Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI


(ANDESIT)

Disusun Oleh

Kelompok 03 : 1. Tesya P Mamonto (710018100)


2. Riza Evrita (710018200)
3. Santi Juliana (710018115)
Kelas : 03
Mata Kuliah : Rekayasa Bahan Galian Industri
Dosen Pengampu : Shilvyanora Aprilia Rande, S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat Nya, sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui
Tentang pembentukan Batuan Andesit, Penambangan, sampai dengan hasil produksinya sendiri.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Shilvyanora Aprilia Rande,S.T.,M.T Selaku dosen pengampu matakuliah Rekayasa Bahan
Galian Industri, Program Studi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Kelas 08 Rekayasa Bahan Galian Industri
3. Semua pihak baik secara Langsung maupun tidak langsung yang telah membantu sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan kedepan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan bagi penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 16 Maret 2020
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………..ii


DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………..……………………1
1.2 Rumusan Masalah...……………………………………………………….…….…1
1.3 Tujuan…….……………………………………………………………….….…….1
BAB II GENESA BAHAN GALIAN
2.1 Genesa Pembentukan Andesit……..……………………………...…….…….……2
2.2 Penyebaran Andesit di Indonesia….……………………….………………..……..2
BAB III Eksplorasi Dan Eksploitasi
3.1 Metode Eksplorasi ………………..………………………………………..………4
3.2 Metode Eksploitasi ………………………………………………………….……..5
BAB IV PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN
4.1 Pengolahan …………………………………………………………..…………….8
4.2 Pemanfaatan……….………………………………………………………………10
BAB V LINGKUNGAN DAN REKLAMASI
5.1 Lingkungan ………………………………………………….……………………12
5.2 Reklamasi....………………………………………………….……………………13
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan………………….……………………………………………….…….14
6.2 Saran……………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…………..15

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Penyebaran Batuan Andesit di Indonesia ............................................. 3


Gambar 3.1 Peralatan yang Digunakan ............................................................................ 4
Gambar 3.2 Penginduksian Listrik ke dalam Tanah ........................................................ 5
Gambar 3.3 Contoh Penampang Akhir ............................................................................ 5
Gambar 3.4 Crawler Rock Drill ....................................................................................... 6
Gambar 3.5 Anfo ............................................................................................................. 6
Gambar 3.6 Rock breaker ................................................................................................ 7
Gambar 3.8 Backhoe ........................................................................................................ 7
Gambar 3.9 Dump Truck ................................................................................................. 8
Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Batuan Andesit ................................................... 9
Gambar 4.2 Feeding ....................................................................................................... 10
Gambar 4.3 Jaw Crusher .................................................................................................. 9
Gambar 4.4 Cone Crusher ............................................................................................... 9
Gambar 4.5 Gryatory Crusher .......................................................................................... 9
Gambar 4.6 Pemecahan Batu Menggunakan Palu ......................................................... 10
Gambar 4.7 Pengolahan Menggunakan Gergaji Batu .................................................... 10
Gambar 4.8 Screening ................................................................................................... 11
Gambar 4.9 Hiasan Bangunan ...................................................................................... 11
Gambar 4.10 Pondasi Bangunan dan Pembuatan Jalan ................................................ 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan merupakan usaha kedua terbesar manusia setelah agrikultur. Kedua
bidang ini berperingkat sama sebagai industri utama dalam kehidupan manusia. Di
Indonesia, pertambangan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
perekonomian masyarakat yang semakin berkembang dalam hal penggunaan mineral-
mineral ekonomis untuk pembangunan dan pemenuhan kebutuhan penunjang. Indonesia
juga salah satu negara di dunia yang terkenal memiliki sumberdaya alam yang unggul baik
itu dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas, termasuk didalamnya adalah sumber daya
alam yang merupakan bahan galian atau sumber daya pertambangan.
Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan andesit banyak
ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di pegunungan Andes terbentuk
sebagai lava “interbeded” bersamaan dengan deposit abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi
stratovulcano yang curam. Batuan Andesit atau disebut juga dengan lavastone adalah batuan
beku yang tersusunatas mineral yang halus (fine-grained),dan merupakan hasil dari
pembekuan magma yang bersifat intermedier sampai basa di permukaan bumi. Jenis batuan
ini berwarna gelap, umumnya abu-abu sampai hitam, tahan terhadap air hujan, berat jenis
2,3-2,7, dan mempunyai kuat tekan 600-2400 kg/cm2. [1]

1.2 Rumusan Masalah


• Bagaimana genesa pembentukan batuan andesit ?
• Bagaimana penyebaran batuan andesit di Indonesia ?
• Apa saja metode eksplorasi dan eksploitasi yang digunakan dalam pertambangan
batuan andesit ?
• Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan batuan andesit ?
• Apa saja pengaruh terhadap lingkungan akibat dari proses penambangan batuan
andesit ?
• Bagiamana reklamasi dari batuan andesit ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Genesa pembentukan batuan andesit
2. Penyebaran batuan andesit di Indonesia
3. Metode eksplorasi dan eksploitasi yang digunakan dalam pertambangan batuan
andesit
4. Pengolahan dan pemanfaatan batuan andesit
5. Reklamasi dari batuan andesit

1
BAB II
GENESA BAHAN GALIAN

2.1 Genesa Pembentukan


Proses pembentukan batuan andesit secara letusan (vulkanologi) agak mirip dengan
proses pembentukan batuan diorit. Batuan andosit biasanya ditemukan dalam aliran lava yang
dihasilkan stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan bumi akan mengalami proses
pendinginan dengan sangat cepat, karena itu tekstur batuan andesit sangat halus.
Ada banyak situasi yang mendorong terbentuknya batuan andesit. Salah satuanya adalah
terbentuk setelah proses melting (pelelehan/pencairan) lempeng samudra akibat subduksi.
Subduksi yang menyebabkan pelelehan itu merupakan sumber magma yang naik dan membeku
menjadi batuan andesit. Karena itu biasanya batuan andosit terletak diatas zona subdiksi yang
jadi batuan umum penyusun kerak benua.
Selain karena subdiksi, batuan andesit juga bisa terbentuk jauh dari zona subdiksi.
Misalnya, batuan andesit juga bisa terbentuk pada ocean ridges dan oceanic hotspot yang
dihasilkan dari pelelehan sebagian (partial melting) batuan basalt. Batuan andesit juga bisa
terbentuk saat terjadi letusan pada struktur dalam lempeng benua yang menyebabkan magma
yang meleleh keluar menuju kerak benua (lava) bercampur dengan lempeng benua. [1]

2.2 Penyebaran di Indonesia


Terdapat disepanjang jalur gunung api baik yang masih aktif ataupun yang sudah mati.
Penyebaran terdapat di:
• Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara; Krueng Raya Kab.
Aceh Besar; Pantai Calang, Kab. Aceh Barat; Lhokruet, Kab. Aceh Selatan; Pantai
Lamno, Kab. Aceh Barat.
• Sumatera Utara: Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara
• Sumatera Barat: Kota Baru dan S. Sirah Paminan Kab. Pesisir Selatan.
• Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. Kerinci; Pulau Pandain Kec. Danau Kerinci;
Rantau Keloyang Kab. Muarabungo; Maliki dan Baru Kab. Sarko; P. Sangkar Kab.
Kerinci; Bukit Baru, Kec. Pelepat, Kab. Bungalebo Tebo.
• Bengkulu: G. Kandis dan G. Beringin Kab. Bengkulu Utara.
• Lampung: Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung; G. Merbabu; G.
Lubukitik; G. Batuserampuk.
• Jawa Barat: Ujung Berung, Kab. Bandung; Lagadar Kab. Bandung; G. Bejong, Cililin
Kab. Bandung; G. Kromong Kab. Bandung; Jelekong Kab. Bandung; Kebon Tunggul
Kab. Bandung; Selakaso Kab. Bandung; Kec. Pacet, Kab. Bandung; Majalaya Kab.
Bandung; G. Sidanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta; Ciarok Kab. Garut; G. Sugih,
Anyer Kab. Serang; G. Gede; Parung panjang Bogor, Ciomas, Parung Panjang, Kab.
Bogor.
• Jawa Tengah: Selogiri Bendokerep Kab. Wonogiri; G. Mergi Kab. Semarang; Beringin,
Suruh Kab. Salatiga; Kandangan, Bawean, Slawi Kec. Balapulang Kab. Tegal; Kec.
Belik Kab. Pemalang.
• Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, Kulon Progo.

2
• Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Lawang Kab. Malang,
Prigen Kab. Pasuruan; Lumang, Kab. Pasuruan; Polaman Lawang Kab. Malang;
Gamang, Gading, Paiton, Bogo, Kab. Probolinggo; Pasir Putih Besuki Kab. Panarukan;
G. Kapuran; Sumbersuko Padaan; G. Pandan Saradan Kab. Madiun; Pacet Wetan,
Kambengan, Barakan, Pelak, Ngemplak, Kesiman, Tengah Wiyu, Slawe, Briti. dan
Padi Kab. Mojokerto; Bantal, Belik, Sumberejo, dan Sukorame Kab. Mojokerto.
• Kalimantan Selatan: Jimban, Tamban, Ulang, Pleihan Kab. Tanah Laut, Ujung Batu, P.
Laut Kab. Kotabaru.
• Nusa Tenggara Timur: Lekebai, Kec. Paga Kab. Sikka; Ae Baru dan Kelisamba, Kab.
Flores.
• Sulawesi Utara: Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa.
• Sulawesi Selatan: Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Lena Kec. Parangloe.
• Maluku: G. Mede Kab, Halmahera Utara; Takome, Tugato, Ternate; Bobo, Dukiri;
Sandora; Tidore; Kab. Maluku Tengah; Babang dan G. Sayoding, P. Bacan; Pantai
Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, P. Ambon; G. Lana, Lei Timur.
• Irian Jaya: Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong. [2]

Gambar 2.1 Peta Penyebaran Batuan Andesit di Indonesia [2]

3
BAB III
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI

3.1 Eksplorasi

Metode Geologi

Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui batas penyebaran secara
lateral, termasuk mengumpulkan segala informasi geologi dan pemetaan topografi. Peta
topografi pada tahap ini berskala 1 : 500.

Metode Geolistrik

Metode geolistrik ini biasanya digunakan untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan,
yaitu dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi.
Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnetik dan
arus listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat
injeksi arus ke dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan. Proses diawali dengan persiapan
segala peralatan yang akan dipakai, yang terdiri atas main unit, kabel, elektroda, HT, palu, dan
multimeter analog, kemudian dilanjutkan dengan penancapan elektroda yang telah
dihubungkan dengan main unit menggunakan kabel ke dalam tanah, dan akhirnya proses
penginduksian listrik untuk mengetahui struktur tanah tersebut dapat dilakukan. Selanjutnya
data hasil pengukuran dimasukkan ke dalam software seperti RES2DINV yang kemudian
menghasilkan gambar penampang. Hasil interpretasi disajikan dalam bentuk penampang
geologi yang didasarkan kepada hasil pengolahan data pengukuran geolistrik dengan
menghubungkan setiap titik duga satu dengan yang lainya. Keadaan geologi ini akan
memperlihatkan penyebaran bahan galian. [3]

Gambar 3.1 Peralatan yang Digunakan [3]

4
Gambar 3.2 Penginduksian Listrik ke dalam Tanah [3]

Gambar 3.3 Contoh Penampang Akhir [3]

3.2 Eksploitasi
Eksploitasi batuan andesit dimulai dari proses pembongkaran, penggalian,
pemuatan, dan pengangkutan.

A. Persiapan (development)
Meliputi pembangunan sarana dan prasarana tambang antara lain jalan,
perkantoran, tempat penumpukan (stockpile), mobil-isasi peralatan, sarana
air, work-shop, listrik (genset), serta poliklinik.

B. Pembersihan permukaan (land clearing)


Perbersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan semak
belukar dengan alat konvensional atau bulldozer.

C. Pengupasan lapisan penutup (stripping overburden)


Mengupas tanah penutup dilakukan dengan buldoser atau back hoe. Tanah
penutup didorong dan dibuang ke arah lembah (disposal area) yang terdekat,
namun bila tumpukan hasil pengupasan ini jauh dari disposal area pembuangan-
nya dapat dibantu dengan dump truck

5
D. Pembongkaran (loosening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan
induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran
dan peledakan. Dalam kegiatan pemboran perlu ditentukan geometri lubang
tembak yang meliputi burden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi.
Peralatan yang digunakan untuk kegiatan pemboran adalah crawler rock drill
(CRD) dan kompresor. Sedangkan untuk kegiatan peledakan digunakan bahan
peledak ANFO. Dalam kegiatan peledakan ini, untuk mendapatkan ukuran
produk yang diinginkan ditentukan melalui perubahan spasi lubang ledak;
makin rapat ukuran semakin kecil ukuran produknya juga menggunakan
Rock Breaker. [4]

Gambar 3.4 Crawler Rock Drill (CRD) [5]

Gambar 3.5 Anfo [4]

6
Gambar 3.6 Rock breaker [6]

E. Pemuatan (loading).

Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat muat mekanis untuk


memuat hasil kegiatan pembongkaran seperti backhoe.[7]

Gambar 3.7 Backhoe [8]

7
F. Pengangkutan (transporting)

Bongkahan andesit diangkut ke lokasi unit peremukan menggunakan


dump truck. [7]

Gambar 3.8 Dump Truck [8]

8
BAB IV
PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN

4.1 Pengolahan
Bongkahan hasil peledakan yang ukurannya belum sesuai dengan ukuran
konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher) untuk
disesuaikan dengan aturannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya dimuat dengan alat
muat dan diangkut dengan truck ke konsumen.
Secara umum, kegiatan peremukan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu
peremukan, pengayakan, dan pengangkutan. Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah
yang terdiri dari berbagai ukuran, misal ≤ 10 𝑚𝑚, 10-20 𝑚𝑚, 20-30 𝑚𝑚, 30-50 𝑚𝑚 dan
sebagainya. [9]

Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Batuan Andesit [10]

9
a. Feeding (Pengumpanan)
Proses pengumpanan bertujuan untuk mendistribusikan andesit yang sebelumnya
diambil dari unit penambangan dengan menggunakan wheel loader sehingga umpan akan
masuk secara teratur melalui hopper ke pan feeder yang kemudian akan didistribusikan ke
dalam alat peremuk.

Gambar 4.2 Feeding [11]


b. Crushing (Peremukan)
Tujuan dari peremukan ini adalah untuk memperkecil ukuran butir sesuai dengan yang
kita inginkan. Adapun untuk menentukan berapa kalii proses peremukan dapat dilihat dari
ukuran umpan terbesar yang masuk dengan produk terbesar yang diinginkan oleh
konsumen. Dari hasil pembagian antara ukuran umpan yang masuk dengan produk
terbesar didapatkan nilai Limiting Reduction Ratio (LRR), sehingga dilihat dari nilai LRR
tersebut maka banyaknya proses peremukan dapat ditentukan.

Gambar 4.3 Jaw Crusher [11]

10
Gambar 4.4 Cone Crusher [11]

Gambar 4.5 Gryatory Crusher [11]

Gambar 4.6 Pemecahan Batu Menggunakan Palu [11]

11
Gambar 4.7 Pengolahan Menggunakan Gergaji Batu [11]

c. Screening (Pengayakan)
Tujuan dari proses pengayakan adalah untuk mengelompokkan produk dari proses
peremukan sesuai dengan ukuran butir yang ditentukan berdasarkan permintaaan
pasar/konsumen. Dari hasil ayakan terakhir akan ditimbun di suatu tempat yang disebut
Stock Pile.

Gambar 4.8 screening[11]

Umumnya proses crushing batuan andesit terbagi menjadi dua tahap, yaitu primary
crushing yang menggunakan jaw crusher dan secondary crushing yang menggunakan cone
crusher. Proses pengolahan menggunakan palu dan gergaji dipakai jika target hasil produksi
merupakan bongkahan batu yang digunakan untuk fondasi rumah dan sebagai hiasan
bangunan. [9]

4.2 Pemanfaatan
Bentuk bongkah batuan andesit dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh
manusia, dapat dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk
batuan candi, hiasan gedung, dan patung. Sedangkan ukuran dalam bentuk pasir, andesit baik
digunakan untuk bahan adukan beton, dam ukuran split umumnya digunakan untuk campuran
beton dan aspal. [12]

12
Pemanfaatan Batuan Andesit Sebagai Hiasan Gedung

Batu Andesit kini telah menjadi tren yang diterapkan pada bangunan-bangunan yang
minimalis karena batu jenis ini akan mampu membuat struktur bangunan menjadi lebih kokoh
dan akan menimbulkan kesan dingin yang sangat kuat. Batu berjenis andesit ini kini juga
banyak digunakan pada bangunan hotel-hotel berbintang serta pada bangunan yang mewah
dengan diaplikasikan atau diterapkan untuk dinding, pagar, lantai pada taman, bibir kolam
sampai pada carport. Karena berbagai alasan andesit kini banyak digunakan, antara lain karena
warna abu-abu pada batu andesit jika dipadukan dengan hijaunya tumbuhan bisa memberikan
nuansa sejuk dan alami. [12]

Gambar 4.9 Hiasan Bangunan [13]

13
BAB V
LINGKUNGAN DAN PROSPEK

5.1 Lingkungan
Industri Pertambangan batuan andesit di dalam kerjanya juga menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sekitar. Dampak terhadap lingkungan sekitar ini dapat dilihat dari proses
eksploitasi, dimana dilakukannya proses peledakan untuk mendapatkan ukuran batu yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dampak terhadap yang ditimbulkan antara lain:

Gambar 5.1 Polusi Udara dan Getaran Tanah Gambar 5.2 Kebisingan

1. Polusi Udara
Polusi udara disebabkan oleh naiknya abu hasil peledakan yang dapat mempengaruhi
kualitas udara bersih di daerah sekitar pertambangan
2. Getaran Tanah
Getaran tanah yang timbul akibat dari aktifitas peledakan tersebut dapat mengganggu
saluran air yang dimiliki warga sekitar, selain itu dinding dan kaca rumah warga sekitar
juga bias retak bahkan runtuh. Selain itu, tanah longsor juga dapat terjadi sebagai hasil
dari getaran tersebut.
3. Kebisingan
Kebisingan juga dapat menjadi salah satu dampak dari proses peledakan. Kebisingan
ini sebagai hasil suara dari bahan peledak yang digunakan untuk meledakan batuan juga
dari mesin pengolahan yang digunakan yaitu crusher dan proses penggergajian. [15]

5.2 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan Usaha Pertambangan
untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya [29]. Rencana reklamasi dan pascatambang yang baik
dapat mengurangi dampak negatif yang dapat timbul akibat kegiatan penambangan.
Pengendalian erosi, dan mitigasi dampak visual dari situs yang terkena dampak adalah
pertimbangan penting selama peninjauan rencana reklamasi. Proses peninjauan tidak hanya
memastikan bahwa topografi tanah reklamasi menyatu semaksimal mungkin dengan bentuk-
bentuk tanah di sekitarnya, pola drainase alami, dan kontras visual, tetapi juga meningkatkan

14
keberhasilan revegetasi. Penataan lahan harus dilakukan untuk menghindari adanya tebing
yang curam ataupun cekungan bekas penambangan.

Gambar 5.3 Lahan Bekas Pertambangan Gambar 5.4 Reklamasi Lahan Bekas tambang

Penambangan pada Batu Andesit akan selalu membuat dampak negatif bagi lingkungan
sekitar, sehingga perlu dilakukan reklamasi. Untuk Lahan bekas penambangan BatuAndesit
akan dilakukan penataan lahan, penanggulangan erosi, serta revegetasi. Penataan lahan, yaitu
penataan tanah pucuk (top soil) dan penataan tanah penutup (over burden ). Pengendalian erosi
dan sedimentasi dilakukan dengan mengkombinasikan metode mekanik dan vegetatif.
Pengendalian erosi secara mekanik dilakukan dengan pembuatan teras bangku dan pembuatan
saluran air, sedangkan pengendalian erosi secara vegetatif dilakukan dengan revegetasi
tanaman sengon laut. Perataan tanah pada tanah penutup membutuhkan hydraulic excavator,
dump truck, dan bulldozer. Penataan tanah pucuk dilakukan dengan cara perataan tanah dengan
tidak melebihi dari ketersediaan yang ada. Untuk penanaman dan pengisian lubang pada
rencana reklamasi (kegiatan revegetasi) biasanya menggunakan tanaman seperti pohon sengon,
dan tanaman kacang-kacangan. [16]

15
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Batuan Andesit merupakan batuan yang terbentuk dari pendinginan lava hasil
letusan gunung api.
2) Penyebaran batuan andesit merata di Indonesia, mengingat seluruh pulau di
Indonesia memiliki gunung berapi baik yang masih aktif ataupun sudah mati.
3) Metode geolistrik merupakan salah satu metode eksplorasi yang dapat
digunakan dalam rangkaian proses pertambangan batuan andesit.
4) Batuan andesit dapat dimanfaatkan sebagai hiasan dinding, bahan konstruksi
bangunan, patung, batuan candi, ataupun campuran aspal dan beton, tergantung
pada ukuran batuan tersebut.
5) Penambangan akan selalu membuat dampak negatif bagi lingkungan sekitar,
sehingga perlu dilakukan reklamasi. Untuk Lahan bekas penambangan Batuan
Andesit akan dilakukan penataan lahan mulai dari perataan tanah sampai
dengan penanaman kembali seperti pepohonan.

6.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah: untuk mengatasi dampak kerusakan
lingkungan pada saat eksplorasi, setelah proses peledakan dilakukan perlu dilakukan
smoke clearing serta penyiraman air pada daerah sekitar pertambangan untuk
menghilangkan debu, serta sebaiknya proses peledakan dilakukan jauh dari
permukiman warga agar tidak dapat mengganggu aktifitas mereka sehari-hari.

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] Amijaya, H. D., 1998. Karakteristik Mekanika Batuan Lava Andesit Daerah Tawangargo,
Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Skripsi. Jurusan Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
[2] S. Santosa, and T. S. 1992. Peta Indonesia Batu Andesit. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.
[3] Purwasatriya, E.B. dan Waluyo, G., 2011, Pembuatan Model Geologi Bawah Permukaan
Dengan Metode Geolistrik Dan Studi Stratigrafi Pada Rembesan Gas Di Jatilawang
Banyumas, Jurnal Dinamik
[4] Alek Al Hadi dan Taufik Toha, ”Redesign Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan
Fragmentasi Batuan Yang Optimal Di Prebench PT. Bukit Asam (Persero)” Universitas
Sriwijaya, 2015.
[5] Prodjosumarto, P. (1996). Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung: Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Bandun
[6] Nabar, D. (1998). Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat. Palembang: Universitas
Sriwijaya
[7] Yanto Indonesianto, 2012. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta : Program Studi
Teknik Pertambangan UPN Veteran
[8] Herman, Y.K., 2001. Efektivitas Pengelolaan Bahan Tambang, Rineka Cipta, Jakarta
[9] Haryanto, D., 1983. Diktat I Pengolahan Bahan Galian.Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”
[10] Haryanto, D., 1983. Diktat I Pengolahan Bahan Galian.Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran
[11] Malau R.R. (2012). Kajian Teknis Produksi Alat Peremuk pada Peremukan Batu Granit
untuk mencapai targetProduksi 200.000 ton/bulan di PT. Wira Penta Kencana Tanjung
Balai Kabupaten Karimun-Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Teknik:Universitas Sriwi
[12] standar Industri Indonesia. (1981). Syarat Mutu Batuan Alam Untuk Bahan Bangunan
(SII.0378-80). Jakarta: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.
[13] Fadly Achmad (2016). Tinjauan Material Lokal Quarry Inengo Sebagai Bahan Lapis
Pondasi Atas Menurut Spesifikasi Bina Marga 2010
[14] Anonim, 2010a . Standar Nasional Indonesia Nomor 7570 tentang Baku Tingkat
Kebisingan pada Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan. Badan Standardisasi
Nasional (BSN), Jakarta
[15] Iskandar, 2012. Reklamasi dan Pengelolaan Lahan Bekas Tambang, Seminar
Reklamasi dan Pengelolaan Lahan Bekas Tambang serta Kewajiban Iuran Pertambangan,
10-11 April 2012 di Mutiara Teweh, 1-6

17

Anda mungkin juga menyukai