tired roller ( penggilas beroda ban)
e. Towed roller
*) Sheep foot roller (penggilas tipe kaki kambing)
*) Pneumatic roller (penggilas beroda ban)

5. Alat pneumatis yang bekerja dengan tenaga tekanan angin


6. Compressor, alat pemampat udara
7. Stone crusher (pemecah batu)
a. Jaw crusher (pemecah dengan sistem rahang)
b. Roll crusher (pemecah dengan sistem roll)
c. Impact crusher (pemecah dengan sistem pukulan)
d. Gyratory crusher (pemecah dengan sistem kisaran)

8. Alat pengolah aspal


a. Asphalt mixing plant (pencampur aspal)
b. Asphalt distributor (penyemprot aspal)
c. Asphalt finisher (penghampar aspal dan aggregat)

9. Dredger (kapal keruk)

B. PENGELOMPOKAN MENURUT FUNGSINYA


B.1. Tractor
B.2. Alat pembersih lapangan
a. Bulldozer (mesin-mesin penggusur)
b. Ripper (mesin-mesin pembajak)

B.3. Alat pengangkat dan pemuat


a. Backhoe (mesin-mesin pengeduk belakang)
b. Power shovel (mesin-mesin pengeduk depan)
c. Dragline (mesin-mesin pengeduk tarik)
d. Clamshell (mesin-mesin pengeruk japit)
e. Loaders (mesin-mesin pemuat)

B.4. Alat Penggali dan Pengangkut


a. Scrapper (mesin-mesin pengelupas)
b. Truck (alat angkut)

B.5. Alat Pembentuk Permukaan


a. motor grader (mesin-mesin perata)

B.6. Alat Pemadat


a. Roller (mesin gilas)

B.7. Dan lain-lain

(sumber: Alat Berat & Penggunaannya, Ir. Rochmanhadi)

Faktor Produksi

Kegiatan penambangan selalu berhubungan dengan alat-alat mekanis. Faktor yang mempengaruhi
produksi alat-alat mekanis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tahanan Gali (Digging Resistance)
Adalah tahanan yang dialami oleh alat-alat pada waktu melakukan penggalian meliputi :
a. Gesekan antara alat gali dan Tanah
b. Kekerasan tanah/batuan

2. Tahanan Gulir/Gelinding (Rolling Resistance)


Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam “pounds” lbs dari tractive pull yang diperlukan untuk
menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur jalan mendatar dengan
kondisi jalan tertentu.

Keadaan bagian kendaraan yang berkaitan dengan permukaan jalur jalan :


a. Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah ukuran ban, tekanan dan keadaan
permukaan bannya apakah masih baru atau gundul dan macam kembangan pada ban tersebut.
b. Jika memakai crawler track maka keadaan dan macam track kurang berpengaruh tetapi yang
lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.

Tabel Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

MACAM JALAN CRAWLER BAN KARET


TYPE
(lb/ton) TEKANAN TEKANAN RATA-RATA
BAN BAN
TINGGI RENDAH

1. Smooth Concrete 55 35 45 40

2. Good Aspalt 60 - 70 40 - 65 50 – 60 40

3. Hard Earth, Smooth, Well Maintained 60 - 80 40 - 70 50 – 70 45 – 70

4. Dirt Road, Average Construction Road, Little 70 – 100 90 - 100 80 - 100 85 - 100
Maintenance

5. Dirt. Road, Soft, Rutted, Poorly, Maintained. 80 – 100 100 – 140 70 – 100 85 – 120

6. Earth, Muddy, Rutted, No Maintenance. 140 - 180 180 - 220 150 – 220 165 – 210

7. Loose sand and gravel 160 - 200 260 - 290 220 - 260 240 – 275

8. Earth, very muddy and soft 200 - 240 300 - 400 280 - 340 290 - 370

3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)


Yaitu besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur
jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif (plus slope) maka
tahanan kemiringan (grade resistance) akan melawan gerak kendaraan sehingga memperbesar
tractive effort atau rimpull yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur jalan itu turun disebut
kemiringan negative (minus slope) maka tahanan kemiringannya akan membantu gerak kendaraan
artinya mengurangi rimpull yang dibutuhkan.

Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor yaitu :


a. Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%). Kemiringan 1 % berarti jalur
jalan itu naik atau turun 1 meter untuk tiap jarak mendatar sebesar 100 meter ; atau naik turun 1
ft untuk setiap 100 ft jarak mendatar.
b. Berat kendaraan itu sendiri yang dinyatakan dalam “gross ton”.
Besarnya rimpull untuk mengatasi tahanan kemiringan ini harus dijumlahkan secara aljabar
dengan rimpull untuk mengatasi tahanan gulir.

Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan

Kemiringan GR Kemiringan GR Kemiringan GR


(%) (lb/ton) (%) (lb/ton) (%) (lb/ton)
1 20,0 9 179,2 20 392,3
2 40,0 10 199,0 25 485,2
3 60,0 11 218,0 30 574,7
4 80,0 12 238,4 35 660,6
5 100,0 13 257,8 40 742,8
6 119,8 14 277,4 45 820,8
7 139,8 15 296,6 50 894,4
8 159,2

Akan tetapi perlu diingat bahwa alat-alat pemindahan mekanis itu jarang yang dapat mengatasi
kemiringan lebih besar dari 15 %. Jadi kalau dipakai tahanan kemiringan 20 lb/ton/%, maka
angka-angkanya tidaklah terlalu menyimpang sampai kemiringan 15 %.
Cara menentukan tahanan kemiringan itu dapat dengan memakai teori mekanika (ilmu pesawat)
yang sederhana.

Cara Menentukan Tahanan Kemiringan.

Dari gambar diatas terlihat bahwa DEF sebangun ABC, maka :

EF BC P BC BC
--- = --- ---> --- = --- atau P = W ---
DF AC W AC AC

Bila W = 1 ton = 2.000 lbs

1m AB 100m/100ft
Sedangkan BC = ----- dan AC = ---------- = ------------------
1 ft Cos α Cos α

sedangkan 1 % = 1 / 100 dan cos α = 10

maka persamaan diatas menjadi :

1
P = 2000 lbs ----------------- = 20 lbs
1000/Cos 10
Perlu diingat bahwa kemiringan negative itu selalu membantu mengurangi rimpull kendaraan,
maka sedapat mungkin harus diusahakan agar pada waktu alat itu mengangkut muatan melalui
jalur jalan yang menurun, sedangkan pada waktu kosong menaiki atau mendaki jalur jalan itu.
Sehingga dengan demikian pada waktu berisi muatan dapat bergerak lebih cepat dan membawa
muatan lebih banyak karena rimpull yang diperlukan sudah dikurangi dengan kemiringan negative
yang membantu. Ini berarti bahwa sedapat mungkin tempat penimbunan atau tempat membuang
material harus dipilihkan yang letaknya lebih rendah pada tempat penggaliannya sendiri.

Basic Calculation Of Production

Basic Calculation
Load cycle
Production = ------- x -------
cycle hour

Basic Cycle Time of Hauler


Basic Cycle Time of Wheel Loader
a. Loading the Bucket
b. Moving to the Hauler
c. Dumping the Bucket
d. Returning to the Pile

Basic Cycle time of Hydraulic excavator/Front Shovel

Basic Calculation Of Production


Basic Calculation
Load cycle
Production = ------- x -------
cycle hour

Basic Cycle Time of Hauler

Basic Cycle Time of Wheel Loader


a. Loading the Bucket
b. Moving to the Hauler
c. Dumping the Bucket
d. Returning to the Pile

Basic Cycle time of Hydraulic excavator/Front Shovel


a. Loading the Bucket
b. Swing Loaded
c. Dumping the Bucket
d. Swing empty

Track Type Tractor


Perhitungan produksi menggunakan kurva produksi
Kurva produksi ini harus dikoreksi terlebih dahulu
Kurva Produksi TTT
KONDISI PEMBUATAN KURVA PRODUKSI - S/SU/U Blade

1. 100% Efisiensi (60 menit/jam - pada siklus datar)


2. TTT dengan transmisi Power Shift yang memiliki waktu tetap 0.05 menit
3. TTT melakukan penggalian/pemotongan tanah sepanjang 15 m, lalu blade mendorong
beban/tanah untuk kemudian dibuang ke bawah tebing (waktu membuang - 0 detik)
4. Density material 1370 kg/LCM
5. Faktor Koefisien Traksi: TTT - 0.5 atau lebih besar
6. Menggunakan Blade yang dikontrol secara hidrolik
7. a. Penggalian/pemotongan tanah menggunakan gigi 1 maju.
b. Pengangkutan/pendorongan menggunakan gigi 2 maju
c. Mundur/kembali menggunakan gigi 2 mundur

Correction Factor

Estimating dozer Production


Example : Determine average hourly production of a D8R/SU moving hard packed clay an average
distance of 45 m down a 15 % grade, using a slot dozing technique. Estimated material weight is
1600 kg/LCM. Operator is average. Job efficiency is estimated at 50 min/hr.
Answer :
Uncorrected Max Production = 458 LCM/hr
Correction Factor =
Hard packed clay is “hard to cut” material………... = 0.80
Grade Correction (from graph)………………………. = 1.30
Slot Dozing …………………………………………… = 1.20
Average Operator ……………………………………… = 0.75
Job efficiency (50 min/hr) …………………………… = 0.83
Weigh correction ………………................ 370/1600) = 0.87

Production :
= Maximum Production x Correction Factor
= 458 LCM/hr x (0.80 x 1.30 x 1.20 x 0.75 x 0.83 x 0.87)
= 309.6 LCM/hr

Contoh Perhitungan Produktifitas Unit :


Tentukan jumlah alat angkut 773E dan alat muat 385BL yang dibutuhkan pada permukaan medan
kerja untuk overburden removal dgn target produksi 1,8 juta ton BB/thn suatu tambang, dengan
data-data lapangan sebagai berikut :
Waktu kerja produktif = 5400 jam/thn (50 menit/jam)

Karakteristik Material
a. Overburden : Sandstone, Topsoil, Mudstone
Bank density : 2.5 ton/BCM
Loose density : 1.5 ton/LCM
% Swell : 30 %
b. batubara
Bank density : 1.3 ton/BCM
Loose density : 0.9 ton/LCM

Haul Road Profile :


Working Conditions : Average
Bucket Fill Factor = 100 %
Machine Availability :
Loaders and haulers : 90 %
Support Equipment : 95 %
Alat Muat 385BL
Bucket capacity = 5 m3 (HDB)
Cycle time (dari grafik) = 0.4 menit

(kerja produktif per jam x availability)


Jumlah cycle per jam = -------------------------------------------------
cycle time

50 menit/jam x 90 %
Jumlah cycle per jam = -------------------------
0.4

Jumlah cycle per jam = 112 cycle

Produktifitas alat muat :


= bucket fill factor x kapasitas bucket x jumlah cycle
= 100 % x 5 m3 x 112 cycle
= 560 m3

Alat Angkut 773E


Kapasitas dump body (heap) = 35.3 m3
Kapasitas alat muat
Jumlah phase bila dimuati dgn alat muat 385BL = ---------------------------------------------
bucket capacity x bucket fill factor

35.3 m3
Jumlah phase bila dimuati dgn alat muat 385BL = ------------------
5 m3 x 100 %

Jumlah phase bila dimuati dgn alat muat 385BL = 7.06 --- 7 phase

Volume yang diangkut oleh 773E per cycle =


= Jumlah phase x bucket capacity x bucket fill factor
= 7 phase x 5 m3 x 100 %
= 35 m3

Cycle Time 773E


Loading time(7 phase oleh 385BL) = 7 x 0.4 = 2.8 menit
Maneuver di loading point (0.6-0.8 menit) = 0.7 menit
Travel loaded (dari grafik) = 8.0 menit
Maneuver & dump time (1.0 - 1.2 menit) = 1.1 menit
Travel empty (dari grafik) = 5.0 menit
Total = 17.6 menit

jam kerja produktif x avalaibility 773E


Jumlah cycle per jam = -------------------------------------------------
cycle time

50 menit x 90 %
Jumlah cycle per jam = ---------------------
17.6 menit

Jumlah cycle per jam = 2.55 cycle

Produktifitas 773E per jam


= jumlah cycle x volume yang diangkut 773E
= 2.55 x 35 LCM
= 89.5 LCM/jam
= 62.65 BCM/jam
Target Produksi Batubara = 1.8 juta ton per tahun
OB removal (SR 7 : 1) = 7 x 1.8 juta ton
OB removal (SR 7 : 1) = 12.6 juta m3

12.6 juta m3
OB removal per jam = ----------------
5400 jam

OB removal per jam = 2333,34 BCM/jam

Target produksi per jam


Jumlah 773E yang dibutuhkan = --------------------------------
Produktifitas 773E

2333,34 BCM/jam
Jumlah 773E yang dibutuhkan = --------------------------------
62.65 BCM/jam

Jumlah 773E yang dibutuhkan = 37 truck

Jumlah unit 773E x Produktifitas alat angkut


Jumlah 385BL yang dibutuhkan = --------------------------------------------------------
Produktifitas alat muat

37 x 62.65 BCM/jam
Jumlah 385BL yang dibutuhkan = ------------------------------
560 BCM/jam

Jumlah 385BL yang dibutuhkan = 4 buah

Anda mungkin juga menyukai