OLEH:
AGIL MIRWAN RINALDI : R1D115006
ALFIAN DARMAWAN : R1D115010
LA WIDI : R1D115058
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Pembimbing Lapangan
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja
praktek ini berjudul “Proses Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel” di PT Makmur
Lestari Primatama, Desa Molore, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe
Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penyusunan laporan ini didasarkan atas hasil pelaksanaan kerja praktek yang
dilaksanakan di PT. Makmur Lestari Primatama selama lima (5) minggu dari
tanggal 9 Februari - 22 Maret 2019. Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat
untuk meraih gelar Sarjana dalam kurikulum program strata satu pada Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas
Halu Oleo.
Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak baik
bantuan moril dan materil secara langsung dan tidak langsung, ditengah
kesibukannya masing-masing, masih memberikan bimbingan pada penulis dalam
menyelesaikan kerja praktek serta penyusunan laporan. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Erwin Anshari, S.si., M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Halu Oleo.
2. Bapak Wahab, S.si., MT selaku Wakil Ketua Jurusa Teknik Pertambangan
Universitas Halu Oleo.
3. Seluruh dosen yang berperan dalam membantu proses pemberangkatan ke
PT. Makmur Lestari Primatama.
4. Bapak Irwan Kadir S.T selaku Kepala Teknik Tambang (KTT) di PT.
Makmur Lestari Primatama.
5. Bapak Teuku M Iqbal (Dachi) Selaku pembimbing lapangan di PT.
Makmur Lestari Primatama. Terima Kasih atas segala pelajaran, masukan
dan bantuan yang diberikan selama proses pelaksanaan Kerja Praktek.
6. Seluruh karyawan, staff dan Mitra PT. Makmur Lestari Primatam, atas
3
Akhir kata penulis memohon maaf apabila dalam pelaksanaan Kerja Praktek
ini terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan mengingat keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
membuka diri atas segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Molore,......Maret 2019
La Widi
4
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah2
1.3 Tujuan dan Manfaat2
BAB II LANDASAN TEORI3
2.1 Nikel Laterit3
2.1.1 Genesa Endapan Nikel Laterit3
2.1.2 Profil Endapan Nikel Laterit.....................................................5
2.2 Kegiatan Penambangan7
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN13
3.1 Sejarah Perusahaan PT. Makmur Lestari Primatama13
3.2 Visi dan Misi PT. Makmur Lestari primatama14
3.3 Struktur Organisasi PT. Makmur Lestari Primatama14
3.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek16
BAB IV METODE DAN HASIL17
4.1 Metode Kerja Praktek.........................................................................17
4.1.1 Studi literatur............................................................................17
4.1.2 Pengambilan dan pengumpulan data serta pembuatan laporan 17
4.2 Hasil19
4.2.1 Area penambangan...................................................................19
4.2.2 Sistem Penambangan20
4.2.3 Geometri Jalan Tambang22
4.2.4 Penggunaan Alat25
4.2.5 Survey29
4.2.6 Geologi.....................................................................................31
4.2.6.1 Pengambilan Sampel31
4.2.6.2 Preparasi Sampel...........................................................35
4.2.6.3 Laboratorium ................................................................39
4.2.7 Safety42
4.2.8 Pengapalan dan Pemasaran43
4.2.9 Reklamasi45
BAB V PENUTUP49
5.1 Kesimpulan49
5.3 Saran49
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................50
LAMPIRAN
5
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Alat dan bahan kerja praktek...............................................................18
Tabel 4.2 Total cadangan yang ada pada blok Bintaro........................................20
Tabel 4.3 Jenis-jenis alat dan kapasitas bucket....................................................26
Table 4.4 Alat penunjang dan manfaat kegiatan penambangan..........................28
Table 4.5 Data pengukuran update topografi menggunakan TS Sokkia.............30
Table 4.6 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya.......................33
Table 4.7 Jenis-jenis pengambilan sampel...........................................................34
Table 4.8 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya.......................35
Table 4.9 Data hasil analisis laboratorium...........................................................41
Table 4.10 Alat dan bahan laboratorium serta kegunaanya.................................41
Table 4.11 Alat pelindung diri ............................................................................42
Table 4.12 Kegiatan safety dan kegunaanya........................................................43
Gambar 2.1 Profil umum nikel lateri Sorowako7
Gambar 3.1 Peta ijin usaha pertambangan (IUP) PT.MLP15
Gambar 3.2 Struktur organisasi PT.makmur Lestari primatama16
Gambar 3.3 Peta lokasi Penelitian17
Gambar 4.1 Area penambangan pada blok bintaro19
Gambar 4.2 Sistem penambangan open pit20
Gambar 4.3 Pengupasan tanah pucuk dan area disposal21
Gambar 4.4 Proses pengupasan Over barden22
Gambar 4.5 Proses pengangkutan Ore22
Gambar 4.6 Profil penampang jalan PT.MLP23
Gambar 4.7 Profil jalan angkut23
Gambar 4.8 Pemerataan dan pemadatan Quarry di front jalan tambang24
Gambar 4.9 Pemadatan jalan angkut menggunakan Quarry Crussher25
Gambar 4.10 Perawatan jalan angkut menggunakan Motor Grade25
Gambar 4.11 Alat gali muat27
Gambar 4.12 Dump truck (DT) Quester28027
Gambar 4.13 Total Stasion Sokkia29
Gambar 4.14 Topografi hasil pengolahan Surpac30
Gambar 4.15 Profil endapan nikel lateri IUP PT.MLP31
Gambar 4.16 Pengambilan sampel jenis Face sampel32
Gambar 4.17 Pengambilan sampel jenis trenching Sampel 33
Gambar 4.18 Alat dan bahan preparasi sampel38
Gambar 4.19 Pengisian sampel cup40
Gambar 4.20 Pres sampel40
Gambar 4.21 Pengecekan kadar menggunakan X-Ray40
Gambar 4.22 Hasil presentasi kadar41
Gambar 4.23 Jeti PT.MLP44
Gambar 4.24 Pengisian tongkang44
Gambar 4.25 Takbut penarik tongkang45
Gambar 4.26 Lahan pasca tambang46
Gambar 4.27 Proses back filling46
Gambar 4.28 Proses rekonturing47
6
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Nikel Laterit
Istilah “laterite” atau laterit berasal dari bahasa Latin “later” yang berarti
bata. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Buchanan Hamilton pada tahun
1807 untuk bongkahan-bongkahan tanah (earthy iron crust) yang telah dipotong
menjadi bata (bricks) untuk bangunan dari orang Malabar – South Central India.
Masyarakat Malabar mengenali material ini dalam bahasa mereka sebagai
“brickstone” atau batu bata.
Secara umum, nikel laterit diartikan sebagai suatu endapan bijih nikel yang
terbentuk dari proses laterisasi pada batuan ultramafik (peridotit, dunit dan
serpentinit) yang mengandung Ni dengan kadar yang tinggi, yang pada umumnya
terbentuk pada daerah tropis dan sub tropis. Kandungan Ni di batuan asal berkisar
0.28 % dapat mengalami kenaikan menjadi 1 % Ni sebagai konsentrasi sisa
(residual concentration) pada zona limonit. Proses laterit ini selanjutnya dapat
berkembang menjadi proses pengayaan nickel (supergene enrichment) pada zona
saprolit sehingga dapat meningkatkan kandungan nikel menjadi lebih besar dari
2%.
yang tidak terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering
disebut sebagai zona batuan dasar (bed rock). Biasanya berupa batuan ultramafik
seperti Peridotit atau Dunit
Gambar 2.1 Profil Umum Nikel Laterit Sorowako ( Osborne & Waraspati,
1986)
2.2 Kegiatan Penambangan
Pertambangan adalah suatu rangkaian kegiatan, mulain dari kegiatan
penyelidikan bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. Secara umum
tahapan kegiatan pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi),
Eksplorasi, Penambangan, Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran.
mineralisasi yang melewati lereng bukit atau terpotong anak sungai dan
terhanyutkan oleh aliran sungai.pada metode ini litologi setempat sebagian besar
sudah diketahui Kedua, pemetaan geologi dan bahan galian. Metode ini dilakukan
apabila litologi setempat pada umumnya tidak diketahui, atau diperlukan data
yang rinci lagi.
2.2.2 Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau
setelah endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan
kepastian tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak
kedudukan, kualitas, (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari
endapan bahan galian tersebut.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian,
dalam kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah
penutup. Tahap eksplorasi ini juga sangat berperan pada tanah reklamasi nanti,
melalui eksplorasi ini kita dapat mengetahui dan mengenali seliuh komponen
ekosistem yang ada sebelumnya.
e. Selain dari itu, juga kadang-kadang diperlukan analisis contoh batuan yang
berada dilapian atas atau bawah bahan galian untuk mengetahui sifat fisiknya.
2.2.5 Persiapan/Konstruksi
Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan
tersebut seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel,
mes penambangan serta fasilitas pengolahan bahan galian.
2.2.6 Penambangan
Penambangan bahan galian dibagi atas tiga bagian yaitu tambang terbuka,
quarry strip mine, open cut, tambang alluvial dan tambang semprot. Tambang
bawah tanah dikelompokan atas room and pillar, longwall, caving, open stope,
supported slope dan shrinkage. System penambangan dengan menggunakan kapal
keruk dapat dikelompokan menjadi tambang bawah air, walaupun relatif dangkal.
2.2.7 Pengolahan
Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya harus diolah
terlebih dahulu di tempat pengolahan. Hal ini disebabkan antara lain oleh
tercampurnya pengotor bersama bahan galian, perlu spesifikasi tertentu untuk
dipasarkan serta kalau tidak diolah maka harga jualnya relative lebih rendah jika
dibandingkan dengan yang sudah diolah, dan bahan galian perlu diolah agar dapat
17
mengurangi volume dan ongkos angkut, meningkatkan nilai tambah bahan galian
dan untuk mereduksi senyawa-senyawa kimia yang tidak dikehendaki pabrik
peleburan.
Cara pengolahan bahan galian secara garis besar dapat dibagi atas
pengolahan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan pengolahan secara
fisika dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan bahan galian secara fisika
ialah pengolahan bahan galian dengan cara memberikan perlakuan fisika seperti
peremukan, penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran dengan suhu
rendah. Contoh yang tergolong penggolongan ini seperti pencucian batu bara.
Yang kedua penggolongan secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, yaitu
penggolongan dengan cara fisika dan kimia tanpa adanya proses konsentrasi dan
ekstraksi metal. Contohnya, penggolongan batu bara skala rendah menggunakan
reagen kimia. Ketiga penggolongan bahan galian secara fisika dan kimia dengan
ekstraksi metal, yaitu penggolongan logam mulia dan logam dasar.
2.2.8 Pemasaran
Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke tempat
konsumen. Antara perusahaan pertambangan dan konsumen terjalin ikatan jual
beli kontrak jangka panjang, dan splot ataupun penjualan sesaat. Pasar kontrak
jangka panjang yaitu pasar yang penjualan produknya dengan kontrak jangka
panjang misalnya lebih dari satu tahun. Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan
sesaat atau dua kali pengiriman atau orde saja.
2.2.9 Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan
yang elah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya.
Reklamasi ini dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu
kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut. Reklamasi perlu
dilakukan karena penambangan dapat mengubah lingkungan fisik , kimia dan
biologi seperti bentuk lahan dan kondisi tanah, kualitas dan aliran air, debu,
getaran, pola vegetasi dan habitat fauna, dan sebagainya. Perubahan-perubahan ini
harus dikelola untuk menghindari dampak lingkungan yang merupakan seperti
18
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Namun demikian, karena dalam rentang waktu sejak tahun 2008 hingga saat ini
PT. Makmur Lestari Primatama tidak melakukan kegiatan, dan telah mengalami
perubahan batas dan luas WIUP yang telah diiliki PT. Makmur Lestari Primatama
dari 637,1 Ha menjadi 407 Ha, maka dipandang perlu untuk menyusun ulang
(revisi) dokumen analisa mengenai dampak lingkungan.
Selain studi AMDAL, studi lain yang telah dilakukan PT. Makmur Lestari
Primatama adalah studi kelayakan yang menilai kelayakan teknis dan ekonomi
terkait dengan rencana pertambangan bijih nikel di kecamatan Langgikima.
3.2.2 Misi
1. Mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan keberlanjutan,
keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan.
20
Pemilik Pekerjaan
PT.MAKMURLESTARI
PRIMATAMA (MLP)
Kerja praktek ini dimulai selama enam (6) minggu dimulai dari 9 Februai -
22 Maret 2019 di PT Makmur Lestari Primatama (MLP). PT.MLP terletak pada
wilayah Kabupaten Konawe Utara yaitu termasuk dalam Desa Lameruru dan Desa
Molore Kecamatan Langgikima. Lokasi ini berada pada wilayah bagian utara
Provinsi Sulawesi Tenggara, ± 183 km di sebelah barat laut kota Kendari,
Ibukota provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk sampai pada lokasi PT. Makmur
Lestari Primatama dari kota kendari membutuhkan durasi waktu selama 4-5 jam
baik menggunakan roda dua maupun roda empat.
22
BAB IV
METODE DAN HASIL
4.1.1 StudiLiteratur
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan literatur-
literatur terkait dengan proses kegiatan pertambangan. Literatur-literatur tersebut
dapat berupa buku-buku yang menyangkut judul kerja praktek, jurnal- jurnal,
laporan kerja praktek yang membahas masalah yang sama, wawancara dan
sumber lainnya.
situasi di lokasi penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
pihak perusahaan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh penulis dari
studi literatur PT.MLP, untuk mendukung data-data kerja praktek berupa peta
IUP, peta kesampaian daerah, sejarah dan profil perusahaan, dan struktur
organisasi perusahaan. Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilanjutkan
dengan pembuatan laporan kerja praktek di PT. MLP.
b. Kerangka berpikir
Adapun kerangka berpikir yang dapat mempermudah dalam
proses kerja praktek kali ini dapat digambarkan pada gambar berikut ini:
Mulai
Pengumpulan data
Pembuatan laporan
24
4.2 Hasil
4.2.1 Area Penambangan
PT. Makmur Lestari Primatama (MLP) terletak pada wilayah, Kabupaten
Konawe Utara yaitu termasuk dalam Desa Lameruru dan Desa Molore Kecamatan
Langgikima yang memiliki luas wilayah IUP 407 Ha. PT Makmur Lestari
Primatama menambang dengan COG Ni>1,4. Berdasarkan luas penyebaran ore
nya, PT MLP membagi menjadi 4 blok yang diantaranya blok Bintaro, blok
south Grogol, blok north Grogol dan blok Sawit. Sekuen awal penambangan
fokus pada blok Bintaro.
saat hujan tiba air tidak tergenang dipermukaan jalan, hal ini didukung juga
dengan super elevasi jalan dengan kemiringan 5 %, sedangkan tanggul dibangun
dimensi ½ dari tinggi roda alat angkut yang ada. Tanngul ini berfungsi sebagai
pengaman ketika suatu kendaraan tergelincir maka akan tertahan ditanggul
tersebut.
PT. Makmur Lestari Primata mengunakan alat gali muat sebanyak 2 unit
untuk PC 300 dan 48 unit untuk PC 200. Dari unit tersebut akan ditempatkan
dibeberapa lokasi kerja yang ada dipenambangan. Untuk pembagian lokasi
kerjanya yaitu pada bagian produksi ada 2 unit excavator PC 300 dan 15 unit
excavator PC 200 yang melakukan penggalian dan pemuatan material dan ada 11
unit PC 200 yang melakukan estafet matrial ke excavator yang lain, pada bagian
bargin ada 11 yunit PC 200, pada bagian lokasi quarry crusser yang digunakan
pada pemuatan material quarry ada 3 yunit PC 200, sedangkan 9 yuni PC 200
yang stand bye dilokasi penambangan yang siap membantu aktifitas pendukung
kegiatan pertambangan.
b. Alat Angkut
Alat angkut merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut bahan galian
dari lokasi front penambangan ke stock pile. Salah satu alat angkut yang
digunakan pada penambangan adalah Dump truck (DT) Hino 500 yang memiliki
kapasitas vessel 23 ton, dan Quester 28 yang memiliki kapasitas vessel 23 ton.
Pada aktivitas penambangan sebisa mungkin dump truck Hino 500 dan Quester
280 yang digunakan sesuai dengan macam dan medan kerja seperti alat gali di
lokasi front tambang. Bentuk bak dump truck Hino 500 dan Quester 280
33
c. Alat Bantu/Penunjang
Alat bantu atau alat penunjang ini sangat penting dalam mendukung
kelancaran kegiatan aktifitas pertambangan baik itu dalam proses pengangkutan
Over Burden maupun dalam pengangkutan Ore. Beberapa alat yang digunakan
dalam membantu kegiatan pertambangan dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 4.4 Alat penunjang dan manfaat kegiatan penambangan
Kegunaan
No Gambar dan Nama Alat
4.2.5 Survey
PT.Makmur Lestari Primatama menggunakan pihak survey dalam
kegiatanya pertambanganya untuk menunjang aktifitas pertambangan dan
kelancaran produksi yang dilakukan tiap hari. Alat yang digunakan pihak survey
menggunakan total stasion merek Sokkia dalam kegiatanya. Kegiatan tersebut
berupa update topografi, pasang batas, pasang titik bor, kontrol geotek dan update
stocpile, dalam beberapa kegiatan tersebut mahasiswa kerja praktek hanya bisa
mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihak survey pada bagian update
topografi yang menggunakan total stasion Sokkia.
NO X Y Z KET STRING
1 9636469,856 419154,578 91,868 CRESS 1
2 9636493,439 419145,882 92,525 TOE 2
3 9636495,501 419137,968 91,347 TOE 2
4 9636492,752 419130,374 88,579 KRESS 1
5 9636496,158 419121,029 88,467 TOE 2
6 9636500,164 419114,978 88,727 KRESS 1
7 9636501,377 419107,427 87,410 TOE 2
8 9636499,601 419101,811 87,005 KRESS 1
besar hingga ke zona saprolit dan akan perlahan menurun pada zona batuan dasar
(bedrock). Profil laterit menunjukan perilaku unsur-unsur dari atas secara bertahap
berdasarkan kedalaman. Profil laterit ini menjelaskan karakteristik bijih dan
potensi pengayaan.
Pada lokasi IUP PT MLP menunjukan profil laterit yang normal dengan
elemen utama Ni dan Fe. Profil di bawah ini menunjukan grafik profil laterit.
Peningkatan yang unsur Ni seiring dengan bertambahnya kedalaman. Nilai Ni
terlihat mengalami pengayaan (enrichment) pada zona transisi dan puncaknya
pada zona saprolit, dan setelah itu akan mengalami penurunan pada zona batuan
dasar (bedrock).
.
TOP SOIL
OVER BURDEN
SAPROLIT
BEDROC
Diarea front penambang apabila tingkat keyakinan zona saprolit sudah mulai
rendah maka untuk memastikan secara pasti akan dilakukan pengambilan sampel
untuk dicek kada Ni. Pengambilanya dilakukan pada dinding-dinding bench
diarea front penambangan. menggunakan palu geologi. Sebelum melakukan
pengambilan sampel pada area bench terlebih dahulu dilakukan pembersihan
arean yang akan dilakukan pengambilan sampel, agar sampel tidak terkontaminasi
dengan material lain yang bukan berasal dari bench tersebut. Untuk
pengambilanya dilakukan dengan cara membuta garis tegak lurus pada bench
dengan panjang garis 2 m dan lebar 10 cm dengan jarak pengambilan antara satu
sampel dengan sampel yang lain yaitu 5 m. Banyak sampel yang diambil pada
area tersebut sebanyak ±3 kg setelah itu sampel dimasukan kedalan kantung
sampel dan diberi label/kode pengambilan yang sama baik itu yang ada pada
bench maupun dalam kantung sampel
2. Trenching sampel
Trenching sampel dilakukan pada area front penambangan dimana apabila
sudah memasuki zona saprolit atau zona-zona yang sudah terindikasi mengandung
nikel dengan kadar diatas COG (Cat of grade) maka akan langsung dilakukan
pengambilan sampel. Sebelum melakukan pengambilan sampel terlebih dahulu
dibuatkan parit dengan kedalaman 2 m menggunakan bucket excavator dengan
39
panjang disesuaikan sampai sejauh mana akan dilakukan pengecekan kadar Ni.
Untuk cara pengambilan sampelnya hampir sama dengan jenis pengambilan face
sampel hanya saja untuk jenis pengambilan terenching sampel ini pengambilanya
dilakukan pada dinding samping kiri kanan dan lantainya, dengan jarak
pengambilan antara satu sampel dengan yang lainya yaitu 5 m.
Alat dan bahan yang digunakan dalann jenis pengambilan sampel jenis face
sampel dan trenching sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.6 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya
No Alat dan bahan Kegunaan
1 Kantung sampel digunakan untuk menyimpan
sampel,
Kantung sanpel
2 Palu geologi digunakan untuk mengambil sampel,
Palu geologi
3 Pita digunakan untuk tempat penulisan kode sampel
dan
Pita
4 Spidol digunakan untuk menulis kode sampel
40
Spidol
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel dump, sampal
house dan sampel tongkang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8 Alat dan bahan pengambilan sampel serta kegunaanya
No Alat dan bahan Kegunaan
1 Digunakan untuk mengangkat sampel.
Sekop 125D
2 Digunakan untuk mencangkul sampel.
Cangkul
3 Karung di gunakan untuk tempat
menyimpan sampel.
Karung
A B C D E
F G H I j
I J M N O
44
p Q R S T
U V
Gambar 4.18 Alat dan bahan preparasi sampel
Keterangan:
a) Sekop mixing berfungsi untuk mengaduk atau mencampur sampel agar
trcampur rata.
b) Screning ukuran 1 x 1 cm berfungsi untuk mengayak sampel.
c) Ember berfungsi untuk tempat penyimpanan sampel setelah dimatrix
dengan ukuran 4 × 5.
d) Arko berfunsi untuk mebuang sisa sampel yang tidak diperlukan lagi.
e) Skop sampel berfunsi untuk mengambil sampel setalah dimatrix.
f) Kantung sampel berfungsi untuk tempat penyimpanan sampel yang akan
diuji kadar emsihnya.
g) Mistar matriks berfungsi untuk membagi sampel dalam jumlah banyak
menjadi beberapa bagian atau sel.
h) Papan cetak berfungsi untu mencetak sampel.
i) Palu berfungsi untuk menghancurkan sampel yang keras atau batu yang
berukuran kecil.
j) Talang berfunsi untuk tempat penyimpanan sampel yang akan
dikeringkan di oven.
k) Oven, berfungsi untung memanaskan sampel.
l) Mistar cetak berfungsi mencetak sampel.
m) Jaw Cruser berfungsi untuk menghancurkan sampel atau batuan yang
berukuran besar.
n) Pulvu Riser berfungsi untuk menyimpan Discmil.
o) Disc mil berfungsi untuk menghaluskan sampel dengan ukuran 200 mes.
p) Cobek berfunsi untuk menghalusakan sampel.
45
4.2.6.3 Laboratorium
Semua sampel yang diolah dipreparasi sampel belum diketahui kadar Ni
pasti yang terkandung didalam nikel sebelum dibawah dan diolah kedalam
laboratorium. Laboratorium merupakaan tahap akhir dalam pengolahan sampel
untuk mengetahui kadar Ni baik dari Pit, Eto (Eksportable transport Ore), Evo
(Eksportable Vainal Ore) maupun dari sampel produksi. Didalam laboratorium
bukan hanya kadar Ni yang dianalisi untuk diketahui, melainkan juga kadar dari
CO, Fe, SiO2, CaO, MgO, Al2O3 juga dapat diketahui. Setelah diketahui kadar Ni
yang terkandung dal saprolit apabila masuk dalam COG (Cat Of Grade) dan akan
dibagi sesuai dengan kadar Ni yang terkandung didalamnya. Ada 3 pembagian
grade / kadar saprolit yang dilakukan oleh PT. Makmur Lestrasi Primatama yaityu
Low Grade saprolit Ore ( LGSO ) : Ni ≤ 1,8 %, Medium Grade saprolit Ore
(MGSO ) : Ni ≥ 1,8 – 1,9 % dan High Grade saprolit Ore ( HGSO ) : Ni 2,0 %
UP.
Botol cup
2 untuk menyendok sampel yang nantinya akan diisi
kedalam botol cup
Sendok
3 untuk mempres sampel
Alat pres
4 untuk menganalisis kadar sampel
48
X-Ray Epsilon3
5 untuk menyimpan data yang berasal dari Alat X
Ray Epsilon3.
Computer
4.2.7 Safety
PT.Makmur Lestari Primatama telah menyediakan APD (alat pelindung diri)
bagi karyawan dan beberapa kegiatan yang alin untuk mencegah terjadinya
kecelakan kerja yang mengakibatkan terjadinya potensi bahaya, kecelakaan ringan
maupun kecelakan berat (fatality) di area diwilayah IUP PT. Makmur Lestari
Primatama.
Adapun kelengkapan APD (alat pelindung diri) yang yang disediakan
PT.Makmur Lestari Primatama adalahdapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.11Alat pelindung diri
No APD (alat pelindung diri) Kegunaan
1 Berfunsi untuk melindung diri dari potensi
tabrakan atau kecelakaan akibat berada
ditempat gelap atau pada saat malam.
Rompi
2 Berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan benda-benda keras dari luar.
Helem
3 Berfunsi untuk melindungi kaki dari
linadasan alat berat yang beroperasi
No Kegiatan kegunan
1 Yaitu memberikan arahan bagi
karyawan mengenai kondisi tidak
aman dan tindakan tidak aman yang
menyebapakan kecelakaan kerja yang
Pembacaan safety rimender
dilakukan pada awal kerja.
2 Memantau kondisi- kondisi tidak
aman diarea penambangan maupun
tindakan tidak aman yang yang
dilakukan karyawan perusahaan
Mobil patroli
3 Pemasangan rambu-rambu jalan, alat
ini berfunsi sebagai petunjuk bagi
pengguna kendaraa.
Rambu jalan
4 Pengecekan unit kendaraan, kegiatan
ini dilakukan sebelum unit itu
beroperasi pada area penambangan
b. Pemasaran
Setelah dilakukan pengisian Ore kedalam tongkan hingga penuh, aka
dibawah ketempat pemasaran dengan cara ditarik menggunakan Takbut menuju
tempat pemasaran. PT. Makmur Lestari Primatama mempunyai tempat pemasaran
Ore untuk dilakukan produksi yaitu PT.IMIP dan PT.Virtu Dragon Nikel
Indonesian.
pembibitan. Bibit tanaman sebelum dibawah diarea reklamasi yaitu bibit tanaman
yang sudah berumur 3 - 6 bulan, pada umur tanaman tersebut sudah siap dibawah
diarea reklamasi. Untuk jarak tanam bibit tanaman yang dilakukan antara satu
tanaman dengan yang lain yaitu 5 m. Tanaman ini sendiri perlu dilakukan
perawatan khusun agar tanaman tetap subur.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil kerja praktek ini yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Makmur Lestari Primatam
adalah dengan sistem tambang terbuka (Open Pit Mining). Dengan tahapan
kegiatan penambangan mulai dari pembersihan lahan, pengupasan tanah
pucuk, pengupasan over burden, pengambilan saprolit dengan cara
pengambilan menggunakan metode selektif maining dengan kadar Ni>1.4 %
hingga proses barging.
2. Untuk menunjang segala aktifitas kegiatan penambangan demi kelancaran
suatu operasi penambangan dan tercapainya produksi PT.Makmur Lesatri
Primatama telah menyediakan beberapa peralatan mekanis diantaranya
bulldozer untuk meratakan jalan, compactor untuk memadatkan jalan, water
teng untuk menyiram debu yang ada dijalanan, beraker untuk
menghancurkan batu guna keperluan perbaikan jalan, mobil pengisi bahan
bakar untuk mengisi bahan bakar alat galimuat dan alat angkut, dan tower
land untuk penerangan jalan ketika beraktifitas pada malam hari.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan dalam kegiatan kerja praktek ini agar
perusahaan PT. Makmur Lesatri Primatama lebih memperhatikan K3 ketika
bekerja pada malam hari/shif Malam khususnya bagi pengawas lapangan yang
kerjanya mengatur posisi alat berat agar dilengkapi dengan lampu kode (Red
Tech) untuk menghindari kecelakaan yang disebapkan oleh alat berat baik itu alat
galimuat maupun alat angkut akibat minimnya pencahayaan.
56
DAFTAR PUSTAKA