MAKASSAR
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (S-1)
pada Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
Disetujui oleh,
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muslim Indonesia
iii
7. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, ST., MT., IPP sebagai Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
8. Semua dosen dan staf Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim
Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu, kritik serta saran yang
membangun.
9. Sahabat-sahabatku yang sama-sama berjuang kerja praktek dan saling membantu
terutama, Teman-teman S1 Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia.
10. Dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu atas kelancaran penulisan laporan ini.
11. Dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu atas kelancaran penulisan laporan ini
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kekurangan dan kesalahan yang tidak sengaja untuk ditulis. Oleh karena itu,
saya selaku penyusun makalah ini selalu mengharapkan kritik dan saran yang
membangun pembaca demi kesempurnaan laporan selanjutnya. Penulis berharap
dengan adanya laporan ini, semoga dapat menjadi sumber inspirasi pembaca dalam
penyusunan laporan yang akan dibuatnya.
Makassar, 31 Oktober
2020
Penulis
iv
DAFTAR ISI
vi
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.13 tunnel (DTM) ....................................................................................... 30
Gambar 4.14 CVSP (DTM) ........................................................................................... 31
Gambar 4.15 ROM (DTM) .......................................................................................................... 31
Gambar 4.16 Boundary .......................................................................................... 32
Gambar 4.17 Perhitungan Volume ......................................................................... 32
Gambar 4.18 Hasil Volume Cut and Fill Dari Data Surpac .................................. 32
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
11
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PT. Lamindo Inter Multikon (LIM) merupakan salah satu perusahaan swasta
nasional yang bergerak di industri pertambangan Indonesia, dengan susunan
pengurus dan komposisi pemegang saham sebagai berikut:
Susunan Pengurus
13
Struktur Organisasi Perusahaan adalah sebagai berikut:
PT. LAMINDO INTER MULTIKON
PRESIDEN DIREKTUR
Abdi Khalik Ginting
DIREKTUR
Dani Daksina Putra
SITE MANAGER
Hendra Utama
14
2.2 Data Administrasi Perusahaan
Perusahaan hingga saat ini telah memasuki tahun ke-7 tahap operasi produksi,
dimana aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan secara kumulatif dapat
disampaikan sebagaimana tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Kemajuan Kegiatan Operasional Tambang Kumulatif
Vol
No Uraian ume
Satuan Kuantitas
10 Recovery Penambangan
% 85
(perhitungan cadangan)
15
Tabel 2.2 Data Administrasi Perusahaan
No Uraian Keterangan
3 Komoditas Batubara
Nomor: Berakhir
545/120/DPE- Tahun
III/2012
7 Persetujuan FS Tanggal: 31 -
Januari 2012
Nomor: Berakhir
660/64/SK/BPDL- Tahun
S.4/II/2007
Kapasitas
16
2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah
1. Penduduk
Masyarakat di Pulau Bunyu cukup beranekaragaman, bagian
terbesarnya adalah pendatang yang sudah cukup lama menetap didaerah
17
tersebut seperti berasal dari Jawa, Sumatera, Bugis, Toraja, dan lainnya.
Sedangkan suku aslinya adalah masyarakat suku Tidung. Mata pencaharian
masyarakat setempat adalah bertani, berdagang, PNS serta ada yang bekerja
di perusahaan pertambangan batubara ataupun perusahaan Pertamina yang
disekitar daerah tersebut. Lebih dari 80% karyawan adalah warga Bunyu
atau sekitar 10% dari populasi penduduk Bunyu bekerja diperusahaan ini.
2. Topografi
Topografi daerah penambangan pada umumnya adalah daerah
perbukitan dengan ketinggian antara 30-80 meter diatas permukaan laut.
Bentuk relief daerah tidak rata dimana diantara bukit terdapat daratan dan
rawa-rawa, yang pada umumya ditumbuhi oleh pepohonan dan semak
belukar.
3. Iklim dan Curah Hujan
Tahun
No Bulan
2015 2016 2017 2018
18
5 Mei 236.17 471.80 262.50 427.10
a. Eksplorasi
Eksplorasi adalah kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau
setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk
mendapatkan kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk,
ukuran, letak kedudukan, kualitas, atau kadar endapan bahan galian serta
karateristik fisik dari endapan bahan galian tersebut. Selain untuk
mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan
19
Gambar 2.3 Kegiatan Pengeboran
1. Land Clearing (Pembersihan Lahan)
Sebelum dilakukan pengupasan tanah penutup (Overburden)
pembersihan lahan (Land Clearing) merupakan kegiatan awal dari
kegiatan penambangan yang bertujuan untuk membersihkan lahan dari
semak-semak dan pepohonan kecil menggunakan Bulldozer
dan Chainshaw jika diperlakukan untuk menebang pohon besar,
diameter >200 mm, target pekerjaan ini didasarkan atas rencana Land
Clearing Plan dari perusahaan. Pemindahaan batang kayu komersial
meliputi jenis kayu yang berdiameter >200 mm dimana masih layak
dipakai merupakan milik perusahaan.
2. Pemindahan Top Soil
Pekerjaan pemindahan top soil dilakukan dengan cara penggalian
menggunakan alat excavator. Rata-rata ketebalan top soil sekitar satu
meter. Top Soil ini merupakan lapisan tanah penutup bagian atas yang
mengandung unsur hara yang berguna sebagai media tumbuh dari
tanaman. Top Soil ini harus diperlakukan secara baik dan akan
ditempatkan pada top soil stock area atau bank top soil, dimana nantinya
akan dipergunakan dan disebar untuk reklamasi tambang.
3. Pengupasan Overburden
20
Pengupasan overburden dilakukan dengan menggunakan alat
excavator. Overburden yang telah digali kemudian akan diangkut
menggunakan dump truck menuju ke tempat penyimpanan overburden
atau yang disebut dengan disposal. PT. Lamindo Inter Multikon
mempunyai dua disposal yang digunakan untuk menampung overburden.
Ketebalan overburden yang berada di PT. Lamindo Inter Multikon
bervariasi, berkisar antara 2-5 meter. Lapisan overburden ini mayoritas
terdiri dari tanah laterit dan batuan lempung yang mudah untuk digali.
Untuk kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan oleh 2
kontraktor yang ada ada di PT. Lamindo Inter Multikon yaitu PT. Alam
Bumi Jasindo (ABJ) dan PT. Karebet Mas Indonesia (KMI).
21
Gambar 2.4 Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
4. Penambangan batubara, pengangkutan dan pengolahan
Penambangan batubara yang dilakukan di PT. Lamindo Inter
Multikon menggunakan sistem penambangan dengan metode
tambang terbuka atau surface mining dengan metode open pit.
Perusahaan memilih sistem tersebut dikarenakan letak lapisan batubara
yang tidak terlalu jauh dibawah permukaan tanah. Batubara yang
terdapat di PT. Lamindo Inter Multikon mempunyai ketebalan yang
beragam mulai dari yang paling tipis yaitu 1 meter (seam C) sampai
dengan yang paling tebal yaitu 20 meter (seam H). Pengambilan batubara
dilakukan menggunakan alat gali Excavator PC 500 LcV. Eksploitasi di
PT. Lamindo Inter Multikon dimulai pada tahun 2008 dan masih
berlangsung sampai sekarang dan direncanakan sampai pada tahun 2037.
PT. Lamindo Inter Multikon bekerja sama dengan kontraktor tambang
dalam melakukan kegiatan pengupasan overburden sebelum
melakukan coal getting.
Batubara yang telah digali di pit penambangan akan diangkut atau
dibawa menuju ketempat penyimpanan sementara batubara atau disebut
dengan Run Of Mine (ROM). Sebelum batubara dibawa menuju ROM ,
batubara akan dimasukkan ke dalam alat pengolahan/penghancur yang
disebut Feeder Braker untuk memperkecil ukuran batubara sesuai dengan
permintaan konsumen.
22
Gambar 2.5 Penggalian dan Pemuatan Batubara
23
Gambar 2.7Feeder Braker dalam keadaan kosong
24
Gambar 2.8 Feeder Braker terhubung langsung dengan belt conyevor
Gambar 2.9 Belt Conveyor yang terhubung langsung dengan mini crusher
25
Gambar 2.10 Belt Conveyor tampak dari atas
Batubara yang telah berukuran kecil akan disimpan di stock pile, akan tetapi
apabila kapal pengangkutan batubara telah siap maka batubara akan langsung
diangkut menuju ke pelabuhan atau jetty menggunakan belt conveyor. Panjang
belt conveyor yang terdapat di PT. Lamindo Inter Multikon adalah ±800 meter
dari feeder braker ke stock pile, sedangkan dari stock pile ke pengapalan
mencapai ±1100 meter. Shippingatau pengapalan adalah bagian akhir dari
proses penambangan. PT. Lamindo Inter Multikon memiliki 5 tongkang yang
terdiri dari 2 tongkang berukuran 270 feet dengan kapasitas muatan 5200 MT
dan 3 tongkang berukuran 300 feet dengan kapasitas muatan 8200 MT.
Adapun apabila tongkang-tongkang ini telah terisi penuh akan dipindahkan
lagi ke kapal angkut atau tongkang besar yang memiliki kasitas muatan sekitar
157.739 MT. Batubara yang telah berada di kapal angkut atau kapal tongkang
akan dibawa langsung menuju India dengan waktu tempuh berkisar 15 – 18
hari.
26
Gambar 2.11 Keadaan pelabuhan atau dermaga PT. Lamindo Inter Multikon
Gambar 2.12 Kapal tongkang yang dimiliki PT. Lamindo Inter Multikon
5. Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan
yang telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.
Reklamasi yang dilakukan oleh PT. Lamindo Inter Multikon dengan cara
penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat
kegiatan penambangan tersebut. PT. Lamindo Inter Multikon melakukan
revegetasi atau penanaman kembali dengan menggunakan bibit tanaman
kacang-kacangan dan didominasi oleh tumbuhan sengon.
Diharapkan dengan adanya settling pond ini air yang keluar dari area
penambangan ini sudah bersih dari partikel padatan dan mempunyai PH yang
netral sehingga tidak berbahaya dan menimbulkan kekeruhan pada sungai
ataupun laut. Adapun penetralan air asam tambang ini menggunakan batu.
Gambar 2.13 Settling Pond yang ada di PT. Lamindo Inter Multikon
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Setiap stockpile memiliki fungsi yang berbeda. Stockpile yang dekat dengan
area eksploitasi biasanya dijadikan daerah Coal Preparation Plan ( CPP). Fungsi area
CPP adalah untuk mempersiapkan batubara agar sesuai dengan standar spesifikasi
kelayakan batubara. Di area ini terdapat aktivitas penumpukan material, pembersihan
material, dan pencucian material. Adapun fungsi pengukuran volume batubara adalah
sebagai berikut;
1. Mengetahui volume batubara yang ada di Stokcpile
2. Mengetahui volume batubara yang ada Room
3. Mengetahui jumlah batubara yang diproduksi disetiap penampungan sementara
29
selama per-Minggu, per-Bulan hingga per-Tahun.
Adapun beberapa unsur cara melakukan pengukuran volume batubara adalah sebagai
berikut;
1. Electronic Total Station(ETS)
2. Meteran pengukur tinggi alat
3. Buku kordinat yang sudah ditentukan
4. dan Yalon berukuran standar 2 meter.
Langkah-langkah mengukur volume batubara adalah sebagai berikut;
Langkah awal adalah sentring alat dengan benar dititik kordinat yang sudah
dientukan, apabila alat sudah siap maka masukkan terlebih dahulu kordinat X dan Y
serta tinggi alat kemudian masukkan kordinat backside lalu tembakkan ketitik
backside. Setelah benar semua settingan alat maka pengukuran sudah dapat
dilakukan. Tembakkan alat kearah yalon yang dipegang oleh anggota tim ditempat
areal batubara. Masukkan kode atas atau bawah pada alat sesuai dengan yalon yang
kamu tembak guna memudahkan pengolahan aplikasi software nanti. Setelah selesai
semua, save data kememory card kemudian olah data tersebut menggunakan aplikasi
Surpac
Tempat pengukuran volume batubara ada dua yaitu stockpile dan stockroom.
Di PT. Lamindo intermultikon yang dinamakan stockpile ada di PIT
30
1. sedangkan stockroom ada di areal Tower dan Tunel
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktek kerja lapangan ini dimulai pada tanggal 24 Juli–24 Agustus 2017 di
PT.Lamindo Inter Multikon, Kec.Bunyu Kab.Bulungan, Kalimantan Utara. Dapat
dilihat jadwal kegiatan pada tabel 3.1. Praktaek kerja lapangan dibagi dalam dua
kegiatan yaitu :
1. Kegiatan pengenalan alat ukur dilapangan yang dilakukan selama 1 bulan
32
Gambar 4.1 TS (total station)
HT sebagai alat yang digunakan sebagai alat komunikasi
genggam dua orang atau lebih
33
Gambar 4.3 prisma
Meteran berfungsi untuk mengukur ketinggian TS dari patok yang ditentukan
34
Gambar 4.5 buku kordinat
4.3 Langkah Langkah Pengukuran Volume Batubara Pada stockpile dan ROM
35
Gambar 4.6 pengambilan data mentah di lapangan
36
Gambar 4.7 data dari TS
37
Gambar 4.9 hasil data dari word ke surpac
38
Gambar 4.11 tower (ivsp)
39
Gambaran DTM (digital terrain model) pada stockpile
40
3. Boundary adalah pembatas berupa file string yang tertutup. Boundary dipakai
untuk membatasi suatu daerah perhitungan volume pada metode cut and fill,
atau dapat juga digunakan menjadi batas desain area pertambangan.
41
Gambar 4.17 perhitunghan volume
Setelah data di proses di surpac maka hasil volume yang di
dapatkan akan keluar dalam bentuk excel.
Gambar 4.18 hasil volume cut and fill dari data surpac
42
Tabel 4.3 Data volume batubara 10 agustus - 01 september berdasarkan
survey 2018
ROM & PROCESED COAL DIFFERENCE ( 10 agustus 2018 )
1 Tunnel 5,912.00
2 IPSP/CV211 2,155.00
3 Hoper Miner
20,608.00
4 Rom 1
Total 28,675.00
43
ROM & PROCESED COAL DIFFERENCE ( 01 September 2018 )
1 Tunnel 1,351.00
2 IPSP/CV211 348.00
4 Rom 1 -
Total 28,851.00
Tabel 4.2 Data volume produksi batu bara PT. Lamindo Inter Multikon
To : Mr.Hendra Utama, Mr. Kumaresan Kathiresan
From : M. Riady
Cc : Mr. Rahman, Mr.Yudi and Mr. Hendy
Date : 1-Sep-18
Subject : Coal Volume Inventory and Insitu Coal Exposed as of 01,September,
2018
PROCESSED COAL
NO VOLUME (TON)
1 MV.ORANGE TIARA 163,972.00
2 MV.WEST TRADER 9,009.00
2 ON BARGE AT SEA (07.00 am) 15,456.77
3 ON BARGE AT JETTY (07.00 am) 24,169.29
AT TUNNEL USABLE (07.30 am 08.20
4 am) 1,351.00
5 AT TUNNEL CARPET COAL -
AT IPSP ROM STOCKPILE (08.25 am-
6 08.45 am) 348.00
7 AT IPSP ROM STOCKPILE,CARPET
-
COAL
TOTAL 214,306.06
44
ROM
TOTAL 27,152.0
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tentang Metode Pengukuran Volume
Batubara di stockpile, makadapat disimpul kan bahwa :
1. Mahasiswa dapat mengikuti serta mengerti proses pengukuran dan pengambilan data di
lapangan yang berkaitan dengan metode pengukuran volume batubara pada stockpille.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data hasil pengukuran di lapangan dan
melakukan cara perhitungan volume batubara berdasarkan perangkat lunak surpac.
3. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar volume batubara di stockpile. Hal ini
merupakan tujuan yang mendorong mahasiswa melakukan Praktek Kerja Lapangan
(PKL).
4. Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat menjadi masukan bagi perusahaan PT.
Lamindo Inter Multikon untuk meningkatkan produksi
5.2 Saran
46
47