Anda di halaman 1dari 21

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMBANG

A.

Perencanaan Tambang
Perencanaan adalah suatu kegiatan teknis yang digunakan untuk

mencapai sasaran dan tujuan yang dikehendaki. Oleh sebab itu, dalam suatu
kegiatan perencanaan adanya persyaratan teknik untuk mencapai tujuan dan
sasaran kegiatan yang sangat penting serta urutan teknis pelaksanaannya.
Selain itu, kegiatan perencanaan merupakan gagasan atau ide yang muncul
sebelum kegiatan berlangsung. Dari perencanaan ini, maka dapat menetapkan
kegiatan apa saja dan mengapa harus dikerjakan, oleh siapa, kapan, di mana
dan bagaimana melaksanakannya.
Perencanaan tambang disebut juga mine planning mencakup kegiatan
penambangan dari hulu ke hilir dimulai dengan kegiatan prospeksi, kegiatan
eksplorasi, studi kelayakan (feasibility study) yang dilengkapi dengan adanya
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), persiapan penambangan dan
konstruksi prasarana (infrastructure) serta sarana (facilities) penambangan,
kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup. Bila industri pertambangan yang bersangkutan melakukan kegiatan
terpadu, maka akan mencakup pula pengolahan (mineral dressing / mineral
benefication), peleburan (smelting), pemurnian (refining) dan pemasaran
(marketing).
Dalam kegiatan pertambangan banyak hal yang harus dipersiapkan
sedemikian rupa seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, agar
kegiatan pertambangan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dengan adanya
kegiatan perencanaan tambang, maka kegiatan penambang yang akan
berlangsung dapat dikontrol dan dikendalikan dengan baik.

Sumber : Diktat Perencanaan Tambang

Gambar 1
Diagram Alir Perencanaan Tambang

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan tambang yaitu :

Menambang badan bijih sehingga biaya produksi persatuan berat logam


adalah minimal.

Mengupayakan operasi penambangan berjalan enak (lebar jalan dan


jalan masuk).

Mengupayakan

selalu

tersedia

singkapan

bijih

untuk

mencegah

kesalahan data eksplorasi.

Selalu siap terhadap perubahan strip tanpa pengerahan peralatan,


tenaga, schedule produksi.

Operasi berjalan logis sejak schedule awal (pelatihan tenaga, peralatan,


logistic, dll). Hal ini untuk memperkecil resiko penundaan posisi cash flow
positif.

Memaksimalkan

rancangan

lereng

pit

sehingga

memperkecil

kemungkinan terjadi kelongsoran.

Upayakan pencapaian keuntungan ekonomi pada kondisi produksi yang


wajar dan upayakan COG alternatif.
Kegiatan perencanaan tambang ini terbagi menjadi beberapa bagian

diantaranya yaitu :

Perencanaan jangka panjang, yaitu suatu perencanaan kegiatan yang


jangka waktunya lebih dari 5 tahun secara berkesinambungan.

Perencanaan jangka menengah, yaitu suatu perencanaan kerja untuk


jangka waktu antara 1 5 tahun (lihat gambar 2, 3 dan 4).

Perencanaan jangka pendek, yaitu suatu perencanaan aktivitas untuk


jangka waktu kurang dari setahun demi kelancaran perencanaan jangka
menengah dan panjang.
Berdasarkan dasarnya perencanaan dibagi atas 2 bagian utama, yaitu:

Perencanaan

strategis

yang

mengacu

kepada

sasaran

secara

menyeluruh, strategi pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan


biaya.

Perencanaan

operasional,

menyangkut

teknik

pengerjaan

dan

penggunaan sumber daya untuk mencapai sasaran.


Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu
perencanaan akan berjalan dengan menggunakan dua pertimbangan yaitu
pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis. Untuk merealisasikan
perencanaan tersebut dibutuhkan suatu program-program kegiatan yang
sistematis berupa rancangan kegiatan yang dalam perencanaan penambangan
disebut rancangan teknis penambangan. Selain itu juga, dalam perencanaan
tambang terdapat juga permasalahan yang tak terduga seperti parameter

ekonomi yang tiba-tiba bisa berubah sesuai dengan perekonomi dunia, dan
geometri tambang.
Salah satu tahapan untuk menghindari permasalahan tersebut dalam
perencanan tambang adalah dengan melakukan perhitungan cadangan yang
disesuaikan dengan nilai cadangan per ton pada saat itu dan minimal lima tahun
kedepan. Dan untuk setiap blok atau lubang dalam bijih harus dihitung kualitas
dan kuantitasnya dengan baik. Dengan menggunakan data hasil perhitungan
cadangan maka rencana produksi dapat dibuat.
Dalam suatu perencanaan tambang, terdapat dua pertimbangan dasar
yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.

Pertimbangan Ekonomis
Dalam melakukan perencanaan tambang, pertimbangan ekonomis

menjadi faktor utama yang harus diperhitungan dengan matang, karena


menyangkut anggaran yang harus dipersiapkan. Adapun data-data yang menjadi
pertimbangan ekonomis, yaitu :

Nilai (value) dari endapan per ton cadangan.

Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan


produk berupa bijih nikel diluar ongkos stripping.

Ongkos stripping of overburden dengan terlebih dahulu mengetahui


stripping ratio-nya.

Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui Economic Stripping


Ratio.

2.

Kondisi pasar
Pertimbangan Teknis
Dalam melakukan perencanaan tambang, tidak hanya ekonomis yang jadi

bahan pertimbangan tetapi teknis juga. Adapun data-data yang termasuk dalam
pertimbangan teknis adalah:

Menentukan Ultimate Pit Slope (UPS). Untuk menentukan batas akhir


tambang harus mempertimbangkan bentuk, ukuran, posisi cadangan
terukur bahan galian, BESR yang sesuai dan kemantapan lereng batas
akhir tambang ini harus tergambar pada peta. Ultimate pit slope adalah
kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang tidak
menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil.
Untuk menentukan UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

o Stripping ratio yang diperbolehkan.


o Sifat fisik dan mekanik batuan.
o Struktur geologi.
o Jumlah air dalam di dalam batuan.

Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir


operasi. Membuat bentuk-bentuk penambangan (mineable geometries)
agar bisa menambang habis cadangan terukur mulai dari titik awal
penambangan hingga ke batas akhir tambang. Pada perencanaan urutan
tahap-tahap kemajuan penambangan ini batas batas akhir tambang
dibagi menjadi unit-unit perencanaan yang lebih kecil agar lebih mudah di
kelola hal ini akan menyederhanakan masalah perencanaan tambang tiga
dimensi yang biasanya sangat komplek

Penjadwalan Produksi
Menambang endapan bahan galian dan lapisan penutupnya (overburden/
interburden/ waste) jenjang demi jenjang harus mengikuti urutan tahaptahap kemajuan tambang yang sudah direncanakan dengan memakai
tabulasi volume (tonase) dan kadar (mutu) nya pengaruh dari berbagai
evaluasi untuk menentukan jadwal sasaran produksi pada kadar batas
yang terbaik.

Dimensi jenjang/bench
Cara-cara pebongkaran atau penggalian mempengaruhi ukuran jenjang.
Dimensi jenjang juga sangat tergantung pada produksi yang diinginkan
dan alat-alat yang digunakan. Dimensi jenjang harus mampu menjamin
kelancaran aktivitas alat mekanis dan faktor keamanan. Dimensi jenjang
ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.

Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah
hujan daerah penambangan.

Kondisi geometrik jalan


Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa parameter antara lain lebar
jalan, kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari belokan, superelevasi, cross
slope, dan jarak terdekat yang dapat dilalui oleh alat angkut.

Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi:


Rencana produksi penambangan dan penimbunan lapisan penutup per
tahun dapat ditentukan tipe, ukuran dan jumlah peralatan bor, armada

pengangkutan, alat muat dan peralatan penunjangnya (buldoser, alat


garu, motor grader, bahan peledak, dll.) untuk tiap tahun. Pemilihan alat
dengan jumlah dan type yang sesuai. Koordinasi kerja alat-alat yang
digunakan.

Kondisi geografi dan geologi:

Topografi
Topografi

suatu

daerah

sangat

berpengaruh

terhadap

sistem

penambangan yang digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan


cara penggalian, tempat penimbunan overburden, penentuan jenis alat,
jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.

Struktur geologi
Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan, perlapisan dan
gerakan-gerakan tektonis.

Penyebaran batuan
Kondisi

air

tanah

terutama

bila

disertai

oleh

stratifikasi

dan

rekahan.Adanya air dalam massa ini akan menimbulkan tegangan air


pori.

Sumber : Blogspot, AhmadFaris, 2009.

Gambar 2
Kondisi Geografi dan Geologi

Perhitungan Biaya Produksi


Dengan menggunakan tingkat produksi tahunan dan bentuk organisasi
yang dipilih, maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja dan gilir kerja (shift)
yang diperlukan untuk operasi, perawatan dan pengawasan kemudian

biaya produksi, modal kerja dan biaya penggantian peralatan dapat


dihitung.

Pembuatan Peta Kemajuan Tambang


Peta rencana kemajuan penambangan dibuat untuk setiap tahun yang
menunjukan dari bagian-bagian mana endapan bahan galian dan lapisan
penutup ditambang pada tahun yang bersangkutan. Pada peta-peta
tersebut juga akan tergambar rencana jalan angkut, letak medan kerja
(front), tempat penyimpanan lapisan penutup, kolam pengendap/ settling/
treatment ponds), bengkel, kantor, dll, sehingga diperoleh gambaran
lengkap dari seluruh kegiatan penambangan.

Sumber : Diktat Perencanaan Tambang

Gambar 3
Desain Kemajuan Tambang

B.

Perancangan Tambang
Kegiatan perancangan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan.

Karena setiap kegiatan perancanaan dibutuhkan perancangan yang sesuai


dengan konsep yang telah dibuat pada awal kegiatan perancanaan. Dalam hal
ini terkait dengan dunia tambang. Kegiatan pertambangan sangat luas, dari

masing-masing kegiatannya dibutuhkan perancangan masing-masing agar


semua kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Kegiatan perancangan tambang ini didasarkan oleh data study kelayakan
dan hasil akhir eksplorasi endapan bahan galian. Didalamnya termasuk
perancangan batas akhir penambangan (ultimate pit), tahapan atau urutan
penambangan tahunan/bulanan, penjadwalan produksi dan waste dump.
Menurut HL. Hartman dalam introductory mining engineering 1987, ada tiga
faktor merancang tambang pada perencanaan open pit yaitu :

Faktor alam dan geologi meliputi kondisi hydrologi, type endapan biji,
topografi dan karakter metallurgi dari bijih maupun batuan.

Faktor ekonomi meliputi kadar endapan bijih, jumlah endapan bijih, SR,
COG, biaya operasi, biaya investasi, keuntungan yang dikehendaki,
produksi rata-rata dan kondisi pasar.

Faktor teknik meliputi peralatan, lereng, pit, tinggi jenjang, tanjakan jalan,
batas KP dan batas pit.
Dalam

melakukan

rancangan

tambang

data-data

yang

harus

dipersiapkan yaitu :

Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data).

Model geologi (Geological Resources, bentuk cadangan, kualitas dsb)


penampang geologi (section), peta struktur, ketebalan dan kualitas (2
dimensi), dan model kualitas (3 dimensi).

Sumber : Blogspot, AhmadFaris, 2009.

Gambar 4
Kontur Struktur dan Penampang Model Geologi

Data Geoteknik
Densitas batuan (wet and dry), sudut geser dalam, kohesi, dan struktur
lapisan geologi (mis : joint)

Stabilitas Lereng Optimalisasi :


Tinggi Bench, Kemiringan Lereng : overall slope dan individual slope,
safety factor, geotechnical data.

Sumber : Seminar Geologi Nuklir dan Sumber Daya Tambang Tahun 2012

Gambar 5
Terminologi Umum Desain Lereng (Sjoberg, 1996)

Model Hydrologi & Geohydrologi


Curah hujan (air permukaan), permeabilitas batuan, catchment area,
ground water (air tanah).

Cut of Grade/Optimum Pit Limit

Optimum stripping ratio

Batas tambang

Batas waste dump

Batas lain : sungai , jalan, dll

Penentuan metoda Penambangan

Parameter pemilihan alat :

o Kondisi tanah dan batuan


o Target produksi
o Karakteristik material
o Tebalan dan kemiringan coal / ore
o Jarak angkut

o Topography
o Cuaca.

Parameter metode penambangan :

o Dimensi lokasi kerja


o Urutan penambangan ( Mine sequencing )
o Rencana produksi ( production scheduling )
o Lebar jalan / Ramp
o Grade jalan
o Lokasi awal penambangan
o Management disposal ( in and out Pit dumping system )

Pembuatan layout tambang & design

o Desain pit
o Desain ramp
o Desain disposal
o Desain jalan
o Drainase

Sumber : Blogspot, AhmadFaris, 2009.

Gambar 6
Desain Tambang

Perhitungan Blok Cadangan

Pembuatan Schedule Produksi

o Kalender kerja
o Shift kerja
o Total jam kerja setahun

Pemilihan Alat dan type alat yang cocok

Penentuan Urutan (sequence) Tambang

Penentuan System Drainase

o Drainase bench dan sump


o Pemilihan pompa
o Pengolahan aliran air
o Pembuangan lumpur

Sumber : Blogspot, AhmadFaris, 2009.

Gambar 7
Desain Tambang

Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

o Top soil stockpiling


o Rencana rehabilitasi
o Penanganan air limbah

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Irwandi. 2005. Perencanaan Tambang.

Bandung : Jurusan Teknik

Pertambangan, ITB.
Faris, Ahmad. 2009. Desain Tambang. Blogspot.com. Diakses Pada Tanggal 21
Agustus 2014.
Maryanto. 2008. Pengantar Perencanaan Tambang. Bandung : Jurusan Tekni
Pertambangan, UNISBA.

LAMPIRAN

TUGAS

MINE DESIGN
1.

Jenis Tambang
Saat ini ada 2 jenis tambang yang sangat terkenal di dunia,yaitu :

Tambang bawah tanah ( UnderGround Mine )


Contohnya seperti di Freeport , tambang underground di China , dll.

Tambang Terbuka ( Open Pit Mine )


Contohnya seperti di Sangata ( KPC ) , Nusa Tenggara ( Newmont ) ,
Berau ( Berau Coal ) , dll.

2.

Pemilihan Jenis Tambang


Beberapa point penting yang harus diperhatikan untuk menentukan

jenis tambang yang akan dipilih adalah sebagai berikut :

Stripping Ratio ( SR ) / Nisbah kupasan yang ekonomis pada saat


itu.Pengertian dari stripping ratio adalah : Perbandingan jumlah tanah
kupasan penutup batubara dalam satuan meter kubik padat (lihat BCM)
yang harus dibuang untuk menghasilkan 1 ton batubara. Dapat disebut
juga dengan rasio kupasan (dengan batubara) pada tambang batubara
terbuka.

Teknologi.

Lingkungan dan Amdal.

Keahlian.

Ketersediaan modal.

Dll.

3.

Metode Penambangan

Direct digging / ripping

Direct dozing

Drilling dan Blasting

Truck dan Shovel

Dragline System

4.

Conveying

Faktor-Faktor Pemilihan Metoda Penambangan


Dalam hal penentuan metode tambang yang akan digunakan saat akan

dimulai,maka point-point dibawah ini penting untuk diperhatikan :

Karakteristik Deposit
Kemiringan, ukuran dan penyebaran, struktur geologi (rekahan/joint,
patahan dan perlipatan).

Karakteristik Material

Pertimbangan Topography

Pertimbangan Geoteknik & Hidrologi

Pertimbangan Ekonomis

Pertimbangan Lingkungan

Ketersediaan alat

Tingkat Produksi

Kualitas bijih / Batu bara yang diharapkan

Jarak buang dari PIT ke Waste Dump / Crusher

5.

Tahapan Desain dan Perencanaan Tambang

Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data)

Model geologi (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.)

Cut of Grade/Optimum Pit Limit

Penentuan metoda Penambangan

Pembuatan Layout tambang & Design

Perhitungan Blok Cadangan

Pembuatan Schedule Produksi

Pemilihan Alat dan type alat yang Suitable

Penentuan Urutan (sequence) Tambang

Penentuan System Drainase

Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi

6.

Data dan Model Geologi


Data Geologi

Topography Lapangan

Data Bor

Struktur Geology
Model Geologi

Penampang Geologi (Section)

Peta Struktur, Ketebalan Dan Kualitas (2 Dimensi)

Model Kualitas (3 Dimensi)


Data Geoteknik

Densitas Batuan (Wet And Dry)

Sudut Geser Dalam

Kohesi

Struktur Lapisan Geologi (Mis : Joint)


Stabilitas Lereng

Tinggi Bench

Kemiringan Lereng : Overall Slope dan Individual Slope

Safety Factor

Geotechnical data
Model Hydrologi & Geohydrologi

Curah Hujan (Air permukaan)

Permeabilitas Batuan

Catchment Area

Ground water (air tanah)

7.

Pemilihan Alat & Metode Penambangan

a.

Parameter Pemilihan Alat :

Kondisi tanah dan bantuan

Target produksi

Karakteristik material

Tebalan dan kemiringan coal / ore

Jarak angkut

Topography

Cuaca

b.

Parameter Metode Penambangan :

Dimensi lokasi kerja

Urutan penambangan ( Mine sequencing )

Rencana produksi ( Production scheduling )

Lebar jalan / Ramp

Grade jalan

Lokasi awal penambangan

Management disposal ( In and Out Pit dumping system )

(Sumber : Blogspot, AhmadFaris, 2009)

WATER TREAMENT PLANT


1.

Definisi
Water Treatment Plant adalah sebuah system yang difungsikan untuk

mengolah air dari kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar
mendapatkan

kualitas

air

pengolahan

(effluent)

standart

yang

di

inginkan/ditentukan atau siap untuk di konsumsi.

2.

Parameter
Dalam melakukan water treatment plant ada beberapa parameter yang

harus dipenuhi diantaranya :

Parameter Fisik:
Parameter fisik air biasanya dilihat dari unsur yang berhubungan dengan
indra manusia seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang
meliputi Turbidity (kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem
pengolahan

yang

biasa

digunakan

adalah

Sistem

Sedimentasi

(Pengenda-pan), Filtrasi dan penambahan desinfektan.

Parameter Kimia
Senyawa kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg,
Na, SO4, CO3. Jika air memiliki kandungan senyawa kimia yang
berlebihan (tidak masuk standart konsumsi yang aman), Pengolahan
dapat dilakukan dengan sistem filtrasi dengan menggunakan media
tertentu misalnya system Reverse Osmosis atau Demineralier dan
Softener.

Parameter Biologi
Parameternya dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di
dalam air. Bila jumlah mikro-organisme di dalam air berlebihan biasanya

akan mengganggu kesehatan bila di konsumsi. Pengolahan dapat


dilakukan dengan menggunakan desinfektan atau alat yang biasa
digunakan, misalnya in-jeksi Chlor, System UV dan System Ozone (O3).

Sumber : Blogspot, Rondy, 2014.

Gambar 1
Water Treatment Plant

3.

Unit

Sand Filter
Sistem filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk diatas
gravel, system sand filter berfungsi sebagai penyaring/menghilangkan
kotoran yang kasat mata (mis: kekeruhan, lumut dll.) yang mempunyai
daya saring 20-30 (tergantung brand/jenis media).
Biasanya media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).
Maintenance

o Backwash
Backwash adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik
(dari bawah ke atas/kebalikan system running). Air hasil backwash
langsung di buang melalui drain.
Backwash biasanya dilakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit
(tergantung influent dan tingkat kekotoran media) bila tekanan air yang
keluar lebih rendah dari tekanan air yang masuk filter.

o Sanitasi

Dilakukan setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standart
yang di tentukan. Sanitasi dilakukan dengan cara memasukkan bahan
sanitasi (mis: oxonia dll.) kedalam tangki dan direndam bersama media
dengan jumlah dan waktu yang telah di tentukan. Selain itu sani-tasi bisa
juga di lakukan dengan cara merendam media dengan air ber suhu di
atas 80 Celcius selama 1-2 jam.
o Rinse/Pembilasan

Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan


untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga
menghilangkan sisa bahan sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi.Air
hasil rinse langsung di buang melalui drain.

Karbon Aktif Filter


Sistem filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di
gunakan adalah arang ba-tubara dan batok kelapa, system ini berfungsi
sebagai bau, warna, bahan organic termasuk sisa chlor.
Biasanya Karbon aktif bisa bertahan sampai 1-2 tahun (tergantung
influent).
Maintenance

o Backwash

Dilakukan setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada saat
media jenuh(tidak mampu menyaring sisa chlor).
o

Sanitasi
Dilakukan setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standart yang
di tentukan. Biasanya direndam air dengan suhu diatas 80 Celcius
(autoclave) selama 2 jam. Juga dalam kasus tertentu dapat direndam
dengan bahan sanitasi selama 30 menit untuk sanitasi (penting : karbon
aktif tidak dianjurkan direndam bahan sanitasi terlalu lama juga terlalu
sering).

Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai.

Softener (Jika memakai system softener)


Sistem filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan
menggunakan garam, system ini berfungsi menghilangkan kesadahan
(Ca dan Mg).
Umur media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent).
Maintenance

o Backwash

Dilakukan sebelum melakukan regenerasi.


o

Regenerasi
Dilakukan pada saat media telah jenuh (tidak mampu menurunkan
kesadahan) dengan cara merendam/mengaliri media dengan larutan
garam.

Sanitasi
Dilakukan dengan cara mengaliri media dengan larutan chlor konsentrasi
rendah (0,1-0,2 ppm) selama beberapa menit (1-2 menit).

Rinse/Pembilasan
Dilakukan setelah 3 ( tiga) proses diatas selesai.

Kation (Jika memakai system Demineralizer)


Sistem filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan
menggunakan larutan Hcl yang berfungsi menurunkan total alkalinitas,
kesadahan.
Sebagai catatan sistem ini juga menurunkan pH air yang diproses (<4)
Umur media mencapai 10 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance

o Backwash

Dilakukan sebelum proses regenerasi.


o Regenerasi

Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai
dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart
(mis: pH naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent
mendekati effluent)).
o Sanitasi

Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.

o Pembilasan

Dilakukan setelah 3(tiga) proses diatas selesai.

Anion (jika memakai system Demineralizer)


Sistem filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan
menggunakan larutan NaoH yang berfungsi menurunkan total alkalinitas,
kesadahan.
Sebagai catatan sistem ini juga menaikkan pH air yang diproses (>10).
Umur media mencapai 10 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance

Backwash
Dilakukan sebelum proses regenerasi.

Regenerasi
Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai
dengan melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart
(mis: pH turun (<9), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent
mendekati effluent)).

Sanitasi
Dilakukan bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.

Pembilasan
Dilakukan setelah 3(tiga) proses diatas selesai.

(Sumber : Blogspot, Rondy, 2014)

Anda mungkin juga menyukai