Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH BAHAN GALIAN INDUSTRI

PROSES UBAHAN HIDROTHERMAL


MAGNESIT

Singgih Permadi
2009056050

Waktu Presentasi 1 : 22 Maret 2021


Waktu Presentasi 2 : 03 Mei 2021

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARAN
SAMARINDA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan demikian makalah yang berjudul “Pengolahan Bahan Galian Industri Proses
Ubahan Hidrothermal Magnesit” ini diajukan sebagai tugas dalam mata kuliah Bahan
Galian Industri di Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Samarinda.

Disusun Oleh :

Singgih Permadi 2009056050

Program Studi:
S1 Teknik Pertambangan

Samarinda, 22 Maret 2021


Menyetujui,

Dosen Pengampu Penyusun

Ir. Windhu Nugroho, ST,MT. Singgih Permadi


NIP. 19721111 200012 1001 NIM. 2009056050

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya “Makalah Pengolahan Bahan Galian Industri Proses
Ubahan Hidrothermal Magnesit” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya

Tujuan dari penulisan “Makalah Pengolahan Bahan Galian Industri Proses Ubahan
Hidrothermal Magnesit” ini kami buat sebagai penunjang nilai dari mata kuliah Bahan
Galian Industri, selain dari pada itu makalah ini juga berfungsi sebagai media pembelajaran
oleh pembaca khususnya mahasiswa Teknik Pertambangan

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis memohon maaf atas penulisan makalah ini yang masih jauh dari sempurna, karena
itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang besifat membangun.
Semoga Allah melimpahkan Berkah dan rahmat kepada semua pihak yang memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini. Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih

Samarinda, 30 April 2021

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

2.1 Genesa Bahan Galian Magnesit......................................................................3


2.2 Sifat Fisik dan kimia Magnesit.......................................................................4
2.3 Potensi Magnesit di Indonesia........................................................................5
2.4 Teknik Penambangan Magnesit......................................................................9
2.5 Proses Pengolahan Magnesit..........................................................................10
2.6 Pemurnian Magnesit.......................................................................................14
2.7 Pemafaatan Magnesit......................................................................................15

BAB III PENUTUP.....................................................................................................17

3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Magnesit......................................................................................................4
Gambar 2.2 Lokasi Potensi Magnesit di Aceh Besar......................................................5
Gambar 2.3 Lokasi Potensi Magnesit di P. Moa Nusa Tenggara Timur.........................6
Gambar 2.4 Lokasi Potensi Magnesit di Sulawesi Tenggara..........................................7
Gambar 2.5 Data Rekapitulasi Sumberdaya dan Cadangan mineral bukan logam dan
Batuan 2014.........................................................................................................................8
Gambar 2.6 Tambang Magnesit Grecian, Yunani...........................................................9
Gambar 2.7 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang terbuka....10
Gambar 2.8 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang semprot...10
Gambar 2.9 Proses Crushing Bijih Magnesit..................................................................11
Gambar 2.10 Proses screening ukuran butir bijih magnesit..............................................12
Gambar 2.11 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit Gravity Separation....13
Gambar 2.12 Proses Flotasi Magnesit...............................................................................13
Gambar 2.13 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit dengan flotasi.............14

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Potensi Bahan Galian Unggulan di Aceh Besar...............................................6
Tabel 2.2 Skala kualitas konsentrat bijih magnesit..........................................................14

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam mineral, baik dari segi
variasi jumlah maupun umurnya. Berbagai mineral logam, nonlogam, batuan, maupun
sumber daya energy terdapat di hamper seluruh wilayah Tanah Air secara merata. Seperti
yang sudah diketahui oleh khalayak umum, bahan galian mineral merupakan sumber daya
alam nonrenewable di mana ketersediaannya di bumi tidak dapat diperbaharui dengan ilmu
pengetahuan maupun teknologi maupun manajemen pengelolaan dalam rangka
memanfaatkan hasil alam tersebut harus dilakukan dengan cermat dan tepat.

Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun
beberapa jenis t;rmasuk dalam bahan galian golongan yang lain. Secara geologi bahan
galian industri terdapat dalam ketiga jenis batuan yang ada dialam yaitu terdapat dalam
batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf, mulai dari yang berumur Pra
Tersier sampai Kuarter. Bahan bangunan alam tidak lain adalah bahan galian industri yang
belum diientuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu dengan semakin majunya rekayasa teknik
tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya. Bahan
galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat
dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari bahan galian industri. Hampir semua
peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat rulis, barang pecah belah
sampai kreasi seni dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui
rekayasa teknik.

Magnesium (Mg) adalah unsur paling melimpah kedelapan dan merupakan sekitar 2% dari
kerak bumi, dan merupakan unsur paling banyak ketiga yang terlarut dalam air laut.
Meskipun magnesium ditemukan di lebih dari 60 mineral, hanya dolomit, magnesit

1
(MgCO3), brucite (Mg (OH)2), karnalit (KMgCl3 • 6(H2O)), dan olivin ((Mg, Fe) 2SiO4)
yang penting secara komersial . Dari mineral tersebut, magnesit (MgCO3) dan dolomit
(MgCO3.CaCO3) merupakan sumber terbesar senyawa magnesium (Mg).

Oleh Karena itu Makalah ini akan membahas mengenai Bahan Galian yang mengandung
magnesium salah satunya yaitu magnesit dari genesanya, proses pertambangannya, proses
pengolahannya hingga pemanfaatannya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Bagaimana Ganesa Bahan Galian Magnesit
B. Bagaimana Potensi Bahan Galian Industri Magnesit di Indonesia & Daerah
penyebarannya
C. Bagaimana diagram alir penambangan Magnesit
D. Bagaimana diagram alir Pengolahan Bahan Galian Magnesit
E. Bagaimana Hirilisasi pemanfaatan Bahan Galian Industri Magnesit

1.3 Tujuan Penulisan


A. Untuk mengetahui Ganesa Bahan Galian Magnesit
B. Untuk mengetahui Potensi Bahan Galian Industri Magnesit di Indonesia & Daerah
penyebarannya melalui peta
C. Untuk mengetahui diagram alir penambangan Magnesit
D. Untuk mengetahui diagram alir Pengolahan Bahan Galian Magnesit
E. Untuk mengetahui proses Hirilisasi pemanfaatan Bahan Galian Industri Magnesit

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Genesa Bahan Galian Magnesit


Magnesit adalah mineral yang memiliki rumus kimia MgCO3 (magnesium karbonat), yang
merupakan pencampuran 2 kristal besi karbonat dan magnesium (ankerite) yang memiliki
struktur berlapis. Ini adalah salah satu bahan Produksi Magnesit Brick dengan kinerja
tinggi, memiliki campuran bahan baku mineral adalah MgO, SiO 2, Fe2O3 dan Al2O3 dengan
kualitas terbaik.

Magnesit digunakan untuk menghasilkan magnesium oksida (MgO), yang berfungsi


sebagai bahan tahan api untuk industri baja dan sebagai bahan baku untuk industri kimia.
Magnesit dalam jumlah kecil juga digunakan sebagai permata dan bahan sementara.

Kristal Magnesite umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu gamping
ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit, riolit, basalt dan
granit.

Magnesite kriptokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi larutan serpentin atau larutan
ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir ini umumnya terdapat dalam
jumlah sedikit karena sebarannya terbatas hanya dipermukaan batuan induk.

Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesite
ditemukan didalam batuan serpentin. Magnesite umumnya jarang ditemukan dalam bentuk
mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO 3) bersama-sama Mn
dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Mineral magnesite keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola

3
cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung magnesite adalah
dolomit (CaMg(CO3)2, magnesit zedin (MgCO3), epsonil (MgSO4)7H2O, dan brukit
(Mg(OH)2

Gambar 2.1 Magnesit

2.2 Sifat Fisik dan kimia Magnesit


Mineral Magnesite mempunyai sifat dan karakteristik sebagai berikut :
1.Warna : Tidak berwarna, putih, kekuningan, kecoklatan, ataup merah muda.
2 .Belahan : Sempurna
3. Pecahan : Conchoidal
4. Ketahanan : Brittle
5. Kekerasan : 3,5 – 4,5 pada skala Mohs
6. Kilap : Kaca
7. Cerat : Putih
8. Diaphanaety : Transparan
9. Berat Jenis : 3.0 -3.2
10. Karakteristik : Mineral ini tidak larut dalam asam klorida tetapi berbuih bila
dipanaskan, tidak terbakar. Apabila disinari ultraviolet akan memancarkan warna biru atau
hijau.
11. Komposisi Kimia : MgCO3

4
Magnesit memiliki komposisi kimia MgCO 3, dan ketika dipanaskan akan terdisosiasi
menjadi MgO dan CO2. MgO memiliki suhu leleh yang sangat tinggi, dan itu membuatnya
menjadi bahan tahan api yang baik dalam banyak proses pembuatan baja, metalurgi, dan
keramik. MgO adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk membuat batu
bata yang digunakan untuk melapisi kiln, oven industri, dan blast furnace. MgO juga
digunakan untuk membuat pupuk, bahan kimia magnesium, dan disuling menjadi logam
magnesium.

2.3 Potensi Magnesit di Indonesia


Tempat Diketemukan Magnesit di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain:
 Daerah Istimewa Aceh: Daerah Kr. Jreue Kab. Aceh Besar (cukup baik, berupa
urat-urat pada bahan ultrabasa berasosiasi dengan talk

Gambar 2.2 Lokasi Potensi Magnesit di Aceh Besar

5
• Dari sumber data dinas pertambangan dan energy Aceh potensi sumberdaya magnesit
yaitu 210 juta ton.

Tabel 2.1 Potensi Bahan Galian Unggulan di Aceh Besar


Kabupaten Bahan Galian Potensi Sumberdaya Keterangan
Posfat 140.000 Ton Guano Sebagian Ditambang
Tras 99.304.000 Ton Sudah Ditambang
Diatome 700.000.000 Ton Belum Ditambang
Aceh Besar
Magnesit/Supertinit 210.000.000 Ton Belum Ditambang
Bijih Besi Magnetit 4.200.000 Ton Sudah Ditambang
Pasir Besi 720.000 Ton Tidak Aktif

 Nusa Tenggara Timur: P. Moa (berasosiasi dengan peridotit -serpentinit).

Gambar 2.3 Lokasi Potensi Magnesit di P. Moa Nusa Tenggara Timur

6
 Sulawesi Tenggara: P. Padamarang (berasosiasi dengan batuanultrabasa, peridotit
serpentinit yang berumur Pra Tersier); P. Lambasina (berasosiasi dengan batuan
ultrabasa, peridotit serpentinit ya ng berumur Pra Tersier).

Gambar 2.4 Lokasi Potensi Magnesit di Sulawesi Tenggara

Namun dari rekapitulasi sumber daya dan cadangan mineral bukan logam dan batuan tahun
2014, sumberdaya magnesit di Indonesia hanya mencapai 780 ton secara hipotetik.
7
Gambar 2.5 Data Rekapitulasi Sumberdaya dan Cadangan mineral bukan logam dan Batuan 2014

8
2.4 Teknik Penambangan Magnesit
Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu penambangannya
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Tambang terbuka (open pit)


2. Tambang semprot (hydraulicking)

Gambar 2.6 Tambang Magnesit Grecian, Yunani

Dua cara yang pertama lebih banyak diterapkan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang
terbuka, pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat
mekanis (bulldoser, scrapper, dan lain – lain). Endapan magnesitnya dapat digali dengan
menggunakan excavator antara lain : backhoe ataupun shovel, kemudian dimuat kedalam
truck dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan
tanah penutup lalu disemprot dengan menggunakan pompa air bertekanan tinggi. Hasil
penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran magnesit dengan air. Kemudian lumpur
tersebut dipompakan ke tempat pengolahan dengan pipa – pipa.

9
Gambar 2.7 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang terbuka

Gambar 2.8 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang semprot

Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/ kontaminan. Tahap berikutnya
disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel. Proses lanjutan
dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat terbatas,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintetis dari dolomit atau batu
gamping dolomitan (dikenal sebagai seawater magnesia).

2.5 Proses Pengolahan Magnesit


Proses pengolahan magnesit dilakukan dengan menggunakan metode fisika dan kimia
untuk menghasilkan produk bermutu tinggi untuk digunakan dalam pembuatan refraktori,
logam magnesium, atau produk lainnya

Bijih magnesit dipisahkan dari silika pengotor, besi dan senyawa lainnya dengan cara
menghancurkan, menggiling, menyaring dan menggunakan metode benefisiasi. Untuk
pemanfaatan bijih magnesit, metode fisik, kimia dan fisikokimia digunakan. Metode fisik
adalah pemisahan di tangan dengan (triase) pemisahan magnetik, pemisahan gravitasi.
Metode kimianya adalah pencucian kimiawi magnesit dengan menggunakan asam
anorganik umum seperti asam klorida, sulfat dan asam nitrat. Metode fisikokimia juga
flotasi. Pemisahan gravitasi dan flotasi adalah dua metode utama yang digunakan untuk
pemanfaatan bijih magnesit. ukuran dan fase kedua; Pemisah magnetik basah yang sangat
10
intensif telah digunakan untuk memisahkan mineral besi. Flotasi biasanya digunakan untuk
pemisahan magnesit halus, terutama jika konsentrat magnesit bermutu tinggi.

Crushing: bijih mentah (kurang dari 200 mesh) melalui dua tahap satu proses sirkuit
tertutup, yang meliputi crusher dan screen vibration. Dan kemudian dipecah menjadi 10 ~
0mm.

Gambar 2.9 Proses Crushing Bijih Magnesit

Screening yaitu proses pengayakan atau pemilahan ukuran butir jadi apabila ukuran butir
lebih dari 10 mm maka akan dilakukan proses crushing yang kedua, namun jika sudah lolos
maka proses selanjutnya proses pemisahan bijih magnesit dari pengotor, tetapi untuk
pemisahan dengan metode flotasi maka ukuran butir tadi akan dilakukan proses grinding.

11
Gambar 2.10 Proses screening ukuran butir bijih magnesit

Grinding: proses ini bijih yang dihancurkan akan digiling sirkuit tertutup, di mana bijih
akan digiling hingga 200 mesh lalu selanjutnya proses tersebut dilanjut dengan tahap flotasi

Tahap Pemisahan
Pemisahan gravitasi dan flotasi adalah dua metode utama yang digunakan untuk
pemanfaatan bijih magnesit. Pemisahan gravitasi digunakan untuk ukuran kasar (yaitu> 1
mm) dan flotasi biasanya digunakan untuk pemisahan magnesit halus, terutama bila
diperlukan konsentrat magnesit bermutu tinggi

Pemisahan secara gravitasi digunakan untuk memisahkan partikel yang ukurannya sangat
dekat satu sama lain. Metode ini digunakan untuk ukuran butir yang lebih dari 1 mm.
setelah proses ini dilakukan lagi metode pemisah secara magnetic basah untuk memisahkan
ukuran butir dengan pengotor yang mengandung mineral besi

12
Gambar 2.11 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit Gravity Separation

Gambar 2.12 Proses Flotasi Magnesit

Proses flotasi bijih magnesit tingkat rendah: pengotor dalam bijih mentah tidak dapat
dihilangkan jika hanya menerapkan metode reverse flotation terbalik. Jadi untuk magnet
kelas rendah, biasanya menggabungkan dua metode, proses flotasi balik (satu pengasaran -
satu pembersihan) & proses pengapungan langsung (satu pengasaran - satu pemulungan).
Dalam proses reverse flotation, yaitu dengan memisahkan bagian tailing, sementara
pengapungan langsung mendapatkan konsentrat magnesit dan milddling

13
Gambar 2.13 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit dengan flotasi

Tabel 2.2 Skala kualitas konsentrat bijih magnesit


Super Extra Special Quality 1 Quality 2 Quality 3 Quality 4
Extra (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
SiO2 0.00-0.38 0.39-0.48 0.49-0.57 0.58-0.86 0.87-1.20 1.21-1.67 1.68-2.15
CaO 0.00-0.86 0.00-0.86 0.87-0.96 0.97-1.05 1.06-1.10 1.01-1.20 1.21-1.34
Fe2O3 0.00-0.24 0.25-0.29 0.30-0.33 0.34-0.43 0.44-0.48 0.49-0.62 0.63-0.72
Al2O3 0.00-0.05 0.00-0.05 0.00-0.05 0.00-0.05 0.06-0.10 0.06-0.10 0.06-0.10

2.6 Pemurnian Magnesit


Magnesit tergolong logam ringan, dan tahan terhadap karat berkat lapisan oksida
magnesium. Proses pemurnian magnesit dapat dilakukan dengan metode thermal atau
Electrolitic.

1. Thermal proses
Thermal proses adalah didasarkan pada reduksi magnesium oksida dengan karbon,
silikon atau unsur lain pada temperatur dan vakum yang tinggi.
 Reduksi pendahuluan bijih
 Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium
14
 Peleburan kristal (condensat crystal) menjadi magnesium kasar.

2. Proses Elektrolisis
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan pendahuluan
dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa campuran dan refining.Masing-
masing proses ini dibedakan menurut bijih yang digunakan (dapat juga carnalite,
magnesium, chlorida, dsb), dan cara pengerjaan pendahuluannya (magnesite
chlrorination, dihidration of magnesium chloride, etc). Elektrolit larutan garam
magnesium dalam teknik tidak digunakan lagi karena magnesium lebih elektro magnetik
dibanding dengan ion hidrogen pada katoda dan tidak ada cara untuk memperbaiki
teknik tersebut. Penggunaan : Magnesium umumnya dipadu dengan unsur unsur lain
untuk memperoleh bahan-bahan struktural terutama digunakan untuk roda pesawat
terbang, panel-panel pesawat. Penggunaan lain adalah untuk Pyrotechnic Explossive
technics” dan “Flash lights.

2.7 Pemafaatan Magnesit


Magnesit digunakan untuk bahan tahan api dimana magnesit yang telah dipanasi dan
mengandung kurang dari 1% CO2 banyak digunakan untuk pembuatan “batu bata” yang
tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang digunakan dalam tungku-tungku
temperatur tinggi, dapat menahan karat pada pembuatan baja. Magnesit juga digunakan
untuk bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian, peternakan, dan industri.

Penggunaan utama magnesium karbonat adalah dalam produksi magnesium oksida oleh
kalsinasi. Mineral magnesit dan dolomit digunakan untuk memproduksi batu bata tahan
api. MgCO3 juga digunakan dalam komposisi lantai tahan api, pemadam api, kosmetik,
bubuk debu, dan pasta gigi. Aplikasi lain adalah sebagai bahan pengisi, penekan asap dalam
plastik, zat penguat dalam karet neoprena, zat pengering, pencahar untuk melonggarkan
usus, dan retensi warna dalam makanan. Selain itu, magnesium karbonat dengan kemurnian
tinggi digunakan sebagai antasida dan sebagai aditif dalam garam meja agar tetap mengalir

15
bebas. Magnesium karbonat dapat melakukan ini karena tidak larut dalam air, hanya larut
dalam asam, yang membuatnya berbuih (menghasilkan gelembung). Sebagai aditif
makanan, magnesium karbonat dikenal sebagai E504, yang satu-satunya efek samping yang
diketahui adalah dapat bekerja sebagai pencahar dalam konsentrasi tinggi. Magnesium
karbonat juga digunakan dalam taksidermi untuk memutihkan tengkorak. Senyawa ini
dapat dicampur dengan hidrogen peroksida untuk membuat pasta, yang kemudian
diaplikasikan pada tengkorak untuk memberikannya warna putih. Selain itu, magnesium
karbonat digunakan sebagai lapisan putih untuk layar proyeksi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada makalah ini yaitu :

1. Kristal Magnesite umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu


gamping ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit,
riolit, basalt dan granit. Magnesite kriptokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi
larutan serpentin atau larutan ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir
ini umumnya terdapat dalam jumlah sedikit karena sebarannya terbatas hanya
dipermukaan batuan induk.
2. Tempat Diketemukan Magnesit di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain:
Daerah Kr. Jreue Kab. Aceh Besar, Nusa Tenggara Timur P. Moa, Sulawesi Tenggara
P. Padamarang dan P. Lambasina
3. Teknik Pertambangan Magnesit yaitu Tambang terbuka dan tambang semprot.
Tambang terbuka dimulai dari pengupasan tanah penutup, penggalian, pemuatan,dan
pengangkutan. Tambang semprot dimulai pengupasan tanah penutup, penyemprotan
bertekanan tinggi, pengaliran menuju pengolahan
4. Pengolahan magnesit ada 2 proses utama yaitu yang pertama crushing, screening,
pemisahan dengan menngunakan shaking table, dan pemurnian. Dan yang kedua
crushing, grinding, flotasi, dan pemurnian
5. Pemanfaatan magnesit yaitu untuk bahan tahan api dimana magnesit yang telah
dipanasi dan mengandung kurang dari 1% CO2 banyak digunakan untuk pembuatan
“batu bata” yang tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang digunakan
dalam tungku-tungku temperatur tinggi, dapat menahan karat pada pembuatan baja.
Magnesit juga digunakan untuk bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian,
peternakan, dan industri.

17
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat ditarik pada makalah ini yaitu sebaiknya referensi yang
digunakan dalam penyususnan lebih luas dan maksimal lagi sehingga mampu bermanfaat
bagi orang banyak.

18
DAFTAR PUSTAKA

Erdogan, N., 2016, The Best Suitable Beneficiation Method for Magnesite Ore, Aksaray
University: Aksaray Turkey
Grecian magnesite. Diakses pada tanggal 2 mei 2021 dari
https://www.grecianmagnesite.com/
Magnesite diakses pada tanggal 02 mei 2021 dari https://en.wikipedia.org/wiki/Magnesite
Magnesite Flotation Process diakses pada tanggal 21 maret 2021 dari
https://www.xinhaimineral.com/en/solution_30.html
Potensi bahan galian unggulan di akses pada tanggal 01 mei 2021 dari
https://www1media.acehprov.go.id/uploads/Potensi_Bahan_Galian_Unggulan.pdf
Sukandarumidi., 2009, Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press : Yogyakarta

19

Anda mungkin juga menyukai