RISWAN
093 2018 0197
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN
RISWAN
093 2018 0197
Diajukan Sebagai Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek (KP)
Pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
Disetujui Oleh,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan. ............................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah. .................................................................................... 2
1.4 Alat dan Bahan. ...................................................................................... 2
1.5 Manfaat Kerja Praktek ............................................................................ 2
1.6 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Perusahaan .................................................................................... 5
2.2 Keadaan Geologi .................................................................................... 5
2.3 Batubara .................................................................................................. 6
2.4 Metode Penambangan............................................................................. 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Pendahuluan................................................................................. 14
3.2 Tahap Pengambilan Data ........................................................................ 14
3.3 Tahap Pengolahan Data .......................................................................... 14
3.4 Tahap Penyusunan Laporan.................................................................... 15
3.5 Tahap seminar kerja praktek................................................................... 15
3.6 Laporan Kerja Praktek… ........................................................................ 15
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Mekanisme Penambangan ...................................................................... 17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
5.2 Saran ....................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Lokasi Kerja Praktek .............................................................. 4
2.1 Metode penambangan open pit ....................................................... 8
2.2 Open cut / open cast / open mine .................................................... 9
2.3 Quarry ............................................................................................. 11
2.4 Strip mine......................................................................................... 11
3.1 Bagan alir penelitian ........................................................................ 16
4.1 Proses Pengupasan Overburden ..................................................... 17
4.2 Proses Pengangkutan Overburden Ke Dump area (Disposal) ....... 18
4.3 Proses Coal Getting ........................................................................ 18
4.4 Proses Coal Hauling ....................................................................... 19
4.5 Proses Penumpukan Batubara di Stockpile...................................... 20
4.6 Proses Crushing .............................................................................. 20
4.7 Proses Conveyor Coal Loading ...................................................... 21
4.8 Bagian alir mekanisme penambangan Batu Bara ........................... 21
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
penelitian kerja praktek ini dengan judul “Studi Mekanisme Penambangan Batubara
Di PT Bintang Alam Rejeki, Kecamatan Sebulu , Kabupaten Kutaikartanegara.
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan praktek ini adalah untuk melakukan kegiatan
penambangan yang dilakukan pada PT Bintang Alam Rejeki.
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui Mekanisme Penambangan PT Bintang Alam Rejeki.
1.4.1 Alat
1. Alat Pelindung Diri (APD),
2. Kamera,
3. Alat Tulis Menulis,
4. Laptop,
2
1.6 Waktu, Lokasi dan Kesampaian Daerah
3
Gambar 1.1 Peta Tunjuk Lokasi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari data geologi daerah penyelidikan diperoleh formasi geologi yang terdapat
pada pit H yang terdiri atas endapan alluvial, formasi sajau, formasi sinjin, dan formasi
tabul. Tps formasi sajau; terdiri atas batupasir kuarsa, batulempung, batulanau,
batubara, lignit dan konglomerat. Struktur sedimen berupa perlapisan silang silur,
bioturbasi dan parallel laminasi; mengandung nodul besi dan fosil kayu; umumnya
karbonan. Formas ini berumur plio-plistosen berdasarkan kandungan fosil moluska
(beets, 1950) dan diendapkan pada lingkungan fluvial sampai delta. Ketebalan formasi
ini sekitar 600 – 2000 meter.
Tps formasi sinjin; tersusun atas perselingan tufa, breksi tufa, aglomerat dan
lava andesit piroksin. Tufa mengandung bongkah agate dan obsidian, berstruktur
parallel laminasi dan flow banding. Lava andesit porfiritik dan berstruktur aliran.
Formasi sinjin diperkirakan berumur pliosen. Formasi ini terletak tidak selaras di atas
formasi tabul dan menjemari dengan formasi sajau bagian bawah. Lokasi tipenya
terdapat di daerah Muara Sekatak dekat perbatasan dengan Lembar Tanjung Selor.
Tmt formasi tabul; tersusun atas perselingan batulempung, batulumpur,
batupasir, batugamping dan batubara di bagian atas. Fosil petunjuk tidak ditemukan
kecuali pecahan foraminfera besar cycloclypeus sp. Dan operculina sp. Yang berumur
miosen tengah. Berdasarkan kedudukannya dan adanya pecahan fosil tersebut formasi
ini diperkirakan miosen akhir dengan lingkungan pengendapan delta sampai laut
dangkal. Formasi ini tertindih tidak selaras oleh endapan gunung api formasi sinjin.
5
2.3 Batubara
Batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat
mengalami pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan baik
dalam kondisi bebas oksigen (anaerobic) pada awalnya, batubara merupakan
tumbuhan purba, yang berakumulasi di rawa-rawa, kemudian tertutup oleh sedimen di
atasnya dalam suatu area yang sama. Dalam pembentukannya harus mempunyai waktu
geologi yang cukup. Selanjutnya, material tumbuh- tumbuhan yang terkubur tersebut
mengalami proses fisika dan kimiawi, sebagai akibat adanya tekanan dan suhu yang
tinggi. Proses perubahan tersebut, kemudian menghasilkan batubara yang kita kenal
sekarang ini, (Taufan, 2015).
Batubara mentah terdiri dari satu campuran produk yang diperlukan seperti
serpihan batupasir dan sebagainya. Batubara juga mengandung berbagai macam
komponen yang disebut lithotypes, micro-lithotypes, dan maseral yang kejadiannya
bergantung pada sifat dasar bahan asal batubara dibentuk, (Taufan, 2015).
Ada dua sifat fisik batubara yang menyangkut dalam preparasi batubara adalah
ukuran butir dan berat jenis. Ukuran partikel adalah sub-mirometer. Bagaimanapun
bentuk rekahan menunjukkan tingkat dan jenis batubara tergantung pada peralatan
crushing dan merupakan suatu standar yang dapat diprediksi sesuai dengan proses
crushing, (Taufan, 2015).
Setiap batubara yang dihasilkan, memiliki kualitas (dilihat dari tingkat
kelembaban, kandungan karbon, dan energi yang dihasilkan) yang berbeda-beda.
Pengaruh suhu, tekanan, dan lama waktu pembentukan (disebut maturitas organik),
menjadi faktor penting bagi mutu batu bara yang dihasilkan, (Taufan, 2015).
Selain kualitas di atas, batubara memiliki kualitas yang cukup berpengaruh
yaitu Hardgrove Grindability Index (HGI). HGI merupakan suatu bilangan yang
menunjukkan mudah atau sukarnya batubara digiling/digerus menjadi bahan bakar
serbuk. Di dalam praktek sebelum batubara dipergunakan sebagai bahan bakar, ukuran
butirnya dibuat seragam, dengan ukuran < 3 mm, sedang ukuran paling kasar sampai
50 mm. Butir paling halus perlu dibatasi dengan sifat dustness (ukuran terkecil agar
tidak diterbangkan oleh angin, dengan harapan tidak mengotori lingkungan),
sedangkan dustness dan tingkat kemudahan untuk diterbangkan angin dipengaruhi
pula oleh kandungan lengas (moisture content). Makin kecil nilai HGI, maka makin
keras keadaan batubaranya.
6
2.4 Matode Penambangan
7
Berdasarkan macam material yang ditambang, maka tambang terbuka dibagi atas
beberapa yaitu: (Sulistianto, 2008).
a. Open pit
Merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada suatu
daerah yang datar atau lembah. Dengan demikian medan kerja digali ke arah bawah
sehingga akan membentuk semacam cekungan atau pit.
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih
atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali
ke bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit.
Cara pengangkutan pada open pit tergantung dari kedalaman endapan dan
topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada dua macam, yaitu:
1) Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan
diangkut oleh truck / belt conveyor /mine car/ skip dump type rail cars dan
sebagainya, langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping dengan
menelusuri tebing- tebing sepanjang bukit.
2) Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil
galian / peledakan ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi
alat-alat angkut. Misalnya dari permukaan/medan kerja (front) ke tempat
crusher digunakan truk dan selanjutnya melalui ore pass ke loading point, dari
sini diangkut ke ore bin dengan memakai belt conveyor dan akhirnya diangkut
ke luar tambang dengan cage. Dapat dilihat pada gambar 2.1
8
b. Open cast / open mine / open cut
Merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada lereng
bukit. Dengan demikian medan kerja digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya.
Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari
letak endapan dan penambangan yang diinginkan (Sulistianto, 2008). Dapat dilihat
pada gambar 2.2
Gambar 2.2. Open cut / open cast / open mine (Sulistianto, 2008).
c. Quarry
Adalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali
endapan- endapan bahan galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer,
batugranit, batu andesit, batu gamping. Metode penambangan dengan cara Quarry
adalah penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan bahan
galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit,
batu gamping, dll (Sulistianto, 2008).
Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sendiri ada
dua macam, yaitu:
1) Side Hill Type
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian
indutri yang terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-
lereng bukit itu dengan dua kemungkinan, yaitu:
a. Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja
dapat dibuat melingkar bukit dengan jalan masuk (access road) berbentuk spiral.
9
b. Bila hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk bukit
itu memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan masuk
dari salah satu sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp.
Keuntungan penambangan dengan cara ini adalah:
1. Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja
sedikit miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
2. Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan
gaya gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi
lebih singkat.
c. Sementara kerugian yang didapat jika menggunakan proses penambangan ini adalah:
1. Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan
dilakukan, berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi
pengupasan material penutup.
2. Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut
kurang hati-hati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat
menyebabkan kecelakaan, terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.
2) Pit Type/ Subsurface Type
Merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian industri yang
terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja harus
digalike arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit). Bentuk
medan kerja atau cekungan tersebut ada dua kemungkinan, yaitu: (Sulistianto, 2008).
a. Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka medan
kerja dan jalan masuk dibuat berbentuk spiral.
b. Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar,
maka medan kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan
jalan masuk dari sisi yang disebut straight ramp atau berbentuk switch back.
10
Gambar 2.3. Quarry (Sulistianto, 2008).
3) Strip Mine
Merupakan cara-cara penambangan terbuka yang dialakukan untuk endapan-
endapan yang letaknya mendatar atau sedikit miring. Yang harus diperhitungkan
dalam penambangan cara ini adalah nisbah penguapan (stripping ratio) dari endapan
yang akan ditambang, yaitu perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m 3
atauBCM) yang harus dikupas untuk mendapatkan 1 ton endapan(Sulistianto, 2008).
11
4) Alluvial Mine
Adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan
alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dll. Berdasarkan cara
penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
(Sulistianto, 2008).
a. Tambang Semprot (Hydraulicking).
Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakukan dengan
menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan
yang disebut monitor atau water jet atau giant. Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh
monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau disemprot
yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm.
Untuk memperbesar produksi biasanya:
1. Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama
di satu permukaan kerja.
2. Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldozzer.
Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi
pengolahan digunakan air yang digerakkan dengan pompa. Jadi jika digunakan cara
penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air, baik untuk proses
penambangan maupun untuk proses pengolahannya.
b. Penambangan dengan Kapal Keruk (Dredging).
Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini
digunakan bila endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di
lepas pantai, sungai danau atau dia suatu lembah dimana tersedia banyak air.
Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk
penambangan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Multi bucket dredge, yaitu kapal keruk yang alat-galinya berupa rangkaian
mangkok(bucket).
2. Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-gali berupa pisau
pemotong yang menyerupai bentuk mahkota.
3. Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang
berputar (bucket wheel) sebagai alat-gali.
Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
12
1. Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau
membentuktangga atau jenjang (benches).
2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga (ladder) sampai
pada kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa
membentuk tangga.
3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga
dengan sistem tekan. Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggalikan tanah
penutup, sedangkan sistem tekan untuk menggali endapan bijihnya.
c. Manual mining method.
Manual method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan
yang menggunakan tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga mesin atau
alat mekanis.
Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk
menambang endapan yang:
1. Ukuran atau jumlah cadangannya tidak besar;
2. Letaknya tersebar dan terpencil;
3. Tetapi endapannya cukup kaya.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada tahap ini, persiapan awal yang dilakukan adalah melengkapi administrasi,
studi pustaka dilakukan untuk menambah pemahaman secara teoritis sebelum
penerapan secara langsung dilapangan, dan persiapan peralatan serta perlengkapan
yang akan dibawah ke perusahaan untuk melakukan penelitian.
Data-data yang didapatkan dari lapangan baik itu data primer maupun data
sekunder selanjutnya akan disusun berdasarkan dari kegiatan pengamatan langsung
14
dilapangan dan alat-alat yang digunakan. Kemudian data tersebut dibuat dalam bentuk
laporan berdasarkan format penulisan yang berlaku.
15
Tahap Pendahuluan
1. Administrasi
2. Studi Pustaka
3. Persiapan Peralatan dan Perlengkapan
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
factor nya agar tercapainya target produksi perhari dengan jumlah unit alat berat yang
dipakai. Proses pengangkutan overburden dapat dilihat pada gambar 4.2
18
d. Coal hauling
Setelah kegiatan coal getting, batubara yang telah digali kemudian dimuat
menggunakan excavator dan dipindahkan ke unit dump truck lalu ore diangkut ke area
stockpile. Tahap ini menggunakan beberapa unit alat berat sesuai dengan perhitungan
cycle time dan match factor nya agar tercapainya target produksi perhari dengan
jumlah unit alat berat yang dipakai. Proses coal hauling dapat dilihat pada gambar 4.4
19
Gambar 4.5 Proses penumpukan batubara di stockpile
f. Crushing
Mesin yang digunakan untuk menghancurkan material dari ukuran besar menjadi
ukuran kecil. Mesin crusher dapat digunakan untuk berbagai material, seperti: batu,
batubara, phospat, urea, kayu plastik, pupuk dan macam-macam bahan lainnya.
Sedangkan alat yang digunakan pada PT HPU adalah mobile crusher. Batu bara yang
sudah di bongkar di stockpile harus melalui proses crushing utuk mendapatkan batubara
yang berukuran sedikit lebih besar menjadi kecil dapat dilihat pada gambar 4.6
20
g. Conveyor Coal Loading
Setelah proses crushing batu bara yang sudah berukuran sesuai permintaan
pembeli diangkut dengan dumptruck ke belt conveyor agar bisa naik ke Kapal
tongkang berukuran 6000 ton. Proses conveyor coal loading dapat dilihat pada gambar
4.7
21
Pengupasan
Overburden
Pengangkatan
Overburden Ke Disposal
Penimbunan
Crushing
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran dari hasil pengamatan kerja praktek pada PT Bintang Alam Rejeki adalah
1. Pentingnya pemberian alat pelindung diri lengkap kepada karyawan agar
memberikan kesehatan dan keselamatan kerja .
2. Perlu adanya usaha peningkatan pengetahuan pekerja tambang tentang
kesehatan dan keselamatan kerja.
24
DAFTAR PUSTAKA
Guilbert, J.M. 1986., The Geology of Ore Deposits. W.H Freeman and Company
Newyork.
Nugeraha, Sri Sumiyati dan Ganjar Samudro, 2010. Pengolahan Air Limbah Kegiatan
Penambangan Batubara Menggunakan Biokoagulan.
Taufan, 2015, “Sifat Dasar Bahan Asal Batubara Dibentuk”, Jurnal Teknologi
Pertambangan.
25
LAMPIRAN