Singgih Permadi
2009056050
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARAN
SAMARINDA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan demikian makalah yang berjudul “Pengolahan Bahan Galian Industri Proses
Ubahan Hidrothermal Magnesit” ini diajukan sebagai tugas dalam mata kuliah Bahan
Galian Industri di Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman, Samarinda.
Disusun Oleh :
Program Studi:
S1 Teknik Pertambangan
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis atas kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga pada akhirnya “Makalah Pengolahan Bahan Galian Industri Proses
Ubahan Hidrothermal Magnesit” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya
Tujuan dari penulisan “Makalah Pengolahan Bahan Galian Industri Proses Ubahan
Hidrothermal Magnesit” ini kami buat sebagai penunjang nilai dari mata kuliah Bahan
Galian Industri, selain dari pada itu makalah ini juga berfungsi sebagai media pembelajaran
oleh pembaca khususnya mahasiswa Teknik Pertambangan
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini
Penulis memohon maaf atas penulisan makalah ini yang masih jauh dari sempurna, karena
itu penulis mengharapkan masukan baik saran maupun kritik yang besifat membangun.
Semoga Allah melimpahkan Berkah dan rahmat kepada semua pihak yang memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini. Dan harapan penulis, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Magnesit......................................................................................................4
Gambar 2.2 Lokasi Potensi Magnesit di Aceh Besar......................................................5
Gambar 2.3 Lokasi Potensi Magnesit di P. Moa Nusa Tenggara Timur.........................6
Gambar 2.4 Lokasi Potensi Magnesit di Sulawesi Tenggara..........................................7
Gambar 2.5 Data Rekapitulasi Sumberdaya dan Cadangan mineral bukan logam dan
Batuan 2014.........................................................................................................................8
Gambar 2.6 Tambang Magnesit Grecian, Yunani...........................................................9
Gambar 2.7 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang terbuka....10
Gambar 2.8 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang semprot...10
Gambar 2.9 Proses Crushing Bijih Magnesit..................................................................11
Gambar 2.10 Proses screening ukuran butir bijih magnesit..............................................12
Gambar 2.11 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit Gravity Separation....13
Gambar 2.12 Proses Flotasi Magnesit...............................................................................13
Gambar 2.13 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit dengan flotasi.............14
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Potensi Bahan Galian Unggulan di Aceh Besar...............................................6
Tabel 2.2 Skala kualitas konsentrat bijih magnesit..........................................................14
v
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun
beberapa jenis t;rmasuk dalam bahan galian golongan yang lain. Secara geologi bahan
galian industri terdapat dalam ketiga jenis batuan yang ada dialam yaitu terdapat dalam
batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf, mulai dari yang berumur Pra
Tersier sampai Kuarter. Bahan bangunan alam tidak lain adalah bahan galian industri yang
belum diientuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu dengan semakin majunya rekayasa teknik
tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya. Bahan
galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat
dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari bahan galian industri. Hampir semua
peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat rulis, barang pecah belah
sampai kreasi seni dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui
rekayasa teknik.
Magnesium (Mg) adalah unsur paling melimpah kedelapan dan merupakan sekitar 2% dari
kerak bumi, dan merupakan unsur paling banyak ketiga yang terlarut dalam air laut.
Meskipun magnesium ditemukan di lebih dari 60 mineral, hanya dolomit, magnesit
1
(MgCO3), brucite (Mg (OH)2), karnalit (KMgCl3 • 6(H2O)), dan olivin ((Mg, Fe) 2SiO4)
yang penting secara komersial . Dari mineral tersebut, magnesit (MgCO3) dan dolomit
(MgCO3.CaCO3) merupakan sumber terbesar senyawa magnesium (Mg).
Oleh Karena itu Makalah ini akan membahas mengenai Bahan Galian yang mengandung
magnesium salah satunya yaitu magnesit dari genesanya, proses pertambangannya, proses
pengolahannya hingga pemanfaatannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kristal Magnesite umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu gamping
ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit, riolit, basalt dan
granit.
Magnesite kriptokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi larutan serpentin atau larutan
ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir ini umumnya terdapat dalam
jumlah sedikit karena sebarannya terbatas hanya dipermukaan batuan induk.
Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesite
ditemukan didalam batuan serpentin. Magnesite umumnya jarang ditemukan dalam bentuk
mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO 3) bersama-sama Mn
dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Mineral magnesite keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola
3
cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung magnesite adalah
dolomit (CaMg(CO3)2, magnesit zedin (MgCO3), epsonil (MgSO4)7H2O, dan brukit
(Mg(OH)2
4
Magnesit memiliki komposisi kimia MgCO 3, dan ketika dipanaskan akan terdisosiasi
menjadi MgO dan CO2. MgO memiliki suhu leleh yang sangat tinggi, dan itu membuatnya
menjadi bahan tahan api yang baik dalam banyak proses pembuatan baja, metalurgi, dan
keramik. MgO adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk membuat batu
bata yang digunakan untuk melapisi kiln, oven industri, dan blast furnace. MgO juga
digunakan untuk membuat pupuk, bahan kimia magnesium, dan disuling menjadi logam
magnesium.
5
• Dari sumber data dinas pertambangan dan energy Aceh potensi sumberdaya magnesit
yaitu 210 juta ton.
6
Sulawesi Tenggara: P. Padamarang (berasosiasi dengan batuanultrabasa, peridotit
serpentinit yang berumur Pra Tersier); P. Lambasina (berasosiasi dengan batuan
ultrabasa, peridotit serpentinit ya ng berumur Pra Tersier).
Namun dari rekapitulasi sumber daya dan cadangan mineral bukan logam dan batuan tahun
2014, sumberdaya magnesit di Indonesia hanya mencapai 780 ton secara hipotetik.
7
Gambar 2.5 Data Rekapitulasi Sumberdaya dan Cadangan mineral bukan logam dan Batuan 2014
8
2.4 Teknik Penambangan Magnesit
Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu penambangannya
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
Dua cara yang pertama lebih banyak diterapkan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang
terbuka, pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat
mekanis (bulldoser, scrapper, dan lain – lain). Endapan magnesitnya dapat digali dengan
menggunakan excavator antara lain : backhoe ataupun shovel, kemudian dimuat kedalam
truck dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan
tanah penutup lalu disemprot dengan menggunakan pompa air bertekanan tinggi. Hasil
penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran magnesit dengan air. Kemudian lumpur
tersebut dipompakan ke tempat pengolahan dengan pipa – pipa.
9
Gambar 2.7 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang terbuka
Gambar 2.8 Diagram Alir Teknik pertambangan pada magnesit di tambang semprot
Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/ kontaminan. Tahap berikutnya
disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel. Proses lanjutan
dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat terbatas,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintetis dari dolomit atau batu
gamping dolomitan (dikenal sebagai seawater magnesia).
Bijih magnesit dipisahkan dari silika pengotor, besi dan senyawa lainnya dengan cara
menghancurkan, menggiling, menyaring dan menggunakan metode benefisiasi. Untuk
pemanfaatan bijih magnesit, metode fisik, kimia dan fisikokimia digunakan. Metode fisik
adalah pemisahan di tangan dengan (triase) pemisahan magnetik, pemisahan gravitasi.
Metode kimianya adalah pencucian kimiawi magnesit dengan menggunakan asam
anorganik umum seperti asam klorida, sulfat dan asam nitrat. Metode fisikokimia juga
flotasi. Pemisahan gravitasi dan flotasi adalah dua metode utama yang digunakan untuk
pemanfaatan bijih magnesit. ukuran dan fase kedua; Pemisah magnetik basah yang sangat
10
intensif telah digunakan untuk memisahkan mineral besi. Flotasi biasanya digunakan untuk
pemisahan magnesit halus, terutama jika konsentrat magnesit bermutu tinggi.
Crushing: bijih mentah (kurang dari 200 mesh) melalui dua tahap satu proses sirkuit
tertutup, yang meliputi crusher dan screen vibration. Dan kemudian dipecah menjadi 10 ~
0mm.
Screening yaitu proses pengayakan atau pemilahan ukuran butir jadi apabila ukuran butir
lebih dari 10 mm maka akan dilakukan proses crushing yang kedua, namun jika sudah lolos
maka proses selanjutnya proses pemisahan bijih magnesit dari pengotor, tetapi untuk
pemisahan dengan metode flotasi maka ukuran butir tadi akan dilakukan proses grinding.
11
Gambar 2.10 Proses screening ukuran butir bijih magnesit
Grinding: proses ini bijih yang dihancurkan akan digiling sirkuit tertutup, di mana bijih
akan digiling hingga 200 mesh lalu selanjutnya proses tersebut dilanjut dengan tahap flotasi
Tahap Pemisahan
Pemisahan gravitasi dan flotasi adalah dua metode utama yang digunakan untuk
pemanfaatan bijih magnesit. Pemisahan gravitasi digunakan untuk ukuran kasar (yaitu> 1
mm) dan flotasi biasanya digunakan untuk pemisahan magnesit halus, terutama bila
diperlukan konsentrat magnesit bermutu tinggi
Pemisahan secara gravitasi digunakan untuk memisahkan partikel yang ukurannya sangat
dekat satu sama lain. Metode ini digunakan untuk ukuran butir yang lebih dari 1 mm.
setelah proses ini dilakukan lagi metode pemisah secara magnetic basah untuk memisahkan
ukuran butir dengan pengotor yang mengandung mineral besi
12
Gambar 2.11 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit Gravity Separation
Proses flotasi bijih magnesit tingkat rendah: pengotor dalam bijih mentah tidak dapat
dihilangkan jika hanya menerapkan metode reverse flotation terbalik. Jadi untuk magnet
kelas rendah, biasanya menggabungkan dua metode, proses flotasi balik (satu pengasaran -
satu pembersihan) & proses pengapungan langsung (satu pengasaran - satu pemulungan).
Dalam proses reverse flotation, yaitu dengan memisahkan bagian tailing, sementara
pengapungan langsung mendapatkan konsentrat magnesit dan milddling
13
Gambar 2.13 Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit dengan flotasi
1. Thermal proses
Thermal proses adalah didasarkan pada reduksi magnesium oksida dengan karbon,
silikon atau unsur lain pada temperatur dan vakum yang tinggi.
Reduksi pendahuluan bijih
Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium
14
Peleburan kristal (condensat crystal) menjadi magnesium kasar.
2. Proses Elektrolisis
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan pendahuluan
dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa campuran dan refining.Masing-
masing proses ini dibedakan menurut bijih yang digunakan (dapat juga carnalite,
magnesium, chlorida, dsb), dan cara pengerjaan pendahuluannya (magnesite
chlrorination, dihidration of magnesium chloride, etc). Elektrolit larutan garam
magnesium dalam teknik tidak digunakan lagi karena magnesium lebih elektro magnetik
dibanding dengan ion hidrogen pada katoda dan tidak ada cara untuk memperbaiki
teknik tersebut. Penggunaan : Magnesium umumnya dipadu dengan unsur unsur lain
untuk memperoleh bahan-bahan struktural terutama digunakan untuk roda pesawat
terbang, panel-panel pesawat. Penggunaan lain adalah untuk Pyrotechnic Explossive
technics” dan “Flash lights.
Penggunaan utama magnesium karbonat adalah dalam produksi magnesium oksida oleh
kalsinasi. Mineral magnesit dan dolomit digunakan untuk memproduksi batu bata tahan
api. MgCO3 juga digunakan dalam komposisi lantai tahan api, pemadam api, kosmetik,
bubuk debu, dan pasta gigi. Aplikasi lain adalah sebagai bahan pengisi, penekan asap dalam
plastik, zat penguat dalam karet neoprena, zat pengering, pencahar untuk melonggarkan
usus, dan retensi warna dalam makanan. Selain itu, magnesium karbonat dengan kemurnian
tinggi digunakan sebagai antasida dan sebagai aditif dalam garam meja agar tetap mengalir
15
bebas. Magnesium karbonat dapat melakukan ini karena tidak larut dalam air, hanya larut
dalam asam, yang membuatnya berbuih (menghasilkan gelembung). Sebagai aditif
makanan, magnesium karbonat dikenal sebagai E504, yang satu-satunya efek samping yang
diketahui adalah dapat bekerja sebagai pencahar dalam konsentrasi tinggi. Magnesium
karbonat juga digunakan dalam taksidermi untuk memutihkan tengkorak. Senyawa ini
dapat dicampur dengan hidrogen peroksida untuk membuat pasta, yang kemudian
diaplikasikan pada tengkorak untuk memberikannya warna putih. Selain itu, magnesium
karbonat digunakan sebagai lapisan putih untuk layar proyeksi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada makalah ini yaitu :
17
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat ditarik pada makalah ini yaitu sebaiknya referensi yang
digunakan dalam penyususnan lebih luas dan maksimal lagi sehingga mampu bermanfaat
bagi orang banyak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Erdogan, N., 2016, The Best Suitable Beneficiation Method for Magnesite Ore, Aksaray
University: Aksaray Turkey
Grecian magnesite. Diakses pada tanggal 2 mei 2021 dari
https://www.grecianmagnesite.com/
Magnesite diakses pada tanggal 02 mei 2021 dari https://en.wikipedia.org/wiki/Magnesite
Magnesite Flotation Process diakses pada tanggal 21 maret 2021 dari
https://www.xinhaimineral.com/en/solution_30.html
Potensi bahan galian unggulan di akses pada tanggal 01 mei 2021 dari
https://www1media.acehprov.go.id/uploads/Potensi_Bahan_Galian_Unggulan.pdf
Sukandarumidi., 2009, Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
19