MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui oleh,
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Peta Kesampaian Daerah Sangatta ke PT. Pamapersada Nusantara
Distrik KPC Sangatta .................................................................................... 5
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Pamapersada Nusantara Distrik KPCS ................... 7
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Engineering Department ............................................. 11
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Mine Optimatizion ...................................................... 13
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Drilling and Blasting .................................................. 13
Gambar 2.6 Estimasi Orientasi Struktur Bidang Lemah Terhadap Hasil Peledakan ...... 17
Gambar 2.7 Geometri peledakan jenjang ....................................................................... 18
Gambar 4.1 Pemasangan titik bor .................................................................................. 23
Gambar 4.2 Pengamanan lokasi bor ............................................................................... 24
Gambar 4.3 Pemboran.................................................................................................... 25
Gambar 4.4 Sounding ..................................................................................................... 25
Gambar 4.5 Pita Sounding.............................................................................................. 25
Gambar 4.6 Mengindentifikasi dan menyiapkan lokasi.................................................. 26
Gambar 4.7 Demarkasi Lokasi Peledakan ...................................................................... 26
Gambar 4.8 Penebaran booster dan in-hole delay .......................................................... 27
Gambar 4.9 Primming .................................................................................................... 27
Gambar 4.10 Proses charging ........................................................................................ 28
Gambar 4.11 Pengecekan density handak ...................................................................... 29
Gambar 4.12 Stemming .................................................................................................. 29
Gambar 4.13 Penebaran surface delay .......................................................................... 30
Gambar 4.14 Tie up........................................................................................................ 31
Gambar 4.15 Final check ............................................................................................... 31
Gambar 4.16 Blasting .................................................................................................... 32
Gambar 4.17 Hasil fragmentasi ...................................................................................... 33
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Pengelompokkan indeks rippability ............................................................... 16
Tabel 2.2 Sifat fisik dan mekanik batuan yang mempengaruhi peledakan .................... 16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku
energi yang mempunyai peran besar dalam pembangunan nasional. Informasi
mengenai sumberdaya dan cadangan batubara menjadi hal yang mendasar di dalam
merencanakan strategi kebijaksanaan energi nasional. Dewasa ini pemerintah tengah
meningktakan pemanfaatan batubara sebagai energi alternatif baik keperluan
domestik seperti pada sektor industri dan pembangkit tenaga listrik. Sejalan dengan
itu pemerintah telah melibatkan pihak swasta dalam pengusahaan pengembangan
batubara. Produksi dan kebutuhan pasar batubara di Indonesia akan terus meningkat
seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan energi. Industri
pertambangan batubara di Kalimantan Timur berkembang dengan pesat sejalan
dengan bertambahnya permintaan pasar, baik dalam kebutuhan dalam negeri maupun
untuk ekspor.
Dalam produksi batubara tentunya harus melewati kegiatan tahap penambangan
terutama pada proses peledakan. Proses peledakan yang begitu erat kaitannya dengan
proses penggalian pemuatan, terutama material hasil peledakan itu sendiri PT.
Pamapersada Nusantara distrik KPCS yang beraktivitas di pit pun tidak lepas dari
salah satu kegiatan pertambangan yaitu kegiatan blasting. Dengan adanya proses
blasting material batubara akan lebih mudah dan cepat untuk digali oleh mekanis
yang bekerja. Peledakan batubara dengan geometri yang digunakan oleh PT.
Pamapersada Nusantara masih berpotensi mengalami ukuran batubara yang terlalu
besar (big coal). Untuk memperoleh hasil peledakan yang lebih optimum, perlu
diperlukan rancangan geometri peledakan.
Dengan perencanaan yang baik yang mencakup pemilihan alat bor yang tepat,
penentuan geometri peledakan, pola pemboran, pola peledakan dan pemilihan bahan
peledak serta pelaksanaan di lapangan yang sesuai dengan prosedur dan
pengawasan yang bertanggung jawab akan sangat menentukan keberhasilan proses
pembongkaran sehingga akan diperoleh ukuran boulder yang dibutuhkan.
1
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari kegiatan kerja praktek adalah untuk mempelajari dan
memahami proses kegiatan peledakan di PT. Pamapersada Nusantara distrik KPC
Sangatta, Kab. Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan kerja praktek adalah:
a. Melakukan pengamatan terhadap geometri peledakan yang digunakan di PT.
Pamapersada Nusantara.
b. Melakukan pengamatan terhadap pemakaian bahan peledak yang digunakan di
PT. Pamapersada Nusantara.
c. Melakukan pengamatan terhadap produksi peledakan di PT. Pamapersada
Nusantara
d. Melakukan pengamatan terhadap powder factor di PT. Pamapersada
Nusantara.
2
a. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1. Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai rancangan geometri
peledakan yang diterapkan di perusahaan pertambangan di Indonesia.
2. Membina kerja sama yang baik antara lingkungan akademis dengan
lingkungan kerja.
b. Manfaat Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama kerja praktek dapat
menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk menentukan
kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang khususnya di bidang
peledakan.
c. Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman-pengalaman dan data-data yang
diperoleh selama Praktek Kerja Lapangan ke dalam sebuah Laporan Kerja
Praktek.
2. Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman di
kerja lapangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Tugas Akhir.
3. Mahasiswa dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana
kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etos kerja yang baik, serta
sebagai upaya untuk memperluas cakrawala wawasan kerja.
4. Mahasiswa mendapat gambaran tentang kondisi real dunia kerja dan
memiliki pengalaman terlibat langsung dalam aktivitas industri
3
1.7 Lokasi dan Kesampaian Daerah
1.7.1 Geografis
Secara geografis, lokasi PT. Pamapersada Nusantara KPCS terletak 116°-118°
BT dan 1°34’LU-1°17’ LS dengan lokasi koordinat terletak di Easting (x1)
89044.365, Northing (y1) 206060.470 dan Easting (x2) 95347.007 (y2) 198869.093.
1.7.2 Administratif
Secara administratif, lokasi PT. Pamapersada Nusantar KPCS terletak di Jl.
Poros Kabo-Sangatta, Kecamatan Sangatta, Sangatta Selatan, Margo Mulyo, Rantau
Pulung, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Dari Sangatta menuju PT.
Pamapersada Nusantarabatu. KPCS ditempuh melalui jalur darat dengan
menggunakan bus dari dengan jarak 16 km yang memakan waktu kurang lebih 30
menit dengan kondisi jalan berbatu.
1.7.3 Lokasi Derah Penambangan
Lokasi daerah penambanan terletak disebelah sungai Sangatta dan berjarak ±20
km dari pantai Timur Kalimantan yang umumnya ditumbuhi oleh pohon-pohon yang
ditanami untuk reklamsi seperti Akasia, Gamalia, dan Sengon. Wilayah operasi
penambangan terdiri dari beberapa pit, diantaranya:
1. Pit PSE (Pelikan South Extentasion)
2. Pit MTH (Mustahil)
3. Pit Pelikan
4. Pit Kanguru
5. Pit Pedayak
4
Gambar 2.1 Peta Tunjuk Lokasi
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
6
2.2 Struktur Organisasi
7
2.2.3 Social Responsibility-General Services Department
Departemen yang bertugas dan memiliki tanggung jawab mengatur pelayan
umum untuk kebutuhan perusaan, seperti office supplies, transportasi, mess, tanggung
jawab social perusaan kepada lingkungan sekitar, dan pengelolahan infastruktur
milik perusaan
2.2.4 Management Development Department
Dapartemen yang bertugas dan memiliki tanggung jawab untuk melakukan
perencanaan yang berkaitan dengan strategis perusahaan untuk tercapainya tujuan
dari PT. Pama serta mengawasi kebijakan yang keluar setiap dapartemen agar tidak
menimbulkan kerugian bagi perusaan.
2.2.5 Finance & Administration Department
Departemen yang berfungsi mengelolah fungsi fungsi accounting dan
perpajakan, menyiapkan laporan data statistik hasil keuangan, mengkoordinasi
aktivitas dan laporan dengan departemen lain atau pihak eksternal perusahaan dalam
batasan standar akuntasi keuangan, peraturan perpajakan serta peraturan yang terkait
lainnya untuk memastikan tersediannya data dan laporan keuangan yang akurat
dalam pengambilan keputusan manajemen.
2.2.6 Information & Technology Department
Depertemen yang memiliki tanggung jawab penuh dalam pengelolahan
sarana dan prasarana terkait sistem informasi contoh seperti pengelolahan dan
pengawasan website perusahaan, sistem informasi kehadiran karyawan dan
pengelolahan sistem database perusahaan.
2.2.7 Operation Traning Development Department
Departemen yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolahan people atau
sumber daya manusia yang memiliki oleh PT. pamapersada Nusantara, serta
melakukan proses seleksi penerimaan karyawan, pelatihan dan pengembangan
keahlian secara soft skill dan hard skill.
2.2.8 Supply Management Department
Departemen yang berfungsi untuk mengelola masuk dan keluarnya barang,
penyimpana barang (gudang) untuk mensupport semua kebutuhan barang/sparepart
yang diperlukan oleh seluruh depertemen khususnya dapertemen plant.
2.2.9 Engineering Department
Departemen yang memiliki tugas dalam perencanaan, menetapkan strategis,
8
pengarahan, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan pengelolahan proses produksi
rencana jangka pendek ataupun perusahaan.
2.2.10 Mine Optimization Expert Coordinator
Depertemen yang memiliki tugas pengawasan dan pemantauan dan
pengontrolan baik produksi ataupun penyimpanan dalam kegiatan produksi seperti
insiden, ataupun breakdown unit.
2.2.11 Plant 1 Expert Coordinator
Departemen yang memiliki tugas memonitoring dan melaksankan kegiatan-
kegiatan plan maintenance berupa unit support seperti excavator kecil, motor grade,
bulldozer, compactor dan lain-lain.
2.2.12 Plant 2 Expert Coordinator
Departemen yang memiliki tugas memonitoring dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan Plant Maintenance berupa unit drilling dan excavator besar.
2.2.13 Plant 3 Expert Coordinator
Departemen yang memiliki tugas memonitoring dan melaksanakan kegiatan-
kegiatan plan maintenance berupa unit hauler seperti rigid dump truck dan
articulated dump truck
2.2.14 Tyre Department
Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab secara langsung
terhadap ban/tyre berupa perencanaan pemakaian, pembiayaan, pemantauan dan
pelaporan dari unit-unit yang digunakan seperti dump truck.
2.2.15 Drilling dan Blasting Department
Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab secara langsung pada
proses pengoboran dan peledakan batuan berupa pemilihan desain geometri
peledakan, desain pengoboran dan perencanaan keperluan penggunaan bahan peledak
yang diperlukan untuk setiap peledakan.
2.2.16 Mine Hauling Road Department
Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pembuatan,
perbaikan dan perawatan jalan sehingga aman dan nyaman sesuai dengan standar
jalan tambang.
2.2.17 Production Area 1
Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab atas loading batubara
dan overburden, monitoring disposal dan melaporkan kendala operational yang
9
terdapat area pit Pedayak dan Flamingo.
2.2.18 Production Area 2
Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab atas loading batubara
dan overburden, monitoring disposal dan melaporkan kendala operational yang
terdapat pada area pit pelangi (PSE), Mustahil (MTH) dan Pelikan.
2.2.19 Production Area 3
Departemen yang memiliki tugas dan tanggung jawab atas loading batubara
dan overburden, monitoring disposal dan melaporkan kendala operational yang
terdapat pada area pit Kanguru.
2.2.20 Coal Quality Section
Section yang memiliki tugas dan tanggung jawab atas pelaksanaan loading
batubara, melakukan quality control batubara dan proses pengangkutan batubara dan
penimbunan batubara stockpile ataupun crusher.
2.2.21 Pit Service Department
Departemen pit service dibagi 2 yaitu pit service darat dan pit service air. Pit
darat memiliki tugas dan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
support yang berada di darat seperti land clearning dan top soil management
sedangkan pit air memiliki tugas dan tanggung jawab seperti dewatering, water
treatment, dan mentenance lumpur.
10
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Engineering Department
11
2.3.3 Mine Survey Section
Mine survey adalah bagian dari departemen engineering yang bertugas untuk
pemetaan topografi (pemetaan area tambang) meliputi original progres/kemajuan
tambang roof dan floor batubara, monitoring setiap pergerakan yang terajadi pada
seluruh area tambang meliputi stake out pemasangan design cek elevasi loading point
fleet moving, menghitung jarak hauling setiap fleet setiap hari. Pembukaan blast map
sampling vessel dsb, mengelolah data survey/lapangan dengan membuat peta
tambang menggunakan software minex dan memberikannya kebagian mainplan.
2.3.4 Mine Infrastructur Section
Section yang bertanggung jawab tetang desain pembuatan jalan tambang, plan
top soil dan rehab, melakukan bor untuk mengetahui material PAF/NAF, membuat
plan dewatering dan control terhadap aktivitas dewatering dan membuat analisis
geoteknik.
2.3.5 Mine Geotechnic Expert
Bertanggug jawab tetang analisis dan monitoring kestabilan lereng, dan
melakukan deniliniasi terhadap zona potensi longsor (pit maupun disposal)
2.3.6 Mine Infrastructur Expert
Bertanggung jawab atas desain dan work order terhadap jalan-jalan akses
kegiatan pertambangan baik didalam pit maupun diluar pit, pengaliran air di area
tambang keluar dengan menggunakan pompa, land clearning dan soil management,
valisidasi model geologi (coal seam) dan mengotrol waste material (PAF/NAF).
12
CCR.
Dept. Head
Sect. Head
DNB Group Leader Drilling and DNB Group Leader Drill and Blast
Pelikan Blasting Technical Kanguru + Pedayak Admin
GL GL Officer
GL GL
Blasting Drilling Blasting Drilling
Operator
Helper
13
memastikan lokasi drill dengan ditandai pemasangan patok pita merah dan putih
(elevasi, act, RL, req bor dan tujuan bor), membuat design pengeboran dan mereview
actual pengeboran, menghitung kebutuhan dan penggunaan bahan peledak,
mereview kualitas hasil bahan peledakan dan menghitung jumlah broken
inventory/broken material.
14
dapat dibongkar secara langsun oleh alat gali. Material overburden hasil peledakan
kemudian dimuat ke dalam dump truck dengan menggunkan shovel atau backhoe.
2.6.4 Coal Getting
Untuk batubara yang tebal, pembongkarannya menggunakan peledakan
dengan maksud agar mempercepat dan mempermudah dalam proses pemuatan.
Sedangkan batubara yang tipis atau terdapat material pengotor, biasanya dilakukan
penggalian dengan menggunakan ripper yang ditarik oleh bulldozer. Batubara yang
tergali kemudian dimuat kedalam dump truck, dengan menggunakan bock hoe.
2.6.5 Overburden Dump To Disposal
Sebelum melakukan penimbunan, material overburden tersebut harus
diidentifikasikan terlebih dahulu apakah termasuk material non acid forming (NAF)
atau material Potensial Acid Forming (PAF). Tujuan akhirnya adalah untuk
menghindari terjadinya air asam tambang (AAT) akibat beraksinya material
potensial acid forming (PAF) dengan air dan udara. Untuk itu diperlukan khusus bagi
material jenis ini saat dilakukan penimbunan yaitu menempatkan material potensial
Acid Forming (PAF) ini didasar timbunan kemudian di timpah dengan material non
acid Forming (NAF). Hal ini dimaksudkan untuk memutus interaksi antara air, udara
dan material potensial acid forming (PAF)
2.6.6 Re-Contouring.
Merupakan suatu kegiatan penambangan yang menargetkan agar lahan
bekas tambang ataupun kerusakan lainnya dapat dikembalikan seperti semula atau
dapat dipergunakan kembali untuk kegiatan tersentu.
2.6.7 Pengelolahan dan Pengapalan Batubara
Batubara yang telah ditambang selanjutnya diangkut menggunkan dump
truck, kemudian di bawa ke unit pengelolahan (Coal Processing Plan/CPP) yang
kemudian kegiatan pengelolahan dan pengapalan dilakukan oleh PT. Kaltim Prima
Coal sebagai owner.
15
penyelidikan dengan cara pengelompokkan indeks rippabilty berdasarkan harga
cepat rambat gelombang seismik.
Table 2.1 Pengelompokkan indeks rippability
16
Dolerit 2,9-3,1 100-300 8-30 40-90
Batugamping 2,0-2,8 40-130 2-12 10-50
Andesit 2,5-2,8 70-150 5-15 30-60
A B
C D
Gambar 2.6 Estimasi Orientasi Struktur Bidang Lemah Terhadap Hasil Peledakan
17
i. Sudut kemiringan lubang ledak ()
Keterangan:
H = Tinggi jenjang
D = Diameter lubang ledak
L = Panjang lubang ledak
d = Diameter bahan peledak
B = Burden nominal
S = Spasi nominal
LV = Panjang area peledakan
AV = Lebar area peledakan
Be = Jarak burden efektif
Se = Jarak spasi efektif
T = Stemming
J = Subdrilling
l = Isian bahan peledak utama
= Sudut dari pusat peledakan yang mempunyai waktu tunda
sama
tt = Waktu tunda
1 = Toe
2 = Half cast
18
3 = Overhang
4 = Overbreak atau backbreak
5 = Tension crack
6 = Cutoffs
7 = Fizzle crater
8 = Decoupling charge
2.8.2 Desain Geometri Peledakan Tambang Terbuka
Suatu rancangan jarak, ukuran dimensi dari lubang ledak yang dibuat pada
area pertambangan yang akan di ledakkan. Parameter desain geometri menurut teori
R.L. Ash terdiri dari B = Burden, S = Spasi, T = Stemming, tr = Waktu tunda, H =
Kedalaman lubang ledak J= Subdrilling, L = Tinggi jenjang, PC = Panjang isian dan
de = Loading density.
𝐾𝑏×𝐷𝑒 𝐾𝑏×𝐷𝑒
1. Burden (B), 𝐵 = 39,3
𝑚 atau 𝐵 = 12
𝑓𝑡
2. Spacing (S), 𝑆 = 𝐾𝑠 × 𝐵
3. Steamming (T), T= 𝐾𝑡 × 𝐵
4. Kedalaman lubang ledak (H),
5. H = 𝐾ℎ × 𝐵
6. Subdrilling (J), 𝐽 = 𝐾𝑗 × 𝐵
7. Tinggi jenjang (L), L= 𝐻 − 𝐽
8. Panjang Isian (PC), PC= 𝐻 − 𝑇
9. Loading density (de), 𝑑𝑒 = 0,34 × 𝐷𝑒 2 × 𝑆𝐺 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
𝑊
10. Powder Factor (Pf), 𝑃𝑓 = 𝐸
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Data-data yang digunakan pada penyusunan laporan kerja praktek ini diperoleh
dari hasil pengamatan lapangan langsung di lapangan tambang terbuka PT.
Pamapersada Nusantara site KPCS Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan
Timur.
20
TAHAPAN PENDAHULUAN
1. Administrasi
2. Studi Pustaka
3. Perlengkapan Lapangan
4. Orientasi Lapangan
PENGOLAHAN DATA
1. Data di Lapangan
2. Penyusunan
3. Penarikan Kesimpulan
PEMBUATAN LAPORAN
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
4.1.3 Survey Lokasi
Proses survey lokasi oleh crew surveying blasting menggunakan GPS dengan
memberikan tanda batas lokasi pemboran yang akan menjadi acuan untuk
pemasangan titik lubang bor. Pada patok, tertulis aktual, request level serta
kedalaman yang harus di bor.
4.1.4 Pemasangan Titik Bor
Pemasangan titik bor dilakukan oleh 3 orang dengan menggunakan tali ukur
yang telah dikalibrasi, untuk di daerah pit Pelikan, Mustahil dan Pelangi ukuran
burdennya adalah 7 meter dan spasi 8 meter. Tali ukur harus dikalibrasi agar ukuran
burden dan spasinya tidak berubah-ubah.
23
Gambar 4.2 Pengamanan Lokasi Drilling
4.1.6 Pemboran
Alat bor yang digunakan dalam proses drilling adalah TEREX REDDRILL
075 Infinity Series dengan diameter bit yaitu 171 mm kedalaman rata-rata pada pit
Pelangi yaitu 7 meter.
24
4.1.7 Sounding
Aktivitas mengukur kedalaman lubang ledak yang telah dibor menggunakan
roll meter, kemudian ditulis di pita sounding dengan labels hole F1 dan kedalam 6,7
meter, lalu datanya dimasukkan ke data sounding.
25
4.1.8 Identifikasi dan Penyiapan Lokasi Peledakan
Mengindentifikasi dan menyiapkan lokasi peledakan seperti memasang safety
line, bendera segitiga bahan peledak, memasang rambu parkiran dan tanda larangan
bahaya blasting.
26
4.1.9 Penebaran booster dan in-hole delay
Yaitu menebarkan aksesoris booster dan in-hole delay pada setiap lubang.
27
4.1.11 Charging
Yaitu proses pengisian bahan peledak ke lubang ledak, dengan panjang isian
telah ditentukan oleh pihak perusahaan PT. Pamapersada Nusantara. Misal
kedalaman 7 meter berarti jumlah handaknya sebanyak 77 kg.
28
Gambar 4.11 Pengecekan density handak
4.1.13 Stemming
Yaitu melakukan penutupan lubang ledak, jika naiknya sudah 10 cm maka
ditutup lubang ledaknya tidak terlalu padat dan tidak terlalu lunak.
29
4.1.14 Penebaran Surface Delay
Setelah melakukan stemming selanjutnya penebaran surface delay, surface
delay terbagi menjadi 2 yaitu control dan echelon. Untuk ketentuan kecepatan
surface delay berdasarkan kekerasan batuan, jika batuannya keras maka harus
memakai surface delay yang cepat sedangkan jika kekerasan batuannya lunak
surface delay yang digunakan lambat. Seperti pada pit Pelikan, Pelangi dan Mustahil
memiliki kekerasan batuan yang keras jadi harus menggunakan surface delay control
42 m/s.
30
Gambar 4.14 Tie Up
31
4.1.17 Blasting
Setelah lokasi dipastikan aman, dilakukanlah blasting. Sebelum melakukan
blasting perlu memblock jalan hingga blasting selesai.
32
Gambar 4.17 Hasil fragmentasi
33
BAB V
PENUTUP
5.2 Kesimpulan
Dari hasil observasi kegiatan Kerja Praktek (KP) yang berjudul “Observasi
Kegiatan Peledakan pada PT. Pamapersada Nusantara Distrik KPCS” dapat
disimpulkan hasil fragmentasi ledakan yang bagus sangat dipengaruhi oleh 2 faktor
yaitu gassing dan stemming. Jika emulsion mengalami overgassing atau naiknya
terlalu lama dengan ukuran melebihi 10 cm selama 30 menit serta stemmingnya
terlalu padat hasil ledakannya akan overbreak, fly rock serta produksinya akan rusak.
Jika gassing naiknya lama dan stemmingnya tidak padat hasil ledakannya akan flat
dan permukaan hanya retak saja.
5.3 Saran
34
DAFTAR PUSTAKA
Tim Drill & Blast Department. 2019. Buku panduan helper drill & blast PT.
Pamapersada Nusantara Distrik KPCS
35