Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL TUGAS AKHIR

KAJIAN TEKNIS TERHADAP PERENCANAAN DESAIN


PUSH BACK PRODUKSI PENAMBANGAN BATUBARA PADA
PIT BANGKO BARAT DI PT. BUKIT ASAM TBK. TANJUNG
ENIM SUMATERA SELATAN

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Tugas Akhir


Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh
Nanda Mutia
03021381621076

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN

TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul
KAJIAN TEKNIS TERHADAP PERENCANAAN DESAIN PUSH BACK
PRODUKSI PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BANGKO BARAT DI
PT. BUKIT ASAM TBK. , TANJUNG ENIM, SUMATERA SELATAN

2. Pengusul
a. Nama : Nanda Mutia
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 03021381621076
d. Semester : VII (Tujuh)
e. Fak/Jurusan : Teknik/Pertambangan
f. Institusi : Universitas Sriwijaya
g. Nomor Telepon : 082185404711
h. Alamat Email : n.mutia37@yahoo.com

3. Waktu Pelaksanaan : 2 September – 2 November 2019

4. Lokasi Penelitian : PT. Bukit Asam Tbk. , Tanjung Enim, Sumatera Selatan

Palembang, Agustus 2019


Pembimbing Proposal, Pengusul

Ir. Mukiat, MS. Nanda Mutia


NIP 195811221986021002 NIM. 03021381621076

Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya,

Dr. Hj.Rr. Harminuke Eko Handayani, ST.,MT


NIP. 196902091997032001
A. JUDUL

Kajian Teknis Terhadap Perencanaan Desain Push Back Produksi


Penambangan Batubara Pada Pit Bangko Barat Di PT. Bukit Asam Tbk. , Tanjung
Enim, Sumatera Selatan

B. LOKASI
Pit Bangko Barat Di PT. Bukit Asam Tbk. , Tanjung Enim, Sumatera Selatan

C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan

D. LATAR BELAKANG
Usaha pertambangan batubara merupakan suatu kegiatan yang mempunyai
modal yang sangat besar. Modal tersebut meliputi biaya pengupasan lapisan
tanah penutup (stripping overburden), biaya konstruksi fasilitas pengolahan dan
pencucian, biaya produksi batubara, dan biaya lainnya. Oleh karena itu, aktivitas
penambangan batubara ini harus selalu dilakukan dengan penuh perhitungan.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin
serta kerugian yang seminimal mungkin. Aktivitas penambangan batubara
dilakukan berdasarkan metode penambangan batubara yang telah ditentukan.
Ada beberapa metode yang digunakan pada tambang batubara. Salah satunya
adalah metode tambang batubara secara open pit.
PT. Bukit Asam Tbk., merupakan salah satu perusahaan penambangan
batubara terbesar di Indonesia. PT. Bukit Asam Tbk. Memiliki dua unit
penambangan yaitu Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) yang berlokasi di
Tanjung Enim , Sumatera Selatan dan Unit Pertambangan Ombilin (UPO) yang
berlokasi di Ombilin , Sawalunto , Sumatera Barat. Pada Unit Tanjung Enim
(UPTE) memiliki 4 (empat) lokasi tambang utama yaitu Tambang Air Laya
(TAL) , Muara Tiga Besar (MTB) , Tambang Bangko Barat dan Tambang Bangko
Tengah. Unit Pertambangan Tanjung Enim (UPTE) PT. Bukit Asam Tbk.
Menggunakan sistem tambang terbuka (Surface Mining) memiliki luas area Izin
Usaha Penambngan (IUP) sebesar 90.702 Hektar. Sumber daya yang terkadung
dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Bukit Asam Tbk.
Sebanyak 5,9 juta ton yang tersebar di beberapa lokasi tambang maupun yang
belum dikembang .
Pengkajian tahapan penambangan merupakan salah satu bagian penting
dalam perencanaan suatu pekerjaan tambang , karena menyangkut aspek teknis
dan ekonomis suatu proyek penambangan .Agar proses penambangan dapat
mencapai tujuan maka perlu dirancang suatu tahapan penambangan untuk
ditambang secara optimal . Untuk mendapatkan target produksi yang diinginkan,
maka perlu adanya evaluasi dan kajian terhadap perencanaan tambang tiga
dimensi yang masih bersifat kompleks dan dibagi lagi ke dalam unit–unit
perencanaan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani agar perencanaan
dapat berjalan dengan baik dan efisien. Maka kajian terhadap desain sebuah
desain pushback diperlukan agar didapatkan produksi pit yang memenuhi target
dan efisien. Analisa kebutuhan penggunaan alat angkut secara teknis dan
ekonomis juga perlu dilakukan karena bila tidak dapat menyebabkan antrian yang
panjang pada setiap loading point atau excavator yang banyak waktu menunggu
sedangkan desain waste dump juga secara tidak langsung menentukan
kelangsungan proses penambangan karena waste dump merupakan dimana
sejumlah material yang dikupas akan ditempatkan dengan aman dan tidak
menggangu tambang dan lingkungan nantinya dan untuk menentukan jalan
tambang yang akan dibuat nantinya.

E. PERUMUSAN PENELITIAN
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk dari jumlah cadangan batubara dan jumlah
overburden yang akan ditambang?
2. Bagaimana hasil kajian terhadap batas akhir penambangan (ultimate pit
limit) berdasarkan analisis Stripping Ratio (SR) dengan memperhatikan
harga jual batubara per ton, biaya produksi batubara per ton dan biaya
pengupasan material penutup batubara per Bank Cubic Meter (BCM)?
3. Bagaimana perencanaan Pushback pada suatu lokasi tambang pada
daerah penelitian berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan pushback?

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bentuk dan jumlah cadangan yang dihitung berdasarkan pada data
pemboran eksplorasi Pit Bangko Barat Di PT. Bukit Asam Tbk. dan
model geologi batubara yang dihasilkan.
2. Kajian terhadap batas akhir penambangan (ultimate pit limit) dengan
memperhitungkan nilai Stripping Ratio yang dilakukan pada kondisi
harga batubara dan biaya produksi yang dianggap konstan tanpa adanya
kenaikan harga.
3. Desain suatu perencanaan pushback pada lokasi tambang pada daerah
penelitian berdasarkan analisa faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan pushback.

G. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mendesain bentuk dari jumlah cadangan batubara dan jumlah
overburden yang akan ditambang.
2. Mengkaji batas akhir penambangan (ultimate pit limit) dari analisis
Stripping Ratio yang telah dilakukan.
3. Mermbuat rancangan pushback pada suatu lokasi tambang pada daerah
penelitian berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan
Pushback.

H. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Informasi mengenai tahapan perencanaan desain push back produksi
penambangan dari analisis stripping ratio (SR)
2. Masukan bagi perusahaan dalam upaya pencapaian target produksi
3. Pedoman untuk penulisan karya tulis pada masa mendatang

I. TINJAUAN PUSTAKA
1. Desain Pushback
Pushback adalah bentuk–bentuk penambangan (mineable geometries)
yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik awal masuk
hingga ke bentuk akhir pit (Crawford, 1989). Nama–nama lain adalah phases,
slices, stages. Tujuan utama dari pentahapan adalah untuk membagi seluruh
volume yang ada dalam pit ke dalam unit–unit perencanaan yang lebih kecil
sehinggga lebih mudah ditangani. (Gambar 1).

Gambar 1. Skematik Perencanaan PushBack Pada Suatu Penampang (Crawford,


1989)

Dengan demikian, problem perancangan tambang tiga dimensi yang


amat kompleks ini dapat disederhanakan. Selain itu, elemen waktu dapat mulai
diperhitungkan dalam rancangan ini karena urutan penambangan tiap–tiap
pushback merupakan pertimbangan penting.
Unit perencanaan ini, di tahap awal berusaha untuk mengaitkan
hubungan antara geometri penambangan dengan geometri distribusi batubara
(Darling, 2011). Dengan mempelajari tingkat distribusi batubara dan topografi,
dalam banyak kasus, maka kita akan sampai pada suatu strategi pengembangan
pit secara logis dalam jangka waktu yang relatif singkat.
Tahapan–tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan
memberikan akses ke semua daerah kerja dan menyediakan ruang kerja yang
cukup untuk operasi peralatan kerja tambang yang efisien.Salah satu hal
terpenting adalah memperlihatkan minimal satu jalan angkut pada setiap tahapan
penambangan .Jika suatu akses jalan akan dimasukaan pada suatu tahapan
penambangan , lebar awal disebelah atas harus ditambah untuk memberikan ruang
ekstra (Baldus dan Supit,2012).
Batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih
diperbolehkan dengan kemiringan lereng yang masih aman , metode untuk
merancang sebuah tambang tebuka (ultimate open pit ) dibedakan oleh ukuran
deposit , kuantitas dan kualitas data dan kemampuan analisis (Tri Budi Amperedi
Dan Rahman,2015).

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Pushback


2.1. Bentuk dan Kemiringan Perlapisan Batubara
Bentuk dan kemiringan akan mempengaruhi penentuan pushback
yang mana berkaitan erat dengan arah kemajuan dalam penambangan
batubara didasarkan oleh kemiringan (dip) dan arah penyebaran batubara
(strike) endapan seam batubara. Kemiringan batubara menunjukkan ketebalan
dari endapan batubara yang menjadi acuan dalam kemajuan (arah)
penambangan sedangkan penyebaran batubara menunjukkan arah penyebaran
terdapatnya batubara yang sering disebut luas penampang permukaan dari
endapan batubara, sehingga menjadi acuan juga dalam penentuan arah
kemajuan penambangan. Arah kemajuan tambang berdasarkan urutan waktu
dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan, gambar atau
peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap periode waktu (biasanya
per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian mana di dalam tambang
datangnya bijih dan waste untuk ditambang (Hustrulid dan Kutcha, 1995).
Rencana penambangan batubara yang berbentuk perlapisan (gradden
seam) akan berbeda dengan perencanaan penambangan untuk mineral bijih
termasuk dalam penentuan geometri lerengnya.
2.2. Jumlah Cadangan dan Overburden yang Harus Dipindahkan
Jumlah cadangan batubara juga merupakan faktor yang berpengaruh
dalam perencanaan pushback. Jumlah cadangan menentukan umur suatu
tambang, begitupun dengan jumlah material overburden yang harus
dipindahkan untuk mencapai batubara. Pembagian material ini harus
direncanakan sebaik mungkin dengan memperhatikan aspek geologi, teknik
serta ekonomi sehingga penambangan yang akan dilakukan berjalan efektif,
aman dan menguntungkan.

3. Striping Ratio (Nisbah Pengupasan)


Stripping ratio (SR) menunjukkan jumlah overburden yang harus
dipindahkan untuk memperoleh sejumlah batubara yang diinginkan dan
dinyatakan dengan Persamaan (1) (Hustrulid dan Kutcha, 1995).

....................................... (1)

Nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai


BESR (Break Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya,
maka akan diperoleh bahwa secara teknis batasan kegiatan penambangan
dalam pit adalah sampai nilai BESR yang dicapai dalam perhitungan
stripping ratio (Gambar 3) (Hustrulid dan Kutcha, 1995).
BESR (Break Even Stripping Ratio) adalah perbandingan antara
profit hasil penjualan batubara dengan biaya pengupasan tanah penutup
(overburden) (Kennedy, 1990). BESR (Break Even Stripping Ratio) ini
disebut juga overall stripping ratio, yang dapat dinyatakan dengan
Persamaan (2).

BESR = (A – B) / C ...................................... (2)

Keterangan :
A = revenue per ton batubara yang dijual
B = Biaya produksi per ton batubara
C = Biaya stripping per ton overburden

Perhitungan dan grafik BESR (Break Even Stripping Ratio)


dirincikan dalam Tabel 1. SR (Stripping Ratio) ekonomis didapatkan dari
hasil pengurangan antara keuntungan (profit) yang didapatkan dari hasil
penjualan batubara terhadap persen keuntungan yang diterima pemilik
saham. Perhitungan BESR dilakukan untuk mengetahui angka dari SR
(Stripping Ratio) yang masih ekonomis apabila ditambang. Perhitungan
tersebut nantinya akan merepresentasikan luasan area yang potensial dan
diharapkan untuk ditambang sehingga dapat dijadikan acuan dalam
penentuan polygon pit limit (Gambar 2).
Fixed cost adalah biaya minimal yang harus dikeluarkan oleh suatu
perusahaan tambang agar dapat menghasilkan produk hasil tambangnya.
Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan (nilainya
tetap). Variable cost adalah biaya yang besar kecilnya tergantung dari
jumlah produk yang dihasilkan. Contoh variable cost antara lain adalah
biaya bahan bakar, lembur tenaga kerja, dan lain-lain.

Tabel 1. Perhitungan BESR (Arif, I. dan Adisoma, G. S. 2002)

No Jenis Biaya

1 Biaya Penambangan

1. Biaya penggalian dan pemuatan batubara


2. Biaya pengangkutan batubara
3. Biaya tenaga kerja, pelatihan, dan kesejahteraan
4. Biaya reklamasi + K3
5. Biaya comdev
6. Biaya umum dan adm
7. Persen royalti + iuran tetap
2 Harga jual batubara

Biaya pengupasan lapisan tanah penutup


3 (overburden)

4 Pendapatan

5 Rasio pendapatan

6 BESR (pendapatan : biaya pengupasan OB)

  BESR2 (pendapatan - biaya pengupasan OB)

7 Profit (30% untuk pemilik saham)

8 SR ekonomis [BESR-(Profit x BESR)]

Gambar 2. Grafik BESR (Kennedy, 1990)

Total cost adalah biaya yang merupakan hasil penjumlahan dari fix cost
dan variable cost. Total cost dapat dinyatakan dalam persamaan (3)

TC = FC + VC .................................(3)

Keterangan :
TC = Total Cost
FC = Fix Cost
VC = Variable Cost
4. Ultimate Pit Slope
Ultimate Pit Slope adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang
terbuka yang masih diperbolehkan dan pada kemiringan ini jenjang masih tetap
mantap (stabil) . Jadi dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang harus
ditinjau dari dua segi :
 Dari segi ekonomis masih menguntungkan
 Dari segi teknis keamanannya terjamin
Dengan demikian , maka factor-factor yang mempengaruhi kemiringan lereng
(ultimate pit slope) suatu tambang adalah :
 BESR yang masih diperbolehkan
 Struktur geologi yang meliputi joint , bidang-bidang geser , patahan , dll
 Ada air , yaitu kandungan air tanah didalam lapisan –lapisan batuan .
 Unsur waktu

Banyak cara untuk mendesain sebuah batas tambang, metodenya dibedakan


oleh ukuran endapan, kuantitas dan kualitas data, kemampuan analisis, dan asumsi
dari seorang engineer tersebut. Langkah pertama untuk perencanaan jangka
panjang atau pendek adalah menentukan batas dari tambang (baik terbuka maupun
bawah tanah). Batas ini menunjukkan jumlah batubara yang dapat ditambang, dan
jumlah overburden yang harus dipindahkan selama operasi penambangan
berlangsung (Hustrulid dan Kutcha, 1995).
Tahapan merencanakan batas tambang, seorang engineer akan memberi
nilai pada parameter fisik dan parameter ekonomi. Batas tambang utama
merupakan batas maksimum seluruh material yang memenuhi kriteria fisik dan
ekonomi. Material yang terkandung dalam tambang tersebut mempunyai dua
sasaran yaitu material dalam blok harus mampu membayar seluruh biaya untuk
penambangan, proses, pemasaran, maupun pengupasan material di atas blok
tersebut dan hasil dari sasaran-sasaran ini adalah desain yang dapat menunjang
rencana produksi untuk meningkatkan keuntungan total tambang berdasarkan
parameter fisik dan ekonomi yang digunakan. Perubahan parameter-parameter ini
di masa yang akan datang, akan mengakibatkan perubahan pada rancangan
tambang karena nilai dari parameter tidak diketahui pada saat merancang, seorang
engineer diharapkan dapat merancang tambang untuk berbagai nilai untuk
menentukan faktor yang paling penting maupun efeknya terhadap batas tambang .
Menentukan batasan penambangan (boundary pit) untuk suatu cebakan
bijih, ini berarti menentukan berapa besar cadangan bijih yang akan ditambang
(tonase dan kadarnya). Salah satu cara menggambarkan efisiensi geometri
(geometrical efficiency) dalam kegiatan penambangan adalah dengan istilah
stripping ratio atau nisbah pengupasan. Stripping ratio (SR) menunjukkan jumlah
overburden yang harus dipindahkan untuk memperoleh sejumlah batubara yang
diinginkan (persamaan 4) (Hustrulid dan Kutcha, 1995).

...................................(4)

Nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai BESR
(Break Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka akan
diperoleh bahwa secara teknis batasan kegiatan penambangan dalam pit adalah
sampai nilai BESR yang dicapai dalam perhitungan stripping ratio (Gambar 3)
(Hustrulid dan Kutcha, 1995).

Gambar 3. Batasan penambangan berdasarkan nilai stripping ratio dan BESR


(Hustrulid dan Kutcha, 1995)

J. PENELITIAN TERDAHULU
Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan
judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat
beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada
penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa
jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis :

1. (Asnun Sahrul Musnajam , 2016 ) dalam skripsi nya yang berjudul “Rancangan
Tahapan (Pushback) Penambangan Endapan Bijih Nikel Pada PT. Hengjaya
Mineral Indo (HM) Kecamatan Bungku Pesisir Kabupaten Morowali Provinsi
Sulawesi Tengah ” perencanaan tahapan (Pushback) penambangan sangat
bermanfaat dalam mengontrol targer produksi penambangan yang ingin
dicapai. Perencanaan tahapan (Pushback) penambangan dengan
menggunakan bantuan permodelan komputer sangat membantu dalam
mengontrol kemajuan penambangan yang sangat efektif dan efisien . Dari
perencanaan tahapan penambangan mingguan selama tujuh hari menggunakan
permodelan Surfac Gemcom di Pit 1 Blok Apl PT. Hengjaya Menirelindo
menunjukan bahwa keseluruhan perbandingan antara total tonase Overburden
yang harus dikupas sebesar 170.139 ton sedangkan total cadangan bijih nikel
yang dapat ditambang sebesar 61.379 ton ( Stripping Ratio 1:2,8) , adapun
desain kemiringan lereng tunggal ( Single Ultimite Pit Slope ) maksimal yang
diperoleh adalah 60 derajat dengan tinggi dan lebar bench masing – masing 4
meter dan 1,33 meter serta lebar jenjang kerja 2,66 meter .

K. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data dan informasi yang diperoleh dari lokasi penambangan sebagai
data primer dan juga diambil dari literatur-literatur yang berhubungan dengan
pembuatan laporan ini.
Tahapan penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Studi Literatur
Mempelajari literatur-literatur yang ada baik berupa text book, jurnal
penelitian dan laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitan dan faktor-
faktor yang mendukungnya.
2. Pengambilan data
Pengambilan data yang dilakukan terdiri dari data topografi wilayah
pertambangan, data litologi, data survey, peta situasi penambangan, data target
produksi, data curah hujan daerah penelitian, data cycle time alat, dan data
investasi serta biaya yang berhubungan dengan aspek ekonomi penambangan.
3. Pengolahan data
Setelah mendapatkan data yang diperlukkan, dilakukan pengolahan data
yaitu, permodelan geologi endapan batubara dengan menggunakan bantuan
software minescape sehingga didapatkan bentuk dan jumlah sumberdaya
batubara yang terdapat pada daerah penelitian. Dari jumlah sumberdaya yang
didapatkan maka dilakukan kajian ekonomis berdasarkan data-data ekonomis
seperti harga batubara, biaya produksi batubara dan biaya pengupasan, serta
biaya investasi dan lainnya sehingga diperoleh batas akhir penambangan
batubara, cadangan batubara dan nilai dari cadangan batubara tersebut. Data
cycle time alat, data spesifikasi alat dan waktu kerja efektif serta data produksi
digunakan untuk optimalisasi terhadap alat gali-muat dan alat angkut yang
digunakan. Dari hasil pengolahan data yang telah diperoleh dan dengan
menambahkan data sekunder lainnya seperti data geoteknik maka dirancanglah
perencanaan Pushback dengan bantuan software minescape.
4. Analisa hasil pengolahan data
Analisis data merupakan proses pengolahan dari data-data hasil
perhitungan yang telah ada. Kemudian diproses dan dianalisis. Analisis data
yang dilakukan yaitu analisis penambangan sesuai dengan rancangan lubang
bukaan yang didapat dengan pertimbangan teknis dan ekonomis diantaranya
analisis terhadap optimalisasi alat yang digunakan dan pemilihan alat yang
tepat sehingga target produksi dapat tercapai.
5. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan
dengan permasalahan yang diteliti dan setelah dilakukan analisis, maka didapat
kesimpulan dan rekomendasi output bagi perusahaan.
KAJIAN TEKNIS TERHADAP PERENCANAAN DESAIN PUSH BACK
PRODUKSI PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT BANGKO BARAT
DI PT. BUKIT ASAM TBK. TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

Studi Literatur

Pengamatan Lapangan

Pengambilan Data

Data Primer: Data Sekunder:


1. Data waktu kerja efektif 1. Peta kesampaian daerah
2. Data Cycle time alat 2. Geologi dan litologi
gali , muat dan angkut 3. Data curah hujan
3. Data Biaya pengupasan 4. Spesifikasi alat gali ,
overburden muat dan angkut
4. Data Biaya investasi 5. Target produksi batubara
5. Data Biaya Produksi bulanan
batubara

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Bagan alir penelitian.

L. JADWAL PENELITIAN
Sesuai dengan surat permohonan yang saya ajukan, saya bermaksud
melaksanakan Tugas Akhir pada tanggal 2 September sampai 2 November 2019
dengan perincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Minggu
No Uraian Kegiatan
1-2 3-4 5-6 7-8
1 Persiapan
2 Survei Pendahuluan
3 Pengumpulan Data
4 Analisa
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan Laporan Akhir

M. PENUTUP
Demikianlah proposal permohonan penelitian Tugas Akhir yang saya
rencanakan akan dilakukan di PT. Bukit Asam Tbk. , Tanjung Enim, Sumatera
Selatan. Besar harapan saya untuk dapat melakukan Tugas Akhir dan mendapat
sambutan yang baik dari pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan kekurangan
yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik
moril maupun materil dari pihak perusahaan untuk Tugas Akhir ini.
Adapun bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksaan Tugas Akhir ini
adalah:
1. Adanya bimbingan selama melaksanakan penelitian Tugas Akhir.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan Tugas Akhir.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara
harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami
ucapkan terimakasih.

N. DAFTAR PUSTAKA
Amperadi, T., Budi. Dan Rahman.(2015).Rancangan Teknis Desain Pushback Di
PT.Nata Energy Resourse , Kabupaten Malinau , Provinsi Kalimantan
Timur.Jurnal Teknik Pertambangan. Universitas Kutai Kartanegara .Vol.1
No 17

Arif, I. dan Adisoma, G. S. (2002). “Perencanaan Tambang”. Bandung : Institut


Teknologi Bandung.

Baldus, C, F, A., dan Supit, J. M. (2012). Optimalisasi Produksi Alat Gali pada
Penambangan Sirtu di PT. Bintang Timur Lestari, Sorong, Papua. Jurnal
ISTECH (4), no. 3, hal.128-134 (ISSN:2085-6245)

Crawford, J.T dan Hustrulid, W,A. (1979), “Open Pit Mine Planning & Design”.
New York : SME.

Darling, Peter. (2011). SME Mining Engineering Handbook 3rd Ed. Society For
Mining, Metallurg, and Exploration. Inc (SME) ISBN 978-0-87335-264-2

Kennedy, B.A. (1990). “Surface Mining 2nd Ed”. Colorado : SME.

Hustrulid, W., dan Kuchta, M. 1995. “Open Pit Planning and Design Volume 1
Fundamentals”. Rotterdam : A.A. Balkema.

Musnajam, A.,S. (2016). Rancangan Tahapan (Pushback) Penambangan Endapan


Bijih Nikel Pada PT. Hengjaya Mineral Indo (HM) Kecamatan Bungku
Pesisir Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.Jurnal Teknik
Pertambangan.Univesitas Sembilanbelas November. Vol. 1, No 1

Prabowo,Heri.(2017).Kajian Teknis Dan Ekonomis Perencanaan Design


Kemajuan Penambangan Quarry Batukapur Pada Bulan April – Agustus
2017 Di Front III B ; IV Bukit Karang Putih Pt. Semen Padang. Jurnal
Teknik Pertambangan . Universitas Negeri Padang, Vol. 3, No. 3(ISSN:
2302-3333)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Yang membuat daftar riwayat hidup ini :

1. Nama Lengkap : Nanda Mutia


2. Tempat / Tanggal Lahir : Muara Rupit, 08 Mei 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Kawin / Belum Kawin : Belum Kawin
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Mahasiswa
7. Alamat Rumah : Jl. Masjid
Taqwa , RT 08, RW 02 , Kec. Muara
Rupit , Kab. Musi Rawas Utara , Prov.
Sumatera Selatan
8. No. HP : 082185404711
9. Email : n.mutia37@yahoo.com
10. Nama Orang Tua : Ansor Diana
11. Pendidikan
a. SD N 05 Muara Rupit tahun 2004 - 2010
b. SMP N 01 Muara Rupit tahun 2010 – 2013
c. MAN N 01 Lubuklinggau tahun 2013 - 2016
d. Universitas Sriwijaya tahun 2016 - sekarang

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguh-


sungguhnya serta menurut keadaan yang sebenarnya.

Palembang, Agustus 2019


Hormat Saya,

Nanda Mutia
NIM 03021381621076

Anda mungkin juga menyukai