KUNJUNGAN INDUSTRI
Oleh :
17137037
TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa karena atas rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan industri.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Teknologi
Mineral di Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Negeri Padang.
JEFFREY LEONARDI
NURKAMAL
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .........................................................................................................
Lampiran .........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sasaran pelaksananan kunjungan Industri ke PT Bukit Asam Sawah Lunto ini adalah
Mahasiswa Teknik Pertambangan 2017.
Kunjungan industri ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2017 ke PT Bukit Asam
tbk Sawah Lunto Provinsi Sumatera Barat.
F. Pengumpulan Data
G. Pengelolaan Data
1. Data dikumpulkan
2. Data diseleksi
3. Konsultasi mengenai data yang dipilih sekaligus penentuan judul
4. Membuat kerangka laporan kunjungan industri
5. Mengembangkan kerangka laporan kunjungan industri
6. Membuat konsep laporan kunjungan industri
7. Mengetik laporan kunjungan industri
8. Mengevaluasi laporan kunjungan industri yang telah dibuat
BAB II
PEMBAHASAN
Sawahlunto adalah kota kecil di sebelah timur kota Padang. Nama ini cukup lekat
dengan pertambangan batu bara. Bila berbicara batu bara, ingatan pun tertuju kepada PTBA,
salah satu perusahaan besar milik negara yang bergerak di bidang pertambangan batu
bara.Jauh sebelum dikelola oleh PTBA melalui anak perusahaannya PTBA UPO, batu bara
yang berada di perut bumi Sawahlunto ini dikuasai oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Ketika itu, Batubara sangat dibutuhkan oleh dunia industri dan transportasi. Atas
persetujuan pemerintah Belanda, ia mulai melakukan penambangan batu bara. Sejak itu,
kota yang terpencil itu menjadi ramai.Setelah masyarakat setempat "menyerahkan" daerah
ini kepada Belanda, maka pada tahun 1876, dirintislah pertambangan batu bara di daerah
ini.
Jalur kereta api dibangun sepanjang 100 kilometer menghubungkan Sawahlunto dengan
Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang. Lokomotif terbaru pun didatangkan dari Jerman.Mak
Itam namanya. Batu bara membuat Sawahlunto menjadi magnet bagi kaum pendatang di
awal abad 20. Kebutuhan akan pangan meledak. Memaksa Belanda membangun pusat
pengolahan makanan yang kini menjadi Museum Gudang Ransum.Di sinilah pemenuhan
pangan seluruh para pekerja tambang dan warga masyarakat, termasuk untuk orang Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, pertambangan itu dikelola oleh negara melalui perusahan
yang didirikannya, yakni PT Tambang Batu Bara Ombilin (TBO).TBO kemudian dilikuidasi
menjadi anak dari PTBA yang berada di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
Hingga kini, Kekayaan batu bara di perut bumi Sawahlunto ini terekam jelas di sebuah
lubang tambang batu bara yang dinamakan Lubang Mbah Suro.Lubang ini merekam perih
laranya para kaum pekerja paksa. Kaum tahanan pemerintahan Hindia Belanda yang
didatangkan dari Pulau Jawa dan daerah lain yang disebut orang rantai.
Pada tahun 1932, lubang ini ditutup oleh belanda.
Pada 2007, lubang yang berada di Tangsi Baru Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan
Lembah Segar ini pun dibuka kembali oleh pemerintah daerah setelah melalui beberapa kali
pemugaran untuk keperluan pariwisata.Saluran air dan udara ditambahkan agar pengunjung
dapat memasukinya dengan nyaman.Meski PTBA UPO kini tidak beroperasi lagi, karena
harga acuan batubara kini tak sebanding dengan ongkos produksi jenis tambang.Namun,
PTBA UPO telah membangun sebuah museum bernama Museum Tambang Batubara
Ombilin pada 14 Juni 2016 lalu.
Museum yang diresmikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr.
Sapta Nirwanda ini bertujuan sebagai pusat dokumentasi dan arsip PTBA UPO, dan
diharapkan dapat menjadi pelengkap mutakhir dari berbagai objek wisata yang ada di
Sawahlunto, bahkan menjadi pusat studi dan informasi sejarah pertambangan batubara di
Indonesia serta mampu menarik wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral
atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan
udara terbuka.Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah
development(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua
yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk
dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain
Pertambangan batubara dengan system tambang bawah tanah memiliki risiko keamanan
yang lebih tinggi daripada batubara yang ditambang dengan sistem tambang terbuka, terutama
karena masalah yang terkait dengan ventilasi tambang dan potensi runtuhnya tambang serta
kebakaran dan ledakan tambang.
Ledakan tambang merupakan risiko keamanan yang sangat lazim di tambang bawah
tanah.Berbagai teknik telah dikembangkan untuk menghilangkan dan/atau mengencerkan
emisi metana baik sebelum dan selama pertambangan dan hal ini telah membantu mengurangi
ledakan metana secara signifikan terkait dengan tambang bawah tanah.
Tambang batubara modern memiliki prosedur keamanan yang ketat. Standar kesehatan
dan keselamatan pekerja serta pendidikan dan pelatihan telah membawa perbaikan yang
signifikan dalam tingkat keselamatan di tambang bawah tanah
Ventilasi ini di buat untuk memasukkan udara segar kedalam tambang,ventilasi ini di
pompa dengan gadu induk pemompaan yang cukup besar,untuk pembagian pemagian arah
jalur pentilasi ini di buatlah pintu-pintu untuk penahan agin yang masuk dan akan di arah kan
2. PENYANGGAAN
Fungsinya:
Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh
Menahan / menghentikan perpindahan lubang bukaan
Tujuan > Mempertahankan luas dan bentuk bidang penampang yang cukup
dan melindungi pekerja dari resiko tertimpa reruntuhan.
A. Penyangga Pasif :
Bersifat mendukung / menahan batuan yang akan runtuh dan tidak
melakukan reaksi langsung terhadap beban yang diterima (rigid)
Contoh penyanggaan pasif antara lain :
1. Penyangga Kayu
Cribbing (Pack)
Three Piece Set
Square Set
Sejak lama dikenal sebagai bahan penyanggaan di berbagai operasi
penambangan bawah tanah sebagai bahan penyangga
Keuntungan :
- Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang
- Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi
- Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai
pasak, material isian dsb.
Kerugian :
- kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan cacat alami
- Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya.
- Mudah lapuk
- Mudah terbakar
Gambar.2.1. Cribbing
Gambar.2.2. Cribbing
c. Square Set :
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal (raise / winze)
2. Penyangga Besi Baja
a. Two Piece Arch dan Three Piece Arch
b. Rolled Steel Joist (I – beam)
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding penyangga kayu
menyebabkan banyak penyangga kayu yang diganti dengan penyangga besi
baja, terutama pada lubang-lubang utama.
Keuntungan :
- Homogen dan mempunyai sifat elastisitas yang tinggi
- Tidak dipengaruhi oleh kelembaban
- Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu
Kerugian :
- Mahal harganya
Macam-macam penyangga baja antara lain :
a. Two Piece Arch dan Three Piece Arch :
Penyangga ini bentuknya seperti busur dan umumnya digunakan didaerah
lubang-lubang utama.
b. I – beam :
Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang bentuknya empat
persegi panjang dan umumnya digunakan didaerah lubang-lubang produksi.
Penyangga tersebut kadang-kadang dikombinasikan dengan kayu atau
dinding beton.
Gambar.2.4. I-Beam
3. Penyangga Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-
kadang ditambah CaCl2 (calsium chlorida) yang berfungsi sebagai
pemencepat waktu pengerasan (curring time).
Keuntungan :
- Mempunyai kuat tekan yang tinggi
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Bahan-bahan mudah didapat
Kerugian :
- Mempunyai kuat tarik rendah
- Dapat hancur tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda.
- Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi.
2. Dosko ( Persegi )
Metode dosko atau penyangga berbentuk persegi ini juga menggunakan kayu untuk
menahan endapan tanah yang ada diatasnya.Kayu disusun diatas dan juga disamping
hingga membentuk suatu persegi. Jarak antara kayu yang satu dengan yang lainnya
berkisar 1-1,5 meter. Pada penyangga dosko ini dapat ditemukan setiap persimpangan
namun ada juga selain di persimpangan.Alasan PT Bukit Asam memilih system
penyangga dosko ini adalah tidak banyak menghabiskan biaya.Namun penyangga ini
mudah terbakar apabila terjadi kebakaran dilokasi pertambangan karena banyak
menggunakan kayu.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Salah Pertambangan batubara terletak di PT Bukit Asam Sawah Lunto, perusahaan ini
telah lama berdiri dari sejak zaman penjajahan hingga saat ini. Di PT Bukit Asam ini untuk
mengambil bongkahan batubara menggunakan metode penambangan bawah tanah dengan
prinsip metode arcis ( setengah lingkaran ) dan metode dosko ( persegi )
Daftar Pustaka
Http://Ptbukit.asam.sawahlunto//.com
http://idminingjobs.blogspot.co.id/p/blog-page.html?m=1
Lampiran: