“BATUAN ANDESIT”
Oleh Kelompok 2:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2024
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Batuan
Andesit” ini, ditinjau dari sudut pandang kami dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Makalah ini dibuat agar dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
proses pengolahan bahan galian batuan andesit, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat berguna bagi siapapun yang membacanya. Oleh
sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
2.1 Pengertian Batuan Andesit................................................................................................4
2.2 Proses Pembentukan Batuan Andesit................................................................................ 5
2.3 Komposisi Batuan Andesit................................................................................................ 6
2.4 Proses Penambangan Batuan Andesit............................................................................... 6
2.5 Proses pengolahan Batuan Andesit....................................................................................8
2.6 Peralatan Utama Dalam Proses Penghancuran Batuan Andesit.......................................10
2.7 Fungsi Kegunaan dan Manfaat Batuan Andesit..............................................................15
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 19
iii
DAFTAR GAMBAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
Nama andesit disadur dari pegunungan andes. Ini dikarenakan batuan andesit banyak
ditemukan di sekitar pegunungan Andes. Batuan andesit di pegunungan Andes terbentuk
sebagai lava “ interbeded ” bersamaan dengan deposit abu vulkanik (ash) dan tuff di sisi-sisi
stratovulcano yang curam. Batuan Andesit atau disebut juga dengan lava stone adalah batuan
beku yang tersusun atas mineral yang halus (fine-grained), dan merupakan hasil dari
pembekuan magma yang bersifat intermediet sampai basa di permukaan bumi. Jenis batuan
ini berwarna gelap, umumnya abu-abu sampai hitam, tahan terhadap air hujan, berat jenis 2,3-
2,7, dan mempunyai kuat tekan 600-2400 kg/cm².
Batuan andesit dikelompokkan menjadi salah satu batuan beku vulkanik yang terbentuk
secara ekstrusif dan sering dimanfaatkan untuk kebutuhan bahan bangunan. Dikarenakan
sifatnya yang keras, kompak dan resistance terhadap air. Oleh karena itu, batuan andesit
dapat digunakan sebagai material bahan bangunan, fondasi jalan raya, dan bahkan bisa
digunakan untuk lantai karena material yang bersifat tahan lama dan membutuhkan
perawatan minimum. Berdasarkan komposisi kimia dan mineral, batuan yang memenuhi
standar kualitas biasanya yang mempunyai tingkat kandungan alumina silikat hidrous atau
lempung yang rendah, dan cukup tinggi kandungan silikanya sehingga tidak akan mudah
terpengaruh sifat fisiknya jika bereaksi dengan fluida. Dari segi penyusunnya, batuan andesit
mengandung silika (SiO2) yang cukup tinggi sebesar 62,3% (Saputro dan Winingsih, 2019).
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik, ekstrusif, komposisi menengah, dengan
tekstur afanitik hingga porfiritik. Dalam pengertian umum, Andesit adalah jenis peralihan
antara basal dan dasit, dengan rentang silikon dioksida (SiO2) adalah 57-63% seperti
digambarkan di diagram TAS. Susunan mineral biasanya didominasi oleh plagioklas
ditambah piroksen dan / atau hornblende. Magnetit, zirkon, apatit, ilmenit, biotit, dan garnet
adalah mineral aksesori umum.[1] Alkali feldspar dapat hadir dalam jumlah kecil.
Kelimpahan feldspar-kuarsa di batuan vulkanik andesit dan lainnya diilustrasikan dalam
2
diagram QAPF. Batuan andesit umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di
wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan
aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Andesit adalah jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari magma yang membeku
karena letusan gunung berapi. Batu andesit memiliki kristal plagioklas halus dan terbuat
dari mineral plagioklas fieldspar, amphibole, mineral kuarsa, dan piroksen dalam jumlah
kecil. Batu andesit berwarna abu-abu-hijau atau merah dan orange.
Nama andesit diambil dari nama pegunungan Andes, pegunungan yang membentang di
sepanjang pesisir barat Amerika bagian selatan. Dengan kandungan silika menengah,
andesit biasanya memiliki karakteristik warna abu-abu dan berbutir halus. Batu andesit ini
terbentuk ketika rongga yang ditinggalkan oleh gelembung gas di magma yang mengeras
terisi. Andesit meletus dari gunung berapi dan umumnya ditemukan berdekatan dengan abu
vulkanik dan tufa. Andesit terbentuk oleh pendinginan lava, maka dari itu batu andesit
diklasifikasikan sebagai batuan vulkanik.
4
2.2 Proses Pembentukan Bantuan Andesit
Magma andesit memiliki komposisi yang kaya akan silika (SiO2) dan mineral
plagioklas. Kandungan silika yang tinggi ini membuat magma andesit memiliki viskositas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan magma basaltik. Kegunaan mineral plagioklas
dalam batuan andesit adalah sebagai indikator bahwa batuan tersebut merupakan hasil dari
proses pembentukan andesit.
Setelah terbentuk, magma andesit akan naik ke permukaan melalui rekahan atau saluran
vulkanik. Proses naiknya magma ini disebut dengan erupsi. Ketika magma andesit
mencapai permukaan, ia akan mengalami pendinginan dan kristalisasi yang cepat. Proses
pendinginan ini akan mempengaruhi ukuran dan bentuk kristal dalam batuan andesit.
5
2.3 Komposisi Batuan Andesit
Batuan ini terbentuk dari magma dengan temperatur sekitar 1.100 derajat celcius.
Sebagian komposisi penyusun andesit adalah silika, kuarsa, biotit, dan lain-lain yang secara
rinci sebagai berikut:
Biotit;
Basalt;
Feltise;
Plagioclase feldspar;
Pyroxene; dan
Hornblende.
Morfologi batuan andesit bisa kamu ketahui dari warna abu-abu yang dominan yang
menandakan kandungan silikannya yang begitu besar. Ciri lainnya yakni mempunyai pori-
pori dan struktur yang sangat padat.
Proses penambangan batu andesit cukup panjang. Dimana proses penambangan batu
andesit terdiri dari pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, pemboran, peledakan,
pemuatan, pengangkutan, pembongkaran dan pengolahan. Dibawah ini penjelasan proses
penambangan batu andesit sebagai berikut:
1. Pembersihan Lahan
3. Pemboran
Proses selanjutnya adalah dengan dilakukannya pemboran. Pemboran ini tidak dapat
dilakukan sembarangan karena dapat berakibat fatal. Sehingga, dalam proses pemboran
penambangan batu andesit diperlukannya penentuan terlebih dahulu. Penentuan
pemboran tersebut berdasarkan geometri lubang tembak. Dimana geometri lubang
tembak meliputi berden, kedalaman, pemampat, subdrilling dan spasi. Dalam proses
pemboran diperlukannya alat berat yang bernama crawler rock drill (CRD) dan
kompresor.
4. Peledakan
Proses peledakan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, sama halnya dengan
pemboran. Hal ini karena dalam proses peledakan tersebut bertujuan untuk mendapatkan
ukuran batu andesit yang diinginkan. Sehingga, proses peledakan ini melalui perubahan
spasi lubang ledak agar mendapatkan ukuran yang diinginkan. Proses peledakan dalam
penambangan batu andesit menggunakan bahan peledak damotin/ANFO.
5. Pemuatan
Setelah proses peledakan selesai, proses selanjutnya dalam penambangan batu andesit
yaitu pemuatan. Pemuatan (loading) ini menggunakan alat mekanis untuk memudahkan
pemindahan dari tanah ke mobil yang akan mengangkutnya tersebut.
6. Pengangkutan
7. Pembongkaran
7
8. Pengolahan
Guna meningkatkan nilai jual batu andesit, batu andesit harus melalui proses pengolahan
terlebih dahulu. Dalam meningkatkan nilai jual batu andesit tersebut dilakukan teknik
dan cara yang sudah ditetapkan. Salah satu caranya seperti pengecilan ukuran. Proses
pengecilan ukuran batu andesit menggunakan alat yang bernama peremuk (Crusher).
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pengolahan material/bahan galian dari
kegiatan penambangan yang berguna untuk memisahkan mineral berharga dan mineral
pengotor yang dilakukan secara mekanis. Tujuan lain dari pengolahan bahan galian juga
dilakukan untuk meningkatkan nilai kadar dari bahan galian tersebut. Berikut tahapan
pengolahan bahan galian:
1. Comminution
Comminution adalah langkah untuk memperkecil ukuran butir
menjadi lebih kecil dari ukuran aslinya. Tahapan kominusi dilakukan
dengan cara crushing dan grinding. Crushing dilakukan pada partikel
besar yang dihancurkan sedangkan grinding dilakukan pada partikel
lebih kecil dari 25 mm
2. Sizing
Sizing adalah tahapan pengelompokan bahan dengan ukuran partikel yang
sama dengan cara screening yaitu mineral dengan ukuran partikel yang sama
dikelompokkan menurut lubang-lubang ayakan agar hasilnya seragam, dengan
menggunakan alat screen. Atau dengan mengklasifikasikan yaitu memisahkan
partikel mineral menurut kecepatan jatuhnya material dalam medium (air atau
udara), sehingga hasilnya tidak seragam maka alat yang digunakan adalah
classifier
3. Concentration
Concentration mineral adalah proses pemisahan antara mineral berharga dan
mineral pengotor ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih ekonomis. Tergantung
pada sifat fisik mineral, Ada beberapa cara pemisahan yang mendasarkan pada
sifat fisik mineral, diantaranya adalah :
1. Warna, kilap dan bentuk kristal ;
2. Specific Gravity (Gravity Concentration) ;
8
3. Magnetic Susceptibility (sifat kemagnetan) ;
4. Electric Conductivity (Daya Hantar Listrik) ;
5. Sifat Permukaan Mineral.
4. Dewatering
Dewatering adalah proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses
ini tidak dapat dilakukan secara bersamaan tetapi harus
secara bertahap, yaitu dengan cara :
1. Thickening
Thickening merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan
yang berdasarkan kecepatan mengendap partikel atau mineral.
2. Filtration
Filtration merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan
dengan cara menyaring dengan filter.
3. Drying
Drying merupakan proses penghilangan air dari padatan dengan cara
pemanasan sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan.
Dalam pengolahan bahan galian batuan andesit terdapat Unit Crushing
Plant
Unit Crushing Plant
Crushing plant adalah area pengolahan yang terdapat rangkaian yang
berkesinambungan dengan tujuan untuk mereduksi ukuran material.
Proses Crushing Plant
Pada umumnya, proses crushing plant untuk material kering
dilakukan dengan 4 tahapan yaitu primary crushing, secondary
crushing tertiary crushing dan sizing. Crushing plant ini disesuaikan
dengan penggunaannya dengan maksud untuk memperkecil ukuran
material dari ROM agar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Untuk
kegiatan pengecilan ukuran ini dilakukan dengan menggunakan unit
peremukan (crushing plant).
1. Primary Crushing
Merupakan peremukan tahap pertama pada proses crushing
plant. Tujuan primary crushing ini yaitu untuk mereduksi material
yang berasal dari ROM dengan ukuran <60 cm menjadi lebih kecil
(-15 cm) sehingga dapat ditransportasikan menuju tahapan
9
selanjutnya. Material dengan kapasitas tinggi dan sulit untuk
dipecahkan biasanya menggunakan jaw crusher. Feed yang
digunakan berasal dari ROM dengan ukuran yang disesuaikan pada
feed opening dari jaw crusher.
2. Secondary Crushing
Merupakan peremukan tahap kedua dari proses crushing, tujuan
dari tahapan ini yaitu mengecilkan ukuran material yang telah
diproses pada tahapan primary crushing sehingga menjadi lebih
seragam. Feed maksimum yang masuk dalam tahapan ini berukuran
<15 cm. Mesin peremuk yang umum digunakan untuk material
kering pada tahapan ini adalah cone crusher.
3. Tertiary Crushing
Merupakan tahapan ketiga dari proses pengecilan material atau
proses penghancuran material, pada tahapan ini dilakukan
pengecilan kembali material batuan hasil dari secondary crusher
dimana pada proses tertiary material batuan akan diseragamkan
menjadi ukuran 20 mm setelah dilakukan penyeragaman akan
dilanjutkan pada proses sizing
4. Sizing
Proses sizing bertujuan untuk mengelompokkan material hasil dari
proses crushing sesuai dengan ukuran butir yang ditentukan
berdasarkan permintaan konsumen. Alat yang digunakan pada
proses ini adalah vibrating screen yang terdiri dari beberapa deck
yang sesuai dengan ukuran yang dirancang.
11
rahang. Prinsip kerja dari jaw crusher adalah alat ini memiliki 2 rahang
yang satu rahang tetap (fixed jaw) dan rahang lainnya dapat digerakkan
(swinging jaw), sehingga pergerakan rahang ayun memungkinkan material
masuk ke kedua sisi. rahang akan mengalami proses penghancuran. Bahan
yang masuk di antara rahang akan dijepit atau dikompresi. Ukuran bahan
yang dihancurkan tergantung padapengaturan bukaan maksimum mulut
penghancur. Untuk memperoleh ukuran dari produk yang diinginkan dapat
diperoleh dengan cara mengatur parameter Closed Set Setting (CSS) yang
ada pada tabel css yang sesuai dengan spesifikasi dari alat tersebut.
Kapasitas mesin peremuk jaw crusher dibedakan menjadi kapasitas desain
alat (spesifikasi alat) dan kapasitas nyata. Kapasitas desain alat merupakan
kemampuan produksi yang seharusnya dicapai oleh mesin tersebut, sedang
kapasitas nyata merupakan kemampuan produksi mesin peremuk
sesungguhnya yang didasarkan pada sistem produksi yang diterapkan di
lapangan. Kapasitas desain alat diketahui dari spesifikasiyang dibuat oleh
pabrik pembuat mesin peremuk dan kapasitas nyata didapatkan dengan cara
pengambilan contoh produk yang dihasilkan.
4. Cone Crusher
Cone crusher biasanya digunakan sebagai secondary crusher, dan
merupakan proses lanjutan yang dirancang untuk menghancurkan batuan
sehingga dapat menghasilkan struktur fragmen batuan yang relatif
homogen dengan bentuk kubik (kotak). Cone crusher beroperasi dengan
menggiling batu yang masuk ke kerucut Cone crusher dan ditutupi oleh
mantel tahan arus. Ketika batu memasuki bagian atas Cone crusher, batu
12
akan terjepit di antara mantel dan mangkuk di tengah crusher. Fragmen
batuan akan jatuh ke dasar karena batuan akan semakin kecil seiring
dengan penggerusan yang terus berlanjut. Proses ini berlanjut sampai
material cukup kecil untuk jatuh melalui celah sempit di bagian bawah
Cone crusher (C.L.Prasher,1978). Material yang dihasilkan oleh cone
crusher adalah agregat kasar (Split) dan debu (Abu Batu). Agregat banyak
digunakan dalam proyek konstruksi, salah satu kegunaan agregat adalah
sebagai bahan dasar pembuatan campuran beton dan aspal, serta sebagai
bahan baku konstruksi jalan.
13
Gambar 2.6 Vibrating Screen
6. Belt conveyor
Belt conveyor adalah seperangkat alat yang terbuat dari karet yang
bekerjasecara terus menerus (continuous) sebagai alat pemindahan
material dari bahan mentah ke bahan jadi (Daryanto, 1989). Belt conveyor
sebagai alat pendukung untuk beberapa jenis pabrik pengolahan crushing
plant, untuk memfasilitasi transportasi material antara lokasi yang berbeda
untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan. Belt conveyor mengangkut
material dari proses pengurangan ukuran oleh alat jaw crusher dan cone
crusher untuk di pindahkan ke lokasi seperti stockpile. Kapasitas sabuk
dapat disesuaikan dan dapat beroperasi terus menerus ke segala arah. Pelat
berlapis membentuk penopang belt saat mengangkut material bisa secara
horizontal dan juga dapat dimiringkan dengan sudut berbeda hingga dapat
memindahk material sampai habis. Belt conveyor merupakan alat
penunjang dalam unit crushing plant yang berguna untuk memindahkan
material ke suatu tempat pengolahan berikutnya dengan maksud untuk
mempermudah dan mempercepat kegiatan pengolahan. Belt conveyor
digunakan untuk mendistribusikan batuan andesit yang sudah melalui
proses pengecilan ukuran dari jaw crusher untuk di proses pada cone
crusher serta untuk pendistribusian ke stockpile. Karakteristik dari
conveyor belt yaitu dapat beroperasi secara mendatar hingga miring
dengan sudut maksimum sesuai dengan lebarnya, sabuk disanggah oleh
plat roller, dapat beroperasi secara kontinu, dan kapasitas dapat diatur.
14
2.7 Fungsi Kegunaan dan Manfaat Batu Andesit
Penggilingan batu
Kegunaan batu andesit bagi manusia begitu terasa saat digunakan di bidang
infrastruktur (konstruksi) bangunan. Banyak komponen yang menggunakan
batu alam, baik sebagai struktur maupun dekoratif. Lihat saja saluran irigasi,
jembatan, jalan raya, landasan pacu pesawat terbang, pelabuhan, bendungan,
gedung pencakar langit, mall & pusat perbelanjaan dan rumah.
Kegunaan batu andesit pun dapat dilihat dari bangunan dengan konsep
15
alam. Batu alam yang umumnya banyak digunakan untuk pondasi bangunan
(rumah dan gedung), kini telah bergeser menjadi batuan dekoratif. Batu andesit
pun banyak dimanfaatkan orang untuk mempercantik tampilan rumah.
Berbeda dengan batu andesit yang digunakan untuk dekoratif atau ornamen
bangunan. Batu alam tersebut dipotong sesuai ukuran (spesifikasi) yang
diinginkan. Proses finishing yang biasanya dilakukan adalah bakar, poles doff
(honed), poles kilap (polished) dan coating.Tanpa disadari, Anda sudah
bersentuhan dengan batu andesit di fasilitas umum (fasum). Fungsi batu andesit
di area publik adalah sebagai trotoar jalan (jalur pedestrian, jalur pejalan kaki).
Dalam desain tata kota modern saat ini, trotoar ataupun jalur pedestrian
merupakan salah satu area yang diberikan fokus lebih. Tak sedikit kota di dunia
mulai melebarkan jalur pejalan kaki. Bahkan ada yang memiliki jalur
pedestrian yang lebih lebar dari jalan rayanya. Selain nyaman digunakan untuk
berjalan, desain jalur pedestrian yang cantik akan menarik warga untuk swafoto
(selfie). Apalagi bagi kalangan anak muda yang suka bermain media sosial
akan membuat viral trotoar jlan tersebut. Tentu ini bisa menjadi keunggulan
wisata bagi kota tersebut.
16
Gambar 2.10 Paving Block
Batu andesit dapat difungsikan sebagai material utama pengganti paving block.
Anda bisa menjumpai pemanfaatan batu andesit ini di area parkir, trotoar,
carport, garasi, taman, halaman. Pemerintah propinsi Jawa Barat dan DKI
Jakarta menjadikan batu andesit sebagai primadona untuk proyek infrastruktur.
Kini, fungsi batuan andesit begitu membantu di kehidupan kita sehari-hari.
Salah satu manfaat batu andesit untuk kesehatan adalah merelaksasi otot yang
tegang. Caranya adalah tempelkan batu andesit yang telah dipanaskan pada area
otot yang kaku dan tegang. Panas batu andesit akan melancarkan aliran darah
yang “mungkin” kurang lancar. Dilansir dari laman manfaat.co.id, manfaat lain
batu andesit untuk kesehatan adalah mengurangi cemas dan stress, mengatasi
insomnia, meringankan gejala penyakit autoimun dan meningkatkan kekebalan
tubuh.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Andesit adalah jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari magma yang membeku
karena letusan gunung berapi. Nama andesit diambil dari nama pegunungan Andes,
pegunungan yang membentang di sepanjang pesisir barat Amerika bagian selatan. Dengan
kandungan silika menengah, andesit biasanya memiliki karakteristik warna abu-abu dan
berbutir halus.
Proses pembentukan batuan andesit dimulai dengan terbentuknya magma di dalam kerak
bumi. Magma andesit terbentuk melalui proses diferensiasi magma basaltik yang terjadi di
zona subduksi. Zona subduksi merupakan daerah di mana lempeng samudra tenggelam ke
dalam lempeng benua, membentuk palung laut. Seperti batuan alam lainnya, batu andesit
penuh dengan komposisi mineral. Batu andesit harus dipecahkan untuk melihat warna dan
komposisi mineralnya dengan baik. Perbedaan warna batuan andesit mungkin terjadi karena
perbedaan komposisi penyusunnya. Batu andesit kaya akan mineral plagioklas feldspar dan
amphibole. Selain itu, batu andesit juga memiliki mineral kuarsa dan piroksen dalam jumlah
kecil. Proses penambangan batu andesit cukup panjang. Dimana proses penambangan batu
andesit terdiri dari pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, pemboran, peledakan,
pemuatan, pengangkutan, pembongkaran dan pengolahan. Andesit itu sendiri dapat
digunakan sebagai alat kerajinan dapur, material kontruksi bangunan, pengganti paving
block dan untuk kesehatan.
3.2 Saran
Saran yang dapat di berikan yaitu dengan adanya makalah yang penulis tulis ini.
Jadikanlah sebagai bahan pengetahuan dan sebagai motivasi bagi pembaca untuk mencari
lebih banyak pengetahuan mengenai batuan andesit. Dalam penambangan batu andesit
diperlukan pengetahuan mengenai metode dan prosesnya dengan sebaik mungkin. Dimana
metode penambangan batu andesit terdiri dari Side Hill Type Quarry dan Pit Type Quarry.
Sedangkan proses penambangan batu andesit terdiri dari pembersihan lahan, pengupasan
tanah penutup, pemboran, peledakan, pemuatan, pengangkutan, pembongkaran dan
pengolahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Basal, https://www.tribunnews.com/nasional/2022/02/09/karakteristik-dan-sifat-
batu-andesit-warna-lebih-terang-dari-basal?page=2. (01/03/2024-15.40-WITA)
https://news.detik.com/berita/d-5934904/apa-itu-batu-andesit-mengenal-batu-
andesit-kandungan-hingga-kegunaan (02/03/2024-14.20-WITA)
https://www.researchgate.net/publication/352253631_Kinerja_Unit_Crushing_P
lant_dalam_Pengolahan_Batuan_Andesit_Di_Pt_Bukit_Asam_Tbk_Tanjung_E
nim_Sumatera (02/03/2024-15.10-WITA)
Republika Online. 2020. 127 Gunung Api Aktif Di Indonesia, 19 Di Pulau Jawa |
Republika Online. (03/03/2024-16.58-WITA)
19