Anda di halaman 1dari 56

LEMBAR PENGESAHAN

PROSES KEGIATAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL


PT. MAKMUR LESTARI PRIMATAMA
KECAMATAN LANGGIKIMA KABUPATEN KONAWE UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
9 FEBRUARI – 22 MARET

OLEH:
AGIL MIRWAN RINALDI : R1D115006
ALFIAN DARMAWAN : R1D115010
LA WIDI : R1D115058

Kendari, maret 2019

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Lapangan

ERWIN ANSHARI S.si., M.Eng TEUKU M IQBAL


NIP: 19880628 201504 1 NIK:

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja
praktek ini berjudul “Proses Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel” di PT Makmur
Lestari Primatama, Desa Molore, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe
Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penyusunan laporan ini didasarkan atas hasil pelaksanaan kerja praktek yang
dilaksanakan di PT. Makmur Lestari Primatama selama lima (5) minggu dari
tanggal 9 Februari - 22 Maret 2019. Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana dalam kurikulum program strata satu pada Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas
Halu Oleo.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak baik
bantuan moril dan materil secara langsung dan tidak langsung, ditengah
kesibukannya masing-masing, masih memberikan bimbingan pada penulis dalam
menyelesaikan kerja praktek serta penyusunan laporan. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Erwin Anshari, S.si., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Wahab, S.si., MT selaku Wakil Ketua Jurusa Teknik Pertambangan
Universitas Halu Oleo.
3. Seluruh dosen yang berperan dalam membantu proses pemberangkatan ke
PT. Makmur Lestari Primatama.
4. Bapak Irwan Kadir S.T selaku Kepala Teknik Tambang (KTT) di PT.
Makmur Lestari Primatama.
5. Bapak Teuku M Iqbal (Dachi) Selaku pembimbing lapangan di PT.
Makmur Lestari Primatama. Terima Kasih atas segala pelajaran, masukan
dan bantuan yang diberikan selama proses pelaksanaan Kerja Praktek.
6. Seluruh karyawan, staff dan Mitra PT. Makmur Lestari Primatam, atas
3

segala bantuan dan dukungan selama proses kegiatan Kerja Praktek.


7. Orang tua yang selalu mendukung dan memberikan doa yang terbaik selama
pelaksanaan Kerja Praktek ini.

Akhir kata penulis memohon maaf apabila dalam pelaksanaan Kerja Praktek
ini terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
membuka diri atas segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Molore,......Maret 2019

La Widi
4

DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah2
1.3 Tujuan dan Manfaat2
BAB II LANDASAN TEORI3
2.1 Nikel Laterit3
2.1.1 Genesa Endapan Nikel Laterit3
2.1.2 Profil Endapan Nikel Laterit.....................................................5
2.2 Kegiatan Penambangan7
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN13
3.1 Sejarah Perusahaan PT. Makmur Lestari Primatama13
3.2 Visi dan Misi PT. Makmur Lestari primatama14
3.3 Struktur Organisasi PT. Makmur Lestari Primatama14
3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek16
BAB IV METODE DAN HASIL17
4.1 Metode Kerja Praktek.........................................................................17
4.1.1 Studi literatur............................................................................17
4.1.2 Pengambilan dan pengumpulan data serta pembuatan laporan 17
4.2 Hasil19
4.2.1 Area penambangan...................................................................19
4.2.2 Sistem Penambangan20
4.2.3 Geometri Jalan Tambang22
4.2.4 Penggunaan Alat25
4.2.5 Survey29
4.2.6 Geologi.....................................................................................31
4.2.6.1 Pengambilan Sampel31
4.2.6.2 Preparasi Sampel...........................................................35
4.2.6.3 Laboratorium ................................................................39
4.2.7 Safety42
4.2.8 Pengapalan dan Pemasaran43
4.2.9 Reklamasi45
BAB V PENUTUP49
5.1 Kesimpulan49
5.3 Saran49
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................50
LAMPIRAN
5

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Alat dan bahan kerja praktek...............................................................18
Tabel 4.2 Total cadangan yang ada pada blok Bintaro........................................20
Tabel 4.3 Jenis-jenis alat dan kapasitas bucket....................................................26
Table 4.4 Alat penunjang dan manfaat kegiatan penambangan..........................28
Table 4.5 Data pengukuran update topografi menggunakan TS Sokkia.............30
Table 4.6 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya.......................33
Table 4.7 Jenis-jenis pengambilan sampel...........................................................34
Table 4.8 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya.......................35
Table 4.9 Data hasil analisis laboratorium...........................................................41
Table 4.10 Alat dan bahan laboratorium serta kegunaanya.................................41
Table 4.11 Alat pelindung diri ............................................................................42
Table 4.12 Kegiatan safety dan kegunaanya........................................................43
Gambar 2.1 Profil umum nikel lateri Sorowako7
Gambar 3.1 Peta ijin usaha pertambangan (IUP) PT.MLP15
Gambar 3.2 Struktur organisasi PT.makmur Lestari primatama16
Gambar 3.3 Peta lokasi Penelitian17
Gambar 4.1 Area penambangan pada blok bintaro19
Gambar 4.2 Sistem penambangan open pit20
Gambar 4.3 Pengupasan tanah pucuk dan area disposal21
Gambar 4.4 Proses pengupasan Over barden22
Gambar 4.5 Proses pengangkutan Ore22
Gambar 4.6 Profil penampang jalan PT.MLP23
Gambar 4.7 Profil jalan angkut23
Gambar 4.8 Pemerataan dan pemadatan Quarry di front jalan tambang24
Gambar 4.9 Pemadatan jalan angkut menggunakan Quarry Crussher25
Gambar 4.10 Perawatan jalan angkut menggunakan Motor Grade25
Gambar 4.11 Alat gali muat27
Gambar 4.12 Dump truck (DT) Quester28027
Gambar 4.13 Total Stasion Sokkia29
Gambar 4.14 Topografi hasil pengolahan Surpac30
Gambar 4.15 Profil endapan nikel lateri IUP PT.MLP31
Gambar 4.16 Pengambilan sampel jenis Face sampel32
Gambar 4.17 Pengambilan sampel jenis trenching Sampel 33
Gambar 4.18 Alat dan bahan preparasi sampel38
Gambar 4.19 Pengisian sampel cup40
Gambar 4.20 Pres sampel40
Gambar 4.21 Pengecekan kadar menggunakan X-Ray40
Gambar 4.22 Hasil presentasi kadar41
Gambar 4.23 Jeti PT.MLP44
Gambar 4.24 Pengisian tongkang44
Gambar 4.25 Takbut penarik tongkang45
Gambar 4.26 Lahan pasca tambang46
Gambar 4.27 Proses back filling46
Gambar 4.28 Proses rekonturing47
6

Gambar 4.29 Tempat penyimpanan top soil47


Gambar 4.30 Area penanaman48
Gambar 4.31 Area pembibitan48

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan perkembangan dinamika pembangunan dan pertumbuhan
pendudukan membuat semakin meningkat pula kebutuhan akan sumber daya
mineral tersebut khususnya dibidang sektor pertambangan. Hal ini membuat
sektor pertambangan menjadi sebagai salah satu sektor utama dalam pengolahan
sumber daya alam di Indonesia.
Bijih nikel adalah salah satu bahan tambang yang merupakan sumber daya
alam potensial yang dimiliki Pulau Sulawesi. Sejarah penambangan nikel di
pulau ini telah diusahakan oleh beberapa perusahaan penambangan, baik milik
pemerintah maupun swasta. Bijih nikel yang berada di Sulawesi Tenggara sangat
potensial untuk dieksploitasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Di daerah Langgikima menyimpan bijih nikel yang cukup potensial,
untuk dilakukan penambangan.
PT. Makmur Lestari Primatama adalah salah satu perusahaan swasta
nasional yan akan melakukan kegiatan pertambangan di Kabupaten Konawe
Utara, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Utara Nomor 407 Tahun
2014 tentang Revisi Batas dan Luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Operasi Produksi kepada PT. Makmur Lestari Primatama seluas 407 Ha di
Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan izin prinsip penanaman
modal asing dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 719/1/IP-
PB/PMA/2016.
PT. Makmur Lestari Primatama telah melakukan kegiatan pertambangan
yang merupakan suatu kegiatan pencarian bahan galian sampai pada proses
7

eksploitasi dan pemasarannya. Oleh karena itu, mahasiswa melakukan Kerja


Praktek untuk mengetahui sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
pembelajaran di PT. Makmur Lestari Primatama yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu bagaimana kegiatan
pertambangan bijih nikel yang diterapkan pada PT.Makmur Lestari Primatama.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan yang ingin dicapai selama proses pelaksanaan kerja praktek
yang dilakukan yaitu:
1. Mengetahui proses kegiatan penambangan PT. Makmur Lestari Primatama?
2. Mengetahui kegiatang penunjang proses kegitatan penambangan PT.
Makmur Lestari Primatama?

Adapun manfaat yang diperoleh selama proses pelaksanaan kerja praktek


yang telah dilakukan yaitu:
1. Mahasiswa KP dapat melulusi mata kuliah kerja praktek (KP).
2. Sebagai studi perbandingan antara studi yang didapatkan di kampus dengan
praktek sesungguhnya serta hal-hal baru di lapangan sehingga dengan
memahami perbedaan yang ada.
8

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Nikel Laterit
Istilah “laterite” atau laterit berasal dari bahasa Latin “later” yang berarti
bata. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Buchanan Hamilton pada tahun
1807 untuk bongkahan-bongkahan tanah (earthy iron crust) yang telah dipotong
menjadi bata (bricks) untuk bangunan dari orang Malabar – South Central India.
Masyarakat Malabar mengenali material ini dalam bahasa mereka sebagai
“brickstone” atau batu bata.
Secara umum, nikel laterit diartikan sebagai suatu endapan bijih nikel yang
terbentuk dari proses laterisasi pada batuan ultramafik (peridotit, dunit dan
serpentinit) yang mengandung Ni dengan kadar yang tinggi, yang pada umumnya
terbentuk pada daerah tropis dan sub tropis. Kandungan Ni di batuan asal berkisar
0.28 % dapat mengalami kenaikan menjadi 1 % Ni sebagai konsentrasi sisa
(residual concentration) pada zona limonit. Proses laterit ini selanjutnya dapat
berkembang menjadi proses pengayaan nickel (supergene enrichment) pada zona
saprolit sehingga dapat meningkatkan kandungan nikel menjadi lebih besar dari
2%. 

2.1.1 Genesa Endapan Nikel Laterit


Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit,
serpentinit), dimana batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen,
magnesium silikat dan besi silikat, yang pada umumnya mengandung 0,30%
nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh pelapukan lateritik
(Boldt ,1967).
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan
silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab
9

serta membentuk konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada


unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co.
Air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfir dan terkayakan kembali
oleh material – material organis di permukaan meresap ke bawah permukaan
tanah sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat
fluktuasi ini air tanah yang kaya CO 2 akan kontak dengan zona saprolit yang
masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral – mineral yang tidak
stabil seperti olivin / serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa
sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral – mineral baru pada
proses pengendapan kembali. Endapan besi yang bersenyawa dengan oksida akan
terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium, nikel dan
silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama suplai air
yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan
proses pelapukan dan pelindihan/leaching.
Proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si) dan Nikel (Ni)
akan tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam. Tetapi jika
dinetralisasi karena adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat
tersebut akan cenderung mengendap sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium
hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit [(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral
pembawa Ni (Boldt, 1967).
Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,
maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di
zona air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus batuan
dasar(bedrock). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan
membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg) Si4O5(OH)4. Apabila
proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah proses
pengkayaan supergen-supergen enrichment. Zona pengkayaan supergen ini
terbentuk di zona Saprolit, dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga
terbentuk zona pengkayaan yang lebih dari satu. Hal tersebut dapat terjadi karena
muka air tanah yang selalu berubah-ubah, terutama tergantung dari perubahan
musim. Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer
10

yang tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering
disebut sebagai zona batuan dasar (bed rock). Biasanya berupa batuan ultramafik
seperti Peridotit atau Dunit

2.1.2 Profil Endapan Nikel Laterit


Profil laterit dapat dibagi menjadi beberapa zona. Profil nikel laterit tersebut
dideskripsikan dan diterangkan oleh daya larut mineral dan kondisi aliran air
tanah.
a. Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Lapisan ini terletak di bagian atas permukaan, lunak dan berwarna coklat
kemerahan hingga gelap dengan kadar air antara 25% sampai 35%, kadar nikel
maksimal 1,3% dan di permukaan atas dijumpai lapisan iron capping. Lapisan ini
mempunyai ketebalan berkisar antara 1 – 12 meter, merupakan kumpulan massa
goethite dan limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar
nikel yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous.

b. Lapisan Limonit berkadar menengah (Medium Grade Limonit)


Lapisan ini terletak di bawah lapisan tanah penutup Fine grained, merah-
coklat atau kuning, agak lunak, berkadar air antara 30% - 40%, kadar nikel 1,5%,
Fe 44%, MgO 3%, SiO 2%, lapisan kaya besi dari limonit soil menyelimuti
seluruh area dengan ketebalan rata-rata 3 meter. Lapisan ini tipis pada lereng yang
terjal dan setempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada zona ini hadir di
dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang terdapat mineral talc,
tremolite, chromiferous, Quartz, gibsite, maghemite. Limonite di daerah west
block (unserpentinized) umumnya mempunyai nikel lebih tingi di bandingkan
dengan limonite di daerah East block (Serpentinized). Limonit dibedakan menjadi
2, yaitu : Red limonit yang biasa disebut hematit dan Yellow limonit yang disebut
geothit. Biasanya pada geothit nikel berasosiasi dengan Fe dan mengganti unsur
Fe sehingga pada zona limonit terjadi pengayaan unsur Ni.

c. Lapisan Bijih (Saprolit)


Lapisan ini merupakan hasil pelapukan batuan peridotit, berwarna kuning
kecoklatan agak kemerahan, terletak di bagian bawah dari lapisan limonite
11

berkadar menengah, dengan ketebalan rata-rata 7 meter. Campuran dari sisa-sisa


batuan, butiran halus limonite, saprolitic rims, vein dari endapan garnierit,
nickeliferous quartz, mangan dan pada beberapa kasus terdapat silica boxwork,
bentukan dari suatu zona transisi dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat
mineral kuarsa yang mengisi rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukan,
seperti clorite. Garnierit dilapangan biasanya diidentifikasikan sebagai colloidal
talc dengan lebih atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan
asal masih terlihat. Lapisan ini terdapat bersama batuan yang keras atau rapuh dan
sebagian saprolite. Kadar Ni 1,85%, Fe 16%, MgO 25%, SiO2 35%. Lapisan ini
merupakan lapisan yang bernilai ekonomis untuk ditambang sebagai bijih.

d. Lapisan Batuan Dasar (Bed Rock)


Bagian terbawah dari profil laterit Lapisan ini merupakan batuan peridotit
sesar yang tidak atau belum mengalami pelapukan. Blok peridotit (batuan dasar)
dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis lagi (kadar logam
sudah mendekati atau sama dengan batuan dasar). Berwarna kuning pucat sampai
abu-abu kehijauan. Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang membuka, terisi oleh
mineral garnierit dan silika. Frakturisasi ini diperkirakan menjadi penyebab
adanya root zone yaitu zona high grade Ni, akan tetapi posisinya tersembunyi.
Ketebalan dari masing-masing lapisan tidak merata, tergantung dari
morfologi dan relief, umumnya endapan laterit terakumulasi banyak pada bagian
bawah bukit dengan relief yang landai. Sedang relief yang terjal endapan semakin
menipis, di samping adanya kecenderungan akumulasi mineral yang berkadar
tinggi dijumpai pada zona-zona retakan, zona sesar dan rekahan pada batuan.
12

Gambar 2.1 Profil Umum Nikel Laterit Sorowako ( Osborne & Waraspati,
1986)
2.2 Kegiatan Penambangan
Pertambangan adalah suatu rangkaian kegiatan, mulain dari kegiatan
penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. Secara umum
tahapan kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi),
Eksplorasi, Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran.

2.2.1 Penyelidikan Umum


Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau penemuan
endapan-endapan mineral berharga atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan
untuk menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang akan dapat
atau memberikan harapan untuk diselidiki lebih lanjut.jika pada tahap prospeksi
ini tidak ditemukan adanya cadangan bahan galian yang berprospek untuk
diteruskan sampai ketahap eksplorasi, maka kegiatan ini harus dihentikan.
Apabila tetap diteruskan akan menghabisakan dana secara sia-sia. Sering juga
tahapan prospeksi ini dilewatkan karena dianggap sudah ditemukan adanya
indikasi atau tanda-tanda keberadaan bahan galian yang sudah langsung bisa
dieksplorasi.
Metode eksplorasi antara lain trancing float dan pemetaan geologi dan bahan
galian. Metode trancing float ini digunakan terutama pada anak sungai, yang lebih
mudah dilakukan pada musim kemarau. Metode ini dilakukan untuk mencari atau
menemukan float bahan galian yang diinginkan, yang berasal dari lapikan zone
13

mineralisasi yang melewati lereng bukit atau terpotong anak sungai dan
terhanyutkan oleh aliran sungai.pada metode ini litologi setempat sebagian besar
sudah diketahui Kedua, pemetaan geologi dan bahan galian. Metode ini dilakukan
apabila litologi setempat pada umumnya tidak diketahui, atau diperlukan data
yang rinci lagi.

2.2.2 Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau
setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan
kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak
kedudukan, kualitas, (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari
endapan bahan galian tersebut.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian,
dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah
penutup. Tahap eksplorasi ini juga sangat berperan pada tanah reklamasi nanti,
melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seliuh komponen
ekosistem yang ada sebelumnya.

2.2.2.1 Metode eksplorasi


Setelah diketahui terdapatnya bahan galian disuatu daerah dalam kegiatan
prospeksi, yang mempunyai prospek untuk dilakukan kegiatan selanjutnya, maka
dilakukan eksplorasi dengan metode atau cara antara lain sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penyebaran secara lateral dan vertical dapat dilakukan
dengan membuat parit uji, sumur uji, pembuatan adit dan pemompaan inti.
b. Unttuk mengetahui kualiktas bahan galian, diambil contoh bahan galian yang
berasal dari titik percontohan dan dianalisis dilaboratorium.
c. Pada beberapa jenis bahan galian juga dapat dilakukan beberapa penyelidikan
geofisik seperti seismic, SP, IP, dan resisttiviy.
d. Setelah titik percontohan yang dibuat dianggap cukup memadai untuk
mengetahui penyebaran lateral dan vertical bahan galian dan dilakukan
perhitungan cadangan bahan galian.
14

e. Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang
berada dilapian atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat fisiknya.

2.2.2.2 Tahapan eksplorasi


Tahapan-tahapan eksplorasi secara umum ada dua, yaitu eksplorasi awal
atau pendahuluan dan ekplorasi detil. Penjelasan tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Tahapaj eksplorasi pendahuluan
Dalam tahapan eksplorasi pendahuluan ini tingakat ketelitian yang
diperlukan masih kecil sehingga peta-peta yang digunakan dalam ekplorasi
pendahuluan juga berskala kecil 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000.
b. Tahapan Eksplorasi Detail
Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan yang ada
mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan tahap eksplorasi detail
(White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini adalah sampling dengan jarak
yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan memperbnyak sumur uji atau lubang bor
untuk mendapatkan data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan
cadangan (volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun
tegak.
Pengetahuan atau data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan,
kemiringan dan penyebaran cadangan secara 3-dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah dan penyebaran
struktur akan sangat memudahkan perencanaan kemajuan tambang, lebar/ukuran
bahwa bukaan atau kemiringan lereng tambang. Juga penting untuk merencanakan
produksi bulanan/tahunan dan pemilihan peralatan tambang maupun prioritas
bantu lainnya.

2.2.3 Studi Kelayakan


Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan
sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian
tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi
pertimbangan teknis dan ekonomis dengan teknologi yang ada pada saat ini dan
15

dengan memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup. Bila


tidak atau belum layak maka data tersebut diarsipkan.

2.2.4 Perencanaan Tambang


Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah ditentukan adanya
cadangan bahan galian yang sudah layak ditambang dengan tingkat cadangan
terukur. Seperti kita ketahui bahwa cadangan itu diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu pertama, cadanga terukur merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan
maksimal 20% dan pada cadangan terukur ini telah dilakukan pengeboran untuk
pengambilan sampel. Kedua, cadanga terindikasi merupakan cadangan dengan
bahan galian dengan tingkat kesalahan 40% dan belum ada dilakukan pengeboran.
Ketiga, cadangan tereka adalah cadangan dengan tingkat kesalahan 80% dan
belum dilakukan pengeboran. Apabila tahap telah sampai pada tingkat cadangan
terukur.
Perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara teknis,
ekonomi dan lingkungan kegiatan penambangan, agar dalam pelaksanaan
kegiatannya dapat dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.

2.2.5 Persiapan/Konstruksi
Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan
tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel,
mes penambangan serta fasilitas pengolahan bahan galian.

2.2.6 Penambangan
Penambangan bahan galian dibagi atas tiga bagian yaitu tambang terbuka,
quarry strip mine, open cut, tambang alluvial dan tambang semprot. Tambang
bawah tanah dikelompokan atas room and pillar, longwall, caving, open stope,
supported slope dan shrinkage. System penambangan dengan menggunakan kapal
keruk dapat dikelompokan menjadi tambang bawah air, walaupun relatif dangkal.

a. Metode tambang terbuka


Tambang terbuka secara umum didefinisikan sebagai kegiatan penambangan
bahan galian yang berhubungan langsung dengan udara luar. Terdapat tahapan
16

umum dalam kegiatan penambangan terbuka yaitu pembersihan lahan,


pengupasan tanah pucuk dan menyimpannya ditepat tertentu, pembongkar dan
pengalian tanah penutup (overburden) dengan menggunakan bahan peledak
ataupun tanpa bahan peledak dan memindahkannya kedisposal area, penggalian
bahan galian atau eksplotasi dan membawanya ke stockpile untuk diolah dan Di
pasarkan serta melakukan reklamasi lahan bekas penambangan (pembahaan
selanjutnya).

b. Tambang Bawah Tanah


Tambang bawah tanah secara umum didefinisikan sebagai tambang yang
tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Terdapat beberapa tahapan dalam
tambang bawah tanah yaitu, pembuatan jalan utama (main road), pemasangan
penyangga (supported), pembuatan lubang maju untuk produksi, ventilasi,
drainase, dan fasilitas tambang bawah tanah lainnya. Setelah itu melakukan
opersional penambangan bawah tanah dengan atau tanpa bahan peledak dan
kemudian membawa bahan galian ke stock pile untuk diolah dan dipasarkan.

c. Tambang bawah air


Tambang bawah air merupakan metode penambangan di bawah air yang
dilakukan untuk endapan bahan galian alluvial, marine dangkal dan marine dalam.
Pralatan utama penambangan bawah air ialah kapal keruk.
Secara umum, penambangan adalah kegiatan penggalian terhadap bahan
tambang yag kemudian untuk dilakukan pengolahan dan pemasaran. Pada tahap
ini kegiatannya terdiri dari pembongkaran/penggalian, pemuatan ke dalam alat
angkut, dan pengangkutan ke fasilitas pengolahan maupun langsung dipasarkan
apabila tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

2.2.7 Pengolahan
Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya harus diolah
terlebih dahulu di tempat pengolahan. Hal ini disebabkan antara lain oleh
tercampurnya pengotor bersama bahan galian, perlu spesifikasi tertentu untuk
dipasarkan serta kalau tidak diolah maka harga jualnya relative lebih rendah jika
dibandingkan dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar dapat
17

mengurangi volume dan ongkos angkut, meningkatkan nilai tambah bahan galian
dan untuk mereduksi senyawa-senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik
peleburan.
Cara pengolahan bahan galian secara garis besar dapat dibagi atas
pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan pengolahan secara
fisika dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan bahan galian secara fisika
ialah pengolahan bahan galian dengan cara memberikan perlakuan fisika seperti
peremukan, penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran dengan suhu
rendah. Contoh yang tergolong penggolongan ini seperti pencucian batu bara.
Yang kedua penggolongan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, yaitu
penggolongan dengan cara fisika dan kimia tanpa adanya proses konsentrasi dan
ekstraksi metal. Contohnya, penggolongan batu bara skala rendah menggunakan
reagen kimia. Ketiga penggolongan bahan galian secara fisika dan kimia dengan
ekstraksi metal, yaitu penggolongan logam mulia dan logam dasar.

2.2.8 Pemasaran
Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke tempat
konsumen. Antara perusahaan pertambangan dan konsumen terjalin ikatan jual
beli kontrak jangka panjang, dan splot ataupun penjualan sesaat. Pasar kontrak
jangka panjang yaitu pasar yang penjualan produknya dengan kontrak jangka
panjang misalnya lebih dari satu tahun. Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan
sesaat atau dua kali pengiriman atau orde saja.

2.2.9 Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan
yang elah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.
Reklamasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu
kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut. Reklamasi perlu
dilakukan karena penambangan dapat mengubah lingkungan fisik , kimia dan
biologi seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu,
getaran, pola vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya. Perubahan-perubahan ini
harus dikelola untuk menghindari dampak lingkungan yang merupakan seperti
18

erosi, sedimentasi, drainase, yang buruk, masuknya gulma, pencemaran air


permukaan tanah oleh bahan beracun dan lain-lain . Dalam kegiatan reklamasi
terdiri dari dua kegiatan yaitu pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki
lahan yang sudah berubah.

BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah perusahaan PT. Makamur Lestari Primatama


PT. Makmur Lestari Primatama (MLP) adalah salah satu perusahaan swasta
nasional yang akan melakukan kegiatan pertambangan di kabupaten Konawe
Utara, berdasarkan surat keputusan Bupati Konawe Utara Nomor 407 Tahun 2014
tentang Revisi Batas dan Luas wilayah izin usaha pertambangan (IUP) operasi
produksi kepada PT. Makmur Lestari Primatama seluas 407 Ha di Kecamatan
Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan izin prinsip penanaman modal asing
dari Badan koordinasi Penanaman Modal Nomor 719/1/IP-PB/PMA/2016
(terlampir).
Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, peraturan pemerintah Nomor 27
tahun 2012 tentang Izin lingkungan, peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 05 Tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
AMDAL terkait dengan rencana kegiatan pertambangan bijih nikel di kecamatan
langgikima kabupaten konawe utara.
Sebelumnya PT. Makmur Lestari Primatama pada tahun 2008 telah
memiliki dokumen analisis mengenai dampak lingkungan terkait dengan kegiatan
penambangan bijih nikel di kecamatan langgikima kabupaten konawe utara.
19

Namun demikian, karena dalam rentang waktu sejak tahun 2008 hingga saat ini
PT. Makmur Lestari Primatama tidak melakukan kegiatan, dan telah mengalami
perubahan batas dan luas WIUP yang telah diiliki PT. Makmur Lestari Primatama
dari 637,1 Ha menjadi 407 Ha, maka dipandang perlu untuk menyusun ulang
(revisi) dokumen analisa mengenai dampak lingkungan.
Selain studi AMDAL, studi lain yang telah dilakukan PT. Makmur Lestari
Primatama adalah studi kelayakan yang menilai kelayakan teknis dan ekonomi
terkait dengan rencana pertambangan bijih nikel di kecamatan Langgikima.

Gambar 3.1 Peta ijin usaha pertambangan (IUP) PT. MLP

3.2 Visi dan Misi PT. Makmur Lestari Primatama


3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan pertambang nikel terbaik di Indonesia melalui
pencapaian kinerja yang mengutamakan keselamat kerja, pengelolaan
lingkungan dan produktivitas tinggi.

3.2.2 Misi
1. Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan,
keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.
20

3. Menghasilkan produk-produk berkualitas dengan memaksimalkan


nilai tambah melalui praktek-praktek industry terbaik dan
operasional yang unggul.

3.3 Struktur Organisasi PT. Makmur Lestari Primatama


Sehubungan dengan rencana penambangan bijih nikel maka diharapkan
organisasi pertambangan nikel mampu mengoperasikan tambang dengan skala
produksi yang cukup besar dan mampu mangatur perencanaan tambang yang
efisien dan mempertimbangkan variasi kualitasnya, mampu menangani masalah
penambangan dan pengiriman ore ke pabrik dan mampu menjamin keselamatan
kerja serta melaksanakan tugas lingkungan dengan baik, termasuk terciptanya
keharmonisan dengan masyarakan dan daerah.
Organisasi yang direncanakan PT Makmur Lestari Primatama adalah model
klasik, dimana pundak pemimpin bersifat tunggal (direktur) dan mempunyai garis
komando langsung dalam membuat keputusan final. Dalam mengendalikan
operasi penambangan dikepalai oleh seorang kepala teknik tambang dibantu oleh
wakil kepala teknik tambang (sesuai Kepmen ESDM No. 1086.K/40/MEM/2003
tentang Standarisasi Kompetensi Tenaga Teknik Khusus Bidang Geologi dan
Pertambangan). Secara hierarki kepala teknik tambang bertanggung jawab
langsung kepada direktur secara vertikal dan secara horizontal berhubungan
langsung dengan elemen pemerintahan, masyarakat setempat dan lain-lain.
21

Gambar 3.2 Struktur organisasi PT.Makmur Lestari Primatama

Pada kegiatan penambangan di PT Makmur Lestari Primatama atau pada


setiap pekerjaan, terdapat tiga unsur pelaku utama yang memiliki peran masing-
masing dengan unsur serta hubungannya digambarkan pada bagan dibawah ini :

Pemilik Pekerjaan
PT.MAKMURLESTARI
PRIMATAMA (MLP)

Konsultan Supervisi Kontraktor


PT. MMP PT.ASKON
(Mitra Mineral Perkasa) (Anugerah Sakti Konstruksi )

3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek ini dimulai selama enam (6) minggu dimulai dari 9 Februai -
22 Maret 2019 di PT Makmur Lestari Primatama (MLP). PT.MLP terletak pada
wilayah Kabupaten Konawe Utara yaitu termasuk dalam Desa Lameruru dan Desa
Molore Kecamatan Langgikima. Lokasi ini berada pada wilayah bagian utara
Provinsi Sulawesi Tenggara, ± 183 km di sebelah barat laut kota Kendari,
Ibukota provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk sampai pada lokasi PT. Makmur
Lestari Primatama dari kota kendari membutuhkan durasi waktu selama 4-5 jam
baik menggunakan roda dua maupun roda empat.
22

Gambar 3.3 Peta lokasi penelitian

BAB IV
METODE DAN HASIL

4.1 Metode Kerja Praktek


Kerja praktek ini dilakukan dengan mengamati dari proses kegiatan
pertambangan bijih nikel laterit, kemudian dari hasil pengamatan tersebut akan
dibuat dalam bentuk laporan kegiatan kerja praktek. Kerja praktek ini dibagi
menjadi beberapa tahap yaitu tahap studi literatur, tahap pengambilan dan
pengumpulan data serta tahap pembuatan laporan kerja praktek.

4.1.1 StudiLiteratur
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan literatur-
literatur terkait dengan proses kegiatan pertambangan. Literatur-literatur tersebut
dapat berupa buku-buku yang menyangkut judul kerja praktek, jurnal- jurnal,
laporan kerja praktek yang membahas masalah yang sama, wawancara dan
sumber lainnya.

4.1.2 Pengambilan dan Pengumpulan Data serta pembuatan laporan


Pengambilan dan pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan
pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil
dokumentasi langsung keadaan di lokasi kerja praktek, serta informasi mengenai
23

situasi di lokasi penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
pihak perusahaan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh penulis dari
studi literatur PT.MLP, untuk mendukung data-data kerja praktek berupa peta
IUP, peta kesampaian daerah, sejarah dan profil perusahaan, dan struktur
organisasi perusahaan. Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilanjutkan
dengan pembuatan laporan kerja praktek di PT. MLP.

a. Instrumen kerja praktek


Instrumen yang digunakan dalam kerja praktek ini merupakan instrumen
yang sifatnya membantu penulis dalam proses pengumpulan data dan pengolahan
hasil kerja praktek

Tabel 4.1 Alat dan bahan kerka praktek


No Alat Kegunaan
Sebagai alat untuk dokumentasi kegiatan kerja
1 Kamera
praktek
2 Alat tulis menulis Sebagai alat untuk mencatat
Sebagai alat untuk pengerjaan atau pembuatan
3 Laptop
laporan kerja praktek

b. Kerangka berpikir
Adapun kerangka berpikir yang dapat mempermudah dalam
proses kerja praktek kali ini dapat digambarkan pada gambar berikut ini:

Mulai

Pengumpulan data

Data primer Data sekunder

Dokumentasi kerja praktek Sejarah dan profil perusahaan

Pembuatan laporan
24

4.2 Hasil
4.2.1 Area Penambangan
PT. Makmur Lestari Primatama (MLP) terletak pada wilayah, Kabupaten
Konawe Utara yaitu termasuk dalam Desa Lameruru dan Desa Molore Kecamatan
Langgikima yang memiliki luas wilayah IUP 407 Ha. PT Makmur Lestari
Primatama menambang dengan COG Ni>1,4. Berdasarkan luas penyebaran ore
nya, PT MLP membagi menjadi 4 blok yang diantaranya blok Bintaro, blok
south Grogol, blok north Grogol dan blok Sawit. Sekuen awal penambangan
fokus pada blok Bintaro.

Gambar 4.1 Area penambangan pada blok Bintaro


25

Awal penambangan difokuskan pada blok Bintaro, dikarenakan pada blok


Bintaro memiliki cadangaan yang cukup besar dibandingkan dengan blok-blok
yang lain, dengan total cadangan material Bijih atau Ore pada blok Bintaro
sebanyak 10.455.864 ton. Pada blok Bintaro memiliki beberapa area
penambangan antara lain pit Haden, pit Vegas, pit Kansas, dan pit Alaska. Dari
semua pit tersebut ada salah satu pit yang sudah memasuki lahan pasca tambang
yaitu pit Alaska, dimana sudah dilakukan beck filling yang selanjutnya akan
dilakukan proses reklamasi lahan. Pada pit Haden dan pit Vegas sedang
berlangsung kegiatan produksi, sedangkan pada pit Kansas sedang dalam proses
pengupasan top soil.

Tabel 4.2 Total cadangan yang ada pada blok Bintaro.


Material Volume Tonnes Ni Fe
HGSO 1179034 1940720 2,25 21,24
MGSO 1614988 2703422 1,83 25,31
LGSO 3367122 5811722 1,54 34,26
OB/WASTE 12647763 22478237 0,88 38,77
TOTAL ORE 6.161.144 10.455.864 1,75 29,53
TOTAL 18.808.907 32.934.101 3,63 112,87
SR 2,15

4.2.2 Sistem Penambangan


Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Makmur Lestari Primatama
adalah sistem tambang terbuka (Open pit mining) dikarenakan endapanya yang
relatif datar dengan arah penggalian kebawah permukaan sehingga akan
membentuk cekungan atau pit. Untuk tahapan sistem penambangan yang ada di
blok Bintaro mulai dari pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk, pengupasan
Over Burden, penggalian Ore, pemuatan, pengangkutan hingga penumpahan
(dumping). Dari tahapan kegiatan tersebut mahasiswa dalam melaksanakan kerja
praktek diwilayah IUP PT. Makmur Lestari Primatama, mahasiswa tidak bisa
26

mengikuti kegiatan pembersihan lahan, dikarenakan pada saat mahasiswa


melaksanakan KP telah selesai dilakukan pembersihan lahan dalam satu blok
penambangan yaitu pada blok Bintaro.

Gambar 4.2 Sistem penambangan open pit

Adapun aktivitas penambangan di PT Makmur Lestari Primatama (MLP),


antara lain:

a. Pengupasan tanah pucuk (Top Soil)


Setelah dilakukan pembersihan lahan maka akan dilakukan pengupasan top
soil. Pengupasan top soil menggunakan bulldozer komatsu D85E-SS dengan cara
mendorong top soil dengan ketebalan ±1 m kearah excavator, kemudian excavator
PC200 tersebut akan memuat material top soil kedalam dump truc Hino 500
untuk diangkut dan ditempatkan terpisah dengan over burden, yang nantinya top
soil ini akan digunakan pada saat lahan sudah memasuki tahap reklamasi. PT.
Makamur Lestari Primatama telah menyediakan lahan khusus untuk tempat
penyimpanan top soil yang tidak jauh dari front penambangan dengan jarak 200 –
300 m, ditempat ini semua top soil yang diangkut dari area penambangan akan
bibawah ketempat penyimpanan top soil.

Gambar 4.3 Pengupasan tanah pucuk dan area disposal


27

b. Pengupasan OB (Over Burden)


Over Burden akan digali menggunakan excavator PC200 dan PC300 dengan
ketebalan Over Barden sangan berfariasi 3 – 8 m, kemudian akan dimuat dan
diangkut menggunakan dump truk Hino 500 dan dump truck Quester 280. Over
burden tersebut akan dibawah ke lokasi penimbunan yang sudah mine out atau pit-
pit yang sudah selesai proses penambangannya. Overburden akan ditimbun pada
daerah bekas tambang atau daerah yang tidak mengandung bijih nikel, dengan
jarak ± 250 m dari dari lokasi penambangan.

Gambar 4.4 Proses pengupasan Over Burden

c. Proses pengangkutan bijih/Ore (hauling)


Apabila sudah memasuki zona saprolit akan dilakukan proses pengambilan
Ore dengan cara digali menggunkan exavato PC200, kemudian bijih nikel atau
Ore akan dimuat dan dianggkut mengunakan dump truck Hino 500 dan dump truk
Quester 280. Pengangkutan bijih nikel diangkut dari front penambangan (loading
poin) dan akan dibawah tempat stoc pile. PT. Makmur Lestari Primatan memiliki
2 stoc pile yaitu stok pile yang berada dengan front penambangan dinamakan ETO
(exportable transport ore) dan stok pile yang berada dengan pelabuhan yang
dinamakan dengan EFO (exportable fainal ore). Jarak angkut dari front
penambangan menuju ETO berkisar antara 100-300 m dikarenakan stok pille/ETO
ada beberapa tempat yaitu ETO Florida, ETO Texas, ETO hawai, ETO Denver
dan ETO Colorado. Pengangkutan bijih dari lokasi loading poin menuju lokasi
EVO sejauh 2 – 3 km.
28

Gambar 4.5 Proses pengangkuatan Ore

4.2.3 Geometri Jalan Tambang


Suatu lokasi penambangan tidak akan bisa beroperasi tampa adanya jalan
yang menghubungkan antara satu lokasi dengan lokasi yang lain. Jalan-jalan yang
dibuat sangat berpengaruh terhadap kondisi kerja yang nyaman dan membantu
kelancaran aktivitas penambangan dan kecapaian produksi suatu perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan PT. Makmur Lestari Primatama telah membuat jalan-jalan
tambang agar bisa dilalui kendaraan, baik itu kendaraan roda dua, alat angkut
maupun exavator dalam mendukung segala aktifitas penambanganya. Jalan
tambang tersebut akan menghubungkan segala aktifitas penambangan baik itu dari
area loading poin menuju stok pile maupun yang menghubungkanya
kepelabuahan tempat pemuatan material Bijih ketongkang.

Gambar 4.6 Profil penambangan jalan PT.MLP


Jalan-jalan tambang yang dibangun harus disesuaikan dengan kendaraan
terbesar yang digunakan oleh pihak perusahaan dengan dimensi 3 ½ kali lebar alat
angkut terbesar yang ada. PT. Makmur Lestari Primatama pempunyai alat angkut
terbesar yaitu dump truc Hino 500 dengan lebar alat 4 m dan jalan tambang yang
ada pada lokasi kerja praktek menggunakan dua jalur sehingga lebar total jalannya
adalah sebesar 12 m dan sisamping kiri kana jalan dibuat parit dan tanggul. Parit
yang dibuat memiliki lebar 1,5 m dan berfungsi sebagai saluran air sehingga pada
29

saat hujan tiba air tidak tergenang dipermukaan jalan, hal ini didukung juga
dengan super elevasi jalan dengan kemiringan 5 %, sedangkan tanggul dibangun
dimensi ½ dari tinggi roda alat angkut yang ada. Tanngul ini berfungsi sebagai
pengaman ketika suatu kendaraan tergelincir maka akan tertahan ditanggul
tersebut.

Gambar 4.7 Frofil jalan angkut


Jalan-jalan tambang tersebut perlu dilakukan perbaikan dan perawatan
khusus yang bertujuan agar alat angkut dan kendaraan operasional lainnya dapat
berjalan dengan lancar dengan demikian proses produksi berjalan optimal.
Perawatan jalan angkut dilakukan dengan menggunakan alat mekanis yang
dilakukan setiap saat.

Adapun beberapa perbaikan dan perawatan yang dilakukan oleh PT.


Makmur Lestari Primatama meliputi:

a. Perbaikan dan perawatan jalan dengan material quarry


Material quarry diambil dari lokasi quarry menggunakan dumptruck Hino
500 kapasitas 20 ton. Material quarry ini akan dibawah ke jalan-jalan yang rusak
parah yang membutuhkan perbaikan. Matrial quarry ini digunakan sebagai
pengerasan jalan yang baru dibuka untuk dilalui kendaraan yang mengangkut
Over Burden maupun Ore. Selain itu, material quarry ini juga nantinya akan
digunakan untuk perbaikan jalan yang amblas akibat hujan maupun kendaraan
berat yang melintas diatasnya. untuk melakukan pemerataan dan pemadatan
quarry di jalan angkut menggunakan excavator .
30

Gambar 4.8 Pemerataan dan pemadatan Quarry di Front jalanTambang

b. Perbaikan dan perawatan jalan dengan material quarry crussher


Material quarry crusser merupakan material yang diproduksi dari crusser
dengan kemampuan produksi 150 ton/jam dengan ukuran 5 – 8 cm. Material
quarry crusser ini akan diangkut dari lokasi crusser akan menggunakan
Dumptruck Hino 500 kapasitas 20 ton, dan akan dibawah kelokasi jalan-jalan yang
rusak. perbaikan menggunakan Compactor untuk melakukan perawatan jalan
tambang dan memadatkan material penutup Material quarry ini nantinya akan
digunakan untuk pengerasan jalan yang untuk dilalui kendaraan yang mengangkut
Over Burden maupun Ore.

Gambar 4.9 pemadatan jalan angkut menggunakan quarry crussher

c. Perbaikan dan perawatan jalan menggunakan motor grader


Motor grader dengan kapasitas mesin 120 HP yang digunakan untuk
perataan badan jalan atau superelevasi jalan, membersihkan material kasar dari
badan jalan, baik di jalan tambang maupun di lokasi pembuangan. Material yang
dipindahkan bervariasi mulai dari material keras hingga material berakar yang
tidak keras (lembab). Dibutuhkan 1 unit motor grader untuk merawat jalan dan
lokasi pembuangan (disposal dump).
31

Gambar 4.10 Perawatan jalan angkut menggunakan motor grader

4.2.4 Penggunaan Alat


Sebelum dilakukan kegiatan pertambambangan terlebih dahulu dilakukan
perencanaan kebutuhan alat yang akan digunakan untuk suatu operasi
penambangan. Dari perencanaan kebutuhan alat ini, dapat diketahuai jumlah
volume material yang akan digali maupun yang akan dimuat. Selain itu juga, dari
perencanaan ini dapat diketahui berapa lama waktu penambangan atau umur
tambang yang dihabiskan dalam operasi penambangan sesuai sesuai dengan
kemampuan alat gali muat dan alat angkut. Selai alat gali muat dan alat angkut
perlu dilakukan perencanaan tentang kebutuhan alat penunjang. Alat penunjang
ini nantinya akan membangtu kegiatan operasi penambangan agar berjalan lancar.

a. Alat gali muat


Alat gali muat adalah alat yang digunakan untuk menggali bahan galian
sekaligus memuat material kedalam alat angkut. Salah satu alat gali muat yang
digunakan PT. Makmur Lestari Primata dalam kegiatan penambangan adalah
Excavator yang setara dengan PC200 dan excavator yang setara PC300, dan dapat
dilihat pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 4.3 jenis alat dan kapasitas bucket
No Jenis Alat Kapasitas Bucket
1 Excavator Hitachi 210F 0,80 m3
2 Excavator VOLVO EC300 2,08 m3
3 Excavator CAT320 1,2 m3
4 Excavator CAT330 2,6 m3
32

5 KOBELCO SK200 0.91 m3


6 Excavator Komatsu 195 0,93 m3

PT. Makmur Lestari Primata mengunakan alat gali muat sebanyak 2 unit
untuk PC 300 dan 48 unit untuk PC 200. Dari unit tersebut akan ditempatkan
dibeberapa lokasi kerja yang ada dipenambangan. Untuk pembagian lokasi
kerjanya yaitu pada bagian produksi ada 2 unit excavator PC 300 dan 15 unit
excavator PC 200 yang melakukan penggalian dan pemuatan material dan ada 11
unit PC 200 yang melakukan estafet matrial ke excavator yang lain, pada bagian
bargin ada 11 yunit PC 200, pada bagian lokasi quarry crusser yang digunakan
pada pemuatan material quarry ada 3 yunit PC 200, sedangkan 9 yuni PC 200
yang stand bye dilokasi penambangan yang siap membantu aktifitas pendukung
kegiatan pertambangan.

Gambar 4.11 Alat gali muat

b. Alat Angkut
Alat angkut merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut bahan galian
dari lokasi front penambangan ke stock pile. Salah satu alat angkut yang
digunakan pada penambangan adalah Dump truck (DT) Hino 500 yang memiliki
kapasitas vessel 23 ton, dan Quester 28 yang memiliki kapasitas vessel 23 ton.
Pada aktivitas penambangan sebisa mungkin dump truck Hino 500 dan Quester
280 yang digunakan sesuai dengan macam dan medan kerja seperti alat gali di
lokasi front tambang. Bentuk bak dump truck Hino 500 dan Quester 280
33

sebaiknya disesuaikan dengan material yang akan diangkut, sehingga material


yang diangkut bisa tumpah dengan mudah.

Gambar 4.12 DumpTruck (DT) Quester 280

c. Alat Bantu/Penunjang
Alat bantu atau alat penunjang ini sangat penting dalam mendukung
kelancaran kegiatan aktifitas pertambangan baik itu dalam proses pengangkutan
Over Burden maupun dalam pengangkutan Ore. Beberapa alat yang digunakan
dalam membantu kegiatan pertambangan dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 4.4 Alat penunjang dan manfaat kegiatan penambangan

Kegunaan
No Gambar dan Nama Alat

5 yunit Bulldozer digunakan untuk


1
Pembersihan lahan (land clearing),
Pemerataan dan pemadatan overburden di
daerah disposal, dan lain-lain.

Bulldozer CAT D85E-SS


34

2 Untuk melakukan perawatan jalan


tambang dan memadatkan material
penutup yang ada dilokasi pembuangan
material (disposal dump), perusahaan
membutuhkan 2 unit Compactor Vibrator
Compactor BW 211D-40 yang memiliki satu buah drum dengan
kapasitas mesin 120 HP.

3 1 unit Excavator Breaker Komatsu PC


200 yang berguna untuk mengebor dan
menghancurkan batuan quarry sehingga
dapat dimuat dan diangkut untuk

Breaker Komantsu pc 200 keperluan perbaikan jalan.

Kegiatan penyiraman jalan membutuhkan


4
2 unit water teng Hino 500 dengan
kapasitas tangki 2000 liter yang bertujuan
untuk mengurangi kandungan debu di
udara dan untuk mengurangi penceraman
Water teng Hino 500
udara dilokasi jalan tambang pada saat
operasi penambangan.

5 Untuk menghindari penundaan


operasional akibat kekurangan bahan
bakar dan untuk melayani kebutuhan alat
di lapangan, perusahaan membutuhkan 2
Tangki pengisi bahan bakar truk bahan bakar yang memiliki kapasitas
20,000 liter bahan bakar.
35

6 Sebanyak 4 yunit yang tersebar dilokasi


tamban yang berguna untuk menerangi
jalan pada front pertambangan agar proses

Tower land penambangan dapat berjalan dengan


lancer pada malam hari.

4.2.5 Survey
PT.Makmur Lestari Primatama menggunakan pihak survey dalam
kegiatanya pertambanganya untuk menunjang aktifitas pertambangan dan
kelancaran produksi yang dilakukan tiap hari. Alat yang digunakan pihak survey
menggunakan total stasion merek Sokkia dalam kegiatanya. Kegiatan tersebut
berupa update topografi, pasang batas, pasang titik bor, kontrol geotek dan update
stocpile, dalam beberapa kegiatan tersebut mahasiswa kerja praktek hanya bisa
mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak survey pada bagian update
topografi yang menggunakan total stasion Sokkia.

Gambar 4.13 Total Stasion Sokkia


Untuk mengetahui jumlah material yang telah dipindahkan atau diambil
setiap harinya baik itu material berupa Over Burden maupun material Ore,
perusahaan PT.Makmur Lestari Primatama melakukan update topografi yang
dilakukan setiap hari, sehingga dari update topografi tersebu pihak perusahaan
dapat mengetahui penurunan.
Tabel 4.5 Data pengukuran update topografi menggunakan TS Sokkia
36

NO X Y Z KET STRING
1 9636469,856 419154,578 91,868 CRESS 1
2 9636493,439 419145,882 92,525 TOE 2
3 9636495,501 419137,968 91,347 TOE 2
4 9636492,752 419130,374 88,579 KRESS 1
5 9636496,158 419121,029 88,467 TOE 2
6 9636500,164 419114,978 88,727 KRESS 1
7 9636501,377 419107,427 87,410 TOE 2
8 9636499,601 419101,811 87,005 KRESS 1

Baerdasarkan data update topografi diatas yang diambil dari data


pengukuran lapanga, selanjutanya pihak survey akan mengolah data tersebut
kedalam komputer, yang nantinya akan akan diproses dan diolah menggunakan
aplikasi Surpac, sehingga dari aplikasi surpac ini dapat diketahui penurunan
elevasi sehingga dapat dihitung jumlah material yang berhasi dipindahkan setiap
harinya.

Gambar 4.14 Topografi hasil pengolahaan Surpac


4.2.6 Geologi
Bentuk dan penyebaran endapan nikel yang berada di dalam wilayah IUP
PT.MLP merupakan bentuk endapan nikel laterit yang terbentuk dari proses
pelapukan batuan beku ultramafik. Umumnya didalam wilayah IUP PT.MLP
zona-zona pengayaan unsur nikel dijumpai pad zona limonit dan saprolit, dimana
secara normal pengayaan unsur nikel dari zona limonit akan semakin bertambah
37

besar hingga ke zona saprolit dan akan perlahan menurun pada zona batuan dasar
(bedrock). Profil laterit menunjukan perilaku unsur-unsur dari atas secara bertahap
berdasarkan kedalaman. Profil laterit ini menjelaskan karakteristik bijih dan
potensi pengayaan.
Pada lokasi IUP PT MLP menunjukan profil laterit yang normal dengan
elemen utama Ni dan Fe. Profil di bawah ini menunjukan grafik profil laterit.
Peningkatan yang unsur Ni seiring dengan bertambahnya kedalaman. Nilai Ni
terlihat mengalami pengayaan (enrichment) pada zona transisi dan puncaknya
pada zona saprolit, dan setelah itu akan mengalami penurunan pada zona batuan
dasar (bedrock).
.
TOP SOIL
OVER BURDEN

SAPROLIT
BEDROC

Gambar 4.15 Profil endapan nikel laterit IUP PT.MLP


4.2.6.1 Pengambilan sampel
Ada beberapa jenis pengambilan sampel yang ada diperusahaan PT. makmur
Lestari Primatam, dalam cek sampel ini bertujuan untuk mengetahui suatu
endapan nikel laterit yang memenuhi COG (Cut Of Grade) yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan. Sampel ini akan menjadi contoh yang mewakili seabagian area
yang ada di front penambangan, stoc pile, sampel house maupun yang ada di
tongkang. Sampel-sampel ini nantinya akan diolah ke preparasi sampel kemudian
akan dicek kadar Ni diruangan laboratorium.
Jenis-jenis pengambilan sampel yang ada diperusahaan PT. makmur Lestari
Primatam yaitu:
1. Face sampel
38

Diarea front penambang apabila tingkat keyakinan zona saprolit sudah mulai
rendah maka untuk memastikan secara pasti akan dilakukan pengambilan sampel
untuk dicek kada Ni. Pengambilanya dilakukan pada dinding-dinding bench
diarea front penambangan. menggunakan palu geologi. Sebelum melakukan
pengambilan sampel pada area bench terlebih dahulu dilakukan pembersihan
arean yang akan dilakukan pengambilan sampel, agar sampel tidak terkontaminasi
dengan material lain yang bukan berasal dari bench tersebut. Untuk
pengambilanya dilakukan dengan cara membuta garis tegak lurus pada bench
dengan panjang garis 2 m dan lebar 10 cm dengan jarak pengambilan antara satu
sampel dengan sampel yang lain yaitu 5 m. Banyak sampel yang diambil pada
area tersebut sebanyak ±3 kg setelah itu sampel dimasukan kedalan kantung
sampel dan diberi label/kode pengambilan yang sama baik itu yang ada pada
bench maupun dalam kantung sampel

Gambar 4.16 Pengambilan Sampel Jenis Face Sampel

2. Trenching sampel
Trenching sampel dilakukan pada area front penambangan dimana apabila
sudah memasuki zona saprolit atau zona-zona yang sudah terindikasi mengandung
nikel dengan kadar diatas COG (Cat of grade) maka akan langsung dilakukan
pengambilan sampel. Sebelum melakukan pengambilan sampel terlebih dahulu
dibuatkan parit dengan kedalaman 2 m menggunakan bucket excavator dengan
39

panjang disesuaikan sampai sejauh mana akan dilakukan pengecekan kadar Ni.
Untuk cara pengambilan sampelnya hampir sama dengan jenis pengambilan face
sampel hanya saja untuk jenis pengambilan terenching sampel ini pengambilanya
dilakukan pada dinding samping kiri kanan dan lantainya, dengan jarak
pengambilan antara satu sampel dengan yang lainya yaitu 5 m.

Gambar 4.17 Pengambilan Sampel Jenis Trenching Sampel

Alat dan bahan yang digunakan dalann jenis pengambilan sampel jenis face
sampel dan trenching sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya
No Alat dan bahan Kegunaan
1 Kantung sampel digunakan untuk menyimpan
sampel,

Kantung sanpel
2 Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel,

Palu geologi
3 Pita digunakan untuk tempat penulisan kode sampel
dan

Pita
4 Spidol digunakan untuk menulis kode sampel
40

Spidol

3. Pengambilan sampel dump, sampal house dan sampel tongkang


Material ore yang dingkut menggunakan dump truc akan disimpan di stoc
pele/dum maupu langsung dibawah ketongkan ataupun material yang melewati
sampel house akan dilakukan lagi pengecekan sampel. Pengambilan sampel dump
dan tongkang ini dilakukan pada saat dump truc melakukan dumping material
Ore, dan untuk jenis pengambilanya dilakukan tiap 2 rit sekali pengambilan.
Pengambilan sampel ini dilakukan setelah dump truk melakukan dampingan
dengan cara pengambilan 1/3 dari tumpukan dengan berat sampel ±15 kg.
Sedangkan untuk pengambilan sampel di sampel house sama dengan pengambilan
sampel yang ada pada dump dan tongkang, hanya saja untuk pengambilan sampel
yang ada disampel house dilakukan didalam dump truc ketika melewati sampel
house dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7 Jenis-jenis pengambilan sampel
No Gambar Kegiatan
1 Pengambilan Sampel Dump

2 Pengambilan Sampel house

3 Pengambilan sampel tongkang


41

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel dump, sampal
house dan sampel tongkang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya
No Alat dan bahan Kegunaan
1 Digunakan untuk mengangkat sampel.

Sekop 125D
2 Digunakan untuk mencangkul sampel.

Cangkul
3 Karung di gunakan untuk tempat
menyimpan sampel.

Karung

4.2.6.2 Preparasi Sampel


Preparasi sampel adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
mempersiapkan contoh untuk dianalisa yang metodenya disesuaikan dengan
keadan contoh dan kepentingan berdasarkan keaadan contohnya. Mempersiapkan
sampel – sampel Saprolit.
a) Persiapkan sampel, Sempel-sempel yang dimbil dari dari pit penambangan,
ETO (Exportable Transport Ore), EVO (Exportable Fainal Ore), sampel
produksi dan sempel tongkang akan dibawa ke tempat preparasi untuk
dilakukan analisis.
b) Kemudian sampel akan mulai dilakukan blending dan diayak menggunakan
ayakan 1 cm.
42

c) Sampel –sampel yg yang tidak lolos ayakan 1 cm akan ditumbuk atau


dihancurkan dengan palu hingga lolos ayakan 1 cm, apabila terdapat batuan
yang tidak dapat dihancurkan dengan palu maka akan dimasukan kedalam
mesin Caw Cruser hingga lolos ayakan 1 cm dan dicampurkan kembali dgn
hasil ayakan 1 cm.
d) Kemudian mixing sampel menggunakan alat sekop sebanyak 3 kali
e) Sampel yang sudah mixing, dimatriks dengan ukuran 4 x 5 kemudian ambil
sampel ditiap kotak matriks menggunakan skop sampel ukuran 30 D.
f) Dari sampel tersebut diblending menjadi 1 dengan cara ditumbuk pake
palu dengan tujuan untuk memperkecil ukuran butir sample yang masih
berukuran besar kemudian dimixing lagi dengan sekop sebanyak 3 ×.
g) Sampel di matrix 5 × 6 kemudian tiap sel diambil sampelnya
menggunakan skop ukuran 15 D dan disimpan ditalang pengering untuk
proses driying.
h) Sampel diratakan ditalang Kemudian dimasukan ke driying oven untuk
dikeringkan selama 2 – 3 jam dengan suhu 1300.
i) Setelah sampel kering dengan waktu dan suhu yang telah ditentukan,
selanjutanya mengeluarkan sampel dan disimpan kedalam ember.
j) Sampel yang sudah dikeringkan dihaluskan lagi mengunakan alat Roll
Crusher ukuran 3 mm setelah itu dimasukan lagi kedalam Roll Crusher
ukuran 1 mm.
k) Sampel dimixing sebanyak 3 × menggunakan sekop 5 D dan setiap sel
diambil sampenyan menggunakan sekop 5 D, kedian sampel tersebut
disimpan ditalang dan dimasukan kembali kedalam oven untuk dilakuka
lagi pengeringan ± 15 menit. Sisa dari pengambilan sampel dibuang.
l) Sampel yang sudah kering dimasukan kedalam Top Grinder ukur 50 mesh.
m) Sampel diayak dengan ukuran 100 mesh, apabilan jumlah sampel yang
tidak lolos ayakan banyak akan dimasukan kedalam Disc Mill untuk
dilakukan lagi pengecilan ukuran hingga lolos ayakan 100 mesh, apabila
sampel yang tidak lolos ayakan sedikit langsung dilakukan pengecilan
43

ukuran menggunakan cobek/penumbuk dan akan diayak kembali hingga


lolos ayakan semua.
n) Hasil ayakan 100 mesh, dimasukan kedalam kantung palstik untuk
dilakukan proses mixing ± 10 menit, kemudian hasilnya dimatrik 3 × 4 dan
tiap sel diambil sampelya drngan skop 1 D.
o) Sampel dimasukan kedalam 2 kantung sampel dan diberi simbol A dan B.
untuk sampel A dijadikan arsip.
p) Sampel B dimasukan kedalam cerek/takaran jumlah volume sebanyak 100
ml untuk dilakukan pengayakan, setelah itu diyak lagi memggunakan
ayakan 200 mesh.
q) Sampel yang tidak lolos ayakan banyak akan dimasukan kedalam Disc
Mill untuk dilakukan lagi pengecilan ukuran hingga lolos ayakan 200
mesh, apabila sampel yang tidak lolos ayakan jumlahnya sedikit langsun
dilakukan pengecilan ukuran menggunakan cobek/penumbuk dan akan
diayak kembali hingga lolos ayakan semua. Hasil ayakan 200 mesh,
dimasukan kedalam kantung palstik untuk dilakukan proses mixing ± 10
menit, kemudian hasilnya dimasukan kedalam 2 kantung sampel dan diberi
simbol A dan B. yang nantinya akan langsung dibawa kelaboratorium.

Alat-alat yang digunanakan dalam preparasi sampel dapat dilihat pada


gambar berikut ini:

A B C D E

F G H I j

I J M N O
44

p Q R S T

U V
Gambar 4.18 Alat dan bahan preparasi sampel
Keterangan:
a) Sekop mixing berfungsi untuk mengaduk atau mencampur sampel agar
trcampur rata.
b) Screning ukuran 1 x 1 cm berfungsi untuk mengayak sampel.
c) Ember berfungsi untuk tempat penyimpanan sampel setelah dimatrix
dengan ukuran 4 × 5.
d) Arko berfunsi untuk mebuang sisa sampel yang tidak diperlukan lagi.
e) Skop sampel berfunsi untuk mengambil sampel setalah dimatrix.
f) Kantung sampel berfungsi untuk tempat penyimpanan sampel yang akan
diuji kadar emsihnya.
g) Mistar matriks berfungsi untuk membagi sampel dalam jumlah banyak
menjadi beberapa bagian atau sel.
h) Papan cetak berfungsi untu mencetak sampel.
i) Palu berfungsi untuk menghancurkan sampel yang keras atau batu yang
berukuran kecil.
j) Talang berfunsi untuk tempat penyimpanan sampel yang akan
dikeringkan di oven.
k) Oven, berfungsi untung memanaskan sampel.
l) Mistar cetak berfungsi mencetak sampel.
m) Jaw Cruser berfungsi untuk menghancurkan sampel atau batuan yang
berukuran besar.
n) Pulvu Riser berfungsi untuk menyimpan Discmil.
o) Disc mil berfungsi untuk menghaluskan sampel dengan ukuran 200 mes.
p) Cobek berfunsi untuk menghalusakan sampel.
45

q) Papan cetak berfungsi untuk mencetak sampel.


r) Roll Crusher berfungsi untu menghaluskan sampel dengan ukuran 100
messh.
s) Top Grinder berfungsi untuk menghaluskan sampel dengan ukuran 150
mesh.
t) Kuas untuk membersihkan sampel yang masih menempel dialat.
u) Ayakan berfungsi untuk mengayak sampel.
v) Cerek berfungsi untuk mengukur jumlah sampel.

4.2.6.3 Laboratorium
Semua sampel yang diolah dipreparasi sampel belum diketahui kadar Ni
pasti yang terkandung didalam nikel sebelum dibawah dan diolah kedalam
laboratorium. Laboratorium merupakaan tahap akhir dalam pengolahan sampel
untuk mengetahui kadar Ni baik dari Pit, Eto (Eksportable transport Ore), Evo
(Eksportable Vainal Ore) maupun dari sampel produksi. Didalam laboratorium
bukan hanya kadar Ni yang dianalisi untuk diketahui, melainkan juga kadar dari
CO, Fe, SiO2, CaO, MgO, Al2O3 juga dapat diketahui. Setelah diketahui kadar Ni
yang terkandung dal saprolit apabila masuk dalam COG (Cat Of Grade) dan akan
dibagi sesuai dengan kadar Ni yang terkandung didalamnya. Ada 3 pembagian
grade / kadar saprolit yang dilakukan oleh PT. Makmur Lestrasi Primatama yaityu
Low Grade saprolit Ore ( LGSO ) : Ni ≤ 1,8 %, Medium Grade saprolit Ore
(MGSO ) : Ni ≥ 1,8 – 1,9 % dan High Grade saprolit Ore ( HGSO ) : Ni 2,0 %
UP.

Tahapan analisis kadar sampel yang masuk dalam laboratorium adalah


sebagai berikut:
a. Sampel yang sudah diolah dipreparasi sampel berupa sampel produksi,
sampel tongkang dan cek sampel akan masuk kelaboratorium, kemudian
sampel tersebut akan dimasukan kedalam botol cup hingga penuh atau
sebanyak 10 gr dan sisanya akan disimpan dan dijadikan arsip.
46

Gambar 4.19 Pengisian sampel di cup


b. Sampel yang sudah diisi kedalam cup diabawah ketempat pres dan di
letakan di alat pres untuk yang kemudian akan ditekan dengan alat pres
selama 3 deti dengan kekuatan tekanan sebesar 10 ton.

Gambar 4.20 Pres sampe


c. Sampel yang sudah dipres dalam botol cup akan ditutup dan diberi label
sampel agar tidak tertukar dengan sampel lain, kemudian sampel tersebut
akan dimasukan kedalam alat X Ray Epsilon 3 setelah itu X Ray ditutup.

Gambar 4.21 Pengecekan kadar menngunakan X Ray


d. Selama proses analisi membutuhkan waktu selama 6 menit dalam 1 sampel
untuk mengetahui kadar Ni dari sampel tersebut. Setelah 6 menit akan
keluar hasil persentasi analisisi kadar Ni, CO, Fe, SiO 2, CaO, MgO dan
Al2O3 yangditampilakn dilayar kompuer yang sudah terhubung dengan X-
Ray dan dapat dilihat pada table dibawah ini.
47

Gambar 4.22 Hasil presentasi kadar Ni


Tabel 4.9 data hasil analisis laboratorium
No Compound Conc Unit
1 Ni 2,09 %
2 CO 0,04 %
3 Fe 16,00 %
4 SiO2 34,94 %
5 CaO 0,12 %
6 MgO 18,22 %
7 Al2O3 2,47 %

Adapun alat dan bahan yang digunanakan dalam laboratorium dapat


dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.10Alat dan baha laboratorium serta kegunaanya
No Alat Keguaan
1 tempat untuk mengisi sampel

Botol cup
2 untuk menyendok sampel yang nantinya akan diisi
kedalam botol cup

Sendok
3 untuk mempres sampel

Alat pres
4 untuk menganalisis kadar sampel
48

X-Ray Epsilon3
5 untuk menyimpan data yang berasal dari Alat X
Ray Epsilon3.

Computer

4.2.7 Safety
PT.Makmur Lestari Primatama telah menyediakan APD (alat pelindung diri)
bagi karyawan dan beberapa kegiatan yang alin untuk mencegah terjadinya
kecelakan kerja yang mengakibatkan terjadinya potensi bahaya, kecelakaan ringan
maupun kecelakan berat (fatality) di area diwilayah IUP PT. Makmur Lestari
Primatama.
Adapun kelengkapan APD (alat pelindung diri) yang yang disediakan
PT.Makmur Lestari Primatama adalahdapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.11Alat pelindung diri
No APD (alat pelindung diri) Kegunaan
1 Berfunsi untuk melindung diri dari potensi
tabrakan atau kecelakaan akibat berada
ditempat gelap atau pada saat malam.
Rompi
2 Berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan benda-benda keras dari luar.

Helem
3 Berfunsi untuk melindungi kaki dari
linadasan alat berat yang beroperasi

Sepatu diwilayang tambang.


4 Berfungsi melindungi mata dari benda-
benda luar yang mengakibatkan kerusakan
Kacamata mata
Beberapa jenis-jenis kegiatan safety yang diterapkan PT.Makmur Lestari
Primatama dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.12 Kegiatan safety dan kegunaanya
49

No Kegiatan kegunan
1 Yaitu memberikan arahan bagi
karyawan mengenai kondisi tidak
aman dan tindakan tidak aman yang
menyebapakan kecelakaan kerja yang
Pembacaan safety rimender
dilakukan pada awal kerja.
2 Memantau kondisi- kondisi tidak
aman diarea penambangan maupun
tindakan tidak aman yang yang
dilakukan karyawan perusahaan
Mobil patroli
3 Pemasangan rambu-rambu jalan, alat
ini berfunsi sebagai petunjuk bagi
pengguna kendaraa.

Rambu jalan
4 Pengecekan unit kendaraan, kegiatan
ini dilakukan sebelum unit itu
beroperasi pada area penambangan

Prosedur pengecekan kendaraan

4.2.8 Pengapalan Dan Pemasaran


PT. Makmur Lestari Primata telah menyediakan pelabuahan untuk
mengangkut material ore dari tempat penambangan ketempat pemasaran, dimana
jalur ini merupakan jalur penghubung atau jalur utama dan memnjadi jalur
alternatif untuk melakuka pengangkuatan Ore. Material-material tersebut akan
diangkut menggunakan dumptruk dan menuju tongkang yang sudah disiapkan
sebelumnya yang nantinya akan dibawah ketempat pemasaran. PT.Makmur
Lestari Primatama memiliki standar COG (Cad Of Grade) 1,4 kadar Ni.
50

Gambar 4.23 Jeti PT.MLP


a. Pengisian tongkang
Setelah tongkang berlabuh di dermaga akan dilakukan pengisian Ore ke
tongkang. Untuk pengangkutanya kedalam tongkang menggunakan dump truc
Hino 500 yang material Orenya dingkut dari beberapa tempat seperti material
yang berasal dari Stok Pile, maupun berasal dari front penambangan. Material Ore
akan di dumping didalam tongkang yang sudah dijaga sebelumya dengan
Exavator PC200. Tempat dumpingan Ore itu dimulai dari sisi kiri dan kanan
depan tongkang agar tongkang sedikit condong kedepan dengan tujuan pintu
masuk tongkang sedikit sejajar. Setelah itu, akan dilakukan pengisian tongkang
samping kiri dan kanan belang tongkang. Dump Truk pengangkut Ore akan
masuk kedalam tongkang secara bergantian dengan dumptruk yang lain dan
dilakukan hinga penuh sesuai dengan kapasitas tongkang yang ada. Tongkang
yang masuk didermaga perusahaan PT.Makmur Lestari Primatam berfariasi mulai
dari kapasitas 7.500 ton – 8.500 ton dengan waktu pengisian antara 14 – 18 jam
tergantung kapasitas tongkang yang ada.

Gambar 4.24 Pengisisn tongkang


51

b. Pemasaran
Setelah dilakukan pengisian Ore kedalam tongkan hingga penuh, aka
dibawah ketempat pemasaran dengan cara ditarik menggunakan Takbut menuju
tempat pemasaran. PT. Makmur Lestari Primatama mempunyai tempat pemasaran
Ore untuk dilakukan produksi yaitu PT.IMIP dan PT.Virtu Dragon Nikel
Indonesian.

Gambar 4.25 Takbut penarik tongkang


4.2.9 Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata
kembali lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat
berfungsi dan berdayaguna sesuai peruntukanya. Ada beberapa tahapan reklamasi
yang dilakukan oleh perusahaan PT.Makmur Lestarai Primatama yaitu
menyiapakan lahan pasca tambang, back filling, penataan lahan, perbaikan lahan
(penanaman tanaman) dan pemeliharaan.

a. Menyiapkan lahan pasca tambang


Lahan pasta tambang ini adalah lahan yang sudah tidak lagi melakukan
proses kegiatan pertambangan dimana cadangan Ore yang ada dilokasi tersebut
telah habis. Ada beberapa lahan yang ada dilokasi penambangan PT.Makmur
Lestari Primatama yang sudah memasuki proses atau tahapan pasca tambang salah
satunya pit Alaska.
52

Gambar 4.26 Lahan pasca tambang (pit Alaska)


b. Back filing
Lahan yang sudah disiapkan sebelumya beruapa lahan pasca tambang akan
dilakukan Back filing dengan cara menimbun area bukaan lahan. Penimbunan
dilakukan dengan material Over Burden yang diambil dari area penambangan
yang masih beroperasi, dimana material-material Over Burden akan diangkut
menggunakan dump truk yang nantinya material tersebut akan disimpan ditempat
lahn pasca tambang.

Gambar 4.27 Proses back filling


c. Rekonturing
Rekonturing dilakukan dengan cara menata lahan area pasca tambang yang
telah selesai melakukan proses back filling. Penataan lahan dilakukan denngan
menggunakan Buldoser dan excavator. Penataan lahan ini berupa pengaturan
sistim drainase,sedimentasi, pengendalian erosi.
53

Gambar 4.28 Proses rekonturing


d. Top soiling
Lahan yang sudah dilakukan rekonturing akan dilakukan Top Soiling yaitu
dengan mengambil tanah pucuk yang sudah disiapkan sebelumnya diarea
disposal.top soil akan disimpankan diarea lahan yang sudah dilakukan rekonturing
dengan ketebalan 30-50 cm. Top soil ini sangat penting sangat penting dalam
proses pertumbuhan tanaman karn atop soil ini banyak mengandung PH yang
kaya akan unsure hara. Tampa top soil maka tanaman tidak dapat tumbuh,
sehingga penting sekali sebelum dilakukan penanaman tanaman harus dipastikan
top soil yang ada dapat harus memcukupi pertumbuhan tanaman.

Gambar 4.29 Tempat penyimpanan top soiling


e. Area Penanaman
Diarea lahan yang sudah dilakukan proses back filing dan rekonturing atau
penataan lahan sebelumnya dengan Top soil yang dianggap cukup untuk bisa
dilakukan proses penanaman diarea reklamasi, sehingga akan dilakukan proses
penanaman tumbuhan dengan bibit tanaman yang sudah disiapkan diarea
54

pembibitan. Bibit tanaman sebelum dibawah diarea reklamasi yaitu bibit tanaman
yang sudah berumur 3 - 6 bulan, pada umur tanaman tersebut sudah siap dibawah
diarea reklamasi. Untuk jarak tanam bibit tanaman yang dilakukan antara satu
tanaman dengan yang lain yaitu 5 m. Tanaman ini sendiri perlu dilakukan
perawatan khusun agar tanaman tetap subur.

Gambar 4.30 Area penanaman


f. Area pembibitan
PT. Makmur Lestari Primatam menyediakan temapat khusus untuk area
pembibitan. Area pembibitan adalah suatu tempat pembibitan tanaman, dimana
bibit tanaman ditanam ditempat ini dan dirawat hingga 3 - 6 bulan dan dilakukan
perawatan dan pembibitan secara berkala hingga tanaman siap dibawa diarea
lahan reklamasi untuk dilakuan penanama. Ada beberapa jenis tanaman yang
ditanam pada area pembibitan yaitu: Tanaman Trambesi (Samanea Saman),
Tanjung (Misosop Elengi), Ketapang (Terminalia catapa), Sengon (Albizilia
Paltacarian), Alkasi (Cassia SP).

Gambar 4.31 Area pembibitan


55

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil kerja praktek ini yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Makmur Lestari Primatam
adalah dengan sistem tambang terbuka (Open Pit Mining). Dengan tahapan
kegiatan penambangan mulai dari pembersihan lahan, pengupasan tanah
pucuk, pengupasan over burden, pengambilan saprolit dengan cara
pengambilan menggunakan metode selektif maining dengan kadar Ni>1.4 %
hingga proses barging.
2. Untuk menunjang segala aktifitas kegiatan penambangan demi kelancaran
suatu operasi penambangan dan tercapainya produksi PT.Makmur Lesatri
Primatama telah menyediakan beberapa peralatan mekanis diantaranya
bulldozer untuk meratakan jalan, compactor untuk memadatkan jalan, water
teng untuk menyiram debu yang ada dijalanan, beraker untuk
menghancurkan batu guna keperluan perbaikan jalan, mobil pengisi bahan
bakar untuk mengisi bahan bakar alat galimuat dan alat angkut, dan tower
land untuk penerangan jalan ketika beraktifitas pada malam hari.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan dalam kegiatan kerja praktek ini agar
perusahaan PT. Makmur Lesatri Primatama lebih memperhatikan K3 ketika
bekerja pada malam hari/shif Malam khususnya bagi pengawas lapangan yang
kerjanya mengatur posisi alat berat agar dilengkapi dengan lampu kode (Red
Tech) untuk menghindari kecelakaan yang disebapkan oleh alat berat baik itu alat
galimuat maupun alat angkut akibat minimnya pencahayaan.
56

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, Genesa Endapan Nikel Laterit, [online],


(https://supardibarmawimie08. wordpress.com/2013/03/16/genesa-
endapan-nikel-laterit/, diakses tanggal 22 Juni 2017)
Boldt, 1967.Nikel Laterite And Formation. PT. Internasional Nikel Indonesia.
Sorowako
Haditya 2017. Simanjorang. Produktivitas Alat Muat Angkut Pada Bahan Galian
Bijih(Nikel Laterit) Pt. Makmur Lestari Primatama. Kecamatan
Langgikima. Kabupaten Konawe Utara. Provinsi Sulawesi Tenggara
Nurhakim. 2004. Sistem Penambangan. Universitas Lammbung Mangkurat
Banjarbaru.
Rachmawati, Desi, 2016. Laporan Kerja PraktekStudi Kegiatan Pemboran Unit
Geomin, Mine Surveying,Pemboran Inpit Drill, Pengolahan Nikel, Dan
ReklamasiPT. Antam (Persero) Tbk. Ubpn Sultra. Pomalaa: Pt. Antam
Surono. 2013. Geologi Lengan Tenggara Sulawesi. Badan Geologi. Kementerian
Energy dan Sumberdaya Mineral.Bandung.
Wikipedia. 2016, Mine Survey, [wikipedia], (https:// en. wikipedia. Org / wiki /
Mine_survey, diakses tanggal 22 Juni 2017)
Yeheskiel kristanto. Proses kegiatan penambangan bijih nikel PT.antam (pesero)
Tbk. Ubpn Sultra. Pomalaa: Pt. Antam

Anda mungkin juga menyukai