Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

KUNJUNGAN INDUSTRI

PT BUKIT ASAM Tbk SAWAHLUNTO

Oleh :

JEFFREY LEONARDI NURKAMAL

17137037

TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PADANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa karena atas rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan laporan kunjungan industri.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Teknologi
Mineral di Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Negeri Padang.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Keluarga yang selalu memberikan dukungan bagi penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
2. Rekan rekan mahasiswa jurusan teknik pertambangan Universitas Negeri Padang
3. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Laporan kunjungan industry.
Penyusunan laporan ini tidaklah lepas dari kesalahan, menyadari kemampuan dan pengetahuan
penulis yang terbatas. Oleh karna itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.

Padang, 20 November 2017

JEFFREY LEONARDI
NURKAMAL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang ....................................................................................................


B. Tujuan Kunjungan Industri .................................................................................
C. Tujuan Pembuatan Laporan Kunjungan Industri ...............................................
D. Sasaran dan Target ..............................................................................................
E. Waktu dan Tempat .............................................................................................
F. Pengumpulan Data ..............................................................................................
G. Pengelolaan Data Pengelolaan Data ...................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

A. Sejarah PT Bukit Asamtbk..................................................................................


B. Mengenal Tambang Bawah Tanah .....................................................................
C. Ventilasi dan mode- model penyanggaan..........................................................
D. Metode Penyangga yang Digunakan di PT Bukit Asam ....................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................

Daftar Pustaka .................................................................................................................

Lampiran .........................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kunjungan industri merupakan kegiatan rutin bagi mahasiswa sebagai tuntutan


kurikulum untuk membekali mahasiswa/i dengan berbagai pengetahuan mengenai dunia
kerja di bidang Pertambangan sehingga nantinya diharapkan dapat menjadi lulusan yang
professional.Untuk menjadi lulusan yang professional tentu dibutuhkan banyak keterampilan
terutama yang berkaitan dengan dunia Pertambangan. Kunjungan industri hanya sebatas
melakukan observasi pada suatu industri saja, melakukan pengamatan dan tanya jawab
kepada narasumber secara langsung.
Selain itu kegiatan kunjungan industri juga sebagai simulasi dunia pertambangan yang
nyata agar nantinya mahasiswa terbiasa ketika benar benar terjun di duniapertambangan.
Disisi lain, pihak Perguruan Tinggi juga menginginkan adanya dampak jangka panjang dari
diselenggarakannya kegiatan kunjungan industri ini salah satunya dalam rangka penyaluran
para lulusan yang professional dan memiliki kemampuan yang produktif dan siap bersaing
di dunia bisnis dan manajemen.

B.Tujuan Kunjungan Industri

1. Mengenal dan mengetahui PT Bukit Asam tbk Sawah Lunto.


2. Mengenal dan mengetahui metode yang dilakukan dalam proses penambangan di PT
Bukit Asam tbk
3. Mengenal dan mengetahui system penyangga yang digunakan pada tambang bawah tanah
4. Mengenal dan mengetahui bentuk penyangga di dalam tambang bawah tanah
5. Mengenal dan mengetahui system ventilasi tambang bawah tanah
6. Mengenal dan mengetahui betuk tambang bawah tanah di PT Bukit Asam Sawah Lunto
C. Tujuan Pembuatan Laporan Kunjungan Industri

1. Sebagai pertanggung jawaban setelah melakukan kunjungan industri


2. Untuk memenuhi tugas Pengantar Teknologi Mineral

D. Sasaran dan Target

Sasaran pelaksananan kunjungan Industri ke PT Bukit Asam Sawah Lunto ini adalah
Mahasiswa Teknik Pertambangan 2017.

E. Waktu dan Tempat

Kunjungan industri ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2017 ke PT Bukit Asam
tbk Sawah Lunto Provinsi Sumatera Barat.

F. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dengan metode berikut ini:

1. Metode Interview / wawancara


2. Metode Observasi
3. Metode Dokumentasi / documenter

G. Pengelolaan Data

Data yang diolah dengan tahapan sebagai berikut:

1. Data dikumpulkan
2. Data diseleksi
3. Konsultasi mengenai data yang dipilih sekaligus penentuan judul
4. Membuat kerangka laporan kunjungan industri
5. Mengembangkan kerangka laporan kunjungan industri
6. Membuat konsep laporan kunjungan industri
7. Mengetik laporan kunjungan industri
8. Mengevaluasi laporan kunjungan industri yang telah dibuat

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah PT Bukit Asam tbk

Sawahlunto adalah kota kecil di sebelah timur kota Padang. Nama ini cukup lekat
dengan pertambangan batu bara. Bila berbicara batu bara, ingatan pun tertuju kepada PTBA,
salah satu perusahaan besar milik negara yang bergerak di bidang pertambangan batu
bara.Jauh sebelum dikelola oleh PTBA melalui anak perusahaannya PTBA UPO, batu bara
yang berada di perut bumi Sawahlunto ini dikuasai oleh Pemerintah Kolonial Belanda.

Dalam laporan sebuah situs berita nasional, liputan6.com, diceritakan, pertambangan


batu bara di kota kecil ini bermula pada tahun 1867. Ketika itu, seorang petualangan asal
Belanda Willem Hendrik de Greve berhasil menemukan deposit batu bara di dalam perut
bumi, di sekitar Sungai Ombilin, mencapai 205 juta ton. Penemuan ini sungguh
mencengangkan ketika itu.

Ketika itu, Batubara sangat dibutuhkan oleh dunia industri dan transportasi. Atas
persetujuan pemerintah Belanda, ia mulai melakukan penambangan batu bara. Sejak itu,
kota yang terpencil itu menjadi ramai.Setelah masyarakat setempat "menyerahkan" daerah
ini kepada Belanda, maka pada tahun 1876, dirintislah pertambangan batu bara di daerah
ini.

Penambangan emas hitam di Sawahlunto mulai beroperasi pada tahun 1891.Nilai


investasi yang ditanamkan Kerajaan Belanda ketika itu sangat besar, 20 juta Gulden atau
setara dengan Rp150 miliar.

Jalur kereta api dibangun sepanjang 100 kilometer menghubungkan Sawahlunto dengan
Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang. Lokomotif terbaru pun didatangkan dari Jerman.Mak
Itam namanya. Batu bara membuat Sawahlunto menjadi magnet bagi kaum pendatang di
awal abad 20. Kebutuhan akan pangan meledak. Memaksa Belanda membangun pusat
pengolahan makanan yang kini menjadi Museum Gudang Ransum.Di sinilah pemenuhan
pangan seluruh para pekerja tambang dan warga masyarakat, termasuk untuk orang Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, pertambangan itu dikelola oleh negara melalui perusahan
yang didirikannya, yakni PT Tambang Batu Bara Ombilin (TBO).TBO kemudian dilikuidasi
menjadi anak dari PTBA yang berada di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Hingga kini, Kekayaan batu bara di perut bumi Sawahlunto ini terekam jelas di sebuah
lubang tambang batu bara yang dinamakan Lubang Mbah Suro.Lubang ini merekam perih
laranya para kaum pekerja paksa. Kaum tahanan pemerintahan Hindia Belanda yang
didatangkan dari Pulau Jawa dan daerah lain yang disebut orang rantai.
Pada tahun 1932, lubang ini ditutup oleh belanda.

Pada 2007, lubang yang berada di Tangsi Baru Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan
Lembah Segar ini pun dibuka kembali oleh pemerintah daerah setelah melalui beberapa kali
pemugaran untuk keperluan pariwisata.Saluran air dan udara ditambahkan agar pengunjung
dapat memasukinya dengan nyaman.Meski PTBA UPO kini tidak beroperasi lagi, karena
harga acuan batubara kini tak sebanding dengan ongkos produksi jenis tambang.Namun,
PTBA UPO telah membangun sebuah museum bernama Museum Tambang Batubara
Ombilin pada 14 Juni 2016 lalu.
Museum yang diresmikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr.
Sapta Nirwanda ini bertujuan sebagai pusat dokumentasi dan arsip PTBA UPO, dan
diharapkan dapat menjadi pelengkap mutakhir dari berbagai objek wisata yang ada di
Sawahlunto, bahkan menjadi pusat studi dan informasi sejarah pertambangan batubara di
Indonesia serta mampu menarik wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.

B. Mengenal Tambang Bawah Tanah

Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral
atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan
udara terbuka.Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah
development(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua
yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk
dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain

Pertambangan batubara dengan system tambang bawah tanah memiliki risiko keamanan
yang lebih tinggi daripada batubara yang ditambang dengan sistem tambang terbuka, terutama
karena masalah yang terkait dengan ventilasi tambang dan potensi runtuhnya tambang serta
kebakaran dan ledakan tambang.
Ledakan tambang merupakan risiko keamanan yang sangat lazim di tambang bawah
tanah.Berbagai teknik telah dikembangkan untuk menghilangkan dan/atau mengencerkan
emisi metana baik sebelum dan selama pertambangan dan hal ini telah membantu mengurangi
ledakan metana secara signifikan terkait dengan tambang bawah tanah.
Tambang batubara modern memiliki prosedur keamanan yang ketat. Standar kesehatan
dan keselamatan pekerja serta pendidikan dan pelatihan telah membawa perbaikan yang
signifikan dalam tingkat keselamatan di tambang bawah tanah

C.Ventilasi dan Model-model Penyanggan


1. VENTILASI
Fungsinya:

 Saluran udara tambang

Ventilasi ini di buat untuk memasukkan udara segar kedalam tambang,ventilasi ini di

pompa dengan gadu induk pemompaan yang cukup besar,untuk pembagian pemagian arah

jalur pentilasi ini di buatlah pintu-pintu untuk penahan agin yang masuk dan akan di arah kan

ke jalur ventilasi tersebut.

2. PENYANGGAAN
Fungsinya:
 Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh
 Menahan / menghentikan perpindahan lubang bukaan
 Tujuan > Mempertahankan luas dan bentuk bidang penampang yang cukup
dan melindungi pekerja dari resiko tertimpa reruntuhan.

“Macam macam penyanggaan “


Didasarkan pada sifat penyanggaan, jenis penyangga dapat
dibagi menjadi penyangga pasif dan penyangga aktif

A. Penyangga Pasif :
Bersifat mendukung / menahan batuan yang akan runtuh dan tidak
melakukan reaksi langsung terhadap beban yang diterima (rigid)
Contoh penyanggaan pasif antara lain :
1. Penyangga Kayu
 Cribbing (Pack)
 Three Piece Set
 Square Set
Sejak lama dikenal sebagai bahan penyanggaan di berbagai operasi
penambangan bawah tanah sebagai bahan penyangga

 Keuntungan :
- Ringan, mudah dibawa, dibentuk dan dipasang
- Akan retak sepanjang seratnya sehingga mudah dideteksi
- Sisa potongan atau patahan dapat digunakan sebagai
pasak, material isian dsb.

 Kerugian :
- kekuatan mekaniknya tergantung struktur serat dan cacat alami
- Kelembaban dapat mempengaruhi kekuatannya.
- Mudah lapuk
- Mudah terbakar

Sesuai dengan bentuk susunan dalam pemasangannya, penyangga kayu


mempunyai nama-nama yang berbeda yaitu :
a. Cribbing :
Dengan bentuk penampang yang lebar umumnya digunakan didaerah
yang memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di lubang produksi dan
perempatan (junction).
Pada pemasangan dilubang produksi (longwall) susunan cribbing
tersebut dikombinasikan dengan batang besi yang dilepas yang disebut “
Chock Release ”.

Gambar.2.1. Cribbing
Gambar.2.2. Cribbing

b. Three Piece Set :


Penyangga ini digunakan pada lubang bukaan yang berbentuk persegi
panjang dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian atas (cap) dan bagian
samping/tiang (post).

c. Square Set :
Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal (raise / winze)
2. Penyangga Besi Baja
a. Two Piece Arch dan Three Piece Arch
b. Rolled Steel Joist (I – beam)
Kualitas yang baik dari penyangga besi baja dibanding penyangga kayu
menyebabkan banyak penyangga kayu yang diganti dengan penyangga besi
baja, terutama pada lubang-lubang utama.
 Keuntungan :
- Homogen dan mempunyai sifat elastisitas yang tinggi
- Tidak dipengaruhi oleh kelembaban
- Lebih tahan lama dibandingkan dengan kayu
 Kerugian :
- Mahal harganya
Macam-macam penyangga baja antara lain :
a. Two Piece Arch dan Three Piece Arch :
Penyangga ini bentuknya seperti busur dan umumnya digunakan didaerah
lubang-lubang utama.

Gambar.2.3. Two Piece Arch dan Three Piece Arch


PT BUKIT ASAM (UPO)

b. I – beam :
Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang bentuknya empat
persegi panjang dan umumnya digunakan didaerah lubang-lubang produksi.
Penyangga tersebut kadang-kadang dikombinasikan dengan kayu atau
dinding beton.

Gambar.2.4. I-Beam

3. Penyangga Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-
kadang ditambah CaCl2 (calsium chlorida) yang berfungsi sebagai
pemencepat waktu pengerasan (curring time).
 Keuntungan :
- Mempunyai kuat tekan yang tinggi
- Tahan terhadap pengaruh cuaca
- Bahan-bahan mudah didapat
 Kerugian :
- Mempunyai kuat tarik rendah
- Dapat hancur tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda.
- Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi.

D. Metode Penyangga yang Digunakan di PT Bukit Asam

1. Arcis ( setengah lingkaran )


Pada metode arcis atau penyangga setengah lingkaran, digunakan kayu untuk
menyangga bagian atas dan sampingnya dibatasi oleh besi. Jarak kayu satu dengan kayu
yang lainnya yaitu 1,2 meter. Adapun fungsi dari penyangga arcis ini yaitu untuk
menahan endapan tanah yang ada diatasnya.Penyangga arcis ini tahan hingga belasan
sampai puluhan tahun, namun mudah juga terbakar apabila terjadi kebakaran. Alasan dari
PT Bukit Asam Sawahlunto memilih system penyangga arcis yaitu cocok dengan kondisi
tanah dan juga mengeluarkan dana yang tidak banyak dibandingkan dengan system
penyangga menggunakan besi atau sejenis lainnya.

2. Dosko ( Persegi )
Metode dosko atau penyangga berbentuk persegi ini juga menggunakan kayu untuk
menahan endapan tanah yang ada diatasnya.Kayu disusun diatas dan juga disamping
hingga membentuk suatu persegi. Jarak antara kayu yang satu dengan yang lainnya
berkisar 1-1,5 meter. Pada penyangga dosko ini dapat ditemukan setiap persimpangan
namun ada juga selain di persimpangan.Alasan PT Bukit Asam memilih system
penyangga dosko ini adalah tidak banyak menghabiskan biaya.Namun penyangga ini
mudah terbakar apabila terjadi kebakaran dilokasi pertambangan karena banyak
menggunakan kayu.
BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

Salah Pertambangan batubara terletak di PT Bukit Asam Sawah Lunto, perusahaan ini
telah lama berdiri dari sejak zaman penjajahan hingga saat ini. Di PT Bukit Asam ini untuk
mengambil bongkahan batubara menggunakan metode penambangan bawah tanah dengan
prinsip metode arcis ( setengah lingkaran ) dan metode dosko ( persegi )

Daftar Pustaka

Http://Ptbukit.asam.sawahlunto//.com

http://idminingjobs.blogspot.co.id/p/blog-page.html?m=1
Lampiran:

Anda mungkin juga menyukai