LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN I
Oleh:
ARIO DASE
NIM. 710018199
LAPORAN RESMI
KULIAH LAPANGAN I
Oleh:
ARIO DASE
NIM. 710018199
KELOMPOK 07/GELOMBANG 1
Disetujui untuk:
Program Studi Teknik Pertambangan S1
Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
Yogyakarta, 10 Februari 2020
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan berkat rahmat dan karunia-Nya lah, laporan Ekskursi Industri
Tambang 2020 ini dapat terselesaikan.
Penulisan laporan disusun ini berdasarkan dari hasil dan data peninjauan di
PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk Tuban, PT. Arga Wastu Rembang, PT. Jara
Silica Tuban, gelombang 1 yang dilaksanakan pada tanggal 03 – 05 Februari 2020.
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan Ekskursi Industri Tambang dan penyelesaian
laporan ini, khususnya kepada:
1. Pimpinan, beserta staff dan karyawan PT. Solusi Bangun Indonesia, Tbk
Tuban.
2. Pimpinan, beserta staff dan karyawan PT. Jara Silica Tuban.
3. Pimpinan, beserta staff dan karyawan PT. Arga Wastu Rembang.
4. Bapak Dr. Ir. H. Ircham, MT., selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
5. Bapak Dr.Ir. Setyo Pambudi, MT., selaku Dekan fakultas teknologi mineral
6. Bapak Bayurohman Pangacella P, ST, MT, selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta, serta
Pembimbing Kuliah Lapangan I.
7. Bapak Ir. Hendro Purnomo, MT, selaku Ketua Pelaksana Ekskursi Industri
Tambang 2020.
8. Orang tua tercinta yang selalu memberi dukungan spiritual maupun
materialnya.
9. Teman-teman peserta Ekskursi Industri Tambang 2020, yang selalu kompak
dan bersemangat, salam hangat Mining Roftgen.
ii
dalam penulisan laporan ini sangat diharapkan, dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat.
Penulis
Ario Dase
NIM. 710018199
iii
DAFTAR ISI
iv
3.4. Eksplorasi ...............................................................................................18
3.5. Kegiatan Penambangan ..........................................................................19
3.6. Pengolahan Pasir Silika ..........................................................................20
BAB IV PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT. ARGA WASTU
4.1. Profil Perusahaan ...................................................................................23
4.2. Karakter Andesit ....................................................................................23
4.3. Ganesa Andesit ......................................................................................23
4.4. Eksplorasi ...............................................................................................24
4.5. Penambangan .........................................................................................24
4.6. Pengolahan Andesit................................................................................27
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................29
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara teori-teori yang
diperoleh diperkuliahan dengan keadaan sebenarnya dilapangan, juga melatih
menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan serta kerjasama diantara
mahasiswa dalam menghadapi persoalan dan menumbuhkan jiwa- jiwa
kreatif pada diri mahasiswa.
2
BAB II
PENAMBANGAN BATUGAMPING DAN PENGOLAHAN SEMEN DI
PT. SOLUSI BANGUN INDONESIA
A. Penambangan Batugamping
3
2.2 Keadaan Geologi
Keadaan geologi daerah Tuban biasa disebut dengan formasi tuban, yang
tersusun atas batu lanau, berwarna kelabu hijau dan kelabu kekuningan
dengan selingan batugamping pasiran lempungan. Mengandung kongkresi
dan batulempung gampingan besian, dengan ketebalan diperkirakan 600
meter.
Secara dasar sifat-sifat fisik batu gamping ini dibagi menjadi tiga (3)
bagian, yaitu:
1. Porositas Batuan
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan pori-pori (yaitu volume
yang ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan, besar kecilnya
porositas dipengaruhi beberapa faktor yaitu ukuran butiran, susunan butir,
sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan.
2. Permeabilitas
Permeabilitas merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukan
seberapa besar kemampuan batuan untuk mengalirkanfluida yang
terkandung di dalamnya.
4
3. Densitas Batuan
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat
terhadap volume. Sifat mekanika batugamping dalam pembagian dibagi
atas tiga (3) bagian, yaitu:
a. Penguji Kuat Tekan
Pengujian nini menggunakan mesin kuat tekan untuk menguji
percontohan batu yang berbentuk silinder, balong, atau prisma dari
suatu arah.
c. Modolus elastisitas
Dalam penentuan elastisitas pada batuan, biasanya digunakan
beberapa konsep percobaa untuk tegangan yang dihasilkan, teganagan
atau perbandingan diantara keduanya atau sering disebut sebagai
modulus young.
5
Batugamping yang terdapat di PT. Solusi Bangun Indonesia Pabrik
Tuban, terjadi secara kimia. berdasarkan kandung kimiawi mineralnya, yaitu
batugamping terumbu Formasi Paciran dan batugamping klastik Formasi
Bulu. Batugamping terumbu Formasi Paciran memiliki kandungan CaO yang
tinggi dan MgO yang rendah, sedangkan batugamping klastik Formasi Bulu
memiliki kandungan CaO yang sedang – tinggi dan MgO yang tinggi juga.
Berdasarkan atas komposisi geokimianya tersebut, batugamping terumbu
Formasi Paciran sangat baiks ebagai bahan baku semen. Hal tersebut juga
dibuktikan dengan hasil X-RD yang menunjukkan kandungan mineral kalsit
dominan. Sementara batugamping klastik Formasi Bulu didominasi oleh
kandungan mineral dolomit.
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan
batugamping. Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam
yang melarutkan lapisan batugamping dibawah permukaan, yang kemudian
diendapkan kembali dipermukaan bumi.
Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsure pengotor yang
mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan
pengotor batugamping memberikan klasifikasi jenis batugamping. Apabila
pengotornya magnesium, maka batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai
batu gamping dolomitan.
Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut
diklasifikasikan sebagai batugamping lempungan, dan batugamping pasiran
apabila pengotornya pasir. Persentase unsure-unsur pengotor sangat
berpengaruh terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih
susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-
merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh adanya unsure mangan,
sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsur organik.
Batugamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula
kebalikannya. Selain yang pejal dijumpai pula yang porous.
Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya
maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas,
6
sehingga batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang dijumpai
pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap
penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk
hablur kalsit.
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di
gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air
hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-
zat organik dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan
batugamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah
sebagai berikut :
CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2
Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di
dalam tubuh batugamping tersebut. Secara geologi, batugamping erat sekali
hubungannya dengan dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan
unsure magnesium dari air laut ke dalam batugamping, maka batugamping
tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomite. Kadar dolomite
atau MgO dalam batugamping yang berbeda akan memberikan klasifikasi
yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut.
7
berhubungan dengan energi yang sangat rendah lingkungan
pengendapan seperti danau besar dan deposito laut.
2.6 Eksplorasi
Eksplorasi bertujuan untuk mengetahui kualitas batu gamping dan
menghitung potensi sumberdaya dan cadangannya. Berikut ini adalah tahapan
kegiatan eksplorasi batu gamping sebagai berikut:
a. pembuatran peta topografi dan foto situasi
b. penyelidikan geofisika
c. pengambilan sampel
d. pengambilan sempel bor (coring)
e. analisa fisik dan kimia
f. menghitung sumberdaya dan cadangan
2.7 Penambangan
Metode penambangan yang diterapkan adalah system quarry, yang
merupakan cabang dari system tambang terbuka (surface mining) yang
diterapkan untuk endapan mineral industri. Proses penambangan dibagi
kedalam beberapa tahap, yaitu :
1. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Clearing merupakan pekerjaan awal yang dilakukan sebelum dimulai
proses penambangan berikutnya. Kegiatan ini berupa pembersihan lahan
dan semak-semak, pohon-pohon besar, sisa pohon yang di tebang, dan
membuang semua bagian yang dapat menghalangi pekerjaan selanjutnya.
Selanjutnya kegiatan ini meratakan lahan dan membuat jalan darurat
sebagai jalur keluar masuknya alat mekanis lainnya, membuat saluran air
untuk mengeringkan lokasi kerja.Dalam kegiatan clearing alat yang
digunakan adalah bulldozer caterpillar.
8
2. Pengupasan Lapisan Penutup (Stripping Over Burden)
Kegiatan ini dilakukan untuk mengeluarkan lapisan tanah yang
menutupi cadangan batu kapur di bawahnya.Alat yang digunakan pada
kegiatan ini adalah Bulldozer (Gambar 2.2) dan Truck pengangkut
Overburden (Gambar 2.3).
3. Pembongkaran
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari
batuan induknya agar material tersebut dapat terlepas atau terbongkar,
sehingga memudahkan untuk dilakukan proses selanjutnya.
9
Alat yang digunakan adalah Exavator (Gambar 2.4) dan Rock
Breaker (Gambar 2.5).
10
Pekerjaan mambawa batu kapur hasil peledakan dilakukan PT.
Solusi Bangun Indonesia dengan menggunakan dump truck berukuran
kecil.
Jalan angkut produksi dengan bahan pekapis batu kapur
membentang sepanjang 1000 sampai 1500 meter mulai dari crusher
hingga ke quarry, berubah-ubah tergantung lokasi pemuatan dan
kemajuan tambang.
Alat yang digunakan untuk pemuatan dan pengankutan adalah Dump
Truck (Gambar 2.6), Wheel Loader (Gambar 2.7) dan Belt Conveyer
(Gambar 2.8).
11
Gambar 2.8 Belt Conveyor
5. Crushing
PT. Solusi Bangun Indonesia memiliki dua unit penggilingan bahan
mentah, yaitu satu unit mesin penggiling batu kapur dan satu unit mesin
penggiling tanah liat. Kedua mesin penggiling ditempatkan pada lokasi
yang berbeda. Mesin penggiling batu kapur jenis double roll crusher.
B. Pembuatan Semen
Bahan baku utama yang di gunakan PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk
Tuban untuk pembuatan semen adalah limestone, clay, pasir besi, dan pasir
silika. Dengan komposisi sebagai berikut:
• Limestone : 80%
• Clay : 15%
• Pasir Besi : 2%
• Pasir Silika : 3%
Bahan aditif, meliputi:
• Gypsum
• Tras
Proses pengolahan semen di PT. Solusi Bangun Indonesia tbk tuban ada
beberapa tahap yaitu:
12
1. Penyimpanan Bahan Baku
Penyimpanan bahan baku bertujuan untuk terap memenuhi stock
bahan yang akan diolah. Tempat penyimpanan bahan baku biasa disebut
stock pile.
4. Pencampuran (blending)
Proses pencampuran ini bertujuan untuk mencampur bahan-bahan
material menjadi satu. Alat utama yang digunakan untuk proses
pencampuran ini adalah blending silo, dengan media pengaduk adalah
udara.
5. Pemanasan Awal
Dilakukan dengan tujutan mengurangi kadar air yang
terkandungpada bahan baku. Alat yang digunakan untuk pemanasan awal
adalah suspension pre-heater, sedangkan alat bantunya adalah kiln feed
bin. Setelah melalui proses pemanasan material ditampung dalam silo.
13
6. Pembakaran (firring)
Pembakaran bertujuan untuk memperoleh mineral kapur (CaO), dan
kalsium hidroksida (CaOH2). Alat yang digunakan dalam proses
pembakaran ini adalah rotary kiln. Adalah alat yang berbentuk silinder
memanjang yang diletakkan dengan kemiringan tertentu. Jadi material
akan mengalami pembakaran dari temperature rendah ke temperatur yang
tinggi.
7. Pendinginan (colling)
Bertujuan untuk mendinginkan material yang keluar dari proses
pembakaran sebelumnya. Alat yang digunakan untuk pendinginana ini
adalah coller. Coller dilengkapi dengan alat penggerak material,
sekaligus sebagai saluran udara pendingin yang disebut frate dan alat
pemecah clinker (Clinker Breaker).
8. Penggilingan Akhir
Penggilingan akhir adalah proses untuk menghaluskan material
sampai siap jual. Alat yang digunakan pada proses penggilingan akhir ini
adalah Ball mill.
14
C. Reklamasi
Penambangan dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi, seprti
pada bentuklahan, kondiri tanah, kualitas air, debu, getaran, perubahan
vegetasi dan lain sebagainya. Reklamasi bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi dampak negative yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan
pertambangan. Berbagai cara dilakukan PT. Solusi Bangun Indonesia, di
Pabrik Tuban, hasilnya kawasan yang sebelumnya di tambang kini telah hijau
kembali. Ini merupakan upaya untuk mengembalikan menjadi hutan lagi,
sebelum nantinya akan dikembalikan kepada pemangku hutan, perum
perhutani.
Reklamasi di PT. Sousi Bangun Indonesia dengan cara menanam pohon
buah buahan terutamam pohon manga dan sebagian lahan di jadikan lahan
perkebunan jagung.
15
BAB III
PENGOLAHAN PASIR SILIKA DI PT. JARA SILIKA
16
Pasir Silika memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Sebagai
contoh pasir silika bisa digunakan untuk bahan baku kaca, keramik bahkan
untuk saringan filter air. Pasir silika di Indonesia umumnya berasal dari
Bangka yang biasa disebut pasir bangka, dan juga dari daerah Bandar
Lampung yang biasa disebut pasir silika Lampung. Selain dari Bangka dan
Lampung, Pasir silika atau pasir kuarsa juga ada beberapa dari daerah lain,
seperti Tuban atau biasa orang menyebutnya pasir silika Tuban dan di
beberapa daerah Kalimantan, dan Sumatra Selatan.
Secara umum pasir silika di Indonesia mempunyai komposisi kimia
sebagai berikut :
SiO2 : 55,30 % - 99,89 %
FeO3 : 0,1 % - 9,14 %
AlO : 0,1 % - 18 %
TiO : 0,1 % - 0,49 %
CaO : 0,1 % - 3,24 %
MgO : 0,1 % - 0,26 %
KO : 0,1 % - 17 %
17
feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau angin
yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir kuarsa di Indonesia lebih dikenal dengan nama pasir putih karena
terdiri dari yang berwarna putih. Pasir kuarsa adalah endapan letakan
(placer/aluvial) terjadi dari hasil pelapukan batuan yang banyak mengandung
mineral-mineral kuarsa (SiO2) selanjutnya mengalami transportasi alam,
terbawa oleh media trasportasi (air/es) yang kemudian terendapkan dan
terakmulasi di cekungan-cekungan (danau, pantai dan lain-lain). Kristal
kuarsa yang asli di alam karena kekerasannya, tahan terhadap asam maupun
basa.
Sebagai endapan letakan (placer) pasir kuarsa dapat berupa material-
material yang lepas-lepas sebagai pasir, dan dapat pula terus mengalami suatu
proses selanjutnya ialah terkonsolidasi menjadi batupasir dengan kandungan
silika yang tinggi, misalnya protokuarsit (75- 95 % kuarsa) dan orthokuarsit
(>95 % kuarsa)
Pasir kuarsa letakan di Banten merupakan pasir kuarsa lepas yang
umumnya berasosiasi dengan endapan aluvial. Pasir kuarsa jenis ini karena
rombakan batuan asal seperti granit, granodiorit dan dasit, atau batupasir
kuarsa yamg berumur lebih tua.
3.4 Eksplorasi
Eksplorasi endapan pasir silika dilakukan untuk menentukan letak,
penyebaran dan ketebalan melalui penyidikan udara, pemetaan geologi,
geofisika (tahanan jenis, potensial diri, seismik) dan lain-lain.
Untuk eksplorasi rinci dapat dilakukan dengan melakukan pemboran,
sumur uji, atau kanal. Penyelidikan dilakukan untuk tempat berbeda di
lembah purba, sungai, danau, atau laut. Hasil dari kegiatan ini antara lain
berupa contoh pasir silika untuk dianalisis guna menentukan kualitas endapan.
18
Perhitungan cadangan dapat dilakukan dengan perkalian antara luas
sebaran endapan dengan rata-rata ketebalan. Rata-rata ketebalam dapat
dihitung dengan metode poligon atau triangular grouting.
2. Pembongkaran
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melepaskan endapan pasir kuarsa
dari batuan induknya pada umunya endapan pasir kuarsa merupakan
endapan lepas atau lunak yang mudah dibongkar oleh sebab itu dapat
digunakan peralatan tradisional seperti cangkul, sekop atau alat mekanis
seperti bulldozer, whill loader, backhoe atau power shovel bila
diiniginkan produksi banyak
19
3.6 Pengolahan Pasir Silika
Proses pengolahan pasir silica di PT. Jara Silika terdapat beberapa proses
yaitu sebagai berikut :
1. Preparating
Proses ini adalah proses persiapan pengangkutan pasir silica kedalam
silo/hopper yang di jalankan oleh loader sebagai alat bantu penumpahan
material ke hopper untuk penampungan sementara yang dilanjutkan ke
unit pencucian.
20
2. Clasification
Pada proses ini terdapat proses klasifikasi material mentah yang
berguna memisahkan pengotor pasir silica. Material yang telah
mengalami pencucian dilanjutkan ke dalam alat rotarry strengh yang
berguna untuk memisahkan pasir silika sesuai ukuran yang di tentukan,
material yang sudah di sesuaikan ukuran butiran di sedot oleh pompa
menuju kedalam ampe spiral/classifier yang berbentuk spiral yang
digunakan ntuk memisahkan pengotor dengan bantuan air pada pompa
sehingga pasir silika akan turun.
3. Heating
Setelah pasir silica yang telah di keringkan di angkut menggunakan
looder kedalam wadah yang kemudian di angkut oleh bucket elevator
kedalam rotary drier/tanur putar untuk proses pengeringan penghilangan
air dalam pair silica. Suhu yang digunakan pada pengeringan ini adalah
maksimal 140 derajat selcius.
4. Packing
Setelah pasir di dinginkan lalu dilakukan pengemasan kedalam
karung karung yang telah di persiapkan.
21
Gambar 3.5 Proses Packing
22
BAB IV
PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI PT ARGA WASTU
23
plagioklas, mineral mefik adalalah piroksen dan amfibol sedangkan mineral
tambahan adalah apanitit dan zircon.
4.4 Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi andesit dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
1. Penelitian Geologi
Kegiatan ini dilakukan denagan maksud untuk mengetahui batas
penyebaran secra lateral, termasuk untuk mengumpulkan segala
informasi geologi dan peta topografi.
2. Penelitian Geofisika
Penelitian yang umum untuk mendukung geoslistrik, yaitu penelitian
berdasarkan sifat tahanan jenis batuan.
3. Pemboran
Kegiatan ini dilakukan untuk pengecekan secara rinci data endapan
bagi keperluan perhitungan cadangan.
4. Pengambilan Sampel
Kegiatan ini dimaksud untuk keperluan analisis laboraturium dan
mekanika batuan.
5. Perhitungan Cadangan
Perhitungan cadangan yang terdapat di daerah penyelidikan
dilakukan dengan cara metode penampang (cross section method) yang
sangat cocok untuk batuan yang penyebaranya homogeny serta ketebalan
relative merata.
4.5 Penambangan
Penambangan andesit dilakukan dengan metode Quarry. Bentuk
topografi bahan galian umumnya berbentuk bukit, dan penambangan dimulai
24
dari puncacak bukit (top hill type) kearah bawah (top down) secara bertahap
membentuk jenjeng.
1. Persiapan
Pada kegiatan ini meliputi pembangunan sarana dan prasarana antara
lain jalan, perkantoran, tempat penumpukan (stockpile) mobil-isasi
peralatan, sarana air, work-shop, listrik (genset), serts poliklinik.
2. Pembersihan Permukaan
Pembersihan permukaan lahan yang ditumbuhi pepohonan dan
semak belukar dengan alat konvesional atau bulldozer pada (Gambar
4.2) .
25
Gambar 4.3 Scraper
4. Pembokaran
Pekerjaan ini dimaksud untuk membokar andesit dari batuan
induknya sehinggs dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Untuk melakukan pekerjaan ini dilakukan dengan cara pemboran dan
peledakan menggunakan alat exavator pada (Gambar 4.4).
26
5. Pemuatan dan Pengangkutan
Perkejssn ini dilskukan dengan menggunakan alat teknis untuk memuat
hasil kegiatan pembokaran andesit yang diangkut kelokasi unit
permukaan menggunakan dump truck pada (Gambar 4.5).
27
BAB V
PENUTUP
Tulisan yang dikemukakan pada buku ini merupakan sebagian kecil dan
merupakan sebagian model dari beberapa kegiatan penambangan, pengolahan
maupun penggunaan dari beberapa komoditas bahan galian, dan sebatas
memberikan gambaran umum dalam kegiatan pertambangan dan pengolahan
bahan galian yang bersangkutan. Data penting dan spesifik dalam kegiatan
penambangan, pengangkutan, pengolahan maupun pemanfaatan beberapa bahan
galian seperti dalam tulisan di buku ini dapat dicari dan ditemukan pada saat
kunjungan ekskursi.
Harapan Jurusan Teknik Pertambangan, mahasiswa harus dapat
memanfaatkan waktu yang baik ini untuk mendapatkan data dan pengalaman dari
kegiatan ekskursi, sehingga kegiatan ini dapat menambah bekal mahasiswa dalam
menekuni dunia pertambangan. Manakala mahasiswa telah mantap akan
menekuni dunia pertambangan, di dalam hati setiap mahasiswa harus ada
semangat yang kuat dan tidak cepat putus asa.
Kegiatan kuliah lapangan 1 sangat bermanfaat sekai bagi mahasiswa dan ilmu
yang didapatkan bermanfaat sekali dilapangan di depannya,disini mahasiwa dapat
langsung melihat bagaimana kegiatan pertambangan di lapangan secara
langsung .untuk kedepannya semoga kuliah lapangan semakin baik lagi dan
melalui pembelajaran ini semoga jurusan Teknik Pertambangan menjadi lebih
baik lagi kedepannya .
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
FOTO ANGGOTA KELOMPOK 07 GELOMBANG 1
LAMPIRAN B
CATATAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG 2019/2020
PT. SOLUSI BANGUN INDONESIA, TBK, TUBAN JAWA TIMUR
DAN SKETSA LAPANGAN
LAMPIRAN C
CATATAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG 2019/2020
PT. JARA SILICA, TUBAN JAWA TIMUR
LAMPIRAN C
CATATAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG 2019/2020
PT.JARA SILICA, TUBAN JAWA TENGAH
DAN SKETSA LAPANGAN
LAMPIRAN D
CATATAN EKSKURSI INDUSTRI TAMBANG 2019/2020
PT. ARGAWASTU, REMBANG JAWA TENGAH
DAN SKETSA LAPANGAN