Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

Pertambangan adalah merupakan salah satu penghasil bahan dasar

industri (Primary Industries) yang merupakan andil besar dalam perkembangan

masyarakat modern. Contoh bahan tambang antara lain bahan-bahan

bangunan seperti misalnya batu-batuan, pasir bahan kaca, tanah liat dan bahan

semen, dll. Disamping hal tersebut ada tambang minyak, batu bara, emas, intan

dll. Pengambilan atas bahan-bahan material tersebutdari bumi dengan

penambangan mempunyai arti penting bagi perkembangan ekonomi

masyarakat.

Penambangan, secara umum dapat dikatakan sebagai suatu proses

kegiatan pengambilan bahan-bahan mineral atau batubara dari tempat asalnya

dan membawanya ke tempat pengolahan atau langsung ke pemakai.

Penambangan pada dasarnya dapat dikatagorikan menjadi logam, non

logam dan batubara. Ditinjau dari letak kegiatan penambangannya, tatacara

penembangan dapat diklasifikasikan menjadi Tambang Terbuka dan Tambang

Bawah Tanah.

Secara umum tahapan-tahapan kegiatan dalam pertambangan dapat

meliputi prospeksi, eksplorasi, evaluasi (studi pelaksanaan), perencanaan

tambang, persiapan (development), penambangan (exploitasi), pengolahan dan

extractive metalurgy.

Sasaran kursus ini adalah dititikberatkan pada perencanaan

penambangan open pit dengan memberikan kemampuan untuk

menggabungkan semua pengetahuan yang telah diperoleh kedalam suatu


perancangan (penentuan pit limit) dan perencanaan (pentahapan) dan evaluasi

suatu tambang yang modern.

Dua spek penting dalam pekerjaan perencanaan tambang adalah

seperti yang telah disebutkan diatas yaitu perancangan pit atau penentuan

batas akhir pertambangan (pit limit), serta pentahapan dan penjadwalan

produksi hingga ke perencanaan tahunan dan bulanan.

Perencanaan tambang merupakan suatu tahap yang penting dalam

studi kelayakan dan rencana operasi pertambangan. Perencanaan suatu

tambang terbukayang modern seperti saat ini memerlukan model komputer dari

sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa blok model untuk tambang bijih

maupun gridded seam model untuk endapan tabular seperti batubara.

Masukan yang diperlukan dalam perancangan pit limit adalah aspek

tekno-ekonomik seperti kemiringan lereng tunggal dan lereng keseluruhan,

ongkos-ongkos penambangan, pengolahan, pemurnian G&A (overhead), faktor-

faktor perolehan (recovery) serta harga komoditas.

Keluaran yang dihasilkan adalah jumlah cadangan serta distribusi ton

dan kadarnya, yang harus direncanakan adalah tingkat produksi serta tahap-

tahap penambangannya. Tingkat produksi ore dan waste yang direncanakan

akan menentukan jumlah peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Tingkat

produksi, pentahapan penambangan (pushback) dan penjadwalan produksi

yang optimum ditunjukkan untuk memaksimalkan beberapa kriteria finansial

seperti NPV atau ROI.

Tujuan dari kursus ini adalah untuk memberikan tambahan wawasan

kepada para peserta, yang dititik beratkan pada pemahaman aspek-aspek


perencanaan pit dan waste dump, perencanaan produksi ore dan waste, aspek

geoteknik serta lingkungan.

Para peserta kursus ini diharapkan akan lebih memahami pula aspek

analisis finansial, yang pada akhirnya menentukan tingkat keuntungan

(profitability) dari suatu usaha pertambangan.

II. PENGERTIAN PERENCANAAN


2.1. Definisi Perencanaan.

Banyak difinisi yang telah dicetuskan mengenai perencanaan yang

ditinjau dari berbagai sudut pendangan dan tujuan. Slah satu dari definisi

perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

Perencanaan adalah penentuan persyaratan teknik pencapaian sasaran

kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan dalam berbagai macam anak

kegiatan yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran

kegiatan.

Dilihat dari definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan

adalah salah satu tahapan kegiatan dalam proses manajement, dimana

manajemen sendiri menurut Stoner & Wankel adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota

organisasi dan proses penggunaan sumber sumber daya organisasi untuk

mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Adapun tahapan

perencanaan tambang seperti yang digambarkan dalam gambar 1.

Istilah perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian

dari proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah

geometrik dimana didalamnya termasuk perancangan batas akhir

penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan tahunan/bulanan

penjadwalan produksi dan waste dump atau secara singkatnya dapat dikatakan

bagaimana kita bisa membuat rancangan tambang (mencapai ultimate pit limit)

dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan. Disamping itu

juga memikirkan bagaimana menentukan tahapan penambangannya.

Perencanaan juga berhubungan dengan aspek yang tidak berkaitan


dengan masalah geometrik yang meliputi perhitungan kebutuhan alat dan

tenaga kerja, perkiraan biaya kapital dan biaya operasi.

2.2. Ruang Lingkup perencanaan Tambang.

Agar mempermudah pekerjaan perencanaan tambang terbuka, maka

masalah ini biasanya dibagi menjadi beberapa tugas sebagai berikut:

2.2.1. Penentuan batas dari pit (ultimate pit limit).

Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit)

untuk suatu cebakan bijih, berarti menentukan berapa besar cadangan bijih

yang akan ditambang (tonase dan kadarnya) yang akan memaksimalkan nilai

bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas dari pit, nilai

waktu dan uang belum diperhitungkan.

2.2.2. Perancangan pushback.

Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk

menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga ke

batas akhir dari pit. Perancangan dari pushback atau tahap-tahap

penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang

lebih kecil dan dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah

perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.

Pada tahap inielemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam

rancangan penambangan karena urut-urutan penambangan (pushback) telah

mulai dipertimbangkan.
2.2.3. Penjadwalan produksi.

Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) diatas kertas.

Jenjang demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan

tabulasi tonase dan kadar untuk untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap

2). Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut of grade) dan berbagai tingkat

produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria waktu dari

uang, misalnya net present value (NPV). Hasilnya akan dipakai untuk

menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkatproduksi

dan strategi kadar batas yang terbaik.

2.2.4. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu.

Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada

tahap 3), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap

periode waktu (biasanya pertahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian

mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut.

Rencana penambangan tahun ini sudah cukup rinci, didalamnya sudah

termasuk pula jalan angkut dan ruang kerja alat sedemikian rupa sehingga

merupakan bentuk yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan

penutup (waste dump) diuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga

gambaran keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.

2.2.5. Pemilihan alat.

Berdasarkan peta-peta rencana penambangan dan penimbunan lapisan

penutup dari tahap 4) dapat dibuat profil jalan angkut untuk setiap perioda
waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, kebutuhan armada alat angkut

dan alat muatnya dapat dihitung untuk setiap periode (setiap tahun).

Jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat bantu lainnya (seperti

dozer, grader, dll) dihitung pula.

2.2.6. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan kapital.

Dengan menggunakan tingkat prodeksi untuk peralatan yang dipilih,

dapat diitungjumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan. Akhirnya,

ongkos-ongkos operasi kapital dan penggantian alat dapat dihitung.

III.TAHAPAN DALAM PERENCANAAN

Menurut LEE (1984) dan Taiylor (1977), tahapan dalam perencanaan

pertambangan dapat terbagi menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:


3.1. STUDI KONSEPTUAL.

Studi pada tahap pekerjaan awal ini merepresentasikan suatu

transformaasi dan suatu ide proyek ke dalam usulan investasi yang luas

dengan menggunakan metoda-metoda perbandingan dari definisi ruang lingkup

dan teknik-teknik estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu kesempatan

investasi yang potensial. Biaya modal dan biaya operasi biasanya didekati

dengan perkiraan misbah yang menggunakan data historik.

Studi ini akan menekankan pada aspek investasi yang utama dari

usulan penambangan yang memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya

adalah pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan

sebagai evaluasi awal.

Studi ini sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping

studies, atau preliminary assessment.

Pada umumnya berdasarkan data sementara / tak lengkap dan yang

keabsahannya masih diragukan.

Hasilnya biasanya merupakan suatu dokumen intern dan tidak disebar

luaskan diluar perusahaan yang bersangkutan.

Disamping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan

lainnya adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara mendalam pada

studi yang lebih rinci dimasa yang akan datang.

3.2. PRA STUDI KELAYAKAN.


Studi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah dan secara

normal tidak untuk mengambil keputusan. Studi ini mempunyai obyektif didalam

penentuan apakah konsep proyek tersebut menjustifikasi suatu analisa detail

oleh suatu studi kelayakan (apakah studi kelayakan diperlukan) dan apakah

setiap aspek dari proyek adalah kritis dan memerlukan suatu investigasi yang

mendalam melalui suatu studi pendukung.

Studi ini harus dipandang sebagai suatu tahap menengah antara studi

konseptual yang tidak mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif mahal.

Beberapa dari studi ini dibuat oleh suatu tim (terdiri dari 2 & 3 orang). Kedua

atau ketiga orang ini mempunyai akses ke konsultan dalam berbagai bidang,

selain dapat berupa usaha dari multi group.

Data yang digunakan lebih lengkap dan kwalitasnya lebih baik.

Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek

penting dari proyek seperti pengujian dari metalurgi bijih, geoteknik, lingkungan,

dan sebagainya.

Bagi perusahaan tambang besar, studi pra-kelayakan ini cenderung

masih dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil sering

menggunakan dokumen ini untuk mencari dana dipasar modal untuk

membiayai studi-studi selanjutnya.

3.3. STUDI KELAYAKAN.

Sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasilnya


merupakan suatu bankble dokument yang hampir selalu ditujukan untuk

mencari modal untuk membiayai proyek tersebut. Karena itu, dokumen yang

dihasilkan ini biasanya disebarluaskan pula di luar perusahaan.

Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir semua

aspek tambahan harus dibahas pula.


REENERGIZING THE SYSTEM

MANAGERIAL TRANSFORMATION PROCESS

INPUT Part 1 Part 2 Part 3 Part 1 Part 1 Output


Human Planning Organizing Staffing Leading Controlling Product
Capital - Nature of - Nature of - Nature of -The Human -System and Services
Managerial planning organizing staffing factor proces of Profits
Technological - Objectives - Departemension -Selection of -Motivation controlling Satisfaction
- Decision - Line & Staff Managers -Leadership -Control techniques Goal Itegration
Goal Input making - Decentralization -Apptaisal of -Comunication -Control of overall Other
of claimant - Strategies - Commitees and managers performance
policies group decition -Manager and
- Effective - Effective
Planning organizing Organisation
development

COMMUNICATION SYSTEM

1. Employees 5. Goverments External Variables


2. Consumers 6. Community Opportunities Enterprise
3. Suppliers 7. Other Constraints boundary
8. Stockholder Other

Gambar 1. System Approach to Management


- Peta topografi Prospeksi - Peta Temuan

- Geologi - Percontohan batuan

- Mineralogi

- Geofisika

-Geokimia
Eksplorasi

- Pemboran inti - Jumlah dan sifat cadangan

- Sumur uji (tes pit) - Kadar endapan

- Terowongan buntu - sifat fisik, kimia, mekanik

- Stratigrafi dan lithologi

Studi Kelayakan
- Penentuan sasaran - Layak / tidak layak

(target) produksi. Ditambang?

- Pemilihan metoda - Kerusakan lingkungan

penambangan dapat ditangani

- Pemilihan peralatan: - Dokumen Amdal, RKL, RPL

macam dan ukurannya

- Evaluasi teknis dan Ekonomis

Layak Tambang Tidak Layak Tambang


(mineabel) (unmineable)

Masuk Arsip

- Ada anggaran - Jual saham


Mencari Dana
- Jaminan - Pinjaman Bank

Kepercayaan - Uang Sendiri

- Penentuan sasaran produksi

- Pemilihan Metoda penambangan

& batas penambangan Rekacipta Tambang


- Penentuan macam & ukuran peralatan - Peta rancangan kemajuan

- Analisis Kemantapan lereng - Tataletak sarana dan

Prasarana tambang

A
A

- Pengupasan tanah penutup - Medan kerja awal


Persiapan
- Pembangunan sarana Penambangan - Sumuran dalam

prasarana tambang - Terowongan buntu

- Geologi dan pemercontohan Penambangan - Produksi bijih

- Pemetaan kemajuan tambang - Re-Vegetasi

- Pemberaian, pemuatan dan

pengangkutan

- Energi, bahan kerja, suku cadang

- Pengelolaan dan pemantauan

lingkungan

Pengolahan Bahan Galian

- Pengecilan ukuran dan klasifikasi

- Pencucian dan konsentrasi

- Pengelolaan dan pemantauan

lingkungan

- Proses akstratif metalurgi Metalurgi - Paduan logam

- Pemurnian logam - Logam murni

- Pengelolaan dan pemantauan

lingkungan

Pemasaran

- Pengangkutan

- Promosi

- Penelitian dan pengembangan produksi

Gambar 2. Tahap Kegiatan pada Industri Pertambangan

Anda mungkin juga menyukai