OLEH
RESA RIFAL PRADITIA
NIM D62111277
MAKASSAR
2015
PERMOHONAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN PUSHBACK PENAMBANGAN BIJIH NIKEL
PADA OPEN PIT PT. ANEKA TAMBANG
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS HASANUDDIN
Mahasiswa Bersangkutan
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Koordinator LBE
Teknik Pertambangan Perencanaan dan Valuasi Tambang
V. Batasan Masalah
Taksiran
Sumber Daya Blok Model
Cadangan
Perencanaan
Optimasi Pit Analisis NPV
Produksi
b. Kondisi material
Kondisi material/batuan dapat menentukan peralatan yang harus
digunakan sehingga kegiatan yang sesuai untuk produksi dapat
ditentukan. Kondisi batuan yang lebih dominan antara lain kekuatan
batuan, faktor pengembangan, densitas batuan, dan struktur geologi
yang ada. Kondisi material tersebut dapat membantu memperkirakan
peralatan produksi yang digunakan.
c. Peralatan produksi
Peralatan produksi yang akan digunakan akan disesuaikan dengan
kapasitas produksi yang diinginkan dan material yang akan dikerjakan.
Hal tersebut dipertimbangkan agar dimensi jenjang mempunyai kondisi
kerja yang baik, dimana hal ini akan memengaruhi efisiensi kerja.
Beberapa faktor pertimbangan dalam pembuatan geometri jenjang adalah:
a. Tinggi jenjang disesuaikan dengan rencana geometri peledakan yang
diterapkan dan jangkauan alat muatnya. Tinggi jenjang adalah jarak yang
diukur tegak lurus dari lantai jenjang (toe) hingga ujung jenjang bagian
atas (crest). Tinggi jenjang yang dibuat sangat dipengaruhi oleh sifat
fisik, mekanik batuan, rencana dimensi bongkaran, dan peralatan mekanis
yang akan digunakan.
b. Lebar jenjang disesuaikan dengan sasaran produksi dan keadaan
topografi lokasi penambangan. Lebar jenjang adalah jarak horisontal yang
diukur dari ujung lantai jenjang sampai batas belakang lantai jenjang.
Lebar minimum yang akan dibuat harus dapat menampung material hasil
bongkaran/ peledakan dan peralatan yang digunakan.
3. Sudut lereng inter-ramp dan overall
Sudut lereng antar jalan (inter-ramp slope angle) adalah sudut lereng
gabungan beberapa jenjang di antara dua jalan angkut. Sudut lereng
keseluruhan (overall slope angle) adalah sudut yang sebenarnya dari dinding
pit keseluruhan dengan memperhitungkan jalan angkut, jenjang penangkap
dan semua profil lain di dinding jenjang.
4. Jalan angkut
Geometri jenjang ditentukan berdasarkan peralatan yang dipakai. Oleh
karena itu diperlukan rancangan jalan yang benar. Pada suatu tambang yang
baru, letak jalan (ramp) keluar tambang sangat penting untuk
diperhitungkan. Lebar jalan yang aman pada umumnya adalah empat kali
lebar dump truck. Dimensi tersebut memungkinkan untuk lalu lintas dua
arah, ruangan untuk truck yang akan menyusul, selokan penyaliran, dan
tanggul pengaman. Kemiringan jalan angkut di dalam tambang biasanya
dirancang pada kemiringan 8% atau 10%. Rancangan kemiringan jalan
untuk tambang-tambang besar umumnya sekitar 8%. Rancangan ini dapat
memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam perancangan dan
memudahkan dalam akses ke jenjang-jenjang penambangan. Kemiringan
maksimum yang masih praktis pada jalan tambang yang panjang adalah
10%. Tambang-tambang skala kecil pada umumnya merancang kemiringan
jalan sebesar 10%. Rancangan spiral dan switchback biasanya dihindari
karena cenderung melambatkan arus kendaraan. Pertimbangan lain adalah
ban akan cepat aus, perawatan ban menjadi lebih besar dan faktor
keamanan. Pembuatan jalan tambang dapat memiliki dampak pada volume
penggalian material yang sangat besar sehingga aspek ekonomis dari
pembuatan jalan tambang cukup signifikan.
(1)
KB × BF
C= …………………………………….…………………………..
SF
(2)
CTL= waktu gali + 2 (waktu swing) + waktu buang........................... (3)
Dimana:
Q = Produktivitas (bcm/jam)
C = Produksi per siklus alat (bcm)
E = Efisiensi kerja alat
CTL= Waktu siklus loader (detik)
KB = Kapasitas bucket loader (m3)
BF = Bucket factor
SF = Swell factor material
b. Alat Angkut (Hauler)
C ×60 × E
Q=
CTH
……………………………………………………………….
(4)
KH
C= KB × BF
( )
SF
…………………………………………………………………(5)
D D
CTH= n ×CTL + + T 1+ +T 2……………………………..(6)
V1 V2
KH
n= × BF ……………………………………………………………… (7)
KB
Dimana:
Q = Produktivitas (bcm/jam)
C = Produksi per siklus alat (bcm)
E = Efisiensi kerja alat
CTH= Waktu siklus hauler (menit)
n = Jumlah siklus loader untuk mengisi hauler
D = Jarak angkut
V1 = Kecepatan rata-rata hauler kosong (m/s)
V2 = Kecepatan rata-rata hauler bermuatan (m/s)
T1 = Waktu mengisi dan standby (menit)
T2 = Waktu buang dan standby (menit)
KB = Kapasitas bucket loader (m3)
KH = Kapasitas hauler (m3)
BF = Bucket factor
SF = Swell factor material
2. Phisycal Availability (PA)
Angka PA yang biasanya dinyatakan dalam persen ini untuk menunjukkan
seberapa besar ketersediaan alat untuk bekerja.
PA = W/(W+R+S) x 100%........................................................(8)
Dimana :
W = Jumlah jam kerja alat
R = Jumlah jam rusak alat
S = Jumlah jam standby alat
T = Total jam yang tersedia (W+R+S)
3. Utilization Availability (UoA)
Angka ini menunjukan seberapa besar alat itu digunakan untuk bekerja.
UoA = (W-S)/T x 100%..............................................................(9)
4. Job Efficiency
Untuk menentukan berapa lama waktu alat itu bekerja dengan effektif dalam
waktu yang disediakan untuk bekerja. Ditetapkan dengan memerhatikan kondisi
manajemen tambang yang ada.
VIII. METODE PENELITIAN
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur
Pengolahan Data
Penyusunan Draft
X. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Tugas Akhir ini, saya ajukan sebagai syarat
untuk melaksanakan Tugas Akhir. Besar harapan saya agar proposal ini dapat
diterima dan saya sampaikan terima kasih atas perhatian dan bantuan semua
pihak demi suksesnya pelaksanaan Tugas akhir ini.
Hartman.,H.,L. 1987. Introductory Mining Engineering. John Willey & Sons, Inc:
Canada.
Hustrulid, W., Kuchta, M., 1996. Open Pit Mine Planning and Design, Volume 1-
Fundamentals. A. A. Balkema Publishers: Leiden/ London/ New York/
Philadelphia/ Singapore.
Lee, T,D., 1984, Planning and Mine Feasibility Study-an Owners Perpective,
Proceedings of The 1984 NWMA, Short Course ‘Mine Feasibility-Concept to
Completion’, Spokane, WA.
Prijono, A. 1977. The Indonesian Mining Industry ; Its Present and Future.,
Indonesian Mining Association.,Jakarta.
Thompson, R.J., 2005, Surface Trip Coal Mining Handbook, South African Colliery
Managers Association.