Disusun Oleh :
RUSLAN
N I M : 18 660 004
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
RUSLAN
NIM : 18 660 004
Program Studi : Teknik Pertambangan
Mengetahui :
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Sarman, S.T.,M.T.
NIDN. 0927047701
ii
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan jenjang program strata satu (S-1) pada Program Studi
Teknik Pertambangan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau. Penulis sangat
menyadari bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam menyelesaikan Proposal
Penelitian Tugas Akhir ini, namun berkat dorongan, dukungan, bimbingan,
arahan, serta motivasi yang besar yang diberikan sehingga penyusunan Proposal
Penelitian Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih
serta penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah banyak membantu da
iii
4. BapakL.M. Hilman Kurnia, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing II yang
selama ini sudah sabar, tulus, dan ikhlas karena telah membimbing saya, dan
terima kasih atas motivasi dan dukungannya.
5. Terima kasih untuk Dosen Penguji I, II,dan III yang telah memberikan
masukan dan dukugan serta saran.
6. Bapak/ibu Dosen serta karyawan Program Studi Teknik Pertambangan, yang
telah banyak membantu, memberikan motivasi dan dukungan.
7. Terkhusus untuk Orang Tua tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa
dan kasih sayang serta dukungannya selama penulis menempuh pendidikan.
8. Rekan-rekan penulis khususnya mahasiswa strata-1 (S1) Teknik Pertambangan
Unidayan yang mendukung baik dari moral, materi, serta dorongan sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari masih
banyak kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengaharapkan adanya saran
dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan ini. Semoga Allah
SWT melimpahkan nikmat-nya bagi kita semua. Jazakallahu khairan, Semoga
kebaikan menyertai kita semua.
Aamiin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
v
3.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
3.3 Geologi Wilayah Sekitar
3.4 Tahapan Penelitian
3.5 Jadwal Penelitian
3.6 Diagram Air Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pengukuran Debit Pompa dengan Metode Discharge
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.5 jadwal penelitian
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Evaluasi terhadap sump, saluran terbuka dan kinerja pompa perlu
dilakukan untuk mencegah air meluap, sehingga berpotensi menyebabkan
genangan pada lantai tambang. Jumlah kebutuhan pompa tidak optimal sehingga
mengakibatkan meluapnya air yang terdapat pada sump ketika hujan.
2
2. Sebagai tambahan ilmu yang bermanfaat bagi penulis tentang sistem
penyaliran tambang yang baik untuk diterapkan di dunia kerja
nantinya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode Siemens
Pada setiap jenjang dari kegiatan penambangan dipasang pipa ukuran 8
inch, disetiap pipa tersebut pada bagian ujung bawah diberi lubang–lubang, pipa
yang telah diberi lubang ini berhubungan dengan air tanah, sehingga di pipa
bagian bawah akan terkumpul air, yang selanjutnya dipompa ke atas secara seri
dan selanjutnya dibuang.
4
elektro osmosis. Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bila
elemen–elemen ini dialiri listrik, maka air poriyang terkandung dalam batuan akan
mengalir menuju katoda (lubang sumur) yang kemudian terkumpul dan dipompa
keluar.
Membuat paritan
Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbukaopen cast
atau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber mata airatau air limpasan menuju
kolam penampungan, langsung kesungai atau diarahkan ke selokan (riool).
Jumlah parit ini disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu.
Apabila parit harus dibuat melalui lalulintas tambang maka dapat dipasang gorong
– gorong yang terbuat dari beton atau galvanis. Dimensi parit diukur berdasarkan
5
volume maksimum pada saat musim penghujan deras dengan memperhitungkan
kemiringan lereng. Bentuk standar melintang dari parit umumnya trapesium.
2.2.1 Permeabilitas
Dimana :
6
Diketahui curah hujan rencana (R) sebesar 123.160 mm pada kala ulang 2 tahun,
dengan lama hujan (t) adalah 1 jam. maka perhitungan Intensitas adalah sebagai
berikut:
Q = X 1,28 D²
dimana:
7
2.2.6 Sumuran (Sump)
Sumuran berfungsi sebagai tempat akumulasi air sebelum dipompa keluar
tambang. Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan biasanya dibuat sumuran
sementara yang disesuaikan dengan keadaan kemajuan medan kerja (front)
penambangan. Jumlah air yang masuk ke dalam sumuran merupakan jumlah air
limpasan permukaan dan air rembesan serta air tanah, sedangkan jumlah air yang
keluar dapat dianggap sebagai yang berhasil dipompa, karena penguapan
dianggap tidak terlalu berarti.
Hal penting yang perlu diperhatikan didalam sistem penyaliran tambang
adalah bagaimana cara memprediksikan kapan cuaca ekstrim terjadi, yaitu dimana
aliran air tanah dan limpasan sangat membahayakan front penambangan. Ketika
pengambilan keputusan untuk memilih salah satu cara penyaliran saja tanpa
memperhitungkan kondisi cuaca ekstrim, maka bila terjadi banjir di dalam front
penambangan semua akan sia-sia dan biaya punakan membengkak. Hal ini
menyebabkan, kondisi cuaca pada tambang terbuka sangat berperan besar efeknya
terhadap aktivitas penambangan dan apabila hal ini sudah diperhitungkan
sebelumnya, maka front penambangan akan terhindar dari kondisi yang
membahayakan karyawan dan peralatan mekanis yang di pergunakan.
a. Biaya Penyaliran dapat berupa air yang ada diproses untuk keperluan bahan
galian dan sebagainya.
b. Terjadinya longsoran akibat resapan air sehingga menghentikan aktifitas
produksi dan merusak front penambangan, perolehan bijih menjadi rendah,
atau bahkan dapat menyebabkan kecelakaan tambang.
8
f. Perusahaan harus membeli material yang tahan air (Waterproof) untuk
melindungi produk.
9
4. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana
banjir.
a. Seri
Dua atau beberapa pompa dihubungkan secara seri maka nilai head akan
bertambah sebesar jumlah head masing-masing sedangkan debit pemompaan
tetap.
b. Pararel
Pada rangkaian ini, kapasitas pemompaan bertambah sesuai dengan kemampuan
debit masing-masing pompa namun head tetap. Kemudian untuk kebutuhan
pompa ada dua hal yang perlu untuk diperhatikan.
Batas atas kapasitas suatu pompa pada umumnya tergantung pada kondisi
berikut ini :
a. Berat dan ukuran terbesar yang dapat diangkut dari pabrik ke tempat
pemasangan.
b. Lokasi pemasangan pompa dan cara pengangkutannya.
c. Jenis penggerak dan cara pengangkatannya.
10
d. Pembatasan pada besarnya mesin perkakas yang dipakai untuk
mengerjakan bagian-bagian pompa.
e. Pembatasan pada performansi pompa.
Julang total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akandilayani
oleh pompa. Julang total pompa dapat ditulis sebagai berikut:
Ht=hc+ hv+hf+ hI
Keterangan :Ht = Julang total pompa (m)
hc = Julang statis total (m)
hv =Velocity head (m)
hf = Julang gesek (m)
hI = Jumlah belokan (m)
11
a. Zona masukan(inlet)
Merupakan tempat masuknya air lumpur kedalam settling pond dengan
anggapan campuran padatan-cairan yang masuk terdistribusi secara seragam.
1.
Diameter partikel padatan yang keluar dari kolam pengendapan tidak
lebih dari 9 x 10-6 m, karena akan menyebabkan pendagkalan dan
kekeruhansungai.
2. Kekentalan air
3. Partikel dalam lumpur adalah material yang sejenis
4. Kecepatan pengendapan material dianggap sama
5. Perbandinga dan cairan padatan diketahui Luas settling pond dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
A =QtotalV
Keterangan:
12
pertambangan yang meliputi setiap bagian dari siklus kegiatan penambangan
memiliki potensi untuk dapat menimbulkan dampak positif maupun dampak
negatif bagi seluruh komponendalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Salah satu isu besar dalam kegiatan pertambangan yakni pembentukan air
asam tambang. Air asam tambang adalah air yang berasal dari galian batuan yang
bersifat asam dan tersingkap bersama logam-logam yang dulunyaada dibumi. Air
asam tambang ini akan merembes kedalam sumber-sumber air, mengakibatkan
kualitas pH yang rendah, peningkatan kadar logam terlarut dan terganggunya
ekosistem mahluk hidup sekitarnya. Air asam tambang yang timbul akibat dari
kegiatan pertambangan berpotensi memberikan dampak negatif terhadap
penurunan kualitas lingkungan, terutama bila sudah masuk ke dalam sistem air
permukaan, air bawah tanah serta tanah disekitarnya. Berdasarkan dari hal
tersebut di atas, prediksi keberadaan sumberdari air asam tambang harus telah
dilakukan sejak awal operasi sehingga upaya pencegahan dan pengelolaan
penurunan kualitas lingkungan akibat air asam tambang dapat dilakukan dengan
baik
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Direktur utama dari PT. Karya Mega Buton saat ini adalah Robin
Setyono, sertaKepala Teknik Tambang yaitu Daniel Joseph yang juga merangkap
jabatan sebagaiManager site. PT Karya Mega Buton memiliki 3 lokasi
penambangan pertama (ST.1)berada di Desa Lawele, lokasi penambangan ke dua
(ST.2) berada didesa Nambo, danlokasi plan berada di Desa Suandala. Ketiga
14
lokasi tersebut masih berada di Kecamatan Lasalimu, Kabupaten Buton, Provinsi
Sulawesi Tenggara
.
3.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
PT.Karya Mega Buton terletak pada Desa Nambo, Kecamata Lasalimu,
Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Desa Nambo terletak pada
garislintang 4”15”-15”LS dan 122”00-123”00BT
15
Ga
mbar 3.3 Peta Geologi Regional Pulau Buton (Sikumbang dan Sanyoto)
Formasi Ogena disusun oleh batu gamping pelagis, bersisipan klastika halus
dan batu gamping pasiran dengan sebagian berbituminen, berumur Jura Awal,
mempunyai hubungan selaras dengan Formasi Winto di bawahnya. Formasi
Ogena terendapkan pada lingkungan laut dalam dengan tebal satuan lebih dari 960
meter. Formasi Rumu berumur Jura Akhir, disusun oleh batu gamping merah kaya
fosil, batu lumpur, napal, dan kalkarenit, diendapkan dalam lingkungan neritik
dengan tebal lebih dari 150 meter.
16
Batuan sedimen Neogen yang ada di Pulau Buton dapat dikelompokkan
menjadi tiga satuan litostatigrafi, yaitu Formasi Tondo, Formasi Sampolakosa,
dan Formasi Wapulaka. Formasi Tondo oleh Sikumbang dan Sanyoto (1981)
dibagi menjadi 3 anggota yaitu Anggota Batugamping, Anggota Konglomerat,
dan Anggota Tufa dengan menafsirkan bahwa umur Miosen Awal – Tengah untuk
Anggota Batugamping dan Miosen Tengah – Akhir, atau mungkin sampai Pliosen
Awal untuk fasies non batugamping. Hubungan dengan batuan di bawah dan di
atasnya adalah ketidakselarasan, sedangkan antara Anggota Batugamping Tondo
dengan Anggota Konglomerat Tondo adalah menjemari.
17
terbentuk pada lingkungan laguna – litoral dengan tebal sekitar 700 meter,
mempunyai hubungan tidak selaras dengan Formasi Sampolakosa di bawahnya.
IV I II III IV I II III IV
1. Orientasi
Lapangan
2. Pengambilan
Data
3. Pembuatan
Laporan
18
3.6 Diagram Alir
19
DAFTAR PUSTAKA
20