Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA PIT 71N

UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN DI


PT KARUNIA WAHANANUSA
(Desa Sekerat, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur)
Ivan Delising
1
Teknik Pertambangan Universitas Trisakti

Abstrak
PT Karunia Wahananusa selaku kontraktor dari PT Perkasa Inakakerta sudah membuat rencana penambangan tahunan dan
perlu dibagi menjadi rancana bulanan agar mempermudah pengawasan dan pengelolaan produksi. Penelitian ini bertujuan
untuk merancang penjadwalan tahapan penambangan dan membuat desain sequence penambangan berdasarkan reancangan
penjadwalan produksi yang telah dibuat untuk memenuhi target produksi bulanan pada PT KWN untuk periode Agustus –
Desmber 2019. PT PIK selaku pemegang PK2B membatasi untuk nisbah pengupasan yang di perbolehkan sebesar 9:1 dan
sesuai dengan kemampuan kapasitas alat yang tersedia. Pada penelitian ini dibutuhkan data – data sekunder dari perusahaan
antara lain data topografi, model geologi, pit limit penambangan, jenis dan jumlah alat – alat mekanis, waktu kerja efektif
dan rekomendasi lereng tambang. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak MineScape
5.7 dan XPAC 7.12. Dimensi stripe dan block penambangan menggunakan ukuran 30m x 60m x 5 meter. Berdasarkan
rekomendasi geoteknik untuk geometri jenjang pada bagian low wall dengan tinggi jenjang 10 m, lebar jenjang 10 m dan
slope 30°, pada sisi high wall dengan tinggi jenjang 10 m, lebar jenjang, 5 m dan slope 55°. Rancangan lebar jalan lurus
minimum 12 m, lebar jalan pada tikungan 25 meter dengan grade maksimum 10%. Hasil Rancangan bulan Agustus 2019,
volume overburden 940.282 bcm dan batubara tertambang 109.443 ton, dengan stripping ratio 8,59. Bulan September 2019,
volume overburden 1.042.428 bcm dan batubara tertambang 116.042 ton, stripping ratio 8,98. Bulan Oktober 2019, volume
overburden 859.893 bcm dan batubara tertambang 105.959 ton, stripping ratio 8,12. Bulan November 2019, volume
overburden 894.559 bcm dan batubara tertambang 103.546 ton, stripping ratio 8,64. Bulan Desember 2019, volume
overburden 782.613 bcm dan batubara tertambang 91.119 ton, stripping ratio 8,61. Total volume overburden 4.519.777 bcm
dengan perolehan batubara tertambang 526.110 ton, dengan nilai stripping ratio sampai batas akhir penambangan sebesar
8,59:1.

Kata kunci : Rencana, Penjadwalan Produksi, Sequence, MineScape 5.7, XPAC 7.12

Abstract
PT Karunia Wahananusa as a contractor PT Perkasa Inakakerta has made an annual mining plan and needs to be divided
into monthly plans to facilitate the supervision and management of production. This study aims to design the scheduling of the
mining stages and design the mining sequence design based on production scheduling that has been made to meet the monthly
production targets at PT KWN for the period August - December 2019. PT PIK as the PK2B holder limits for allowable
stripping ratio of 9:1 and according to the capacity of the available tool capacity. In this research, secondary data from
companies are needed, including topographic data, geological models, mining pit limits, types and amounts of mechanical
equipment, effective working time and mine slope recommendations. Data processing in this study using MineScape 5.7 and
XPAC 7.12 software. Dimensions of mining stripe and blocks use a size of 30m x 60m x 5 meters. Based on geotechnical
recommendations for level geometry at the low wall with a height of 10m, width of 10m and slope 30 °, on the side of the high
wall with a height of 10 m, width of 5 m and slope 55 °. Design a minimum straight road width of 12 m, width of the road at a
25 meter bend with a maximum grade of 10%. The draft results for August 2019, the volume of overburden 940.282 bcm and
coal mined 109.443 tons, with a stripping ratio of 8,59. In September 2019, overburden volume 1.042.428 bcm and 116.042
tons of mined coal, stripping ratio 8,98. In October 2019, the volume of overburden 859.893 bcm and coal mined 105.959
tons, stripping ratio 8,12. In November 2019, the volume of overburden 894.559 bcm and coal mined 103.546 tons, stripping
ratio 8,64. In December 2019, overburden volume was 782.613 bcm and coal was 91.119 tons, stripping ratio was 8,61. The
total volume of overburden 4,519,777 bcm with the acquisition of 526,110 tons of mined coal, with a stripping ratio up to the
mining deadline of 8,59:1.

Keywords : Plan, Production Scheduling,Sequence, MineScape 5.7, XPAC 7.12

*Penulis untuk korespondensi (corresponding author):


E-mail: ivan_delising@yahoo.co.id
Tel: +62-82-255538555

I. PENDAHULUAN terbuka (open pit mining), dengan menggunakan alat


I.1 Latar Belakang – alat mekanis (alat – alat besar) untuk kegiatan
PT Karunia Wahananusa (PT KWN) merupakan oprasionalnya. Pit 71N merupakan pit pertama PT
perusahaan kontraktor pertambangan batubara yang KWN yang berlokasi di job site PIK yang merupakan
melakukan kegiatan oprasional penambangan pit progress dari tahun 2016 sampai sekarang masih
batubara di site PT Perkasa Inakakerta (PT PIK) terus direncanakan untuk ditambang. Pada saat ini
selaku pemegang PKP2B. Metode penambangan untuk elevasi terdalamnya mencapai elevasi RL -90
yang digunakan adalah dengan sistem tambang untuk mendapatkan batubara seam 76, sedangkan
batas final benching atau batas pit limit mencapai Rancangan sequence penambangan sebaiknya
elevasi RL-120. Oleh karena itu perlu dilakukan memenuhi beberapa kriteria berikut (Arif, Irwandi,
perancangan tahapan penjadwalan penambangan dan Adisoa, S., 2002) :
sequence penambangan yang terencana agar proses
penambangan tepat sasaran dan tujuannya, hingga a. Rancangan sequence harus cukup lebar agar alat-
mencapai batas akhir penambangan. alat tambang dapat bekerja dengan leluasa, (lebar
sequence min 10 – 100 m).
I.2 Tujuan Penelitian b. Rancangan sequence harus memiliki sekurang-
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : kurangnya satu akses jalan angkut untuk setiap
1. Membuat perencanaan tahapan penambangan sequence dan ada akses keluar dari pit.
batubara untuk memenuhi target produksi bulanan c. Penambahan jalan pada suatu rancangan sequence
dengan batasan stripping ratio 9 : 1 dan target akan berpengaruh pada berkurangnya lebar daerah
produksi batubara sesuai dengan kemampuan kerja.
kapasitas prosuksi alat yang tersedia, untuk d. Tambang tidak akan pernah sama bentuknya
rencana bulan Agustus – Desember tahun 2019. dengan rancangan tahap-tahap penambangan,
2. Mengetahui estimasi tonase batubara dan volume karena dalam kenyataannya beberapa sequence
tanah penutup (overburden) berdasarkan sequence dapat dikerjakan secara bersamaan.
penambangan yang telah dirancang tiap bulannya.
2.2 Penjadwalan Produksi
I.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Penjadwalan produksi adalah gambaran tentang
Berdasarkan rumusan masalah yang di bahas pada jumlah produksi batubara dan overburden yang dapat
penelitian ini terdapat beberapa ruang lingkup dan dihasilkan dalam periode waktu tertentu (target
batasan masalahnya antara lain sebagai berikut : produksi)
1. Perancangan penjadwalan tahapan penambangan
pada penelitian ini untuk rencana jangka pendek 2.3 Parameter – Parameter Rancangan Tahapan
(monthly plan) untuk rencana bulan Agustus – Penambangan
Desember 2019 dari target produksi tahunan. Dalam merancang tahapan penambangan, ada
2. Penelitian ini hanya sebatas merancang desain beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti
sequence dan scheduling penambangan batubara halnya faktor geologi, geoteknik dan alat-alat berat
serta mengetahui kemampuan kapasitas produksi yang akan digunakan. Dengan mengetahui faktor-
alat yang tesedia. faktor tersebut, maka perancangan tahapan
3. Sasaran produksi desain scheduling penambangan akan berjalan dengan baik. Hal-hal
penambangan sesuai dengan kapasitas yang harus diperhatikan dalam merancang tahapan
kemampuan produksi alat gali muat yang penambangan yaitu :
tersedia. 1. Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan),
4. Stripping Ratio di batasi pada 9 : 1. berpengaruh terhadap jumlah batubara yang dapat
5. Penanganan air dibatasi hanya menentukan letak diambil, biaya stripping, serta keuntungan yang
kolam penampungan sementara di pit (temporary didapatkan oleh perusahaan. Stripping ratio (SR)
sump in pit), untuk kegiatan pemompaan tidak menunjukkan jumlah volume overburden yang
dibahas. harus di pindahkan untuk memperoleh tonase
6. Penelitian ini tidak memperhitungkan aspek batubara yang di inginkan.
biaya, lingkungan, pemboran dan peledakan. 2. Pit Limit (Batas Penambangan)
7. Penentuan rancangan disposal tidak dibahas. 3. Dimensi dari jenis alat yang digunakan sebagai
penentu lebar minimum jenjang operasi.
II. BAB KEDUA 4. Geoteknik, dalam kajian geoteknik untuk
2.1 Perancangan Tahapan Penambangan perancangan tambang, terdapat beberapa geometri
Merupakan bentuk tahapan-tahapan penambangan rancangan yang harus sesuai dengan parameter
(mineable geometris) yang menggambarkan geoteknik, sebagai berikut :
bagaimana kemajuan penambangan suatu pit mulai a. Tinggi jenjang
dari awal ditambang sampai bentuk akhir dari pit b. Kemiringan jenjang
tersebut. Tujuan dibuatnya penjadwalan tahapan c. Lebar berm
penambangan adalah untuk membagi seluruh volume d. Tinggi lereng keseluruhan (overall bench
yang berada dalam desain Ultimate Pit Limit, height)
rencana tahunan ke dalam unit-unit rancangan desain e. Kemiringan lereng keseluruhan (overall slope)
sequence bulanan (short-term mine plan), untuk f. Ramp (road access mining pit)
menjamin operasi penambangan yang akan 5. Tingkat produksi batubara dan overburden yang
dilakukan terkoordinasi dan sesuai dengan target tertambang pada setiap tahapan penambangan.
yang direncanakan serta dapat memudahkan dalam
hal penanganan serta pengawasannya..
III. PENJELASAN TENTANG GAMBAR DAN inilah yang akan dijadikan sebagai target produksi
TABEL perbulanya dengan mengalikan produktivitas
3.1 Penjadwalan Produksi excavator dengan jam kerja effektif alat.
Penjadwalan produksi adalah gambaran tentang
jumlah produksi batubara dan overburden yang dapat Tabel 3. Target Produksi Overburden
dihasilkan dalam periode waktu tertentu, sesuai Rencana Bulanan Kapasitas Alat
dengan kemampuan alat yang tersedia, (target Bulan
(BCM) (BCM)
produksi). 19-Aug 893.230 1.028.809
A. Ketersediaan Alat 19-Sep 871.856 1.053.881
Alat – alat yang digunakan pada kegiatan
19-Oct 882.528 930.488
penambangan pada pit 71N dibagi berdasarkan
19-Nov 844.845 895.719
fungsinya, yaitu untuk penggalian batubara dan
pengupasan overburden dan sebagai alat support. 19-Dec 834.020 786.837
Berikut adalah alat-alat yang tersedia di Pit 71N yang
Tabel 4. Target Produksi Coal dan SR
akan menjadi dasar pertimbangan perancangan
Rencana SR
kemampuan kapasitas alat, tidak mempertimbangkan Kapasitas SR
Bulan Bulanan Kapasitas
alat support. Alat (Ton)t Bulanan
(Ton) Alat
Tabel 1. Ketersediaan Alat di PT KWN 19-Aug 107.044 132.195 8,34 7,78
Aktivitas Tipe Alat Kapasitas Jumlah Alat
19-Sep 108.211 131.362 8,06 8,02
Excavator PC-850 5 m3 6 Unit
19-Oct 101.195 129.799 8,72 7,17
(OB) 870 ZXS 4,2 m3 1 Unit
19-Nov 113.060 124.338 7,47 7,20
Excavator
500LC-V 3,1 m3 4 Unit 19-Dec 86.544 116.278 9,64 6,77
Coal

Hauler HD 465-7R 34,2 m3 24 Unit


3.2 Rancangan Geometri Penambangan
(OB) Berdasarkan rancangan jenjang yang sudah dilakukan
HD 773-E 35,2 m3 6 Unit
sebelum-sebelumnya dan sudah sesuai dengan
Hauler FM 500 25 ton 3 unit rekomendasi geoteknik pada pit 71N, untuk geometri
Coal P360 35 ton 14 unit jenjang bias dilihat pada Tabel 6 dan sketsanya bias
dilihat pada Gambar 2.
B. Produktivitas Unit Excavator Tabel 5. Geometri Jenjang
Hasil perhitungan produktivitas masing- masing alat Bagian Tinggi Sudut Lebar
gali dan muat, bias dilihat pada table di bawah ini : Jenjang (H) (β) (L)
Tabel 2. Produktivitas Alat Gali dan Muat High Wall 10 m 55° 5m
Unit Low Wall 10 m 30° 10 m
Keterangan PC 850- Hitachi Doosan
R1 ZX870 500
PC-400 Side Wall 10 m 55° 5m
Waktu Gali
12 12 11 7
(detik)
Waktu Putar
4 4 4 6
Isi (detik)
Waktu
Menuangkan 6 7 5 4
(detik)
Waktu Putar
Kosong 3 4 3 5
(detik)
Total Cycle
25 27 26 22
Time (detik)
Kapasitas
4,2 4,1 3,1 2,8
Bucket (m³)
Efesiensi Gambar 1. Sketsa Geometri Jenjang High Wall
72% 72% 72% 72%
Kerja (%)
Bucket Fill
100% 100% 95% 95% 3.3 Dimensi Stripe dan Block Penambangan
Factor (%) Adapun parameter yang di pertimbangkan dalam
Swell Factor 0,8 0,8 0,74 0,74
merancang desain stripe dan block ini adalah faktor –
348 315 248 230
Produktivitas faktor geoteknik, kemampuan alat, keamanan dan
bcm/jam bcm/jam ton/jam ton/jam
kemudahan oprasional penambangannya. Jadi
C. Kemampuan Kapasitas Produksi Alat dimensi stripe dan block yang digunakan berukuran
Kemampuan kapasitas produksi alat merupakan 30 m x 60 m x 5 m, dapat dilihat pada Gambar 4.
kemampuan suatu unit alat gali muat dalam Ukuran dimensi didapatkan dari pertimbangan –
menyelesaikan suatu pekerjaan. Kapasitas produksi pertimbangan sebagai berikut :
1. Tinggi stripe dan block 5 meter, berdasarkan 2. Top surface yang dipakai adalah topografi
dimensi alat yang digunakan dalam penambangan progress ter-update yaitu pada saat penelitian ini
yang mempertimbangkan faktor keamanan serta dilakukan adalah akhir bulan Juli 2019.
kemudahan dalam oprasional penambangan. 3. Bottom surface yang dipakai untuk pengolahan
2. Lebar stripe berdasarkan perhitungan lebar jalang data adalah Pit limit dari Pit 71N.
angkut dan juga mempertimbangkan turning 4. Losses batubara yang tertambang adalah 1%,
radius dari alat angkut, dimana didapatkan untuk dimana angka tersebut termasuk dilusi batubara
lebar jalan angkut pada tikungan sebesar 25,03 dan kehilangan batubara pada saat proses
meter yang di bulatkan menjadi 30 meter. penggalian dan pemuatan.
3. Panjang Block 60 meter, memperhitungkan grade 5. Berat jenis (density) batubara yang digunakan
jalan yang sesuai dengan kemampuan alat angkut adalah 1,3 ton/m3.
yaitu untuk grade jalan tidak lebih dari 10%. Hasil dari pengolahan data estimasi cadangan sisa
Untuk perhitungannya berhubungan dengan tinggi pada Pit 71N dengan bantuan perangkat lunak
stripe dan block yang sudah ditentukan yang MineScape 5.7 diperoleh cadangan batubara sebagai
disimulasikan dengan tinggi stripe dan block 5 berikut :
meter agar mendapatkan nilai grade jalan kurang Tabel 6. Estimasi Sisa Cadangan Pit 71N
dari 8% berapa panjang block yang dibutuhkan,
sketsa simulasinya bisa dilihat pada Overburden Coal Stripping
Maka, Seam
(BCM) (MT) Ratio
Panjang Block = 5 / 0,08 = 62,5 meter
Didapatkan panjang block sebesar 62,5 meter dan S74 1.201.664 125.699 9,56
di bulatkan menjadi 60 meter. S75 59.749 550 108,58
S76 2.058.024 376.425 5,47
S77 251.261 22.914 10,97
S78 311.064 43.303 7,18
S79 385.264 32.896 11,71
S79U 298.925 50.601 5,91
S80 158.562 29.969 5,29
S81 192.126 61.055 3,15
S82 110.508 20.489 5,39
Gambar 2. Sketsa Simulasi Panjang Block S83 213.818 19.976 10,70
Total 5.240.967 783.877 6,69

3.6 Rancangan Sequence Penambangan


Hasil dari rancangan sequence penambangan
merupakan desain pit penambangan perbulannya,
yang akan di berikan ke devisi survey dan devisi
operasi yang digunakan sebagai acuan desain pit
maupun target elevasi yang akan di capai di lapangan,
untuk periode Agustus – Desember 2019, untuk
mengolah datanya menggunakan bantuan software
MineScape 5.7.
Parameter untuk dasar perancangan sequence
penambangan untuk periode Agustus – Desember
2019 adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Dimensi Stripe dan Block Penambangan 1. Rencana target produksi PT KWN, untuk bulan
Agustus - Desember 2019 berdasarkan
3.5 Estimasi Sisa Cadangan Batubara kemampuan kapasitas produksi alat yang tersedia,
(Remaining) Pada Pit 71N dimana lebih ditekankan pada ketercapaian target
Pengolahan data untuk mengetahui sisa cadangan produksi batubaranya, dengan batasan stripping
batubara pada pit 71N ini menggunakan bantuan ratio < 9. Untuk target produksi penjualan
perangkat lunak MineScape 5.7. Untuk mengolah batubara yang sudah di setujui oleh PT Perkasa
data agar mendapatkan estimasi cadangan batubara Inakakerta, tiap bulannya bisa di lihat pada Tabel
dilakukan dengan batasan dan kriteria sebagai 4 dan Tabel 5.
berikut : 2. Berdasarkan rancangan scheduling yang sudah di
1. Perhitungan cadangan dibuat berdasarkan data buat untuk periode Agustus – Desember 2019,
model geologi dari PT Perkasa Inakakerta bisa dilihat pada pembahasan IV.6.
(owner). 3. Rancangan geometri jenjang/lereng berdasarkan
rekomendasi kajian geoteknik PT Perkasa
Inakakerta. A. Rancangan Sequence Penambangan Bulan
4. Geometri jalan berdasarkan hasil perhitungan Agustus 2019
yaitu untuk lebar jalan lurus 20 meter, lebar jalan Hasil rancangan sequence bulan Agustus 2019
di tikungan 25 meter dengan grade maksimal (Gambar 4), dengan kebutuhan alat gali muat untuk
10%. penggalian overburden dengan asumsi 7 fleet terdiri
5. Lebar jenjang kerja minimal 41,39 m ~ 45 meter dari 6 unit excavator PC 850-R1 dan 1 unit excavator
berdasarkan perhitungan dengan unit excavator 870 ZXS dengan masing – masing 3 unit dump truck
terbesar. HD 465-R7 dan 1 unit dump truck HD 777-E. Untuk
posisi temporary sump in pit berada pada sisi barat
dengan minimal ketinggian air pada elevasi RL-7.

Gambar 4. Rancangan Sequence Penambangan Bulan Agustus 2019

B. Rancangan Sequence Penambangan Bulan posisi temporary sump in pit berada pada sisi barat
September 2019 dengan minimal ketinggian air pada elevasi RL-75,
Hasil rancangan sequence bulan September 2019 masih sama dengan bulan agustus, akan tetapi untuk
(Gambar 5), dengan kebutuhan alat gali muat untuk pemompaan air, harus minimal di RL-75, jika
penggalian overburden dengan asumsi 7 fleet terdiri ketinggian air tidak berkurang atau lebih dari RL-75
dari 6 unit excavator PC 850-R1 dan 1 unit excavator maka aktifitas opeerasi penambangan pada sisi utara
870 ZXS dengan masing – masing 3 unit dump truck di target elevasi RL-70 dapat terhambat.
HD 465-R7 dan 1 unit dump truck HD 777-E. Untuk

Gambar 5. Rancangan Sequence Penambangan Bulan September 2019


C. Rancangan Sequence Penambangan Bulan dikuranginya fleet untuk pengupasan overburden
Oktober 2019 karena area kerja yang semangkin sempit sehingga
Hasil rancangan sequence bulan Oktober 2019 perlu dikurangi 1 fleet excavator dan juga
(Gambar 6), dengan kebutuhan alat gali muat untuk dikarenakan jarak angkut dari front menuju disposal
penggalian overburden dengan asumsi 6 fleet terdiri semakin jauh, sehingga untuk 1 fleet membutuhkan
dari 5 unit excavator PC 850-R1 dan 1 unit excavator tambahan alat angkut dump truck. Untuk posisi
870 ZXS dengan masing – masing 4 unit dump truck temporary sump in pit berada pada sisi barat dengan
HD 465-R7 dan 1 unit dump truck HD 777-E. Alasan minimal ketinggian air pada elevasi RL-85.

Gambar 6. Rancangan Sequence Penambangan Bulan Oktoberber 2019

D. Rancangan Sequence Penambangan Bulan kerja yang semangkin sempit sehingga perlu
November 2019 dikurangi 1 fleet excavator dan juga dikarenakan
Hasil rancangan sequence bulan November 2019 jarak angkut dari front menuju disposal semakin
(Gambar 7), dengan kebutuhan alat gali muat jauh, sehingga untuk 1 fleet membutuhkan
untuk penggalian overburden dengan asumsi 6 tambahan alat angkut dump truck. Untuk posisi
fleet terdiri dari 5 unit excavator PC 850-R1 dan temporary sump in pit yang sebelumnya berada
1 unit excavator 870 ZXS dengan masing – pada sisi barat di geser ke timur pada target
masing 4 unit dump truck HD 465-R7 dan 1 unit elevasi RL-90 dengan minimal ketinggian air
dump truck HD 777-E. Alasan dikuranginya pada elevasi RL-90.
fleet untuk pengupasan overburden karena area

Gambar 7. Rancangan Sequence Penambangan Bulan November 2019


E. Rancangan Sequence Penambangan Bulan karena area kerja yang semangkin sempit sehingga
Desember 2019 perlu dikurangi 1 fleet excavator dan juga
Hasil rancangan sequence bulan September 2019 dikarenakan jarak angkut dari front menuju disposal
(Gambar 8), dengan k ebutuhan alat gali muat untuk semakin jauh, sehingga untuk 1 fleet membutuhkan
penggalian overburden dengan asumsi 6 fleet terdiri tambahan alat angkut dump truck. Untuk posisi
dari 5 unit excavator PC 850-R1 dan 1 unit excavator temporary sump in pit yang sebelumnya berada pada
870 ZXS dengan masing – masing 4 unit dump truck elevasi RL-90 di geser ke utara pada target elevasi
HD 465-R7 dan 1 unit dump truck HD 777-E. Alasan RL-100 dengan minimal ketinggian air pada elevasi
dikuranginya fleet untuk pengupasan overburden RL-100.

Gambar 8. Rancangan Sequence Penambangan Bulan November 2019

3.7 Rencana Simulasi Kebutuhan Alat Angkut Diketahui :


A. Rencana Simulasi DT Overburden Kapasitas bucket (KB) = 4,2 m³
Bucket fill factor (FF) = 100%
Tabel 7. Simulasi Rencana DT Overburden
Efesiensi Kerja (Ek) = 72%
Jumlah Dump Truck Jarak Angkut Rata – Rata
Simulasi Swell factor (SF) = 0,8
(Unit) Front to Disposal (meter)
Agustus 29 1.608,77 Total waktu edar (Ctm) = 25 detik
September 30 1.610,26 Maka,
Oktober 27 1.800 (3600 × 4,2 × 100% × 78% × 0,8)
November 28 1.900 𝑄=
25
Desember 27 2.100
𝑄 = 348 BCM/jam
B. Rencana Kebutuhan Alat Angkut Coal 4.2 Geometri Jalan
Kebutuhan alat angkut dump truck untuk A. Lebar Jalan Angkut Lurus
pengangkutan batubara (coal), pada PT Karunia Diketahui :
Wahananusa memiliki ketersediaan alat angkut DT Jumlah rencana jalur (n) = 2 jalur (satu jalan untuk
HINO FM 500 (25 ton) sebanyak 3 unit dan DT 2 arah)
SCANIA P360 (35 ton) sebanyak 14 unit Untuk unit Lebar alat angkut (Wt) = 5,39 meter
DT batubara, semuanya digunakan dan sudah sesuai Maka,
dengan target produksi bulanan penjualan batubara. L = 2 x (5,39) + [(2 +1) x (0,5 x 5,4)]
Dikarenakan pengangkutan batubara dari front = 10,78 + [8,08]
penambangan Pit 71N langsung diangkut menuju ke = 18,86 ~ 19 meter (lebar minimum
dermaga PT Perkasa Inakakerta (Jetty) dengan jarak untuk 2 jalur jalan angkut)
hauling sekitar 17 KM.
B. Lebar Jalan Angkut Tikungan
IV. PERSAMAAN MATEMATIKA Diketahui :
4.1 Perhitungan Produktivitas Excavator a. Jumlah rencana jalur (n) = 2 jalur
Alat gali dan muat (excavator) merupakan parameter b. Jarak jejak roda (U) = 3,87 meter
yang akan digunakan dalam perhitungan produksi c. Radius putar = 8,5 meter
kemampuan kapasitas alat pengupasan overbarden. Jarak antara kedua as roda (D) = 4,3 meter
Untuk perhitungan produktivitas alat unit Excavator
PC-850-R1 menggunakan persamaan dibawah :
Maka untuk mencari niai sudut penyimpangan Ketua Prodi Teknik Pertambangan, Pembimbing
roda depan saat membelok (Ɵ), menggunakan Akademik dan juga Pembimbing Pendamping
persamaan sebagai berikut : penulis, yang selalu senantiasa membimbing dan
D membantu penulis selama penelitian dan
R =
sin α menjadi Mahasiswa di Universitas Trisakti.
4.3 4. Bapak Ir. Hermanto Saliman, MT. selaku
R =
sin 30° pembimbing utama yang telah memberikan
= 8,6 ~ 8,5 meter saran, bimbingan, dan nasehatnya selama
d. Lebar juntai depan (Fa) = 3,51 meter penyelesaian penelitian ini.
Lebar juntai belakang (Fb) = 3,08 meter 5. Bapak Reza Aryanto, ST., MT. selaku
Penyimpangan roda depan saat membelok Koordinator mata kuliah Tugas Akhir.
membentuk sudut sekitar 30° maka,
Fa = 3,51 x sin 30° = 1,75 meter DAFTAR PUSTAKA
Fb = 3,08 x sin 30° = 1,54 meter 1. Arif, Irwandi, Adisoa, S., G. 2002.
C = Z = 0,5 x (U + Fa + Fb) Perencanaan Tambang. Institut Teknologi
= 0,5 x (3,87 + 1,75 + 1,54) Bandung.
= 0,5 x 7,41 = 3,57 meter
2. Hustrulid. W dan Kuchta. 2013. Open Pit
Maka,
W = n x (U + Fa + Fb + Z) + Z
Mine Planning and Design, Two Volume Set
= 2 x (3,87 + 1,75 + 1,54 + 3,57) + 3,57 & CD-ROM Pack, Third Edition, Open Pit
= (2 x 10,73) + 3,57 Mine Planning and Design, Two Volume Set
= 21,46 + 3,57 & CD-ROM Pack, Third Edition.
= 25,03 ~ 25 meter 3. Nurhakim. 2004. Kuliah Tambang Terbuka
(Htkk-024).
V. KESIMPULAN 4. Prodjosumarto, Partanto. 1995. “Pemindahan
1. Hasil rencana scheduling penambangan batubara Tanah Mekanis”. Bandung: Jurusan Teknik
untuk periode Agustus – Desember 2019 sebagai Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.
berikut :
5. Sulistyana, W. 2010. Perencanaan Tambang,
• Bulan Agustus 2019, volume pengupasan
Jurusan Teknik Pertambangan, UPN
overburden 940.282 bcm dan batubara tertambang
109.443 ton, dengan stripping ratio 8,59 : 1. “Veteran” Yogyakarta: Yogyakarta.
• Bulan September 2019, volume pengupasan 6. Suwandhi, Awang. 2004. Perencanaan Jalan
overburden 1.042.428 bcm dan batubara Tambang, Diktat Perencanaan Tambang
tertambang 116.042 ton, dengan stripping ratio Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan
8,98 : 1. UNISBA: Bandung.
• Bulan Oktober 2019, volume pengupasan
overburden 859.893 bcm dan batubara tertambang
105.959 ton, dengan stripping ratio 8,12 : 1.
• Bulan November 2019, volume pengupasan
overburden 894.559 bcm dan batubara tertambang
103.546 ton, dengan stripping ratio 8,64 : 1.
• Bulan Desember 2019, volume pengupasan
overburden 782.613 bcm dan batubara
tertambang 91.119 ton, dengan stripping
ratio 8,59 : 1.
2. Jumlah total volume overburden yang dikupas
adalah 4.519.777 bcm dengan perolehan batubara
tertambang sebesar 526.110 ton. Menghasilkan
nilai Stripping Ratio sampai batas akhir
penambangan sebesar 8,59 : 1

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada
Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan
kepada pihak – pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini :
1. Kedua orangtua dan saudara – saudari penulis.
2. PT Karunia Wahananusa.
3. Bapak Dr. Irfan Marwanza, ST., MT. selaku

Anda mungkin juga menyukai