SKRIPSI
Oleh :
BULEX HOWAY
NIM. 0090640237
SKRIPSI
Oleh :
BULEX HOWAY
NIM. 0090640237
2
3
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
BULEX HOWAY
NIM. 0090640237
Disetujui oleh :
Pembimbing 1
Tanggal : Juni 2016
Pembimbing 2
Tanggal : Juni 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
BULEX HOWAY
NIM. 0090640237
Telah diujikan dalam ujian sidang Skripsi pada tanggal Juni 2016 dan
dinyatakan lulus dari Program Studi S1 Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih
Dewan Penguji :
Bulex Howay
6
Oleh :
BULEX HOWAY
NIM. 0090640237
ABSTRAK
LEMBAR PERUNTUKAN
Amsal 12:9
Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada
berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
atas pertolongan serta pengasihannya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Perhitungan Sumberdaya Batugamping menggunakan Metode Cross
Section pada daerah Denzipur Waena Kota Jayapura” dengan baik.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Teknik
Pertambangan, dan memperoleh gelar Sarjana Teknik Dari Universitas.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Onesimus Sahuleka, SH. M.Hum sebagai Rektor Universitas
Cenderawasih.
2. Apolo Safanpo, ST. MT sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas
Cenderawasih.
3. Frans Tambing, ST. MT sebagai Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Cenderawasih.
4. Bevie Marcho Nahumury, ST. MT sebagai Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan dan juga sebagai Dosen Pembimbing II.
5. Marcelino N. Yonas, M.Eng sebagai Dosen Pembimbing I.
6. Semua dosen Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
7. Keluarga tercinta yang memberi kasih sayang dan motivasi.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan atas
segala kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Semoga Tuhan Yesus yang Maha Esa memberi kasih dan pengharapan
kepada kita sekalian. Amin.
Penulis
10
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................vi
LEMBAR PERUNTUKAN..................................................................................viii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Permasalahan.............................................................................................2
1.3.1 Tujuan................................................................................................2
1.3.2 Manfaat..............................................................................................2
1.4.1 Lokasi.................................................................................................3
1.4.2 Topografi............................................................................................3
1.4.3 Morfologi...........................................................................................4
1.4.4 Geologi...............................................................................................4
11
2.1 Batugamping.............................................................................................5
3.2.1 Alat...................................................................................................17
3.2.2 Bahan...............................................................................................17
3.3.1 Tahapan............................................................................................17
4.1 Hasil.........................................................................................................20
4.2 Pembahasan.............................................................................................30
BAB V PENUTUP.................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..............................................................................................31
12
5.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32
13
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
1 PENDAHULUAN
Papua merupakan pulau yang kaya akan sumber daya alam mineral dan
batuan salah satunya batugamping atau sering disebut oleh masyarakan batu
kapur. Batugamping sering dipakai sebagai penstabilan jalan raya, bahan baku
semen dan juga sebagai bahan baku pembuatan batko (batu tela) yang digunakan
untuk membuat dinding bangunan.
Keterdapatan batuan tersebut pada Kota Jayapura sering dijumpai di
Jayapura bagian barat salah satunya di daerah Densipur Waena. Jenis batuan ini
sering dipakai untuk keperluan pembuatan infrastruktur jalan dan bahan bangunan
lainnya. Karna manfaatnya yang penting untuk keperluann pembangunan maka
jenis batuan ini dapat dikatakan ekonomis, maka diperlukan suatu kajian atau
perhitungan mengenai jumlah cadangan batugamping yang terdapat pada daerah
Densipur Waena.
Perhitungan cadangan berperan penting dalam menentukan jumlah dan
kemudahan dalam eksplorasi secara komersial dari suatu endapan. Sebab hasil
dari perhitungan cadangan nantinya akan sangat bermanfaat untuk memberikan
informasi kepada Pemerintah atau pengusaha yang ingin mengelolalanya, selain
itu juga dapat digunakan dalam menentukan sasaran produksi, cara penambangan
yang akan dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam melaksanakan usaha penambangannya.
15
1.2 Permasalahan
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian pada daerah Densipur Waena Kota Jayapura ini
adalah untuk mengetahui jumlah cadangan endapan batugamping.
1.3.2 Manfaat
1.4.1 Lokasi
Secara administratif daerah buper berada dalam wilayah Distrik Heram Kota
Jayapura Propinsi Papua. Kesampaian daerah yaitu dari Kota Jayapura (Abepura)
ke lokasi penelitian Densipur Waena dapat ditempuh melalui jalan darat dengan
menggunakan kendaraan beroda dua atau beroda empat dengan jarak tempuh ± 7
km dan waktu yang dibutuhkan adalah ± 25 menit. Berikut peta kesampaian
daerah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1.4.3 Morfologi
1.4.4 Geologi
Lokasi Penelitian
BAB II
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batugamping
Batu Gamping dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik
secara mekanik atau secara kimia sebagian batu gamping dialam terjadi secara
organik. Jenis ini berasal dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan
siput. Untuk batu kapur yang terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak
jauh beda dengan batu gamping secara organik yang membedakannya adalah
terjadinya perombakan dari bahan batu gamping tersebut kemudian terbawa oleh
arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang
terjadi secara kimia jenis batu gamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan
suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar.
Selain hal di atas, maka air mineral dapat pula mengendapkan batu
gamping, (disebut endapan sinter kapur). Jenis batu gamping ini terjadi karena
Peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batu gamping di bawah
permukaan, yang kemudian di endapkan kembali di permukaan bumi.
Magnesium, lempung, dan pasir merupakanunsur pengotor yang mengendap
bersama-sama pada proses pengendapan. Keberadaan pengontor batu gamping
memberikan klasifikasi jenis batu gamping. Apabila pengotornya magnesium,
maka batu kapur tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan.
Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu gamping tersebut di
klasifikasikan sebagai batu kapur lempungan, dan batu kapur pasiran apabila
pengotornya pasir. Presentase unsur-unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap
warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-
abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya di
20
Batu Gamping dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak
digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit
(CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur kristalnya, merupakan mineral metas
table karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat
fisika mineral-mineral karbonat hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah
untuk mengidentifikasinya.
21
Potensi batu gamping di indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata
di seluruh kepulauan indonesia. Data yang pasti tentang jumlah seluruh cadangan
batu gamping belum ada, namun secara umum potensi batu gamping indonesia
sampai saat ini di ketahui berjumlah sekitar 28,678 miliyar ton (Tushadi
madiadipoera, direktorat sumberdaya mineral 1990) dengan pencirian kurang
lebih 61,376 juta ton merupakan cadangan terunjuk (Probable), termasuk di
dalamnya cadangan dengan klasifikasi spekulatif dan hipotetik.
Sebagian besar cadangan batu gamping indonesia terdapat di Sumatera
Barat dengan jumlah cadangan di perkirakan sekitar 23,23 milyar ton,atau hampir
81,02 persen dari cadangan seluruhnya.
Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat digunakan rumus mean area dan kerucut
terpancung, tetapi jika perbedaannya cukup besar maka digunakan rumus obelisk.
S
¿
2
¿ 1+ S¿ (2.2)
¿
¿
V =L ¿
Dimana :
S1, S2 = Luas penampang endapan (cm2 atau m2)
28
S 1 +S 2+ √ S 1 S2
L (2.3)
V= ¿
3
Dimana :
S1, S2 = Luas penampang endapan (cm2 atau m2)
L = Jarak antar penampang (cm atau m)
V = Volume cadangan (cm3 atau m3)
3. Rumus Obelisk
L
V = (S 1+ 4 M +S 2) (2.4)
6
29
Dimana :
S1, S2 = Luas penampang endapan (cm2 atau m2)
L = Jarak antar penampang (cm atau m)
M = Luas penampang tengah (cm2 atau m2)
V = Volume cadangan (cm3 atau m3)
(S 1 +4 M + S2 )
V =L (2.6)
6
30
Dimana :
S1, S2 = Luas penampang endapan (cm2 atau m2)
L = Jarak antar penampang (cm atau m)
V = Volume cadangan (cm3 atau m3)
M = Luas penampang tengah (cm2 atau m2)
BAB III
3 METODOLOGI
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
1. Kertas A4
2. Plastik Sampel
3.3 Tahapan Metode dan Teknik Penelitian
3.3.1 Tahapan
1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan mencari, mengumpulkan pustaka dan studi
literatur. Studi litelatur ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka
yang menunjang perhitungan cadangan, buku, jurnal, membuat proposal
kemudian di konsultasi dan ujian proposal.
2. Pengambilan Data
31
a. Data Primer
Merupakan data yang diambil dan diolah sendiri oleh peneliti. Seperti
Koordinat UTM, Survey geologi dan endapan bahan galian
b. Data Sekunder
Peta geology regional.
3. Pengolahan Data
Data koordinat yang diperoleh dijadikan peta topografi kemudian
dilanjutkan dengan menbuat sayatan pada peta tersebut sehingga membentuk
penampang di lanjutkan dengan menghitung luas dan volume.
4. Hasil
Hasil pengolahan data merupakan jumlah cadangan batugamping yang
terdapat pada daerah Denzipur Waena Kota Jayapura.
5. Penyusunan Laporan
Laporan Tugas Akhir ini dibagi dalam beberapa bagian sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan, permasalahan dan
keadaan daerah penelitian.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori mengenai Batugamping, Sumberdaya dan
Cadangan menurut SNI dan Metode perhitungan cadangan.
c. BAB III METODOLOGI
Bab ini mengurai metode, cara, tahapan yang dipakai untuk menjawab
permasalahan dan sampai pada penyusunan skripsi.
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil yang diperoleh dari setiap tahap penelitian.
Pembahasan dilakukan terhadap hasil yang diperoleh.
e. BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang
dilakukan yang diharapkan dapat menjawab permasalahan dari penelitian
ini.
32
33
PERSIAPAN
Studi Literatur, Pembuatan
Proposal dan Bimbingan
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
HASIL
Jumlah Sumberdaya
batugamping
BAB IV
34
4.1 Hasil
N
o East North Elevasi (m dpl)
26 460191 9712718 227
27 460185 9712709 224
28 460177 9712706 228
29 460161 9712711 237
30 460156 9712714 238
31 460148 9712710 237
32 460135 9712709 253
33 460122 9712708 250
34 460118 9712705 254
35 460121 9712701 253
36 460125 9712691 250
37 460117 9712691 240
38 460105 9712697 236
39 460123 9712677 236
40 460160 9712867 177
41 460014 9712772 177
42 460029 9712764 176
43 460052 9712599 176
44 460131 9712553 177
Setelah data diinput maka dibuatlah peta Topografi menggunakan Surfer 11.
Metode perhitungan yang digunakan adalah metode cross section atau sayatan.
Peta di sayat sehingga terbentuk profil atau penampag, lalu hasil sayatan di
pindahkan ke dalam milimter block untuk menghitung luasan dari tiap sayatan
atau penampang tersebut. Berdasarkan hasil sayatan diperoleh 15 penampang,
yaitu penampang A - A’ sampai penampang P - P’ dengan jarak antara penampang
yaitu 1,2 cm. Untuk mendaptkan hasil sesuai dengan keadaan lapangan maka
dalam perhitungannya setiap penampang di skalakan lebih dahulu berdasarkan
skala pada peta yang dibuat. Untuk memudahkan perhitungan luasan maka hasil
gambar dari tiap penampang dibuat dalam bentuk bangun datar yaitu segitiga dan
persegi panjang.
36
2494,06 m2 + 3460,64 m 2
= 2 x 11,4 m
= 33.941,76 m3
Luas Penampang B + Luas Penampang C
Volume Blok B – C = 2 x Jarak
3460,64m2 + 4273,11 m 2
= 2 x 11,4 m
= 44.082,36 m3
Luas Penampang C + Luas Penampang D
Volume Blok C – D = 2 x Jarak
4273,11 m2 + 4799,95 m 2
= 2 x 11,4m
= 51.716,43 m3
Luas Penampang D + Luas Penampang E
Volume Blok D – E = 2 x Jarak
4799,95 m 2+ 5317,53 m 2
= 2 x 11,4 m
= 57.669,61 m3
Luas Penampang E + Luas Penampang F
Volume Blok E – F = 2 x Jarak
5317,53 m 2 + 6186,64 m 2
= 2 x 11,4 m
= 65.673,75 m3
Luas Penampang F + Luas Penampang G
Volume Blok F – G = 2 x Jarak
6186,64 m2 + 6908,86 m 2
= 2 x 11,4 m
42
= 74.644,35 m3
Luas Penampang G + Luas Penampang H
Volume Blok G – H = 2 x Jarak
6908,86 m2 + 6806,20 m 2
= 2 x 11,4 m
= 78.175,88 m3
Luas Penampang H + Luas Penampang I
Volume Blok H – I = 2 x Jarak
6806,20 m2 + 1754,94 m 2
= 2 x 11,4 m
= 48.798,49 m3
Luas Penampang I + Luas Penampang J
Volume Blok I – J = 2 x Jarak
1754,94 m2 + 7183,45 m2
= 2 x 11,4 m
= 50.948,79 m3
Luas Penampang J + Luas Penampang K
Volume Blok J – K = 2 x Jarak
7183,45 m2 + 1124,04 m 2
= 2 x 11,4 m
= 47.352,69 m3
Luas Penampang K + Luas Penampang L
Volume Blok K – L = 2 x Jarak
1124,04 m 2+ 5490,36 m 2
= 2 x 11,4 m
= 37.702,07 m3
Luas Penampang L + Luas Penampang M
Volume Blok L – M = 2 x Jarak
43
5490,36 m2 + 5211,94m 2
= 2 x 11,4 m
= 61.003,09 m3
Luas Penampang M + Luas Penampang N
Volume Blok M – N = 2 x Jarak
5211,94 m 2+ 5028,96 m 2
= 2 x 11,4 m
= 58.373,09 m3
Luas Penampang N + Luas Penampang O
Volume Blok N – O = 2 x Jarak
5028,96 m2 + 4189,41 m 2
= 2 x 11,4 m
= 52.544,66 m3
Luas Penampang O + Luas Penampang P
Volume Blok O – P = 2 x Jarak
4189,41 m2 + 4876,66 m2
= 2 x 11,4 m
= 51.676,56 m3
Maka Total Volumenya adalah 814.203,60 m3, atau dapat disajikan dalam Tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Perhitungan Volume
Profil Volume (m3)
A-B 33,941.76
B-C 44,082.36
C-D 51,716.43
D-E 57,669.61
E-F 65,573.75
F-G 74,644.35
G-H 78,175.88
H-I 48,798.49
I-J 50,948.79
J-K 47,352.69
44
K-L 37,702.07
L-M 61,003.09
M-N 58,373.09
N-O 52,544.66
O-P 51,676.56
Total 814,203.60
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat sampaikan adalah perlu dilakukan studi lanjutan
untuk meningkatkan tingkat keyakinan dan klasifikasi endapan pada lokasi
penelitian di daerah DENZIPUR Kota Jayapura
DAFTAR PUSTAKA