Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN PENAMBANGAN

TAMBANG TERBUKA BATUBARA PADA PT. CARITAS ENERGI


INDONESIA JOBSITE BATUBARA JAMBI LESTARI
SEMESTER GANJIL TA. 2023/2024
Dosen pengampu : Dra. Henny Purwaningsih, S.Pd

Oleh :
MOHAMMAD DAFFANTIO RAMADHANI
NIM. 2331340017

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................4
1.4 Manfaat..................................................................................................................................4
1.4.1. Lembaga.........................................................................................................................4
1.4.2. Peneliti............................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................5
2.1 Desain Tambang Aktual dan Identifikasi Model Endapan Batubara.....................................5
2.2 Proses Perencanaan Tambang Terbuka..................................................................................7
2.3 Design Pit dan Batas Pit Pertambangan.................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai cadangan batubara yang
sangat besar. Seiring berjalannya waktu, penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak dan gas
alam semakin meningkat, sedangkan pasokan minyak dan gas semakin berkurang. Pilihan lain
yang bisa dijadikan alternatif pengganti minyak dan gas adalah batu bara. Batubara merupakan
alternatif lain yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan memiliki potensi pengembangan
yang besar di Indonesia. Berdasarkan permasalahan tersebut, banyak pelaku ekonomi yang
memanfaatkan peluang bisnis ini dengan mendirikan perusahaan pertambangan yang
mempunyai potensi cadangan batubara. Salah satu contohnya adalah PT. Batubara Jambi Lestari.
Menurut Agin (Supriyadi et al., 2017) perencanaan adalah penentuan persyaratan
teknik pencapaian sasaran kegiatan serta modal teknis pelaksanaan dalam berbagai macam
anak kegiatan yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan suatu
perencanaan. Perencanaan Tambang merupakan suatu proses penetapan desain tambang dan
langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan dalam menentukan kelayakan rancangan
tambang dan tahapan pelaksanaan operasi penambangan guna mencapai hasil yang telah
ditentukan. Sistem ini dibuat agar dapat mencapai kondisi dan hasil yang diinginkan.
Perencanaan penambangan merupakan bagian dari tahapan perencanaan dan merupakan elemen
yang sangat penting sebelum memulai rencana penambangan yang sebenarnya menurut Hartman
(Pranajati & Ananda, 2023). Perancangan dilakukan dengan menggunakan software Minescape
5.7. Kelebihan perangkat lunak ini adalah fleksibel dan efisien sehingga cocok digunakan dalam
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek di tambang batubara (Mincom, 1998).

Salah satu aspek perencanaan yang paling penting adalah rencana pembangunan
tambang. Perencanaan tambang dilakukan setelah tahap eksplorasi dan konsep. Beberapa elemen
penting dalam perencanaan tambang antara lain penetapan batas lubang, desain lubang, geometri
penambangan, perencanaan produksi, dan perencanaan urutan penambangan (Awang, 2004).
Pada saat meneliti difokuskan terhadap desain tambang. Merencanakan tambang terbuka, desain
geometri dasar tambang merupakan hal yang sangat penting. Bentuk lantai mengacu pada
ukuran lantai yang terdiri dari lebar lantai, tinggi lantai, kemiringan lantai, dan panjang
minimum lantai pada saat pembongkaran. Faktor-faktor seperti sasaran produksi bulanan atau
tahunan dan dimensi mekanis yang akan digunakan dipertimbangkan saat menentukan bentuk
pesawat.
Perangkat lunak Minescape dapat digunakan untuk mendesain tambang. Sebelum
merencanakan penambangan, pemodelan geologi topografi dan pembentukan deposit batubara
harus dilakukan. Tujuan pemodelan geologi adalah untuk memperoleh data untuk
memperkirakan cadangan batubara. Perangkat lunak Minescape memfasilitasi pemodelan deposit
dan estimasi sumber daya dan cadangan batubara dan digunakan untuk memilih area potensial
untuk penambangan berdasarkan striping ratio (SR) yang ditentukan (Dedi, 2008). Minescape
adalah perangkat lunak yang dirancang khusus untuk pertambangan yang dapat meningkatkan
informasi teknis tentang suatu lokasi tambang yang diperoleh dari data eksplorasi, desain
tambang jangka pendek, desain tambang jangka panjang, bahkan perencanaan produksi
(Mincom, 1998).
Peneliti tertarik mengangkat topik ini dikarenakan perancangan dan perencanaan
tambang diperlukan dalam melakukan penambangan agar meminimalisir risiko kerugian karena
industri pertambangan padat modal, padat teknologi, dan berisiko tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rencana penambangan jangka panjang yang dirincikan dalam bentuk rencana
penambangan jangka pendek ?
2. Bagaimana perencanaan penambangan pada tambang terbuka ?
3. Apa saja proses yang dilakukan dalam perencanan penambangan dalam tahapan desain pit
tambang ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui rencana penambangan jangka panjang dalam bentuk penambangan jangka pendek
meliputi pit yang efektif, konstruksi jalan alternatif, cadangan batubara tertambang, volume
batuan penutup, jadwal produksi, tahapan penambangan, keperluan alat gali muat dan alat
angkut, rancangan timbunan tanah penutup serta rencana topografi setelah penambangan.
2. Mengetahui perencanaan penambangan pada tambang terbuka
3. Mengetahui proses pada tahapan desain pit tambang
1.4 Manfaat
1.4.1. Lembaga
Sebagai referensi perusahaan untuk melakukan perencanaan penambangan pada tahapan desain
tambang dengan rinci dan akurat
1.4.2. Peneliti
Media pembelajaran bagi peneliti untuk mempelajari proses perencanaan penambangan dengan
memfokuskan pada tahapan desain tambang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desain Tambang Aktual dan Identifikasi Model Endapan Batubara


 Pit
Rancangan geometri bench Pit, yaitu dengan tinggi jenjang 5 meter dan lebar 3 meter serta
pada bagian crest dibuat tanggul dengan lebar 1,5 meter dengan ketinggian 1 meter. Untuk
penjelasannya yaitu sebagai berikut.
- Low wall
Kemiringan lereng pada bagian low wall yaitu mengikuti kemiringan batubara yang
dimodelkan oleh aplikasi pertambangan.
- High Wall
Lereng keseluruhan terdiri atas lereng tunggal yang jumlahnya bervariasi tergantung
kondisi topografi dengan kemiringannya sebesar 50°.
- Side wall
Lereng pada bagian side wall dirancang sama dengan lereng pada bagian high wall. Jumlah
lereng tunggalnya pun bervariasi tergantung kondisi topografi di lokasi side wall. Sayatan
(section) dibuat untuk mengetahui bagaimana bentuk dan model endapan setiap lapisan seam
batubara yang akan ditambang nantinya. Arah sayatan dibuat dari N 620 E – N 1520 W. Pada Pit
B jumlah sayatan ada 5 yaitu (A-A’), (BB’), (C-C’), (D-D’) dan (E-E’) dengan interval sayatan
150 m.
 Blok-Strip
Block strip merupakan gabungan dari garis vertical dan garis horizontal yang membentuk
suatu blok–blok, dimana blok-blok tersebut direncanakan untuk mempersempit lagi hitungan
cadangan yang ada dalam sebuah Pit, sehingga untuk memperhitungkan berapa volume
overburden dan berapa batubara yang ada akan lebih detail lagi (Misradin et al., 2020). Blok strip
ini dibuat dengan ukuran panjang 25 m dan lebar 20 m sedangkan untuk ketinggian setiap blok
strip itu sendiri akan menyesuaikan dengan tinggi jenjang Pit yang telah diperhitungkan
sebelumnya melalui software tambang. Garis blok di mulai dari blok 3 sampai dengan blok 21,
sedangkan garis strip dimulai dari strip 1 sampai dengan strip 25 sehingga gabungan dari blok-
strip ini berjumlah 309. Prinsip perhitungan blok-strip ini mengacu pada dimensi ukuran yang
telah dibuat, panjang dikali lebar dikali tinggi sehingga menghasilkan volume overburden dan
volume batubara disetiap blok-strip tersebut.
 Perancangan Pushback Triwulan I 2019
Rancangan pushback mengacu pada target produksi yang sudah ditentukan perusahaan. CV.
Sarana Usaha menargetkan produksi selama satu bulan yaitu sebesar 50.000 ton untuk batubara
sehingga untuk perancangan pushback ini harus tidak kurang dari 50.000 ton Batubara yang akan
digali setiap bulannya. Data yang diperlukan untuk menentukan pushback ialah hasil permodelan
batubara yang berupa jumlah volume overburden dan jumlah volume batubara di setiap blok-
strip, kontur topografi serta geometri lereng Pit yang telah ditentukan. Dalam proses penentuan
pushback terlebih dahulu dihitung stripping ratio dari block strip yang telah dirancang selama
triwulan I (bulan ke-1, bulan ke-2 dan bulan ke-3) dengan batasan nilai stripping ratio tidak lebih
dari 2. Stripping ratio merupakan perbandingan antara volume overburden dengan tonase
batubara yang dikalikan densitas batubara. Rancangan pushback ini direncanakan terbagi tiga
yaitu, pushback bulan ke-1, bulan ke-2 dan bulan ke-3.
 Perancangan Disposal Triwulan I 2019
Berhubung di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) hampir keseluruhan
terdapan endapan batubara maka Disposal dirancang sebagian besarberada di luar IUP, hal ini
mengacu pada (Kepmen Pertambangan Energi dan Sumber Daya Mineral No.
1827K/30/MEM/2018 lampiran II tentang PenimbunanBatuan Penutup di Luar Bukaan Tambang
Out Pit Dump).Mengenai tentang Project Area mengacu pada(Kepmen Pertambangan Energi dan
Sumber Daya Mineral NO. 1827 K/30/MEM/2018 lampiran II tentang Penempatan Batuan
Penutup di Luar WIUP)
 Penampang Model Endapan Batubara Pit B
Rancangan disposal yang dibuat ini untuk menampung seluruh overburden yang dibongkar
selama Triwulan I tahun 2019 dengan luasan area 4,52 ha. Rancangan geometri bench disposal
yaitu dengan tinggi jenjang 8 meter dan lebar 5 meter serta pada bagian crest dibuat tanggul
dengan lebar 1,5 meter dan ketinggian 1 meter dengan lereng keseluruhan 45°. Volume disposal
yang dirancang setiap bulanya didesain tidak lebih dari 10% agar lebih besar dari volume
overburden dalam keadaan loose cubic meter yang telah terbongkar yang kemudian akan
ditimbunkan.
 Tahapan Penimbunan Overburden di Disposal Triwulan I 2019
Penimbunan overburden pada disposal selama triwulan I memiliki tiga tahapan. Tahap awal
yaitu pada bulan pertama semua overburden yang telah dibongkar dalam bentuk (LCM) dari Pit
akan ditimbun ke disposal di sebelah barat, kemudian tahap kedua semua overburden yang
dibongkar pada bulan ke-2 akan ditimbun di samping timbunan overburden sebelumnya dan
begitu pula untuk tahap ketiga, semua overburden yang telah dibongkar pada bulan ke-3 akan di
timbun ke disposal di diamping timbunan overburden sebelumnya.
 Perancangan Ramp dari Front ke Dumping Point
Rancangan jalan angkut dalam penelitian ini meliputi penempatan, jumlah jalur, lebar jalan,
kemiringan, dan rute jalan angkut. Data yang digunakan dalam perancangan jalan angkut adalah
dimensi alat angkut dan hasil rancangan Pit yang telah dilakukan.Pengangkutan overburden
menggunakan alat angkut Nissan CWB, sedangkan untuk pengangkutan batubara menggunakan
alat angkut Hino FM260JD. Ada pun beberapa parameter dalam membuat ramp, yaitu sebagai
berikut: - Lebar Jalan Jalan dirancang 2 lajur dalam 1 jalur. Jalan angkut di dalam Pit digunakan
bersama-sama untuk pengangkutan batubara dan overburden. Jalan angkut di dalam Pit
dirancang di bagian Low wall untuk akses menuju ke disposal, rom dan sarana serta prasarana
penunjang pertambangan lain dengan pertimbangan jalan akan terus maju seiring dengan
kemajuan penambangan dan juga dengan asumsi kemiringan jalan sama. Lebar jalan dihitung
berdasarkan dimensi alat angkut. - Grade Jalan Kemiringan jalan angkut (grade) dirancang
maksimal 8% jika kemiringan topografi lebih dari 8% maka dilakukan penggalian (cut) di bagian
jalan yang lebih tinggi kemudian material hasil penggalian tersebut dapat digunakan untuk
menimbun (fill) bagian jalan di sekitarnya yang lebih rendah hingga diperoleh kemiringan jalan
≤8%.
 Keperluan Unit Alat Gali dan Alat Angkut
Agar target produksi tercapai setiap bulannya maka kebutuhan alat gali dan alat angkut harus
diprhitungkan guna untuk membongkar overburden dan batubara yang telah diketahui
volumenya dalam rencana bulanan. Pada operasi penambangan overburden, material yang akan
digali yaitu lempungan kering memiliki nilai densitas rata-rata 2,18 ton/m³, faktor pengembang
(swell factor) 81% dan nilai faktor pengisian (fill factor) ke dalam bucket 0,9. Alat yang
digunakan untuk melakukan penggalian adalah excavator hitachi-350 dengan kapasitas bucket
1,6 m³, efisisensi kerja dalam satu jam 0,83, waktu edar satu siklus 0,26 menit. Alat angkutyang
digunakan yaitu dump truck Nissan CWB dengan kapasitas 20 ton. Pada operasi penambangan
batubara, material memiliki nilai densitas 1,3 ton/m³, swell factor 74%, fill factor 0,9. Alat yang
digunakan untuk melakukan penggalian adalah excavator hitachi-350 dengan kapasitas bucket
1,6 m³, efisisensi kerja dalam satu jam 0,83, waktu edar satu siklus 0,27 menit. Alat angkutyang
digunakan yaitu dump truck Nissan CWB dengan kapasitas 20 ton

2.2 Proses Perencanaan Tambang Terbuka


Pembukaan lokasi tambang memerlukan perencanaan dan perancangan tambang yang
ekonomis. Rencana penambangan jangka panjang harus diuraikan ke dalam rencana
penambangan jangka pendek yang memuat detil teknis setiap tahapan penambangan (mine
sequences) (Firdaus et al., 2017). Perencanaan tambang jangka panjang bertujuan menentukan
batas penambangan, merancang open pit, menghitung volume overburden dan sumberdaya
batubara yang akan ditambang, merancang disposal, dan merancang jalan tambang. Perencanaan
tahapan penambangan bulanan yang diuraikan dalam tulisan ini bertujuan menentukan batas-
batas penambangan agar perbandingan antara overburden dengan batubara (stripping ratio)
setimbang pada angka +8 dalam rangka menjaga kesetimbangan aliran dana Rancangan akses
jalan tambang ke setiap sequend harus dirancang untuk memastikan penambangan dapat
dilakukan sesuai tahapan yang telah direncanakan.
 Perencanaan Disposal
Pemilihan lokası ini mempertimbangkan beberapa faktor antara lain adalah topografi
permukaan Area rencana disposal ini memiliki topografi permukaan berupa lembah yang
dikelilingi disposal dan perbukitan Pada lokasi dengan permukaan lembah dapat menampung
overburden lebih banyak dan cenderung tidak luas Tempat ini merupakan salah satu tempat ideal
untuk disposal dengan wilayah yang terbatas karena Site Penerus Baru 1 memiliki keterbatasan
lahan untuk pembuangan overburden. Permukaan area rencana penempatan disposal merupakan
dataran yang kering. Permukaan dataran yang kering merupakan salah satu syarat untuk
dijadikan lokasi disposal Hal ini bertujuan untuk menjaga agar timbunan tidak longsor di
kemudian hari karena apabila didirikan pada daerah genangan air yang cukup luas dapat
mengakibatkan longsornya pertambangan.
 Konstruksi Disposal
Pengerjaan disposal akan dilakukan dengan metode terrace dump, yaitu pengerjaan lift
timbunan akan dilakukan dengan menimbun dari bawah ke atas. Metode ini digunakan karena
dalam perencanaannya semua lapisan timbunan paling tidak terkena pemadatan dari beberapa
dump truck dan bulldozer yang membuat timbunan menjadi lebih stabil. Keuntungan lain dengan
metode ini adalah reklamasi dapat langsung dilakukan seiring dengan kemajuan pembangunan
lift timbunan. Dumping point pertama direncanakan pada elevasi 69 mdpal dengan pembentukan
jalan angkut pada disposal sekaligus memasang gorong-gorong rencana penirisan. Penimbunan
dilakukan diselingi dengan pembuatan ramp dengan grade 10% hingga mencapai elevasi lift
pertama yaitu 76 mdpal. Penimbunan dilakukan hingga ketinggian maksimum yaitu 92 mdpal
dengan membuat 3 lift. Overburden akan ditumpahkan sejalan dengan kemajuan timbunan. Arah
penimbunan dilakukan dari sisi utara ke selatan hal ini untuk keamanan jalan dimana jalan
angkut berada pada sisi utara timbunan yang akan digunakan sebagai akses jalan angkut.
 Perancangan Ramp
Ramp direncanakan berada di sebelah utara timbunan yang merupakan sisi lereng
disposal. Pada perancangan, ramp akan diteruskan dengan jalan angkut yang telah dibuat
perusahaan sebelumnya untuk akses menuju rencana Pit F. Pembuatan jalan alternatif untuk
akses menuju sisi selatan disposal tidak bisa dilakukan karena pada jalur ini beberapa sudah
dilakukan reklamasi. Jumlah jalur yang akan digunakan sebanyak 2 jalur dengan jalur datang dan
jalur keluar pada lokasi disposal. Penggunaan 2 jalur ini bertujuan untuk mengurangi adanya alat
angkut yang menunggu pada saat berselisihan. Lebar jalan dihitung berdasarkan dimensi alat
angkut yang digunakan.
 Perancangan Saluran
Data curah hujan dan durasi hujan lokal (Londong et al., 2017). Perhitungan curah hujan
rencana int menggunakan Metode Gumble Nilai curah hujan yang digunakan dalam pengolahan
data diambil dari nilai tertinggi dari tahun 2006 sampai tahun 2011 Nilai curah hujan rencana
dengan menggunakan metode gumbel adalah 67.49 mm dengan periode ulang 5 tahun.
Perhitungan intensitas hujan rencana dapat menggunakan rumus mononobe. Nilai intensitas
hujan rencana di dapatkan dengan menggunakan data curah hujan rencana 67.49 mm dan durasi
hujan 10.03 jam. Nilai intensitas hujan rencana dengan menggunakan metode mononobe adalah
5.31 mm/jam. Luas catchment area (daerah tangkapan hujan) diambil berdasarkan area yang
berpengaruh terhadap lokasi rencana disposal. Perhitungan catchment area mengunakan
perangkat lunak komputer diperoleh seluas 0.17 Km². Debit air limpasan aktual untuk daerah
tangkapan hujan pada rencana area disposal yang dihitung menggunakan rumus rasional yaitu
813.23 m³/jam

2.3 Design Pit dan Batas Pit Pertambangan


 Design Pit
Sebelum melakukan kegiatan penambangan perlu dilakukan suatu perencanaan salah
satunya adalah design pitpenambangan dikarenakan agar memiliki acuan baik itu jumlah volume
dari coal, overburdendengan itu dapat mempertimbangkan kapasitas yang ada sebelum
dilakukan penambangan. Dalam upaya melakukan rancangan designpitpenambangan dibantu
dengan menggunkan software minescape 5.7 yang bertujuan agar volume dapat diketahui serta
teknis dilapangan dapat diterapkan secara baik.

 Batas Pit
Atas penambangan (ultimate pit limit) merupakan batas penambangan yang ditentukan pada
daerah yang telah diketahui sumberdaya terukur.Adapun kriteria dalam menentukan
rancangan batas pit(ultimate pit limit) penambangan, yaitu sebagai berikut :

1. Geometri Penambangan dan Geometri jenjang yang telah ditentukan perusahaan pada
pitIII/pitselatan yaitu tinggi bench10 meter dan lebar bench 2 meter.a.HighwallKemiringan
lereng tunggal (single slope) pada highwalladalah 550, sedangkan untuk lereng keseluruhan
(overall slope) sebesar 450.b.LowwallKemiringan pada bagian lowwallmengikuti dari kontur
struktur dari floor seam A dengan kemiringan sebesar 350.c.Sidewall Pada bagian sidewall
memiliki kemiringan yang sama dengan highwallyaitu jenjang tunggal 550sedangkan jenjang
keseluruhan 450.

2. Pada daerah penelitian merupakan keterdapatan aliran sungai, serta lahan masyarakat
yang belum mencapai kesepakatan sehingga belum bisa dilakukan pembebasan lahan, oleh
sebab itu perlu dilakukan pertimbangan dalam merancang batas pit(ultimate pit limit) agar
lebih menjadi optimal.

3. Dalam merancang batas pitfaktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah target produksi,
pada PT. Batubara Jambi Lestari memiliki target produksi sebesar 85.000
Ton/Triwulan.Dalam merancang batas pitperusahaan menargetkan pada striping ratio(SR) 4.
Striping ratiomerupakan nisbah pengupasan antara bahan galian (coal) dengan tanah penutup
(overburden). Jika striping ratio(SR) lebih besar dari target yang telah ditentukan oleh
perusahaan maka tidak akan digunakan. Nilai striping ratio(SR) ini diperoleh dari volume
over burdensebesar 340.000 BCM/Triwulan dan volume batubara sebesar 85.000
Ton/Triwulam
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, S. A., Nurhakim, N., Saismana, U., & Nor, T. (2017). PERENCANAAN TAHAPAN

PENAMBANGAN BULANAN PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA METODE

OPEN PIT. Jurnal GEOSAPTA, 2(1), Article 1. https://doi.org/10.20527/jg.v2i1.4200

Londong, C., Nurhakim, N., Dwiatmoko, M. U., & Melati, S. (2017). PERENCANAAN

DISPOSAL PADA TAMBANG TERBUKA BATUBARA. Jurnal GEOSAPTA, 2(1),

Article 1. https://doi.org/10.20527/jg.v2i1.4207

Misradin, M., Santoso, E., & Melati, S. (2020). PERENCANAAN PENAMBANGAN

BATUBARA PADA PIT B SELAMA TRIWULAN I TAHUN 2019 DI PT

KALIMANTAN LINTAS KHATULISTIWA. Jurnal Himasapta, 5(1), Article 1.

https://doi.org/10.20527/jhs.v5i1.2048

Pranajati, A., & Ananda, F. (2023). PERENCANAAN PENAMBANGAN TAMBANG

TERBUKA BATUBARA PADA PT. CARITAS ENERGI INDONESIA JOBSITE

BATUBARA JAMBI LESTARI KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI.

Jurnal Rekayasa Lingkungan, 23(2), Article 2.

Supriyadi, S., Mardiah, M., & Akuan, A. (2017). Optimalisasi Perencanaan Tambang

Berdasarkan Pemilihan Kebutuhan Alat Berat Untuk Mencapai Target Produksi di

Tambang Besar (TB 2.2) Tempilang Front 1 Kec. Tempilang Mitra PT Timah (Persero)

Tbk. MINERAL, 2(2), Article 2. https://doi.org/10.33019/mineral.v2i2.1566

Anda mungkin juga menyukai